Anda di halaman 1dari 37

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK

MENGGUNAKAN MEDIA BAHAN ALAM KERIKIL WARNA


PADA ANAK USIA DINI DI KB PERTIWI TEMPELWETAN
TAHUN PELAJARAN 2022 / 2023

PROPOSAL

Oleh
NADYA RETNOSARI
NIM. 2019186207B0183

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI ARGOPURO JEMBER
TAHUN 2023
PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK
MENGGUNAKAN MEDIA BAHAN ALAM KERIKIL WARNA
PADA ANAK USIA DINI DI KB PERTIWI TEMPELWETAN
TAHUN PELAJARAN 2022 / 2023

PROPOSAL

Oleh
NADYA RETNOSARI
NIM. 2019186207B0183

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI ARGOPURO JEMBER
TAHUN 2023
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING PROPOSAL

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK


MENGGUNAKAN MEDIA BAHAN ALAM KERIKIL WARNA
PADA ANAK USIA DINI DI KB PERTIWI TEMPELWETAN
TAHUN PELAJARAN 2022 / 2023

PROPOSAL

Diajukan untuk dipertahankan didepan Tim Penguji guna salah satu syarat untuk
menyelesaikan Program Pendidikan Sarjana Program Studi Pendidikan Guru
Pendidikan Anak Usia Dini Pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas PGRI Argopuro Jember

Oleh :

Nama : Nadya Retnosari


NIM : 2019186207B0183
Tahun Angkatan : 2019
Program Studi : PG – PAUD
Tempat , Tanggal Lahir : Nganjuk , 18 April 1998

Disetujui Oleh

Pembimbing I Pembimbing II

WIJAYA ADIPUTRA, S.Pd., M.Pd Dr. UMI HIDAYATI, MM


NIDN. NIDN.

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Proposal yang berjudul
"PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MENGGUNAKAN
MEDIA BAHAN ALAM KERIKIL WARNA PADA ANAK USIA DINI DI KB
PERTIWI TEMPELWETAN TAHUN PELAJARAN 2022 / 2023”
Penulis menyadari bahwa terselesainya proposal ini tidak semata-mata atas
usaha pribadi, melainkan berkat beberapa pihak yang turut membantu. Penulis
mengucapkan terima kasih terhadap semua pihak yang selama ini telah membantu
penulisan proposal ini terutama kepada:
1. Bapak Basuki Hadiprayogo, S.TP., M.Si. selaku Rektor Universitas PGRI
Argopuro Jember .
2. Ibu Lutfiyah, M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas PGRI Argopuro Jember
3. Ibu Hisbiyatul Hasanah.S.Ag.M.Pd . selaku Wakil Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Argopuro Jember
4. Ahmad Afandi,M.Pd. Selaku Ketua Program Studi PG – PAUD Universitas
PGRI Argopuro Jember.
5. Bapak Ahmad Afandi,M.Pd , selaku Dosen Pembimbing I dengan segala
kesabaran untuk memberikan membimbing dan arahan sehingga terselesainya
proposal ini.
6. Ibu Dr. Umi Hidayati, MM selaku Dosen Pembimbing II yang telah sabar
membimbing penulis sehingga proposal ini dapat selesai tepat waktu .
7. Ibu Tri Yuliani, S.Pd. selaku Kepala sekolah KB Pertiwi Tempelwetan yang
telah memberi ijin melakukan penelitian di KB Pertiwi Tempelwetan dan
mendukung terselesaikannya penelitian ini.
8. Para guru KB Pertiwi Tempelwetan yang telah memberikan dukungan dan
semangat kepada peneliti.
9. Keluarga penulis tercinta yang telah memberikan do'a, kasih sayang dan
semangat sehingga penulis tidak putus asa sampai saat ini.

iii
10. Teman-teman PG PAUD Tahun 2019 yang telah memberi semangat agar
penulis tidak putus asa.
11. Semua pihak yang telah membantu terselesainya proposal ini. Semoga
dukungan dari Bapak/Ibu/Saudara/I bermanfaat bagi kita semua dan
mendapat ridho Allah SWT.
Penulis menyadari dalam penyusunan Proposal ini banyak terdapat
kekurangan, untuk itu Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan proposal ini.

Jember,……………..
Peneliti

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i


LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................... ii
KATA PENGANTAR...................................................................................... iii
DAFTAR ISI.................................................................................................... v
DAFTAR TABEL............................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR....................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.................................................................................... 1
1.2. Perumusan Masalah............................................................................ 4
1.3. Tujuan Penelitian................................................................................ 4
1.4. Manfaat Penelitian.............................................................................. 4
1.5. Definisi Operasional........................................................................... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Umum Berhitung dan Media Bahan Alam Kerikil Warna .. 7
2.2. Penelitian Terdahulu........................................................................... 16
2.3. Hipotesis............................................................................................. 18
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis dan Pendekatan Penelitian......................................................... 20
3.2. Subjek dan Lokasi Penelitian............................................................. 22
3.3. Data dan Smber Data.......................................................................... 24
3.4. Prosedur Pelaksanaan Penelitian........................................................ 25
3.5. Prosedur Pengumpulan Data.............................................................. 29
3.6. Teknik Analisis Data dan Kriteria Keberhasilan................................. 30
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 33
LAMPIRAN.................................................................................................... 34

v
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Daftar Peserta Didik.......................................................................... 23


Table 3.2 Instrumen Penelitian Kemampuan Kognitif..................................... 30

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pikir.............................................................................. 16


Gambar 3.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas.................................................... 25

vii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Anak usia dini merupakan masa yang paling potensial bagi anak untuk
belajar dan mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya, sehingga
perlu diberikan stimulasi untuk mengoptimalisasi seluruh aspek
perkembangan anak. Mengingat bahwa anak memiliki karakteristik yang unik
dan berbeda dengan orang dewasa, maka pemberian stimulasi
harus disesuaikan dengan karakteristik dan perkembangan anak sehingga
mereka dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi yang
dimilikinya.
Anak usia dini adalah anak pada rentang usia lahir sampai 6 tahun pada
masa ini anak akan mudah menerima berbagai stimulasi sehingga perlu
bimbingan yang tepat bagi pertumbuhan dan perkembangannya.
Tujuan pendidikan pada dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada
perubahan perubahan tingkah laku intelektual, moral, maupun sosial anak agar
dapat hidup mandiri sebagai individu dan makhluk sosial. Dalam mencapai
tujuan tersebut anak berintraksi dengan lingkungan belajar yang diatur guru
melalui proses pembelajaran.
Lingkungan belajar yang diatur oleh guru mencakup tujuan pembelajaran,
bahan pembelajaran, metodologi pembelajaran, dan penilaian pembelajaran.
Secara khusus terkait metodologi pembelajaran, aspek ini terkait dengan dua
hal yang saling menonjol yaitu metode dan media pembelajaran. Media
memiliki kedudukan yang sangat penting dalam mencapai tujuan pembelajaran
secara efektif.
Tahap perkembangan kognitif Piaget (Rohayah, 2010) anak di Taman
Kanak-kanak berada pada tahap praoperasional (2-7 tahun), dalam
mengenalkan konsep lambang bilangan, anak-anak membutuhkan bendabenda
konkret yang dapat digunakan oleh anak dalam belajar. Sedangkan kondisi
dilapangan belum memanfaatkan media yang cocok atau tepat sebagai alat

