Anda di halaman 1dari 67

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENELITIAN DAN ANALISIS


KEGIATAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ANAK USIA
DINI

Yang Berjudul

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERBAHASA


MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA
GAMBAR
PADA ANAK USIA DINI
( TK SANTA BERNADETH, KELOMPOK BERMAIN SAINT
ANDREW, TPA QURRATA A’YUN )

UNIVERSITAS TERBUKA
TEMPAT PENELITIAN

1. TK SANTA BERNADETH : Tanggal, 08 April 2019


2. KELOMPOK BERMAIN SAINT ANDREW : Tanggal, 17 April 2019
3. TPA QURRATA A’YUN : Tanggal, 24 April 2019
Supervisor Bintan, 22 April 2019
Mahasiswa

Drs. H. ABDUL RAHMAN.M.Pd MIKI ADELINA


ID. 13000368 NIM.825 408 641
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan atas berkat Rahmat dan
Karunianya yang telah diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
laporan Penelitian dan Analisis dengan berjudul “ Mengembangkan Kemampuan
Berbahasa Melalui Metode Bercerita Dengan Media Gambar Pada Anak Usia
Dini”

Laporan ini disusun guna melengkapi salah satu syarat dalam


menyelesaikan tugas akhir dari mata kuliah Analisis Kegiatan Pengembangan
Pendidikan Anak Usia Dini PAUD 4504 pada program SI PG- PAUD.

Pada kesempatan ini, Penulis ingin menyampaikan terima kasih yang


setinggi-tingginya :

1. Drh. Ismed Sawir, M.Sc, Kepala UPBJJ- UT Batam yang telah mendukung
terlaksananya Progam S1 PAUD di Bintan.
2. Drs. Huzaifah Dadang AG,M.Si Kepala Dinas Pendidikan Kota Tanjung
pinang yang telah mendukung terlaksananya Progam S1 PG – PAUD di
Bintan.
3. Bapak Drs. Abdul Rahman, M.Pd Selaku Tutor pembimbing yang telah
banyak memberikan pengarahan, petunjuk, bimbingan, dan motivasi dalam
menyelesaikan laporan ini.
4. Syafariah, BA. Sebagai Pengelola Kelompok belajar UT Bintan, telah banyak
membantu hingga terlaksananya kegiatan ini.
5. Dewi,S.Pd, sebagai Kepala Sekolah TK Santa Bernadeth yang telah
memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian Analisis
kegiatan pengembangan pendidikan Anak Usia Dini di sekolah yang beliau
pimpin
6. Jansye CH. Tamakaenge,S.Th sebagai Kepala Sekolah Kelompok Bermain &
Taman Kanak – Kanak Saint Andrew yang telah memberikan izin kepada
penulis untuk penelitian Analisis kegiatan pengembangan pendidikan Anak
Usia Dini di sekolah yang beliau pimpin
7. Rindu Murni sebagai Kepala TPA Qurrata A’yun yang telah memberikan izin
kepada penulis untuk penelitian Analisis kegiatan pengembangan pendidikan
Anak Usia Dini di sekolah yang beliau pimpin
8. Majelis guru TK Santa bernadeth, Kelompok Bermain Saint Andrew, dan
TPA Qurrata A’yun serta semua anak-anak yang telah membantu kelancaran
penelitian ini.
9. Kedua orang tua saya dan adik- adik, serta anakku Melkhior Javiero EL yang
saya sayangi, yang telah memberikan dukungan, doa dan motivasi kepada
penulis sehingga selesai dalam penulisan tugas akhir ini.
10. Teman- teman mahasiswa Jurusan S1 PGPAUD atas semangat dan dukungan
selama ini.
Akhir kata penulis menyadari laporan ini jauh dari sempurna,
masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahan, baik dari segi materi,
tekhnik penulisan dan penggunaan bahasa dari keterbatasan penulis. Untuk itu
dengan kerendahan hati penulis mengharapkan kritik, ide dan saran dari
pihak – pihak yang berkompeten demi kesempurnaan laporan ini.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa menyertai kita dalam upaya
meningkatkan mutu pendidikan di negeri tercinta ini.

Bintan, 22 April 2019

Penulis,

MIKI ADELINA

NIM. 82540864
DAFTAR ISI

Halaman

Judul Penelitian ................................................................................................


Lembar Pengesahan ......................................................................................... i
Kata Pengantar ................................................................................................ ii
Daftar isi ......................................................................................................... iv
Daftar Tabel ................................................................................................... vi
Daftar Grafik ................................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................ 1


B. Fokus Penelitian ............................................................................. 2
C. Tujuan Perbaikan ............................................................................ 2
D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 2

BAB II LANDASAN TEORI

A. Cara guru dalam mengembangkan kemampuan bahasa melalui


Bercerita .............................................................................................. 3
B. Pentingya bercerita bagi perkembangan anak ............................... 5
C. Manfaat bercerita bagi perkembangan anak ................................... 6
D. Kegiatan bercerita di sekolah ........................................................ 9

BAB III METODE PENELITIAN

A. Subjek Penelitian ........................................................................... 15


B. Metode Penelitian .......................................................................... 16
C. Instrumen Penelitian ...................................................................... 16

BAB IV ANALISIS DATA

A. Tabulasi Data .................................................................................. 17


B. Analisis Kritis ................................................................................. 19
C. Pembahasan Analisa ........................................................................ 20

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A.Simpulan ......................................................................................... 30
B. Saran – Saran .................................................................................. 31

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 32


DAFTAR TABEL

Tabel I Hasil Penelitian di TK Santa Bernadeth ............................... 17

Tabel II Hasil Penelitian di KB ST Andrew ....................................... 18

Tabel III Hasil Penelitian di TPA Qurrata A’yun ................................ 19

Tabel IV Data Observasi Kegiatan Bercerita di TK Santa Bernadeth . 21

Tabel V Hasil Analisis Kegiatan Bercerita di TK Santa Bernadeth .... 22

Tabel VI Data Observasi Kegiatan Bercerita di KB ST Andrew .......... 24

Tabel VII Hasil Analisis Kegiatan Bercerita di KB ST Andrew ............ 25

Tabel VIII Data Observasi Kegiatan Bercerita di TPA Qurrata A’yun ... 27

Tabel IX Hasil Analisis Kegiatan TPA Qurrata A’yun ........................ 28


DAFTAR GRAFIK

Grafik I Jumlah Data Bercerita TK Santa Bernadeth .......................... 23

Grafik II Jumlah Data Bercerita KB ST Andrew .................................. 26

Grafik III Jumlah Data Bercerita TPA Qurrata A’yun ........................... 29


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Usia dini merupakan tahap yang penting dan sangat prioritas dalam
rentang masa perteumbuhan serta perkembangan kehidupan manusia, masa ini
ditandai oleh berbagai periode akhir perkembangya, salah satu periode yang
menjadi penciri masa usia dini adalah periode keemasan. Usia dini sering juga
disebut dengan masa emas ( Golden Age ), karena pada masa ini anak mengalami
pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat, da nada berbagai aspek
seperti pengetahuan sikap, keterampilan, dan inteltual. Proses pendidikan ini
merupakan salah satu aktivitas manusia, salah sifat anak usia dini, suka meniru
apa yang mereka lihat, apa yang mereka dengar dan melakoninya dengan cara
mereka masing- masing.
Pada kenyataan anak usia dini rata-rata belum banyak menguasai kosa kata
yang jelas. Hal ini terlihat dari komunikasi yang mereka sehari-hari di
KB,TPA,dan TK, kadang juga ada anak yang tidak mau berbicara jika ada
pernyataan dari guru atau dalam kegiatan lain. Hal ini peran guru sangat
dibutuhkan dalam mengembangkan bahsa anak teruta di KB, TPA, dan TK.
Kemampuan berbahasa merupakan salah satu unsur yang perlu dikembangkan di
KB, TPA, dan TK, mengingat hal tersebut penulis mencoba mengembangkan
bahasa melalui bercerita dengan media gambar, diharapkan dengan bercerita akan
menambah kosa kata anak yang dapat digunakan dalam mengembangkan bahsa
mereka berkomunikasi sehari-hari.Progam SI PG PAUD Universitas Terbuka
menargetkan lulusannya menjadi tenaga pendidik PAUD profesional yaitu dapat
mengembangkan progam PAUD dan membuat inovasi- inovasi. Salah satu mata
kuliah yang harus ditempuh mahasiswa adalah Analisa Kegiatan Pengembangan
Anak usia dalam rangka penelitian di KB, TPA, dan, TK yang bertujuan
mengumpulkan data mengenai kegiatan anak yang dianggap perlu diteliti lebih
lanjut untuk selanjutnya dianalisiskan secara teliti
1
B. Fokus Penelitian
Setelah diadakan observasi di Kelompok Bermain ( KB ) ST Andrew , Taman
Kanak-kanak ( TK ) Santa Bernadeth dan Taman Penitipan Anak ( TPA )
penelitian ini berfokus pada “ Mengembangkan Kemampuan Berbahasa Melalui
Metode Bercerita dengan Media Gambar pada anak usia dini ”

C. Tujuan Penelitian
Setelah diadakan observasi di KB, TPA, dan TK, maka fokus penelitian yang
perlu diperhatikan dalam laporan ini adalah :
1. Bagaimana cara mengembangkan bahasa anak melalui bercerita.
2. Apakah pentingnya bercerita bagi perkembangan anak. Apakah manfaat
bercerita bagi perkembangan anak.
3. Bagaimana cara menyampaikan bercerita di KB,TPA, dan TK.

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat untuk :
1. Bagi anak :
a. Melatih anak agar mampu meningkatkan kemampuan bercerita
b. Melatih anak berani tampil didepan Umum.
c. Agar anak mengekspresikan mimik wajah sesuai dengan cerita yang
disampaikan anak.

2. Bagi Guru :
a. Bagi guru semakin menarik dalam memberikan kegiatan bercerita di KB,
TPA, dan TK.
b. Meningkatkan mutu Pendidikan di KB, TPA, dan TK
c. Mendapatkan masukan tentang kegiatan bercerita pada Anak Usia Dini.

