Yang Berjudul
UNIVERSITAS TERBUKA
TEMPAT PENELITIAN
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan atas berkat Rahmat dan
Karunianya yang telah diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
laporan Penelitian dan Analisis dengan berjudul “ Mengembangkan Kemampuan
Berbahasa Melalui Metode Bercerita Dengan Media Gambar Pada Anak Usia
Dini”
1. Drh. Ismed Sawir, M.Sc, Kepala UPBJJ- UT Batam yang telah mendukung
terlaksananya Progam S1 PAUD di Bintan.
2. Drs. Huzaifah Dadang AG,M.Si Kepala Dinas Pendidikan Kota Tanjung
pinang yang telah mendukung terlaksananya Progam S1 PG – PAUD di
Bintan.
3. Bapak Drs. Abdul Rahman, M.Pd Selaku Tutor pembimbing yang telah
banyak memberikan pengarahan, petunjuk, bimbingan, dan motivasi dalam
menyelesaikan laporan ini.
4. Syafariah, BA. Sebagai Pengelola Kelompok belajar UT Bintan, telah banyak
membantu hingga terlaksananya kegiatan ini.
5. Dewi,S.Pd, sebagai Kepala Sekolah TK Santa Bernadeth yang telah
memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian Analisis
kegiatan pengembangan pendidikan Anak Usia Dini di sekolah yang beliau
pimpin
6. Jansye CH. Tamakaenge,S.Th sebagai Kepala Sekolah Kelompok Bermain &
Taman Kanak – Kanak Saint Andrew yang telah memberikan izin kepada
penulis untuk penelitian Analisis kegiatan pengembangan pendidikan Anak
Usia Dini di sekolah yang beliau pimpin
7. Rindu Murni sebagai Kepala TPA Qurrata A’yun yang telah memberikan izin
kepada penulis untuk penelitian Analisis kegiatan pengembangan pendidikan
Anak Usia Dini di sekolah yang beliau pimpin
8. Majelis guru TK Santa bernadeth, Kelompok Bermain Saint Andrew, dan
TPA Qurrata A’yun serta semua anak-anak yang telah membantu kelancaran
penelitian ini.
9. Kedua orang tua saya dan adik- adik, serta anakku Melkhior Javiero EL yang
saya sayangi, yang telah memberikan dukungan, doa dan motivasi kepada
penulis sehingga selesai dalam penulisan tugas akhir ini.
10. Teman- teman mahasiswa Jurusan S1 PGPAUD atas semangat dan dukungan
selama ini.
Akhir kata penulis menyadari laporan ini jauh dari sempurna,
masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahan, baik dari segi materi,
tekhnik penulisan dan penggunaan bahasa dari keterbatasan penulis. Untuk itu
dengan kerendahan hati penulis mengharapkan kritik, ide dan saran dari
pihak – pihak yang berkompeten demi kesempurnaan laporan ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa menyertai kita dalam upaya
meningkatkan mutu pendidikan di negeri tercinta ini.
Penulis,
MIKI ADELINA
NIM. 82540864
DAFTAR ISI
Halaman
A.Simpulan ......................................................................................... 30
B. Saran – Saran .................................................................................. 31
Tabel VIII Data Observasi Kegiatan Bercerita di TPA Qurrata A’yun ... 27
Usia dini merupakan tahap yang penting dan sangat prioritas dalam
rentang masa perteumbuhan serta perkembangan kehidupan manusia, masa ini
ditandai oleh berbagai periode akhir perkembangya, salah satu periode yang
menjadi penciri masa usia dini adalah periode keemasan. Usia dini sering juga
disebut dengan masa emas ( Golden Age ), karena pada masa ini anak mengalami
pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat, da nada berbagai aspek
seperti pengetahuan sikap, keterampilan, dan inteltual. Proses pendidikan ini
merupakan salah satu aktivitas manusia, salah sifat anak usia dini, suka meniru
apa yang mereka lihat, apa yang mereka dengar dan melakoninya dengan cara
mereka masing- masing.
Pada kenyataan anak usia dini rata-rata belum banyak menguasai kosa kata
yang jelas. Hal ini terlihat dari komunikasi yang mereka sehari-hari di
KB,TPA,dan TK, kadang juga ada anak yang tidak mau berbicara jika ada
pernyataan dari guru atau dalam kegiatan lain. Hal ini peran guru sangat
dibutuhkan dalam mengembangkan bahsa anak teruta di KB, TPA, dan TK.
