Anda di halaman 1dari 86

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MENGGUNAK

AN MEDIA BAHAN ALAM KERIKIL WARNA PADA ANAK USIA


3-4 TAHUN DI KB PERTIWI TEMPELWETAN KEC. LOCERET K
AB. NGANJUK TAHUN PELAJARAN 2022/2023

SKRIPSI

Oleh
NADYA RETNOSARI
NIM. 2019186207B0183

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU ANAK USIA DINI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS PGRI ARGOPURO JEMBER
TAHUN 2023
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MENGGUNAKAN M


EDIA BAHAN ALAM KERIKIL WARNA PADA ANAK USIA 3-4 TAHUN
DI KB PERTIWI TEMPELWETAN
KEC. LOCERET KAB. NGANJUK TAHUN PELAJARAN 2022/2023

SKRIPSI

Diajukan untuk dipertahankan didepan Tim Penguji guna salah satu syarat untuk
menyelesaikan Program Pendidikan Sarjana Program Studi Pendidikan Guru Pend
idikan Anak Usia Dini Pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas PGRI Argopuro Jember
Oleh :

Nama : Nadya Retnosari


NIM : 2019186207B0183
Tahun Angkatan : 2019
Program Studi : PG – PAUD
Tempat, Tanggal Lahir : Nganjuk, 18 April 1998

Disetujui Oleh

Pembimbing I Pembimbing II

A. ZULKARNAIN ALI, S.IP., M.Si Dr. UMI HIDAYATI, MM


NIDN. 0723078002 NIDN. 0014066802

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi ini dengan judul “Peningkatan Kemampuan Kognitif Anak Menggun


akan Media Bahan Alam Kerikil Warna Pada Anak Usia 3-4 Tahun di KB P
ertiwi Tempelwetan Kec. Loceret Kab. Nganjuk Tahun Pelajaran 2022/2023”
Yang disusun oleh :

Nama : Nadya Retnosari


NIM : 2019186207B0183
Program Studi : PG – PAUD

Telah dipertahankan dalam siding peserta ujian skripsi Program Sarjana Universit
as PGRI Argopuro Jember pada tanggal :……………………..

TIM Penguji,
Ketua Sekretaris

A. ZULKARNAIN ALI, S.IP., M.Si AHMAD AFANDI,M.Pd


NIDN. 0723078002 NIDN.0712069101

Pembimbing I Pembimbing II

A. ZULKARNAIN ALI, S.IP., M.Si Dr. UMI HIDAYATI, MM


NIDN. 0723078002 NIDN. 0014066802

Mengetahui,
Dekan

LUTFIYAH, M.Pd
NIDN.0719038202

iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini

Nama : Nadya Retnosari


NIM : 2019186207B0183
Program Studi : Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Fakultas/Program : Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan/S1

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang berjudul “Peningkatan Kema


mpuan Kognitif Anak Menggunakan Media Bahan Alam Kerikil Warna Pada Ana
k Usia 3-4 Tahun di KB Pertiwi Tempelwetan Kec. Loceret Kab. Nganjuk Tahun
Pelajaran 2022/2023”.adalah benar benar hasil karya sendiri , kecuali kutipan
yang sudah saya sebutkan sumbernya, belum pernah diajukan pada institusi mana
pun dan bukan karya jiplakan. Saya bertanggung jawab atas keabsahaan dan
kebenarannya sesuai dengan sikap ilmiah yang harus dijunjung tinggi. Demikian
pernyataan ini saya buat dengan sebenar- benarnya tanpa ada tekanan dan paksaan
dari pihak manapun serta bersedia mendapatkan sanksi akademik jika ternyata di
kemudian dari pernyataan ini tidak benar

Jember, 21 Agustus 2023


Yang membuat pernyataan

Nadya Retnosari

iv
MOTTO

“ Orang positif saling mendoakan, orang negatif saling menjatuhkan.


Orang sukses mengerti pentingnya proses, orang gagal lebih banyak
protes.”

v
HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada :

1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat , nikmat dan kesehatan serta
Rizki yang luar biasa
2. Ayah saya yang sudah Almarhum dan ibu saya tercinta. Yang sudah
memberikan dukungan dan doa serta kasih sayang yang tak pernah saya
lupakan terima kasih untuk semua pengorbanan, cinta serta kasih
sayangnya .
3. Untuk suami dan anak saya tercinta. Terima kasih atas doa – doa dan
motivasi yang sudah diberikan kepada saya.
4. Untuk seluruh Keluarga saya dan saudara terima kasih atas doa dan
dukungannya
5. Untuk sahabat saya, Denik, Roziqoh, Livia, Selvia, Nia, Nafis terimakasih
sudah selalu mendukung dan saling support.
6. Untuk teman teman Mahasiswa PG PAUD Universitas PGRI Argopuro
Jember Angkatan 2019 yang selalu kompak.

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT atas limpahan

rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul

“Peningkatan Perkembangan Kognitif Anak Menggunakan Media Bahan Ala

m Kerikil Warna Pada Anak Usia 3-4 Tahun di KB Pertiwi Tempelwetan Kec.

Loceret Kab. Nganjuk Tahun Pelajaran 2022/2023”

Penulis menyadari bahwa terselesainya skripsi ini tidak semata-mata atas

usaha pribadi, melainkan berkat beberapa pihak yang turut membantu. Penulis

mengucapkan terima kasih terhadap semua pihak yang selama ini telah

membantu penulisan skripsi ini terutama kepada:

1. Bapak Basuki Hadi Prayogo,S.TP.M.Si. selaku Rektor Universitas PGRI


Argopuro Jember .
2. Ibu Lutfiyah, M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas PGRI Argopuro Jember

3. Ibu Hisbiyatul Hasanah.S.Ag.M.Pd . selaku Wakil Dekan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Argopuro Jember

4. A. Zulkarnain Ali, S.IP., M.Si Selaku Ketua Program Studi PG – PAUD


Universitas PGRI Argopuro Jember.
5. Bapak A. Zulkarnain Ali, S.IP., M.Si , selaku Dosen Pembimbing I dengan

segala kesabaran untuk memberikan membimbing dan arahan sehingga

terselesainya skripsi ini.

vii
6. Ibu Umi Hidayati, MM, selaku Dosen Pembimbing II yang telah sabar

membimbing penulis sehingga skripsi ini dapat selesai tepat waktu .

7. Ibu Tri Yuliani selaku Kepala sekolah KB Pertiwi Tempelwetan yang

telah memberi ijin melakukan penelitian di KB Pertiwi Tempelwetan dan

mendukung terselesaikannya penelitian ini.

8. Para guru KB Pertiwi Tempelwetan yang telah memberikan dukungan

dan semangat kepada peneliti.

9. Keluarga penulis tercinta yang telah memberikan do'a, kasih sayang dan

semangat sehingga penulis tidak putus asa sampai saat ini.

10. Teman-teman PG PAUD Tahun 2019 yang telah memberi semangat agar

penulis tidak putus asa.

11. Semua pihak yang telah membantu terselesainya skripsi ini. Semoga

dukungan dari Bapak/Ibu/Saudara/i bermanfaat bagi kita semua dan

mendapat ridho Allah SWT.

Penulis menyadari dalam penyusunan Skripsi ini banyak terdapat

kekurangan, untuk itu Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Jember, 21 Agustus 2023


Peneliti

viii
DAFTAR ISI

Halaman Judul ......................................................................................................... i


Halaman Persetujuan ............................................................................................ ii
Halaman Pengesahan ............................................................................................ iii
Halaman Pernyataan ............................................................................................. iv
Motto ...................................................................................................................... v
Halaman Persembahan .......................................................................................... vi
Kata Pengantar ..................................................................................................... vii
Daftar Isi ............................................................................................................... ix
Daftar Tabel .......................................................................................................... xi
Daftar Gambar ..................................................................................................... xii
Daftar Grafik ....................................................................................................... xiii
Daftar Lampiran .................................................................................................. xiv
Abstrak ................................................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................................... 5
1.5 Definisi Operasional ................................................................................... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................................... 8

2.1 Kajian Pustaka ........................................................................................... 8


2.2 Penelitian terdahulu ................................................................................. 12
2.3 Hipotesis .................................................................................................. 13

BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................15

3.1 Jenis dan pendekatan penelitian ................................................................15


3.2 Subyek Penelitian ......................................................................................17
3.3 Data dan sumber data ................................................................................19

ix
3.4 Prosedur Penelitian ................................................................................... 21
3.5 Pengumpulan data .................................................................................... 25
3.6 Analisis data ............................................................................................. 26

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 30

4.1 Hasil Penelitian ....................................................................................... 30


4.2 Pembahasan ............................................................................................ 56

BAB V PENUTUP .............................................................................................. 61

5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 61

5.2 Saran ........................................................................................................ 63

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 65

LAMPIRAN

x
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Daftar Peserta Didik ............................................................................. 18


Tabel 3.2 Instrumen Penelelitian Kemampuan Kognitif ...................................... 25
Tabel 4.1 Lembar Penilaian Pra Tindakan Kemampuan Kognitif Anak
Menggunakan Media bahan Alam Kerikil Warna di KB Pertiwi
Tempelwetan ....................................................................................... 32
Tabel 4.2 Lembar Penilaian Kemampuan Kognitif Anak Menggunakan Media
Bahan Alam Kerikil Warna Siklus I Pertemuan Pertama dan Kedua . 40
Tabel 4.3 Hasil Observasi Peningkatan Kemampuan Kognitif Anak Pra Tindakan
dan Siklus I .......................................................................................... 52
Tabel 4.4 Lembar Penilaian Kemampuan Kognitif Anak Menggunakan Media
Bahan Alam Kerikil Warna Siklus II Pertemuan Pertama dan Kedua . 54
Tabel 4.5 Data Keseluruhan Hasil Observasi Perkembangan Kognitif Anak Dari
Pra Siklus Sampai Dengan Siklus II .................................................... 56

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka berpikir ............................................................................. 12

Gambar 3.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas ....................................................... 21

xii
DAFTAR GRAFIK

Gambar 4.1 Grafik Peningkatan Pra siklus .......................................................... 34

Gambar 4.2 Grafik Peningkatan Pra siklus dan Siklus 1 .................................... 43

Gambar 4.3 Grafik Peningkatan Pra siklus , Siklus 1 dan Siklus 2 ..................... 55

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

1. Instrumen Penilaian Observasi


2. Dokumentasi Penelitian
3. RPPM
4. RPPH
5. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian
6. Daftar Riwayat Hidup

xiv
ABSTRAK

Sariretno, Nadya. 2023. Peningkatan Kemampuan Kognitif Anak Menggunak


an Media Bahan Alam Kerikil Warna Pada Anak Usia 3-4 Tahun di
KB Pertiwi Tempelwetan Kec. Loceret Kab. Nganjuk Tahun Pelajara
n 2022/2023. Skripsi, Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Argopuro
Jember : (1) A. Zulkarnain Ali, S.IP., M.Si (2) Umi Hidayati, MM
Kata Kunci: Peningkatan Kemampuan Kognitif, Menggunakan Media Bahan
Alam Kerikil Warna, Anak Usia 3-4 Tahun
Salah satu masalah dalam pembelajaran di KB Pertiwi Tempelwetan
adalah perkembangan bahwa anak khususnya kemampuan anak belum mencapai
hasil yang maksimal. Hal tersebut diperkuat dari 20 anak terdapat 12 anak
(58,75%) yang belum berkembang kemampuan kognitif anak menggunakan
media bahan alam kerikil warna.
Rumusan masalah dalam penelitian adalah: Apakah media bahan alam
kerikil warna dapat meningkatkan kemampuan Kognitif pada anak usia 3-4 Tahun
di KB Pertiwi Tempelwetan tahun Pelajaran 2022/2023?
Rancangan penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Tiap siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi, refleksi. Subyek
penelitian yaitu Peserta didik KB Pertiwi Tempelwetan sebanyak 20 anak. Teknik
pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi dan dokumentasi. Instrumen
yang dipergunakan adalah lembar observasi kemampuan kognitif. Analisis data
penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan prosentase( %).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Pada Prasiklus presentase rata rata
kemampuan koordinasi mata dan tangan mencapai 58,75 % dengan kriteria Anak
Cukup Mampu. Pada siklus I persentase rata-rata kemampuan koordinasi mata
dan tangan mencapai 80% dengan kriteria Anak Cukup Mampu . Pada siklus II
kemampuan koordinasi mata dan tangan anak mengalami peningkatan dengan
persentase rata-rata 90 % dengan kriteria Anak Mampu. Disimpulkan bahwa
Media Bahan Alam Kerikil Warna Dapat Meningkatkan Kemampuan Kognitif
Anak Usia 3-4 Tahun di KB Pertiwi Tempelwetan dari Prasiklus ke siklus I
sebesar 15,5 %dan siklus I ke siklus II sebesar 22,5 %.
Saran yang dikemukakan peneliti adalah: bagi peneliti selanjutnya,
diharapkan penelitian selanjutnya bisa lebih baik dan media yang digunakan dapat
dikembangkan.

xv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Anak usia dini merupakan masa yang paling potensial bagi anak untuk

belajar dan mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya, sehingga

perlu diberikan stimulasi untuk mengoptimalisasi seluruh aspek

perkembangan anak. Mengingat bahwa anak memiliki karakteristik yang unik

dan berbeda dengan orang dewasa, maka pemberian stimulasi

harus disesuaikan dengan karakteristik dan perkembangan anak sehingga

mereka dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi yang

dimilikinya.