3. Bagi Orang Tua :


a. Orang tua juga dapat memahami prinsip pembelajaran untuk anak usia
Dini.
b. Orang tua juga mengetahui minat bakat anaknya.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. CARA GURU DALAM MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BAHASA
MELAUI BERCERITA

Cerita memang menyenangkan anak sebagai penikmatnya, karena


bercerita memberikan bahan lain dari sisi kehidupan manusia, dan pengalaman
hidup. Pada saat menyimak cerita, sesungguhnya anak- anak memutuskan
hubungan dengan dunia nyata untuk sementara waktu, masuk ke dalam dunia
imajinatif yang bersifat pribadi, cerita secara lisan yang disampaikan pencerita
memiliki karateristik tertentu. Semakin pandai seseorang bercerita semakin kuat
pengaruh kata-katanya pada anak. Untuk dapat melakukan pengaruh pada anak
seorang pencerita harus memahami bagaimana cara anak berfikir menurut
pandangan psikologis dan bagaimana memandang dari dunia secara realita.
Pertama kali anak memiliki apa yang dimaksud dengan “dunianya” yaitu
segala sesuatu yang melatarbelakangi dan mampu difikirkannya tanpa melakukan
validasi ( pengecekan ) terhadap dunia yang sesungguhnya. Contohnya seorang
anak memiliki keyakinan bahwa dirinya bias terbang, dirinya bias berenang bagai
seekor ikan, dan lain-lain. Menurut mereka hal ini adalah kenyataan, oleh karena
itu guru dapat memanfaatkannya untuk pembelajaran dan dapat dijadikan bahan
kegiatan bercerita.
Kedua anak perlu memahami “kenyataan ” yang seharusnya yaitu bahwa
disamping alam berfikir yang bebas anak harus dihadapkan pada realita yang
sesungguhnya, contohnya : api itu panas dan dapat menyebabkan luka jika
mengenai badan / kulit. Sedangkan seorang guru dalam menyampaikan agar
menarik dan anak dapat berkosentrasi dalam mendengarkan cerita yaitu dengan
menggunakan bahasa yang mudah dimengerti dan suara keras, memberi
penugasan kepada anak setelah mendengarkan cerita, menggunakan media dalam
bercerita, selingi dengan hiburan atau bernyanyi. Cerita yang menarik adalah
cerita mengenai diri dan imajinasi pendengarnya, oleh karena itu penceritaan
terhadap anak perlu menggabungkan kemampuan melihat realita dan kemampuan
berfikir yang bebas, imajinasi yang ditambah.
Dengan kelucuan dan huburan dalam cerita yang disampaikan sehingga
anak tidak bosan mendengarnya dan dapat membangkitkan imajinasi mereka.
Disamping itu seorang guru sebelum menyampaikan cerita terlebih dahulu
menentukan kriteria-kriteria sebagai berikut :

1. Tema
Tema adalah makna yang terkandung didalam sebuah cerita. Untuk anak TK
cerita yang diberikan sebaiknya memilki tema tunggal, berupa tema social
maupun tema ke-Tuhanan. Tema yang lain misalnya tema moral dan
kemanusiaan. Disamping itu tema yang disampainya hendaknya bersifat
tradisional misalnya cerita tentang pertentangan baik dan buruk.

2. Amanat
Amanat adalah ajaran moral atau pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang
dalam karyanya ( Sudjiman, 1992:57 ). Amanat untuk cerita anak-anak harus ada
didalam cerita atau dongeng, baik ditampilkan secara eksplisif maupun implisif,
baik dinyatakan melalui para tokohnya, maupun oleh penceritanya.

3. Plot atau alur cerita


Plot adalah peristiwa-peristiwa naratif yng disusun dalam serangkaian waktu.
Karena kemampuan logika anak TK belum berkembang maksimal, maka plot
yang disampikan dalam cerita cenderung sederhana tidak terlalu sulit.

4. Tokoh dan penokohan


Tokoh adalah individu rekaan yang mengalami berbagai peristiwa dalam cerita.
Anak TK memerlukan tokoh cerita yang jelas dan sederhana. Tokoh-tokoh
sederhana membantu anak-anak dalam mengidentifikasi tokoh jahat dan tokoh
baik.

5. Sudut Pandang

Sudut pandang merupakan salah satu sarana cerita (Stanton, 1973). Dalam cerita
lisan untuk anak TK menggunakan kata “dia” baru sebagai pembawa cerita
dituntut untuk dapat membawakan dialog dengan baik, sehingga katakter tokoh
dapat diidentifikasi anak.
6. Latar

Latar adalah unsur cerita yang menunjukkan kepada penikmatnya dimana dan
kapan kejadian-kejadian dalam cerita berlangsung. Cerita anak boleh terjadi
dalam latar atau setting apapun asal sesuai dengan perkembangan kognsi dan
moral anak-anak. Adapun setting waktu yang tepat adalah yang sesuai dengan
tingkat perkembangan bahasa anak seperti besok dan sekarang.

7. Sarana Kebahasaan

Agar apa yang disampaikan itu sampai kepada penikmatnya yang dituju, bahasa
yang digunakan harus disesuaikan dengan tingkat usia, sosial dan pendidikan
penikmatnya. Bahasa cerita untuk anak-anak ditandai dengan ciri-ciri bentuk
kebahasaan seperti pilihan kata, struktur kalimat dan bentuk-bentuk bahasa
tertentu. Pada dongeng, sebagai bagian dari cerita rakyat, sarana kebahasaan
cenderung tetap pada bagian awal dan akhir, seperti “pada suatu hari… dan
akhirnya mereka bahagia”.

B. PENTINGNYA BERCERITA BAGI PERKEMBANGAN ANAK


Banyak orang tidak menyadari betapa besar pengaruh cerita bagi
perkembangan bahasa anak, bahkan sampai membentuk budayanya.Pengaruh
cerita, membaca cerita dan bercerita yang demikian besar menjadi salah satu
alasan bagaimana cerita yang baik.
Cerita juga dapat digunakan oleh orang tua dan guru sebagai sarana
mendidik dan membentuk kepribadian anak melalui pendekatan transmisi budaya
(Suyanto & Abbas,2001). Melalui kegiatan ini, transmisi budaya terjadi secara
alamiah, bawah sadar dan akumulatif hingga jalin menjalin membentuk
kepribadian anak. Bercerita menjadi sesuatu yang penting bagi anak karena
beberapa alasan:
1. Bercerita merupakan alat pendidikan budi pekerti yang paling mudah dicerna anak
2. Bercerita merupakan metode dan materi yang dapat di integrasikan dengan dasar
ketrampilan lain, yakni berbicara, membaca dan menulis.
3. Bercerita memberi ruang lingkup yang bebas pada anak untuk mengembangan
kemampuan bersimpati dan berempati
4. Bercerita memberikan “pelajaran” budaya dan budi pekerti yang memiliki retensi
lebih kuat dari pada “pelajaran” budi pekerti yang diberikan melalui penuturan
atau perintah langsung.
5. Bercerita memberi contoh pada anak bagaimana menyikapi suatu permasalan
dengan baik, sekaligu memberi “pelajaran” pada anak bagaimana cara
mengendalikan keinginan-keinginan yang dinilai negative oleh masyarakat.
Arti pentingnya cerita bagi perkembangan anak tidak dapat dilepaskan dari
kemampuan guru dalam mentransmisikan nilai-nilai luhur kehidupan dalam
bentuk cerita atau dongeng.Kemampuan gurulah yang sebenarnya menjadi tolak
ukur kebermaknaan bercerita. Tanpa itu dongeng dan cerita tidak akan
memberikan makna apa-apa bagi anak.

C. MANFAAT BERCERITA BAGI PERKEMBANGAN ANAK


Cerita merupakan kebutuhan universal manusia, dari anak-anak hingga orang
dewasa. Bagi anak-anak, cerita tidak sekedar memberi manfaat emotif tetapi juga
membantu pertumbuhan mereka dalam berbagai aspek. Oleh karena itu bercerita
merupakan aktivitas penting dan tak terpisahkan dalam program pendidikan untuk
anak usia dini. Cerita bagi anak memiliki manfaat yang sama pentingnya dengan
aktivitas dan program pendidikan itu sendiri. Ditinjau dari berbagai aspek,
manfaat tersebut akan diuraikan sebagai berikut:
1. Membantu pembentukan pribadi dan moral anak
Cerita sangat efektif untuk mempengaruhi cara berfikir dan cara berperilaku
anak karena mereka senang mendengarkan cerita walaupun dibacakan secara
berulang-ulang. Pengulangan imajinasi anak, dan nilai kedekatan guru dan orang
tua membuat cerita menjadi efektif untuk mempengaruhi cara berfikir mereka.
Cerita mendorong perkembangan moral anak karena beberapa sebab,yaitu
sebagai berikut:
a. Menghadapkan siswa kepada situasi yang mengandung “konsiderasi”
yang sedapat mungkin mirip dengan yang dihadapi siswa dalam kehidupan.
b. Cerita dapat memancing siswa menganalisis situasi, dengan melihat bukan
hanya yang nampak tetapi juga sesuatu yang tersirat didalamnya, untuk
menemukan isyarat-isyarat halus yang tersembunyi tentang perasaan,
kebutuhandan kepentingan orang lain.
c. Cerita mendorong siswa untuk menelaah perasaan sendiri sebelum ia mendengar
respon orang lain untuk dibandingkan.
d. Cerita mengembangkan rasa konsiderasi yaitu pemahaman dan penghayatan atas
apa yang diucapkan/dirasakan tokoh hingga akhirnya anak memiliki konsiderasi
terhadap tokoh lain dalam alam nyata (Nasution, 1989 : 162-163).
2. Menyalurkan kebutuhan imajinasi dan fantasi
Anak-anak membutuhkan penyaluran imajinasi dan fantasi tentang berbagai
hal yang selalu muncul dalam pikiirannya. Masa usia pra sekolah merupakan
masa-masa aktif anak berimajinasi. Tak jarang anak “mengarang” suatu cerita
sehingga oleh sebagian orang tua dianggap sebagai kebohongan. Hal ini
menunjukkan bahwa sebenarnya, imajinasi anak-anak sedang membutuhkan
penyaluran. Salah satu tempat yang tepat adalah cerita. Anak membutuhkan
dongeng atau cerita karena beberapa hal:
a. Anak membangun gambaran-gambaran mental pada saat guru memperdengarkan
kata-kata yang melukiskan kejadian.
b. Anak memperoleh gambaran yang beragam sesuai dengan latar belakang
pengetahun dan pengalaman masing-masing.
c. Anak memperoleh kebebasan untuk melakukan pilihan secara mental.
d. Anak memperoleh kesempatan menangkap imajinasi dan citraan-citraan cerita:
citraan gerak, citraan visual, dan auditif.

