Anda di halaman 1dari 30

PROPOSAL PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA


DENGAN MOTIVASI BELAJAR BIOLOGI SISWA
KELAS VII SMP N 1 SERAM UTARA
KECAMATAN SERAM UTARA

Disusun dan diajukan Oleh

FITRIA PULU
NPM : 12384205140070

Sebagai Syarat Untuk Menyusun Skripsi

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
GOTONG ROYONG MASOHI
2019
PENGESAHAN PROPOSAL PENELITIAN

Judul : Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Orangtua


Dengan Motifasi Belajar Biologi Siswa Kelas VII
SMP N 1 Seram utara.
Nama Mahasiswa : Fitria Pulu
Nomor Pokok : 12384205140070
Program Studi : Pendidikan Biologi
Jurusan : Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Masohi, Januari 2019

Tim Pembimbing

Siani La Jamaludin, S.Pd, M.Pd Junardin M. Masihu, S.Pd, M.Pd


Pembimbing I Pembimbing II

Mengetahui,
Kepala Program Studi Pendidikan Biologi

Umar Namakule, S.Pd, M.Pd

ii
PRAKATA

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha

Esa karena dengan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan proposal

yang berjudul “Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Orangtua Dengan Motifasi

Belajar Biologi Siswa Kelas VII SMP N 1 Seram Utara”.

Dalam penulisan proposal ini, penulis mendapat banyak rintangan dan

tantangan, namun atas bantuan dari berbagai pihak akhirnya semua dapat

terselesaikan. Bantuan terutama datang dari Bapak Siani La Jamaludin, S.Pd,

M.Pd sebagai pembimbing I dan Bapak Junardin Masihu, S.Pd, M.Pd sebagai

Pembimbing II yang penuh kesabaran dan ketulusan dalam meluangkan waktuya

untuk memberikan bimbingan, saran dan dorongan sejak awal penulisan proposal

sampai saat ini.

Ucapan terimah kasih penulis sampaikan kepada masing-masing yang

terhormat ketua STKIP Gotong Royong Masohi, Ketua Jurusan Pendidikan

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam STKIP Gotong Royong, Ketua Program

Studi Pendidikan Biologi, Kepala Bagian Administrasi Umum STKIP Gotong

Royong Masohi, dan Bapak / Ibu dosen Pembina SKTIP Gotong Royong Masohi,

yang tidak sempat penulis sebutkan namanya satu persatu.

Pada kesempatan ini, tak lupa pula penulis menyampaikan ucapan terima

kasih yang sangat ppribadi kepada kedua orang tua, kakak, dan adik yang telah

memberikan bantuan materi dan motifasi yang sangat berharga.

iii
Akhir kata, harapan ppenulis, semoga segala bentuk bantuan yang diberikan

oleh berbagai pihak bernilai amal ibadah. Teriting do’a semoga Tuhan Yang

Maha Esa membalas kebaikan semua pihak dengan balasan yang sesuai.

Masohi, Februari 2019

Penulis

Fitria Pulu

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN..................................................................... ii

PRAKATA.............................................................................................. iii

DAFTAR ISI........................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...................................................................... 1

B. Rumusan Masalah................................................................. 5

C. Tujuan Penelitian................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian................................................................. 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Tentang Tingkat Pendidikan Orang Tua............... 7

B. Deskripsi Tentang Motifasi Belajar...................................... 9

C. Kajian Empiris....................................................................... 16

D. Kerangka Berfikir.................................................................. 16

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian...................................................................... 18

B. Waktu Penelitian................................................................... 18

C. Variabel dan Indikator Penelitian.......................................... 18

D. Definisi Operasional Variabel............................................... 20

E. Instrumen Penelitian.............................................................. 20

F. Populasi dan Sampel Penelitian............................................ 21

v
G. Teknik dan Prosedur Penelitian............................................. 21

H. Teknik Analisa Data.............................................................. 22

DAFTAR PUSTAKA

vi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar mengoptimalkan bakat dan

potensi anak untuk memperoleh keunggulan dalam hidupnya. Unggul dalam

bidang intelektual dan anggun sikap moralnya adalah sebuah harapan demi

mewujudkan manusia yang cerdas dan berkarakter. Banyak faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar siswa, salah satunya adalah faktor dari dalam

keluarga. Pendidikan dalam keluarga adalah pendidikan yang pertama dan utama.

