SKRIPSI
Oleh :
Hendri Septian Ari Kurnia
NIM 15601244038
Oleh
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi pembelajaran pendidikan
jasmani adaptif di SMP inklusif se-Kabupaten Gunungkidul tahun ajaran
2019/2020.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Pendekatan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Subjek dalam penelitian ini
adalah guru PJOK di SMPN 4 Playen, SMPN 3 Patuk, SMP Persatuan Ponjong
dan SMP Ekakapti Karangmojo Gunungkidul. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini dengan teknik pengumpulan data menggunakan wawancara.
Hasil penelitian ini diperoleh untuk mengetahui strategi pembelajaran
pendidikan jasmani adaptif di smp inklusif se-kabupaten gunungkidul tahun
ajaran 2019/2020 meliputi teknik modifikasi pembelajaran, teknik modifikasi
lingkungan belajar dan teknik modifikasi aktivitas belajar. Strategi yang
digunakan guru dalam pembelajaran pendidikan jasmani adaptif di SMP Inklusif
se-Kabupaten Gunungkidul adalah problem solving, inquiry dan kooperatif.
ii
LEARNING STRATEGY THROUGH ADAPTIVE PHYSICAL
EDUCATION AT INCLUSIVE SCHOOLS OF JUNIOR
HIGH SCHOOL AT GUNUNGKIDUL REGENCY
ACADEMIC YEAR 2019/2020
By
ABSTRACT
iii
SURAT PERNYATAAN
NIM : 15601244038
pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan
orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata penulisan
Yang menyatakan
iv
MOTTO
1. Barang siapa keluar untuk mencari ilmu maka dia berada di jalan Allah
(HR.Turmudzi).
3. Jangan pernah menyerah sampai kamu tidak bisa berdiri lagi, berusahalah
selagi kamu mampu untuk mencapai sebuah keberhasilan karena tidak ada
vii
HALAMAN PERSEMBAHAN
kalian impikan didiriku, mesti belum sema itu kuraih inshaallah atas dukungan
dan doa restu semua mimpi itu akan terjawab di masa penuh kehangatan nanti.
Oleh karenanya secara khusus penulis persembahan untuk orang – orang yang
tersayang , diantaranya:
Kedua orangtua tercinta Bapak Suparja dan Ibu Tri Muryani yang telah
memenuhi segala keperluan dari kecil hingga dewasa, itu tidak lain hanya
untuk mencapai cita- cita yang indah. Terimakasih atas segala cinta dan kasih
sayang yang telah engkau berikan, serta doa – doa yang selalu mengiringi
langkahku.
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan karunia-
kesulitan dan kendala. Dengan segala upaya, skripsi ini dapat terwujud dengan
baik berkat uluran tangan dari berbagai pihak, teristimewa pembimbing. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini disampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Bapak Yuyun Ari Wibowo M.Or selaku dosen pembimbing yang telah
skripsi ini.
2. Bapak Dr. Jaka Sunardi, M.Kes,. AIFO selaku Ketua Jurusan, dan ketua
Kepala Sekolah SMP ekakapti, Junnah Marwati, S.Pd Kepala Sekolah SMP
ix
SMP 3 Patuk yang telah memberikan bantuan, memperlancar pengambilan
7. Semua pihak, secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat saya
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan
demi kelengkapan skripsi ini. Penulis berharap semoga hasil penelitian ini dapat
bermanfaat bagi yang membutuhkan khususnya dan bagi semua pihak pada
umumnya.
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
MOTTO ........................................................................................................ v
PERSEMBAHAN ........................................................................................ vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ....................................................................... 4
C. Batasan Masalah ............................................................................. 5
D. Rumusan Masalah .......................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian ............................................................................ 5
F. Manfaat Penelitian .......................................................................... 6
xi
E. Teknik Analisis Data ............................................................. 44
LAMPIRAN .................................................................................................. 76
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
khusus yang harus kita ajari dengan strategi pembelajaran yang khusus. Menurut
karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu
menunjukan pada ketidak mampuan mental, emosi atau fisik. Karakteristik yang
perilaku, anak berbakat dan anak dengan gangguan kesehatan. Istilah lain bagi
anak berkebutuhan khusus adalah anak luar biasa dan anak cacat. Akibat
kesempatan yang sama dengan anak lainnya yakni anak yang normal secara fisik
bagi mereka yang berkebutuhan khusus, yaitu Sekolah Luar Biasa (SLB).
1
orang umum dengan mengadakan pendidikan inklusif. Pendidikan inklusif
yang sesuai bagi sekolah yang terdapat peserta didik ABK, (anak yang
hambatan dan kebutuhan yang mereka miliki. Oleh karena itu, pembelajaran
strategi pembelajaran agar semua kebutuhan anak akan gerak dapat terpenuhi
2
Kenyataannya tidak semua ABK mendapatkan layanan pendidikan
jasmani sesuai dengan kebutuhan atau hambatan yang dimilikinya, karena tidak
semua guru pendidikan jasmani memahami dan mengetahui layanan yang harus
terhadap guru pendidikan jasmani di sekolah inklusif diketahui ada diantara guru
(2009: 3) Pendidikan jasmani memberi kesempatan siswa untuk aktif dan dalam
jangka panjang hal ini dapat menjadi strategi untuk mengurangi angka obesitas
hanya disajikan bagi siswa normal saja, tetapi juga disajikan bagi siswa
mental, fisik, emosi, atau tingkah laku yang membutuhkan modifikasi dan
pelayanan khusus agar dapat berkembang secara maksimal semua potensi yang
3
Mengingat pentingnya peran dan tugas guru pendidikan jasmani dalam
B. Identifikasi Masalah
kepada ABK.
4. Penolakan keberadaan ABK dan belajar bersama dengan ABK oleh peserta
didik.
4
C. Batasan Masalah
sekolah inklusif yang masih sering kurang dengan kondisi nyata disekolahan
mengingat pentingnya peran dan tugas guru penjas yang mencakup segala
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
5
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
b. Bagi Sekolah
c. Bagi Guru
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Strategi Pembelajaran
a. Pengertian
atau siasat dalam berperang, seperti dalam angkatan darat atau angkatan laut.
Secara umum, strategi merupakan suatu teknik yang digunakan untuk mencapai
suatu tujuan.
Menurut Gerlach dan Ely dalam buku Hamdani (2013: 35), strategi adalah
cara yang dipilih untuk menyampaikan materi pelajaran dalam lingkungan
pengajaran tertentu, yang meliputi sikap, lingkup, dan urutan kegiatan yang
dapat memberikan pengalaman belajar kepada peserta didik. Abdul Majid
mengatakan bahwa strategi adalah suatu pola yang direncanakan secara
sengaja untuk melakukan kegiatan atau tindakan. Mencakup tujuan
kegiatan, siapa yang terlibat dalam kegiatan, isi kegiatan, proses kegiatan,
dan sarana penunjang.
besarhaluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran atau tujuan yang
7
diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru dan peserta didik dalam
sebagai pola kegiatan pembelajaran yang dipilih dan digunakan guru secara
indikator atau pencapaian pembelajarannya, bisa dicapai dengan baik tanpa ada
strategi merupakan suatu perencanaan yang dibuat oleh guru secara sengaja
pembelajaran tersebut menjadi nyaman, efektif dan efesien serta peserta didik
8
Beberapa pengertian terkait pembelajaran di atas, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran merupakan kegiatan ataupun upaya yang dilakukan guru dan murid
yang didalamnya terjadi sebuah interaksi yang menggunakan suatu materi, cara,
media, dan lainnya untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran ataupun indikator
merupakan suatu perencanaan yang didesain oleh guru sedemikian rupa untuk
yang terkonsep pembelajaran akan berhasil dan efektif hingga apa tujuan yang
Menurut Sanjaya (2007: 177 – 286), ada beberapa macam strategi pembelajaran
yang harus dilakukan oleh seorang guru, berikut ini jenis jenis strategi
pembelajaran :
menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru
kepada sekelompok peserta didik dengan maksud agar peserta didik dapat
berorientasi kepada guru. Hal ini dikarenakan guru memegang peranan yang
sangat penting atau dominan dalam strategi ini. Dalam sistem ini guru menyajikan
dalam bentuk yang telah dipersiapkan secara rapi, sistematik dan lengkap
9
sehingga anak didik tinggal menyimak dan mencernanya saja secara tertib dan
teratur.
pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir secara kritis dan analitis
untuk mencari dan menemukan sendiri jawabannya dari suatu masalah yang
ditanyakan. Proses berpikir ini biasa dilakukan melalui tanya jawab antara guru
pendekatan yang berorientasi pada peserta didik. SPI merupakan strategi yang
dihadapi secara ilmiah. Dilihat dari aspek psikologi belajar SPBM bersandarkan
kepada psikologi kognitif yang berangkat dari asumsi bahwa belajar adalah proses
perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman. Pada dasarnya, belajar bukan
hanya merupakan proses menghafal sejumlah ilmu dan fakta, tetapi suatu proses
interaksi secara sadar antara individu dengan lingkungannya. Melalui proses ini
sedikit demi sedikit peserta didik akan berkembang secara utuh. Dilihat dari aspek
filosofis tentang fungsi sekolah sebagai arena atau wadah untuk mempersiapkan
10
anak didik agar dapat hidup di mayarakat, maka SPBM merupakan strategi yang
Hal ini disebabkan pada kenyataan setiap manusia agar selalu dihadapkan
kepada masalah, baik masalah yang sederhana sampai masalah yang kompleks.
didik. Dalam pembelajaran ini materi pelajaran tidak disajikan begitu saja kepada
peserta didik, akan tetapi peserta didik dibimbing untuk proses menemukan
sendiri konsep yang harus dikuasai melalui proses dialogis yang terus menerus
peserta didik melalui telaahan fakta-fakta atau pengalaman anak sebagai bahan
11
tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Strategi pembelajaran kooperatif
kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang
kemampuan akademik, jenis kelamin, ras atau suku yang berbeda (heterogen).
yang dipersyaratkan.
(CTL) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi
pembelajaran dengan situasi dunia nyata peserta didik, dan mendorong peserta
yang sulit diukur karena menyangkut kesadaran seseorang yang tumbuh dari
dalam diri peserta didik. Dalam batas tertentu, afeksi dapat muncul dalam
kejadian behavioral.
12
faktor yang dipertimbangkan dalam menentukan jenis dan materi pembelajaran
Penjas bagi peserta didik, yaitu: mempelajari rekomendasi dan diagnosis dokter
berdasarkan hasil tes pendidikan jasmani serta olahraga apa yang disenangi
berkebuthan khusus.
tugasnya dengan adanya strategi yang baik sesuai dengan tujuan pembelajaran
akan berdampak baik untuk guru dan peserta didiknya. Seorang guru akan
kesesuaian kompetensi peajaran penjas dan peserta didik akan memperoleh hasil
dari pembelajaran yang diberikan guru dengan nyaman, senang, dan bangga.
jasmani adaptif menurut Beltasar Trigan (2002 : 45), adalah sebagai berikut :
13
1. Penggunaan Bahasa
dengan lingkungan sosial. Pada semua mata pelajaran, bahsa menjadi alat
gangguan pada kemampuan bahasa yang lemah, pada bagian ini anak
dipahami oleh peserta didik. Tidak hanya dalam bentuk ungkapan verbal,
selain penggunaan konsep yang konkret penggunaan kata atau istilah harus
konsisten.
atau langkah suatu tugas yang diinstruksikan dalam satu kali. Langkah –
langkah dalam melakukan salah satu tugas harus diberikan secara tunggal.
Pada ABK dikenal dengan istilah Analysis atau analisis tugas. Pada
sederhana.
14
4. Ketersediaan waktu belajar
jasmani adaptif.
secara verbal
(2) peserta didik diminta menguraikan kembali secara verbal tentang tugas
(3) Berikan koreksi dan tunjukan penampilan yang kurang tepat serta
berikutnya.
15
Anak penyandang disabilitas memerlukan pendekatan khusus, memandu
mereka dengan baik, maka perlu pendekatan yang terpaadu dalam memberikan
fungsi.
16
tunagrahita lapangan dibuat lebih kecil dari ukuran sebenarnya atau dengan
cara antara lain: pemberian instruksi yang lancar, pengelolaan kelas yang
semangat dan partisipasi aktif dari peserta didik dalam proses belajar
kepada peserta didik secara adil untuk berpartisipasi seara aktif dalam
partisipasi dalam alokasi waktu yang terbatas. Supaya waktu yag singkat
17
menggunakan alat yang lebih pendek atau panjang sesuat kebutuhan anak,
menggunakan benda yang diberi pegas atau benda yang tidak bergerak atau
pendekatan multi sensori. Semua itu digunakan sesuai dengan kebutuhan peserta
itu dilakukan agar peserta didik dapat mengikuti pembelajaran penjas dengan
18
3. Pendidikan Jasmani Adaptif
Menurut Winnick dalam Sri Widati dan Murtadlo (2007: 3), Pendidikan
19
air, menari, permainan olahraga baik individu maupun beregu yang didesain
a. Pendidikan Jasmani
Pendidikan merupakan hal yang penting bagi semua orang. Semua orang
merupakan kegiatan yang dilakukan oleh guru dan siswa secara bersama- sama
diberikan oleh guru jasmani harus mempunyai nilai yang baik untuk anak didik
di sekolahan. Guru sebagai fasilitator yang membantu peserta didik untuk belajar
2010: 2). Menurut Suryobroto, (2015:1) Tujuan pendidikan antara lain adalah
20
Pendidikan jasmani adalah suatu proses pendididikan seseorang sebagai
pembentukan watak. Penjas adalah bagian yang integral dari seluruh proses
melalui aktivitas jasmani yang telah dipilih untuk mencapai hasilnya. Sehingga
pendidikan jasmani dapat diartikan sebagai media atau wadah dalam proses
potensi-potensi manusia berupa sikap, tindak dan karya yang diberi bentuk, isi,
manusia memerlukan bantuan, atau pertolongan dari orang yang lebih dewasa.
b. Adaptif
atau kata sifat sehingga adaptif dapat mengubah kata benda atau kata ganti,
berarti menyesuaikan diri dengan keadaan yang ada misalnya menyesuaikan diri
di sekolah dalam pembelajaran peserta didik dengan gruru atau peserta didik
21
4. Pendidikan Inklusif
mengemukakan bahwa:
peserta didik khususnya untuk ABK. Pendidikan inklusif harus sesuai dengan
prinsip dasar sekolah inklusif. Prinsip dasar dari sekolah inklusif adalah semua
22
yang mungkin ada pada diri mereka. Sekolah inklusif harus mengenal dan
dengan masyarakat sekitarnya. Oleh karena itu perlu kerjasama yang baik antara
sekolah, orangtua peserta didik dan warga sekitar untuk mendukung pendidikan
inklusif.
utama ABK untuk maju dan mencapai sukses, terutama dalam pendidikannya
mereka, tetapi harus mengacu pada kelebihan dan potensinya agar lebih
23
berkembang. Mereka bisa lebih sukses dari orang normal jika masyarakat
tetapi kebijakan dan praktik inklusi anak penyandang catat telah menjadi
jawab kita semua, bukan hanya dilimpahkan kepada pemerintah atau instansi
Dalam buku Takdir Illahi (2013: 39), beberapa hal yang perlu dicermati
24
Konsep pendidikan inklusif yang tepat untuk individu berkebutuhan
dalam Didi Tarsidi (2002), definisi pendidikan inklusif adalah sebagai berikut:
dalam layanannya sering kali anak berkebutuhan khusus (ABK) belum berhasil
berkaitan dengan pendidikan inklusif merupakan isu yang sangat sensitif bagi
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Sunardi (2009) terhadap dua
25
atau bahkan menggagalkan pendidikan inklusif itu sendiri, yaitu pemahaman
support system. Salah satu bagian penting dari support system adalah tentang
karena mereka tidak bisa dianggap sebagai anak yang selalu termarginalkan
memiliki hak yang sama dengan anak normal lainnya untuk mendapatkan
2) Kebijakan Sekolah
26
anak berkebutuhan khusus, tetapi juga menyangkut kebijakan sekolah.
masih terdapat kebijakan yang kurang tapat, yaitu guru kelas tidak memiliki
keharusan orang tua anak berkebutuhan khusus dalam penyediaan guru khusus.