Kemampuan berbahasa merupakan salah satu unsur yang perlu dikembangkan di
KB, TPA, dan TK, mengingat hal tersebut penulis mencoba mengembangkan
bahasa melalui bercerita dengan media gambar, diharapkan dengan bercerita akan
menambah kosa kata anak yang dapat digunakan dalam mengembangkan bahsa
mereka berkomunikasi sehari-hari.Progam SI PG PAUD Universitas Terbuka
menargetkan lulusannya menjadi tenaga pendidik PAUD profesional yaitu dapat
mengembangkan progam PAUD dan membuat inovasi- inovasi. Salah satu mata
kuliah yang harus ditempuh mahasiswa adalah Analisa Kegiatan Pengembangan
Anak usia dalam rangka penelitian di KB, TPA, dan, TK yang bertujuan
mengumpulkan data mengenai kegiatan anak yang dianggap perlu diteliti lebih
lanjut untuk selanjutnya dianalisiskan secara teliti
1
B. Fokus Penelitian
Setelah diadakan observasi di Kelompok Bermain ( KB ) ST Andrew , Taman
Kanak-kanak ( TK ) Santa Bernadeth dan Taman Penitipan Anak ( TPA )
penelitian ini berfokus pada “ Mengembangkan Kemampuan Berbahasa Melalui
Metode Bercerita dengan Media Gambar pada anak usia dini ”
C. Tujuan Penelitian
Setelah diadakan observasi di KB, TPA, dan TK, maka fokus penelitian yang
perlu diperhatikan dalam laporan ini adalah :
1. Bagaimana cara mengembangkan bahasa anak melalui bercerita.
2. Apakah pentingnya bercerita bagi perkembangan anak. Apakah manfaat
bercerita bagi perkembangan anak.
3. Bagaimana cara menyampaikan bercerita di KB,TPA, dan TK.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat untuk :
1. Bagi anak :
a. Melatih anak agar mampu meningkatkan kemampuan bercerita
b. Melatih anak berani tampil didepan Umum.
c. Agar anak mengekspresikan mimik wajah sesuai dengan cerita yang
disampaikan anak.
2. Bagi Guru :
a. Bagi guru semakin menarik dalam memberikan kegiatan bercerita di KB,
TPA, dan TK.
b. Meningkatkan mutu Pendidikan di KB, TPA, dan TK
c. Mendapatkan masukan tentang kegiatan bercerita pada Anak Usia Dini.
1. Tema
Tema adalah makna yang terkandung didalam sebuah cerita. Untuk anak TK
cerita yang diberikan sebaiknya memilki tema tunggal, berupa tema social
maupun tema ke-Tuhanan. Tema yang lain misalnya tema moral dan
kemanusiaan. Disamping itu tema yang disampainya hendaknya bersifat
tradisional misalnya cerita tentang pertentangan baik dan buruk.
2. Amanat
Amanat adalah ajaran moral atau pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang
dalam karyanya ( Sudjiman, 1992:57 ). Amanat untuk cerita anak-anak harus ada
didalam cerita atau dongeng, baik ditampilkan secara eksplisif maupun implisif,
baik dinyatakan melalui para tokohnya, maupun oleh penceritanya.
5. Sudut Pandang
Sudut pandang merupakan salah satu sarana cerita (Stanton, 1973). Dalam cerita
lisan untuk anak TK menggunakan kata “dia” baru sebagai pembawa cerita
dituntut untuk dapat membawakan dialog dengan baik, sehingga katakter tokoh
dapat diidentifikasi anak.
6. Latar
Latar adalah unsur cerita yang menunjukkan kepada penikmatnya dimana dan
kapan kejadian-kejadian dalam cerita berlangsung. Cerita anak boleh terjadi
dalam latar atau setting apapun asal sesuai dengan perkembangan kognsi dan
moral anak-anak. Adapun setting waktu yang tepat adalah yang sesuai dengan
tingkat perkembangan bahasa anak seperti besok dan sekarang.