1
2

permainan edukatif (APE) untuk membantu kegiatan pengembangan


pengenalan konsep bilangan pada anak usia dini. Salah satu bentuk
kemampuan yang bisa diterapkan pada pendidikan anak usia dini yaitu
kemampuan mengenal konsep bilangan. Pengembangan mengenal konsep
bilangan pada anak bertujuan meningkatkan kemampuan berpikir anak untuk
dapat mengolah perolehan belajarnya, dapat 4 menemukan macam-macam
alternatif pemecahan masalah, membantu anak untuk mengembangkan
kemampuan logika matematikanya dan pengetahuan akan ruang dan waktu
serta mempunyai kemampuan untuk memilah-milah, mengelompokkan serta
mempersiapkan pengembangan kemampuan berpikir yang teliti. Idealnya
kemampuan mengenal konsep bilangan merupakan bentuk pengetahuan dasar
yang harus dikuasai dengan baik oleh anak
Oleh karena itu, pendidikan anak usia dini harus disesuaikan dengan
tahap-tahap perkembangan anak di usianya dan dilakukan dengan memberikan
pembiasaan kepada anak sehingga dapat merangsang pertumbuhan dan
perkembangannya secara optimal maka aspek-aspek yang harus
dikembangkan berdasarkan Permendikbud No.137 Tahun 2014 Tentang
Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini yaitu nilai moral dan agama,
kognitif, fisik motorik, sosial-emosional, bahasa, dan seni. Salah satu
kemampuan yang sangat penting bagi perkembangan anak dan perlu untuk di
stimulus sejak dini yaitu kemampuan kognitif karena sejak dini anak
membutuhkan agar anak mampu melatih ingatanya terhadap semua peristiwa
atau kejadian yang pernah dialami, agar anak mampu memahami berbagai
simbol-simbol yang ada didunia, anak mampu melakukan penalaran-penalaran
baik yang terjadi secara proses alamiah ataupun proses ilmiah, dan agar anak
mampu memecahkan persoalan hidup yang dihadapinya sehingga pada
akhirnya ia akan menjadi individu yang mampu menolong dirinya sendiri. Jika
seorang anak mempunyai kemampuan kognitif yang tidak berkembang sesuai
dengan tahapan usianya maka kemampuan kognitif anak itu terhambat
memungkinkan anak tidak dapat untuk berfikir lebih kompleks serta tidak
mampu melakukan kemampuan penalaran, pemecahan masalah dan tugas
kognitif lainnya.
3

Pendidikan anak usia dini merupakan hal mendasar yang dilakukan sedini
mungkin dan dilaksanakan secara menyeluruh dan terpadu. Aspek nilai agama
serta moral, fisik motorik, bahasa, kognitif, sosial emosional, serta seni yang
wajib dibesarkan dalam PAUD telah diatur dalam Peraturan Menteri Nasional
PAUD, adalah aspek nilai agama serta moral, fisik motorik merupakan salah
satu bidang pengembangan yang sangat berarti buat dibesarkan sejak dini.
Media dalam proses pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar anak
didik dalam pembelajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat
mempertinggi hasil belajar yang dicapainya. Berbagai penelitian yang
dilakukan terhadap penggunaan media dalam pembelajaran sampai pada
kesimpulan, bahwa proses dan hasil belajar pada siswa menunjukkan
perbedaaan yang signifikan antara pembelajaran tanpa media dengan
pembelajaran menggunakan media. Oleh karena itu penggunaan media
pembelajaran sangat dianjurkan untuk mempertinggi kualitas pembelajaran.
Peran media dalam pembelajaran khususnya dalam pendidikan anak usia
dini semakin penting artinya mengingat perkembangan anak pada saat itu
berada pada masa berfikir konkrit. Oleh karena itu salah satu prinsip
pendidikan untuk anak usia dini harus berdasarkan realita artinya anak
diharapkan dapat mempelajari sesuatu secara nyata. Dengan demikian dalam
pendidikan untuk anak usia dini harus menggunakan sesuatu yang
memungkinkan anak dapat belajar secara konkrit. Perinsip tersebut
menngisyaratkan perlunya digunakan media sebagai saluran penyampai
pendidikan untuk anak usia dini. Seorang guru pada saat menyajikan informasi
kepada anak usia dini harus menggunakan media agar informasi tersebut dapat
diterima atau diserap anak dengan baik dan pada akhirnya diharapkan
perubahan perubahan perilaku berupa kemampuan dalam hal pengetahuan,
sikap, dan ketrampilannya.

Seorang pendidik anak usia dini mempunyai tugas utama sebagai


perencana, pelaksana dan pengevaluasi hasil kegiatan pembelajaran
dikelasnya. Seorang guru TK diharuskan merancang tujuan dan strategi
pembelajaran, menentukan media yang diperlukan, memilih metode serta
melakukan penilaian pembelajarannya. Yang tak kalah pentingnya dalam
4

merancang pembelajaran adalah memilih media yang tepat dan sesuai untuk
mencapai tujuan dari indikator yang ingin dicapai oleh anak.

Namun pada kenyataannya banyak guru sebagai pendidik anak usia dini
yang sedikit pengalaman dalam penggunaan media pembelajaran. Dan hal ini
sering menyebabkan guru mengalami kesulitan dalam menentukan jenis media
pembelajaran yang akan digunakan. Para guru terkadang memilih media yang
disukainya walaupun tidak relevan dengan kemampuan yang harus dicapai
anak. Dan masih banyak juga guru saat ini yang menganggap bahwa peran
media dalam proses pembelajaran hanya terbatas sebagai alat bantu semata
dan boleh diabaikan manakala media tersebut tidak tersedia disekolah.