3. Memacu kemampuan verbal anak


Cerita yang bagus tidak sekedar menghibur tetapi juga mendidik, sekaligus
merangsang perkembangan komponen kecerdasan linguistik yang paling penting
yakni kemampuan menggunakan bahasa untuk mencapai sasaran praktis. Selama
menyimak cerita, anak belajar bagaimana bunyi-bunyi yang bermakna diajarkan
dengan benar, bagaimana kata-kata disusun secara logis dan mudah dipahami,
bagaimana konteks dan konteks berfungsi dalam makna.
Memacu kecerdasan linguistik merupakan kegiatan yang sangat penting.
Pernyataan ini didukung oleh pendapat sejumlah ahli, bahwa diantara komponen
kecerdasan yang lain, kecerdasan linguistiklah yang mungkin merupakan
kecerdasan yang paling universal.
Cerita mendorong anak bukan saja senang menyimak cerita, tetapi juga
senang bercerita atau berbicara. Anak belajar tentang tata cara berdialog dan
bernarasi dan terangsang untuk menirukannya.Kemampuan pragmatik terstimulasi
karena dalam cerita ada negosiasi, pola tindak-tutur yang baik seperti menyuruh,
melarang, berjanji, mematuhi larangan dan memuji.
Memacu kemampuan bercerita anak merupakan sesuatu yang penting,
karena beberapa alasan, yaitu pertama anak memiliki kosa kata cenderung berhasil
dalam meraih prestasi akademik. Kedua, anak yang pandai berbicara memperoleh
perhatian dari orang lain. Hal ini penting karena pada hakikatnya anak senang
menjadi pusat perhatian dari orang lain. Ketiga, anak yang pandai berbicara
mampu membina hubungan dengan orang lain dan dapat memerankan
kepemimpinannya dari pada anak yang tidak dapat berbicara. Berbicara baik
mengisyaratkan latar belakang yang baik pula. Keempat, anak yang pandai
berbicara akan memiliki kepercayaan diri dan penilaian diri yang positif, terutama
setelah mendengar komentar orang tentang dirinya.
4. Merangsang Minat menulis
Pengaruh cerita terhadap kecerdasan bahasa anak diakui oleh Leonhardt.
Menurutnya cerita memancing rasa kebahasaan anak . anak yang gemar
mendengar dan membaca cerita akan memiliki kemampuan berbicara, menulis
dan memahami gagasan rumit secara lebih baik(Leonhardt,1997:27). Ini berarti
selain memacu kemampuan berbicara, menyimak cerita juga merangsang minat
menulis anak.
5. Merangsang minat baca anak
Bercerita dengan media buku, menjadi stimulasi yang efektif bagi anak TK,
karena pada waktu itu minat baca pada anak mulai tumbuh. Minat itulah yang
harus diberi lahan yang tepat, antara lain melalui kegiatan bercerita.
Menstimulasi minat baca anak lebih penting dari pada mengajar mereka
membaca, menstimulasi memberi efek yang menyenangkan, sedangkan mengajar
seringkali justru membunuh minat baca anak, apalagi bila hal tersebut dilakukan
secara dipaksa.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk memupuk minat baca anak
berkaitan dengan bercerita adalah sebagai berikut:
a. Biarkan anak memilih sendiri buku cerita yang dibacakan guru. Dalam hal ini,
guru mempersiapkan beberapa buku yang hendak dibacakan, dan anak memilih
buku cerita mana yang akan dibacakan guru.
b. Persiapkan buku-buku yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak, baik
tulisan, piliha kata, isi cerita, panjang cerita, maupun ilustrasinya.
c. Bawalah anak –anak ke perpustakaaan atau TK yang menyediakan bahan bacaan.
d. Bacakanlah cerita dengan lafal yang baik dan menarik. Tunjukkan jari kelambang
tulis.
6. Membuka cakrawala pengetahuan anak
Setiap anak pada hakekatnya sangat tertarik untuk mengenal dunia, dan
karena dunia ini cenderung berkaitan dengan budaya dan identitas banyak orang,
maka anak juga tertarik untuk mengenal budaya dan ras lain.Cerita kadang
menyimpan daya rangsang tinggi untuk memicu daya eksplorasi anak tentang
lingkungan.
Kegiatan bercerita dapat memperluas wawasan dan cara berfikir anak, sebab
dalam kegiatan bercerita anak mendapat tambahan pengalaman yang bisa jadi
merupakan hal baru baginya, atau juga seandainya bukan merupakan hal baru
tentu akan mendapatkan kesempatan untuk mengulang kembali ingatan akan hal
yang pernah didapat atau dialaminya.

E. KEGIATAN BERCERITA DI SEKOLAH

Untuk menyajikan secara menarik, diperlukan beberapa persiapan, mulai


dari memilih jenis cerita, menyiapkan tempat, panyiapan alat peraga dan
sebagainya hingga penyajian cerita.

1. Memilah dan memilih materi cerita


Diantara berbagai jenis cerita, cerita tentang pengalaman seseorang dan faktor
tradisional merupakan sumber cerita terbaik bagi anak-anakDalam program
pembelajaran di TK, cerita dapat digolongkan menjadi tiga, untuk program inti,
cerita untuk program pembuka, dan cerita untuk tujuan rekreasi pada akhir
program. Cerita untuk program inti, digunakan dalam kegiatan inti cerita ini
disampaikan oleh guru sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin di capai.
Misalnya cerita tentang Bebek si buruk rupa. Cerita ini menggambarkan seekor
bebek yang buruk rupanya, tetapi hatinya baik, suka menolong dan sebagainya.
Tujuan pembelajaran ini, guru ingin menanamkan rasa saling tolong menolong,
tidak membeda-bedakan teman.
Cerita untuk program pembuka dan penutup, disampaikan pada kegiatan inti dan
penutup yang menyampaikan adalah anak, seorang guru hanya memberikan
stimulasi, misalnya dalam kegiatan berbagi cerita tentang pengalaman naik sepeda
dan sebagainya. Sedangkan cerita untuk tujuan rekreasi pada akhir program, cerita
ini disampaikan oleh anak setelah liburan sekolah. Untuk jenis cerita anak yang
banyak disukai adalah cerita fabel karena anak sedang senang dengan binatang-
binatang peliharaan.

2. Pengelolaan kelas untuk bercerita


Pengelolaan kelas merupakan upaya dalam mendayagunakan potensi kelas
(Sudirman,1987:310).pengelolaan kelas dengan baik seorang guru perlu
memperhatikan aspek-aspek pengelolaan kelas yang terdiri:

a. Pengorganisasian siswa
Bentuk pengelompokan anak-anak yang akan dilibatkan atau diajak berinteraksi
dalam penceritaan terlebih dahulu guna mengetahui hubungan sosial antar anak
dalam kelas.

b. Penugasan kelas
Dalam kegiatan bercerita, penugasan kelas dapat dilakukan dengan meminta anak-
anak untuk mencari tokoh utama dalam cerita mengingatnya dan menyebutkan
kembali sifat-sifatnya. Tentunya tugas tersebut dikomunikasikan terlebih dahulu
sebelum penceritaan berlangsung.
c. Disiplin kelas
Dalam kegiatan bercerita di TK, bentuk-bentuk disiplin kelas tentu harus
disesuaikan dengan karakteristik anak usia dini. Dalam melakukan peceritaannya
seorang guru tetap perlu menenangkan muridnya untuk mendengarkan pesan
melalui ceritanya. Proses menenangkan murid perlu dilakukan dengan cara
mendidik, tidak disertai dengan ancaman dilakuan dengan mengikat perhatian
mereka melalui cerita yang disajikan dengan menarik sehingga tidak membuat
anak sibuk sendiri.

d. Pembimbingan siswa
Dalam kegiatan bercerita, bimbingan yang diperlukan dapat berbentuk pemberian
informasi sejelas-jelasnya tentang proses dan tujuan cerita yang akan disampaikan
serta kemungkinan permasalahan yang muncul dalam memahami pembelajaran
yang akan diikutinya.

3. Pengelolaan kelas untuk bercerita


a. Penataan tempat untuk bercerita
Tempat duduk sisa dalam kegiatan bercerita perlu mendapatkan perhatian
yang serius. Sebab tempat duduk berkaitan dengan banyak hal. Keterkaitan itu
adalah; interaksi guru dan siswa, karakteristik materi penceritaan, media
pembelajaran yang digunakan dalam penceritaan.Oleh karena, itu tempat duduk
siswa sangat berpengaruh dalam keberhasilan kegiatan bercerita. Aktifitas
bercerita tidak harus dilakukan didalam kelas, kegiatan bercerita dapat dilakukan
dimanapun asal memenuhi kriteria kebersihan, keamanan dan kenyamanan. Jika
jumlah anak sedikit, bercerita dapat dilakukan diberbagai tempat seperti di teras,
di bawah pohon, dan lain sebagainya.
Pada prinsipnya yang penting tempat tersebut dapat menampung semua
anak, teduh, bersih dan aman. Apabila jumlah anak relatif banyak sebaiknya
dipilih tempat yang lebih luas. Ruang kelas merupakan tempat yang paling
representative (memenuhi persyaratan) yang lebih baik lagi apabila cerita yang
disampaikan ditempat yang berkaitan. Misalnya: Monumen Yogya kembali,
disampaikan di Yogyakarta.
Berikut ini contoh penataan tempat duduk untuk kegiatan bercerita
diruang kelas
Posisi guru ditengah-tengah murid

Posisi murid

Model posisi ini dipilih jika seandainya penceritaan dilakukan dengan monolog
dan tanpa latar belakang. Penggunaan media cukup dipegang dan berada di sekitar
pencerita duduk dan berdiri.
b. Posisi media
Penempatan dalam ruangan perlu memperhatikan beberapa aspek.
Keterjangkauan menjadi prioritas bahwa semua media yang akan dipakai mudah
dijangkau oleh guru sehingga tidak mengganggu proses penceritaan. Aspek lain
yang perlu diperhatikan adalah keselamatan media terhadap kemungkinan
gangguan yang muncul berasal dari murid-murid sendiri. Untuk itu yang perlu
dilakukan adalah peraturan akan murid, guru dan media dengan baik. Media yang
biasa digunakan disekolah adalah buku cerita, gambar dan boneka. Bercerita
dengan media buku dipilih apabila guru memiliki keterbatasan pengalaman.
Disamping itu membiasakan cerita dalam buku memiliki kelebihan dan
kelemahan yang harus diatasi guru. Beberapa keuntungan tersebut yaitu:
1. Membacakan cerita dalam buku merupakan demonstrasi terbaik
bagaimana mencintai buku.
2. Buku merupakan sumber ide terbaik.
3. Ketika menyimak tulisan, anak memiliki kesempatan untuk memprediksi
kata dari kelanjutan cerita.
4. Keberadaan buku mendorong anak untuk belajar “membacanya” sendiri
begitu kegiatan bercerita selesai (Wright,1998:13).
5. Bercerita dengan alat peraga buku memilki pengaruh yang positif dalam
memunculkan kemampuan keberaksaraan dan mendorong tumbuhnya
kesiapan baca pada anak.