7. Sarana Kebahasaan
Agar apa yang disampaikan itu sampai kepada penikmatnya yang dituju, bahasa
yang digunakan harus disesuaikan dengan tingkat usia, sosial dan pendidikan
penikmatnya. Bahasa cerita untuk anak-anak ditandai dengan ciri-ciri bentuk
kebahasaan seperti pilihan kata, struktur kalimat dan bentuk-bentuk bahasa
tertentu. Pada dongeng, sebagai bagian dari cerita rakyat, sarana kebahasaan
cenderung tetap pada bagian awal dan akhir, seperti “pada suatu hari… dan
akhirnya mereka bahagia”.
a. Pengorganisasian siswa
Bentuk pengelompokan anak-anak yang akan dilibatkan atau diajak berinteraksi
dalam penceritaan terlebih dahulu guna mengetahui hubungan sosial antar anak
dalam kelas.
b. Penugasan kelas
Dalam kegiatan bercerita, penugasan kelas dapat dilakukan dengan meminta anak-
anak untuk mencari tokoh utama dalam cerita mengingatnya dan menyebutkan
kembali sifat-sifatnya. Tentunya tugas tersebut dikomunikasikan terlebih dahulu
sebelum penceritaan berlangsung.
c. Disiplin kelas
Dalam kegiatan bercerita di TK, bentuk-bentuk disiplin kelas tentu harus
disesuaikan dengan karakteristik anak usia dini. Dalam melakukan peceritaannya
seorang guru tetap perlu menenangkan muridnya untuk mendengarkan pesan
melalui ceritanya. Proses menenangkan murid perlu dilakukan dengan cara
mendidik, tidak disertai dengan ancaman dilakuan dengan mengikat perhatian
mereka melalui cerita yang disajikan dengan menarik sehingga tidak membuat
anak sibuk sendiri.
d. Pembimbingan siswa
Dalam kegiatan bercerita, bimbingan yang diperlukan dapat berbentuk pemberian
informasi sejelas-jelasnya tentang proses dan tujuan cerita yang akan disampaikan
serta kemungkinan permasalahan yang muncul dalam memahami pembelajaran
yang akan diikutinya.
Posisi murid
Model posisi ini dipilih jika seandainya penceritaan dilakukan dengan monolog
dan tanpa latar belakang. Penggunaan media cukup dipegang dan berada di sekitar
pencerita duduk dan berdiri.
b. Posisi media
Penempatan dalam ruangan perlu memperhatikan beberapa aspek.
Keterjangkauan menjadi prioritas bahwa semua media yang akan dipakai mudah
dijangkau oleh guru sehingga tidak mengganggu proses penceritaan. Aspek lain
yang perlu diperhatikan adalah keselamatan media terhadap kemungkinan
gangguan yang muncul berasal dari murid-murid sendiri. Untuk itu yang perlu
dilakukan adalah peraturan akan murid, guru dan media dengan baik. Media yang
biasa digunakan disekolah adalah buku cerita, gambar dan boneka. Bercerita
dengan media buku dipilih apabila guru memiliki keterbatasan pengalaman.
Disamping itu membiasakan cerita dalam buku memiliki kelebihan dan
kelemahan yang harus diatasi guru. Beberapa keuntungan tersebut yaitu:
1. Membacakan cerita dalam buku merupakan demonstrasi terbaik
bagaimana mencintai buku.
2. Buku merupakan sumber ide terbaik.
3. Ketika menyimak tulisan, anak memiliki kesempatan untuk memprediksi
kata dari kelanjutan cerita.
4. Keberadaan buku mendorong anak untuk belajar “membacanya” sendiri
begitu kegiatan bercerita selesai (Wright,1998:13).
5. Bercerita dengan alat peraga buku memilki pengaruh yang positif dalam
memunculkan kemampuan keberaksaraan dan mendorong tumbuhnya
kesiapan baca pada anak.
a. Straregi Storytelling
Straregi Storytelling merupakan penceritaan cerita yang dilakukan secara
terencana dengan menggunakan boneka, atau benda-benda visual, metode ini
bertujuan untuk menghasilkan kemampuan berbahasa anak. Penggunaan metide
ini dibutuhkan untuk melatih dan membentuk ketrampilan berbicara,
pengembangkan daya nalar, dan pengembanangkan imajinasi anak. Metode ini
contohnya seperti metode sandiwara boneka, metode bermain peran, metode
bercakap-cakap dan metode tanya jawab.
METODOLOGI PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
1. Tempat Penelitian TK. SANTA BERNADETH
Alamat : Jl.Diponegoro No.741
Waktu : Selasa, 08 April 2019
Jumlah anak : 20 Anak didik
Jumlah Pendidik : 2 Orang Pendidik
Kelompok :B
C. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Observasi,
Yaitu untuk melihat fenomena yang unik/ menarik untuk dijadikan fokus
penelitian dan untuk mendapat informasi yang akurat dengan cara mengamati
kegiatan anak didalam kelompok. Pada saat melakukan observasi peneliti akan
menemukan berbagai macam ekspresi saat bercerita dan dari objek observasi ini
juga akan mencerminkan tingkat kepercayaan pada diri anak-anak.