Anak usia dini adalah anak pada rentang usia lahir sampai 6 tahun pada

masa ini anak akan mudah menerima berbagai stimulasi sehingga perlu

bimbingan yang tepat bagi pertumbuhan dan perkembangannya.

Tujuan pendidikan pada dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada

perubahan perubahan tingkah laku intelektual, moral, maupun sosial anak agar

dapat hidup mandiri sebagai individu dan makhluk sosial. Dalam mencapai

tujuan tersebut anak berintraksi dengan lingkungan belajar yang diatur guru

melalui proses pembelajaran.

Lingkungan belajar yang diatur oleh guru mencakup tujuan pembelajaran,

bahan pembelajaran, metodologi pembelajaran, dan penilaian pembelajaran.

Secara khusus terkait metodologi pembelajaran, aspek ini terkait dengan dua

hal yang saling menonjol yaitu metode dan media pembelajaran. Media

1
2

memiliki kedudukan yang sangat penting dalam mencapai tujuan

pembelajaran secara efektif.

Tahap perkembangan kognitif Piaget (Rohayah, 2010) anak di Taman

Kanak-kanak berada pada tahap praoperasional (2-7 tahun), dalam

mengenalkan konsep lambang bilangan, anak-anak membutuhkan bendabenda

konkret yang dapat digunakan oleh anak dalam belajar. Sedangkan kondisi

dilapangan belum memanfaatkan media yang cocok atau tepat sebagai alat

permainan edukatif (APE) untuk membantu kegiatan pengembangan

pengenalan konsep bilangan pada anak usia dini. Salah satu bentuk

kemampuan yang bisa diterapkan pada pendidikan anak usia dini yaitu

kemampuan mengenal konsep bilangan. Pengembangan mengenal konsep

bilangan pada anak bertujuan meningkatkan kemampuan berpikir anak untuk

dapat mengolah perolehan belajarnya, dapat 4 menemukan macam-macam

alternatif pemecahan masalah, membantu anak untuk mengembangkan

kemampuan logika matematikanya dan pengetahuan akan ruang dan waktu

serta mempunyai kemampuan untuk memilah-milah, mengelompokkan serta

mempersiapkan pengembangan kemampuan berpikir yang teliti. Idealnya

kemampuan mengenal konsep bilangan merupakan bentuk pengetahuan dasar

yang harus dikuasai dengan baik oleh anak

Oleh karena itu, pendidikan anak usia dini harus disesuaikan dengan

tahap-tahap perkembangan anak di usianya dan dilakukan dengan memberikan

pembiasaan kepada anak sehingga dapat merangsang pertumbuhan dan

perkembangannya secara optimal maka aspek-aspek yang harus

dikembangkan berdasarkan Permendikbud No.137 Tahun 2014 Tentang


3

Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini yaitu nilai moral dan agama,

kognitif, fisik motorik, sosial-emosional, bahasa, dan seni. Salah satu

kemampuan yang sangat penting bagi perkembangan anak dan perlu untuk di

stimulus sejak dini yaitu kemampuan kognitif karena sejak dini anak

membutuhkan agar anak mampu melatih ingatanya terhadap semua peristiwa

atau kejadian yang pernah dialami, agar anak mampu memahami berbagai

simbol-simbol yang ada didunia, anak mampu melakukan penalaran-penalaran

baik yang terjadi secara proses alamiah ataupun proses ilmiah, dan agar anak

mampu memecahkan persoalan hidup yang dihadapinya sehingga pada

akhirnya ia akan menjadi individu yang mampu menolong dirinya sendiri. Jika

seorang anak mempunyai kemampuan kognitif yang tidak berkembang sesuai

dengan tahapan usianya maka kemampuan kognitif anak itu terhambat

memungkinkan anak tidak dapat untuk berfikir lebih kompleks serta tidak

mampu melakukan kemampuan penalaran, pemecahan masalah dan tugas

kognitif lainnya.

Pendidikan anak usia dini merupakan hal mendasar yang dilakukan sedini

mungkin dan dilaksanakan secara menyeluruh dan terpadu. Aspek nilai agama

serta moral, fisik motorik, bahasa, kognitif, sosial emosional, serta seni yang

wajib dibesarkan dalam PAUD telah diatur dalam Peraturan Menteri Nasional

PAUD, adalah aspek nilai agama serta moral, kognitif merupakan salah satu

bidang pengembangan yang sangat berarti buat dibesarkan sejak dini.

Media dalam proses pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar anak

didik dalam pembelajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat

mempertinggi hasil belajar yang dicapainya. Berbagai penelitian yang


4

dilakukan terhadap penggunaan media dalam pembelajaran sampai pada

kesimpulan, bahwa proses dan hasil belajar pada siswa menunjukkan

perbedaaan yang signifikan antara pembelajaran tanpa media dengan

pembelajaran menggunakan media. Oleh karena itu penggunaan media

pembelajaran sangat dianjurkan untuk mempertinggi kualitas pembelajaran.

Peran media dalam pembelajaran khususnya dalam pendidikan anak usia

dini semakin penting artinya mengingat perkembangan anak pada saat itu

berada pada masa berfikir konkrit. Oleh karena itu salah satu prinsip

pendidikan untuk anak usia dini harus berdasarkan realita artinya anak

diharapkan dapat mempelajari sesuatu secara nyata. Dengan demikian dalam

pendidikan untuk anak usia dini harus menggunakan sesuatu yang

memungkinkan anak dapat belajar secara konkrit. Perinsip tersebut

menngisyaratkan perlunya digunakan media sebagai saluran penyampai

pendidikan untuk anak usia dini. Seorang guru pada saat menyajikan informasi

kepada anak usia dini harus menggunakan media agar informasi tersebut dapat

diterima atau diserap anak dengan baik dan pada akhirnya diharapkan

perubahan perubahan perilaku berupa kemampuan dalam hal pengetahuan,

sikap, dan ketrampilannya.

Seorang pendidik anak usia dini mempunyai tugas utama sebagai

perencana, pelaksana dan pengevaluasi hasil kegiatan pembelajaran dikelasnya.

Seorang guru diharuskan merancang tujuan dan strategi pembelajaran,

menentukan media yang diperlukan, memilih metode serta melakukan

penilaian pembelajarannya. Yang tak kalah pentingnya dalam merancang


5

pembelajaran adalah memilih media yang tepat dan sesuai untuk mencapai

tujuan dari indikator yang ingin dicapai oleh anak.

Namun pada kenyataannya banyak guru sebagai pendidik anak usia dini

yang sedikit pengalaman dalam penggunaan media pembelajaran. Dan hal ini

sering menyebabkan guru mengalami kesulitan dalam menentukan jenis media

pembelajaran yang akan digunakan. Para guru terkadang memilih media yang

disukainya walaupun tidak relevan dengan kemampuan yang harus dicapai

anak. Dan masih banyak juga guru saat ini yang menganggap bahwa peran

media dalam proses pembelajaran hanya terbatas sebagai alat bantu semata dan

boleh diabaikan manakala media tersebut tidak tersedia disekolah.

Mengingat pentingnya penggunaan media dalam pembelajaran anak usia

dini, mengasumsikan bahwa biaya yang dibutuhkan untuk menyediakan media,

bahan dan alat belajar cukup besar dananya. Keterbatasan dana terkadang

menjadikan proses pembelajaran kurang bermutu lantaran media yang

digunakan hanya sebatas yang sudah ada saja. Hal ini menjadikan keterbatasan

bagi para pendidik maupun lembaga pendidikan. Karenanya diperlukan

pemikiran kreatif dan cerdas agar dapat mensiasati pelaksanaan pendidikan

meskipun dengan dana yang tidak besar. Guru perlu mengubah strategi

pembelajaran agar dapat memaksimalkan media yang ada, dan mampu

menggunakan benda benda sekitar untuk dijadikan sebagai media

pembelajaran. Lembaga pendidikan dan guru khususnya dituntut untuk lebih

kreatif dalam mengembangkan program pembelajran terutama dalam

pengembangan media pembelajaran. Media yang digunakan tidak harus


6

membeli dengan biaya dengan biaya yang besar tetapi bisa memanfaatkan

sumber daya alam yang ada disekitar

Oleh sebab itu, peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian dengan

judul “Peningkatan Kemampuan Kognitif Anak Menggunakan Media

Bahan Alam Kerikil Warna Pada Anak Usia 3-4 Tahun di KB Pertiwi

Tempelwetan Tahun Pelajaran 2022 / 2023”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian tentang latar belakang diatas maka penulis

merumuskan masalah sebagai berikut :

Apakah media bahan alam kerikil warna dapat meningkatkan kemampuan

kognitif pada anak usia 3-4 Tahun di KB Pertiwi Tempelwetan tahun

Pelajaran 2022/2023?

1.3 Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini

adalah :

Meningkatkan kemampuan kognitif anak menggunakan media bahan alam

kerikil warna.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Peserta Didik

a) Dapat menambah pengalaman belajar anak melalui tindakan langsung.


7

b) Dapat menumbuhkan motivasi melalui kegiatan yang lebih menarik

karena melibatkan keaktifan anak didik.

c) Dapat meningkatkan perkembangan kognitif anak melalui stimulasi

yang menyenangkan.

d) Dapat meningkatkan kemampuan anak dalam hal menghitung benda

1-10, mengenal symbol angka menggunakan kerikil warna, membuat

bentuk, coretan/tulisan angka 1-10

e) Dapat meningkatkan pengenalan bahan alam kepada anak.

2. Bagi Pendidik

a. Hasil penelitian dapat memberikan alternatif metode pembelajaran

yang dapat digunakan oleh pendidik dalam meningkatkan

keterampilan kognitif anak usia dini.

b. Penelitian ini dapat menambah pengetahuan para pendidik tentang

pentingnya pengembangan kognitif anak usia dini.

c. Hasil penelitian dapat membantu pendidik dalam pengembangan

program pembelajaran yang berfokus pada pengembangan kognitif

anak usia dini melalui pengenalan bahan alam kerikil warna.

d. Dalam proses pembelajaran, pendidik dapat menggunakan permainan

menggunakan kerikil warna berkelompok sebagai alat evaluasi untuk

mengukur kemampuan kognitif anak.

e. Penelitian ini dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dengan

memberikan alternatif metode pembelajaran yang menyenangkan,


8

interaktif dan efektif dalam meningkatkan keterampilan kognitif anak

usia dini.

3. Bagi Sekolah

a. Dalam pembelajaran, permainan bahan alam kerikil warna dapat

digunakan sebagai alternatif metode pembelajaran yang

menyenangkan, interaktif dan efektif dalam meningkatkan

keterampilan sosial, kognitif, dan motorik anak.

b. Permainan bahan alam kerikil warna dapat meningkatkan keterlibatan

siswa dalam pembelajaran, karena mereka dapat terlibat langsung

untuk menyelesaikan tugas dan belajar.

c. Dalam permainan bahan alam kerikil warna, siswa akan belajar untuk

berhitung, mengenal warna, membedakan besar kecil ukuran suatu

benda, komunikasi dan menyelesaikan masalah.

d. Dalam proses belajar berhitung, siswa harus memikirkan bagaimana

cara mengetahui bahwa itu jumlah batu ada satu atau dua dan

seterusnya, memperhatikan ukuran batu, dan menggunakan koordinasi

mata-tangan mereka, sehingga dapat meningkatkan keterampilan

kognitif dan motorik mereka.

e. Dalam pembelajaran, permainan menggunakan bahan alam kerikil

warna dapat membantu aspek perkembangan kognitif mereka, karena

mereka dapat mengembangkan kemampuan pemecahan masalah,

kreativitas, dan kemampuan berpikir kritis.


9

1.5 Definisi Operasional

a. Kognitif : berguna untuk mengembangkan kemampuan anak dalam

berpikir secara rasional.

b. Permainan kerikil warna: permainan yang melibatkan anak dalam

mengenalkan angka sebagai awal untuk berhitung dengan tujuan

meningkatkan keterampilan kognitif.

c. Anak usia dini: anak usia 0-6 tahun dan masih dalam tahap

perkembangan awal yang membutuhkan stimulasi dari segala aspek

perkembangan seperti aspek kognitif, fisik motorik, bahasa, sosial

emosional.
10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Tujuan Umum Media Bahan Alam Kerikil Warna

2.1.1 Tujuan Umum Media Bahan Alam Kerikil Warna

2.1.1.1 Pengertian Media Bahan Alam

Media bahan alam adalah alat atau bahan yang digunakan dalam

pembelajaran untuk menyampaikan tujuan pembelajaran dari sumber

belajar (guru) kepenerima belajar (peserta didik) yang berasal dari

lingkungan alam sekitar. Media bahan alam merupakan alat atau

sarana untuk menyampaikan pesan. Namun dalam ini yang terpenting

bukanlah peralatannya, melainkan pesan belajar yang dibawa oleh

atau guru yang memanfaatkannya.