Keluarga yang sehat besar adalah untuk pendidikan dalam ukuran kecil, tetapi

bersifat menentukan pendidikan dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa,

negara, dan dunia. Dari penjelasan tersebut jelas bahwa pendidikan anak di dalam

keluarga itu sangat penting dan apa yang dilihat anak dalam keluarga sangatlah

berpengaruh terhadap belajar anak. (Slameto, 2013:61)

Orang tua dengan tingkat pendidikan rendah atau tidak berpendidikan

mempunyai keterbatasan pengetahuan dan pengalaman dalam mendidik anak

sehingga menyebabkan anak tidak bisa mengembangkan bakat dan potensinya

secara optimal sehingga cenderung rendah. Orang tua jarang memperhatikan

perkembangan anak. Orang tua kurang mengerti tentang apa saja yang dibutuhkan

untuk menunjang keberhasilan anak. Orang tua jarang menemani, membimbing,

dan menyemangati belajar anak sehingga motifasi belajar anak menjadi rendah.

1
2

Kata motifasi berasal dari “motif”, diartikan sebagai daya upaya yang

mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai

daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-

aktivias tertentu demi mencapai suatu tujuan. Berawal dari kata ‘motif’ itu,

makna motifasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif

(Sadirman A. M, 2014: 73)

Menurut Mc. Donald, (Dalam Sadirman, 2007 : 73) Motifasi adalah

perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling”

dan didahului dengan tanggapan terhadap tujuan. Motifasi diartikan sebagai

dorongan yang timbul pada diri seseorang secara dasar atau tidak sadar untuk

melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu (Alwi, 2005;68)

Adapun bebrapa macam motifasi yang perlu kita ketahui yaitu berbicara

tentang macam atau jenis motifasi, dapat dilihat dari berbagai sudut pandang.

Dengan demikian, motifasi atau motif-motif yang aktif itu sangat berfariasi.

Motifasi dibagai menjadi dua yaitu intrinsik dan ekstrinsik. motifasi intrinsik

adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang

dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan

sesuatu. Sebagai contoh seseorang yang apabila terlihat rajin mencari buku-buku

untuk dibacanya. Perlu diketahui bahwa siswa yang memiliki motifasi intrinsik

akan memiliki tujuan menjadi orang terdidik, yang berpengetahuan, yang ahli

dalam bidang studi tertentu. Satu-satunya jalan untuk menuju ke tujuan yang ingin

dicapaiialah belajar, tanpa belajar tidak mungkin mendapat pengetahuan, tidak

mungkin menjadi ahli (Sardiman A.M, 2007:73).


3

Motifasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena

adanya perangsang dari luar. Sebagai contoh seseorang itu belajar, karena tahu

besok paginya akan ujian dengan harapan mendapatkan nilai baik, sehingga akan

dipuji oleh temannya. Jadi yang penting bukan karena belajar ingin mengetahui

sesuatu, tetapi ingin mendapatkan nilai yang baik, agar mendapat hadiah.

Perlu ditegaskan, bukan berarti bahwa motifasi ekstrinsik ini tidak baik

dan tidak penting. Dalam kegiatan belajar mengajar tetap penting. Sebab

kemungkinan besar keadaan siswa itu dinamis, berubah-ubah dan mungkin

komponen-komponen lain dalam proses belajar mengajar ada yang kurang

menarik bagi siswa, sehingga diperlukan motifasi ekstrinsik.

Alwi (2007;148) menjelaskan fungsi motifasi dalam belajar adalah sebagai

berikut :

1) Mendorong manusia untuk berbuat, yaitu menjadi sebagai penggerak atau

motor yang melepaskan energy.

2) Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai.

3) Menyeleksi perbuatan, yaitu menentukan perbuatan-perbuatan apa saja yang

harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan

perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut misalnya

seorang siswa yang akan mengahadapi ujian dengan harapan lulus, tentu akan

melakukan kegiatan belajar dan tidak akan menghabiskan waktunya bermain

kartu atau membaca komik, sebab tidak serasi dengan tujuan.