2. Wawancara,
Yaitu untuk menggali informasi lebih mendalam mengenai fokus penelitian.
Wawancara juga dilakukan peneliti dengan melakukan dialog langsung dengan
anak-anak didik, pendidik dan pengelola lembaga pendidik. Dari situ kita akan
memperoleh sinkronisasi data antara observasi dan personality image secara
langsung yang berkaitan dengan tingkat kepercayaan pada diri anak didik.
3. Dokumentasi,
Yaitu mengumpulkan bukti-bukti dan penjelasan dan yang lebih luas mengenai
fokus penelitian. Dokumentasi ini juga dilakukan untuk bertujuan mengabdikan
momen- momen yang unik/ menarik ketika dalam melaksanakan pengumpulan
data- data melaui instrument observasi maupun wawancara.
BAB IV
ANALISIS DATA
A. Tabulasi Data
Tabel I
Hasil penelitian di TK Santa Bernadeth
No Observasi Wawancara dengan guru Wawancara Dokumentasi
dengan Pimpinan
1 Anak-anak Di TK Santa Bernadeth Saya yakin Dalam rencana
secara bergantian sudah mengembangkan dengan melalui kegiatan tertulis
menceritakan kemampuan berbahasa cerita kosa kata bahwa anak – anak
cerita yang melalui bercerita, membaca anak akan secara bergiliran
didengarnya dan menulis. Dan kami bertambah, hal cerita tentang
dengan bantuan tidak mengajarkan ini yang dapat cerita yang
pertanyaan dari membaca dan menulis membantu dalam diceritakan oleh
pendidik. seperti Sekolah Dasar . mengembangkan guru dengan
hanya kami menanamkan bahasa mereka. menggunakan
dasar- dasar kemampuan Dan merangsang bahasa sederhana.
bercerita, membaca dan minat menulis dan
menulis yaitu baca anak serta
mendengarkan, berbicara membuka
dan melatih motorik cakrawala
halus anak. Itu pun kami pengetahuan
susun dalam kegiatan berpikir anak.
yang menyenangkan
untuk anak
Tabel II
Hasil penelitian di Kelompok Bermain Saint Andrew
No Observasi Wawancara dengan guru Wawancara Dokumentasi
dengan Pimpinan
1 Guru bercerita Pertama : anak belum Kami ingin agar Dalam rencana
anak dapat bercerita dengan anak-anak dapat kegiatan tertulis
mendengarkan baik. Jadi guru memperluas bahwa pendidik
cerita dengan menuntunya. wawasan dan menggunakan
seksama. Setelah Kedua : anak masih malu cara berpikir metode bercakap -
itu meminta setiap untuk bercerita jadi perlu anak, sebab cakap dan Tanya
anak kita tuntun.Ketiga : anak dalam kegiatan jawab.
menceritakan tidak berani bercerita tanpa bercerita anak
tentang cerita diminta gurunya, jadi kita dapat tambahan
yang minta anak menjawab pengalaman yang
didengarnya tadi. pertanyaan yang dibantu baru
guru
3 Anak –anak juga Dalam kegiatan bercerita Kami lebih Dalam rencana
mempraktekan ini juga diharapkan agar menekankan pada kegiatan bercerita
bercerita di pendengaran anak juga pengembangan anak akan kami
depan teman- dapat difungsikan dengan potensi anak selalu damping
temanya baik agar membantu sejak dini agar agar anak dapat
kemampuan anak dalam anak terarah berbicara dengan
berbicara dengan baik. jelas dan baik.