Media dapat merangsang anak untuk melakukan kegiatan,

terkadang anak sulit untuk memahami apa yang kita sampaikan akan

tetapi melalui media yang tepat agar anak lebih mudah untuk

memahaminya. Selanjutkan Hamalik dalam Arsyad (2011),

mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses

belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang

baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan

bahkan membawa pengaruh-pengaruh terhadap anak.

Peningkatan kemampuan kognitif anak melalui berbagai metode

atau cara yang menyenangkan melalui dunianya anak yaitu dunia

10
11

bermain, tentu harus didukung oleh pola atau bentuk permainan yang

mengarah pada peningkatan mengenal konsep bilangan, dalam artian

kegiatan atau permainan yang dilakukan harus menimbulkan rasa

ingin tahu anak sehingga anak tertarik untuk memecahkan

permasalahan-permasalahan yang anak hadapi. Oleh karena itu

diperlukan bimbingan dari orang tua dan guru agar anak bisa lebih

aktif dalam mengembankan kemampuannya. Semakin banyak

bimbingan yang diterima anak dalam mengembangkan

kemampuannya, semakin besar variasi dalam kegiatan bermain dan

semakin besar kegembiraan serta pengetahuan yang diperoleh.

Pemanfaatan media bahan alam sebagai media pembelajaran oleh

guru secara tepat membantu anak dalam mengembangkan berbagai

aspek perkembangan anak baik aspek perkembangan kognitif, sosial

emosional, bahasa, motorik, moral dan nilai agama serta kecakapan

hidup. Salah satu upaya yang dilakukan guru untuk menstimulasi

aspek perkembangan anak kognitif anak adalah dengan memanfaatkan

media bahan alam sebagai media pembelajaran, seperti memanfaatkan

batu-batuan, pasir, tanah liat, air, daun-daunan, tanaman, bambu, biji-

bijian dan lain sebagainya. Banyak media yang terdapat dilingkungan

sekitar anak yang dapat digunakan sebagai media atau alat peraga

untuk kegiatan pembelajaran anak tanpa perlu biaya mahal.


12

2.1.1.2 Manfaat Media Bahan Alam

Menurut Sujiono (2014), mengatakan bahwa fungsi dan tujuan

media dapat mengembangkan kognitif anak seperti merangsang anak

untuk melakukan kegiatan pikiran, perasaan, perhatian dan minat

bereksperimen, menyelidik, alat bantu untuk mencapai tujuan

pendidikan yang maksimal, alat peraga untuk memperjelas sesuatu,

dan mengembangkan imajinasi. Media dapat merangsang anak untuk

melakukan kegiatan, terkadang anak sulit untuk memahami apa yang

kita sampaikan akan tetapi melalui media yang tepat agar anak lebih

mudah untuk memahaminya.

Fungsi utama media pembelajaran adalah media dapat memperjelas

penyajian pesan dan informasi sehingga memperlancar dan

meningkatkan proses dan hasil belajar. Media bahan alam dapat

berupa apa saja yang terpenting dapat merangsang dan memperluas

keingintahuan pada anak. Termasuk media alam, melalui alam sekitar

seperti daundaunan, ranting, batu, dan lain-lain, semua itu dapat

dijadikan sember belajar bagi anak, serta dapat menggali pengetahuan

anak.

Kemp dan Dayton (1985) mengemukakan beberapa manfaat media

yaitu:

1. Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih standard

2. Pembelajaran dapat lebih menarik

3. Pembelajaran menjadi lebih aktif


13

4. Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan

5. Proses pembelajaran dapat berlangsung kapan pun dan dimana pun

diperlukan

6. Waktu pembelajaran menjadi lebih efesien

7. Peranan guru kearah yang lebih positif.

Pemanfaatan media bahan alam dalam pengembangan kemampuan

kognitif anak pada Taman Kanak-kanak Kuncup Sorumba Kecamatan

Ranomeeto Kabupaten Konawe Selatan maka dapat ditarik kesimpulan

bahwa untuk menstimulasi kemampuan kognitif anak adalah dengan

memanfaatkan media bahan alam sebagai media pembelajaran, seperti

memanfaatkan batu-batuan, pasir, tanah liat, air, daun-daunan, tanaman,

bambu, biji-bijian dan lain sebagainya. Banyak media yang terdapat

dilingkungan sekitar anak yang dapat digunakan sebagai media atau alat

peraga untuk kegiatan pembelajaran anak tanpa perlu biaya mahal.

Kemampuan kognitif anak dapat berkembang dengan baik, karena dalam

pemanfaatan atau penggunaan media bahan alam seorang guru lebih banyak

memberikan kesempatan kepada anak untuk mengambil peran yang lebih

aktif. Dengan memanfaatkan media bahan alam dalam pengembangan

kemampuan kognitif anak sehingga anak sudah dapat mengurutkan bilangan

1-10, menghubungkan lambang bilangan dengan konsep bilangan 1-10,

membandingkan lebih dari, kurang dari, lebih banyak, dan sama jumlahnya

dengan menggunakan angka-angka atau bilangan, dan mengenal simbol

bilangan (angka) yang dihubungkan dengan jumlah bendanya.


14

2.1.1.3 Tahapan Penggunaan Media Bahan Alam Kerikil Warna

1. Persiapan

Sebelum memulai penggunaan media bahan alam kerikil warna,

pastikan bahwa semua perlengkapan dan bahan yang dibutuhkan

sudah tersedia dan siap digunakan. Misalnya, pastikan bahwa

setiap kelompok sudah memiliki kerikil warna yang cukup dan

bahwa anak-anak sudah tahu bagaimana cara bermain dan

mengenal angka 1-10 menggunakan kerikil warna tersebut

2. Penjelasan

Jelaskan tujuan dan aturan permainan kerikil warna kepada anak-

anak. Berikan instruksi yang jelas tentang bagaimana cara

membuat angka 1-10 menggunakan kerikil warna .

3. Pelaksanaan

Setelah memberikan penjelasan, biarkan anak-anak membuat

angka 1-10 sesuai dengan apa yang mereka ketahui. Bantu anak-

anak yang mengalami kesulitan dan pastikan bahwa mereka tetap

terlibat dalam proses pembelajaran.

4. Evaluasi

Setelah permainan selesai, lakukan evaluasi terhadap hasil

pembelajaran anak-anak. Evaluasi dapat dilakukan dengan

memberikan pertanyaan kepada anak-anak tentang apa yang

mereka pelajari dari permainan tersebut, apakah ada yang berhasil

dan tidak berhasil dalam melaksanakan tugas membuat angka 1-

10.
15

5. Refleksi

Terakhir, lakukan refleksi bersama dengan anak-anak tentang

proses pembelajaran mereka. Ajak mereka untuk berbicara

tentang apa yang mereka pelajari, bagaimana mereka dapat

membuat angka 1-10, dan apa yang dapat dilakukan untuk

mengenal angka 1-10 tersebut.

2.1.1.4 Tata Cara Media

Berikut adalah cara bermain kerikil warna pada anak usia 3-4

Tahun :

1. Anak-anak mengambil batu yang telah disediakan dengan berbagai

ukuran ada batu kecil, sedan, hingga besar.

2. Kemudian batu tersebut diambil anak-anak dapat mengenal

berbagai macam bentuk, warna.

3. Anak-anak mulai membuat angka 1, 2, 3 dan seterusnya. Sesaui

yang merea ketahui.

4. Anak-anak dapat saling membantu apabila anak-anak ada yang

memiliki kesulitan dalam membuat angka.

5. Setelah berhasil membuat angka, anak-anak dapat merayakan

keberhasilan mereka dan menyimpulkan apa yang mereka pelajari

dari bermain kerikil warna.

Melalui tahapan-tahapan ini, anak-anak dapat meningkatkan

kemampuan kognitif mereka dan mengembangkan keterampilan sosial


16

seperti berkomunikasi, bekerjasama, dan memecahkan masalah

bersama-sama.

2.2 Penelitian Terdahulu


Anak :
Guru: Masih rendahnya
KONDISI Belum memberikan kemampuan kognitif
AWAL kegiatan yang kurang
menantang yang dapat
memotivasi anak untuk
bermain. Kegiatan 1
Dalam kegiatan guru
menggunakan media bahan
alam kerikil warna, guru
Dalam pembelajaran guru mengajak anak untuk
TINDAKAN menggunakan media menghitung jumlah batu,
mengenal simbol angka,
bahan alam kerikil warna dan membuat
coretan/tulisan angka 1-10

Kegiatan 2
Diduga pengunaan media
Dalam kegiatan guru
bahan alam kerikil warna menggunakan media bahan
KONDISI dapat meningkatkan alam kerikil warna dan
AKHIR kemampuan kognitif pada mengajak anak membuat
anak. coretan/tulisan angka 1-10

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

Berdasarkan kajian teori yang sudah diuraikan sebelumnya , maka

dapat disimpulkan sebagai berikut :

Pendidikan Anak Usia Dini ditekankan pada pemberian

rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan

jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan

lebih lanjut. Salah satunya perkembangan kemampuan kognitif yang erat


17

kaitannya dengan perkembangan proses mengingat, pengambilan keputusan,

dan pemecahan masalah.

Perkembangan kognitif adalah proses mental dan persepsi sensorik.

Perkembangan kognitif meliputi berpikir, mengetahui, mengingat, menilai,

dan memecahkan masalah.

Dalam meningkatkan perkembangan kognitif melalui bahan alam kerikil

warna pada anak usia dini, aspek kognitif menjadi penting karena anak-anak

harus dapat memahami cara memecahkan masalah, berkomunikasi secara

efektif, berfikir secara kritis, dan mengatasi konflik yang mungkin terjadi

selama bermain. Anak-anak yang memiliki keterampilan kognitif yang baik

cenderung lebih mampu berfikir, memahami masalah yang sedang dihapi dan

dapat menyelesaikan masalah.

Salah satu kegiatan bermain yang bisa diberikan yaitu bermain dengan

bahan alam kerikil warna, Bermain dengan bahan alam kerikil warna adalah

sebuah kegiatan bermain kerikil warna yang dilakukan secara bersama-sama

oleh anak dalam satu kelas. Dalam hal ini, setiap anak bertanggung jawab

untuk mengenal dan membuat angka 1-10 sesuai dengan minatnya.

Pelaksanaan kegiatan bermain bahan alam kerikil warna memiliki Tujuan

dari meningkatkan aspek perkembangan kognitif anak usia sini secara baik.

Selain itu, kegiatan ini juga dapat membantu meningkatkan kemampuan

komunikasi dan memecahkan masalah yang sedang mereka hadapi.


18

2.3 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, setelah peneliti mengemukakan landasan teori dan kerangka

berpikir.

Sugiyono (2013: 64) menyatakan bahwa hipotesis merupakan jawaban

sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah

penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.Dikatakan

sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang

relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui

pengumpulan data.

Menurut Fraenkel dan Wallen mengartikan hipotesis sebagai prediksi

atas kemungkinan hasil dari suatu penelitian.

Berdasarkan landasan teori dan kerangka pikir, maka dirumuskan hipotesis

tindakan sebagai berikut: Peningkatan kemampuan kognitif anak melalui

media bahan alam kerikil warna pada anak usia 3-4 tahun di KB Pertiwi

Tempelwetan Tahun Pelajaran 2022/2023.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

Tindakan Kelas ( Classroom Action Research ) dengan pendekatan

Kuantitatif, karena permasalahan yang diteliti muncul ketika proses kegiatan

belajar mengajar di kelas .

Penelitian Tindakan Kelas yaitu penelitian tindakan dalam bidang

pendidikan yang dilaksanakan di dalam kelas dengan tujuan untuk

memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Penelitian tindakan

kelas ini sering digunakan karena peneliti akan mudah merencanakan

tindakan, melakukan tindakan, melakukan pengamatan dan menelaah ulang

apa yang telah dilakukan untuk menentukan langkah selanjutnya dalam

rangka mengembangkan aspek perkembangan anak yang belum berkembang.

Menurut Arikunto (2010:58), penelitian tindakan kelas (PTK) adalah

penelitian tindakan (Action Research) yang dilakukan dengan tujuan untuk

memperbaiki mutu perbaikan pembelajaran di kelasnya.

Dalam pendidikan khususnya dalam praktik pembelajaran penelitian

tindakan berkembang menjadi Penelitian Tindakan Kelas (PTK ) atau

Classroom Action Research) .

Menurut Nana Syaodih (2013: 140) penelitian tindakan merupakan suatu

pencarian sistematik yang dilaksanakan oleh para pelaksana program dalam

19
20

kegiatannya sendiri (dalam pendidikan dilakukan oleh guru, dosen, kepala

sekolah, konselor) dalam mengumpulkan data tentang pelaksanaan kegiatan,

keberhasilan dan hambatan yang dihadapi, untuk kemudian menyusun

rencana dan melakukan kegiatan-kegiatan penyempurnaan.

Dalam penelitian PTK, peneliti akan melakukan tindakan atau intervensi

terhadap subjek penelitian (anak usia dini) dalam beberapa siklus, dan melihat

apakah ada perubahan yang terjadi pada subjek penelitian pada setiap siklus.

Dalam penelitian PTK, peneliti dapat melakukan beberapa tahapan, yaitu:

1. Perencanaan: peneliti merumuskan tujuan penelitian, merancang

tindakan, menentukan indikator pencapaian, dan membuat alat

pengumpulan data.