Dibutuhkan pengetahuan dan pengalaman dalam menumbuhkan motifasi

belajar anak. Pengetahuan dan pengalaman yang tinggi salah satunya didapatkan
4

di dalam dunia pendidikan, bagi orang tua dengan tingkat pendidikan tinggi,

diharapkan tinggi pula pengetahuan dan pengalaman tentang bagaimana cara

untuk menjadikan anaknya berprestrasi terutama dalam menumbuhkan motifasi

belajar anak (Sri Rahmawati dalam Diaz, 2009;156). Ada beberapa bentuk dan

cara untuk menumbuhkan motifasi anak dalam kegiatan belajar disekolah antara

lain memberi angka, hadiah, memberi ulangan, mengetahui hasil, pujian, minat,

tujuan yang diakui.

Motifasi muncul karena adanya kebutuhan, begitu juga minat sehingga

tepatlah kalau minat merupakan alat motifasi yang pokok. Proses belajar itu akan

berlangsung lancar kalau disertai minat. Minat tersebut misalnya membangkitkan

adanya suatu kebutuhan, menghubungkan dengan persoalan dengan pengalaman

yang lampau, memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik dan

menggunakan berbagai macam bentuk mengajar (Djamarah, 2011;74). Selain

bentuk dan cara menumbuhkan motifasi belajar ada juga faktor-faktor yang

mempengaruhi motifasi belajar yaitu motifasi dibagi menjadi motifasi intrinsik

dan ekstrinsik. Motifasi intrinsik yaitu motifasi yang berasal dari dalam diri siswa,

sedangkan motifasi ekstrinsik yaitu motifasi yang dipengaruhi oleh kondisi

lingkungan di luar siswa meliputi kondisi lingkungan keluarga, sekolah, dan

masyarakat (Subini, 2012;94).

Hasil observasi di SMP Negeri 1 Seram Utara, ditemukan bahwa motifasi

belajar siswa masih rendah dalam pembelajaran biologi, padahal guru sudah

mengajar dengan baik tetapi mayoritas siswa tidak memperhatikan malah asyik

berbicara dengan teman sebangku. Prestasi mereka juga belum optimal,


5

berdasarkan data kelas VII SMP Negeri 1 Seram Utara, nilai Ulangan Tengah

Semester, banyak siswa yang memiliki nilai tidak sesuai dengan KKM (Kriteria

Ketuntasan Minimum). Hasil wawancara dengan guru biologi, mengenai motifasi

siswa yang rendah ini dikarenakan akan kurang diperhatikan jam belajarnya oleh

orang tua apalagi kebanyakan dari orang tua mereka memiliki tingkat pendidikan

yang rendah.

Kebanyakan siswa kelas VII SMP Negeri 1 Seram Utara lahir dari orang

tua yang tingkat pendidikannya rendah. Orang tua hanya mengandalkan pelajaran

di lingkungan sekolah saja sehingga, jarang meluangkan waktu bersama untuk

menemani anak dalam belajar.

Dengan adanya permasalahan diatas maka penulis tertarik untuk

mengambil penelitian dengan judul “Bagaimana Hubungan Antara Tingkat

Pendidikan Orang Tua Dengan Motifasi Belajar Biologi Siswa Kelas VII SMP

Negeri 1 Seram Utara”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Hubungan Antara Tingkat Pendidikan

Orang Tua Dengan Motifasi Belajar Biologi Siswa Kelas VII SMP Negeri 1

Seram Utara”?.

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan orang

tua dengan motifasi belajar biologi siswa kelas VII SMP Negeri 1 Seram Utara.
6

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

a. Untuk menambah wawasan pengetahuan mengenai besarnya hubungan

tingkat pendidikan orang tua dengan motifasi belajar biologi siswa kelas

VII SMP Negeri 1 Seram Utara.

b. Membimbing siswa agar dapat meningkatkan motifasi belajar.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat, diantaranya untuk

a. Bagi siswa, sebagai masukan agar siswa mempunyai motifasi yang tinggi

sehingga ia mampu mempertahankan dan meningkatkan prestasi belajar

yang baik.

b. Bagi guru, menambah wawasan dan pengetahuan tentang hubungan

tingkat pendidikan orang tua dengan belajar siswa.

c. Bagi penulis, untuk menemukan cara pemecahan masalah dari

permasalahan yang sedang diteliti dan menambah wawasan serta

pengetahuan bagi penulis


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Tentang Tingkat Pendidikan Orang Tua

1. Pengertian Pendidikan

Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau

kelompoak orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran

dan pelatihan (Alwi, 2007). Ki Hajar Dewantara (dalam Dwi Siswoyo dkk,

2011;54) pendidikan adalah tuntunan di dalam tumbuh kembangnya anak,

tuntutan yang menuntun segala kekuatan kodrat anak sebagai anggota masyarakat

agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.