B. Analisis Kritis
C. Pembahasan Analisa
Melakukan Kegiatan
No Nama Anak Observasi I Obsservasi II
Ya Tidak Ya Tidak
1 Angelina √ √
2 Aprilia √ √
3 Benyamin Jaden √ √
4 Christoper Giri √ √
5 Caven Yap √ √
6 Chely Evelyn S √ √
7 Dzaky Jalin √ √
8 Jayren Yeo √ √
9 Latravious Veto √ √
10 Ivy Felicia S √ √
Jumlah 7 3 10 0
Melakukan Kegiatan
No TK Santa Bernadeth
Observasi I Obsservasi II
Ya Tidak Ya Tidak
1 Jumlah 7 3 10 0
Keterangan Tabel :
Berdasarkan pada data analisa diatas yang dicantumkan pada tabel V
tersebut, maka diperoleh peningkatan hasil pengamatan dari observasi pertama
dan observasi kedua pada kegiatan bercerita dengan media gambar. Pada
observasi pertama kegiatan bercerita dengan media gambar yang dilakukan oleh
10 anak, ternyata yang mau melakukan kegiatan bercerita dengan media gambar
hanya 7 orang atau 70%, sedangkan yang tidak mau bercerita dengan media
gambar ada 3 orang atau 30%. Dan pada observasi yang kedua setelah anak diberi
motivasi oleh pendidik, dengan jumlah anak yang sama, terdapat peningkatan rasa
kepercayaan diri pada anak saat bercerita. Hal ini juga dibuktikan dengan
peningkatan jumlah anak yang tampil bercerita dengan media gambar yaitu 10
orang atau 100%, sedangkan yang tidak mau tampil untuk bercerita dengan media
gambar berjumlah 0 orang atau 0%. Setelah diamati oleh pendidik ternyata anak
yang tidak mau bercerita dikarenakan anak tidak tertarik untuk bercerita dan anak
tersebut memilih untuk bermain. Hal ini juga bias di sebabkan oleh usia anak yang
masih terlalu dini untuk memahami kegiatan bercerita, sehingga menimbulkan
kesan pada anak acuh tak acuh pada kegiatan bercerita
Grafik I
Jumlah Data Bercerita TK Santa Bernadeth
10
8 OBSERVASI I OBSERVASI II
6 100%
70% 70%
4
30%
2 100%
30%
0%
0
0%
Keterangan Grafik :
Berdasarkan pada grafik I diatas, dapat disimpulkan bahwa terdapat
perbaikan hasil pengamatan dari observasi pertama dan observasi kedua. Pada
observasi pertama, dengan kegiatan bercerita yang dilakukan 10 anak ternyata
yang mau melakukan kegiatan bercerita hanya 7 orang atau 70%. Sedangkan anak
tidak mau bercerita ada 3 orang atau 30%. Namun pada observasi kedua setelah
anak-anak diberikan motivasi oleh guru, ternyata semua anak berani tampil
didepan kelas untuk bercerita. Kedua observasi tersebut dapat disimpulkan bahwa
dengan motivasi yang baik, anak-anak juga mampu meningkatkan dan
mengembangkan rasa percaya diri masing-masing anak didik melalui kegiatan
bercerita dengan media gamba
Tabel VI
Melakukan Kegiatan
No Nama Anak Observasi I Obsservasi II
Ya Tidak Ya Tidak
1 Andreas F.M H √ √
2 Celine √ √
3 Erick Fransesco √ √
4 Filix Jordan √ √
5 Harold Tan √ √
6 Jason Lee √ √
7 Jorgen Gunawan √ √
8 Mikhaela J.P T √ √
9 Monica Dai √ √
10 Oscar Ferdinand L. √ √
Jumlah 6 4 8 2
Melakukan Kegiatan
No Kelompok Bermain
Saint Andrew Observasi I Obsservasi II
Ya Tidak Ya Tidak
1 Jumlah 6 4 8 2
Keterangan Table :
Berdasarkan pada data analisa diatas yang dicantumkan pada tabel VII
tersebut, maka diperoleh peningkatan hasil pengamatan dari observasi pertama
dan observasi kedua pada kegiatan bercerita dengan media gambar. Pada
observasi pertama kegiatan bercerita dengan media gambar yang dilakukan oleh
10 anak, ternyata yang mau melakukan kegiatan bercerita dengan media gambar
hanya 6 orang atau 60%, sedangkan yang tidak mau bercerita dengan media
gambar ada 4 orang atau 40%. Dan pada observasi yang kedua setelah anak diberi
motivasi oleh pendidik, dengan jumlah anak yang sama, terdapat peningkatan rasa
kepercayaan diri pada anak saat bercerita. Hal ini juga dibuktikan dengan
peningkatan jumlah anak yang tampil bercerita dengan media gambar yaitu 10
orang atau 80%, sedangkan yang tidak mau tampil untuk bercerita dengan media
gambar berjumlah 2orang atau 20%. Setelah diamati oleh pendidik ternyata anak
yang tidak mau bercerita dikarenakan anak tidak tertarik untuk bercerita dan anak
tersebut memilih untuk bermain. Hal ini juga bias di sebabkan oleh usia anak yang
masih terlalu dini untuk memahami kegiatan bercerita, sehingga menimbulkan
kesan pada anak acuh tak acuh pada kegiatan bercerita.