Bercerita dengan media gambar digunakan untuk menyampaikan


dongeng kepada anak meliputi gambar seri dalam bentuk kertas lepas dan buku
serta gambar didepan flannel. Sedangkan bercerita dengan media boneka,
membutuhkan persiapan yang lebih matang terutama persiapan memainkan
boneka. Beberapa jenis boneka yang dapat digunakan sebagai alat peraga
bercerita, yakni boneka gagang (termasuk didalamnya wayang), boneka gantung,
boneka tangan dan boneka tempel.
c. Penataan Ruang Cerita
Kegiatan bercerita di TK dapat dilakukan dimana saja. Pelaksanaanya
dapat dilakukan didalma maupun diluar kelas. Jika penceritaan dilakukan di dalam
kelas, maka kelas perlu dtata untuk memberikan dukungan penceritaan. Penataan
tersebut meliputi ventilasi, tata cahaya dan tata warna. Sedangkan penataan yang
dilakukan di luar kelas membutuhkan beberapa hal yang perlu diperhatikan
diantaranya:

1. Kesesuaian tuntutan cerita


2. Keamanan
3. Kenyamanan
4. Strategi Penyampaian cerita untuk anak
Kegiatan bercerita di sekolah dapat dilakukan dengan baik, apabila
sebelumnya dipersiapkan terlebih dahulu, tidak hanya itu saja peran seorang guru
disini juga sangat berperan penting, untuk memberikan suasana yang
menyenangkan agar anak dalam mendengarkan cerita atau bercerita dengan hati
yang senang. Karena pada prinsipnya belajar di TK itu belajar sambil
bermain.Oleh karena itu seorang guru harus mempunyai metode yang tepat dalam
menyampaikan kegiatan bercerita, strategi tersebut yaitu:

a. Straregi Storytelling
Straregi Storytelling merupakan penceritaan cerita yang dilakukan secara
terencana dengan menggunakan boneka, atau benda-benda visual, metode ini
bertujuan untuk menghasilkan kemampuan berbahasa anak. Penggunaan metide
ini dibutuhkan untuk melatih dan membentuk ketrampilan berbicara,
pengembangkan daya nalar, dan pengembanangkan imajinasi anak. Metode ini
contohnya seperti metode sandiwara boneka, metode bermain peran, metode
bercakap-cakap dan metode tanya jawab.

b. Strategi Reproduksi Cerita


Strategi reproduksi cerita adalah kegiatan belajar mengajar bercerita kembali
cerita yang didengar. Tujuan kegiatan ini sama dengan tujuan stratregi
Storytelling. Strategi ini dimulai setelah guru bercerita,kemudian anak diminta
menceritakan cerita itu sesuai dengan daya tangkap anak.

c. Strategi Simulasi Kreatif


Strategi simulasi kreatif dilaksanakan untuk memanipulasi kegiatan belajar sambil
bermain dari penggalan dialog cerita atau bermain peran membawakan tokoh-
tokoh dalam cerita.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Subjek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
1. Tempat Penelitian TK. SANTA BERNADETH
Alamat : Jl.Diponegoro No.741
Waktu : Selasa, 08 April 2019
Jumlah anak : 20 Anak didik
Jumlah Pendidik : 2 Orang Pendidik
Kelompok :B

2. Tempat Penelitian Kelompok Bermain SAINT ANDREW


Alamat : Jl.Aisyah Sulaiman Komp.D Green Blok C No.1-3
Waktu : Rabu, 17 April 2019
Jumlah anak : 11 Anak didik
Jumlah Pendidik : 2 Orang Pendidik
Kelompok : KB

3. Taman Penitipan Anak ( TPA) QURROTA’AYUN


Alamat : Perumahan Pinang Hijau Blok C No.39
Waktu : Rabu, 24 April 2019
Jumlah anak : 18 Anak didik
Jumlah Pendidik : 5 Orang Pendidik
B. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini pengamat menggunakan metode observasi dengan format,
observasi ini juga pengamat berkunjung ke sekolah dan terjun langsung ke
kelompok- kelompok pada lembaga PAUD tempat yang dilaksanakan observasi
berlangsung .

C. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Observasi,
Yaitu untuk melihat fenomena yang unik/ menarik untuk dijadikan fokus
penelitian dan untuk mendapat informasi yang akurat dengan cara mengamati
kegiatan anak didalam kelompok. Pada saat melakukan observasi peneliti akan
menemukan berbagai macam ekspresi saat bercerita dan dari objek observasi ini
juga akan mencerminkan tingkat kepercayaan pada diri anak-anak.

2. Wawancara,
Yaitu untuk menggali informasi lebih mendalam mengenai fokus penelitian.
Wawancara juga dilakukan peneliti dengan melakukan dialog langsung dengan
anak-anak didik, pendidik dan pengelola lembaga pendidik. Dari situ kita akan
memperoleh sinkronisasi data antara observasi dan personality image secara
langsung yang berkaitan dengan tingkat kepercayaan pada diri anak didik.

3. Dokumentasi,
Yaitu mengumpulkan bukti-bukti dan penjelasan dan yang lebih luas mengenai
fokus penelitian. Dokumentasi ini juga dilakukan untuk bertujuan mengabdikan
momen- momen yang unik/ menarik ketika dalam melaksanakan pengumpulan
data- data melaui instrument observasi maupun wawancara.
BAB IV

ANALISIS DATA

A. Tabulasi Data

Untuk memudahkan analisis data, maka hasil penelitian dibuat tabulasi


sebagai berikut :

Tabel I
Hasil penelitian di TK Santa Bernadeth
No Observasi Wawancara dengan guru Wawancara Dokumentasi
dengan Pimpinan
1 Anak-anak Di TK Santa Bernadeth Saya yakin Dalam rencana
secara bergantian sudah mengembangkan dengan melalui kegiatan tertulis
menceritakan kemampuan berbahasa cerita kosa kata bahwa anak – anak
cerita yang melalui bercerita, membaca anak akan secara bergiliran
didengarnya dan menulis. Dan kami bertambah, hal cerita tentang
dengan bantuan tidak mengajarkan ini yang dapat cerita yang
pertanyaan dari membaca dan menulis membantu dalam diceritakan oleh
pendidik. seperti Sekolah Dasar . mengembangkan guru dengan
hanya kami menanamkan bahasa mereka. menggunakan
dasar- dasar kemampuan Dan merangsang bahasa sederhana.
bercerita, membaca dan minat menulis dan
menulis yaitu baca anak serta
mendengarkan, berbicara membuka
dan melatih motorik cakrawala
halus anak. Itu pun kami pengetahuan
susun dalam kegiatan berpikir anak.
yang menyenangkan
untuk anak

2 Guru Gambar-gambar dalam Melalui bercerita Dalam rencana


Menggunakan cerita mempunyai arti anak memiliki kegiatan tertulis
mainan anak penting untuk kosa kata bahwa salah satu
masing- masing mempertumbuhkan anak cenderung alat peraga
sebagai alat dalam berbagai aspek. berhasil dalam edukatif yang
praga edukatif Karena cerita sangat meraih prestasi digunakan adalah
efektif untuk akademik, anak gambar-gambar
mempengaruhi cara pandai berbicara yang disiapkan
berpikir dan cara memperoleh oleh guru.
berperilaku anak karena perhatian dari
mereka senang orang lain
mendengarkan cerita
walaupun dibacakan
secara berulang-ulang

Tabel II
Hasil penelitian di Kelompok Bermain Saint Andrew
No Observasi Wawancara dengan guru Wawancara Dokumentasi
dengan Pimpinan
1 Guru bercerita Pertama : anak belum Kami ingin agar Dalam rencana
anak dapat bercerita dengan anak-anak dapat kegiatan tertulis
mendengarkan baik. Jadi guru memperluas bahwa pendidik
cerita dengan menuntunya. wawasan dan menggunakan
seksama. Setelah Kedua : anak masih malu cara berpikir metode bercakap -
itu meminta setiap untuk bercerita jadi perlu anak, sebab cakap dan Tanya
anak kita tuntun.Ketiga : anak dalam kegiatan jawab.
menceritakan tidak berani bercerita tanpa bercerita anak
tentang cerita diminta gurunya, jadi kita dapat tambahan
yang minta anak menjawab pengalaman yang
didengarnya tadi. pertanyaan yang dibantu baru
guru

2 Guru Usia anak-anak yang ada Kami lebih Dalam rencana


menggunakan di Kelompok Bermain menekankan pada kegiatan tertulis
mainan anak Saint Andrew yaitu usia pengembangan bahwa salah satu
masing-masing 2-3 tahun. Dan seorang potensi anak sejak alat peraga edukatif
sebagai alat anak mempunyai sebuah dini yang kami yang digunakan
peraga edukatif mainan yang sangat berarti rancang adalah mainan anak
baginya, apalagi mainan sedemikian rupa yang mereka bawa
kesayangannya Karena sehingga anak sendiri.
seorang anak merupakan bukan hanya
benda yang mengandung sekedar bermain
seribu satu macam cerita tetapi terarah
bagi anak. jika anak pada suatu
ditanya tentang mainannya pencapaian yang
mereka dengan antusias baik.
bercerita
Tabel III
Hasil penelitian di TPA Qurrota’ Ayun

No Observasi Wawancara dengan guru Wawancara Dokumentasi


dengan Pimpinan
1 Guru Dalam kegiatan bercerita Membiasakan Dalam rencana
menggunakan sangat menyenangkan bagi anak berani kegiatan tertulis
mainan anak anak yang dikembangkan tampil didepan bahwa salah satu
masing-masing oleh pendidik di TPA serta alat peraga
sebagai alat Qurrota’Ayun akan mengajarkan edukatif yang
peraga edukatif meningkatkan kemampuan anak untuk digunakan yaitu
anak dalam mendengar mengembanagkan gambar binatang
dan menambah rasa percaya diri.
pebendaharaan kosa kata Dan untuk
sehingga dapat membantu menanamkan
kemampuan anak kepada anak
berbicara mengenal cara
beribadah yang
baik dan benar
2 Guru Metode yang biasa Kegiatan yang Foto kegiatan
memperaktekan digunakan dalam dipakai di TPA
cara bercerita bercerita di TPA kami ini adalah model
yang baik dan ini adalah model pembelajaran
benar bercerita dengan kosa sentral.
kata dan alur cerita yang
dapat dipahami oleh anak.