Mengingat pentingnya penggunaan media dalam pembelajaran anak usia


dini, mengasumsikan bahwa biaya yang dibutuhkan untuk menyediakan
media, bahan dan alat belajar cukup besar dananya. Keterbatasan dana
terkadang menjadikan proses pembelajaran kurang bermutu lantaran media
yang digunakan hanya sebatas yang sudah ada saja. Hal ini menjadikan
keterbatasan bagi para pendidik maupun lembaga pendidikan. Karenanya
diperlukan pemikiran kreatif dan cerdas agar dapat mensiasati pelaksanaan
pendidikan meskipun dengan dana yang tidak besar. Guru perlu mengubah
strategi pembelajran agar dapat memaksimalkan media yang ada, dan mampu
menggunakan benda benda sekitar untuk dijadikan sebagai media
pembelajaran. Lembaga pendidikan dan guru khususnya dituntut untuk lebih
kreatif dalam mengembangkan program pembelajran terutama dalam
pengembangan media pembelajaran. Media yang digunakan tidak harus
membeli dengan biaya dengan biaya yang besar tetapi bisa memanfaatkan
sumber daya alam yang ada disekitar

Oleh sebab itu, peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian dengan


judul “Peningkatan Kemampuan Kognitif Anak Menggunakan Media
Bahan Alam Kerikil Warna Pada Anak Usia Dini di KB Pertiwi
Tempelwetan Tahun Pelajaran 2022 / 2023”
5

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian tentang latar belakang diatas maka penulis
merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana cara meningkatkan perkembangan kognitif anak melalui media
bahan alam kerikil warna pada anak usia 3-4 tahun di KB Pertiwi
Tempelwetan Tahun Pelajaran 2022/2023?
2. Apakah media bahan alam kerikil warna dapat meningkatkan
perkembangan Kognitif pada anak usia 3-4 Tahun di KB Pertiwi
Tempelwetan tahun Pelajaran 2022/2023?

1.3 Tujuan Penelitian


Sejalan dengan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Menemukan metode yang efektif untuk kemampuan perkembangan
kognitif anak menggunakan media bahan alam batu kerikil.
2. Meningkatkan kemampuan kognitif anak menggunakan media bahan
alam batu kerikil.

1.4 Manfaat Penelitian


1. Bagi Peserta Didik
a) Dapat menambah pengalaman belajar anak melalui tindakan langsung.
b) Dapat menumbuhkan motivasi melalui kegiatan yang lebih menarik
karena melibatkan keaktifan anak didik.
c) Dapat meningkatkan perkembangan kognitif anak melalui stimulasi
yang menyenangkan.
d) Dapat meningkatkan kemampuan anak dalam hal menghitung,
membedakan besar kecil kerikil, mengenal warna
e) Dapat meningkatkan pengenalan bahan alam kepada anak.

2. Bagi Pendidik
a. Hasil penelitian dapat memberikan alternatif metode pembelajaran
yang dapat digunakan oleh pendidik dalam meningkatkan
keterampilan sosial anak usia dini.
6

b. Penelitian ini dapat menambah pengetahuan para pendidik tentang


pentingnya pengembangan kognitif anak usia dini.
c. Hasil penelitian dapat membantu pendidik dalam pengembangan
program pembelajaran yang berfokus pada pengembangan kognitif
anak usia dini melalui pengenalan bahan alam kerikil warna.
d. Dalam proses pembelajaran, pendidik dapat menggunakan permainan
menggunakan kerikil warna berkelompok sebagai alat evaluasi untuk
mengukur kemampuan kognitif anak.
e. Penelitian ini dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dengan
memberikan alternatif metode pembelajaran yang menyenangkan,
interaktif dan efektif dalam meningkatkan keterampilan kognitif anak
usia dini.

3. Bagi Sekolah
a. Dalam pembelajaran, permainan bahan alam kerikil warna dapat
digunakan sebagai alternatif metode pembelajaran yang
menyenangkan, interaktif dan efektif dalam meningkatkan
keterampilan sosial, kognitif, dan motorik anak.
b. Permainan bahan alam kerikil warna dapat meningkatkan keterlibatan
siswa dalam pembelajaran, karena mereka dapat terlibat langsung
untuk menyelesaikan tugas dan belajar.
c. Dalam permainan bahan alam kerikil warna, siswa akan belajar untuk
berhitung, mengenal warna, membedakan besar kecil ukuran suatu
benda, komunikasi dan menyelesaikan masalah.
d. Dalam proses belajar berhitung, siswa harus memikirkan bagaimana
cara mengetahui bahwa itu jumlah batu ada satu atau dua dan
seterusnya, memperhatikan ukuran batu, dan menggunakan koordinasi
mata-tangan mereka, sehingga dapat meningkatkan keterampilan
kognitif dan motorik mereka.
e. Dalam pembelajaran, permainan menggunakan bahan alam kerikil
warna dapat membantu aspek perkembangan kognitif mereka, karena
7

mereka dapat mengembangkan kemampuan pemecahan masalah,


kreativitas, dan kemampuan berpikir kritis.

a. Definisi Operasional

a. Kognitif : berguna untuk mengembangkan kemampuan anak dalam


berpikir secara rasional.
b. Permainan kerikil warna: permainan yang melibatkan anak dalam
mengenalkan angka sebagai awal untuk berhitung dengan tujuan
meningkatkan keterampilan kognitif.
c. Anak usia dini: anak usia 0-6 tahun dan masih dalam tahap
perkembangan awal yang membutuhkan stimulasi dari segala aspek
perkembangan seperti aspek kognitif, fisik motorik, bahasa, sosial
emosional.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Tujuan Umum Media Bahan Alam Kerikil Warna


2.1.1 Tujuan Umum Media Bahan Alam Kerikil Warna
2.1.1.1 Pengertian Media Bahan Alam
Media bahan alam adalah alat atau bahan yang digunakan dalam
pembelajaran untuk menyampaikan tujuan pembelajaran dari sumber
belajar (guru) kepenerima belajar (peserta didik) yang berasal dari
lingkungan alam sekitar. Media bahan alam merupakan alat atau
sarana untuk menyampaikan pesan. Namun dalam ini yang terpenting
bukanlah peralatannya, melainkan pesan belajar yang dibawa oleh
atau guru yang memanfaatkannya.
Media dapat merangsang anak untuk melakukan kegiatan,
terkadang anak sulit untuk memahami apa yang kita sampaikan akan
tetapi melalui media yang tepat agar anak lebih mudah untuk
memahaminya. Selanjutkan Hamalik dalam Arsyad (2011),
mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses
belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang
baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan
bahkan membawa pengaruh-pengaruh terhadap anak.
Peningkatan kemampuan kognitif anak melalui berbagai metode
atau cara yang menyenangkan melalui dunianya anak yaitu dunia
bermain, tentu harus didukung oleh pola atau bentuk permainan yang
mengarah pada peningkatan mengenal konsep bilangan, dalam artian
kegiatan atau permainan yang dilakukan harus menimbulkan rasa
ingin tahu anak sehingga anak tertarik untuk memecahkan
permasalahan-permasalahan yang anak hadapi. Oleh karena itu
diperlukan bimbingan dari orang tua dan guru agar anak bisa lebih
aktif dalam mengembankan kemampuannya. Semakin banyak
bimbingan yang diterima anak dalam mengembangkan