Grafik II
Jumlah Data Bercerita di KB ST.Andrew
80%
60%
40%
80%
60%
40%
20%
20%
0%
6 Anak 4 Anak 8 Anak 2 Anak
Keterangan Grafik :
Berdasarkan pada grafik II diatas, dapat disimpulkan bahwa terdapat
perbaikan hasil pengamatan dari observasi pertama dan observasi kedua. Pada
observasi pertama, dengan kegiatan bercerita yang dilakukan 10 anak ternyata
yang mau melakukan kegiatan bercerita hanya 6 orang atau 60%. Sedangkan anak
tidak mau bercerita ada 4 orang atau 40%. Namun pada observasi kedua setelah
anak-anak diberikan motivasi oleh guru, ternyata sudah beberapa anak berani
tampil didepan kelas untuk bercerita sekitar 8 orang atau 80%, sedangkan yang
tidak mau bercerita 2 orang atau 20%. Kedua observasi tersebut dapat
disimpulkan bahwa dengan motivasi yang baik, anak-anak juga mampu
meningkatkan dan mengembangkan rasa percaya diri masing-masing anak didik
melalui kegiatan bercerita dengan media gambar.
Tabel VIII
Melakukan Kegiatan
No Nama Anak Observasi I Obsservasi II
Ya Tidak Ya Tidak
M.Ziyyad AL .H
1 √ √ √
Said Fadhullah L
2 √ √
Kayla A.Raisya
3 √ √
Ziya
4 √ √
Harumi
5 √ √
M.Fariz Alfarizki
6 √ √
Rafidah ennis
7 √ √
Abyan Nawfal A
8 √ √
Sindi
9 √ √
M.Thoha.A
10 √
Jumlah 4 6 9 1
Tabel IX
Hasil Analisis Kegiatan TPA QURRATA A’YUN
Melakukan Kegiatan
No TPA QURRATA
A’YUN Observasi I Obsservasi II
Ya Tidak Ya Tidak
1 Jumlah 4 6 9 1
Keterangan Table :
Berdasarkan pada data analisa diatas yang dicantumkan pada tabel IX tersebut, maka
diperoleh peningkatan hasil pengamatan dari observasi pertama dan observasi kedua pada
kegiatan bercerita dengan media gambar. Pada observasi pertama kegiatan bercerita dengan
media gambar yang dilakukan oleh 10 anak, ternyata yang mau melakukan kegiatan bercerita
dengan media gambar hanya 4 orang atau 40%, sedangkan yang tidak mau bercerita dengan
media gambar ada 6 orang atau 60%. Dan pada observasi yang kedua setelah anak diberi
motivasi oleh pendidik, dengan jumlah anak yang sama, terdapat peningkatan rasa
kepercayaan diri pada anak saat bercerita. Hal ini juga dibuktikan dengan peningkatan
jumlah anak yang tampil bercerita dengan media gambar yaitu 9 orang atau 90%, sedangkan
yang tidak mau tampil untuk bercerita dengan media gambar berjumlah 1 orang atau 10%.
Setelah diamati oleh pendidik ternyata anak yang tidak mau bercerita dikarenakan anak tidak
tertarik untuk bercerita dan anak tersebut memilih untuk bermain. Hal ini juga bias di
sebabkan oleh usia anak yang masih terlalu dini untuk memahami kegiatan bercerita,
sehingga menimbulkan kesan pada anak acuh tak acuh pada kegiatan bercerita.
Grafik III
Jumlah Data Bercerita di TPA QURRATA A’YUN
10
8
6 90%
4 60%
40%
2 10%
0
PRESENTASE ANAK
40% 60% 90% 10%
Keterangan Grafik :
Berdasarkan pada grafik III diatas, dapat disimpuklan bahwa terdapat perbaikan hasil
pengamatan dari observasi pertama dan observasi kedua. Pada observasi pertama, dengan
kegiatan bercerita yang dilakukan 10 anak ternyata yang mau melakukan kegiatan bercerita
hanya 4 orang atau 40%. Sedangkan anak tidak mau bercerita ada 6 orang atau 60%. Namun
pada observasi kedua setelah anak-anak diberikan motivasi oleh guru, ternyata sudah beberapa
anak berani tampil didepan kelas untuk bercerita sekitar 9 orang atau 90%, sedangkan yang
tidak mau bercerita 1 orang atau 10%. Kedua observasi tersebut dapat disimpulkan bahwa
dengan motivasi yang baik, anak-anak juga mampu meningkatkan dan mengembangkan rasa
percaya diri masing-masing anak didik melalui kegiatan bercerita dengan media gambar.