3 Anak –anak juga Dalam kegiatan bercerita Kami lebih Dalam rencana
mempraktekan ini juga diharapkan agar menekankan pada kegiatan bercerita
bercerita di pendengaran anak juga pengembangan anak akan kami
depan teman- dapat difungsikan dengan potensi anak selalu damping
temanya baik agar membantu sejak dini agar agar anak dapat
kemampuan anak dalam anak terarah berbicara dengan
berbicara dengan baik. jelas dan baik.

B. Analisis Kritis

Dari data tersebut dapat disimpulkan oleh penulis melakukan observasi


pada TK Santa Bernadeth pada proses kegiatan bercerita dengan media gambar,
pembelajaran yang dilaksanakan pada tanggal 08 April 2019, dan pelaksanaan
pengembangan kemampuan berbahasa anak di Kelompok Bermain Saint Andrew
proses pembelajaran yang dilaksanakan pada tanggal 17 April 2019 dan proses
pembelajaran kegiatan bercerita yang dikembangkan di TPA Qurrota’ Ayun
dilaksanakan pada tanggal 24 April 2019, maka penulis dapat menganalisa bahwa
dengan kegiatan bercerita dapat meningkatkan kemampuan berbahasa anak. Hal
ini dapat terlihat dari pengamatan di TK Santa Bernadeth yang dimana anak
didiknya senang mendengarkan cerita dengan media gambar yang disampaikan
oleh guru, begitu juga yang diamati di Kelompok Bermain Saint Andrew anak
didiknya senang mendengar cerita sambil mereka menirukan gerakan yang dibuat
oleh guru itu sendiri. Di TPA Qurrota’ Ayun juga anak-anak sangat senang jika
gurunya sedang menceritakan cerita. Disitulah rangsangan untuk berbicara mulai
muncul walaupun hanya kosa kata yang sangat sederhana.
Pelaksanaan pengembangan kemampuan berbahasa melalui bercerita di
TPA, KB dan TK sama, yaitu menanamkan dasar-dasar kemampuan berbahasa
baik berkomunikasi secara lisan maupun mengenal symbol-simbol yang
melambangkannya untuk persiapan membaca dan menulis serta menambah kosa
kata anak melalui kegiatan mendengar, bercakap-cakap Tanya jawab dan melatih
motoric halus anak melaui kegiatan bermain dengan plastisin, menggambar,
mewarnai, melipat, kolase, dan lain-lain.
Salah satu pelaksanaan dari pengembangan kemampuan berbahasa melalui
bercerita di TPA, KB, dan TK adalah anak dapat menceritakan kembali dengan
menggunakan bahasa yang sederhana.apabila kita perhatikan maka dalam
kegiatan ini terdapat kegiatan bercakap-cakap dan Tanya jawab. Menurut
pendapat Dra. Moeslikhatoen MPd ( 1999:96 ) perkembangan bahasa yang dapat
dikembangkan dengan metode ini adalah kemampuan menangkap makna bicara
orang lain dan kemampuan menanggapi pembicaraan orang lain secara lisan.

C. Pembahasan Analisa

Dari Kesimpulan analisis tentang mengembangkan berbahasa pada anak


melalui kegiatan bercerita dengan media gambar, tentunya penulis terlebih dahulu
telah melakukan beberapa kegiatan penelitian di beberapa tempat pendidikan yang
berbeda dengan menggunakan metode observasi. Penulis juga menyediakan data
observasi yang kegiatannya dilaksanakan di TK Santa Bernadeth, Kelompok
Bermain Saint Andrew, dan di TPA Qurrota’ Ayun dalam bentuk table dan
grafik sebagaimana tercantum sebagai berikut :
Tabel IV

Data Observasi Kegiatan Bercerita Di TK Santa Bernadeth

Hari/ Tanggal : Selasa, 08 April 2019


Usia : 5 – 6 Tahun

Melakukan Kegiatan
No Nama Anak Observasi I Obsservasi II
Ya Tidak Ya Tidak
1 Angelina √ √

2 Aprilia √ √

3 Benyamin Jaden √ √

4 Christoper Giri √ √

5 Caven Yap √ √

6 Chely Evelyn S √ √

7 Dzaky Jalin √ √

8 Jayren Yeo √ √

9 Latravious Veto √ √

10 Ivy Felicia S √ √

Jumlah 7 3 10 0

% 70% 30% 100% 0%


Tabel V

Hasil Analisis Kegiatan Bercerita Di Tk Santa Bernadeth

Melakukan Kegiatan
No TK Santa Bernadeth
Observasi I Obsservasi II
Ya Tidak Ya Tidak
1 Jumlah 7 3 10 0

2 % 70% 30% 100% 0%

Keterangan Tabel :
Berdasarkan pada data analisa diatas yang dicantumkan pada tabel V
tersebut, maka diperoleh peningkatan hasil pengamatan dari observasi pertama
dan observasi kedua pada kegiatan bercerita dengan media gambar. Pada
observasi pertama kegiatan bercerita dengan media gambar yang dilakukan oleh
10 anak, ternyata yang mau melakukan kegiatan bercerita dengan media gambar
hanya 7 orang atau 70%, sedangkan yang tidak mau bercerita dengan media
gambar ada 3 orang atau 30%. Dan pada observasi yang kedua setelah anak diberi
motivasi oleh pendidik, dengan jumlah anak yang sama, terdapat peningkatan rasa
kepercayaan diri pada anak saat bercerita. Hal ini juga dibuktikan dengan
peningkatan jumlah anak yang tampil bercerita dengan media gambar yaitu 10
orang atau 100%, sedangkan yang tidak mau tampil untuk bercerita dengan media
gambar berjumlah 0 orang atau 0%. Setelah diamati oleh pendidik ternyata anak
yang tidak mau bercerita dikarenakan anak tidak tertarik untuk bercerita dan anak
tersebut memilih untuk bermain. Hal ini juga bias di sebabkan oleh usia anak yang
masih terlalu dini untuk memahami kegiatan bercerita, sehingga menimbulkan
kesan pada anak acuh tak acuh pada kegiatan bercerita
Grafik I
Jumlah Data Bercerita TK Santa Bernadeth

JUMLAH DATA KEGIATAN BERCERITA TK SANTA BERNADETH

10

8 OBSERVASI I OBSERVASI II

6 100%
70% 70%
4
30%
2 100%
30%
0%
0
0%

PRESENTASI PENCAPAIAN ANAK

Keterangan Grafik :
Berdasarkan pada grafik I diatas, dapat disimpulkan bahwa terdapat
perbaikan hasil pengamatan dari observasi pertama dan observasi kedua. Pada
observasi pertama, dengan kegiatan bercerita yang dilakukan 10 anak ternyata
yang mau melakukan kegiatan bercerita hanya 7 orang atau 70%. Sedangkan anak
tidak mau bercerita ada 3 orang atau 30%. Namun pada observasi kedua setelah
anak-anak diberikan motivasi oleh guru, ternyata semua anak berani tampil
didepan kelas untuk bercerita. Kedua observasi tersebut dapat disimpulkan bahwa
dengan motivasi yang baik, anak-anak juga mampu meningkatkan dan
mengembangkan rasa percaya diri masing-masing anak didik melalui kegiatan
bercerita dengan media gamba
Tabel VI

Data Observasi Kegiatan BerceritaDi Kelompok Bermain Saint


Andrew

Hari/ Tanggal : Rabu, 17 April 2019


Usia : 2- 3 Tahun

Melakukan Kegiatan
No Nama Anak Observasi I Obsservasi II
Ya Tidak Ya Tidak
1 Andreas F.M H √ √

2 Celine √ √

3 Erick Fransesco √ √

4 Filix Jordan √ √

5 Harold Tan √ √

6 Jason Lee √ √

7 Jorgen Gunawan √ √

8 Mikhaela J.P T √ √

9 Monica Dai √ √

10 Oscar Ferdinand L. √ √

Jumlah 6 4 8 2

% 60% 40% 80% 20%


Tabel VII

Hasil Analisis Kegiatan Bercerita Di Kelompok Saint Andrew

Melakukan Kegiatan
No Kelompok Bermain
Saint Andrew Observasi I Obsservasi II
Ya Tidak Ya Tidak
1 Jumlah 6 4 8 2

2 % 60% 40% 80% 20%

Keterangan Table :
Berdasarkan pada data analisa diatas yang dicantumkan pada tabel VII
tersebut, maka diperoleh peningkatan hasil pengamatan dari observasi pertama
dan observasi kedua pada kegiatan bercerita dengan media gambar. Pada
observasi pertama kegiatan bercerita dengan media gambar yang dilakukan oleh
10 anak, ternyata yang mau melakukan kegiatan bercerita dengan media gambar
hanya 6 orang atau 60%, sedangkan yang tidak mau bercerita dengan media
gambar ada 4 orang atau 40%. Dan pada observasi yang kedua setelah anak diberi
motivasi oleh pendidik, dengan jumlah anak yang sama, terdapat peningkatan rasa
kepercayaan diri pada anak saat bercerita. Hal ini juga dibuktikan dengan
peningkatan jumlah anak yang tampil bercerita dengan media gambar yaitu 10
orang atau 80%, sedangkan yang tidak mau tampil untuk bercerita dengan media
gambar berjumlah 2orang atau 20%. Setelah diamati oleh pendidik ternyata anak
yang tidak mau bercerita dikarenakan anak tidak tertarik untuk bercerita dan anak
tersebut memilih untuk bermain. Hal ini juga bias di sebabkan oleh usia anak yang
masih terlalu dini untuk memahami kegiatan bercerita, sehingga menimbulkan
kesan pada anak acuh tak acuh pada kegiatan bercerita.
Grafik II
Jumlah Data Bercerita di KB ST.Andrew