8
9

kemampuannya, semakin besar variasi dalam kegiatan bermain dan


semakin besar kegembiraan serta pengetahuan yang diperoleh.
Pemanfaatan media bahan alam sebagai media pembelajaran oleh
guru secara tepat membantu anak dalam mengembangkan berbagai
aspek perkembangan anak baik aspek perkembangan kognitif, sosial
emosional, bahasa, motorik, moral dan nilai agama serta kecakapan
hidup. Salah satu upaya yang dilakukan guru untuk menstimulasi
aspek perkembangan anak kognitif anak adalah dengan memanfaatkan
media bahan alam sebagai media pembelajaran, seperti memanfaatkan
batu-batuan, pasir, tanah liat, air, daun-daunan, tanaman, bambu, biji-
bijian dan lain sebagainya. Banyak media yang terdapat dilingkungan
sekitar anak yang dapat digunakan sebagai media atau alat peraga
untuk kegiatan pembelajaran anak tanpa perlu biaya mahal.

2.1.1.2 Manfaat Media Bahan Alam


Menurut Sujiono (2014), mengatakan bahwa fungsi dan tujuan
media dapat mengembangkan kognitif anak seperti merangsang anak
untuk melakukan kegiatan pikiran, perasaan, perhatian dan minat
bereksperimen, menyelidik, alat bantu untuk mencapai tujuan
pendidikan yang maksimal, alat peraga untuk memperjelas sesuatu,
dan mengembangkan imajinasi. Media dapat merangsang anak untuk
melakukan kegiatan, terkadang anak sulit untuk memahami apa yang
kita sampaikan akan tetapi melalui media yang tepat agar anak lebih
mudah untuk memahaminya.
Fungsi utama media pembelajaran adalah media dapat memperjelas
penyajian pesan dan informasi sehingga memperlancar dan
meningkatkan proses dan hasil belajar. Media bahan alam dapat
berupa apa saja yang terpenting dapat merangsang dan memperluas
keingintahuan pada anak. Termasuk media alam, melalui alam sekitar
seperti daundaunan, ranting, batu, dan lain-lain, semua itu dapat
dijadikan sember belajar bagi anak, serta dapat menggali pengetahuan
anak.
10

Kemp dan Dayton (1985) mengemukakan beberapa manfaat media


yaitu:

1. Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih standard


2. Pembelajaran dapat lebih menarik
3. Pembelajaran menjadi lebih aktif
4. Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan
5. Proses pembelajaran dapat berlangsung kapan pun dan dimana pun
diperlukan
6. Waktu pembelajaran menjadi lebih efesien
7. Peranan guru kearah yang lebih positif.

Pemanfaatan media bahan alam dalam pengembangan kemampuan


kognitif anak pada Taman Kanak-kanak Kuncup Sorumba Kecamatan
Ranomeeto Kabupaten Konawe Selatan maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa untuk menstimulasi kemampuan kognitif anak adalah dengan
memanfaatkan media bahan alam sebagai media pembelajaran, seperti
memanfaatkan batu-batuan, pasir, tanah liat, air, daun-daunan, tanaman,
bambu, biji-bijian dan lain sebagainya. Banyak media yang terdapat
dilingkungan sekitar anak yang dapat digunakan sebagai media atau alat
peraga untuk kegiatan pembelajaran anak tanpa perlu biaya mahal.
Kemampuan kognitif anak dapat berkembang dengan baik, karena dalam
pemanfaatan atau penggunaan media bahan alam seorang guru lebih banyak
memberikan kesempatan kepada anak untuk mengambil peran yang lebih
aktif. Dengan memanfaatkan media bahan alam dalam pengembangan
kemampuan kognitif anak sehingga anak sudah dapat mengurutkan bilangan
1-10, menghubungkan lambang bilangan dengan konsep bilangan 1-10,
membandingkan lebih dari, kurang dari, lebih banyak, dan sama jumlahnya
dengan menggunakan angka-angka atau bilangan, dan mengenal simbol
bilangan (angka) yang dihubungkan dengan jumlah bendanya.
11

2.1.1.3 Tahapan Penggunaan Media Bahan Alam Kerikil Warna


1. Persiapan
Sebelum memulai penggunaan media bahan alam kerikil warna,
pastikan bahwa semua perlengkapan dan bahan yang dibutuhkan
sudah tersedia dan siap digunakan. Misalnya, pastikan bahwa
setiap kelompok sudah memiliki batu kerikil yang cukup dan
bahwa anak-anak sudah tahu bagaimana cara bermain dan
mengenal angka 1-10 menggunakan batu kerikil tersebut
2. Penjelasan
Jelaskan tujuan dan aturan permainan kerikil warna kepada anak-
anak. Berikan instruksi yang jelas tentang bagaimana cara
membuat angka 1-10 menggunakan batu kerikil .
3. Pelaksanaan
Setelah memberikan penjelasan, biarkan anak-anak membuat
angka 1-10 sesuai dengan apa yang mereka ketahui. Bantu anak-
anak yang mengalami kesulitan dan pastikan bahwa mereka tetap
terlibat dalam proses pembelajaran.
4. Evaluasi
Setelah permainan selesai, lakukan evaluasi terhadap hasil
pembelajaran anak-anak. Evaluasi dapat dilakukan dengan
memberikan pertanyaan kepada anak-anak tentang apa yang
mereka pelajari dari permainan tersebut, apakah ada yang berhasil
dan tidak berhasil dalam melaksanakan tugas membuat angka 1-
10.
5. Refleksi
Terakhir, lakukan refleksi bersama dengan anak-anak tentang
proses pembelajaran mereka. Ajak mereka untuk berbicara
tentang apa yang mereka pelajari, bagaimana mereka dapat
membuat angka 1-10, dan apa yang dapat dilakukan untuk
mengenal angka 1-10 tersebut.
12