BAB V
A. Kesimpulan
Dari tabulasi dan analisis data dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu sebagai
berikut
B. SARAN
UNIVERSITAS TERBUKA
PROFIL SEKOLAH TK SANTA BERNADETH
Visi :
Komunitas Taman kanak – kanak Santa Bernadeth bersama masyarakat,
terus menerus mendidik, membimbing, membina anak- anak usia dini
dalam kasih persaudaraan.
Misi :
Meletakan dasar ke arah pembentukan perilaku melalui pembiasaan moral
dan nilai- nilai agama, sosial emosional, kemandirian dan cinta alam.
Mengembangkan kemampuan dasar melalui kemampuan berbahasa,
kognitif, fisik motorik, dan seni, mengembangkan nilai budaya dan
karakter bangsa pada semua warga Tk Santa Bernadeth, mengembangkan
dan meningkatkan profesionalisme Guru dan karyawan.
OBSERVASI KEGIATAN PERKEMBANGAN
DI TK SANTA BERNADETH
Pendidik bercerita
tentang cerita
keagamaan dan
meminta sebagian anak
untuk menceritakan
kembali Pertanyaan :
Siapa tokoh dalam
cerita itu
?
Mengapa dalam
bercerita anak – anak
dipandu oleh
pertanyaan guru ?
Misi :
Meletakan dasar ke arah pembentukan perilaku melalui pembiasaan moral
dan nilai- nilai agama, sosial emosional, kemandirian dan cinta alam.
Mengembangkan kemampuan dasar melalui kemampuan berbahasa,
kognitif, fisik motorik, dan seni, mengembangkan nilai budaya dan
karakter bangsa pada semua warga Tk Santa Bernadeth, mengembangkan
dan meningkatkan profesionalisme Guru dan karyawan.
2. Apa saja Progam yang diterapkan untuk mencapain tujuan dari visi misi
sekolah ini ?
Jawab :
1. Mengembangkan kemampuan dasar melalui kemampuan berbahasa,
kognitif, fisik motorik, dan seni.
2. Mengembangkan nilai budaya dan karakter bangsa pada semua warga
Tk Santa Bernadeth.
3. Mengembangkan dan meningkatkan profesionalisme guru dan
karyawan
7. Tadi saya telah berbicara dengan salah satu seorang pendidik di TK ini
menurut ibu TK Santa bernadeth ini menerapkans istem pembelajaran
yang berpusat pada anak.
Alasan apa sekolah ini memproritaskan hal tersebut ?
Jawab : Karena di Taman Kanak- kanak ini sudah banyak tuntutan untuk
mengikuti proses kegiatan pembelajaran sesuai dengan tingkat umur dan
kemampuan anak secara pribadi.
Mengetahui
Kepala TK St.Bernadeth
DEWI,S.Pd
Foto Gedung TK Santa Bernadeth
Foto Kegiatan Bercerita dengan Media Gambar di TK Santa Bernadeth
PROFIL
KELOMPOK BERMAIN SAINT ANDEW
UNIVERSITAS TERBUKA
PROFIL SEKOLAH KELOMPOK SAINT ANDREW
Visi :
Terwujudnya peserta didik yang beriman, bermoral, terampil, mandiri dan
tanggung jawab
Misi :
1. Menanamkan keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa melalui
pengajaran agama Kristen.
2. Melaksanakan pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan inovatif.
3. Membangun karakter – karakter anak yang berdasarkan pancasila.
OBSERVASI KEGIATAN PERKEMBANGAN
DI KELOMPOK BERMAIN SAINT ANDREW
Pendidik bercerita
tentang cerita
keagamaan dan
meminta sebagian anak
untuk menceritakan
kembali Pertanyaan :
Siapa tokoh dalam
cerita itu
?
Mengapa dalam
bercerita anak – anak
dipandu oleh
pertanyaan guru ?
2. Apa saja progam yang diterapkan untuk pencapaian tujuan dari visi misi
sekolah ini ?
Jawab :
1. Mendidik anak mengenal Tuhan Yang Maha Esa
2. Mendidik anak agar menjadi generasi yang berkualitas berguna bagi
nusa, bangsa, dan keluarga.
3. Menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan untuk anak
dan ketercapaian kompetensi dasar.