2. Pengertian Tingkat Pendidikan

Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan berkelanjutan yang

ditetapkan berdasarkan tingkat perembangan para peserta didik, tujuan yang akan

dicapai dan kemampuan yang dikembangkan. Pendidikan dasar merupakan

jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah. Pendidikan

menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar.

3. Pengertian Orang Tua

Keluarga adalah unit pergaulan hidup terpencil dalam masyarakat.

Keluarga adalah lingkungan pertama dan utama yang paling berpengaruh pada

kehidupan anak sebelum kondisi di lingkungan sekitar anak (lingkungan sekolah

7
8

dan masyarakat). Di dalam keluargalah seseorang anak memulai aktivitas dari

bangun tidur sampai anak itu kembali memejamkan mata untuk tidur. Keluarga itu

terdiri dari ayah, ibu beserta anak-anaknya.

Ayah dan ibulah yang disebut orang tua, dan orang tua itulah juga yang

bertanggung jawab untuk memelihara anaknya dari api neraka. Untuk itu sebagai

orang tua haruslah mempunyai bekal yang cukup dalam mendidik anaknya. Bekal

yang dimaksud diantaranya adalah kemampuan orang tua dalam menjadikan nilai-

nilai tauhid (Ketuhanan), akhlak, akidah dan ibadah sehingga bisa menjadikan

anaknya menjadi anak yang cerdas dan berakhlak (Qs. At-Tahrim, 66).

4. Pengertian Tinggkat Pendidikan Orang Tua

Setelah diketahui tentang jenjang pendidikan, maka tingkat pendidikan

orang tua dalam penelitian ini adalah jenjang pendidikan akhir yang dimiliki

orang tua, apakah jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah

Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Perguruan Tinggi. (Drs.

Suharso dan Dra. Ana Retnoningsi, 2005;73).

Pendidikan adalah proses yang berlangsung seumur hidup, oleh sebab itu

semakin banyak seseorang dalam belajar, maka semakin banyak pula pengetahuan

dan pengalaman yang dimilikinya. Perbedaan dan jenjang pendidikan masing-

masing seseorang tanpa disadari sangat mempengaruhi seseorang dalam cara

berfikir, berkata dan bertingkah laku. Sehingga setiap orang setiap orang tua

mempunyai cara yang berbeda-beda mendidik anaknya dalam belajar.

Usaha agar orang tua mempunyai pengetahuan yang tinggi dalah satunya

adalah melalui pendidikan formal karena semakin tinggi tingkat pendidikan orang
9

tua, semakin tinggi pula pengetahuannya terutama dalam memberi motifasi anak

tersebut untuk belajar.

B. Deskripsi Tentang Motifasi Belajar

1. Pengertian Belajar

Belajar adalah usaha untuk memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih,

berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman (Hasan

Alwi 2005;83). Slameto (2013;77) menambahkan tentang pengertian belajar,

belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu ntuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman

individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

2. Pengertian Motifasi Belajar

Kata “Motif”, diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang

melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam

subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan.

Berawal dari kata “Motif” itu, maka motifasi dapat diartikan sebagai daya

penggerak yang telah menjadi aktif.

Sugiartono,dkk (2007:20) motifasi adalah suatu kondisi yang

menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu dan yang memberi arah dan

ketahanan pada tingkah laku tersebut. Sedangkan Hamza B. Uno (2010:1)

mengatakan bahwa motifasi adalah dorongan dasar yang menggerakan seseorang

dalam bertingkah laku.

Dari bebrapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa motifasi

belajar adalah suatu keseluruhan dorongan internal dan eksternal yang dimiliki
10

oleh siswa, yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan dari

kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga dapat

berprestasi dalam belajar.

3. Macam-Macam Motifasi Belajar

Berbicara tentang macam atau jenis motifasi, dapat dari berbagai sudut

pandang, dengan demikian, Motifasi atau motif-motif yang aktif itu sangat

bervariasi.