2.1.1.4 Tata Cara Media


Berikut adalah cara bermain kerikil warna pada anak usia 3-4
Tahun :
1. Anak-anak mengambil batu yang telah disediakan dengan berbagai
ukuran ada batu kecil, sedan, hingga besar.
2. Kemudian batu tersebut diambil anak-anak dapat mengenal
berbagai macam bentuk, warna.
3. Anak-anak mulai membuat angka 1, 2, 3 dan seterusnya. Sesaui
yang merea ketahui.
4. Anak-anak dapat saling membantu apabila anak-anak ada yang
memiliki kesulitan dalam membuat angka.
5. Setelah berhasil membuat angka, anak-anak dapat merayakan
keberhasilan mereka dan menyimpulkan apa yang mereka pelajari
dari bermain kerikil warna.
Melalui tahapan-tahapan ini, anak-anak dapat meningkatkan
kemampuan kognitif mereka dan mengembangkan keterampilan sosial
seperti berkomunikasi, bekerjasama, dan memecahkan masalah
bersama-sama.
2.2 Penelitian Terdahulu
Anak :
Guru: Masih rendahnya
KONDISI Belum memberikan kemampuan kognitif
AWAL kegiatan yang kurang
menantang yang dapat
memotivasi anak untuk
bermain . Kegiatan 1
Dalam kegiatan guru
menggunakan media
bahan alam kerikil
Dalam pembelajaran guru warna dengan warna
TINDAKAN menggunakan media batu yang sedikit, yaitu
warna hijau, kuning,
bahan alam kerikil warna
dan merah

Kegiatan 2
Diduga pengunaan media Dalam kegiatan guru
bahan alam kerikil warna menggunakan media
KONDISI dapat meningkatkan bahan alam kerikil
AKHIR kemampuan kognitif pada dengan warna yang
lebih banyak
anak.

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir


13

Berdasarkan kajian teori yang sudah diuraikan sebelumnya , maka dapat


disimpulkan sebagai berikut :
Pendidikan Anak Usia Dini ditekankan pada pemberian rangsangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan
rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Salah satunya perkembangan kemampuan kognitif yang erat kaitannya
dengan perkembangan proses mengingat, pengambilan keputusan, dan
pemecahan masalah.
Perkembangan kognitif adalah proses mental dan persepsi sensorik.
Perkembangan kognitif meliputi berpikir, mengetahui, mengingat, menilai,
dan memecahkan masalah.
Dalam meningkatkan perkembangan kognitif melalui bahan alam kerikil
warna pada anak usia dini, aspek kognitif menjadi penting karena anak-anak
harus dapat memahami cara memecahkan masalah, berkomunikasi secara
efektif, berfikir secara kritis, dan mengatasi konflik yang mungkin terjadi
selama bermain. Anak-anak yang memiliki keterampilan kognitif yang baik
cenderung lebih mampu berfikir, memahami masalah yang sedang dihapi dan
dapat menyelesaikan masalah.
Salah satu kegiatan bermain yang bisa diberikan yaitu bermain dengan
bahan alam kerikil warna, Bermain dengan bahan alam kerikil warna adalah
sebuah kegiatan bermain kerikil warna yang dilakukan secara bersama-sama
oleh anak dalam satu kelas. Dalam hal ini, setiap anak bertanggung jawab
untuk mengenal dan membuat angka 1-10 sesuai dengan minatnya.
Pelaksanaan kegiatan bermain bahan alam kerikil warna memiliki Tujuan
dari meningkatkan aspek perkembangan kognitif anak usia sini secara baik.
Selain itu, kegiatan ini juga dapat membantu meningkatkan kemampuan
komunikasi dan memecahkan masalah yang sedang mereka hadapi.
2.3 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, setelah peneliti mengemukakan landasan teori dan kerangka
berpikir.
14

Sugiyono (2013: 64) menyatakan bahwa hipotesis merupakan jawaban


sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah
penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.Dikatakan
sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang
relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui
pengumpulan data.
Menurut Fraenkel dan Wallen mengartikan hipotesis sebagai prediksi atas
kemungkinan hasil dari suatu penelitian.

Berdasarkan landasan teori dan kerangka pikir , maka dirumuskan


hipotesis tindakan sebagai berikut: Peningkatan kemampuan kognitif anak-
anak, karena melalui kegiatan ini anak-anak diajarkan untuk mengenal dan
membuat angka 1-10, memecahkan masalah menggunakan media bahan alam
kerikil warna pada anak usia dini di KB Pertiwi Tempelwetan Tahun
Pelajaran 2022/2023.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
Tindakan Kelas ( Classroom Action Research ) dengan pendekatan
Kuantitatif, karena permasalahan yang diteliti muncul ketika proses kegiatan
belajar mengajar di kelas .
Penelitian Tindakan Kelas yaitu penelitian tindakan dalam bidang
pendidikan yang dilaksanakan di dalam kelas dengan tujuan untuk
memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Penelitian tindakan
kelas ini sering digunakan karena peneliti akan mudah merencanakan
tindakan, melakukan tindakan, melakukan pengamatan dan menelaah ulang
apa yang telah dilakukan untuk menentukan langkah selanjutnya dalam
rangka mengembangkan aspek perkembangan anak yang belum berkembang.
Menurut Arikunto (2010:58), penelitian tindakan kelas (PTK) adalah
penelitian tindakan (Action Research) yang dilakukan dengan tujuan untuk
memperbaiki mutu perbaikan pembelajaran di kelasnya.
Dalam pendidikan khususnya dalam praktik pembelajaran penelitian
tindakan berkembang menjadi Penelitian Tindakan Kelas (PTK ) atau
Classroom Action Research) .
Menurut Nana Syaodih (2013: 140) penelitian tindakan merupakan suatu
pencarian sistematik yang dilaksanakan oleh para pelaksana program dalam
kegiatannya sendiri (dalam pendidikan dilakukan oleh guru, dosen, kepala
sekolah, konselor) dalam mengumpulkan data tentang pelaksanaan kegiatan,
keberhasilan dan hambatan yang dihadapi, untuk kemudian menyusun
rencana dan melakukan kegiatan-kegiatan penyempurnaan.
Dalam penelitian PTK, peneliti akan melakukan tindakan atau intervensi
terhadap subjek penelitian (anak usia dini) dalam beberapa siklus, dan melihat
apakah ada perubahan yang terjadi pada subjek penelitian pada setiap siklus.

15
16

Dalam penelitian PTK, peneliti dapat melakukan beberapa tahapan, yaitu:


1. Perencanaan: peneliti merumuskan tujuan penelitian, merancang
tindakan, menentukan indikator pencapaian, dan membuat alat
pengumpulan data.
2. Pelaksanaan: peneliti melakukan tindakan sesuai dengan rencana yang
telah dibuat, mengumpulkan data, dan merefleksikan proses pelaksanaan
intervensi.
3. Pengamatan: peneliti melakukan pengamatan terhadap hasil yang telah
dilakukan, mengevaluasi data, dan menentukan apakah intervensi yang
telah dilakukan berhasil dalam meningkatkan kerjasama anak usia dini.
4. Refleksi: peneliti merefleksikan proses penelitian, mengevaluasi hasil
yang telah didapatkan, dan membuat perbaikan untuk siklus berikutnya.