JUMLAH DATA BERCERITA ANAK DI KB ST. ANDREW

80%

60%
40%
80%
60%
40%
20%
20%

0%
6 Anak 4 Anak 8 Anak 2 Anak

JUMLAH ANAK DIDIK

Keterangan Grafik :
Berdasarkan pada grafik II diatas, dapat disimpulkan bahwa terdapat
perbaikan hasil pengamatan dari observasi pertama dan observasi kedua. Pada
observasi pertama, dengan kegiatan bercerita yang dilakukan 10 anak ternyata
yang mau melakukan kegiatan bercerita hanya 6 orang atau 60%. Sedangkan anak
tidak mau bercerita ada 4 orang atau 40%. Namun pada observasi kedua setelah
anak-anak diberikan motivasi oleh guru, ternyata sudah beberapa anak berani
tampil didepan kelas untuk bercerita sekitar 8 orang atau 80%, sedangkan yang
tidak mau bercerita 2 orang atau 20%. Kedua observasi tersebut dapat
disimpulkan bahwa dengan motivasi yang baik, anak-anak juga mampu
meningkatkan dan mengembangkan rasa percaya diri masing-masing anak didik
melalui kegiatan bercerita dengan media gambar.
Tabel VIII

Data Observasi Kegiatan Bercerita DI TPA. QURRATA A’YUN

Hari/ Tanggal : Rabu, 24 April 2019


Usia : 2- 3 Tahun

Melakukan Kegiatan
No Nama Anak Observasi I Obsservasi II
Ya Tidak Ya Tidak
M.Ziyyad AL .H
1 √ √ √
Said Fadhullah L
2 √ √
Kayla A.Raisya
3 √ √
Ziya
4 √ √
Harumi
5 √ √
M.Fariz Alfarizki
6 √ √
Rafidah ennis
7 √ √
Abyan Nawfal A
8 √ √
Sindi
9 √ √
M.Thoha.A
10 √
Jumlah 4 6 9 1

% 40% 60% 90% 10%

Tabel IX
Hasil Analisis Kegiatan TPA QURRATA A’YUN

Melakukan Kegiatan
No TPA QURRATA
A’YUN Observasi I Obsservasi II
Ya Tidak Ya Tidak
1 Jumlah 4 6 9 1

2 % 40% 60% 90% 10%

Keterangan Table :
Berdasarkan pada data analisa diatas yang dicantumkan pada tabel IX tersebut, maka
diperoleh peningkatan hasil pengamatan dari observasi pertama dan observasi kedua pada
kegiatan bercerita dengan media gambar. Pada observasi pertama kegiatan bercerita dengan
media gambar yang dilakukan oleh 10 anak, ternyata yang mau melakukan kegiatan bercerita
dengan media gambar hanya 4 orang atau 40%, sedangkan yang tidak mau bercerita dengan
media gambar ada 6 orang atau 60%. Dan pada observasi yang kedua setelah anak diberi
motivasi oleh pendidik, dengan jumlah anak yang sama, terdapat peningkatan rasa
kepercayaan diri pada anak saat bercerita. Hal ini juga dibuktikan dengan peningkatan
jumlah anak yang tampil bercerita dengan media gambar yaitu 9 orang atau 90%, sedangkan
yang tidak mau tampil untuk bercerita dengan media gambar berjumlah 1 orang atau 10%.
Setelah diamati oleh pendidik ternyata anak yang tidak mau bercerita dikarenakan anak tidak
tertarik untuk bercerita dan anak tersebut memilih untuk bermain. Hal ini juga bias di
sebabkan oleh usia anak yang masih terlalu dini untuk memahami kegiatan bercerita,
sehingga menimbulkan kesan pada anak acuh tak acuh pada kegiatan bercerita.

Grafik III
Jumlah Data Bercerita di TPA QURRATA A’YUN

JUMLAH DATA BERCERITA ANAK DI TPA QURRATA A’YUN

10
8

6 90%
4 60%
40%
2 10%
0

PRESENTASE ANAK
40% 60% 90% 10%

Keterangan Grafik :
Berdasarkan pada grafik III diatas, dapat disimpuklan bahwa terdapat perbaikan hasil
pengamatan dari observasi pertama dan observasi kedua. Pada observasi pertama, dengan
kegiatan bercerita yang dilakukan 10 anak ternyata yang mau melakukan kegiatan bercerita
hanya 4 orang atau 40%. Sedangkan anak tidak mau bercerita ada 6 orang atau 60%. Namun
pada observasi kedua setelah anak-anak diberikan motivasi oleh guru, ternyata sudah beberapa
anak berani tampil didepan kelas untuk bercerita sekitar 9 orang atau 90%, sedangkan yang
tidak mau bercerita 1 orang atau 10%. Kedua observasi tersebut dapat disimpulkan bahwa
dengan motivasi yang baik, anak-anak juga mampu meningkatkan dan mengembangkan rasa
percaya diri masing-masing anak didik melalui kegiatan bercerita dengan media gambar.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari tabulasi dan analisis data dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu sebagai
berikut

1. KB,TPA dan TK mempunyai program pengembangan bercerita ,dengan


bercerita membantu pembentukan pribadi dan moral anak, menyalurkan
kebutuhan imajinasi, memacu kemampuan verbal anak, merangsang
minat menulis anak, merangsang minat baca anak, membuka cakrawala
pengetahuan anak.
2. Melalui cerita, kosa kata anak akan bertambah, hal inilah yang dapat
membantu dalam mengembangkan bahasa mereka.
3. Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting dalam
kehidupan manusia karena disamping berfungsi sebagai alat untuk
menyatakan pikiran dan perasaan kepada orang lain, juga sekaligus
sebagai alat untuk memahami perasaan dan pikiran orang lain.
4. Kegiatan bercerita di KB,TPA dan TK harus dipersiapkan terlebih dahulu
yaitu dengan memilah dan memilih materi cerita, pengelolaan kelas
untuk bercerita, pengelolaan tempat untuk bercerita.

B. SARAN

Salah satu laporan penelitian dan analisis adalah unutuk memperkaya


pengetahuan, di bawah ini dikemukan saran sebagai berikut :

1. Laporan penelitian dan analisis ini adalah untuk menambah wawasan


pembaca tentang pengetahuan, keterampilan dan sikap tentang
pembelajaran cerita anak. Oleh karena itu, kehadiran Laporan penelitian
dan analisis ini diharapkan dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan
pengembangan ilmu.
2. Dalam penyajian cerita hendaknya diperhatikan langkah – langkah
penyusunan persiapan pelaksanaan cerita.Dengan upaya ini diharapkan
3. Cerita dapat berfungsi secara maksimal dan sesuai dengan tujuan yang
diharapkan.
Strategi penyampaian cerita dapat dimanfaatkan oleh pendidik,orang tua untuk
mengasah keterampilannya dalam bercerita, baik dalam olah vokal,olah gerak,
DAFTAR PUSTAKA

Bachri, S Bachtiar. 2005.Pengembangan Kegiatan Bercerita, Teknik dan


Prosedurnya.Jakarta:Depdikbud.

Hurlock,B Elizabeth. 1997.Perkembangan Anak Jilid I.Jakarta : Erlangga


Musfiroh, Takdirotun. 2005. Bercerita Untuk Anak Usia Dini.Jakarta :
Depdiknas
Nurbiana Dhieni dkk,2005. Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta : Pusat
Penerbitan Universitas Terbuka
Nur Aeni E. 2000.Metode Pengembangan Kemampuan Berbahasa. Jakarta:
Depdiknas
Saleh , Chasimar,dkk.1991.Pedoman guru Bidang Pengembangan Kemampuan
Berbahasa di TK. Jakarta : Depdikbud
Soeparmoto,dkk.2004.Psikologi Perkembangan. Semarang: UNNES Press
PROFIL
TK SANTA BERNADETH

UNIVERSITAS TERBUKA
PROFIL SEKOLAH TK SANTA BERNADETH

Nama Lembaga : TK Santa Bernadeth


Alamat : Jalan Diponegoro No.741
Kecamatan : Tanjungpinang Barat
Provinsi : Kepulauan Riau
Berdiri Tahun : 1969
Nama Pengelola : Dewi,S.Pd.
Jumlah Guru : 8 Orang
Jumlah Anak : 92 Orang

Visi :
Komunitas Taman kanak – kanak Santa Bernadeth bersama masyarakat,
terus menerus mendidik, membimbing, membina anak- anak usia dini
dalam kasih persaudaraan.

Misi :
Meletakan dasar ke arah pembentukan perilaku melalui pembiasaan moral
dan nilai- nilai agama, sosial emosional, kemandirian dan cinta alam.
Mengembangkan kemampuan dasar melalui kemampuan berbahasa,
kognitif, fisik motorik, dan seni, mengembangkan nilai budaya dan
karakter bangsa pada semua warga Tk Santa Bernadeth, mengembangkan
dan meningkatkan profesionalisme Guru dan karyawan.
OBSERVASI KEGIATAN PERKEMBANGAN
DI TK SANTA BERNADETH

Hari/Tanggal : Senin, 08 April 2019


Usia : 4 – 5 Tahun

N Hal- hal Unik/Menarik yang Ada Keterangan/ Uraian/


O ditemukan dalam : Ya Tidak Pertanyaan
1 Model Pengembangan Kegiatan √ Melaksanakan Model
Pengembangan
kelompok
2 Penataan Ruangan √ Didinding kelas
banyak ditempeli
gambar – gambar
Dengan tulisan
mengenai gambar
tersebut,Program
pembelajaran, kalender
pendidikan, denah
kelas,tema & sub
tema,papan absen
anak,hasil karya anak.
Pertanyaan: Mengapa
dinding kelas
ditempeli gambar yang
ada tulisan?
Mengapa gambar
ditempeli karya anak ?