2. Pelaksanaan: peneliti melakukan tindakan sesuai dengan rencana yang

telah dibuat, mengumpulkan data, dan merefleksikan proses pelaksanaan

intervensi.

3. Pengamatan: peneliti melakukan pengamatan terhadap hasil yang telah

dilakukan, mengevaluasi data, dan menentukan apakah intervensi yang

telah dilakukan berhasil dalam meningkatkan kerjasama anak usia dini.

4. Refleksi: peneliti merefleksikan proses penelitian, mengevaluasi hasil

yang telah didapatkan, dan membuat perbaikan untuk siklus berikutnya.

Dalam penelitian PTK, peneliti dapat menggunakan berbagai macam alat

pengumpulan data, seperti observasi, wawancara, dan kuesioner. Dalam hal

ini, observasi dapat dilakukan untuk melihat secara langsung bagaimana

anak-anak dapat mengembangkan aspek kognitif yaitu mengenal angka


21

melalui kegiatan bermain kerikil warna, sementara kuesioner dan wawancara

dapat digunakan untuk mengukur cara berfikir anak dan menyelesaikan

masalah pada anak usia dini. Peneliti dapat melihat perubahan yang terjadi

pada setiap siklus, dan membuat perbaikan pada tindakan yang telah

dilakukan untuk meningkatkan efektivitasnya.

Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif . Menurut

Arikunto (2019, hlm. 27) pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang

sesuai dengan namanya, banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari

pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan

hasilnya.

Pendekatan penelitian yang dapat digunakan adalah kuantitatif. Dalam

penelitian kuantitatif, data diukur dan dihitung secara numerik, sehingga

dapat dianalisis menggunakan metode statistik. Dalam penelitian ini,

perkembangan kognitif dapat diukur dengan menghitung skor mengenal dan

membuat angka. Selanjutnya, perbedaan skor mengenal dan membuat angka

dapat dihitung dan dianalisis dengan metode statistik untuk menentukan

apakah terdapat perbedaan yang signifikan.

Berdasarkan penjelasan tentang tujuan penelitian tindakan kelas diatas

maka dapat disimpulkan bahwa tujuan penelitian tindakan kelas dalam

penelitian ini yaitu melakukan perbaikan untuk meningkatkan perkembangan

kognitif melalui media bahan alam kerikil warna, Karena mempunyai

kemampuan kognitif yang rendah yang disebabkan karena kurangnya inovasi

bahan dan media serta kurang memotivasi anak dalam bermain, sehingga

diperlukan suatu kegiatan main yang dapat meningkatkan kemampuan


22

kognitif yaitu bermain menggunakan media bahan alam di KB Pertiwi

Tempelwetan.

3.2 Subjek dan Lokasi Penelitian

3.2.1 Subjek Penelitian

Subyek penelitian menurut Arikunto ( 2007,152 ) merupakan

sesuatu yang sangat penting kedudukannya didalam penelitian, subjek

harus ditata sebelum peneliti siap mengumpulkan data. Subyek

penelitian bisa berupa benda, hal atau orang .

Subjek penelitian usia 3-4 tahun pada penelitian tentang

peningkatan perkembangan kognitif anak melalui media bahan alam

kerikil warna akan memiliki karakteristik dan kebutuhan yang berbeda

dibandingkan dengan anak usia yang lebih muda. Pada usia ini, anak-

anak biasanya sudah memiliki kemampuan mengenal dan

menyelesaikan masalah yang sedang ia hadapi, serta mampu melakukan

tugas-tugas yang lebih kompleks. Namun, mereka juga masih

memerlukan bimbingan dan dukungan untuk dapat mengembangkan

aspek perkembangan kognitif. Dengan demikian subyek penelitian

dalam penelitian ini adalah Peserta Didik KB Pertiwi Tempelwetan

dengan Jumlah Peserta Didik sejumlah 20 anak.

Tabel 3.1 Daftar nama Peserta Didik KB Pertiwi Tempelwetan

No. Nama Kelompok

1. ADIMAS RAMADANIS DANIEL WIJAYA KB

2. AKMAL FAUZI KB
23

3. ALIFAH NUR RAHMA KB

4. AVEOLA MAHESWARI CAHYONO KB

5. AYUDIA ALESHA RAMADHANI KB

6. DYA BHUPA RATRE SULKAER AMARTATIN KB

7. EL-FATHIN ADZKIYA HAFIZZAH KB

8. FAHIRA DEEJA ZAHRATUSSALWA KB

9. FITRI NOVITA SARI KB

10. GERYN BRILLIAN PUTRA KB

11. GIBRAN RAKA ALVARENDRA KB

12. MIKAYLA ARIANI PUTRI RAMADHANI KB

13. MUHAMMAD FADLI ALVINO KB

14. MUHAMMAD HAIDAR AL-FATIH KB

15. MUHAMMAD RAZKA RAMADHAN KB

16. NAUFAL AGUNG WIBOWO KB

17. NIKITA KUSUMANINGRUM KB

18. RADINKA MAULANA IBRAHIM KB

19. RAKAI ARSAKHA ERLANGGA KB

20 REVA DONITA NUR TALITHA KB

Sumber data : Data peserta didik KB Pertiwi Tempelwetan

Tahun Pelajaran 2022/2023

3.2.2 Lokasi Penelitian

Adapun lokasi penelitian dengan judul “Peningkatan Kemampuan

Kognitif Anak Menggunakan Media Bahan Alam Kerikil Warna Pada

Anak Usia 3-4 Tahun di KB Pertiwi Tempelwetan tahun Pelajaran

2022/2023” ini dilaksanakan di :


24

Nama KB : KB PERTIWI TEMPELWETAN

Desa : Tempelwetan

Kecamatan : Loceret

Kabupaten : Nganjuk

Nama Kepala KB : Tri Yuliani

Dalam hal ini, peneliti telah mendapatkan ijin dan persetujuan

baik dari pihak Kepala KB maupun dari pihak tenaga pendidik yang

berkecimpung di lembaga tersebut. Sebelum melaksanakan penelitian,

peneliti telah terlebih dahulu melakukan observasi pada anak didik di

KB Pertiwi Tempelwetan Kecamatan Loceret Kabupaten Nganjuk.

3.3 Data dan Sumber Data

3.3.1 Data

Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah data kuantitatif.

Menurut Sugiyono ( 2018 ; 12 ) Data kuantitatif merupakan metode

penelitian yang berlandaskan positivistic (data konkrit), data penelitian

berupa angka-angka yang akan diukur menggunakan statistik sebagai

alat uji penghitungan, berkaitan dengan masalah yang diteliti untuk

menghasilkan suatu kesimpulan.

Data yang di ambil yaitu data primer diperoleh dari hasil observasi

dengan obyek kemampuan kerjasama, dapat diukur dengan menghitung

skor kerjasama setelah dilakukan permainan menyusun puzzle

berkelompok. Selanjutnya, perbedaan skor kerjasama antara kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen dapat dihitung dan dianalisis dengan


25

metode statistik untuk menentukan apakah terdapat perbedaan yang

signifikan.

3.3.2 Sumber Data

Sumber data diperoleh dari Kepala Sekolah, guru dan peserta didik

KB Pertiwi Tempelwetan Kecamatan Loceret Kabupaten Nganjuk

Tahun Ajaran 2022/2023 untuk mengetahui seberapa besar Peningkatan

perkembangan aspek kognitif anak di sekolah tersebut dan bagaimana

proses pembelajarannya setelah melakukan kegiatan menggunakan

media bahan alam kerikil warna.


26

3.4 Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Prosedur penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Perencanaan

Refleksi PRA SIKLUS Pelaksanaan

Pengamatan /
Observasi
Perencanaan

Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan

Pengamatan/
Observasi
Perencanaan

Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan

Pengamatan /
Observasi

Perencanaan

Gambar 1. Siklus Kegiatan PTK (Arikunto 2010: 137)


27

Berikut tahapan pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang akan di

laksanakan oleh peneliti:

Siklus I

a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini, kegiatan yang akan di laksanakan oleh

peneliti adalah:

1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Harian (RPPH) bermain menggunakan

media bahan alam kerikil warna disesuaikan dengan tema yang sedang

dibahas.

2) Menyiapkan media atau APE yang akan digunakan untuk memperlancar

kegiatan pembelajaran.

3) Membuat lembar observasi (lembar observasi aktivitas guru, siswa dan

lembar observasi penilaian kemampuan kerjasama) untuk melihat

bagaimana kondisi belajar mengajar di kelas ketika metode bermain balok

diterapkan.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan adalah melaksanakan rencana pembelajaran yang

telah disusun. Tindakan yang dilakukan pada tahap ini adalah melaksanakan

pembelajaran dengan penerapan metode bermain kerikil warna. Pada tahap

pelaksanaan, peneliti hanya berperan sebagai pengamat dan penilai. Peran guru

dalam pelaksanaan kegiatan yaitu menjalankan proses belajar mengajar dan

membimbing pada saat kegiatan bermain dengan kerikil warna.

Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan selama tahap pelaksanaan

tindakan ini antara lain:


28

1. Pijakan lingkungan main

a. Guru menyambut kedatangan anak.

b. Guru Mengajak anak untuk mencuci tangan

c. Guru menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

d. Guru menyiapkan tempat atau ruang kelas yang akan digunakan

anak pada saat kegiatan berlangsung.

e. Guru menyiapkan media atau APE bahan alam kerikil warna.

f. Guru memastikan tempat dan alat main yang akan digunakan aman

bagi anak.

2. Pijakan sebelum main

a. Guru mengajak anak masuk kelas, kemudian mengajak anak duduk

melingkar.

b. Guru mengajak anak untuk berdo’a sebelum melakukan kegiatan.

c. Guru membuka kegiatan, mengecek kehadiran anak

dan menanyakan kabar anak.

d. Guru mengajak anak bernyanyi bersama untuk membangkitkan semangat

anak.

e. Guru bercakap-cakap dengan siswa tentang tema dan sub tema yang akan

dilakukan.

f. Guru memperkenalkan media atau APE kerikil warna

g. Guru menjelaskan aturan bermain kerikil warna.

1) Kerikil warna diacak tidak sesuai warna dan ukuran.

2) Menyusun diatas meja.


29

3) Mengambil kerikil warna sesuai kebutuhan.

4) Star-finish lancar.

5) Bermain tepat waktu.

6) Beres-beres.

h. Guru dan anak membuat kesepakatan main.

3. Pijakan saat main

a. Anak bermain bersama teman sebayanya dalam bermain kerikil warna.

Adapun langkah-langkah dalam bermain Puzzle berkelompok:

1. Guru menyiapkan kerikil warna yang akan digunakan dalam bermain

2. Anak berkumpul dan duduk di atas karpet. Guru menghitung jumlah

anak yang hadir.

3. Anak memilih jenis batu yang ingin disusun menjadi angka sesuai

yang diinginkan.

4. Guru menunjukkan contoh kerikil warna yang sudah menjadi angka.

5. Guru memberikan pengarahan dan bimbingan saat anak-anak akan

mulai bermain kerikil warna. Anak-anak juga perlu diarahkan untuk

sering berkomunikasi dengan teman atau guru dalam menyelesaikan

kegiatan membuat angka.

6. Guru mengawasi anak-anak saat bermain kerikil warna.

b. Anak menyusun kerikil warna hingga menjadi angka yang sempurna.

c. Memberikan reward kepada keberhasilan anak dalam menyusun kerikil

warna.

4. Pijakan setelah main

a. Guru mengajak anak untuk membereskan mainan.


30

b. Kembali duduk membentuk lingkaran.

c. Recalling

d. Menutup kegiatan pembelajaran dengan berdo’a

c. Observasi

Observasi yang dilakukan oleh peneliti, dalam hal ini yang diteliti adalah

kemampuan kgnitif anak melalui kegiatan media bahan alam kerikil warna

pada saat pelaksanaan kegiatan pembelajaran (tindakan). Observasi dilakukan

pada saat anak-anak sedang melakukan kegiatan menggunakan media atau

APE kerikil warna. Bentuk observasi ini adalah peneliti meneliti langsung pada

proses kegiatan. Hasil observasi yang sudah didapat dicatat dalam lembar

observasi. Observasi dilakukan secara terus-menerus setiap kegiatan bermain

kerikil warna dilaksanakan. Hasil pengamatan pada tiap tahap kemudian

direfleksikan untuk perencanaan pengembangan selanjutnya agar mendapatkan

pencapaian hasil yang lebih baik.

d. Refleksi

Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan

yang telah dilakukanm berdasarkan data yang telah terkumpul. Sebagai acuan

dalam refleksi ini adalah hasil observasi. Hasil analisis yang dilakukan akan

digunakan sebagai acuan untuk merencanakan pengembangan selanjutnya.

Dari hasil observasi dan evaluasi siklus I dapat diidentifikasi kekurangan,

menganalisis sebab kekurangan dan mereflkeksikan diri untuk melakukan

persiapan dan perbaikan untuk melaksanakan siklus II.


31

Siklus II

Tahap-tahap pada siklus II sama dengan tahap-tahap yang ada dalam siklus

I, akan tetapi kegiatan disusun berdasarkan refleksi dari siklus I. Kegiatan yang

ada dalam siklus II sudah mengalami perbaikan baik itu terkait dengan

penyempurnaan media atau APE, penyampaian apersepsi yang lebih menarik

sehingga anak lebih antusias dan tertarik untuk mengikuti kegiatan bermain

kerikil warna.