Dalam penelitian PTK, peneliti dapat menggunakan berbagai macam alat


pengumpulan data, seperti observasi, wawancara, dan kuesioner. Dalam hal
ini, observasi dapat dilakukan untuk melihat secara langsung bagaimana
anak-anak dapat mengembangkan aspek kognitif yaitu mengenal angka
melalui kegiatan bermain kerikil warna, sementara kuesioner dan wawancara
dapat digunakan untuk mengukur cara berfikir anak dan menyelesaikan
masalah pada anak usia dini. Peneliti dapat melihat perubahan yang terjadi
pada setiap siklus, dan membuat perbaikan pada tindakan yang telah
dilakukan untuk meningkatkan efektivitasnya.
Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif . Menurut
Arikunto (2019, hlm. 27) pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang
sesuai dengan namanya, banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari
pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan
hasilnya.
Pendekatan penelitian yang dapat digunakan adalah kuantitatif. Dalam
penelitian kuantitatif, data diukur dan dihitung secara numerik, sehingga
dapat dianalisis menggunakan metode statistik. Dalam penelitian ini,
perkembangan kognitif dapat diukur dengan menghitung skor mengenal dan
membuat angka. Selanjutnya, perbedaan skor mengenal dan membuat angka
17

dapat dihitung dan dianalisis dengan metode statistik untuk menentukan


apakah terdapat perbedaan yang signifikan.
Berdasarkan penjelasan tentang tujuan penelitian tindakan kelas diatas
maka dapat disimpulkan bahwa tujuan penelitian tindakan kelas dalam
penelitian ini yaitu melakukan perbaikan untuk meningkatkan perkembangan
kognitif melalui media bahan alam kerikil warna, Karena mempunyai
kemampuan kognitif yang rendah yang disebabkan karena kurangnya inovasi
bahan dan media serta kurang memotivasi anak dalam bermain, sehingga
diperlukan suatu kegiatan main yang dapat meningkatkan kemampuan
kognitif yaitu bermain menggunakan media bahan alam di KB Pertiwi
Tempelwetan.

3.2 Subjek dan Lokasi Penelitian


3.2.1 Subjek Penelitian
Subyek penelitian menurut Arikunto ( 2007,152 ) merupakan
sesuatu yang sangat penting kedudukannya didalam penelitian, subjek
harus ditata sebelum peneliti siap mengumpulkan data. Subyek
penelitian bisa berupa benda, hal atau orang .
Subjek penelitian usia 3-4 tahun pada penelitian tentang
peningkatan perkembangan kognitif anak melalui media bahan alam
kerikil warna akan memiliki karakteristik dan kebutuhan yang berbeda
dibandingkan dengan anak usia yang lebih muda. Pada usia ini, anak-
anak biasanya sudah memiliki kemampuan mengenal dan
menyelesaikan masalah yang sedang ia hadapi, serta mampu melakukan
tugas-tugas yang lebih kompleks. Namun, mereka juga masih
memerlukan bimbingan dan dukungan untuk dapat mengembangkan
aspek perkembangan kognitif. Dengan demikian subyek penelitian
dalam penelitian ini adalah Peserta Didik KB Pertiwi Tempelwetan
dengan Jumlah Peserta Didik sejumlah 20 anak.
18

Tabel 3.1 Daftar nama Peserta Didik KB Pertiwi Tempelwetan

No. Nama Kelompok

1. ADIMAS RAMADANIS DANIEL WIJAYA KB


2. AKMAL FAUZI KB
3. ALIFAH NUR RAHMA KB
4. AVEOLA MAHESWARI CAHYONO KB
5. AYUDIA ALESHA RAMADHANI KB
6. DYA BHUPA RATRE SULKAER AMARTATIN KB
7. EL-FATHIN ADZKIYA HAFIZZAH KB
8. FAHIRA DEEJA ZAHRATUSSALWA KB
9. FITRI NOVITA SARI KB
10. GERYN BRILLIAN PUTRA KB
11. GIBRAN RAKA ALVARENDRA KB
12. MIKAYLA ARIANI PUTRI RAMADHANI KB
13. MUHAMMAD FADLI ALVINO KB
14. MUHAMMAD HAIDAR AL-FATIH KB
15. MUHAMMAD RAZKA RAMADHAN KB
16. NAUFAL AGUNG WIBOWO KB
17. NIKITA KUSUMANINGRUM KB
18. RADINKA MAULANA IBRAHIM KB
19. RAKAI ARSAKHA ERLANGGA KB
20 REVA DONITA NUR TALITHA KB

Sumber data : Data peserta didik KB Pertiwi Tempelwetan


Tahun Pelajaran 2022/2023
19

3.2.2 Lokasi Penelitian


Adapun lokasi penelitian dengan judul “Peningkatan Kemampuan
Kognitif Anak Menggunakan Media Bahan Alam Kerikil Warna di KB
Pertiwi Tempelwetan tahun Pelajaran 2022/2023” ini dilaksanakan di :
Nama KB : KB PERTIWI TEMPELWETAN
Desa : Tempelwetan
Kecamatan : Loceret
Kabupaten : Nganjuk
Nama Kepala KB : Tri Yuliani
Dalam hal ini, peneliti telah mendapatkan ijin dan persetujuan
baik dari pihak Kepala KB maupun dari pihak tenaga pendidik yang
berkecimpung di lembaga tersebut. Sebelum melaksanakan penelitian,
peneliti telah terlebih dahulu melakukan observasi pada anak didik di
KB Pertiwi Tempelwetan Kecamatan Loceret Kabupaten Nganjuk.

3.3 Data dan Sumber Data


3.3.1 Data
Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah data kuantitatif.
Menurut Sugiyono ( 2018 ; 12 ) Data kuantitatif merupakan metode
penelitian yang berlandaskan positivistic (data konkrit), data penelitian
berupa angka-angka yang akan diukur menggunakan statistik sebagai
alat uji penghitungan, berkaitan dengan masalah yang diteliti untuk
menghasilkan suatu kesimpulan.
Data yang di ambil yaitu data primer diperoleh dari hasil observasi
dengan obyek kemampuan kerjasama, dapat diukur dengan menghitung
skor kerjasama setelah dilakukan permainan menyusun puzzle
berkelompok. Selanjutnya, perbedaan skor kerjasama antara kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen dapat dihitung dan dianalisis dengan
metode statistik untuk menentukan apakah terdapat perbedaan yang
signifikan.