3 Kegiatan yang dilakukan anak √ Anak – anak secara


bergiliran
menceritakan kembali
tentang cerita yang
diceritakan guru
dengan bantuan
pertanyaan dari
pendidik.
Pertanyaan: Mengapa
anak menceritkan cerita
secara bergiliran
?Mengapa tidak
bercerita secara bebas?
Alat peraga digunakan
4 Alat Peraga Edukatif ( APE ) yang √ adalah gambar seri
digunakan

5 Pengaturan/ Pengelompokan Anak √ Anak – anak duduk


membentuk lingkaran
dan pendidik duduk
bersama mereka
6 Cara Pendidik memimpin kegiatan √ Pendidik meminta
anak – anak
membentuk lingkaran
dam pendidik
membuka kegiatan
pembukaan pagi
( morning time )

Pendidik bercerita
tentang cerita
keagamaan dan
meminta sebagian anak
untuk menceritakan
kembali Pertanyaan :
Siapa tokoh dalam
cerita itu
?
Mengapa dalam
bercerita anak – anak
dipandu oleh
pertanyaan guru ?

7 Peran Orang Tua anak dalam kegiatan √ Mengajak anak untuk


bercerita bercerita agar anak
dapat menambah kosa
kata secara lisan
8 Kurikulum yang digunakan √ Kurikulum K13
WAWANCARA DENGAN KEPALA TK SANTA BERNADETH
1. Apa Visi dan Misi lembaga Taman Kanak-kanak ( TK ) Santa Bernadeth ?
Jawab :
Visi :
Komunitas Taman kanak – kanak Santa Bernadeth bersama masyarakat,
terus menerus mendidik, membimbing, membina anak- anak usia dini
dalam kasih persaudaraan.

Misi :
Meletakan dasar ke arah pembentukan perilaku melalui pembiasaan moral
dan nilai- nilai agama, sosial emosional, kemandirian dan cinta alam.
Mengembangkan kemampuan dasar melalui kemampuan berbahasa,
kognitif, fisik motorik, dan seni, mengembangkan nilai budaya dan
karakter bangsa pada semua warga Tk Santa Bernadeth, mengembangkan
dan meningkatkan profesionalisme Guru dan karyawan.

2. Apa saja Progam yang diterapkan untuk mencapain tujuan dari visi misi
sekolah ini ?
Jawab :
1. Mengembangkan kemampuan dasar melalui kemampuan berbahasa,
kognitif, fisik motorik, dan seni.
2. Mengembangkan nilai budaya dan karakter bangsa pada semua warga
Tk Santa Bernadeth.
3. Mengembangkan dan meningkatkan profesionalisme guru dan
karyawan

3. Siapa yang merancang visi dan misi ?


Jawab : Visi dan Misi di rancang oleh Kepala sekolah bersama Guru

4. Apakah di TK ibu ada kegiatan bercerita? Lalu apa tujuan di adakan


bercerita untuk anak didik ?
Jawab : Ya ada, kegiatan bercerita untuk melatih anak berani tampil dan
memperbanyak kosa kata bahasa, juga mengembangkan kreatitifitas guru
dalam bercerita.
5. Ada berapa jumlah anak didik dan jumlah pendidik di TK ini ?
Jawab : Jumlah anak didik yang ada di TK berjumlah 92 Anak, 5 orang
guru, 1 Tata Usaha Keuangan & administrasi, dan 2 Pramusaji.

6. Model pengembangan kegiatan apa yang diterapkan di TK ini ?


Jawab : TK menggunakan model Kelompok.

7. Tadi saya telah berbicara dengan salah satu seorang pendidik di TK ini
menurut ibu TK Santa bernadeth ini menerapkans istem pembelajaran
yang berpusat pada anak.
Alasan apa sekolah ini memproritaskan hal tersebut ?
Jawab : Karena di Taman Kanak- kanak ini sudah banyak tuntutan untuk
mengikuti proses kegiatan pembelajaran sesuai dengan tingkat umur dan
kemampuan anak secara pribadi.

Bintan, 08 April 2019


Mengetahui Penulis
Kepala TK St.Bernadeth

DEWI,S.Pd MIKI ADELINA


WAWANCARA DENGAN PENDIDIK TK SANTA BERNADETH
1. Usia berapa saja yang berada dalam TK ibu didik ?
Jawab : anak – anak yang berada di TK berusia 4-5 Tahun

2. Bagaimana proses pembelajaran di TK dan apa saja lingkup


perkembangannya ?
Jawab : Proses Pembelajaran Taman Kanak-Kanak.untuk ruang lingkup
perkembangannya meliputi 6 aspek perkembangan yaitu bahasa, kognitif,
moral agama, fisik motorik, sosial emosional , dan seni.

3. Pada saat anak didik datang bagaimana cara menyambutnya?


Jawab : biasanya kami membiasakan menyambut kedatangan anak dengan
memberi salam, dan mengucapkan sapaan pagi, bertanya dengan anak
tentang hal-hal kecil supaya anak juga termotivasi pergi ke sekolah.

4. Apa saja keistimewaan TK di sini ?


Jawab : Keistimewaanya adalah kita mempunyai kegiatan ekskul
drumband di hari Jumat, ekskul angklung & Binavokalia di hari Sabtu ,
dan kegiatan bahasa mandarin di hari sabtu, dan kegiatan bahasa inggris
di setiap hari.

5. Apakah disini menerapkan kegiatan bercerita yang dilaksanakan setiap


hari pada waktu pembukaan dan saat pulang ?
Jawab : iya, biasanya kami mengadakan bercerita sesuai dengan jadwal
setiap pagi, dan saat anak pulang sekolah.

6. Referensi apa yang ibu gunakan untuk rencana kegiatan anak ?


Jawab : Kurikulum K13

7. Apa manfaat Referensi tersebut ? Jawab : memudahkan pendidik dalam


setiap proses pembelajaran, untuk menentukan arah pembelajaran,
tercapainya tujuan dalam pembelajaran.
8. Tadi ibu melaksanakan kegiatan bercerita, mengapa ibu melaksanakan
kegiatan tersebut, apakah manfaat bagi anak ?
Jawab : iya, saya melakukan hal tersebut supaya anak biasa
mengembangkan berbahasa yang baik dan jelas serta menumbuhkan rasa
percaya diri anak .

Bintan,08 April 2019


Mengetahui Penulis
Pendidik TK St.Bernadeth

MARTINA,S.Pd.AUD MIKI ADELINA

Mengetahui
Kepala TK St.Bernadeth

DEWI,S.Pd
Foto Gedung TK Santa Bernadeth
Foto Kegiatan Bercerita dengan Media Gambar di TK Santa Bernadeth
PROFIL
KELOMPOK BERMAIN SAINT ANDEW

UNIVERSITAS TERBUKA
PROFIL SEKOLAH KELOMPOK SAINT ANDREW

Nama Lembaga : KB. ST Andrew


Alamat : Jln Aisya Sulaiman Komp.D’Green Block C 1-3
Kecamatan : Tanjungpinang Timur
Provinsi : Kepulauan Riau
Berdiri Tahun : 2017
Nama Pengelola : Jansye. CH.Tamakaenge,S.Th
Jumlah Guru : 2 Orang
Jumlah Anak : 11 Orang

Visi :
Terwujudnya peserta didik yang beriman, bermoral, terampil, mandiri dan
tanggung jawab

Misi :
1. Menanamkan keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa melalui
pengajaran agama Kristen.
2. Melaksanakan pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan inovatif.
3. Membangun karakter – karakter anak yang berdasarkan pancasila.
OBSERVASI KEGIATAN PERKEMBANGAN
DI KELOMPOK BERMAIN SAINT ANDREW

Hari/Tanggal : Rabu, 17 April 2019


Usia : 3 – 4 Tahun ( 2,5 Tahun )

N Hal- hal Unik/Menarik yang Ada Keterangan/ Uraian/


O ditemukan dalam : Ya Tidak Pertanyaan
1 Model Pengembangan Kegiatan √ Melaksanakan Model
Pengembangan
kelompok
2 Penataan Ruangan √ Didinding kelas
banyak ditempeli
gambar – gambar
Dengan tulisan
mengenai gambar
tersebut,Program
pembelajaran, kalender
pendidikan, denah
kelas,tema & sub
tema,papan absen
anak,hasil karya anak.
Pertanyaan: Mengapa
dinding kelas
ditempeli gambar yang
ada tulisan?
Mengapa gambar
ditempeli karya anak ?

3 Kegiatan yang dilakukan anak √ Anak – anak secara


bergiliran
menceritakan kembali
tentang cerita yang
diceritakan guru
dengan bantuan
pertanyaan dari
pendidik.
Pertanyaan: Mengapa
anak menceritkan cerita
secara bergiliran
?Mengapa tidak
bercerita secara bebas?
Alat peraga digunakan
4 √
Alat Peraga Edukatif ( APE ) yang
adalah gambar seri
digunakan
5 Pengaturan/ Pengelompokan Anak √ Anak – anak duduk di
kursi membentuk
lingkaran
6 Cara Pendidik memimpin kegiatan √ Pendidik meminta
anak – anak
membentuk lingkaran
dam pendidik
membuka kegiatan
pembukaan pagi
( morning time )

Pendidik bercerita
tentang cerita
keagamaan dan
meminta sebagian anak
untuk menceritakan
kembali Pertanyaan :
Siapa tokoh dalam
cerita itu
?
Mengapa dalam
bercerita anak – anak
dipandu oleh
pertanyaan guru ?

7 Anak didik yang diasuh √ Jumlah anak didik 11


orang
8 Kurikulum yang digunakan √ Kurikulum K13
WAWANCARA DENGAN KEPALA KELOMPOK BERMAIN SAINT
ANDREW
1. Apa Visi dan Misi lembaga Kelompok Bermain Saint Andrew ?
Jawab :
Visi :
Terwujudnya peserta didik yang beriman, bermoral, terampil, mandiri dan
tanggung jawab
Misi :
1. Menanamkan keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa melalui pengajaran
agama Kristen.
2. Melaksanakan pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan inovatif.
3. Membangun karakter – karakter anak yang berdasarkan pancasila.

2. Apa saja progam yang diterapkan untuk pencapaian tujuan dari visi misi
sekolah ini ?
Jawab :
1. Mendidik anak mengenal Tuhan Yang Maha Esa
2. Mendidik anak agar menjadi generasi yang berkualitas berguna bagi
nusa, bangsa, dan keluarga.
3. Menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan untuk anak
dan ketercapaian kompetensi dasar.
4. Mengembangkan kreatifitas serta keterampilan guru dan anak didik

3. Siapa yang merancang visi dan misi ?


Jawab : Visi dan Misi di rancang oleh Kepala sekolah bersama Guru

4. Apakah di kelompok bermain ibu ada kegiatan bercerita? Lalu apa tujuan
diadakan kegiatan bercerita untuk anak didik ?
Jawab : Ya ada, kegiatan bercerita ini juga melatih anak berani tampil dan
memperbanyak kosa kata bahasa, serta mengembangkan kreatitifitas guru
dalam bercerita.