4. Mengembangkan kreatifitas serta keterampilan guru dan anak didik
4. Apakah di kelompok bermain ibu ada kegiatan bercerita? Lalu apa tujuan
diadakan kegiatan bercerita untuk anak didik ?
Jawab : Ya ada, kegiatan bercerita ini juga melatih anak berani tampil dan
memperbanyak kosa kata bahasa, serta mengembangkan kreatitifitas guru
dalam bercerita.
5. Ada berapa jumlah anak didik dan jumlah pendidik di Kelompok Bermain
ini ?
Jawab : Jumlah anak didik yang ada di Kelompok Bermain ini berjumlah
11 Anak, 2 orang guru
7. Tadi saya telah berbicara dengan salah satu seorang pendidik di Kelompok
Bermain ini menurut ibu Kelompok Bermain Saint Andrew ini
menerapkan sistem pembelajaran yang berpusat pada anak.
Alasan apa sekolah ini memprioritaskan hal tersebut ?
Jawab : Karena di Kelompok Bermain ini mengikuti proses kegiatan
pembelajaran sesuai dengan tingkatan umur
Bintan,17April 2019
Mengetahui Penulis
Kepala KB ST. ANDREW
Mengetahui
Kepala Kelompok Bermain Saint Andrew
JANSYE. CH.TAMAKAENGE,S.Th
Foto Kegiatan Bercerita dengan media gambar di kelompok bermain Saint
Andrew
UNIVERSITAS TERBUKA
PROFIL SEKOLAH TPA QURRATA A’YUN
Visi :
Mewujudkan anak yang berbudi pekerti luhur, madiri dan berahklak
Kharimah.
Misi :
1. Membangun kecintaan Anak Usia Dini untuk belajar sehingga potensi
jasmani dan rohani yang sempurna.
2. Mengembangkan kompetensi/ kemampuan dasar yang memiliki anak
di bidang akhlak perilaku moral, emosional pendidikan agama,
pembiasaan berbahasa, kognitif, fisik motorik halus dan kasar serta
keterampilan sesuai dengan perkembangan anak.
WAWANCARA DENGAN KEPALA TPA QURRATA A’YUN
1. Apa Visi dan Misi lembaga Taman Penitipan Anak Qurrata A’yun ?
Jawab :
Visi :
Mewujudkan anak yang berbudi pekerti luhur, madiri dan berahklak
Kharimah
Misi :
1. Membangun kecintaan Anak Usia Dini untuk belajar sehingga potensi
jasmani dan rohani yang sempurna.
2. Mengembangkan kompetensi/ kemampuan dasar yang memiliki anak
di bidang akhlak perilaku moral, emosional pendidikan agama,
pembiasaan berbahasa, kognitif, fisik motoric halus dan kasar serta
keterampilan sesuai dengan perkembangan anak.
3. Apa saja Progam yang diterapkan untuk mencapain tujuan dari visi
misi sekolah ini ?
Jawab :
1. Menjadi lembaga pendidikan yang mempersiapkan generasi bangsa
sehat, cerdas, ceria dan kreatif serta memiliki akhlak mulia
2. Menggantikan peran orang tua selama mereka berkaris di luar
rumah.
3. Memberikan bimbingan pendidikan kepada anak usia dini dan cara
beradaptasi dengan lingkungan.
4. Melatih anak untuk jadi lebih mandiri.
5. Apakah di TPA ibu ada kegiatan bercerita? Lalu apa tujuan di adakan
gerakan bercerita untuk anak didik ?
Jawab : Ya ada, kegiatan bercerita ini juga melatih anak berani tampil
dan memperbanyak kosa kata bahasa, juga mengembangkan
kreatitifitas guru dalam bercerita.
6. Ada berapa jumlah anak didik dan jumlah pendidik di TPA ini ?
Jawab : Jumlah anak didik yang ada di KB ini berjumlah 18 Anak, 5
orang guru
8. Tadi saya telah berbicara dengan salah satu seorang pendidik di TPA
ini menurut ibu TPA Qurrata A’yun ini menerapkan system
pembelajaran yang berpusat pada anak.
Alasan apa sekolah ini memproiritaskan hal tersebut ?
Jawab : Karena di TPA ini untuk kegiatan bercerita ketika ada
selingan waktu anak. Selebihnya mengasuh anak yang dprioritas kan
bagi kami.
Mengetahui Penulis
Pendidik TPA Qurrata A’yun
Mengetahui
Kepala TPA Qurrata A’yun
Rindu Murni
Foto Gedung TPA Qurrata A’yun