3.3.2 Sumber Data


20

Sumber data diperoleh dari Kepala Sekolah ,guru dan peserta didik
KB Pertiwi Tempelwetan Kecamatan Loceret Kabupaten Nganjuk
Tahun Ajaran 2022/2023 untuk mengetahui seberapa besar Peningkatan
perkembangan aspek kognitif anak di sekolah tersebut dan bagaimana
proses pembelajarannya setelah melakukan kegiatan menggunakan
media bahan alam kerikil warna.
21

3.4 Prosedur Pelaksanaan Penelitian


Prosedur penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Perencanaan

Refleksi PRA SIKLUS Pelaksanaan

Pengamatan /
Observasi

Perencanaan

Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan

Pengamatan/
Observasi

Perencanaan

Refleksi
SIKLUS II Pelaksanaan

Pengamatan /
Observasi

Perencanaan

Gambar 3.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas

Berikut tahapan pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang akan di


laksanakan oleh peneliti:
22

Siklus I
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini, kegiatan yang akan di laksanakan oleh
peneliti adalah:
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Harian (RPPH) bermain menggunakan
media bahan alam kerikil warna disesuaikan dengan tema yang sedang
dibahas.
2) Menyiapkan media atau APE yang akan digunakan untuk memperlancar
kegiatan pembelajaran.
3) Membuat lembar observasi (lembar observasi aktivitas guru, siswa dan
lembar observasi penilaian kemampuan kerjasama) untuk melihat
bagaimana kondisi belajar mengajar di kelas ketika metode bermain balok
diterapkan.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan adalah melaksanakan rencana pembelajaran yang
telah disusun. Tindakan yang dilakukan pada tahap ini adalah melaksanakan
pembelajaran dengan penerapan metode bermain kerikil warna. Pada tahap
pelaksanaan, peneliti hanya berperan sebagai pengamat dan penilai. Peran guru
dalam pelaksanaan kegiatan yaitu menjalankan proses belajar mengajar dan
membimbing pada saat kegiatan bermain dengan kerikil warna.
Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan selama tahap pelaksanaan
tindakan ini antara lain:
1. Pijakan lingkungan main
a. Guru menyambut kedatangan anak.
b. Guru Mengajak anak untuk mencuci tangan
c. Guru menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
d. Guru menyiapkan tempat atau ruang kelas yang akan digunakan
anak pada saat kegiatan berlangsung.
e. Guru menyiapkan media atau APE bahan alam kerikil warna.
f. Guru memastikan tempat dan alat main yang akan digunakan aman
bagi anak.
23

2. Pijakan sebelum main


a. Guru mengajak anak masuk kelas, kemudian mengajak anak duduk
melingkar.
b. Guru mengajak anak untuk berdo’a sebelum melakukan kegiatan.
c. Guru membuka kegiatan, mengecek kehadiran anak
dan menanyakan kabar anak.
d. Guru mengajak anak bernyanyi bersama untuk membangkitkan semangat
anak.
e. Guru bercakap-cakap dengan siswa tentang tema dan sub tema yang akan
dilakukan.
f. Guru memperkenalkan media atau APE kerikil warna
g. Guru menjelaskan aturan bermain kerikil warna.
1) Batu kerikil diacak tidak sesuai warna dan ukuran.
2) Menyusun diatas meja.
3) Mengambil kerikil warna sesuai kebutuhan.
4) Star-finish lancar.
5) Bermain tepat waktu.
6) Beres-beres.
h. Guru dan anak membuat kesepakatan main.
3. Pijakan saat main
a. Anak bermain bersama teman sebayanya dalam bermain kerikil warna.
Adapun langkah-langkah dalam bermain Puzzle berkelompok:
1. Guru menyiapkan kerikil warna yang akan digunakan dalam bermain
2. Anak berkumpul dan duduk di atas karpet. Guru menghitung jumlah
anak yang hadir.
3. Anak memilih jenis batu yang ingin disusun menjadi angka sesuai
yang diinginkan.
4. Guru menunjukkan contoh kerikil warna yang sudah menjadi angka.
5. Guru memberikan pengarahan dan bimbingan saat anak-anak akan
mulai bermain kerikil warna. Anak-anak juga perlu diarahkan untuk
sering berkomunikasi dengan teman atau guru dalam menyelesaikan
kegiatan membuat angka.
24

6. Guru mengawasi anak-anak saat bermain kerikil warna.


b. Anak menyusun batu kerikil hingga menjadi angka yang sempurna.
c. Memberikan reward kepada keberhasilan anak dalam menyusun batu
kerikil.
4. Pijakan setelah main
a. Guru mengajak anak untuk membereskan mainan.
b. Kembali duduk membentuk lingkaran.
c. Recalling
d. Menutup kegiatan pembelajaran dengan berdo’a
c. Observasi
Observasi yang dilakukan oleh peneliti, dalam hal ini yang diteliti adalah
kemampuan kgnitif anak melalui kegiatan media bahan alam kerikil warna
pada saat pelaksanaan kegiatan pembelajaran (tindakan). Observasi dilakukan
pada saat anak-anak sedang melakukan kegiatan menggunakan media atau
APE kerikil warna. Bentuk observasi ini adalah peneliti meneliti langsung pada
proses kegiatan. Hasil observasi yang sudah didapat dicatat dalam lembar
observasi. Observasi dilakukan secara terus-menerus setiap kegiatan bermain
kerikil warna dilaksanakan. Hasil pengamatan pada tiap tahap kemudian
direfleksikan untuk perencanaan pengembangan selanjutnya agar mendapatkan
pencapaian hasil yang lebih baik.
d. Refleksi
Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan
yang telah dilakukanm berdasarkan data yang telah terkumpul. Sebagai acuan
dalam refleksi ini adalah hasil observasi. Hasil analisis yang dilakukan akan
digunakan sebagai acuan untuk merencanakan pengembangan selanjutnya.
Dari hasil observasi dan evaluasi siklus I dapat diidentifikasi kekurangan,
menganalisis sebab kekurangan dan mereflkeksikan diri untuk melakukan
persiapan dan perbaikan untuk melaksanakan siklus II.
Siklus II
Tahap-tahap pada siklus II sama dengan tahap-tahap yang ada dalam siklus
I, akan tetapi kegiatan disusun berdasarkan refleksi dari siklus I. Kegiatan yang
ada dalam siklus II sudah mengalami perbaikan baik itu terkait dengan
25

penyempurnaan media atau APE, penyampaian apersepsi yang lebih menarik


sehingga anak lebih antusias dan tertarik untuk mengikuti kegiatan bermain
kerikil warna.
3.5 Prosedur Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara untuk memperoleh data dalam
kegiatan penelitian yang memenuhi standar yang diterapkan. Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
observasi dan dokumentasi .
3.5.1 Teknik Observasi
Menurut Sugiyono ( 2018 : 229 ) observasi merupakan teknik
pengumpulan data yang mempunyai ciri yang spesifik bila di
bandingkan dengan teknik yang lain. Observasi dalam penelitian ini
yaitu dengan melakukan pengamatan langsung di lapangan untuk
mengetahui kondisi sebenarnya dalam peningkatan kemampuan
kognitif anak di KB Pertiwi Tempelwetan.