5. Ada berapa jumlah anak didik dan jumlah pendidik di Kelompok Bermain
ini ?
Jawab : Jumlah anak didik yang ada di Kelompok Bermain ini berjumlah
11 Anak, 2 orang guru

6. Model pengembangan kegiatan apa yang diterapkan di Kelompok Bermain


ini ?
Jawab : Kelompok Bermain menggunakan model Kelompok.

7. Tadi saya telah berbicara dengan salah satu seorang pendidik di Kelompok
Bermain ini menurut ibu Kelompok Bermain Saint Andrew ini
menerapkan sistem pembelajaran yang berpusat pada anak.
Alasan apa sekolah ini memprioritaskan hal tersebut ?
Jawab : Karena di Kelompok Bermain ini mengikuti proses kegiatan
pembelajaran sesuai dengan tingkatan umur

Bintan,17April 2019
Mengetahui Penulis
Kepala KB ST. ANDREW

JANSYE. CH.TAMAKAENGE,S.Th MIKI ADELINA


WAWANCARA DENGAN PENDIDIK KELOMPOK BERMAIN SAINT
ANDREW
1. Usia berapa saja yang berada dalamKelompok Bermain Bapak didik ?
Jawab : anak – anak yang berada di Kelompok Bermain Bersusia 2,5
Tahun, 3 – 4 Tahun

2. Bagaimana proses pembelajaran di Kelompok Bermain dan apa saja


lingkup perkembangannya ?
Jawab : Pada prinsip di Kelompok Bermain ini .untuk ruang lingkup
perkembangannya meliputi 6 aspek perkembangan yaitu bahasa, kognitif,
moral agama, fisik motorik, sosial emosional , dan seni.

3. Pada saat anak didik datang bagaimana cara menyambutnya?


Jawab :Kami membiasakan menyambut kedatangan anak dengan memberi
salam, dan mengucapkan sapaan pagi, bertanya juga dengan anak tentang
hal-hal kecil supaya anak juga termotivasi untuk datang ke sekolah.

4. Apa saja keistimewaan Kelompok Bermain di sini ?


Jawab :Keistimewanya adalah kita mempunyai kegiatan Ekskul Dance
Class, Music Class

5. Apakah disini menerapkan kegiatan bercerita yang dilaksanakan setiap


hari pada waktu pembukaan dan saat pulang ?
Jawab : iya, kami mengadakan bercerita sesuai dengan jadwal setiap pagi,
dan saat anak pulang sekolah.

6. Refrensi apa yang Bapak gunakan untuk rencana kegiatan anak ?


Jawab : Kurikulum K13, dan Buku penerbit Erlangga.

7. Apa manfaat refrensi tersebut ?


Jawab : memudahkan pendidik dalammenentukan arah dalam proses
pembelajaran agar tercapai tujuan pembelajaran.
8. Tadi bapak melaksanakan kegiatan bercerita, mengapa bapak
melaksanakan kegiatan tersebut, apakah manfaat bagi anak ?
Jawab : iya, saya melakukan hal tersebut agar anak mampu
mengembangkan berbahasa yang baik serta menumbuhkan rasa percaya
diri anak.

Bintan,17 April 2019


Mengetahui Penulis
Pendidik Kelompok Bermain Saint Andrew

AMNAVEL SITUMEANG,S.Pd MIKI ADELINA

Mengetahui
Kepala Kelompok Bermain Saint Andrew

JANSYE. CH.TAMAKAENGE,S.Th
Foto Kegiatan Bercerita dengan media gambar di kelompok bermain Saint
Andrew

Foto Kegiatan Bercerita di kelompok bermain Saint Andrew


Foto Gedung Kelompok Bermain & Taman Kanak – Kanak Saint Andrew
PROFIL
TPA QURRATA A’YUN

UNIVERSITAS TERBUKA
PROFIL SEKOLAH TPA QURRATA A’YUN

Nama Lembaga : Taman Penitipan Anak Qurrata A’yun


Alamat : Jl. Hang Lekir Peum.Pinang Hijau Bt . IX
Kecamatan : Tanjungpinang Timur
Provinsi : Kepulauan Riau
Berdiri Tahun : 2008
Nama Pengelola : Rindu Murni
Jumlah Guru : 5 Orang
Jumlah Anak : 18 Orang

Visi :
Mewujudkan anak yang berbudi pekerti luhur, madiri dan berahklak
Kharimah.

Misi :
1. Membangun kecintaan Anak Usia Dini untuk belajar sehingga potensi
jasmani dan rohani yang sempurna.
2. Mengembangkan kompetensi/ kemampuan dasar yang memiliki anak
di bidang akhlak perilaku moral, emosional pendidikan agama,
pembiasaan berbahasa, kognitif, fisik motorik halus dan kasar serta
keterampilan sesuai dengan perkembangan anak.
WAWANCARA DENGAN KEPALA TPA QURRATA A’YUN
1. Apa Visi dan Misi lembaga Taman Penitipan Anak Qurrata A’yun ?
Jawab :
Visi :
Mewujudkan anak yang berbudi pekerti luhur, madiri dan berahklak
Kharimah

Misi :
1. Membangun kecintaan Anak Usia Dini untuk belajar sehingga potensi
jasmani dan rohani yang sempurna.
2. Mengembangkan kompetensi/ kemampuan dasar yang memiliki anak
di bidang akhlak perilaku moral, emosional pendidikan agama,
pembiasaan berbahasa, kognitif, fisik motoric halus dan kasar serta
keterampilan sesuai dengan perkembangan anak.

3. Apa saja Progam yang diterapkan untuk mencapain tujuan dari visi
misi sekolah ini ?
Jawab :
1. Menjadi lembaga pendidikan yang mempersiapkan generasi bangsa
sehat, cerdas, ceria dan kreatif serta memiliki akhlak mulia
2. Menggantikan peran orang tua selama mereka berkaris di luar
rumah.
3. Memberikan bimbingan pendidikan kepada anak usia dini dan cara
beradaptasi dengan lingkungan.
4. Melatih anak untuk jadi lebih mandiri.

4. Siapa yang merancang visi dan misi ?


Jawab : Visi dan Misi di rancang oleh Kepala sekolah bersama Guru

5. Apakah di TPA ibu ada kegiatan bercerita? Lalu apa tujuan di adakan
gerakan bercerita untuk anak didik ?
Jawab : Ya ada, kegiatan bercerita ini juga melatih anak berani tampil
dan memperbanyak kosa kata bahasa, juga mengembangkan
kreatitifitas guru dalam bercerita.
6. Ada berapa jumlah anak didik dan jumlah pendidik di TPA ini ?
Jawab : Jumlah anak didik yang ada di KB ini berjumlah 18 Anak, 5
orang guru

7. Model pengembangan kegiatan apa yang diterapkan di TPA ini ?


Jawab : TPA kami tidak menggunakan secara kelompok ataupun
sentra, kami disini secara bebas dan terarah saja.

8. Tadi saya telah berbicara dengan salah satu seorang pendidik di TPA
ini menurut ibu TPA Qurrata A’yun ini menerapkan system
pembelajaran yang berpusat pada anak.
Alasan apa sekolah ini memproiritaskan hal tersebut ?
Jawab : Karena di TPA ini untuk kegiatan bercerita ketika ada
selingan waktu anak. Selebihnya mengasuh anak yang dprioritas kan
bagi kami.

Bintan,24 April 2019


Mengetahui Penulis
Kepala TPA Qurrata A’yun

RINDU MURNI MIKI ADELINA


WAWANCARA DENGAN PENDIDIK TPA QURRATA A’YUN
1. Usia berapa saja yang berada dalam TPA Ibu didik ?
Jawab : anak – anak yang berada di TPA Usia 0-9 Thn

2. Bagaimana proses pembelajaran di TPA dan apa saja lingkup


perkembangannya ?
Jawab : Pada prinsip di Taman penitipan anak ini lebih banyak bermain,
mengaji , mebaca doa sehari – sehari

3. Pada saat anak didik datang bagaimana cara menyambutnya?


Jawab : biasanya kami membiasakan menyambut kedatangan anak dengan
mengendong jika yang masih bayi, memberi salam dan sapaan ketiak anak
yang sudah usia besar

4. Apa saja keistimewaan TPA di sini ?


Jawab : Keistimewaanya adalah kita mempunyai kasih saying dengan
anak- anak yang tulus iklas

5. Apakah disini menerapkan kegiatan bercerita yang dilaksanakan setiap


hari pada waktu pembukaan dan saat pulang ?
Jawab : iya, biasanya kami mengadakan bercerita ketika ada selingan
waktu kosong dengan bahasa yang sesuai dengan anak TPA

6. Refensi apa yang Bapak gunakan untuk rencana kegiatan anak ?


Jawab : Kurikulum K13, dan Buku penerbit Erlangga.

7. Jam berapa kegiatan TPA ini berlangsung ?


Jawab : masuk pada pukul 07.30 WIB – 17.00 selesai kegiatan.

8. Tadi ibu juga melaksanakan kegiatan bercerita dengan bahasa yang


mudah dipahami oleh anak TPA, mengapa Ibu melaksanakan kegiatan
tersebut, apakah manfaat bagi anak ?
Jawab : iya, saya melakukan hal tersebut supaya anak biasa mengembakan
berbahasa yang baik dan jelas serta menumbuhkan rasa percaya diri anak .
dan menanamkan sikap kebaikan dalam cerita tersebut.

Bintan,24 April 2019

Mengetahui Penulis
Pendidik TPA Qurrata A’yun

MIS WANTI MIKI ADELINA

Mengetahui
Kepala TPA Qurrata A’yun

Rindu Murni
Foto Gedung TPA Qurrata A’yun

Foto Kegiatan Bercerita di KB ST ANDREW

Foto Kegiatan Anak TPA Qurrata A’yun sedang tidur siang


Foto Kegiatan Bercerita di Qurrata A’yun TPA

Foto Kegiatan Bercerita di TPA Qurrata A’yun


Foto Kegiatan Bercerita di Qurrata A’yun TPA
Foto Kegiatan Bercerita di Qurrata A’yun TPA

Anda mungkin juga menyukai