Syaiful Bahri Djamarah (2011:149) Motifasi dibagi menjadi dua yaitu

intrinsik dan ekstrinsik.Motifasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif

atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap

individu suda ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sebagai contoh seseorang

yang apabila terlihat rajin mencari buku-buku untuk dibacanya. Kemudian kalau

dilihat dari segi tujuan kegaiatan yang dilakukan (misalnya kegiatan belajar),

maka yang dimaksud dengan Motifasi intrinsik ini adalah ingin mencapai tujuan

yang terkandung di dalam perbuatan belajar itu sendiri.

Perlu diketaui bahwa siswa yang memiliki Motifasi intrinsik akan

memiliki tujuan menjadi orang yang terdidik, yang berpengetahuan, yang ahli

dalam bidang studi tertentu. Satu-satunya jalan untuk menuju ke tujuan yang ingin

dicapai ialah belajar, tanpa belajar tidak mungkin mendapat pengetahuan, tidak

mungkin menjadi ahli.

Motifasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena

adanya perangsang dari luar. Sebagai contoh seseorang itu belajar, karena tahu

besok paginya akan ujian dengan harapan mendapatkan nilai baik, sehingga akan
11

dipuji oleh temannya. Jadi yang penting bukan karena belajar ingin mengetahui

sesuatu, tetapi ingin mendapatkan nilai yang baik, agar mendapat hadiah.

Perlu ditegaskan, bukan berarti bahwa motifasi ekstrinsik ini tidak baik

dan tidak penting. Dalam kegiatan belajar mengajar tetap penting. Sebab

kemungkinan besar keadaan siswa itu dinamis, berubah-ubah dan mungkin

komponen-komponen lain dalam proses belajar mengajar ada yang kurang

menarik bagi siswa, sehingga diperlukan motifasi ekstrinsik.

4. Fungsi Motifasi Belajar

Sudirman A.M (2007:85) fungsi motifasi dalam belajar adalah sebagai

berikut :

a. Mendorong manusia untuk berbuat, yaitu menjadi sebagai penggerak atau

motor yang melepaskan energi. motifasi dalam hal ini merupakan motor

penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

b. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai.

Dengan demikian motifasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang

harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuan.

c. Menyeleksi perbuatan, yaitu menentukan perbuatan-perbuatan apa yang

harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujian, dengan menyisihkan

perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagin tujuan tersebut.

Misalnya seorang siswa yang akan menghadapi ujian denga harapan lulus,

tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan mengahabiskan

waktunya untuk bermain kartu atau membaca komik, sebab tidak sesuai

dengan tujuan
12

5. Bentuk dan Cara Menumbuhkan Motifasi Belajar

Dibutuhkan pengetahuan dan pengalaman dalam menumbuhkan motifasi

belajar anak. Pengetahuan dan pengalaman yang tinggi salah satunya didapatkan

di dalam dunia pendidikan, bagi orang tua dengan tingkat pendidikan tinggi,

diharapkan tinggi pula pengetahuan dan pengalaman tentang bagaimana cara

untuk menjadikan anaknya berprestasi terutama dalam menumbuhkan motifasi

belajar anak (Sri Rahmawati dalam Diaz, 2009)

Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motifasi dalam belajar

di sekolah antara lain sebagai berikut :

a. Memberi Angka

Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Banyak

siswa belajar, yang utama justru untuk mencapai angka atau nilai yang baik.

Sehingga siswa biasanya yang dikejar adalah nilai ulangan atau nilai-nilai

pada rapot angkanya baik-baik. Angka-angka yang baik itu bagi para siswa

merupakan motifasi yang sangat kuat. Tetapi ada juga yang bahkan siswa

bekerja atau belajar hanya ingin mengejar pokoknya naik kelas saja. Ini

menunjukan motifasi yang dimiliknya kurang berbobot bila dibandingkan

siswa-siswi yang menginginkan angka baik

b. Hadiah

Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motifasi, tetapi tidak selalu demikian.

Karena hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin tidak akan menarik bagi
13

seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk suatu pekerjaan

tersebut.

c. Saingan atau Kompetisi

Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motifasi untuk

mendorong siswa untuk belajar. Persaingan, baik persaingan individual

maupun persaingan kelompok dapat mmeningkatkan prestasi belajar para

peserta didik.

d. Memberi Ulangan

Para siswa akan giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan. Oleh karena

itu memberi ulangan ini juga merupakan sarana motifasi.

e. Mengetahui Hasil

Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi kemajuan, akan

mendorong siswa untuk belajar lebih giat lagi. semakin mengetahui bahwa

grafik hasil belajar meningkat, maka ada motifasi untuk terus belajar, dengan

suatu harapan hasilnya terus meningkat.

f. Pujian

Apabila ada siswa yang sukses atau berhasil menyelesaikan tugasnya dengan

baik perlu diberikan pujian. Pujian ini adalah bentuk reinforcement yang

positif sekaligus merupakan motifasi. Pemberiannya harus tepat, dengan

pujian yang tepat akan nampak suasana yang menyenangkan dan

mempertimbangkan gairah belajar.