3.5 Prosedur Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara untuk memperoleh data dalam

kegiatan penelitian yang memenuhi standar yang diterapkan. Teknik

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

observasi dan dokumentasi .

3.5.1 Teknik Observasi

Menurut Sugiyono ( 2018 : 229 ) observasi merupakan teknik

pengumpulan data yang mempunyai ciri yang spesifik bila di

bandingkan dengan teknik yang lain. Observasi dalam penelitian ini

yaitu dengan melakukan pengamatan langsung di lapangan untuk

mengetahui kondisi sebenarnya dalam peningkatan kemampuan

kognitif anak di KB Pertiwi Tempelwetan.

Tabel 3.2 Instrumen Penelitian Kemampuan Bekerjasama Anak

No Nama Pencapaian dalam


Kemampuan Kognitif Kesimpulan
persen (%)

Dapat Mengenal Membuat

menghitung simbol angka bentuk,


32

coretan/tul
menggunakan
benda 1-10 isan angka
kerikil warna
1-10

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

....

Rata-

rata

Penulis menggunakan tanda penelitian berupa angka yang memiliki

kriteria sebagai berikut :

a. Nilai 4 : Mempunyai pengertian Berkembang Sangat Baik (BSB),

anak mempunyai kemampuan yang lebih dan dapat

melakukan kegiatan dengan baik tanpa bantuan dari guru

b. Nilai 3 : Mempunyai pengertian Berkembang Sesuai Harapan

(BSH), anak dapat melakukan kegiatan dengan benar

tanpa bantuan dari guru

c. Nilai 2 : Mempunyai pengertian Mulai Berkembang (MB) anak

dapat melakukan kegiatan dan masih memerlukan

bantuan guru

d. Nilai 1 : Mempunyai pengertian Belum Berkembang (BB) anak

masih memerlukan bantuan dan bimbingan dari guru dan

orang lain
33

3.5.2 Teknik Dokumentasi

Teknik ini digunakan untuk mendokumentasikan data tentang

proses pembelajaran yang menggambarkan langkah-langkah konkrit

yang dipraktikan guru dalam kegiatan pembelajaran. Fokus masalah

dalam meningkat kemampuan kognitif anak melalui bermain

menggunakan media bahan alam kerikil warna. Dokumentasi yang

dimaksud dalam penelitian ini adalah foto-foto peristiwa yang terjadi

dalam kegiatan pembelajaran.

3.6 Teknik Analisis Data dan Kriteria Keberhasilan

3.6.1 Teknik Analisis Data

Analisis data penelitian tindakan kelas ini dilakukan secara deskriptif

kuantitatif. Kegiatan analisis data mempergunakan lembar observasi dari

kemampuan kognitif anak. Keberhasilan dan peningkatan kemampuan

kognitif pada anak dipaparkan dengan komponen lembar observasi sebagai

berikut:

1. Dapat menghitung benda 1-10

2. Mengenal simbol angka menggunakan kerikil warna

3. Membuat bentuk, coretan/tulisan angka 1-10

Dalam proses analisis data, untuk memperoleh data yang benar maka

peneliti akan mengecek subjek penelitian, subjek metode, perpanjangan

pengamatan, dan pelacakan data secara mendalam.

3.6.2 Kriteria Keberhasilan


34

Rumus menentukan prosentase kemampuan kognitif anak sebagai berikut:

( nx 1 ) + ( nx 2 ) + ( nx 3 ) +(nx 4 )
P= X 100%
N x skor tertinggi

Keterangan:

P : nilai rata – rata

n : jumlah jawaban

N : Jumlah Kelompok Skor maksimal

1,2,3,4 : bobot atau skor jawaban

( sumber : sudijono, 2008: 43 )

Untuk menghitung keberhasilan kelompok/kelas menggunakan analisis

persentase rumus

∑S

Pk = x 100 %

Keterangan:

Pk : Persentase kelompok

∑S : Jumlah skor yang mendapat skor mampu (tuntas)

N : Jumlah anak yang mengikuti pembelajaran

(Sumber: Sudijono, 2008:43)

Indikator keberhasilan penelitian tindakan ini adalah ada tiga, pertama

apabila terjadi peningkatan kemampuan guru dalam mengembangkan

strategi pembelajaran dengan meningkatkan kemampuan perkembagan

kognitif anak, dimana terlihat dari kemampuan guru dalam membicarakan


35

tema yang akan dilaksanakan, memperkenalkan APE bahan alam kerikil

warna, menjelaskan aturan bermain, membuat kesepakatan main,

mengawasi anak, mengajak anak membereskan mainan setelah selesai dan

menutup kegiatan yang telah dilaksanakan. Penelitian dianggap selesai dan

berhasil jika aktivitas guru masuk pada kategori baik minimal 75%.

Kedua, apabila terjadi peningkatan kemampuan aktivitas siswa selama

pembelajaran dilaksanakan dari awal sampai akhir, dimana terlihat saat anak

memberi dan membalas salam, berbaris dilapangan, anak masuk kelas,

berdo’a sebelum kegiatan, anak membuat 2 angka dari kerikil warna, anak

menyusun angka, anak membereskan alat main yang telah digunakan.

Penelitian dianggap selesai dan berhasil jika aktivitas siswa masuk pada

kategori baik minimal 80%.

Ketiga, apabila terjadi peningkatan kemampuan kerjasama anak,

dimana terlihat dari kemampuan anak untuk membuat bentuk angka,

memberi dukungan kepada temannya, senang melakukan kegiatan secara

bersama-sama, menolong dan membantu teman, serta anak dapat

menyelesaikan tugas tepat waktu. Penelitian dianggap selesai dan berhasil

jika kemampuan kerjasama anak usia 3-4 tahun melalui bermain bahan alam

kerikil warna masuk pada kategori baik minimal 80%.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di KB Pertiwi Tempelwetan, dengan

alamat Desa Tempelwetan, Kec. Loceret, Penelitian ini dilaksanakan pada

Semester II Tahun Ajaran 2022/2023.

Lokasi KB cukup strategis, dekat dengan jalan raya sehingga

mudah dijangkau kendaraan. Lokasi KB juga langsung terlihat dari arah

jalan raya karena letaknya yang tidak tersembunyi. KB Pertiwi

Tempelwetan juga terletak pada perkampungan yang mana banyak

terdapat anak-anak. Banyak siswa yang membutuhkan pendidikan KB

sehingga banyak anak yang disekolahkan di KB kami. Selama ini

kegiatan-kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan di KB Pertiwi

Tempelwetan lebih menitik beratkan pada pengembangan motorik, bahasa,

dan seni dan kurang nya pengembangan kognitif. Oleh karenanya pada

penelitian ini akan membahas tentang pengembangan perkembangan

kognitif pada pendidikan anak usia dini, khususnya perkembangan

kognitif anak dalam mengenal angka menggunakan media bahan alam

kerikil warna.

Subjek dalam penelitian ini adalah anak Kelompok Bermain

dengan jumlah anak yang diteliti adalah 20 anak berusia 3-4 tahun yang

terdiri dari 11 anak laki-laki dan 9 anak perempuan.

36
37

Untuk mengetahui kondisi awal peningkatan perkembangan

kognitif anak menggunakan media bahan alam kerikil warna, peneliti

melakukan observasi terlebih dahulu. Peningkatan Kemampuan Kognitif

Anak Menggunakan Media Bahan Alam Kerikil Warna yang diamati

kemampuan yakni, anak dapat mengenal mengenal simbol angka,

menghitung benda 1-10, membuat bentuk coretan/menulis tulisan angka 1-

10.

4.1.1 Deskripsi Pra Tindakan

Sebelum dilakukan penelitian tindakan kelas, peneliti melakukan

pengambilan skor terhadap perkembangan mengenal angka melalui media

bahan alam kerikil warna dengan menggunakan teknik observasi.

Pelaksanaan Pra tindakan ini dilakukan untuk mengetahui perkembangan

kognitif menggunakan media bahan alam kerikil warna sebelum

dilakukannya tindakan. Guru sebagai pelaksana pembelajaran melakukan

Pra tindakan sebelum Siklus I yaitu pada hari Kamis tanggal 8 Juni 2023.

Pelaksanaan Pra tindakan ini menggunakan tiga teknik pengumpulan data

yaitu observasi, dan dokumentasi yang berupa lembar observasi checklist,

catatan-catatan selama proses kegiatan berlangsung, gambar atau foto

selama kegiatan berlangsung serta bukti tertulis berupa Rencana Kegiatan

Harian, dan lembar wawancara.

Pelaksanaaan Pra tindakan berupa metode pengenalan aspek

perkembangan kognitif yang telah diberikan guru melalui lembar

observasi yang berupa checklist digunakan untuk menyampaikan maksud

ide, pikiran, gagasan, dan perasaan kepada orang lain .


38

Hasil metode pengenalan aspek perkembangan kognitif

menggunkan media bahan alam kerikil warna pada Pra tindakan ini

menunjukkan bahwa perkembangan kognitif pada anak Kelompok

Bermain di KB Pertiwi Tempelwetan perlu ditingkatkan. Upaya

peningkatan kemampuan kognitif yaitu dengan media bahan alam kerikil

warna. Kegiatan penngakatan perkembanagan kognitif ini dikemas dengan

pembagian kelompok yang selalu diawasi dan didampingi oleh guru. Hasil

perkembangan mengenal konsep bilangan menggunakan media bahan

alam kerikil warna di Pra tindakan disajikan dalam di bawah ini sebagai

berikut :

Tabel 4.1 Lembar Nilai Pra Tindakan Tentang Peningkatan

Kemampuan Mengenal perkembangan kognitif dengan media media bahan

alam kerikil warna

N NAMA

1. Danis V

2. Fauzi V

3. Alifah V

4. Veo V

5. Ayu V

6. Bhupa V

7. El-fathin V
39

8. Deeja V

9. Fitri V

10. Geryn V

11. Raka V

12. Ela V

13. Vino V

14. Al-fatih V

15. Razka V

16. Agung V

17. Nikita V

18. Dinka V

19. Rakai V

20. Iqbal V

JUMLAH 4 8 5 3

RATA-RATA 58,75%

RUMUS :

( nx 1 ) + ( nx 2 ) + ( nx 3 ) +(nx 4 )
P= X 100%
N x skor tertinggi

( 4 X 1 ) + ( 8 X 2 ) + ( 5 X 3 )+(3 X 4)
= X 100%
20 X 4

4+ 16+15+12
= X 100%
80

47
= X 100%
80
40

= 58,75%

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa hasil belajar peserta didik

sebagai dampak dari pembelajaran dengan menggunakan perkembangan kognitif

anak melalui media bahan alam kerikil warna ini belum maksimal hasil belajar

siswa pada perkembangan kognitif. Hal ini terbukti dari 20 peserta didik ternyata

yang belum berkembang 12 peserta, mulai berkembang 5 peserta sedangkan

berkembang sesuai harapan 3 peserta didik. Presentase berkembang sesuai

harapan adalah 13%. Dengan rata-rata 58,75. Rata-rata ini belum sesuai syarat

mencapai ketuntasan belajar peserta didik karena Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) adalah 75.

Hasil observasi pada kegiatan pra tindakan diperoleh nilai rata-rata

ketuntasan kemampuan Perkembangan kognitif anak menggunakan media bahan

alam kerikil warna di kelas sebesar 58,75 dengan kategori kurang.

PRA SIKLUS
9
8
7
6 PRA SIKLUS
5
4
3
2
1
0
1 2 3 4

Gambar 4.1 Grafik Pra Siklus

4.1.2. Pelaksanaan Tindakan Siklus 1

Tahap pelaksanaan siklus 1 dilakukan pada hari selanjutnya yakni

hari kamis tanggal 8 Juni 2023. Dalam pelaksanaan siklus 1 pertemuan


41

pertama peneliti terlebih dahulu berdiskusi dengan guru kelas mengenai

beberapa tahap yang akan dilaksanakan pada siklus 1 yaitu :

4.1.2.1 Perencanaan

Pada tahap perencanaan merupakan tahap yang di lakukan sebelum

melaksanakan penelitian. Dimana langkah-langkah yang akan dilakukan

oleh peneliti pada tahap ini yaitu :

1) Membuat dan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian

(RPPH), sesuai dengan tema pada hari itu di KB Pertiwi Tempelwetan.

Dimana tema yang saat itu di terapkan adalah tema Alam Semesta

dengan sub tema gejala alam dan sub-sub temanya adalah gunung

meletus. Pada tema ini kegiatan intinya bercerita tentang gunung

meletus, membuat angka 3, menghitung jumlah batu yang keluar dari

gunung, menggurutkan besar kecil kerikil warna.

2) Menyiapkan kelas yang akan digunakan untuk pembelajaran dalam hal

ini guru merapikan dan membersihkan serta mengatur posisi meja belajar

peserta didik.

3) Menyiapkan media pembelajaran yang di butuhkan dalam proses

pembelajaran peningkatan perkembangan kognitif anak menggunakan

media bahan alam kerikil warna dengan membuat angka 3.