3) Proses Pembelajaran
4) Kondisi guru
Komitmen seorang guru perlu diperhatikan karena bisa saja semangat guru
yang tidak bergairah dalam mengajar anak berkebuthan khusus (ABK) dapat
27
5) Support System
masih belum memadai. Sistem pendukung tersebut bisa dari orang tua yang
mengganti pola penataran pelatihan guru dari model ceramah kepada model
berbeda untuk itu perencanaa yang matang perlu disiapkan oleh pihak sekolah.
sebagai berikut :
28
Sedangkan Kustawan (2013: 100) menambahkan bahwa perencanaan
Secara umum aspek yang harus disiapkan oleh anak ABK dalam
mengikuti pendidikan inklusif menurut Nini Subini (2014: 53) adalah sebagai
berikut :
b.Bantu diri, kemampuan untuk lebih mandiri dalam kegiatan sehari- hari seperti
lingkungan)
29
a. Sangat diperlukan penerimaan dari seluruh pihak (sekolah, guru, anak-anak
d. Sangat diperlukan keterlibatan dan peran serta orang tua anak-anak dengan
sangat berbeda dengan sekolah biasa. Adanya pembauran anatara peserta didik
Menurut Direktorat PLB, 2004 dalam Mohammad Takdir Ilahi (2013: 44)
karakteristik utama pendidikan inklusif. Dalam sekolah inklusi peserta didik tidak
boleh dibeda-bedakan dalam proses belajar mengajar karena hal ini bisa
30
berdampak buruk bagi peserta didik. Selama memungkinkan dan bisa, semua
peserta didik berbaur menjadi satu, untuk bersama- sama menuntut ilmu dan
bersosialisasi. Jika di sekolah luar biasa hanya dijumpai peserta didik yang
bagaimana anak berkebutuhan khusus berada satu atap untuk belajar dengan
anak- anak yang normal, atau non-inklusif. Dari segi pengelolaan, memang
kesabaran dari pengelolanya. Karena selain mendidik anak non- inklusi, sekolah
tersebut juga harus mendidik anak-anak inklusi dengan sama baiknya. Namun,
jika dilihat dari sudut pandang peserta didik, sekolah inklusif lebih
mendapatkan kesempatan lebih besar untuk bersosialisasi secara lebih luas, yaitu
dengan teman- temannya yang non-inklusi. Hal ini dapat membantu peserta
31
Mutu pendidikan sangat dipengaruhi oleh mutu proses belajar mengajar,
sementara itu mutu proses belajar mengajar sangatlah ditentukan oleh berbagai
faktor (komponen) yang saling terkait satu sama lain misalnya kurikulum
(Bahan Ajar).
Daya Manusia dapat diarahkan demi kemajuan suatu bangsa akan ditentukan.
kompetensi dasar (KD), indikator keberhasilan, silabus, RPP, buku teks, dan
sekolah dengan alokasi waktu yang setara dengan 4 jam untuk SD dan SMP
32
(Inklusi Penuh). Sharoon E. Samaldino dkk, dalam penelitiannya menemukan
yang cukup besar untuk balajar ketika dihadirkan situasi belajar yang
dimana peserta didik berkebutuhan khusus belajar bersama peserta didik non-
yang sama. Prinsip, pendekatan, dan karakteristik penilaian bagi peserta didik
inklusi pada dasarnya sama dengan prinsip dan pendekatan penilaian pada
umumnya.
edukatif.
bervariasi.
keterampilan.
33
menggunakan: performance, produk, proyek, dan portofolio. Beberapa kondisi,
penilaian dapat mengukur secara obyektif hasil belajar peserta didik inklusi dan
berlangsung secara adil sesuai dengan kondisi yang ada pada peserta didik
inklusi. Dari penjabaran diatas dapat diambil kesimpulan bahwa semua anak
inklusi akan juga di-evaluasi seperti peserta didik non- inklusi lainnya.
perbedaan patokan atau batasan minimal prestasi belajar peserta didik inklusi.
kurangnya interaksi antara peserta didik inklusi dengan peserta didik reguler,
yang diakibatkan oleh kurangnya rasa percaya diri peserta didik inklusi. peserta
didik inklusi akan lebih banyak berinteraksi dengan temannya sesama peserta
didik inklusi, baikdidalam kelas reguler, maupun saat istirahat. Jika dikaitkan
Selain dari sisi peserta didik, kendala lain yang dialami oleh lembaga dalam
melaksanakan program pendidikan inklusif ini adalah dari faktor guru, dimana
34
masih banyak guru yang belum menguasai ilmu menangani dan mendidik
peserta didik inklusi. Sehingga ada beberapa guru yang kurang perhatian
dengan peserta didik inklusi di kelas. Dan cenderung membiarkan peserta didik
inklusi yang ada dikelas melakukan apapun yang mereka inginkan, diluar dari
sederhana. Ketika belajar didalam kelas, peserta didik reguler dan peserta didik
inklusi menerima materi yang sama, dari guru yang sama, pada jam yang
sama. Meskipun terkadang guru masih harus menjelaskan lagi kepada peserta
reguler duduk bersama dengan peserta didik inklusi, dengan pengawas yang
sama, namun mengerjakan soal dengan tingkat kesulitan yang berbeda, peserta
didik inklusi dapat mencapai nilai minimum yang sudah ditetapkan pihak
sekolah. Hal ini berarti guru dalam menyampaikan materi sudah dapat diahami
dan sesuai dengan kemampuan atau daya tangkap peserta didik inklusi,
soal dengan baik sehingga mereka bisa mendapatkan nilai yang diatas batas
minimal.
35
6. Pembelajaran di Sekolah Inklusif “Sekolah Menengah Pertama”
Sekolah inklusif di SMA hampir sama dengan di SMP dengan
khusus dan peserta didik normal. Kegiatan belajar mengajar dilakukan di luar
kelas dan dalam kelas. Penanganan guru juga sama halnya di sekolah lain yaitu
membeda – bedakan. Disekolah tentunya ada guru yang benar- benar paham
mengenai ABK. Perlunya ahli sikologis di sekolah untuk membantu guru saat
berbea- beda ada yang menggunakan KTSP dan K13. Kurikulum KTSP masih
jika mengalami kendala dan guru pelajaran tidak dapat menangani dapat
peserta didik di tojolkan dengan bantuan guru namun peserta didik di tuntut
Proses sosialisasi peserta didik lebih baik karena di jenjang menengah atas
peserta didik sudah mulai berfikir dewasa dan bisa mengajak peserta didik
berkbutuhan khusus untuk lebih berbaur dan tidak membedakan satu sama lain
36
pelayanan di sekolah menengah atas agar peserta didik ABK dan normal bisa
sekolahan dengan baik agar peserta didik bisa belajar dengan nyaman tidak
B. Kerangka Berfikir
meningkatkan kemampuan gerak anak autis dan pengembangan bakat dan diri
pada anak autis dalam bidang keolahragaan serta merupakan program untuk
membantu peserta didik dalam menjaga kebugaran dan kesehatan jasmani anak
Pendidikan Nasional pada bab IV terkait tentang Hak dan Kewajiban Warga
khusus (ABK) berhak memperoleh kesempatan yang sama dengan anak lainnya
memerlukan pelayanan yang spesifik, berbeda pada anak pada umumnya. Anak
37
berkebutuhan khusus mengalami hambatan dalam belajar dan perkembangannya
diantaranya guru pendidikan jasmani yang tidak mengikut sertakan peserta didik
pentignya peran dan tugas guru penjas dalam menyelenggarakan sekolah inklusif
1. Penelitian yang telah dilakukan oleh Sutejo Indro Cahyono (2018) yang
sekolah dasar terhadap anak berkebutuhan khusus peserta didik sekolah dasar
analisis data dari miles and Huberman dengan reduksi data, penyajian data,
38
dan penarikan kesimpulan. Teknik pengumpulan data menggunakan
2 Petir, SDN Jolosutri dan SDN Kaligatuk adalah untuk ABK dapat dikatakan
Materi yang diberikan sama seperti peserta didik regular dalam pembelajaran,
perlakuan guru penjas di samakan untuk semua peserta didik namun, ada
materi yang sama seperti peserta didik regular. Pembelajaran tidak selalu
sesuai dengan RPP yang dibuat guru, guru lebih fleksibel dengan melihat
keadaan dan kondisi peserta didik regular dan ABK. Strategi pembelajaran
strategi pembelajaran di sekolah inklusi. Hal ini dapat dijadikan acuan oleh
2. Penelitian yang telah dilakukan oleh Husnayain Aufa Arini Fakultas Ilmu
triagulasi. Hasil dalam penelitian ini mengetahui peran literasi fisik bagi
39
dan pengetahuan membawa mereka menjadi lansia yang memiliki
pembelajaran penjas adaptif bagi ABK di SLB Dharma Asih Pontianak. Hasil
dari penelitian ini tidak semua dapat melakukan gerakan yang diberikan guru.
peraturan, alat dan bahan yang digunakan. Pada pembelajran penjas ABK
memutar lutut tidak dapat dilakukan oleh anak tunagrahita karena mereka
pembelajaran penjas adaptif. Hal ini dapat dijadikan acuan oleh peneliti
40
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
metode penelitian yang dilakukan pada objek yang alamiah. Metode penelitian
kualitatif ini digunakan dengan maksud mendapatkan data yang mendalam dan
Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif, karena penelitian ini dilakukan pada
objek yang alamiah dan data yang dihasilkan adalah data deskriptif
Aktivitas Belajar.