14

g. Minat

Motifasi muncul karena adanya kebutuhan. Begitu juga dengan minat,

sehingga tepatlah bahwa minat merupakan alat motifasi yang pokok. Proses

belajar itu akan berlangsung lancar kalau disertai dengan minat. Minat tersebut

misalnya membangkitkan adanya suatu kebutuhan, menghubungkan dengan

persoalan dengan pengalaman yang lampau, memberi kesempatan untuk

mendapatkan hasil yang baik dan menggunakan berbagai macam bentuk

mengajar

h. Tujuan Yang Diakui

Rumusan tujuan yang diakui akan terima baik oleh siswa dan akan merupakan

alat motifasi yang sangat penting sekali dengan memahami tujuan yang harus

dicapai karena disana sangat berguna dan menguntungkan maka akan timbul

gairah untuk terus belajar.

6. Faktor Yang Mempengaruhi Motifasi Belajar

Motifasi dibagi menjadi motifasi intrinsik dan ekstrinsik. motifasi intrinsik

yaitu motifasi yang berasal dari dalam siswa, sedangkan motifasi ekstrinsik yaitu

motifasi yang dipengaruhi oleh kondisi lingkungan di luar siswa yang meliuti

kondisi siswa di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakal. Di dalam

lingkungan kelauarga, yang dapat mempengaruhi belejar siswa antara lain :

a. Tingkat pendidikan orang tua

Tingkat pendidikan orang tua mempengaruhi motifasi belajar anak. Siswa

cenderung melihat kepada keluarga, jika ayah dan ibu memiliki tingkat
15

pendidikan tinggo, maka anak akan mengikuti. Paling tidak menjadikan

patokan bahwa harus lebih banyak belajar. (Subini, 2012:95).

b. Cara orang tua mendidik

Slameto (2013;60) Cara orang tua mendidik anak besar pengetahuannya

terhadap belajar anak. Mendidik anak dengan cara memanjakan adalah cara

mendidik yang tidak baik, begitupun mendidik anak dengan cara

memperlakukannya dengan keras adalah cara mendidik yang salah.

c. Suasana Rumah

Suasana rumah yang gaduh atau ramai tidak akan memberikan ketenangan

kepada anak dalam belajar. Suasana rumah yang tenang dan tentram perlu

diciptakan agar anak dapat belajar dengan baik. Slameto (2013;63)

d. Keadaan ekonomi keluarga

Slameto (2013;63) Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan

belajar anak. Anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan

pokok, anak juga membutuhkan fasilitas belajar yang cukup.

e. Pengertian orang tua

Orang tua harus memberikan pengertian dan dorongan kepada anak untuk

belajar karena terkadang anak mengalami penurunan semangat dalam belajar.

Subini (2012;94)
16

C. Kajian Empiris

Motifasi sangat diperlukan dalam belajar, sebab seorang yang tidak

mempunyai motifasi dalam belajar tidak akan mungkin melakukan aktivitas

belajar. Di dalam dunia pendidikan, motifasi sangatlah penting untuk menunjang

prestasi belajar anak, oleh sebab itu orang tua perlu untuk memberi motifasi

belajar anak. Tanggung jawab orang tua salah satunya adalah memberi motifasi

kepada anaknya baik motifasi moral maupun motifasi belajar anak. Pengetahuan

dan pengalaman orang tua tentunya sangat berpengaruh terhadap cara orang tua

dalam memberikan motifasi belajar anak.

Usaha untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang tinggi bisa

didapatkan orang tua melalui alur pendidikan formal. Bentuk-bentuk dan cara

yang bisa digunakan orang tua untuk memberikan motifasi belajar anak adalah

dengan memberikan perhatian, hadiah, penghargaan dan hukuman yang bersifat

mendidik serta penyediaan fasilitas belajar yang baik.

D. Kerangka Berfikir

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang telah diungkapkan

diatas maka hipotesis penelitian ini adalah ada hubungan yang positif dan

signifikan antara tingkat pendidikan orang tua dengan motifasi belajar siswa SMP

Negeri Seram Utara.


BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah merupakan penelitian koresional karena tujuan

penelitian ini untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara pendidikan orang

tua dengan motifasi belajar siswa

B. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat pelaksanaan penelitian adalah SMP Negeri 1 Seram Utara pada kelas

VII (S).

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan setelah proposal ini diseminarkan.

C. Variabel dan Desain Penelitian

1. Variabel penelitian ini adalah

a. Variabel bebas yaitu hubungan antara tingkat pendidikan orang tua

b. Variabel terikat yaitu tingkat motifasi belajar biologi siswa kelas VII SMP

Negeri 1 Seram Utara. Yang terdapat dalam penelitian ini adalah tingkat

pendidikan orang tua sebagai variabel bebas dari penelitian berikut

(tingkat pendidikan SD, SMP, SMA, S1, S2, S3).

Tingkat Tingkat
No Pendidikan Skor Pendidikan Skor Jumlah
Ayah Ibu
1 SD 1 SD 1 2
2 SMP 2 SMP 2 4
3 SMA 3 SMA 3 6
4 Sarjana 4 Sarjana 4 8

17
18

Tabel 3.1 Variabel Bebas

Nomor
No Variabel Indikator Jenis Data
Angket
1. Jenjang Pendidikan (X) 1. Pendidikan Orang 1 Rasio
(SD, SMP, SMA, XPT) tua
2. Menyediakan 2
Fasilitas Belajar
3. Mengawasi anak 3
dalam belajar
4. Memberikan
4
MOTIFASI
5. Memberikan
hadiah 5
6. Memberikan
hukuman 6

Dan MOTIFASI belajar sebagai variabel terikat (y) dengan indikator :

1) Memberi angka, 2) hadiah, 3) memberi ulangan, 4) mengeahui hasil, 5)

memberi pujian, 6) minat. Seperti tertera pada tabel 3.2. berikut

Tabel 3.2 Variabel Y

Nomor
No Variabel Indikator Jenis Data
Angket
II. (MOTIFASI) 1. Memberi angka 7 Rasio
2. Hadiah 8
3. Memberi ulangan 9
4. Mengetahui hasil 10
5. Pujian 11
6. Minat 12
19

D. Devenisi Operasional Variabel

Untuk menggambarkan yang lebih jelas tentang permasalahan yang akan

diteliti, maka penulis perlu merumuskan definisi operasional, yaitu sebagi berikut:

1. Tingkat pendidikan orang tua adalah jenjang spendidikan akhir yang dimiliki

orang tua, apakah jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah

Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Perguruan Tinggi.

Variabel ini diukur menggunakan dokumentasi dengan mengumpulkan data

dari sekolah yang berkaitan dengan tingkat pendidikan orang tua siswa yang

telah dilaluinya (Alwi, 2005;84)

2. Motifasi belajar adalah suatu keseluruhan dorongan internal dan eksternal

yang dimiliki oleh siswa, yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin

kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan aras kegiatan belajar

sehingga siswa dapat berprestasi dalam belajar (Sadirman A. M., 2014)

E. Instrumen Penelitian

1. Lembar Angket

Penggunaan lembar angket bertugas untuk mengetahui jenis pendidikan orang

tua x cara/pengetahuan, mendidik anak dan sekaligus untuk mengetahui

motifasi belajar siswa

2. Dokumentasi

Dokumentasi bertujuan untuk mengetahui data berupa tingkat pendidikan

orang tua terdapat di SMP Negeri 1 Seram Utara.


20

F. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VII (Tujuh) SMP

Negeri 1 Seram Utara berjumlah 45 siswa. Masing-masing kelas meliki jumlah

yang berbeda-beda. Kelas 1 berjumlah 21 siswa sedangkan kelas 2 Berjumlah 24

siswa.

2. Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dalah dengan

menggunakan teknik Simple random sampling. Yang terpilih utama dijadikan

sampel adalah kelas VII dengan 21 siswa.

G. Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini angket di peroleh melalui cara :

1. Angket

Angket dalam penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu :

a) Jenjang pendidikan orang tua

Angket yang digunakan untuk mengetahui jenjang pendidikan orang tua

terdiri dari 6 angket yang berbentuk pernyataan. Penggunaan instrumen

angket ini menggunakan skala likert yang berpendapat pada indikator

jenjang pendidikan yang terdapat pada tabel 3.1


21

b) Motifasi belajar siswa

Untuk mengetahui motifasi belajar siswa dalam penelitian ini, penelitian

menggunakan angket dalam bentuk skala psikologi yang mengukur motifasi

belajar siswa.

Sakala psikologi adalah teknik pengumpulan data yang bersifat mengukur

karena diperoleh hasil ukur yang berbentuk angka-angka. Skala berbeda

dengan tes, kalau tes ada jawaban yang salah dan benar sedangkan skala tidak

ada jawaban salah benar, tetapi jawaban terletak dalam skala.

Tabel 3.3 Intepretasi Skala Motifasi

Ket Skor Jawaban


SS Sangat Sesuai
S Sessuai
TS Tidak Sesuai
STS Sangat Tidak Sesuai

H. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis korelasi yang

bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya suatu hubungan tingkat variabel tingkat

pendidikan orang tua terhadap motifasi belajar siswa. Untuk mengetahui

sumbangan variabel x terhadap variabel y maka menggunakan rumus korelasi

prodact moment sederhana :


22

N ∈ xy −( ∈ x ) (∈ y)
rxy =
√¿¿¿

Keterangan
rxy = Koefesien korelasi yang dicari
N = Banyaknya sampel
x = Tingkat pendidikan orang tua
y = motifasi belajar siswa
(Sumber ; Suharsimi Arikunto, 2010;213)

Kriteria pengujian :
1. Jika Thitung > r tabel maka H0 diterima
2. Jika Thitung < r tabel maka H1 diterima
Untuk menghitung derajat kebebasan (db), maka menggunakan rumus : db = N–2

Keterangan :
db = derajat kebebasan
N = banyaknya sampel
2 = angka ketepatan

Untuk mengetahui adanya korelasi yang diberikan variabel x terhadap y

maka dilihat dengan rumus :

kp = r2 x 100%

keterangan :
kp = Koefesiensi presentasi/determinasi
r = koefesiensi korelasi

Selanjutnya nilai r tersebut diinterpretasikan kedalam tabel korelasi seperti

berikut :
23

Tabel 3.4 Interpretasi Nilai r

No
Kriteria Hubungan Korelasi
.
Terdapat hubungan antara variabel x terhadap
0,800-1,00
y dengan kategori sangat tinggi.
Terdapat hubungan antara variabel x terhadap
0,600-0,800
y dengan kategori tinggi
Terdapat hubungan antara variabel x terhadap
0,400-0,600
y dengan kategori sedang
Terdapat hubungan antara variabel x terhadap
0,200-0,400
y dengan kategori rendah
Terdapat hubungan antara variabel x terhadap
0,00-0,200
y, namun hubungan tersebut diabaikan.

Sumber : Sugiono, 2009;184


DAFTAR PUSATAKA

Alwi, Hasan. (2007). KBBI, Edisi Ketiga. Jakarta, Balai Pustaka.

Dwi siswoyo, dikutip dari Sadirman. (2011). Ilmu Pendidikan. Universitas

Yogyakarta

Etta Mamang, Sangaji dan Sopia. (2010). Metodologi Penelitian-Pendekatan

praktis dalam penelitian. Yogyakarta CV Andi Offsert.

Hamzah B. Uno. (2014). MOTIFASI dan Teori Pengukurannya Analisis di

Bidang Pendidikan. Jakarta Bumi Aksara.

Sadirman A. M. (2014). Interaksi dan MOTIFASI Belajar Mengajar. Jakarta PT.

Raja Grafindo Persada.

Slamento. (2013). Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengarhi. Jakarta Rineka

Cipta.

Suharsimi Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian Satuan PendekatanPraktik.

Jakarta rineka Cipta.

Sugiono. (2009), Metode Penilitian Pendidikan. Bandung. Alfabeta

Sugiartono. Dkk. (2007). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta. Uny Press

Sri Rahmawati dalam Diaz. (2009) Peran Orang Tua dan Motifasi. Diakses

tanggal 13 Februari 2015

Syaiful Bahri Djamarah. (2012). Psikologi Belajar. Jakarta Rineka Cipta

Anda mungkin juga menyukai