4) Menyiapkan instrumen penilaian yaitu lembar observasi berupa ceklis

mengenai aktivitas peserta didik selama pembelajaran berlangsung yang

menunjukkan tentang peningkatan kemampuan kognitif anak yang terdiri


42

dari mampu menghitung benda 1-10, mengenal symbol angka

menggunakan kerikil warna, membuat bentuk, coretan/tulisan angka 1-

10.

5) Mempersiapkan alat bantu untuk dokumentasi ( Hp) untuk kegiatan dan

perkembangan anak berupa foto saat anak melakukan aktivitas membuat

bentuk, coretan/tulisan angka 1-10.

4.1.2.2 Pelaksanaan

a. Pertemuan Siklus I

Pada pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 8

Juni 2023 dengan tema pembelajaran Alam Semesta, sub tema gejala

alam, sub-sub tema gunung meletus. berikut beberapa proses belajar

mengajar yang dilakukan pada siklus 1 pertemuan pertama :

a) Kegiatan Awal

Kegiatan awal peserta didik sebelum memasuki ruang kelas yaitu

guru mengarahkan seluruh peserta didik untuk berbaris diluar kelas senam,

kemudian peserta didik berhitung dan masuk ruang kelas. Pada saat

peserta didik masuk ke ruang kelas melalukan kegiatan bernyanyi, guru

mengucapkan salam dan seluruh peserta didik di wajibkan untuk

menjawab salam, Kemudian peserta didik di ajak untuk berdoa bersama

sebelum memulai pembelajaran dan setelah berdoa anak-anak membaca

surah surah pendek (alfatihah dan do’a sebelum belajar ), pancasila, dan

bercerita. Setelah itu guru menjelaskan tema pada saat hari itu dan tanya

jawab tetang tema pada hari itu juga.


43

b) Kegiatan Inti

Selanjutnya pada kegiatan inti guru menjelaskan bahwa

pembelajaran yang akan kita lakukan hari ini adalah kegiatan mengenal

konsep bilangan, dalam kegiatan mengenal konsep bilangan dengan media

bahan alam kerikil warna, kemampuan kreativitas anak melalui hasil

karyanya sendiri. Barulah setelah itu peserta didik melaksanakan kegiatan

membuat bentuk, coretan/tulisan angka 1-10. Peneliti mempersiapkan alat

dan bahan yang di perlukan ketika melakukan kegiatan membuat angka

menggunakan media bahan alam kerikil warna.

Selanjutnya guru terlebih dahulu menjelaskan tentang tema

pembelajaran satelah itu mempersilahkan kepada peserta didik untuk

mulai membuat angka menggunakan media bahan alam kerikil warna,

kreativitas atau imajinasi peserta didik. Setelah peserta didik selesai

membuat angka menggunakan media bahan alam kerikil warna anak

menyebutkan angka yang telah ia buat.

Setelah peserta didik selesai membuat angka kemudian peserta

didik di arahkan untuk menyebutkan angka yang telah ia bentuk

menggunakan kerikil warna tadi. Setelah kegiatan selesai peserta didik di

arahkan untuk merapikan dan mengembalikan peralatan yang telah di

gunakan dan menggumpulkan hasil karyanya. Setelah itu peneliti

memanggil satu persatu peserta didik untuk menjelaskan tentang hasil

karyanya dan guru memberikan pujian dan berupa stempel bintang yang di

tempel langsung oleh peserta didik di lembar hasil karyanya.


44

c) Kegiatan Akhir

Kegiatan akhir ini dilakukan setelah peserta didik beristirahat dan

bermain bersama di halaman sekolah. Peneliti mengajak peserta didik

untuk masuk kedalam ruang kelas dan duduk di tempat duduknya masing-

masing, selanjutnya guru melakukan sesi tanya jawab mengenai kegiatan

yang telah dilakukan dan menanyakan perasaan-perasaan peserta didik

selama melaksanakan kegiatan, selanjutnya guru menginformasikan

kegiatan besok dan setelah itu, mengajak peserta didik untuk menyanyikan

lagu mari pulang dan berdoa keluar rumah serta tak lupa pula guru

memberikan pesan kepada peserta didik untuk berhati-hati ketika pulang,

mengucapkan salam ketika masuk rumah dan mengganti pakaian sekolah

dengan pakaian rumah, setelah itu seluruh peserta didik duduk dengan

tenang sembari menunggu giliran di panggil untuk salam kepada guru,

kemudian guru juga mengingatkan agar peserta didik yang belum di

jemput untuk menunggu di sekolah sembari bermain di halaman sekolah.

4.1.2.3 Observasi

1) Observasi Guru

Hasil observasi kegiatan mengajar guru pada proses pembelajaran

meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan menggunakan

media bahan alam kerikil warna pada anak peneliti menyiapkan lembar

observasi guru berupa langkah-langkah kegiatan berupa penilaian ceklis

yang didalamnya terdapat tindakan penilaian.


45

Pada hasil observasi guru pada saat penelitian siklus I pertemuan

pertama guru mengajak peserta didik untuk melakukan tanya jawab

seputar kabar peserta didik, guru menyiapkan bahan ajar yang diperlukan

untuk kegiatan membuat bentuk angka menggunakan media bahan alam

kerikil warna, kemudian setelah guru membuka pembelajaran guru juga

menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan pada hari ini. Pada saat

peserta didik melakukan kegiatan membuat angka menggunakan media

bahan alam kerikil warna guru membimbing peserta didik dalam proses

kegiatan membuat angka menggunakan bahan alam kerikil warna, kurang

memberikan motivasi pada peserta didik dalam melakukan kegiatan

membentuk kerikil warna, kemudian pada saat peserta didik

mengumpulkan hasil karyanya guru memberikan berupa stiker bintang

dengan tujuan agar peserta didik lebih termotivasi.

2) Observasi Anak

Observasi anak dilakukan pada siklus 1 sebanyak 1 kali, awalnya

peserta didik memperhatikan penjelasan dari guru, pada saat guru

memberikan penjelasan, namun ada beberapa anak yang sibuk dengan

kegiatanya sendiri. Selanjutnya setelah guru selesai memberikan

penjelasan guru membagikan kerikil warna ke masing-masing anak,

peserta didik yang kemudian peserta didik di arahkan untuk membuat

angka dengan media bahan alam kerikil warna sesuai dengan imajinasinya.

Ada beberapa anak yang mengalami kesulitan di antaranya ada yang

mengeluh tidak mampu untuk membentuk kerikil warna sesuai dengan

imajinasinya dan meminta bantuan dari guru. Dalam penerapan kegiatan


46

membentuk kerikil warna , perkembangan kognitif pada peserta didik telah

mengalami peningkatan di beberapa indikator penilaian hal ini dapat

dilihat pada tabel peningkatan perkembangan kognitif melalui media

bahan alam kerikil warna pada anak di lihat di penjabaran data siklus I

dapat dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2 Hasil Penilaian Kemampuan Kognitif Anak Menggunakan

Media Bahan Alam Kerikil Warna

SIKLUS I

N NAMA

1. Danis V

2. Fauzi V

3. Alifah V

4. Veo V

5. Ayu V

6. Bhupa V

7. El-fathin V

8. Deeja V

9. Fitri V

10. Geryn V

11. Raka V

12. Ela V
47

13. Vino V

14. Al-fatih V

15. Razka V

16. Agung V

17. Nikita V

18. Dinka V

19. Rakai V

20. Iqbal V

JUMLAH 0 6 4 10

RATA – RATA 80%

RUMUS :

( nx 1 ) + ( nx 2 ) + ( nx 3 ) +(nx 4 )
P= X 100%
N x skor tertinggi

( 0 X 1 )+ ( 6 X 2 ) + ( 4 X 3 )+(10 X 4 )
= X 100%
20 X 4

0+12+12+40
= X 100%
80

64
= X 100%
80

= 80 %

Berdasarkan deskripsi data siklus 1 tentang peningkatan

kemampuan mengenal konsep bilangan menggunakan media bahan alam

kerikil warna di ketahui bahwa :


48

a. Pada indikator pertama Anak mampu menghitung benda 1-10 dengan

media kerikil warna berbeda yang belum berkembang ada 4 anak,

mulai berkembang ada 6 anak berkembang sesuai harapan ada 7 anak

dan berkembang sangat 3 baik anak.

b. Pada indikator ke dua anak mampu mengenal symbol angka

menggunakan media bahan alam kerikil warna yang belum

berkembang ada 4 anak, mulai berkembang ada 5 anak, berkembang

sesuai harapan ada 9 anak, dan berkembang sangat baik 5 anak.

c. Pada indikator ke tiga Anak mampu membuat bentuk, coretan/ulisan

angka yang belum berkembang ada 0 anak, mulai berkembang ada 6

anak, berkembang sesuai harapan ada 4 anak, dan berkembang sangat

baik 10 anak.

Hasil observasi pada kegiatan Siklus I diperoleh nilai rata-rata

ketuntasan perkembangan mengenal perkembangan kognitif melalui media

media bahan alam kerikil warna pada anak Kelompok Bermain sebesar

80% dengan kategori cukup mampu dan belum tercapai. Pada siklus I anak

yang belum mencapai hasil rata-rata sebanyak 10 anak dan yang mencapai

hasil rata-rata sebanyak 10 anak.

Hasil Peningkatan Kemampuan Kognitif anak menggunakan

media bahan alam kerikil warna

Hasil peningkatan kemampuan mengenal konsep bilangan melalui

media bahan alam kerikil warna pada anak sebagai berikut.


49

Tabel. 4.3 Hasil Observasi Peningkatan Kemampuan

Kognitif Anak Melalui Media Bahan Alam Kerikil Warna Pra

tindakan dan Siklus I

Pra Tindakan Siklus I

61% 80%

SIKLUS I
12
10
8 SIKLUS I
6
4
2
0
1 2 3 4

Gambar 4.2 Grafik Peningkatan Pra siklus dan Siklus 1

Bedasarkan tabel 4.3 persentase kemampuan mengenal konsep

bilangan menggunakan media bahan alam kerikil warna pada pra tindakan

sebesar 61 % dan siklus I sebesar 80%. Peningkatan prosentase rata-rata

ketuntasan kemampuan perkembangan kognitif melalui media media

bahan alam kerikil warna pada anak kelompok bermain yang terjadi pada

siklus I mencapai 10%. Kemampuan perkembangan kognitif melalui

media media bahan alam kerikil warna masih belum mencapai hasil yang

maksimal dan masuk kategori cukup mampu dengan ketercapaian belum

tercapai.
50

4.1.2.4 Refleksi

Refleksi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah evaluasi

terhadap proses tindakan yang telah dilaksanakan dalam siklus pertama.

Kegiatan refleksi dilakukan oleh guru bersama kolaborator, yang

selanjutnya hasil dari refleksi dapat digunakan sebagai pijakan untuk

melakukan kegiatan pada siklus II.

Hasil refleksi pada siklus I menunjukkan apabila dalam kegiatan

menggambar bebas yang di terapkan pada peserta didik KB Pertiwi

Tempelwetan belum sesuai dengan apa yang telah di targetkan oleh

peneliti, di mana peneliti mengharapkan agar peserta didik mampu untuk

melakukan kegiatan membuat konsep bilangan menggunakan media bahan

alam kerikil warna dengan target persentase 80%. Sehingga peneliti

menggambil langkah-langkah yakni melanjutkan ke siklus II dan berharap

melalui penelitian siklus II dapat meningkatkan perkembangan kognitif

anak.

Berdasarkan hasil pengamatan dan diskusi peneliti dan guru, ada

beberapa faktor yang menjadi masalah yang dialami ketika anak

melakukan kegiatan peningkatan kognitif anak menggunakan media bahan

alam kerikil warna pada siklus I yakni :

1) Peserta didik kurang memperhatikan penjelasan guru sebelum

memulai kegiatan membuat konsep bilangan menggunakan media

bahan alam kerikil warna.


51

2) Adanya peserta didik yang lebih dahulu mengeluh tidak bisa untuk

melakukan kegiatan membentuk angka menggunakan media bahan

alam kerikil warna.

3) Kurangnya motivasi guru terhadap peserta didik.

Proses pembelajaran pada siklus I masih memiliki kekurangan

yang banyak, sehingga peneliti harus memperbaikinya di siklus

selanjutnya yaitu pada siklus ke II. Peneliti berharap agar pada siklus ke II

dapat mencapai target yaitu 90% peningkatan kemampuan kognitif anak

menggunakan media bahan alam kerikil warna. Sehingga untuk mencapai

target tersebut di lakukan langkah-langkah perbaikan yang akan

dilaksanakan pada siklus ke II yaitu :

a. Guru memberikan motivasi, penjelasan serta penguatan kepada peserta

didik.

b. Menyediakan ruang gerak yang lebih kepada peserta didik dengan

menambah jumlah meja belajar agar peserta didik tidak merasa sempit

ketika melaksanakan kegiatan.

c. Guru menerapan metode pembelajaran yang lebih menarik yaitu secara

berkelompok.

4.1.3 . Siklus II

Pada tahap siklus II ini dilakanakan pada hari Jum’at, 9 Juni 2023.