41
guru pendidikan jasmani di setiap sekolah. Penelitian juga dilaksanakan di SMP
Karangmojo Gunungkidul.
setidaknya dua orang, atas dasar ketersediaan dan dalam setting alamiah, di mana
(1980: 29), cara utama yang dilakukan oleh para ahli metodologi kualitatif untuk
42
direkam dengan alat bantu audio lalu hasil wawancara akan diterjemahkan
melakukan wawancara.
2. Instrumen Penelitian
kualitatif, segala sesuatu yang akan di cari dari obyek penelitianbelum jelas dan
a. Pedoman Wawancara
b. Dokumentasi
data. Dokumentasi bisa berbentuk tulisan maupun gambar. Data yang diambil
tersebut.
43
Tabel 1. Kisi-kisi Pedoman Penelitian Pengembangan Strategi Pembelajaran
Guru di Sekolah Inklusif
Variabel Faktor Indikator
1. Penggunaan Bahasa
Teknik 2. Membuat konsep
Memodifikasi yang konkret
Pembelajaran 3. Membuat urutan tugas
Mengembangkan 4. Ketersediaan waktu belajar
Strategi 5. Pendekatan multi sensori
Pembelajaran 1. Memodifikasi peralatan dan
Pendidkan Teknik fasilitas
Jasmani Aptif di Memodifikasi 2. Memanfaatkan ruang secara
SMP Inklusif Se- Lingkungan Belajar maksimal
Kabupaten 3. Menghindari gangguan dan
Gunungkidul pemusatan konsentrasi
menemukan pola, menentukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, serta
memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Sugiyono (2009: 245),
kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai
tuntas, sehingga datanya jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data
44
reduction, data display, danconclusion drawing/verification. Langkah-langkah
1. Pengumpulan Data
catatan yang berisi komentar, pendapat atau tafsiran peneliti atas data yang
2. Reduksi Data
Data yang diperoleh dari lapangan masih bersifat komplek, rumit dan
banyak, untuk itu perlu dicatat secara teliti dan rinci. Data yang diperoleh harus
segera dianalisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum,
memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema
45
dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan
3. Penyajian Data
Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian
singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya. Miles dan
Huberman (dalam Sugiyono, 2009: 249), menyatakan bahwa yang paling sering
digunakan dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.
4. Penarikan Kesimpulan
Data yang sudah disajikan dipilih yang penting kemudian dibuat kategori.
atau dapat dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan
dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian. Peneltian ini dalam
pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai
waktu”.
mengecek data dengan sumber yang sama dengan teknik yang berbeda yaitu
46
tiga teknik pengujian kredibilitas data tersebut menghasilkan data yang berbeda-
beda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang
bersangkutan atau yang lain, untuk memastikan data mana yang dianggap benar.
diperoleh melalui hasil wawancara dengan guru dan beberapa dokumentasi saat
pembelajaran.
47
BAB IV
A. Hasil Penelitian
adalah guru PJOK. Hasil penelitian ini di dasarkan pada faktor yang
sebagai berikut.
khusus, akan tetapi modifikasi yang dilakukan guru hanyalah saat proses
48
yang sudah disiapkan dari program tahunan, semester dan juga proses
pelaksanaan.
pembelajaran PJOK dapat berjalan dengan baik dan dapat diikuti oleh semua
menyatakaan bahwa :
“Yang kita biasanya pake bahasa isyarat, atau dengan saya terlebih
dahulu dekati dengan perlahan, saya suruh, kalau gak mau ya saya tidak maksa
cuma saya tunggu sampai dia mau dengan berbagai cara agar mau, ya mungkin
caranya seperti itu kalau untuk anak ABK”
menyatakaan bahwa :
“Yang saya lakukan biasanya pake biasa isyarat, saya berikan contoh
dengan pelan-pelan, saya beri arahan dan kemudian saya memberikan perintah,
tapu kalau gak mau ya saya tidak memaksa anak”
menyatakaan bahwa :
49
“Ya dengan cara pendekatan, untuk anak ABK saya tanyai dulu, kalau
belum paham materi biasanya saya gunakan bahasa yang sederhana utnuk
menyampaikan”
Berdasarkan beberapa hasil dari wawancara tersebut dapat disimpulkan
bahasa resmi atau bisa menggunakan isyarat. Hal tersebut juga dilakukan oleh
sebaik mungkin.
hal Membuat konsep yang konkret menyatakaan bahwa :“ya, membuat RPP”
menyatakaan bahwa :
“Ya jelas buat RPP, saya udah lama jadi guru PJOK jadi ya sudah biasa
membuat RPP, tinggal menyesuaikan dengan yang sebelumnya”
menyatakaan bahwa :
50
Hasil wawancara dengan St guru di SMP 4 Playen menyatakaan bahwa
“RPP yang saya buat tidak saya modifikasi, karena anak ABK disini
cuma keterlambatan belajar, sehingga kita sesuaikan dengan
pembelajaran anak normal, bagi saya olahraga semua sama saja, hanya
kalau ada anak ABK yang mempunyai keterbatasan fisik ya kita berikan
perlakuan tersendiri”
“Ya kalau RPP saya buat sama tidak ada modifikasi, cuma dalam
pembelajaran saya sesuaikan dengan kemampuan anak, khsusunya pada
anak ABK”
51
“Kalau untuk anak normal saya langsung memberikan instruksi secara
lisan, saya memberikan contoh dulu, nanti anak-anak tinggal
mengikuti”
“Ya kau RPP saya buat sama seperti RPP biasanya, Cuma dalam
pembelajaran saya sesuaikan dengan kemampuan anak, khsusunya pada
anak ABK”
“Ya kalau RPP saya buat sama, Cuma dalam penerapan pembelajaran
anak ABK saya sesuaikan dengan kemampuan anak”
yang dibuat oleh guru tidak di modifikasi atau tetap seperti RPP biasanya, hal
kurikulum untuk anak normal. Modifikasi yang dilakukan guru adalah secara
situasional, dengan melihat keadaan yang terjadi di lapangan, yang artinya guru
52
menyikapi anak berkebutuhan khusus guru melakukan perubahan perlakukan
diketahui bahwa dalam proses pembelajaran yang selama ini dilakukan tidak
waktu yang sudah tersedia dan dialokasikan dalam proses pembelajaran. Hal
“Selama ini tidak ada, kita sesuaikan dengan jam belajar di RPP”
menyatakaan bahwa :
bahwa :
tidak ada penambahan waktu belajar pada siswa, selama ini guru tetap
53
menggunaan ketersediaan waktu belajar yang telah ditentukan, atau sesuai
dengan yang ada di RPP, hasil wawancara menunjukan guru sebagian besar
berikan dari sekolah dan juga yang sesuai di RPP. Dalam hal ini dikarenkan
pembelajaran PJOK jadi satu antara ABK dengan anak normal lainya, sehingga
pembelajaran bagi anak yang lainya dan juga kaitanya dengan pelajaran yang
lainya.
menyatakaan bahwa :
“Ya beberapa macam strategi yang saya terapkan kooperatif, tapi tetap
saya awali dengan ceramah”
diketahui bahwa, untuk strategi pembelajaran yang guru gunakan dalam hal ini
54
3 Patuk menerapkan inquiry, SMP Persatuan Ponjong menerapkan Problem
FS menyatakan :
“Iya, kadang ada tugas individu dan tugas kelompok, tapi tidak setiap
pertemuan saya memberikan tugas”
Sh menyatakan :
55
“Ya ada, paling kita sesuaikan dengan kemampuan anak, modifikasi
tetap kita lakukan, meihat ABK mempunyai keterbatasan sehingga
tidak bisa kalau di samakan dengan anak normal”
AS menyatakan :
“Iya Tugas biasanya hanya kita berikan untuk anak yang kurang dalam
penilaian, meskipun ABK dia bisa ya saya tidak memberikan tugas
tambahan”
Simenyatakan :
“Ya kadang memberikan tugas, tapi untuk yang ABK saya sering
memberi tugas, karena anak biar belajar dirumah dan bisa melatih diri
di rumah”
materi yang diberikan oleh bapak atau ibu guru, dan untuk menambah
pembelajaran, meskipun tugas tidak diberikan setiap hari tetapi hal tersebut
56
yang digunakan oleh guru rata-rata adalah dengan bahasa isyarat, dan guru
dan kondisi saat pembelajaran dan materi yang disampaikan. Melihat dari hasil
keterbatasan fisik dan psikologis pada dirinya. Modifikasi ini dengan cara guru
dan memadai jika digunakan untuk anak berkebutuhan khusus, fasilitas yang
ada hanya secara umum untuk pembelajaran anak normal sepetti biasanya.