Tabel 3.2 Instrumen Penelitian Kemampuan Bekerjasama Anak

Pencapaian dalam
Kemampuan Kognitif Kesimpulan
persen (%)
Membuat
Mengenal
No Nama Dapat bentuk,
simbol angka
menghitung
menggunakan
coretan/tul
benda 1-10
batu kerikil isan angka
1-10
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
2
3
....
Rata-
rata

Penulis menggunakan tanda penelitian berupa angka yang memiliki


kriteria sebagai berikut :
a. Nilai 4 : Mempunyai pengertian Berkembang Sangat Baik (BSB),
anak mempunyai kemampuan yang lebih dan dapat
melakukan kegiatan dengan baik tanpa bantuan dari guru
26

b. Nilai 3 : Mempunyai pengertian Berkembang Sesuai Harapan


(BSH), anak dapat melakukan kegiatan dengan benar
tanpa bantuan dari guru
c. Nilai 2 : ,Mempunyai pengertian Mulai Berkembang (MB) anak
dapat melakukan kegiatan dan masih memerlukan
bantuan guru
d. Nilai 1 : Mempunyai pengertian Belum Berkembang (BB) anak
masih memerlukan bantuan dan bimbingan dari guru dan
orang lain
3.5.2 Teknik Dokumentasi
Teknik ini digunakan untuk mendokumentasikan data tentang
proses pembelajaran yang menggambarkan langkah-langkah konkrit
yang dipraktikan guru dalam kegiatan pembelajaran. Fokus masalah
dalam meningkat kemampuan kognitif anak melalui bermain
menggunakan media bahan alam kerikil warna. Dokumentasi yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah foto-foto peristiwa yang terjadi
dalam kegiatan pembelajaran.

3.6 Teknik Analisis Data dan Kriteria Keberhasilan


3.6.1 Teknik Analisis Data
Analisis data penelitian tindakan kelas ini dilakukan secara deskriptif
kuantitatif. Kegiatan analisis data mempergunakan lembar observasi dari
kemampuan koordinasi mata dan tangan anak. Keberhasilan dan
peningkatan kemampuan koordinasi mata dan tangan pada anak dipaparkan
dengan komponen lembar observasi sebagai berikut:
1. Dapat menghitung benda 1-10
2. Mengenal simbol angka menggunakan batu kerikil
3. Membuat bentuk, coretan/tulisan angka 1-10
Dalam proses analisis data, untuk memperoleh data yang benar maka
peneliti akan mengecek subjek penelitian, subjek metode, perpanjangan
pengamatan, dan pelacakan data secara mendalam.
27

3.6.2 Kriteria Keberhasilan


Rumus menentukan prosentase kemampuan bekerjasama anak sebagai
berikut:

P= F
N
Keterangan:
P : Angka presentasi
F : Jumlah Peserta Didik
N : Frekuensi yang sedang dicari presentasenya
Untuk menghitung keberhasilan kelompok/kelas menggunakan analisis

persentase rumus

∑S
Pk = x 100 %
N
Keterangan:
Pk : Persentase kelompok
∑S : Jumlah skor yang mendapat skor mampu (tuntas)
N : Jumlah anak yang mengikuti pembelajaran
(Sumber: Sudijono, 2008:43)

Indikator keberhasilan penelitian tindakan ini adalah ada tiga, pertama


apabila terjadi peningkatan kemampuan guru dalam mengembangkan
strategi pembelajaran dengan meningkatkan kemampuan perkembagan
kognitif anak, dimana terlihat dari kemampuan guru dalam membicarakan
tema yang akan dilaksanakan, memperkenalkan APE bahan alam kerikil
warna, menjelaskan aturan bermain, membuat kesepakatan main,
mengawasi anak, mengajak anak membereskan mainan setelah selesai dan
menutup kegiatan yang telah dilaksanakan. Penelitian dianggap selesai dan
berhasil jika aktivitas guru masuk pada kategori baik minimal 75%.
Kedua, apabila terjadi peningkatan kemampuan aktivitas siswa selama
pembelajaran dilaksanakan dari awal sampai akhir, dimana terlihat saat anak
28

memberi dan membalas salam, berbaris dilapangan, anak masuk kelas,


berdo’a sebelum kegiatan, anak membuat 2 angka dari kerikil warna, anak
menyusun angka, anak membereskan alat main yang telah digunakan.
Penelitian dianggap selesai dan berhasil jika aktivitas siswa masuk pada
kategori baik minimal 80%.
Ketiga, apabila terjadi peningkatan kemampuan kerjasama anak,
dimana terlihat dari kemampuan anak untuk membuat bentuk angka,
memberi dukungan kepada temannya, senang melakukan kegiatan secara
bersama-sama, menolong dan membantu teman, serta anak dapat
menyelesaikan tugas tepat waktu. Penelitian dianggap selesai dan berhasil
jika kemampuan kerjasama anak usia 3-4 tahun melalui bermain bahan alam
kerikil warna masuk pada kategori baik minimal 80%.
29

DAFTAR PUSTAKA

https://www.gurusiana.id/read/halimatussakdiah105041/article/penggunaan-
media-batu-kerikil-dalam-upaya-meningkatkan-kemampuan-kognitif-anak-usia-
dini-1051430
AUDIENSI: Jurnal Pendidikan dan Perkembangan Anak, Volume 1, No. 1, April
2022, 1-11
https://www.cussonskids.co.id/kemampuan-kognitif/#:~:text=Yang%20dimaksud
%20dengan%20kemampuan%20kognitif,Juga%20kapasitas%20untuk
%20memahami%20dunia.
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/dr-sutrisna-wibawa-mpd/
penelitian-tindakan-kelas-plpg2012.pdf
https://www.fkipumkendari.ac.id/assets/upload/plp_magang/
3c48b4fb0e41ae03ae7661b6b0b5edc8.pdf

Anda mungkin juga menyukai