Berikut langkah-langkah yang akan dilaksanakan pada siklus II :

4.1.3.1 Perencanaan
52

Pada tahap perencanaan merupakan tahap yang di lakukan sebelum

melaksanakan penelitian. Dimana langkah-langkah yang akan dilakukan

oleh peneliti pada tahap ini yaitu :

1) Membuat dan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian

(RPPH), sesuai dengan tema pada hari itu di KB Pertiwi Tempelwetan.

Dimana tema yang saat itu di terapkan adalah tema Alam Semesta

dengan sub tema bumi dan sub-sub temanya adalah gunung.

2) Menyiapkan kelas yang akan digunakan untuk pembelajaran dalam hal

ini guru merapikan dan membersihkan serta mengatur posisi meja belajar

peserta didik.

3) Menyiapkan media pembelajaran yang di butuhkan dalam proses

pembelajaran peningkatan perkembangan kognitif melalui media media

bahan alam kerikil warna. Bahan yang di gunakan media bahan alam

kerikil warna.

4) Menyiapkan instrumen penilaian yaitu lembar observasi berupa ceklis

mengenai aktivitas peserta didik selama pembelajaran berlangsung yang

menunjukkan tentang perkembangan kognitif yang terdiri dari mampu

menghitung benda 1-10, mengenal simbol angka menggunakan media

bahan alam kerikil warna, membuat bentuk, coretan/tulisan angka 1-10.

5) Mempersiapkan alat bantu untuk dokumentasi (Hp) untuk kegiatan dan

perkembangan anak berupa foto saat anak melakukan aktivitas

menggambar maupun hasil gambar anak.


53

4.1.3.2 Pelaksanaan Tindakan

1. Pertemuan Siklus II

Pada pertemuan pertama siklus II dilakukan pada hari Jum’at

tanggal 9 Juni 2023 dengan mengambil tema Alam Semesta dan sub tema

bumi dan sub-sub tema gunung meletus. Pada siklus II peneliti

menerapkan beberapa tahap yang hampir sama seperti siklus I, hanya saja

pada siklus ke II ini peneliti akan melakukan perbandingan dengan cara

membagi peserta didik menjadi 3 kelompok untuk membentuk kata

gunung. Dari hal ini peneliti akan mengetahui peningkatan perkembangan

kognitif dengan media bahan alam kerikil warna. pada peserta didik

apakah terjadi penurunan atau peningkatan.

a) Kegiatan Awal

Kegiatan awal peserta didik sebelum memasuki ruang kelas yaitu

guru mengarahkan seluruh peserta didik untuk berbaris diluar kelas senam,

kemudian peserta didik berhitung dan masuk ruang kelas. Pada saat

peserta didik masuk ke ruang kelas melalukan kegiatan bernyanyi, guru

mengucapkan salam dan seluruh peserta didik di wajibkan untuk

menjawab salam, Kemudian peserta didik di ajak untuk berdoa bersama

sebelum memulai pembelajaran dan setelah berdoa anak-anak membaca

surah surah pendek (alfatihah dan do’a sebelum belajar ), pancasila, dan

bercerita. Setelah itu guru menjelaskan tema pada saat hari itu dan tanya

jawab tetang tema pada hari itu juga..

b) Kegiatan Inti
54

Selanjutnya pada kegiatan inti guru menjelaskan bahwa

pembelajaran yang akan kita lakukan hari ini adalah membentuk

perkembangan kognitif dengan media bahan alam kerikil warna, dalam

kegiatan membnetuk huruf anak yang akan membentuk sesuai dengan

keinginan dan imajinasinya untuk mengembangkan kemampuan

kreativitas anak melalui hasil karyanya sendiri. Barulah setelah itu peserta

didik melaksanakan kegiatan membentuk. Peneliti mempersiapkan alat

dan bahan yang di perlukan ketika melakukan kegiatan membentuk angka

menggunakan media bahan alam kerikil warna.

Selanjutnya guru terlebih dahulu menjelaskan tentang tema

pembelajaran satelah itu mempersilahkan kepada peserta didik untuk

mulai membentuk angka dengan kreativitas atau imajinasi peserta didik.

Setelah peserta didik selesai membentuk kerikil warna kemudian peserta

didik di arahkan untuk membentuk atau membuat ciretan angka 1-10

menggunakan bahan alam kerikil warna.

Setelah peserta didik selesai membentuk angka dengan media baha

alam kerikil warna kemudian peserta didik di arahkan untuk mengenal

konsep bilangan. Setelah kegiatan selesai peserta didik di arahkan untuk

merapikan dan mengembalikan peralatan yang telah di gunakan dan

menggumpulkan hasil karyanya. Setelah itu peneliti memanggil satu

persatu peserta didik untuk menjelaskan tentang hasil karyanya dan guru

memberikan pujian dan berupa stempel bintang yang di tempel langsung

oleh peserta didik di lembar hasil karyanya.


55

c) Kegiatan Akhir

Kegiatan akhir ini dilakukan setelah peserta didik beristirahat dan

bermain bersama di halaman sekolah. Peneliti mengajak peserta didik

untuk masuk kedalam ruang kelas dan duduk di tempat duduknya masing-

masing, selanjutnya guru melakukan sesi tanya jawab mengenai kegiatan

yang telah dilakukan dan menanyakan perasaan-perasaan peserta didik

selama melaksanakan kegiatan, selanjutnya guru menginformasikan

kegiatan besok dan setelah itu, mengajak peserta didik untuk menyanyikan

lagu mari pulang dan berdoa keluar rumah serta tak lupa pula guru

memberikan pesan kepada peserta didik untuk berhati-hati ketika pulang,

mengucapkan salam ketika masuk rumah dan mengganti pakaian sekolah

dengan pakaian rumah, setelah itu seluruh peserta didik duduk dengan

tenang sembari menunggu giliran di panggil untuk salam kepada guru,

kemudian guru juga mengingatkan agar peserta didik yang belum di

jemput untuk menunggu di sekolah sembari bermain di halan sekolah.

4.1.3.3 Observasi

1) Observasi Guru

Hasil observasi kegiatan mengajar guru pada proses pembelajaran

meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan menggunakan

media bahan alam kerikil warnapada anak peneliti menyiapkan lembar

observasi guru berupa langkah-langkah kegiatan berupa penilaian ceklis

yang didalamnya terdapat tindakan penilaian.


56

Pada hasil observasi guru pada saat penelitian siklus II pertemuan

pertama guru mengajak peserta didik untuk melakukan tanya jawab

seputar kabar peserta didik, guru menyiapkan bahan ajar yang diperlukan

untuk kegiatan menggambar bebas, kemudian setelah guru membuka

pembelajaran guru juga menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan

pada hari ini. Pada saat peserta didik melakukan kegiatan membentu

perkembangan kognitif dengan menggunakan media bahan alam kerikil

warna guru membimbing peserta didik dalam proses kegiatan membentuk

perkembangan kognitif, kurang memeberikan motivasi pada peserta didik

dalam melakukan kegiatan membentuk perkembangan kognitif, kemudian

pada saat peserta didik menggumpulkan hasil karyanya guru memberikan

berupa stiker bintang dengan tujuan agar peserta didik lebih termotivasi.

2) Observasi Anak

Observasi anak dilakukan pada siklus II sebanyak 1 kali, observasi

ini dilaksanakan pada saat proses pembelajaran berlangsung, ketika anak

melakukan kegiatan membentuk perkembangan kognitif dengan media

bahan alam kerikil warna secara berkelompok sesuai dengan RPPH yang

telah di susun oleh peneliti di bantu guru kelas. kegiatan mulai dari anak

memulai membentuk di atas kertas, kemudian menjelaskannya, anak yang

membentuk sesuai dengan apa yang di pikirkannya dan menjelaskan hasil

bnetuknya pada kegiatan membentuk perkembangan kognitif. Peserta

didik terlihat lebih bersemangat ketika melakukan kegiatan itu duduk di

lantai ketimbang duduk di kursi di bandingkan ketika pelaksanaan pada

siklus I sehingga menghasilkan hasil karya anak yang baik.


57

Secara keseluruhan dari pelaksanaan siklus I dan siklus II peserta

didik sudah mengalami peningkatan yang baik, peserta didik pada siklus II

cenderung lebih aktif dan kreatif dan percaya diri hal tersebut terlihat

ketika peserta didik berlomba untuk menghasilkan karyanya, kreatifnya

dalam membentuk sudah menunjukkan peningkatan yang baik terbukti

ketika peserta didik mampu menghasilkan bentuk sesuai dengan idenya

sendiri. Namun masih ada satu peserta didik yang masih belum mampu

dalam menghasilkan bnetuk sesuai dengan idenya sehingga saat kegiatan

membentuk perkembangan kognitif berlangsung harus diberikan stimulus

lagi oleh peneliti maupun guru.

Observasi dilakukan pada saat kegiatan belajar mengajar yang

dilaksanakan pada siklus II. Data yang diperoleh yaitu hasil observasi

kemampuan penjabaran data siklus II dapat dilihat pada tabel 4.4.

Tabel 4.3 Hasil Penilaian Kemampuan Mengenal

Perkembangan kognitif dengan Media Media bahan alam kerikil

warna

N NAMA

1. Danis V

2. Fauzi V

3. Alifah V
58

4. Veo V

5. Ayu V

6. Bhupa V

7. El-fathin V

8. Deeja V

9. Fitri V

10. Geryn V

11. Raka V

12. Ela V

13. Vino V

14. Al-fatih V

15. Razka V

16. Agung V

17. Nikita V

18. Dinka V

19. Rakai V

20. Iqbal V

JUMLAH 0 0 6 14

RATA-RATA 92%

RUMUS :

( nx 1 ) + ( nx 2 ) + ( nx 3 ) +(nx 4 )
P= X 100%
N x skor tertinggi

( 0 X 1 )+ ( 0 X 2 )+ ( 6 X 3 ) +(14 X 4)
= X 100%
20 X 4
59

0+0+18+56
= X 100%
80

74
= X 100%
80

= 92 %

Berdasarkan deskripsi data siklus II tentang peningkatan

kemampuan mengenal konsep bilangan menggunakan media bahan

alam kerikil warna di KB Pertiwi Tempelwetan di ketahui bahwa :

a. Pada indikator pertama Anak mampu membentuk perkembangan

kognitif dengan media bahan alam kerikil warna yang belum

berkembang ada 0 anak, mulai berkembang ada 0 anak, berkembang

sesuai harapan ada 6 anak dan berkembang sangat baik 14 anak.

b. Pada indikator ke dua anak mampu menceritakan hasil bentuknya yang

belum berkembang ada 0 anak, mulai berkembang ada 0 anak,

berkembang sesuai harapan ada 8 anak, dan berkembang sangat baik

12 anak.

c. Pada indikator ke tiga Anak mampu membentuk sekaligus menghafal

perkembangan kognitif yang belum berkembang ada 0 anak, mulai

berkembang ada 0 anak, berkembang sesuai harapan ada 10 anak , dan

berkembang sangat baik 10 anak.

Hasil observasi pada kegiatan siklus II diperoleh nilai rata-rata

ketuntasan kemampuan koordinasi mata dan tangan pada anak di kelas

sebesar 92 % dengan kategori baik dan kemampuan koordinasi mata dan t


60

angan tercapai. Pada siklus II anak yang belum mencapai hasil rata-rata

sebanyak 6 anak dan yang mencapai hasil rata-rata sebanyak 14 anak.

Hasil Peningkatan Kemampuan Mengenal Konsep bilangan

menggunakan media bahan alam kerikil warna pada Anak

Hasil peningkatan kemampuan mengenal konsep bilangan

menggunakan media bahan alam kerikil warna akan dipaparkan sebagai

berikut :

Tabel. 4.4 Hasil Observasi Peningkatan Kemampuan

Mengenal Perkembangan kognitif Anak

Pra siklus Siklus I Siklus II

61% 80% 92%

Bedasarkan tabel 4.5 persentase kemampuan mengenal konsep

bilangan menggunakan media bahan alam kerikil warnapada siklus I

sebesar 80 % dan siklus II sebesar 92%. Peningkatan prosentase rata-rata

ketuntasan kemampuan mengenal perkembangan kognitif anak yang

terjadi pada siklus I dan siklus II mencapai 10% Kemampuan mengenal

konsep bilangan menggunakan media bahan alam kerikil warnasudah

mencapai hasil yang maksimal dan masuk kategori mampu dengan

ketercapaian tercapai.
61

SIKLUS II
16
14
12
10 SIKLUS II
8
6
4
2
0
1 2 3 4

Gambar 4.3 Grafik Peningkatan Siklus 2

4.1.3.4 Refleksi

Pada siklus ke II merupakan tahap melakukan perbaikan dai siklus

I. kegiatan pada siklus II hampir sama dengan kegiatan pada siklus I,

hanya saja pada siklus II ini peneliti mengajak peserta didik melakukan

kegiatan membentuk media bahan alam kerikil warna secara berkelompok,

dengan kondisi kelas yang luas, peneliti berharapan dengan penerapan

kegiatan membentuk media bahan alam kerikil warna secara berkelompok

dengan ruang yang luas sapat mempengaruhi semangat anak, sehingga dari

kegiatan membentuk media bahan alam kerikil warna ini peserta didik

mampu untuk menggembangkan kreativitasnya.