“Memadai ya belum, tapi melihat dari sekolah lain, ya bagi saya saran
yang kita punya sudah cukup lumayan bagus, yang penting kita sudah
bisa melaksanakan pembelajaran Pjok”
57
lebih anjut mengenai modifikasi Sarana prasarana bapak FS menyatakan:
“Ya kita melihat pelaksanaan, kita hanya menyesuaikan dari materi yang
kita ajarkan, modifikasi kita lakukan paling hanya pada permainan saja
atau alat yang kita gunakan dengan membuat alat baru, misalnya:
memakai bola plastik, modifikasi ukuran lapangan yang kita gunakan”
“Ya sementara yang dipunyai saya rasa cukup memadai, meskipun belum
lengkap”
menyatakan:
menyatakan:
“Belum, kalau alat dan fasilitas ini sebenarnya untuk siswa yang normal,
tapi kalau untuk anak adaptif belum ada, belum ada sarana tersendiri
untuk anak ABK, yang kita gunakan untuk campuran dengan anak
normal lainya. kita jadi satu”
58
“Ya, saya bedakan untuk anak normal dengan anak ABK jelas saya
modifikasi”
bahwa sarana dan fasilitas yang dimiliki oleh sekolah masing-masing belum
digunakan hanyalah sarana dan prasarana secara umum, yang artinya sarana
belum memadai.
“Anak yang ABK saya beri kesempatan untuk melihat dulu, nanti
bergantian mencoba”
menyatakaan bahwa:
menyatakaan bahwa:
59
“lebih sering di luar kelas” dan “Anak yang ABK saya beri kesempatan
anak utuk melihat dulu, nanti bergantian mencoba”
luar kelas, jika kondisi dan cuaca tidak hujan. Karena dengan pembelajaran di
luar kelas ini anak lebih bebas untuk bergerak dan juga lebih senang jika
melakukan permaianan yang di lakukan. Akan tetapi hal ini juga menjadi
“Biasanya ada anak dari kelas lain yang mengangu pehatian anak, jadi
anak tergangu perhatianya”
“Diberi motivasi atau reward kepada anak, ya kita beri hadiah jadi anak-
anak akan lebih semangat”
60
Hasil wawancara dengan AS guru di SMP Ekakapti Karangmojo untuk
“Biasanya ada anak dari kelas lain yang mengangu pehatian anak, jadi
anak tergangu pehatianya”
sebagian besar sudah memadai, akan tetapi sarana itu digunakan secara umum
dan memadai, akan tetapi selama ini guru mampu memanfaatkan sarana dan
merupakan sebuah hal yang sudah dianggap biasa, hal tersebut menjadi
Aktivitas belajar dalam hal ini berkaitan dengan kegiatan siswa dan
dalam aktivitas belajar juga merupakan hal yang cukup penting. Hasil
61
penelitian menunjukan modifikasi aktifitas belajar berkaitan dengan aktivitas
Hasil wawancara menunjukan jika dalam hal ini guru secara perlahan
dan sabar memberikan arahan dan contoh kepada anak yang belum bisa dan
sendiri, anak bebas mencontoh dari sumber lain dan belajar dari sumber lainya,
yang terpenting adalah anak mau mengikuti pembelajran dengan baik sehingga
“Ya melihat kondisi ya sesuai dengan porsinya, khusus anak ABK sesuai
kemampuan anak, jadi tidak memaksa anak”
62
Hal senada juga di sampaikan oleh guru yang lainya, Si guru SMP 4
Playen menyatakan:
untuk aktifitas belajar anak, disesuaikan dengan kemampuan anak, hal tersbeut
melihat kondisi ABK yang mempunyai keterbatasan fisik, Jadi dalam hal ini
anak tidak di paksa memenuhi target dari sebuah pembelajaran, yang penting
anak sudah mau melakukan. Hal tersebut berlaku untuk anak berkebutuhan
khusus, akan tetapi hal ni berbeda dengan anak normal lainya yang di tentukan
“Tidak, semua sama, tapi untuk ABK saya maklumki saja, karena ABK
asal mau mengikuti pembelajaran dengan baik bagi saya sudah saya
kasih nilai yang cukup baik”
“Kalau kriteria tidak kami modifikasi, tapi biasanya untuk anak ABK
kriteria penilaiannya saya turunkan”
63
Hasil wawancara mengenai Memodifikasi pengaturan dalam
“Tidak, tapi kriteria penilaian saya turunkan, tidak sama dengan anak
normal biasanya”
“Ya saya ada, biasanya tuangkan dalam RPP, untuk hasil penialaian
saya bedakan jelas, yang penting anak ABK sudah mau melakukan jadi
tidaka ada target untuk hasil penilaian”
kesempatan untuk melakukan gerakan sesuai materi yang diajarkan akan tetapi
guru tidak memaksa anak untuk sesuai dengan target yang di capai, dalam hal
ini anak berkebutuhan khusus yang penting dia mau melakukan saja sudah
cukup dan baik, dan guru juga memberi kebebasan anak untuk mencari sumber
atau bahan belajar yang lain sesuai dengan keingin anak atau bahan yang lebih
mudah dipahami oleh anak. Hal tersbeut juga berlaku untuk penilaian siswa.
64
nak normal, meskipun dalam satu pembelajaran, dalam hal ini guru tetap
“Ya saya berikan kebebasan, asalkan benar, ini berlaku buat anak normal
maupun ABK”
65
lebih lanjut AS dalam melibatkan peserta didik untuk membantu
“Ya, semua, jadi anak ABK maupun anak normal saya kadang mintai
bantuan untuk mempersiapkan, biar anak lebih aktif lagi”
atau evaluasi pada pembelajaran guru menerapkan penilaian yang sama hanya
yang dilakukan oleh guru tidak pada setiap pertemuan tetapi dilakukan pada
setiap kompetensi berakhir, selain itu guru juga memberi kebebasan anak untuk
66
beberapa hal tersebut dapat diartikan bahwa selama ini guru cukup mampu
B. Pembahasan
Pendidikan jasmani merupakan suatu proses mendidik melalui aktivitas
gerak untuk laju pertumbuhan dan perkembangan baik fisik maupun psikis
mana dalam hal ini dapat diterakan dalam sekolah Inklusi. Beberapa sekolah
yang menerapkan sekolah inklusi adalah SMPN 4 Playen, SMPN 3 Patuk, SMP
yang dilakukan oleh SMPN 4 Playen, SMPN 3 Patuk, SMP Persatuan Ponjong
67
sekolahan terdapat siswa ABK tuna grahita ringan dimana pada umumnya siswa
tidak berbeda dengan anak normal yang lain, dan mempunyai tingkat IQ yang
dengan adanya suatu rencana yang terkonsep pembelajaran akan berhasil dan
efektif hingga apa tujuan yang ingin dicapai dapat diraih oleh peserta didik.
yang berbeda dengan anak normal, sehingga guru juga harus memodifikasi
68
pembeljaran yang berlangsung. Pengembangan strategi ini ditunjukan dengan
dimengerti oleh siswa, salah satunya dengan bahasa isyarat. Diketahui Strategi
yang digunakan guru adalah problem solving, inquiry dan ada yang
menggunakan kooperatif.
menekankan pada proses berfikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan
bermaksud agar anak dapat menemukan sendiri cara untuk bisa memahami
sebuah materi. Anak yang memepunyai keterbatasan tidak bisa dipaksa sesuai
dengan keinginan kita, tetapi biarkan anak menemukan masalah sendiri dan
menerpkan pada dirinya dengan cara mencari bahan ajar sendiri, melihat
dihadapi secara ilmiah. Artinya strategi ini dianggap sebagai salah satu strategi
tidak sesuai dengan RPP yang dibuat, guru kadang harus memodifikasi proses
69
ini guru harus di tuntut kreatif dalam memanfaatkan sarana dan teman sebaya
jenis kelamin, ras atau suku yang berbeda (heterogen).kadang strategi ini di
gunakan untuk pembeljarana adaptif, hal ini dimaksudkan agar anak mampu
bekerjasama antar teman, baik untuk anak yang berkebutuahn khusus maupun
anak yang normal. Sehingga disini dapat saling membantu dan juga mamapu
dan fasilitas yang ada, meskipun sekolah belum mempunyai sarana dan
keterbatasan, baik daam fisik maupun psikologis seingga dalam hal ini fasilitas
perlu disesuiakan dengan kondisi siswa. Hasil penelitian diketahui bahwa guru
70
3. Teknik Memodifikasi Aktivitas Belajar
seara aktif dalam pembelajaran. Selain itu juga dilakukan pembatasan terhadap
waktu partisipasi dalam alokasi waktu yang terbatas. Supaya waktu yang
singkat dapat merata, guru penjas dapat dibantu oleh guru pendamping.
melakukan tanya jawab kepada guru, dan siswa mau ikut serta mempersiapkan
pembelajaran dengan cukup baik. Hal ini menunjukan jika guru mampu
berjalan dengan baik dana penerapan sekolah inklusi juga berjalan dengan
baik.
C. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini telah dilakukan sebaik-baiknya, tetapi masih memiliki
71
BAB V
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh pengembangkan strategi
terdiri dari penggunaan bahasa, membuat konsep yang konkret, membuat urutan
penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah, inquiry guru dalam kegiatan
pembelajaran menekankan siswa untuk berfikir secara kritis dan analitis untuk
pengelompokan/tim kecil.
72
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan penelitian di atas, saran yang dapat disampaikan
yaitu:
dan populasi yang lebih luas, sehingga diharapkan hasil mengenai strategi
73
DAFTAR PUSTAKA
Fatimah dan Ratna Dewi Kartika Sari. (2018). Strategi Belajar & Pembelajaran
Dalam Meningkatkan Keterampilan Bahasa. Jurnal. Universitas
Muhammadiyah Jakarta
Latri Nur Wulandari (2015) Strategi pembelajaran IPS pada Sekolah Inklusi
(Studi Kasus di SMP Budi Mulia 2) skripsi. Yogyakarya: FIP UNY
Nurul Aini, Siti. (2015). Pengaruh Strategi Pembelajaran, Gaya Belajar, Sarana
Praktik, Dan Media Terhadap Hasil Belajar Patiseri Smk Se-Gerbang
Kertasusila. Jurnal Pendidikan. UNY
74
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 70 Tahun 2009.
(2009). Pendidikan InklusifBagi Peserta Didik Yang MemilikiKelainan dan
Memiliki PotensiKecerdasan dan/atau Bakat Istimewa. Jawatimur:
Kelompok Kerja Inklusi Jawa Timur.
Sanjaya, Wina. (2012). Penelitian Tindakan Kelas Cetakan II. Jakarta : Kencana
Prenada Media Group.
Sutrisno Hadi, (1991). Analisis untuk Instrumen Angket, Tes dan Skala Nilai
dengan Basic. Yogyakarta : Andi Offsed
75
LAMPIRAN
76
Lampiran 1. Kartu Bimbingan TAS
Lampiran 6. RPP
Lampiran 7. Dokumentasi
77
Lampiran 1.
KARTU
Bimbingan
TAS
Lampiran 2.
SURAT IZIN
PENELITIAN
SURAT IZIN
PENELITIAN
SMP PONJONG
2019/2020
SURAT IZIN
PENELITIAN
SMP 3 PATUK
2019/2020
SURAT IZIN
PENELITIAN
SMP 4 PLAYEN
2019/2020
SURAT IZIN
PENELITIAN
SMP EKAKAPTI
2019/2020
Lampiran 3.
SURAT
KETERANGAN
SMP N 3 PATUK
SMP EKAKAPTI
SMP 4 PLAYEN
SMP PERSATUAN PONJONG
Lampiran 4.
INSTRUMEN
PENELITIAN
Tabel 1. Kisi-kisi Pedoman Penelitian Pengembangan Strategi Pembelajaran
Guru di Sekolah Inklusif
1. Penggunaan Bahasa
Teknik 2. Membuat konsep
Memodifikasi yang konkret
Pembelajaran 3. Membuat urutan tugas
Mengembangkan 4. Ketersediaan waktu belajar
Strategi 5. Pendekatan multi sensori
Pembelajaran 1. Memodifikasi peralatan dan fasilitas
Pendidkan Teknik 2. Memanfaatkan ruang secara maksimal
Jasmani Aptif di Memodifikasi 3. Menghindari gangguan dan
SMP Inklusif Se- Lingkungan Belajar pemusatan konsentrasi
Kabupaten
Gunungkidul
Teknik
Memodifikasi 1. Modifikasi aktivitas belajar
Aktivitas Belajar 2. memodifikasi pengaturan dalam
pembelajaran.
3. Memberikan kesempatan untuk
berpartisipasi seara aktif dalam
pembelajaran.
INSTRUMEN PEDOMAN WAWANCARA
HASIL
WAWANCARA
Sekolah : SMP N 3 Patuk
Membuat urutan 5. Apakah Bapak/Ibu RPP yang saya buat tidak saya
tugas memodifikasi rencana modifakasi, karena anak ABK
Pelaksanaan pembelajaran disini cuma keterlambatan
(RPP) yang sudah dibuat belajar, sehingga kita sesuaikan
dengan pembelajaran anak
normal, bagai saya olaharaga
semua sama saja, hanya kalau
ada anak ABK yang mempunyai
keterbatasan fisik ya kita
berikan perakukan tersendiri
Teknik Memodifikasi 12. Apakah sarana yang bapak/ibu Memadai ya belum, tapi melihat
Memodifikasi peralatan dan gunakan sudah memadai dari sekolah lain, ya bagi saya
Lingkungan fasilitas untuk pembelajaran adaptif ? saran yang kita punya sudah
Belajar cukup lumayan bagus, yang
penting kita sudah bisa
melaksanakan pembelajaran
Pjok
13. Sarana prasarana apakah yang Ya kita melihat pelaksanaan,
sudah dimodifikasi untuk kita hanya menyesuaikan dari
pembelajaran adaptif? materi yang kita ajarkan,
modifikasi kita lakukan paling
hanya pada permainan saja atau
alat yang kita gunakan dengan
membuat alat baru, misalnya:
memakai bola plastik,
modifikasi ukuran lapangan
yang kita gunakan
Memanfaatkan 14. Dimana Bapak/Ibu Sesuai kodisi cuaca, kalau tidak
ruang secara melaksanakan kegiatan hujan, bisa dilapangan basket, di
maksimal pembelajaran adaptif? depan sekolah, ya kadang di
dalam kelas
15. Bagaimana Bapak/Ibu Bisanya secara gantian
mengkondisikan ruang bagi
peserta didik dalam
pembelajaran agar berjalan
dengan maksimal?
Menghindari 16. Adakah kendala Bapak/Ibu Ya ada, bisanya kaitanya dengan
gangguan dan dalam menarik perhatian konsentrasi anak, anak sering
pemusatan peserta didik agar fokus teralihkan perhatianya, anak ya
konsentrasi mengikuti proses memang harus banyak
pembelajaran? perhatian, kita terus ingatkan
anak
17. Bagamana cara Bapak/Ibu Ya kita ingatkan terus dan lebih
menarik perhatian peserta banyak langsung ke praktek
didik agar fokus mengikuti
proses pembelajaran?
Teknik Modifikasi 18. Bagaimana penerapan Kalau anak normal kita berikan
Memodifikasi aktivitas belajar modifikasi kegiatan instruksi dan langsung
Aktivitas pembelajaran adaptif agar mengerjakan perintah dari guru,
Belajar materi yang disampaikan tapi untuk anak ABK kita
diterima peserta didik dengan lakukan dengan di ulang-ulang,
porsi yang sesuai dengan memberikan pengarahan secara
kondisi? perlahan
19. Faktor-faktor apa saja yang Ya lingkungan, kondisi siswa
memengaruhi penerapan yang kadang mempunyai
modifikasi pembelajaran keterlambatan belajar
adaptif?
Memodifikasi 20. Apakah Bapak/Ibu Iya, kita sesuaikan dengan
pengaturan memodifikasi aturan dalam kondisi lapangan saat proses
dalam permainan saat pembelajaran pembelajaran berlangsung
pembelajaran adaptif?
21. Apakah Bapak/Ibu memiliki Tidak, semua sama, tapi untuk
aturan tersendiri untuk anak ABK saya maklumki saja,
melakukan penilaian terhadap karena anak ABK asal mau
proses belajar peserta didik? mengikuti pembelajaran dengan
baik bagi saya sudah saya kasih
nilai yang cukup baik
Memberikan 22. Apakah Bapak/Ibu Iya,
kesempatan untuk memberikan sesi tanya jawab
berpartisipasi pada peserta didik?
seara aktif dalam 23. Apakah bapak/ibu Tentu, saya biasanya saat
pembelajaran. memberikan kebebasan pembelajaran saya
kepada peserta didik untuk menggunakan buku yang ada di
mencari/menggunakann sekolah, kita masih bergangtung
sumber belajar lainya? dengan buku, tapi jika ada siswa
yang mencari bahan dari sumber
lain saya tidak masalah
24. Apakah bapak ibu melakukan Tidak, di waktu tertentu saja
penilaian disetiap akhir
pembelajaran?
25. Apakah bapak/ibu melibatkan Iya mas, untuk mempersiapkan
peserta didik untuk membantu alat saya meminta anak untuk
mempersiapkan media dan mengambai, nnati kalau sudah
sarana prasarana pembelajaran selesai ya yang bertanggung
? jawab silahkan untuk
mengembalikan, semua sama
saya berikan perintah seperti itu
baik anak normal maupun ABK
Membuat urutan 5. Apakah Bapak/Ibu Ya kalau RPP saya buat sama tidak
tugas memodifikasi rencana ada modifikasi, Cuma dalam
Pelaksanaan pembelajaran saya sesuaikan
pembelajaran (RPP) dengan kemampuan anak,
yang sudah dibuat khsusunya pada anak ABK
6. Bagaiman cara Kalau untuk anak normal saya
Bapak/Ibu memberikan langsung memberikan instruksi
perintah/instruksi secara lisan, saya memberikan
kepada peserta didik? contoh dulu, nanti anak-anak
tinggal mengikuti
Teknik Memodifikasi 12. Apakah sarana yang bapak/ibu Ya sementara yang dipunya
Memodifikasi peralatan dan gunakan sudah memadai cukup memadai, mekipun
Lingkungan fasilitas untuk pembelajaran adaptif ? belum lengkap
Belajar 13. Sarana prasarana apakah yang Yang saya modifikasi di aturan
sudah dimodifikasi untuk permainan, jadi misalnya saya
pembelajaran adaptif? menggunakan bola plastik,
permainan sepak bola 4 lawan
4 dan yang lainya
Memanfaatkan 14. Dimana Bapak/Ibu Diluar mas
ruang secara melaksanakan kegiatan
maksimal pembelajaran adaptif?
15. Bagaimana Bapak/Ibu Anak yang ABK saya beri
mengkondisikan ruang bagi kesempatan anak untuk
peserta didik dalam melihat dulu, baru setelah ada
pembelajaran agar berjalan keingin bagi mereka, nanti
dengan maksimal? bergantian mencoba
Menghindari 16. Adakah kendala Bapak/Ibu Kendala itu memang ada, kita
gangguan dan dalam menarik perhatian mengajar di lingkup sekolah
pemusatan peserta didik agar fokus SMP, ya ada anak yang usil
konsentrasi mengikuti proses atau mengganggu temanya,
pembelajaran? saling menggagu, ya kita terus
terang menegur anak yang
mengganggu tersebut,
kemudian kita mencoba
mengulang-ulang lagi
17. Bagamana cara Bapak/Ibu Diberi motivasi atau reward
menarik perhatian peserta kepada anak, kita beri hadiah
didik agar fokus mengikuti jadi anak-anak akan lebih
proses pembelajaran? semangat
Teknik Modifikasi 18. Bagaimana penerapan Ya meihat kondisi ya sesuai
Memodifikasi aktivitas belajar modifikasi kegiatan dengan porsinya, khsusu anak
Aktivitas pembelajaran adaptif agar ABK sesuai kemampuan anak,
Belajar materi yang disampaikan jadi tidak memaksa anak
diterima peserta didik dengan
porsi yang sesuai dengan
kondisi?
19. Faktor-faktor apa saja yang Faktor dari lingkungan
memengaruhi penerapan
modifikasi pembelajaran
adaptif?
Memodifikasi 20. Apakah Bapak/Ibu Ya untuk anak ABK
pengaturan memodifikasi aturan dalam menyesuaikan di lapangan,
dalam permainan saat pembelajaran kalau anak ikut bermaian ya
pembelajaran adaptif? biasanya Cuma sekedar ikut
saja, yang penting bisa ikut
dalam pembelajaran sudah
baik
21. Apakah Bapak/Ibu memiliki Tidak, tapi kriteria penilaian
aturan tersendiri untuk saya turunkan, tidak sama
melakukan penilaian terhadap dengan anak normal biasanya
proses belajar peserta didik?
Memberikan 22. Apakah Bapak/Ibu Hampir disetiap selesai
kesempatan memberikan sesi tanya jawab pembelajaran, saya
untuk pada peserta didik? memberikan tanya, jawab
berpartisipasi untuk mengukur keberhasian
seara aktif pembelajaran tersebut
dalam 23. Apakah bapak/ibu Ya saya berikan kebebasan,
pembelajaran. memberikan kebebasan asalkan benar, ini berlaku buat
kepada peserta didik untuk anak normal maupun ABK
mencari/menggunakan sumber
belajar lainya?
24. Apakah bapak ibu melakukan Tidak harus, penilain kita
penilaian disetiap akhir lakukan setelah beberapa kali
pembelajaran? pertemuan
25. Apakah bapak/ibu melibatkan Ya, semua, jadi anak ABK
peserta didik untuk membantu maupun anak normal saya
mempersiapkan media dan kadang mintai bantuan untuk
sarana prasarana pembelajaran mempersiapkan, biar anak
? lebih aktif lagi
INSTRUMEN PEDOMAN DOKUMENTASI
Teknik Memodifikasi 12. Apakah sarana yang Belum, kalau alat dan fasilitas
Memodifikasi peralatan dan fasilitas bapak/ibu gunakan ini sebenarnya untuk siswa
Lingkungan sudah memadai untuk yang normal, tapi kalau untuk
Belajar pembelajaran adaptif ? anka adaptif belum ada, belum
ada sarana tersendiri untuk
anak ABK, yang kita gunakan
untuk campuran dengan anak
normal lainya. kita jadi satu
13. Sarana prasarana apakah Ya, saya bedakan untuk anak
yang sudah dimodifikasi normal dengan anak ABK
untuk pembelajaran jelas saya modifikasi
adaptif?
Memanfaatkan ruang 14. Dimana Bapak/Ibu lebih sering di uar keas
secara maksimal melaksanakan kegiatan
pembelajaran adaptif?
15. Bagaimana Bapak/Ibu Anak yang ABK saya beri
mengkondisikan ruang kesempatan anak utuk melihat
bagi peserta didik dalam dulu, nanti bergantian
pembelajaran agar mencoba
berjalan dengan
maksimal?
Menghindari 16. Adakah kendala Biasanya ada anak dari kelas
gangguan dan Bapak/Ibu dalam lain yang mengangu pehatian
pemusatan menarik perhatian anak, jadi anak tergangu
konsentrasi peserta didik agar fokus pehatianya
mengikuti proses
pembelajaran?
RPP
PROMES
SMP 4 PLAYEN
PROGRAM SEMESTER
Nama Bulan
Alokasi
No Materi Pelajaran Januari Februari Maret April Mei Juni Ket
Waktu
1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2
1 Permainan bola besar 12
BolaBasket v v v v
2 Permainan Bola kecil 9
Bulutangkis v v v
3 Atletik 9
USBN
UNBK
4 Beladiri 6
Pencak Silat v v
Libur Awal Puasa
5 Senam Irama 9
Jumlah JP Semester 2 51
A. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, santun, percaya diri, peduli, dan bertanggung
jawab dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga,
sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, dan kawasan regional.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada
tingkat teknis dan spesifik sederhana berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, dan kenegaraan terkait
fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara kreatif, produktif, kritis, mandiri,
kolaboratif, dan komunikatif, dalam ranah konkret dan ranah abstrak sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang teori.
C. Tujuan Pembelajaran :
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran ini, siswa diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut
:
Pertemuan Pertama
1. Memahami menggunakan variasi prinsip dasar melempar, menangkap, lay-up shoot, dan menembak
pada permainan bola basket
2. Melakukan cara melempar melalui atas kepala
3. Melakukan cara menembak bola dengan teknik satu tangan.
4. Melakukan cara melakukan variasi prinsip dasar permainan bola basket
5. Bermain bolabasket dengan peraturan yang dimodifikasi, menggunakan variasi prinsip dasar melempar,
menangkap, lay-up shoot, dan menembak ke ring basket dengan baik untuk memupuk nilai toleransi,
menghargai perbedaan, tanggungjawab, sportifitas, kerjasama, disiplin
Pertemuan Kedua
1. Memahami menggunakan variasi prinsip dasar melempar, menangkap, lay-up shoot, dan menembak
pada permainan bola basket
2. Melakukan cara menembak bola dengan dua tangan sambil melompat.
3. Melakukan cara melakukan lay-up shoot
4. Melakukan cara melakukan variasi prinsip dasar permainan bola basket
5. Bermain bolabasket dengan peraturan yang dimodifikasi, menggunakan variasi prinsip dasar melempar,
menangkap, lay-up shoot, dan menembak ke ring basket dengan baik untuk memupuk nilai toleransi,
menghargai perbedaan, tanggungjawab, sportifitas, kerjasama, disiplin
D. Materi Pembelajaran :
1. Materi pembelajaran reguler
Pertemuan Pertama
Melempar bola melalui atas kepala
Menembak bola dengan satu tangan
Variasi prinsip dasar gerak permainan bolabasket
Bermain bolabasket secara sederhana dengan menerapkan variasi prinsip dasar melempar,
menangkap, lay-up shoot, dan menembak ke ring basket.
Pertemuan Kedua
Menembak bola dengan dua tangan sambil melompat
Lay-up shoot
Variasi prinsip dasar gerak permainan bolabasket
Bermain bolabasket secara sederhana dengan menerapkan variasi prinsip dasar melempar,
menangkap, lay-up shoot, dan menembak ke ring basket.
2. Materi pembelajaran remidial
Pada dasarnya materi pembelajaran remedial adalah materi pembelajaran reguler yang disederhanakan
sehingga mudah dipahami dan dilakukan. Misalnya jarak latihan di perpendek.
3. Materi pembelajaran pengayaan
Materi pengayaan dikembangkan dari materi pembelajaran regular dengan meningkatkan faktor kesulitan.
Misalnya jarak latihan diperjauh.
E. Metode Pembelajaran :
1. Pendekatan : Saintifik (scientific)
2. Metode : Penemuan/ Discovery learning
G. Sumber Belajar
- Roji dan Eva Yulianti. Cetakan ke-2,2017 ( Edisi Revisi ). PJOK (Buku siswa). Jakarta: Kemdikbud
(hal. 47- 59)
- Roji dan Eva Yulianti. Cetakan ke-2,2017 ( Edisi Revisi ). PJOK (Buku Guru). Jakarta: Kemdikbud
(hal. 57- 76 )
KEGIATAN INTI Kegiatan inti yang dilakukan oleh guru antara lain. 90 menit
1. Merumuskan Merumuskan pertanyaan, masalah, atau topik yang akan
pertayaan diselidiki.
Pertemuan Kdua : 3 JP
KEGIATAN PEMBELAJARAN
PENDAHULUAN Kegiatan pendahuluan yang harus dilakukan oleh guru sebagai 15 menit
1. Menyiapkan berikut.
psikis dan fisik 1) Siswa duduk dengan tertib dan tenang, ucapkan salam atau
2. Memberi selamat pagi kepada guru.
motivasi belajar 2) Sebelum melakukan pembelajaran sebaiknya seluruh siswa dan
guru berdoa dan bersalaman.
3. Mengajukan
3) Guru memastikan bahwa semua siswa dalam keadaan sehat, dan
pertanyaan penyakit kronis lainnya harus diperlakukan secara khusus.
menantang 4) Tanyakan kondisi kesehatan siswa secara umum.
4. Tujuan 5) Ice Breaking dengan tepuk PPK untuk memusatkan konsentrasi.
pembelajaran 6) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh
5. Menjelaskan siswa tentang berbagai variasi prinsip dasar melempar,
uraian kegiatan menangkap, lay-up shoot dan menembak ke ring basket pada
permainan bola basket.
dan penilaian
7) Guru menyampaikan tehnik penilaian untuk kompetensi yang
harus dikuasai, baik kompetensi sikap spiritual dengan observasi
dalam bentuk jurnal, kompetensi pengetahuan dan kompetensi
ketrampilan.
( Nasionalis, RelegiusdanSemangathidup)
KEGIATAN INTI Kegiatan inti yang dilakukan oleh guru antara lain. 90 menit
1. Merumuskan Merumuskan pertanyaan, masalah, atau topik yang akan
pertayaan diselidiki.
PENUTUP Kegiatan penutup pembelajaran yang harus dilakukan oleh guru 15 menit
1. Refleksi aktivitas antara lain.
pembelajaran 1) Melakukan refleksi dan tanya jawab materi pembelajaran yang
2. Umpan balik telah dipelajari, memberikan tugas pengayaan bagi yang tuntas
3. Kegiatan tindak dan remidi yang belum tuntas.
lanjut 2) Guru menugaskan kepada peserta didik untuk merangkum,
4. Rencana kegiatan bagaimana cara melakukan berbagai variasi prinsip dasar
berikutnya melempar, menangkap, lay-up shoot dan menembak ke ring
basket pada permainan bola basket.
3) Guru bersama-sama dengan peserta didik membuat rangkuman
materi yang telah diberikan.
4) Guru memberikan informasi rencana kegiatan selanjutnya.
5) Guru mengakhiri pelajaran dengan berdoa.
(relegius dan nasionalis)
Sikap Sosial
No. Teknik Bentuk Butir instrumen Waktu Keterangan
Instrumen pelaksanaan
b. Pengetahuan
No. Teknik Bentuk Butir instrumen Waktu Keterangan
instrumen pelaksanaan
c. Keterampilan
Waktu
No. Teknik Bentuk Instrumen Butir Instrumen Keterangan
pelaksanaan
1. Praktik Tugas Lakukan Pada akhir Penilaian
(keterampilan) menembak bola pembelajaran untuk
dengan satu pembelajaran
tangan,menembak (assessment of
bola dengan dua learning)
tangan sambil
melompat, dan
menembak bola
dengan lay- up-
shoot
2. Pembelajaran remedial
Dengan pemanfaatan tutor sebaya melalui belejar kelompok untuk menjawab pertanyaan yang
diberikan guru tentang hal-hal yang berkaitan dengan permainan bola basket.
3. Pembelajaran pengayaan
Mencari artikel dari majalah atau internet tentang teknik dasar permainan bola basket.
LAMPIRAN
TeknikdanBentukPenilaian
1. Penilaian Sikap
Penilaian perkembangan sikap spiritual dan sosial dengan obeservasi dalam bentuk jurnal.
Penilaian aspek sikap dilakukan dengan pengamatan selama mengikuti kegiatan pembelajaran. Pengamatan
dalam proses penilaian dilakukan saat peserta didik melakukan berbagai variasi prinsip dasar melempar,
menangkap, lay-up shoot dan menembak ke ring basket pada permainan bola basket. Penilaian sikap dapat
dilakukan terhadap diri sendiri dan dapat juga menilai antarteman. Aspek-aspek yang dinilai meliputi:
percaya diri, sportivitas, kerjasama dan disiplin.
Berikan tanda cek (√) pada kolom yang sudah disediakan, setiap peserta didik menunjukkan atau
menampilkan perilaku yang diharapkan, dengan kriteria sebagai berikut.
Sangat Baik ( SB ) = Apabila selalu melakukan sesuai pernyataan.
Baik ( B ) = Apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang- kadang tidak
Melakukan
Cukup ( C ) = Apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan.
Kurang ( K ) = Apabila tidak pernah melakukan.
Skor Keterangan
No Aspek Pengamatan
SB B C K
1. Percaya diri
2. Sportivitas
3. Kerjasama
4. Disiplin
Modus
2. Penilaian Pengetahuan
a. Petunjuk penilaian
Setelah mempelajari materberbagai variasi prinsip dasar melempar, menangkap, lay-up shoot dan
menembak ke ring basket pada permainan bola basket , tugaskan kepada peserta didik untuk
mengerjakan tugas kelompok di bawah ini dengan penuh rasa tanggung jawab. Tugas kelompok ini
dapat dikerjakan di rumah dan dikumpulkan dalam bentuk portofolio.
b. Butir Soal Pengetahuan
Kriteria Penskoran
No Butir Pertanyaan Nilai Akhir
1 2 3 4
1. Sebutkan 3 macam gerak dasar permainan
bola basket.
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan
lemparan setinggi dada( Chest pass ) pada
permainan bola basket
3. Jelaskan cara melakukan lay-up shoot ke
arah ring pada permainan bola basket.
Skor Maksimal (12)
(1) Persiapan: peserta didik dibagi dalam kelompok dan menghadap arah ring basket, posisi
melangkah.
(2) Pelaksanaan: langkahkan kaki kanan ke depan dan lanjutkan dengan gerak menolak ke depan
atas hingga paha dan lutut kaki kiri terangkat dan tergantung di depan badan (urutan
menolak kaki kanan mulai dari tumit,tengah telapak kaki dilanjutkan ke ujung telapak kaki).
Dilakukan secara individu, dan kelompok dalam formasi berbanjar. Pemain yang telah
melakukan gerakan lay-up shoot berpindah tempat ke belakang formasi. Fokuskan perhatian
pada gerakan langkah kaki, gerak kaki menolak, pengangkatan paha, dan posisi badan saat
melayang di udara tegak. lakukan gerakan lay-up shoot menggunakan kaki kanan dan kiri.
Gambar gerakan lay-up shoot ke arah ring basket
3. Penilaian keterampilan
a. Lembar pengamatan proses berbagai variasi prinsip dasar melempar, menangkap, lay-up shoot dan
menembak ke ring basket pada permainan bola basket .
DOKUMENTASI
Dokumentasi