Pada siklus ke II ini peserta didik sangat memperhatiakn guru,

semangat memperhatikan guru yang menjelaskan, sehingga hal tersebut

mempermudah peserta didik dalam mmebentuk media bahan alam kerikil

warna. Setelah melakukan kegiatan membentuk media bahan alam kerikil

warna guru maupun peneliti memberikan reward berupa stiker bintang,

memberikan pujian melalui kegiatan tepuk semangat.


62

Berbekal dari kelemahan-kelemahan pada siklus I yang dijadikan

sebagai pedoman, perbaikan pada siklus II, baik dari perencanaan,

pelaksanaan, observasi, hingga refleksi. Hal ini membuktikan bahwa

kreativitas anak dalam kegiatan membentuk media bahan alam kerikil

warna yang menunjukkan peningkatan pada setiap siklus.

4.2 Pembahasan

Data keseluruhan hasil penilaian perkembangan belajar anak dari

Siklus I sampai dengan Siklus II dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.5 Data Keseluruhan Hasil Observasi Perkembangan Anak

dari dari Pra siklus sampai dengan Siklus II

Pra siklus Sikuis I Siklus II

58,75 % 80% 92%

Jika digambarkan dalam grafik, data keseluruhan hasil observasi

anak dari dari Prasiklus sampai dengan Siklus II adalah sebagai berikut.

100

80

60 PRA SIKLUS

40 SIKLUS I

SIKLUS II
20

0
HASIL
PENELITIAN

Dari tabel dan grafik di atas, pembahasan yang dapat diperoleh , yaitu:

4.2.1 Pra Tindakan


63

Berdasarkan hasil observasi dari tanggal 5 Juni 2023 di KB Pertiwi

Tempelwetan, Kecamatan Sukomoro, Kabupaten Nganjuk memperoleh

hasil, perkembangan mengenal perkembangan kognitif melalui media

media bahan alam kerikil warna pada anak usia 3-4 tahun belum mencapai

hasil yang maksimal terutama indikator mengenal perkembangan kognitif

dan menghafal seperti mana bentuk nya. Ketercapaian anak dalam hal

mendengar dan menceritakan kembali cerita secara urut belum maksimal

sesuai dengan tingkat pencapaian perkembangan. Dari 20 anak 10 anak

(50% ) belum mencapai tingkat pencapaian perkembangan dalam hal men

ggerakan jari – jemari tangan , 7 anak (35%) cukup mampu menghafal

perkembangan kognitif, 3 anak (15%) mampu menghafal dengan baik.

Berdasarkan data pada pengamatan di atas, diperoleh prosentase

pencapaian kelas yaitu mencapai 50%. Dari 20 anak, terdapat 3 anak (42,

2%) yang berkembang maksimal sedangkan 17 anak (57,8 %) belum

berkembang maksimal. Berdasarkan hal tersebut, inti masalahnya adalah

pada kemampuan mengenal perkembangan kognitif anak terutama dalam

hal pengenalan belum maksimal.

Berdasarkan hasil temuan observasi pra tindakan dapat dinyatakan

bahwa kualitas pembelajaran anak KB Pertiwi Tempelwetan Kecamatan

Sukomoro, Kabupaten Nganjuk masih rendah dan hasil belajar anak belum

berkembang. Untuk itu, dalam pelaksanaan kegiatan mengenalkan

perkembangan kognitif pada anak KB Pertiwi Tempelwetan perlu adanya

perbaikan. Perbaikan tersebut dapat dilakukan melalui membentuk

perkembangan kognitif dengan media bahan alam kerikil warna, akan


64

tercipta pembelajaran yang aktif, efektif, menyenangkan dan bermakna

untuk anak. Pembelajaran untuk anak usia dini harus sesuai dengan

karakteristik anak usia dini, agar semua aspek perkembangan anak

berkembang secara optimal.

4.2.2 SIKLUS I

Berdasarkan hasil observasi pada siklus I di KB Pertiwi

Tempelwetan, Kecamatan Loceret, Kabupaten Nganjuk memperoleh hasil,

perkembangan kemampuan mengenal perkembangan kognitif anak cukup

mampu mencapai hasil yang maksimal terutama indikator mengenal

perkembangan kognitif, dan anak bisa membentuk perkembangan kognitif

dari media bahan alam kerikil warna. Keterampilan anak dalam hal menge

nal konsep bilangan belum maksimal sesuai dengan tingkat pencapaian

perkembangan.

Hasil observasi pada kegiatan Siklus I diperoleh nilai rata-rata

ketuntasan kemampuan kognitif pada anak di kelas sebesar 80% dengan

kategori cukup mampu dan belum tercapai. Pada siklus I anak yang belum

mencapai hasil rata-rata sebanyak 10 anak dan yang mencapai hasil rata-

rata sebanyak 10 anak.

4.2.3 SIKLUS II

Hasil observasi pada kegiatan siklus II diperoleh nilai rata-rata

ketuntasan kemampuan mengenal perkembangan kognitif pada anak di

kelas sebesar 92% dengan kategori baik dan mampu menghafal


65

perkembangan kognitif dengan baik. Pada siklus II anak yang belum

mencapai hasil rata-rata sebanyak 6 anak dan yang mencapai hasil rata-

rata sebanyak 14 anak.

Terdapat beberapa temuan yang terjadi, di antaranya terdapat anak

yang dapat membuat perkembangan kognitif dengan media bahan alam

kerikil warna dan sesuai dengan urutan yang dibuat. Anak sangat senang

dan menikmati kegiatan yang dilakukan, karena anak diberikan kebebasan

memilih. Pada kegiatan membentuk perkembangan kognitif yang dibuat

14 anak yang mampu membentuk perkembangan kognitif dengan media

bahan alam kerikil warna yang sesuai urutan yang dibuat. Berdasarkan hal

tersebut dapat disimpulkan bahwa kualitas pembelajaran pada kegiatan ini

mulai bagus.

Berdasarkan temuan pada kegiatan di atas, dapat disimpulkan

bahwa Pengenalan perkembangan kognitif dengan media bahan alam

kerikil warna untuk anak di KB Pertiwi Tempelwetan pada siklus II

pertemuan kedua dalam membentuk perkembangan kognitif dengan

media bahan alam kerikil warna sudah bagus. Itu berarti, kualitas

pembelajaran yang dilaksanakan di KB Pertiwi Tempelwetan Kecamatan

Loceret, Kabupaten Nganjuk meningkat.


BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kegiatan membentuk media bahan alam kerikil warna yang telah dilakuka

n berdasarkan hasil pemaparan jurnal – jurnal di atas pada umumnya berfokus pad

a meningkatkan kemampuan mengenal perkembangan kognitif dengan media

bahan alam kerikil warna. Dari penelitian – penelitian terdahulu diperoleh hasil ba

wa ketrampilan membentuk perkembangan kognitif dengan bahan media bahan

alam kerikil warna dapat meningkatkan kemampuan mengenal perkembangan

kognitif pada anak KB Pertiwi Tempelwetan.

Hal ini dikarenakan media yang digunakan lebih bervariasi berbagai bentu

k dan warna. Hal ini dikarenakan media yang digunakan lebih bervariasi.

Kegiatan membentuk perkembangan kognitif dengan bahan media bahan alam

kerikil warna tersebut membuat anak tidak bosan karena media yang digunakan

lebih banyak bentuknya dan variasi warnanya. Dari beberapa jurnal yang telah di

analisa sesuai dengan karakteristiknya tersebut juga memperoleh hasil bahwa

kegiatan membentuk perkembangan kognitif dengan media bahan alam kerikil

warna juga dapat meningkatkan kemampuan bahasa anak.

5.1.1 Pra Tindakan

Berdasarkan hasil penelitian ketika pra tindakan , diperoleh prosentase

pencapaian kelas yaitu mencapai 58,75%. Dari 20 anak 10 anak (50% ) belum

mencapai tingkat pencapaian perkembangan dalam hal menggerakan jari – jemari

tangan , 7 anak (35%) cukup mampu menghafal perkembangan kognitif, 3 anak

(15%) mampu menghafal dengan baik. Berdasarkan hal tersebut, inti masalahnya

66
67

adalah pada kemampuan mengenal perkembangan kognitif pada anak

terutama dalam hal pengenalan perkembangan kognitif, membentuk media bahan

alam kerikil warna.

5.1.2 Siklus I

Hasil observasi pada kegiatan Siklus I diperoleh nilai rata-rata ketuntasan

kemampuan mengenal konsep bilangan menggunakan media bahan alam kerikil

warnapada anak di kelas sebesar 80% dengan kategori cukup mampu dan belum

tercapai. Pada siklus I anak yang belum mencapai hasil rata-rata sebanyak 10 anak

dan yang mencapai hasil rata-rata sebanyak 10 anak

Hasil observasi pada kegiatan siklus II diperoleh nilai rata-rata ketuntasan

kemampuan mengenal konsep bilangan menggunakan media bahan alam kerikil

warnapada anak di kelas sebesar 92 % dengan kategori baik dan kemampuan

mengenal kemampuan kognitif tercapai. Pada siklus II anak yang belum mencapai

hasil rata-rata sebanyak 6 anak dan yang mencapai hasil rata-rata sebanyak 14

anak.

5.1.3 Siklus II

Peningkatan dari Prasiklus ke Siklus I adalah 15 % dan kenaikan pada sikl

us I ke Siklus II adalah 25 % . Berdasarkan pemaparan hasil penelitian yang telah

dijelaskan diatas dapat disimpulkan bahwa ketrampilan mengenal perkembangan

kognitif dengan bahan alam bagi anak usia 3-4 tahun yang berada pada anak

dapat diterapkan untuk peningkatkan kemampuan kognitif pada anak di KB

Pertiwi Tempelwetan Kecamatan Loceret Kabupaten Nganjuk Tahun Ajaran 2022

/ 2023. Melalui pemberian rangsangan yang tepat dan penggunaan media yang
68

bervariasi juga dapat menstimulus anak untuk meningkatkan kemampuan

mengenal perkembangan kognitif . Hal ini terjadi karena variasi media

pembelajaran akan memberikan pilihan bagi anak dalam proses belajar, selain itu

juga menimbulkan rasa ingin tahu anak untuk mencoba berbagai kegiatan

tersebut.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang dibuat di atas, maka dapat diberikan saran

yang bersifat membangun dari hasil penelitian ini, sebagai berikut:

1. Bagi Pendidik

Diharapkan pendidik dapat menggunakan bahan-bahan yang lebih beragam

dalam kegiatan mengenalkan perkembangan kognitif dan dapat menambah

variasi kegiatan sebagai stimulus kemampuan bahasa pada anak.

2. Bagi Penelitian Selanjutnya

Peneliti selanjutnya dapat lebih fokus meneliti tentang pemanfaatan bahan-

bahan alam yang mudah ditemukan di lingkungan sekitar sebagai media

bermain sekaligus mengembangkan kemampuan pengenalan perkembangan

kognitif.

3. Bagi Orangtua

Orang tua diharapkan memahami pentingnya kemampuan bahasa anak dan

terlibat aktif memberikan stimulus untuk mengembangkan kemampuan

pengenalan perkembangan kognitif . Orangtua dapat memanfaatkan berbagai

bahan alam disekitar rumah sebagai bahan untuk melakukan kegiatan bersama

anak.
69

4. Bagi Pembaca

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan inspirasi bagi pembaca untuk

mengetahui tentang berbagai kegiatan mengenalkan perkembangan kognitif

yang dapat meningkatkan kemampuan bahasa anak.


70

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah Siti (2011). Perkembangan Dan Konsep Dasar pengembangan Anak

Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka

Arikunto (2010:58), penelitian tindakan kelas (PTK)

Arsyad & O. Hamalik, A. (2004). Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press

Dhieni Nurbiana (2008). Metode Pengembangan Bahasa, Jakarta :

Universitas Terbuka.

Direktorat Pembinaan Taman Kanak Kanak Dan Sekolah Dasar, 2010, Kurikulum

Taman Kanak Kanak, Jakarta : Kementrian Pendidikan Nasional

Hidayat satibi otib. (2008). Metode Pengembangan Moral dan nilai nilai

agama.jakarta. Universitas Terbuka.

Masitoh (2008). Strategi pembelajaran Tk, Jakarta Universitas Terbuka.

Nugraha Ali dan Rachmawati (2006). Metode pengembangan sosial emosional.

Jakarta: Universitas Terbuka.

Permendikbud No. 137 tahun 2014 Tentang Standar Nasional pendidikan Anak

Usia Dini

PG PAUD Tim PKP (2012). Panduan Pemantapan Kemampuan Profesional.

Tanggerang Selatan.Universtas Terbuka

Rohayah, Siti dkk. 2010. Math at Home. Panduan Bagi Orang Tua Pembelajaran

Matematika Kepada Anak. Yokyakarta: Media Grafika Utama.

Suharsimi Arikunto (2007:152) subjek penelitian merupakan sesuatu yang sangat

penting kedudukannya di dalam penelitian,Sujiono, Yuliani Nurani, dkk.,

70
71

Metode Pengembangan Kognitif, Tanggerang Selatan: Universitas

Terbuka, 2014.

Tim penyusun jsit Indonesia (2010) Standard mutu sekolah islam terpadu, Jakarta

Waseso Iksan (2009). Evaluasi pembelajaran Tk Jakarta, Universitas

Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai