Anda di halaman 1dari 52

MENUMBUHKAN MINAT BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN

MEDIA REAL OBJECT PADA PEMBELAJARAN IPA KELAS IV MI


NURUL ISLAM JATIROTO
Laporan
Diajukan Memenuhi Tugas Mata Kuliah Penelitian Tindakan Kelas
Pada Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Syarifuddin
Dosen Pengampu:
ALFIATUS SAFA’AH, M. Pd

Di Susun Oleh:
Shofa Maghfirotul Karomah : 2021100260597
Syifaurrohmah : 2021100260564
Binti Muhimmatul Khoiriyah : 2021100260558

PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


(PGMI) FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM SYARIFUDDIN
2022
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana


telah memberikan taufik dan inayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan
laporan penelitian ini. Penulisan laporan ini adalah sebagai salah satu bagian dari
persyaratan untuk memenuhi mata kuliah penelitian tindakan kelas (PTK)
Program pendidikan PGMI Fakultas Tarbiyah IAI Syarifuddin guna memperoleh
nilai.
Dalam upaya penyelesaian tugas ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada Bapak Nur Hasan S.Pd selaku Kepala Sekolah MI Nurul Islam dan Ibu
Maisatus Syarifah S.Pd selaku guru wali kelas III yang telah memberikan izin
riset penelitian. Ucapan terima kasih juga penulis hanturkan kepada ayahanda dan
ibunda yang senantiasa mendo’akan dan memberikan dukungan dalam
menyelesaikan laporan ini.
Kritik dan saran demi perbaikan laporan ini sangat diharapkan dan akan
diterima dengan kelapangan dada. Semoga peneliti yang telah dilakukan dapat
bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Lumajang, 15 Desember 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
ABSTRAK.......................................................................................................v
SURAT.............................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................3
C. Tujuan Penelitian..................................................................................3
D. Manfaat Penelitian................................................................................4
E. Definisi Konsep....................................................................................4
F. Batasan Masalah...................................................................................6
G. Prosedur Penelitian...............................................................................7
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Meningkatkan Minat Belajar................................................................8
1. Minat Belajar........................................................................................8
2. Belajar...................................................................................................11
3. Meningkatkan Minat Belajar................................................................15
4. Pembelajaran IPA Kelas IV..................................................................21
BAB III METODE PENELTIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pedekatan dan Jenis Penelitian.............................................................24
1. Pendekatan Penelitian...........................................................................24
2. Jenis Penelitian.....................................................................................24
B. Kehadiran Peneliti.................................................................................25
C. Lokasi Penelitian...................................................................................25
D. Sumber Data.........................................................................................
E. Teknik Pengumpulan Data....................................................................26
F. Analisis Data.........................................................................................28
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Paparan Data.........................................................................................29
B. Temuan Penelitian................................................................................30

iii
C. Paparan Hasil Penelitian.......................................................................31
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan...........................................................................................32
B. Saran.....................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................33

iv
SURAT

v
vi
ABSTRAK

MENUMBUHKAN MINAT BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN


MEDIA REAL OBJECT PADA PEMBELAJARAN IPA KELAS IV MI
NURUL ISLAM JATIROTO
Abstrak penelitian dengan judul ”Menumbuhkan Minat Belajar Dengan
Menggunakan Media Real Object Pada Pembelajaran IPA Kelas IV MI
Nurul Islam Jatiroto”
Kata Kunci : Media Realita, Hasil Belajar Siswa, Minat Belajar Siswa,
Pembelajaran IPA.

Penelitian ini dilatar belakangi oleh sebuah fenomena bahwa peserta didik
pada usia sekolah dasar memiliki tahap perkembangan yang berbeda dengan siswa
yang sekolah pada jenjang selanjutnya. Dalam perkembangan Intelektualnya,
bahwa siswa sekolah dasar berada pada tahap operasional. Dimana pada tahap itu
terdapat sikap keingintahuan yang cukup tinggi untuk mengenali apa yang ada
dilingkungannya. Dalam konsep pembelajaran IPA perlu untuk memberikan
contoh yang kongkrit pada peserta didik, sehingga peserta didik akan mudah
untuk mempelajari materi. Hadirnya media pembelajaran sangat membantu dalam
proses belajar. Selain itu pembelajaran menjadi menyenangkan dan siswa juga
aktif dalam belajar. Fokus penelitian dalam penulisan ini adalah: 1) Bagaimana
penerapan metode Real Object dalam meningkatkan minat belajar pada peserta
didik kelas IV Mi Nurul Islam Jatiroto? 2) Bagaimana penerapan penggunaan
media Real Object terhadap minat belajar siswa melaluai pembelajaran ilmiah
pada mata pelajaran IPA di MI Nurul Islam Jatiroto?
Dalam penelitian ini penulis menggunakan: Pendekatan Kualitatif dan melalui
pendekatan Saintifik Learning ( Pembelajaran Ilmiah ). Metode pengumpulan data
menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi.

vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan kita untuk
menghadapi Era Persaingan Global yang semakin berkembang ini .Tanpa
Pendidikan manusia akan sulit berkembang. Pendidikan harus benar-benar
diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas. Oleh karena itu
pendidik atau guru harus memiliki dasar empiris yang kuat untuk mendukung
profesi mereka sebagai pengajar.
Pendidikan memiliki berbagai ilmu pengetahuan, salah satunya yaitu
Bidang Ilmu Pengetahuan Umum. Bidang Ilmu Pengetahuan Umum memiliki
berbagai mata pelajaran, salah satunya mata pelajaran IPA. IPA merupakan
salah satu Bidang Studi yang ada pada semua jenjang Pendidikan, mulai dari
tingkat Sekolah Dasar sampai jenjang Perguruan Tinggi.
Menurut The Liang Gie Minat merupakan salah satu faktor pokok
untuk meraih sukses dalam studi. Penelitian- penelitian di Amerika Serikat
mengenai salah satu sebab utama dari kegagalan studi para mahasiswa
menunjukkan bahwa sebabnya ialah kekurangan minat. Secara lebih terinci
arti penting minat dalam kaitannya dengan pelaksanaan studi ialah minat
melahirkan perhatian yang serta merta, minat memudahkan terciptanya
konsentrasi, minat mencegah gangguan perhatian dari luar, minat
memperkuat melekatnya bahan pelajaran dalam ingatan, dan minat
memperkecil kebosanan studi dalam dirinya.1

            Suatu kegiatan yang dilakukan tidak sesuai dengan minat akan


menghasilkan prestasi yang kurang menyenangkan. Dapat dikatakan bahwa
dengan terpenuhinya minat seseorang akan mendapatkan kesenangan dan
kepuasan batin yang dapat menimbulkan motivasi. S.C. Utami Munandar
menyatakan bahwa minat dapat juga menjadi kekuatan motivasi. Prestasi
seseorang selalu dipengaruhi macam dan intensitas minatnya. Minat

1
The Liang Gie. Cara Belajar yang Efisien, ( Yogyakarta : Liberty, 1995 )

1
menimbulkan kepuasan. Seorang anak cenderung untuk mengulang-ulang
tindakan-tindakan yang didasari oleh minat dan minat ini dapat bertahan
selama hidupnya.2
Dengan demikian, minat belajar merupakan faktor yang sangat
penting dalam keberhasilan belajar siswa. Disamping itu minat belajar juga
dapat mendukung dan mempengaruhi proses belajar mengajar di sekolah.
Namun dalam prakteknya tidak sedikit guru IPA menemukan kendala di
dalam kelas, karena kurangnya minat siswa dalam pembelajaran IPA. Jika hal
ini terjadi, maka proses belajar mengajar pun akan mengalami hambatan
dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Proses Pembelajaran dipengaruhi oleh dua factor yaitu factor internal
dan factor eksternal. Faktor Internal adalah factor yang berasal dari dalam diri
peserta didik itu sendiri. Salah satunya ialah minat belajar. Minat belajar
merupakan salah satu factor penunjang keberhasilan pembelajaran. Minat
adalah rasa lebih suka dan rasa keterkaitan pada suatu hal atau aktivitas tanpa
ada yang mengganggu. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan
hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri. Menurut Ahli
Psikologi Minat merupakan suatu kecenderungan untuk selalu memerhatikan
dan mengingat sesuatu secara terus menerus.3
Penggunaan media pembelajaran dapat membantu pendidik dalamm
mengatasi masalah yang berkenaan dengan ruang, waktu dan tempat yang
tidak mungkin dihadirkan oleh pendidik secara langsung, nyata dan apa
adanya. Informasi pelajaran yang disajikan dengan memanfaatkan media
yang tepat akan memberikan kesan mendalam dan akan lebih lama tersimpan
dalam ingatan peserta didik. Media merupakan suatu perangkat alat bantu
yang digunakan oleh guru atau pendidik dalam rangka berkomunikasi dengan
peserta didiknya.4

2
S.C Utami Munandar, Mengembangkan Bakat Kreativitas Anak Sekolah : Petunjuk bagi Para
Guru dan Orang Tua, ( Jakarta : Gramedia Widiasarana Indonesia, 1985 )
3
Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, ( Bandung : CV PUSTAKA SETIA, 2011 ). Hal. 141
4
Sudarwan Danim, Media Komunikasi Pendidikan, ( Jakarta : Bumi Aksara, 2013 ), hal.07

2
Pembelajaran IPA merupakan mata pelajaran yang berhubungan
dengan proses mencari tahu tentang alam sekitar secara sistematis, sehingga
IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-
fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu
proses penemuan. Tujuan IPA adalah mencari kebenaran untuk menemukan
fakta. Pengetahuan tentang Alam tersebut dapat mencetak siswa dalam
bersikap ilmiah. Pembelajaran IPA sangat penting diberika disekolah dasar,
Karena IPA sangat berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.
Seperti halnya di Mi Nurul Islam Jatiroto, upaya guru dalam
meningkatkan minat belajar peserta didik yaitu, dengan menggunakan media
Real Object dengan tujuan menjadikan pembelajaran lebih menyenangkan,
peserta didik tidak merasa bosan,serta peserta didik aktif dalam belajar.
Dimana hal tersebut juga diseesuaikan dengan misi Madrasah.
Berdasarkan pengalaman penulis, pada saat pembelajaran berlangsung
siswa kurang bergairah dalam mengikuti pelajaran. Hanya sebagian kecil saja
siswa yang bisa memahami dan mengerjakan tugas dengan semangat.
Sebagian besar siswa mengerjakan tugas yang diberikan dengan perasaan
terpaksa atau takut. Hal ini menyebabkan tugas yang diberikan hasilnya
kurang memuaskan sehingga terkesan asal jadi. Dengan kondisi seperti ini,
guru perlu mencari upaya bagaimana menumbuhkan minat belajar siswa
terutama dalam pembelajaran IPA.

B. Rumusan Masalah
Berdasakan latar belakang masalah yang terdapat diatas maka
dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana penerapan metode Real Object dalam meningkatkan minat
belajar pada peserta didik kelas IV MI Nurul Islam Jatiroto?
2. Apakah metode Real Object dapat meningkatkan minat belajar siswa MI
Nurul Islam Jatiroto?
C. Tujuan Penelitian

3
Berdasarkan rumusan masalah diatas, dapat ditentukan tujuan
Penelitian Tindakan Kelas yaitu :
1. Untuk mengetahui penerapan metode Real Object dalam meningkatkan
minat belajar pada peserta didik kelas IV MI Nurul Islam Jatiroto.
2. Untuk mengetahui apakah metode Real Object dapat meningkatkan minat
belajar siswa MI Nurul Islam Jatiroto.
D. Manfaat Penelitian
Berdasakan tujuan penelitian yang hendak dicapai, penelitian ini
diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak yaitu :
a. Bagi Sekolah
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dukungan positif
terhadap sekolah dalam mengembangkan minat belajar peserta didik
sehingga peserta didik dapat mengikuti pembelajaran dengan baik
b. Bagi Guru
Memberikan gambaran pada guru bagaimana pentingnya peserta didik
untuk menjadikan suatu proses pembelajaran yang menyenangkan, kreatif
dan inovatif.
c. Bagi Siswa
Membantu siswa untuk lebih tertarik dalam belajar terutama pada mata
pelajaran IPA.
d. Bagi Peneliti
Sebagai suatu pelatihan dan sumber informasi serta referensi untuk
mengadakan penelitian lebih lanjut tentang meningkatkan minat belajar
peserta didik
E. Definisi Konsep
1. Menumbuhkan
Kata menumbuhkan berasal dari kata tumbuh menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia ( KBBI ) adalah menjadikan atau menyebabkan tumbuh
2. Minat
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI ) Arti kata minat adalah
kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu, gairah, keinginan. Minat

4
merupakan sebuah motivasi intrinsic sebagai kekuatan pembelajaran yang
menjadi daya penggerak seseorang dalam melakukan aktivitas tersebut
merupakan proses pengalaman belajar yang dilakukan dengan penuh
kesadaran dan mendatangkan senang, suka, dan gembira.
Dari pengertian tersebut penulis menyimpulkan bahwa minat adalah
mencenderungkan jiwa yang dapat memberikan dorongan kepada individu
yang menyebabkan individu itu memperhatikan, tertarik, merasa senang,
dan melakukan perbuatan yang berhubungan dengan objek yang dilakukan
dengan aktif.
3. Belajar
Pengertian Belajar secara umum adalah semua aktifitas mental atau
psikis yang dilakukan oleh seseorang sehingga menimbulkan perubahan
tingkah laku yang berbeda antara sesudah belajar dan sebelum belajar.
Belajar juga didefinisikan sebagai sebuah proses perubahan didalam
kepribadian manusia dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk
peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti meningkatkan
pengetahuan, sikap, kebiasan, pemahaman, keterapilan, daya piker, dan
kemampuan-kemampuan yang lain.
Sedangkan menurut KBBI adalah berusaha memperoleh kepandaian
atau ilmu, berlatih, merubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan
pengalaman.
4. Media
Secara Bahasa, Media artinya alat ( sarana) komunikasi seperti koran,
majalah, radio, televisi, film, poster, dan spanduk; perantara atau
penghubung.
Secara umum pengertian media mengarah pada sesuatu yang
mengantar atau meneruska informasi “pesan” antara sumber “pemberi
pesan” dan penerima pesan.
5. Real Object
Pembelajaran yang efektif seringkali membutuhkan penyampaian
pesan berupa pengalaman langsung, lengkap dan memiliki kesan yang

5
mendalam, oleh karena itu belajar melalui media sangat penting untuk
mengefektifkan dan mengefesienkan proses pembelajaran itu sendiri.
Media Real Object adalah objek yang sesungguhnya, atau benda
model yang mirip sekali dengan benda nyatanya, akan memberikan
rangsangan yang amat penting bagi siswa dalam mempelajari tugas yang
menyangkut keterampilan psikomotor. Benda-benda nyata dapat memeran
pegangan penting dalam upaya memperbaiki proses belajar mengajar,
misalnya pakaian kuli orang cina dapat dimanfaatkan dalam studi tentang
cina sehingga dapat mengikat perhatian siswa.5 Media benda nyata adalah
benda yang sebenarnya yang dapat diamati secara langsung oleh panca
indra demgan cara melihat, mengamati, dan memegangnya secara
langsung tanpa melalui alat bantu.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat dijelaskan bahwa media Real
object adalah media sesungguhnya yang dapat diamati secara langsung
oleh panca indera yang mempunyai peranan penting untuk memberikan
pengalaman secara nyata, memperlancar proses belajar dan
mengoptimalkan indera-indera para siswa terhadap suatu obyek tertentu.

F. Batasan Masalah
Berdasarkan indentivikasi masalah di atas, masalah yang akan diteliti
hanya dibatasi pada masalah berikut :
1. Penelitian ini peneliti hanya menerapkan di kelas IV MI Nurul Islam
Jatiroto tahun pelajaran 2022/2023.
2. Penelitian ini membahas materi Mengenal Tumbuhan dan
Menganalisis energi angin.serta Macam-macam tumbuhan dan
menganalisis energi angin.
3. Hasil belajar yang dicapai dengan menggunakan media Real Object
pada materi materi Mengenal Tumbuhan dan Menganalisis energi
angin.serta Macam-macam tumbuhan dan menganalisis energi angin.
G. Prosedur Penelitian

5
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai. Media Pengajaran. (2002). Hlm.196

6
Tahap 1: Perencanaan (planning)
Pada tahap ini peneliti merencanakan Tindakan berdasarkan tujuan
penelitian, Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi,
wawancara, dan soal tes untuk akhir siklus.
Tahap 2: Pelaksanaan (Acting)
Pada tahap ini peneliti mengimplementasikan rancangan yang telah
dibuat, yaitu melaksanakan Tindakan kelas dengan menerapkan Media Real
Object.
Tahap 3: Pengamatan (Observing)
Pada tahap ini peneliti mengamati hasil atau dampak dari Tindakan
yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa
Tahap 4: Refleksi (Reflection)
Pada tahap ini peneliti mengumpulkan dan menganalisis hasil
pengamatan yang diperoleh, sehingga dapat diketahui apakah kegiatan yang
dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang diharapkan atau masih perlu adanya
perbaikan.

7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Meningkatkan Minat belajar
1. Minat Belajar
a. Pengertian Minat
Kehidupan kita akan selalu berkomunikasi atau berhubungan
dengan orang lain, situasi, benda, ataupun dengan aktivitas-aktivitas yang ada
disekitar kita. Hubungan tersebut akan memunculkan suatu sikap pada diri
kita apakah itu menerima, membiarkan, atau menolaknya. Apabila kita
menaruh minat pada suatu hal, maka kita akan menyambut atau bersikap
positif dalam berhubungan dengan objek tersebut. 6 Secara sederhana minat
berarti suatu kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau suatu keinginan
yang besar terhadap sesuatu. Menurut Reber dalam Muhibbinsyah, minat
tidak termasuk suatu istilah populer dalam psikologi. Hal tersebut
dikarenakan minat memiliki kebergantungan yang banyak pada faktor-faktor
internal lainnya seperti : pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi, dan
kebutuhan.7
Menurut Ahmadi minat merupakan sikap seorang termasuk ketiga
fungsi jiwanya (kognisi, konasi, dan emosi) yang tertuju pada sesuatu dan
dalam hubungan unsur perasaan yang kuat.8 Djali berpendapat bahwa minat
adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau suatu
aktivitas, tanpa adanya paksaan ataupu yang menyuruh.9
Sedangkan menurut Crow & crow dalam Djali mengatakan bahwa :
Minat memiliki hubungan dengan gaya gerak yang dapat mendorong
seseorang untuk mengadapi atau berurusan dengan orang, benda, kegiatan,
atau pengalaman yang dirangsang dengan kegiatan itu sendiri.10
Minat juga memiliki peranan yang sangat penting dalam
perkembangan belajar siswa. Siswa yang menaruh minat pada suatu bidang
tertentu, maka ia akan berusaha lebih keras dalam menekuni suatu bidang
tersebut dibandingkan dengan siswa yang tidak menaruh minatnya. Slameto
menjelaskan bahwa minat merupakan suatu kecenderungan yang tetap untuk
memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati
siswa, maka ia akan memperhatikan secara terus-menerus yang disertai rasa
senang dan juga dengan rasa kepuasan.11

6
Abdul Rahman dan Muhib, Psikologi Suatu Pengantar dalam Pespektif Islam, (Jakarta:
Kencana, 2004), hal. 262

7
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), hal.
133
8
Ahmadi, Psikologi Umum, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hal. 148
9
Djaali, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hal. 121
10

11
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya, (Jakarta:Rineka Cipta,
2003), hal. 57

8
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa minat
merupakan suatu kecenderungan yang mampu menggairahkan seseorang
terhadap bidang-bidang tertentu yang disukai dan ditekuni tanpa ada
keterpaksaan dari siapapun. Minat juga yang dapat menggairahkan manusia
untuk berprestasi diberbagai hal yang ia sukai. Seseorang yang memiliki
minat terhadap suatu bidang, maka ia akan senantiasa mengarahkan dirinya
terhadap bidang tersebut, dengan rasa senang ia akan terus menekuni dan
bersungguh-sungguh tanpa adanya paksaan dan tekanan. Dalam pembelajaran
apabila guru ingin berhasil dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar
maka harus dapat memberikan rangsangan kepada siswa agar berminnat
dalam mengikuti kegiatan belajar. Ketika siswa telah merasa berminat dalam
mengikuti pelajaran maka ia akan dapat mengerti dengan mudah, dan
sebaliknya jika siswa tidak berniat dalam mengikuti pelajaran maka ia akan
mera jenuh, kesulitan, dan merasa tidak nyaman dalam mengikuti
pembelajaran.
1) Macam-macam Minat
Minat dapat digolongkan menjadi beberapa macam diantaranya:12
a.) Berdasarkan Timbulnya
Minat dapat dibedakan menjadi 2 yaitu minat primitif dan minat
kilturil. Minat primitif merupakan minat yang timbul karena kebutuhan
biologis atau jaringanjaringan tubuh, seperti kebutuhan akan makan.
Sedangkan minat kilturil merupakan minat yang timbul karena proses belajar,
minat ini tidak berhubungan secara langsung dengan diri kita. Contohnya,
setiap individu memiliki pengalaman bahwa masyarakat akan lebih
menghargai orang terpelajar dan berpendidikan tingi, dengan hal tersebut
akan timbul minat dalam diri untuk belajar dan berprestasi agar mendapat
penghargaan pada masyarakat.
b.) Berdasarkan Arahnya
Minat dapat dibedakan menadi minat intrinsik dan minat ekstrinsik.
Minat intrinsik merupakan minat yang langsung berhubungan dengan
aktivitas itu sendiri, contohnya: orang yang belajar karena memang pada ilmu
pengetahuan atau karena senang membaca, bukan karena ingin dipuji atau
mendapat penghargaan. Minat ekstrinsik adalah minat yang berhubungan
dengan tujuan akhir dari suatu kegiatan. Apabila tujuan dari kegiatan sudah
tercapai maka ada kemungkinan minat itu akan hilang. Contohnya : seseorang
yang belajar sungguh-sungguh dengan tujuan untuk menjadi juara kelas,
setelah menjadi juara kelas minat belajarnya menjadi menurun.
c.) Berdasarkan cara mengungkapkannya

Minat dapat dibedakan menjadi 4, diantaranya :13


(1) Ekspressed interest yaitu minat yang diungkapkan dengan cara meminta
seseorang untuk menuliskan atau mengungkapkan kegiatan-kegiatan baik

12
Abdul Rahman dan Muhib, Psikologi Suatu Pengantar dalam Pespektif Islam... hal. 265
13
Ibid., hal.267

9
berupa tugas atau bukan tugas dari yang disenangi dan yang sangat tidak
disenangi.
(2) Manifest interest yaitu minat yang diungkapkan dengan mengobservasi
secara langsung terhadap aktivitasaktivitas yang dilakukan subyek.
(3) Tested interest yaitu minat yang diungkapkan dengan cara menyimpulkan
dari hasil jawaban tes objektif yang diberikan. Nilai yang tinggi pada objek
menunjukkan minat yang tinggi pula.
(4) Inventoried interest yaitu minat yang diungkapkan dengan menggunakan alat
yang sudah standar, dimana berisi suatu pertanyaan yang ditujukan kepada
subjek apakah ia senang atau tidak terhadap suatu aktivitas objek yang
ditanyakan.
2) Faktor Yang Mempengaruhi Munculnya Minat
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi munculnya minat tehadap
sesuatu dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu yang berasal dari dalam diri
individu dan dari luar diri individu. Faktor yang berasal dari dalam diri
individu seperti : umur, jenis kelamin, pengalaman, perasaan mampu,
kepribadian. Sedangkan yang berasal dari luar diri individu mencangkup
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Faktor
lingkungan sangat berpengaruh terhadap timbul dan berkembangnya minat
seseorang. Dismping faktor lingkungan tersebut minat juga dapat timbul dari
objek dari minat itu sendiri.14
Crow and crow dalam dalam abdul rahman berpendapat bahwa ada tiga
faktor yang mempengaruhi timbulnya minat seseorang, diantaranya:15
a) Dorongan dari dalam diri individu itu sendiri, misal dorongan rasa
ingin tahu akan suatu hal. Hal tersebut akan membangkitkan minat untuk
membaca, belajar, menuntut ilmu, melakukan observasi, penelitian, dan lain-
lain.
b) Motif sosial, dapat menjadi faktor yang dapat membangkitkan minat
seseorang untuk melakukan suatu aktivitas tertentu. Misalnya, minat untuk
belajar atau menuntut ilmu pengetahuan. Hal tersebut timbul karena ingin
mendapat pengahargaan dari masyarakat. Karena jika seseorang memiliki
poengetahuan yang luas akan medapat kedudukan yang tinggi dan terpandang
dalam masyarakat.
c) Faktor emosional, minat memiliki hubungan yang sangat erat dengan
emosi. Apabila seseorang mendapat kesuksesan dari aktivitas yang ia lakukan
akan menimbulkan rasa senang. Hal tersebut akan lebih kuat untuk
menimbulkan minat terhadap aktivitas tersebut, dan sebaliknya dari suatu
kegagalan maka minat terhadap suatu hal tersebut akan
menghilangBerdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa manusia
memiliki kepribadian yang bersifat kompleks. Maka dari faktor-faktor diatas
yamng menjadi penyebab timbulnya minat. Karena minat tidak dapat berdiri
sendiri melainkansuatu perpaduan dari faktor-faktor diatas. Pada akhirnya
kita tidak tahu dari faktor manakah yang lebih dominan dalam mempengaruhi
tiombulnya suatu minat.
14
Ibid., hal. 263
15
Ibid., hal. 264

10
2. Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar oleh
seseorang yang menghasilkan suatu perubahan tingkah laku pada dirinya
sendiri, baik dalam bentuk pengetahuan dan keterampilan baru maupun dalam
bentuk sikap dan nilai yang positif. Dalam kegiatan belajar terjadi proses
interaksi antara orang yang melakukan kegiatan belajar yaitu siswa dengan
sumber belajar, baik itu berupa manusia yang berfungsi sebagai fasilitator
yaitu guru. Dan juga sumber belajar yang berupa nonmanusia.
Hakikat belajar merupakan hal yang penting untuk dibahas karena belajar
sendiri merupakan bagian yang penting untuk diketahui sebagai pegangan
dalam memahami secara mendalam mengenai masalah belajar.16
Nyoman Parwati menjelaskan bahwa belajar merupakan suatu proses
usaha sadar yang dilakukan oleh seseorang untuk suatu perubahan dari yang
awalnya tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak mamiliki sikap menjadi
bersikap benar, dari yang awalnya tidak terampil menjadi terampil dalm
melakukan sesuatu.17
Menurut Schunk dalam Nyoman berpendapat bahwa belajar
merupakan suatu aktivitas yang melibatkan pemerolehan dan pemodifikasian
pengetahuan, keterampilan, strategi, keyakinan, perbuatan, dan tingkah laku.18
Menurut pandangan psikologis, belajar merupakan suatu proses
perubahan, yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan
tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. Perubahan tingkah laku
yang dimaksud dalam pengertian tersebut adalah :19
1) Perubahan terjadi secara sadar
2) Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional
3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif
4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara
5) Perubahan dalam belajar memiliki tujuan atau terarah
6) Perubahan mencangkup seluruh aspek tingkah laku
Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa belajar merupakan
suatu usaha sadar untuk perubahan tingkah laku individu dari yang awalnya
tidak tahu menjadi tahu, dari yang awalnya tidak bisa menjadi bisa, dari yang
awalnya tidak terampil menjadi terampil.
1.) Ciri-ciri Belajar
Aktivitas belajar yang dilakukan seseorang dan telah diakhiri dari
aktivitasnya itu telah memperoleh perubahan dalam dirinya dengan memiliki
pengalaman baru. Maka dengan hal itu seseorang dikatakan telah belajar.
Yang mana pada hakikatnya belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku,

16
Rohmalina Wahab, Psikologi Belajar. (Jakarta: Rajawali Pres, 2016), hal. 19
17
Nyoman Parwati, dkk., Belajar dan Pembelajaran, (Depok: Rajawali Pres, 2018),
hal. 11
18
Ibid., hal. 5
19
Indah komsiyah, Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Teras, 2012), hal. 2

11
maka ada beberapa perubahan tertentu yang terdapat dalam ciri-ciri belajar,
antara lain :20
a) Perubahan yang terjadi secara sadar
Ini berarti individu dapat merasakan telah terjadi suatu perubahan
dalam dirinya. Misalnya ia mengetahui bahwa pengetahuannya bertambah,
kecakapannya bertambah, dan kebiasaannya bertambah.
b) Perubahan dalam belajar yang bersifat fungsional
Perubahan terjadi secara terus-menerus sampai kecakapan individu
tersebut menjadi lebih baik dan sempurna. Misalnya kecakapan individu
dalam menulis, dengan kecakapan menulis individu dapat menulis hal-hal
yang menjadi kecakapannya, seperti menulis surat, menyalin catatan-catatan
dan sebagainya.
c) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif
Perubahan yang dilakukan oleh individu itu sendiri untuk menjadi
lebih baik dari sebelumnya.
d) Perubahan dalam belajar tidak bersifat sementara
Perubahan yang bersifat sementara yang terjadi hanya untuk beberapa
saat saja, seperti berkeringat, menangis, dan sebagainya yang tidak dapat
digolongkan sebagai perubahan dalam belajar. Akan tetapi, perubahan dalam
belajar bersifat permanen.
e) Perubahan dalam belajar bertujuan dan terarah
Perubahan ini berarti tingkah laku yang terjadi karena adanya tujuan
tertentu yang akan dicapai. Perubahan belajar terarah pada perubahan tingkah
laku benar-benar disadari. Misalnya seseorang ingin belajar mengetik, da;lam
arti seseorang tersebut melakukan perubahan belajar dengan senantiasa
terarah sesuai dengan tingkah laku yang ditetapkan.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa setiap perubahan
yang terjadi dalam diri individu itu merupakan hasil dari belajar, yang mana
dengan belajar individu dapat tahu dari hal yang belum ketahui menjadi tahu.
Dengan hal itu perubahan yang terjadi dalam belajar ini bisa membuat
seseorang untuk terus belajar.
2) Prinsip Belajar
Menurut Suprijono prinsip-prinsip belajar terdiri dari tiga hal, yaitu:21
a) Prinsip belajar adalah suatu perubahan perilaku sebagai hasil belajar.
b) Prinsip belajar sebagai suatu proses. Belajar merupakan proses sistemik yang
dinamis, kontruktif, dan organik. Belajar merupakan suatu kesatuan yang
fungsional dari berbagai komponen belajar.
c) Prinsip belajar merupakan suatu bentuk pengalaman. Pengalaman pada
dasarnya merupakan hasil interaksi antara siswa dan lingkungannya.
b. Pengertian Minat Belajar
Minat belajar merupakan aspek psikologi seseorang yang
menampakkan diri dalam beberapa gejala seperti: gairah, keinginan, perasaan
suka untuk melakukan proses perubahan tingkah laku melalui berbagai
20
Rohmalina wahab, psikologi Belajar... , hal. 19
21
Thobroni dan Arif, Belajar dan Pembelajaran: Pengembangan Wacana dan Praktik
Pembelajaran dalam Pembangunan Nasional, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), hal. 21-22

12
kegiatan yang meliputi mencari pengetahuan dan pengalaman, dengan kata
lain minat belajar itu adalah suartu perhatian, rasa suka, ketertarikan siswa,
terhadap kegiatan belajar yang ditunjukkan melalui keantusiasan, partisipasi,
dan keaktifan dalam belajar.22 Minat tersebut akan menetap dan berkembang
pada diri individu untuk memperoleh dukungan dari lingkungannya yang
berupa pengalaman. Pengalaman akan diperoleh dengan mengadakan
interaksi dengan dunia luar, baik melalui latihan maupun belajar. Faktor yang
menimbulkan minat belajar dalam hal ini adalah dorongan yang berasal dari
dalam individu, dorongan motif sosial dan dorongan emosional.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian minat
belajar adalah kecenderungan individu untuk memiliki rasa senang tanpa ada
paksaan sehingga dapat menyebabkan perubahan pengetahuan, ketrampilan
dan tingkah laku. Seperti: partisipasi, keantusiasan, dan keaktifan dalam
mengikuti proses belajar.
1.) Faktor-faktor yang Memengaruhi Minat Belajar
Dalam pengertian sederhana, minat adalah keinginan terhadap sesuatu
tanpa ada paksaan. Dalam minat belajar seorang siswa memiliki faktor-
faktor yang mempengaruhi minat belajar yang berbeda-beda, menrut syah
membedakannya menjadi tiga macam, yaitu:23
a) Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor dari dalam diri siswa yang meliputi dua
aspek, yakni:
(1) Lutut apeh apaAspek fisiologis
Aspek fisiologis merupakan kondisi jasmani yang menandai tingkat
kebugaran tubuh siswa, hal ini dapat mempengaruhi semangat dan intensitas
siswa dalam pembelajaran.
(2 ) Aspek Psikologis
Aspek psikologis merupakan aspek yang berasal dari dalam diri siswa.
Aspek psikologis terdiri dari: intelegensi, bakat siswa, sikap siswa, minat
siswa, dan motivasi siswa.
b) Faktor Eksternal Siswa
Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa.
Faktor ekternal sendiri terdiri dari dua macam, yaitu faktor lingkungan sosial
dan factor lingkungan nonsosial
(1) Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial disini bisa berasal dari lingkungan sekolah,
lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat maupun pengaruh dari teman
sekelas.
(2) Lingkungan Nonsosial
Lingkungan nonsosial disini bisa berupa gedung sekolah dan letaknya,
materi pelajaran, waktu belajar, keadaan rumah tempat tinggal, serta alat-alat
atau media yang digunakan dalam belajar.
c) Faktor Pendekatan Belajar
22
Erlando Doni Sirait, “Pengaruh Minat Belajar Terhadap Prestasi Belajar Matematika”,
Jurnal Formatifn 6(1):35-43, ISSN: 2088-351X, 2016, hal. 38
23
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), hal. 132

13
Faktor pendekatan belajar merupakan segala cara atau strategi yang
digunakan oleh siswa dalam menunjang keefektifan dan efisiensi proses
mempelajari materi tertentu.
2.) Indikator Minat Belajar
Menurut Djamarah indikator minat belajar yaitu rasa suka/senang,
pernyataan lebih menyukai, adanya rasa ketertarikan adanya kesadaran untuk
belajar tanpa di suruh, berpartisipasi dalam aktivitas belajar, memberikan
perhatian.24 Sedangkan menurut Slameto beberapa indikator minat belajar
yaitu: perasaan senang, ketertarikan, penerimaan, dan keterlibatan siswa.
Beberapa penjelasan mengenai indikator minat yaitu:25
a) Perasaan Senang
Rasa senang menurut KBBI yaitu suatu rasa puas dan lega, tanpa
adanya rasa susah atau kecewa dalam diri seseorang.26 Apabila seorang siswa
memiliki perasaan senang terhadap pelajaran tertentu maka tidak akan ada
rasa terpaksa untuk belajar. Contohnya: ketika siswa senang mengikuti
pelajaran tertentu dan ia tidak ada perasaan bosan, maka ia akan selalu hadir
saat pelajaran itu.
b) Keterlibatan Siswa
Keterlibatan sendiri menurut KBBI yaitu turut terbawa, keikutsertaan
individu atau berperannya sikap atau emosi individu dalam situasi tertentu. 27
Ketertarikan seseorang akan suatu obyek yang mengakibatkan orang tersebut
senang dan tertarik untuk melakukan atau mengerjakan kegiatan dari obyek
tersebut. Contoh: aktif dalam mengikuti diskusi, aktif bertanya, dan aktif
menjawab pertanyaan dari guru.
c) Ketertarikan
Berhubungan dengan daya dorong siswa terhadap ketertarikan pada
suatu benda, orang, kegiatan atau juga bisa berupa pengalaman afektif yang
dirangsang oleh kegiatan itu sendiri. Contoh: antusias siswa dalam mengikuti
pelajaran, tidak menunda-nunda tugas dari guru.
d) Perhatian Siswa
Minat dan perhatian merupakan dua hal yang dianggap sama dalam
penggunaan sehari-hari. Perhatian siswa merupakan konsentrasi siswa
terhadap pengamatan dan pengertian, dengan mengesampingkan yang
lainnya. Siswa yang memiliki minat pada obyek tertentu maka dengan
sendirinya ia akan memperhatikan obyek tersebut. Contoh: siswa
mendengarkan penjelasan guru dan mencatat materi.
3. Meningkatkan Minat Belajar
Meningkatkan minat belajar siswa merupakan suatu hal yang
berkaitan dengan peranan seorang guru sebagai kunci dalam proses belajar

24
Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hal. 132
25
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,
2010), hal. 180
26
Senang (Def. 1) (n.d). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online. Diakses
melalui https://kbbi.web.id/konkret , 24 Desember 2019
27
Keterlibatan (Def. 1) (n.d). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online.
Diakses melalui https://kbbi.web.id/konkret , 24 Desember 2019

14
mengajar. Kalaupun kemampuan seorang guru dalam bidang studinya
maupun pengalaman yang dimiliki mempunyai nilai lebih dari siswanya,
merupakan hal yang tidak patut diandalkan oleh seorang guru. Karena
kemampuan yang lebih tersebut belum tentu dapat diterima oleh seorang
siswa, akan menjadi sumber timbulnya rasa simpatik siswa kepada
pengetahuan yang telah diberikan. Disamping itu kegiatan mengajar adalah
suatu aktifitas yang sangat kompleks pula. Langkah meningkatan minat
belajar siswa, maka seorang guru terlebih dahulu harus mengetahui prinsip-
prinsip dalam proses mengajar. Menurut Roestiyah, prinsip-prinsip umum
yang diberikan adalah28:
a) Sebagai Fasilitator (menyediakan situasi dan kondisi yang dibutuhkan oleh
individu yang belajar)
b) Sebagai Pembimbing (memberikan bimbingan kepada siswa dalam interaksi
belajar)
c) Sebagai Motivator (memberikan dorongan semangat)
d) Sebagai Organisator (mengorganisir kegiatan siswa maupun guru)
e) Sebagai Manusia Sumber (memberikan informasi)
Berdasarkan prinsip-prinsip diatas, maka seorang guru akan
mengetahui adanya kesulitan-kesulitan yang telah dialami seorang siswa, dan
bagaimana pemecahannya. Dengan hal tersebut maka dapat dirumuskan
beberapa upaya atau cara membangkitkan minat belajar yang antara lain:
a) Penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi.
Seorang guru harus menggunakan banyak variasi metode pada waktu
mengajar. Variasi metode mengakibatkan penyajian materi pelajaran lebih
menarik perhatian siswa, mudah diterima siswa, mudah dipahami dan suasana
di kelas menjadi hidup. Metode penyajian yang selalu sama dan monoton
akan membosankan siswa dalam belajar.29
b) Guru harus mampu menciptakan suasana yang demokratis di sekolah
Lingkungan yang saling menghormati dapat mengerti kebutuhan anak,
bertenggang rasa, memberikan kesempatan pada anak untuk belajar sendiri,
berdiskusi untuk mencari jalan keluar bila menghadapi masalah, akan
mengembangkan kemampuan berfikir pada diri anak, cara memecahkan
masalah, hasrat ingin tahu dan menambah pengetahuan atas inisiatif sendiri.30
c) Menumbuhkan bakat, sikap dan nilai
Belajar mengandung pengetahuan, pengalaman dan ketrampilan yang
meliputi seluruh pembinaan individu terhadap dirinya, naluri, sikap dan
pembinaan nilai- nilai sekolah jika ingin menghasilkan untuk masyarakat
sebagai warga negara yang baik dan menyesuaikan diri dengan
lingkungannya, dan berusaha meningkatkan taraf hidupnya, haruslah
membekalinya dengan bakat yang terpuji, sikap-sikap yang baik dan nilai-
nilai yang diterima oleh masyarakat.31

28
Roestiyah Nk, Masalah Pengajaran Suatu Sistem, (Jakarta: Bina Aksara, 1982), hal. 45
29
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Bina Aksara,
1987), hal 67
30
Ibid., hal. 95
31
Zakiyah Darajat, Kepribadian Guru, (Jakarta: Bulan Bintang, 1980), hal. 32

15
d) Penggunaan Media Pembelajaran
Menurut Hamalik pengunaan media pembelajaran dalam proses
belajar mengajar dapat mningkatkan keinginan dan membangkitkan minat
siswa yang baru, serta membangkitkan motivasi dan rangsangan pada
kegiatan belajar, dan juga membawa pengaruh-pengaruh psikologis. Selain
itu, pelajaran berjalan lancar bila ada minat. Anak-anak malas, tidak belajar,
gagal karena tidak adanya minat. Minat antara lain dapat dibangkitkan dengan
cara-cara berikut:32
a) Bangkitkan suatu kebutuhan (kebutuhan untuk menghargai keindahan, untuk
dapat penghargaan, dan sebagainya)
b) Hubungkan dengan pengalaman yang lampau.
c) Beri kesempatan untuk mendapat hasil baik, “Nothing succeeds like succes”.
Tak ada yang lebih memberi hasil yang baik daripada hasil yang baik. Untuk
itu bahan pelajaran disesuaikan dengan kesanggupan individu.
d) Gunakan berbagai bentuk metode mengajar seperti diskusi, kerja kelompok,
membaca, demonstrasi, dan sebagainya.
Berdasarkan uraian diatas maka cara-cara yang harus dilakukan dalam
meningkatkan minat siswa sebagai landasan pengembangan pemikiran siswa
yang dinamis dan produktif adalah dengan memperhatikan beberapa hal, baik
dari segi interaksi antar guru dan siswa, segi pelajaran, sertapenggunaan
media yang dapat membantu untuk merangsang pengaruh psikologis pada diri
siswa.
2. Penggunaan Media Real Object
a. Pengertian Media Real Object
Pembelajaran yang efektif seringkali membutuhkan penyampaian
pesan berupa pengalaman langsung, lengkap dan memiliki kesan yang
mendalam, oleh karena itu belajar melalui media sangat penting diupayakan.
Tujuan pemanfaatan media dalam proses pembelajaran adalah untuk
mengefektifkan dan mengefesienkan proses pembelajaran itu sendiri. Media
Real Object adalah objek yang sesungguhnya, atau benda model yang mirip
sekali dengan benda nyatanya, akan memberikan rangsangan yang amat
penting bagi siswa dalam mempelajari tugas yang menyangkut keterampilan
psikomotor33 Benda-benda nyata dapat memeran peganganpenting dalam
upaya memperbaiki proses belajar mengajar, misalnyapakaian kuli orang cina
dapat dimanfaatkan dalam studi tentang cinasehingga dapat mengikat
perhatian siswa.34
Media benda nyata adalah benda yang sebenarnya yang dapat diamati
secara langsung oleh panca indra demgan cara melihat,mengamati, dan
memegangnya secara langsung tanpa melalui alat bantu. Dari beberapa
pendapat di atas, dapat dijelaskan bahwa media Real object adalah media
sesungguhnya yang dapat diamati secaralangsung oleh panca indera yang

32
S. Nasution, Didaktik ASas-Asas Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara,1995), hal. 82
33
Ronald.H. Anderson 2001. Pemilihan dan Pengembangan Media untuk Pembelajaran. Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada.hal.181
34
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai. 2002. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.hal.196

16
mempunyai peranan penting untukmemberikan pengalaman secara nyata,
memperlancar proses belajardan mengoptimalkan indera-indera para siswa
terhadap suatu obyektertentu.
b. Manfaat Media Real Object
Pemanfaatan media realita atau media benda jadi dalam proses
pembelajaran merupakan cara yang cukup efektif, karena dapat memberikan
informasi yang lebih akurat.35 Manfaat penggunaan media Real Object adalah
sebagai berikut:
1) Menarik
Beberapa penelitian membuktikan bahwa pembelajaran yang diserap
melalui media penglihatan (media visual), terutama media visual yang
menarik, dapat mempercepat daya serap peserta didik dalam memahami
pelajaran yang disampaikan.
2) Lebih mudah diingat
Bentuk nyata, gambar , atau gambar bergerak akan lebih mudah
diingat oleh para siswa. Apabila dibandingkan dengan media pembelajaran
yang hanya berupa text book, para siswa akan sedikit kesulitan untuk
mengingatnya.
3) Variatif
Karena jenisnya yang beragam, guru dapat menggunakan semua jenis
media visual yang ada. Hal ini dapat menciptakan sesuatu yang variatif, dan
tidak membosankan bagi para peserta didiknya. Misalnya saja, dalam
pelajaran matematika saat membahas tentang bangun ruang, guru dapat
menggunakan semua media pembelajaran mulai dari gambar (berupa poster,
hasil gambar pendidik sendiri, dan lain-lain), benda jadi (dengan membawa
barang yang berbentuk bangun ruang) atau dengan membuat video gambar
bergerak tentang bangun ruang.
4) Dapat melibatkan anak dalam menggunakannya
Maksudnya, apabila media pembelajaran visual yang digunakan
adalah media pembelajaran non proyeksi, para siswa dapat dengan langsung
menyentuh dan belajar menerangkannya juga. Misalnya, saat mempelajari
anatomi tubuh dalam pelajaran biologi, siswa dapat diminta maju ke depan,
melihat model anatomi lebih dekat, dan diminta untuk menunjukkan satu
bagian yang diminta oleh gurunya. Pemanfaatan media benda nyata ini
mengacu pada taksonomi menurut Briggs mengarah pada karakteristik
menurut stimulus yang dapat ditimbulkannya dari media yaitu kesesuaian
media dengan karakteristik siswa, tugas pembelajaran, bahan dan
transmisinya.36
c. Kelebihan Media Real Object
Kelebihan media real object/ media benda nyata yaitu:
1) Benda nyata memberi pengalaman yang sangat berharga karena langsung
dalam dunia sebenarnya.
2) Benda nyata memiliki ingatan yang tahan lama dan sulit dilupakan.
35
Hamzah B. Uno. 2005. Orentasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.hal.118
36
Arif S. Sadiman, dkk. 2002. Media Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.hal.23

17
3) Pengalaman yang nyata dapat membentuk sikap mental dan emosional yang
positif terhadap hidup dan kehidupan.
4) Benda nyata/model dapat dikumpulkan dan dicari.
Berdasarkan uraian di atas dapat dijelaskan bahwa kelebihan media
Real Object dalam penelitian ini yaitu:
1) Siswa dapat mengetahui tahapan pembuatan suatu benda secara jelas dan
runtut.
2) Dapat membantu siswa untuk mengingat dan memahami materi secara
konkret.
3) Dapat membangkitkan minat dan motivasi siswa untuk belajar, karena
bentuknya dapat dibuat secara menarik sehingga dapat membangkitkan
perhatian siswa untuk memahami suatu materi dengan baik.
4) Melatih siswa untuk belajar aktif dan mandiri sebab dengan media ini dapat
melibatkan siswa secara langsung untuk menggunakannya.
d. Kekurangan Media Real Object
Kekurangan media Real Object/ media benda nyata ialah kecilnya
kemungkinan untuk mendapatkan media benda nyata yang dapat sepenuhnya
sesuai dengan tujuan atau kebutuhan pembelajaran 37.Menurut taksonomi
Briggs media benda nyata/jadi tidak sesuai untuk menghasilkan respons, tidak
dapat digunakan dengan persyaratan waktu, tidak sesuai untuk kesederhanaan
dan ketersediaan.
Berdasarkan uraian di atas dapat dijelaskan bahwa kekurangan media
benda nyata yakni membutuhkan biaya dan waktu yang tidak sedikit dalam
pengadaannya, tidak dapat digunakan untuk siswa dalam jumlah yang besar
yakni lebih dari 30 siswa.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong
upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam
proses belajar mengajar. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-
alat yang dapat disediakan oleh sekolah, dan tidak tertutup kemungkinan
bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman.
Guru sekurang-kurangnya dapat menggunakan alat yang murah dan bersahaja
tetapi merupakan keharusan dalam upaya mencapai tujuan pengajaran yang
diharapkan. Disamping mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, guru
juga dituntut untuk dapat mengembangkan alat-alat yang tersedia, guru juga
dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan membuat media
pengajaran yang akan digunakannya apabila media tersebut belum tersedia.
Untuk itu guru harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang media
pengajaran, yang meliputi :38
1) Media sebagai alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses belajar
mengajar.
2) Fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan
3) Seluk-beluk proses belajar.
4) Hubungan antara metode mengajar dan media pendidikan
5) Nilai atau manfaat media pendidikan dalam pengajaran
37
Arif S. Sadiman, dkk. 2002. Media Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.hal.82
38
Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2005), hlm. 2

18
6) Pemilihan dan penggunaan media pendidikan
7) Berbagai jenis alat dan teknik media pendidikan
8) Media pendidikan dalam setiap mata pelajaran
9) Usaha inovasi dalam media pendidikan
b. Pemilihan Media Pembelajaran
Kehadiran media dalam proses pembelajaran memiliki arti yang cukup
penting. Karena dalam kegiatan pembelajaran ketidakjelasan bahan yang
disampaikan dapat dibantu dengan hadirnya media tersebut. Namun, perlu
diingat bahwa peran media tidak akan terlihat apabila penggunaan media
tidak sesuai dengan isi dan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.
Dengan hal tersebut maka tujuan pembelajaran harus dijadikan acuan dalam
menggunakan media pembelajaran. dengan hal itu maka dapat diketahui
bahwa media pembelajaran ialah alat bantu yang dapat dijadikan sebagai
penyalur pesan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.
1) Dasar Pemilihan Media Pembeajaran
Keberadaan media pembelajaran tidak terlepas dari konteksnya
sebagai komponen dari sistem instruksional secara keseluruhan. Berdasarkan
komponen-komponen konstruksional. inilah kriteria pemilihan media dibuat.
Adapun kriteria-kriteria pemilihan media pembelajaran, diantaranya :39
a) Karakteristik siswa
Karakteristik siswa merupakan keseluruhan pola perilaku dan
kemampuan yang ada pada setiap siswa sebagai hasil dari pembawaan dan
pengalamannya sehingga menentukan pola aktivitas dalam meraih cita-
citanya. Ada tiga hal yang berkaitan yang berkaitan dengan karakteristik
siswa, yaitu :
(1) Karakteristik atau keadaan yang berkenaan dengan kemampuan awal, yakni
kemampuan yang diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
(2) Karakteristik yang berhubungan dengan latar belakang, lingkungan hidup
dan status sosial.
(3) Karakteristik yang berkenaan dengan perbedaan-perbedaan kepribadian yang
meliputi fungsi kognitif, fungsi konatif-dinamik, fungsi afektif, fungsi
sensori-motorik, dan hal lain yang berkaitan dengan kepribadian siswa.
b) Tujuan Belajar
Dasar pertimbangan lainnya ialah merumuskan tujuan belajar. Secara
umum tujuan belajar yang diusahakan untuk mencapai pembelajaran meliputi
tiga hal, yakni untuk mendapatkan pengetahuan, penanaman konsep,
keterampilan, serta pembentukan sikap siswa. Ketiga hal tersebut digunakan
untuk mencapai hasil pembelajaran yang diharapkan. Relevan dengan hal ini
hasil belajar tersebut meliputi:
(1) Hal ikhwal keilmuwan dan pengetahuan, konsep atau kognitif ( kognitif).
(2) Hal ikhwal personal, kepribadian atau sikap (afektif).
(3) Hal ikhwal kelakuan, keterampilan, atau penampilan (posikomotorik).
c) Sifat Bahan Ajar
Isi pelajaran atau bahan ajar memiliki keragaman dari sisi tugas yang
ingin dilakukan siswa. Tugas-tugas tersebut biasanya mnenuntut adanya
39
Indah Komsiyah, Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Teras, 2012), hal. 76

19
aktivitas dari siswa itu sendiri. Banyak jenis aktivitas yang biasa dilakukan
siswa di sekolah. Isi bahan ajar tidak cukuphanya menuntut aktivitas siswa itu
sendiri seperti mendengarkan dan mencatat. Menurut diedich aktivitas siswa
dalam belajar disekolah terdapat 177 jenis. Namun dengan jumlah yang
banyak tersebut kemudian dikelompokkan menjadi delapan, yaitu :
(1) Visual Aktivities, misalnya membaca, memperhatikan gambar,
memperhatikan demonstrasi, percobaan.
(2) Ioral Activities, misalnya bertanya, memberi saran, berpendapat, wawancara,
dan sebagainya.
(3) Listening Activities, misalnya mendengarkan uraian, percakapan, diskusi,
musik, pidato atau ceramah.
(4) Writing Activities, misalnya mencatat poin-poin penting, menulis karangan
cerita, menyusun angket, menyalin teks.
(5) Drawing Activities, misalnya menggambar, membuat grafik, membuat peta,
membuat diagram.
(6) Motor Activities, misalnya melakukan percobaan, membuat konstruksi,
bermain, berkebun.
(7) Mental Activities, misalnya menanggapi, mengingat, memecahkan soal,
menganalisis.
(8) Emosional Activities, misalnya menaruh minat pada suatu hal, merasa bosan,
bersemangat, berani, tenang, gugup.
Klasifikasi aktivitas sebagai wujud dari implementasi bahan ajar yang
menunjukkan bahwa aktivitas disekolah cukup kompleks dan bervariasi.
Apabila berbagai macam kegiatan tersebut didukung dengan media
pembelajaran yang tepat, tentunya lingkungan belajar akan lebih dinamis,
tidak membosankan, dan benar-benar menjadi pusat aktivitas belajar yang
maksimal dan bahkan akan memperlancar peranannya sebagai pusat
transformasi.
d) Pengadaan Media
Menurut Arief S. Sadiman dilihat dari pengadaannya media dibagi
menjadi dua macam. Pertama, media jadialah media yang sudah menjadi
komoditi perdagangan. Kelebihan dari penggunaan media ini ialah hemat
waktu, hemat tenaga, dan hemat biaya bila dilihat dari kestabilan materi dan
penggunaannya, namun kecil kemungkinan untuk dapat sesuai dengan tujuan
pembelajaran. Karena tujuan pembuatan media tersebut tidak khusus untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang spesifik namun lebih ke kelompok
sasaran yang umum. Kedua, media rancangan yaitu media yang dirancancang
secara khusus untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran. oleh karena itu
media pembelajaran ini besar kemungkinan sesuai dengan tujuan
pembelajaran. aspek lain yang menjadipertimbangan dalam memilih media
pembelajaran yaitu, kemampuan biaya, ketersediaan waktu, tenaga, fasilitas,
dan peralatan pendukung lainnya.
e) Manfaat Media dalam Pembelajaran
Pemakaian media pembelajaran dalam prose belajar mengajar dapat
membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi
dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh pesikologi

20
terhadap siswa. Secara umum manfaat media dalam proses pembelajaran
ialah memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga
pembelajaran akan lebih efektif dan efisien. Adapun manfaat media
pembelajaran, yaitu:40
(1) Media pembelajaan dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi,
sehingga dapat memperlancar proses dan meningkatkan hasil belajar.
(2) Media pembelajaran dapat meningkatkan dan menarik perhatian siswa,
sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi langsung antara
siswa dengan lingkungan, dan memungkinkan siswa untuk belajar mandiri
sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
(3) Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu.
(4) Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa
tentang peristiwa dilingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya
interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkunagannya.
(5) Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik.
2) Langkah Penggunaan Media Real Object
Adapun langkah-langkah penggunaan media realita, yaitu :
(a) Menyediakan benda-benda nyata yang berhubungan dengan materi (bahan
ajar) agar dapat dimanfaatkan dikelas secara optimal.
(b) Menggunakan benda nyata dalam proses pembelajaran dikelas sehingga
siswa akan mendapat pengalaman secara langsung dari benda tersebut.
(c) Mengajak siswa untuk mengamati benda secara langsung. Kemudian
berdiskusi mengenai materi yang diajarkan secara bersama-sama.
(d) Setelah mengamati dan berdiskusi serta penjelasan dari guru siswa dapat
menyimpulkan materi yang telah diajarkan.
Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa media Real Object
merupakan semua benda nyata yang berada didalam kelas. Namun tidak dapat
digunakan untuk kegiatan observasi pada ligkungannya.
4.Pembelajaran IPA Kelas IV
Ilmu Pengetahuan Alam atau yang sering disebut dengan
pembelajaran sains dan disingkat menjadi IPA. IPA merupakan salahsatu
mata pelajaran pokok dalam kurikulum pendidikan di Indonesia, termasuk
pada jenjang sekolah dasar. IPA atau sains merupakan usaha manusia dalam
memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta
menggunakan prosedur dan dijelaskan dengan penalaran yang kemudian
menghasilkan kesimpulan. Pembelajaran IPA dapat didefinisikan sebagai
ilmu tentang alam yang dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian yaitu: IPA
sebagai produk, IPA sebagai proses, dan IPA sebagai sikap. Sikap dalam
pembelajaran IPA yang dimaksud merupakan sikap ilmiah. Jadi, dengan
pembelajaran IPA di sekolah dasar diharapkann dapat menumbuhkan sikap
ilmiah seperti seorang ilmuwan, yaitu : sikap ingin tahu, percaya diri, jujur,
tidak tergesa-gesa, dan objektif terhadap fakta.41Sikap ilmiah itu
40
Isran Rasyid dan rohani, “Manfaat Media dalam Pembelajaran”, Axiom FTIK UIN
SU Medan, Vol. VII, No. 1, 2018, hal. 94-95
41
Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar, (Jakarta:
Prenamedia Group, 2019), hal. 178-179

21
dikembangkan melalui kegiatan-kegiatan siswa pada pembelajaran IPA pada
saat melakukan diskusi, percobaan, simulasi, dan kegiatan proyek dilapangan.
Pengembangan sikap ilmiah di sekolah dasar memiliki kesesuaian dengan
tingkat perkembangan kognitifnya.
1. Karakteristik Pembelajaran IPA
Pembelajaran IPA menekankan pada pengalaman langsung untuk
mengembangkan kompetensi agar peserta didik mampu memahami alam
sekitarmelalui proses “mencari tahu” dan “berbuat”, hal ini akan membantu
peserta didikuntuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam. IPA
memiliki empat unsur utama, yaitu sikap, dimana IPA memunculkan rasa
ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan
sebab akibat. Persoalan IPA dapat dipecahkan dengan menggunakan prosedur
yang bersifat open ended; proses, dimana proses pemecahan masalah pada
IPA memungkinkan adanya prosedur yang runtut dansistematis melalui
metode ilmiah. Metode ilmiah meliputi penyusunan hipotesis, perancangan
eksperimen atau percobaan, evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan;
produk, dimana IPA menghasilkan produk berupa fakta, prinsip, teori, dan
hukum; dan aplikasi dimana penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam
kehidupan sehari-hari.
Aliran progresivisme menyatakan bahwa pembelajaran seharusnya
berlangsung secara alami, tidak artificial. Pembelajaran di sekolah tidak
seperti keadaan dalam dunia nyata sehingga tidak memberikan makna kepada
kebanyakan siswa. Pembelajaran terpadu juga dikembangkan menurut paham
konstruktivisme yang menyatakan bahwa pengetahuan dibentuk sendiri oleh
individu dan pengalaman merupakan kunci utama dari belajar bermakna.
Belajar bermakna tidak akan terwujud hanya dengan mendengarkan ceramah
atau membaca buku tentang pengalaman orang lain. Mengalami sendiri
merupakan kunci untuk kebermaknaan, Prinsip utama yang dikembangkan
dalam pemelajaran terpadu adalah pembelajaran harus disesuaikan dengan
perkembangan usia dan individu yang meliputi perkembangan kognisi, emosi,
minat, dan akat. Siswa kelas IV MI Nurul Islam Jatiroto yang berusia rata-
rata 9 sampai 12 tahun (tahap operasi normal) sesuai perkembangan kognitif
Piaget, telah memiliki kemampuan pemikiran abstrak sehingga dapat
dirancang pembelajaran yang memberikan siswa memecahkan masalah
melalui kegiatan eksperimentasi.
2. Ciri-Ciri Pembelajaran Ipa
Ciri-ciri pembelajaran IPA yang efektif di SD :
a. Berpijak pada prinsip konstruktivisme. Dalam proses pembelajaran siswa
sendiri yang membangun makna/pemahaman terhadap informasi dan/atau
pengalaman.
b. Berpusat pada siswa. Pembelajaran perlu menempatkan siswa sebagai subyek
belajar. Artinya pembelajaran memperhatikan bakat, minat, kemampuan, cara
dan strategi belajar, motivasi belajar, dan latar belakang sosial siswa.
c. Belajar dengan mengalami. Dalam permbelajaran diperlukan pengalaman
nyata dalam kehidupan sehari-hari terkait dengan penerapan konsep, kaidah

22
dan prinsip ilmu yang dipelajari. Karena itu, semua siswa diharapkan
memperoleh pengalaman langsung.
d. Mengembangkan keterampilan sosial, kognitif, dan emosional. Siswa dalam
membangun pemahaman akan lebih mudah melalui interaksi dengan
lingkungan sosialnya. Interaksi dapat dikembangkan melalui belajar
kelompok. Pembelajaran perlu mendorong siswa untuk mengkomunikasikan
gagasan hasil kreasi dan temuannya kepada siswa lain, guru atau pihak-pihak
lain. Dengan demikian, pembelajaran memungkinkan siswa bersosialisasi
dengan menghargai perbedaan dan berlatih untuk bekerjasama. Artinya,
pembelajaran  perlu mendorong siswa untuk mengembangkan empatinya
sehingga dapat terjalin saling pengertian dengan menyelaraskan pengetahuan
dan tindakannya.
e. Mengembangkan keingintahuan, imajinasi, dan fitrah ber-Tuhan.
Pembelajaran perlu mempertimbangkan rasa ingin tahu, imajinasi, dan fitrah
ber-Tuhan agar setiap sesi kegiatan pembelajaran menjadi wahana untuk
memberdayakan ketiga jenis potensi ini.
f. Belajar seumur hidup. Siswa memerlukan kemampuan belajar seumur hidup
untuk bisa bertahan dan berhasil dalam menghadapi setiap masalah dalam
menjalani proses kehidupan sehari-hari. Sehingga, pembelajaran perlu
membekali siswa dengan keterampilan belajar, yang meliputi pengembangan
rasa percaya diri, keingintahuan, kemampuan memahami orang lain,
kemampuan berkomunikasi dan bekerjasama supaya mendorong dirinya
untuk senantiasa belajar, baik secara formal di sekolah maupun secara
informal di luar kelas. Perpaduan kemandirian dan kerjasama. Siswa perlu
berkompetisi, bekerjasama, dan mengembangkan solidaritasnya.
Pembelajaran perlu memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengembangkan semangat berkompetisi sehat untuk memperoleh
penghargaan, bekerjasama, dan solidaritas. Pembelajaran perlu menyediakan
tugas-tugas yang memungkinkan siswa bekerja secara mandiri.

23
BAB III
METODE PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini yaitu menggunakan
pendekatan penelitian kualitatif. Dimana pendekatan penelitian kualitatif
sering disebut dengan metode penelitian yang naturalistik karena
penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting).
Penelitian ini dilakukan pada objek yang alamiah. Objek alamiah adalah
objek yang berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti dan
kehadiran peneliti tidak mempengaruhi objek tersebut. Instrumen pada
metode ini adalah human instrumen atau orang, yaitu peneliti itu sendiri.
Untuk dapat menjadi instrumen seorang peneliti harus memiliki bekal teori
dan wawasan yang luas, sehingga mampu bertanya, menganalisis, memotret,
dan mengkronstruksi situasi sosial yang diteliti menjadi lebih jelas dan
bermakna.42
Pendekatan penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif
adalah penelitian yang digunakan untuk menggambarkan fenomena dan
peristiwa yang terjadi saat ini, baik tentang fenomena sebagaimana adanya
maupun analisis hubungan antara berbagai variable dalam suatu
fenomena.43Suatu penelitian deskriptif dimaksudkan untuk memberikan data
yang seteliti mungkin tentang manusia, keadaan atau gejala-gejala lainnya.44
Penelitian deskriptif kualitatif menurut Best, seperti yang dikutip
Sukardi adalah metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan
menginterpretasikan objek sesuai dengan apa adanya. Metode penelitian
kualitatif ini digunakan karena beberapa pertimbangan diantaranya yaitu
metode kualitatif lebih bisa dan mudah menyesuaikan apabila berhadapan
dengan kenyataan ganda, metode ini menyajikan hakekat hubungan antara
peneliti dengan responden secara langsung. Metode ini juga lebih peka
sehingga dapat menyesuaikan diri dan banyak penajaman yang berpengaruh
terhadap pola-pola nilai yang dihadapi peneliti. Penelitian diarahkan untuk
mendapatkan fakta-fakta yang berhubungan dengan minat belajar siswa pada
mata pelajaran IPA di MI Nurul Islam Jatiroto.
2. Jenis Penelitian
Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengkaji, menganalisis, dan
mendeskripsikan data dan fakta sehingga diperoleh gambaran usaha guru
dalam meningkatkan minat belajar siswa melalui real object pada mata
pelajaran IPA. Dalam penelitian ini kelas IV MI Nurul Islam Jatiroto Jenis
penelitian studi kasus merupakan jenis penelitian yang diperoleh untuk
memperoleh gambaran yang rinci mengenai aspek-aspek psikologi seorang
42
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2017), cet. Ke-XXVI, hal. 244
43
Arifin, Zainal. Penelitian Pendidikan.(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), hal. 41
44
Tanzeh, Ahmad. Metodologi Penelitian Praktis.(Yogyakarta: TERAS, 2011), hal. 4

24
siswa. Penelitian ini memusatkan diri sebagai intensif pada satu objek tertentu
yang mempelajarinya sebagai suatu kasus. Fenomena yang menjadi kasus
dalam penelitian ini adalah upaya guru dalam meningkatkan minat belajar
siswa melalui media gambar dan realita. Penelitian ini bertujuan untuk
melihat usaha yang dilakukan guru dalam meningkatkan minat belajar siswa
pada mata pelajaran IPA dikelas IV, berfokus pada penggunaan media Real
Object.
B. Kehadiran Peneliti
Peneliti sebagai insrumen melakukan observasi, wawancara,
menganalisis dokumen-dokumen dan catatan-catatan yang ada di
lapangan.Peneliti juga bertindak sebagai instrumen untuk mendukung
pengumpulan data. Instrumen yang lainnya, yaitu buku catatan, camera,
menggunakan jenis penelitian yaitu studi kasus yang dilaksanakan di MI
Nurul Islam Jatiroto. Kehadiran peneliti di lapangan merupakan salah satu
langkah yang harus dilakukan secara berhati-hati karena akan menentukan
proses pencarian dan penemuan data secara alamiah yang sesuai dengan jenis
penelitian ini yaitu penelitian kualitatif. Untuk memperoleh data sebanyak
mungkin, detail dan juga orinisil maka selama penelitian dilapangan, peneliti
sendiri atau dengan bantuan orang lain merupakan alat atau instrumen
sekaligus pengumpul data utama.
C. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang dijadikan objek kajian dalam penyusunan
Penelitian ini adalah di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam Jatiroto. Madrasah
Ibtidaiyah Nurul Islam ini berada di tengah permukiman desa. waktu
pelaksanaan penelitiannya adalah pada tahun akademik 2022/2023, tepatnya
pada semester ganjil.
Pemilihan lokasi ini dilakukan dengan berbagai pertimbangan yaitu
karena lokasi yang mudah dijangkau dan juga belum pernahnya sekolah ini
dijadikan tempat penelitian dengan kasus yang sama sehingga menjadikan
sedikit kemudahan dalam mencari data dan informasi dalam penelitian ini.
Selain itu, juga tersedianya data mengenai upaya meningkatkan minat belajar
peserta didik di MI Nurul Islam Jatiroto yang dilakukan dengan
menggunakan media Real Object, tujuan agar menjadikan pembelajaran lebih
menyenangkan, siswa tidak merasa bosan, siswa menjadi aktif serta
menghilangkan anggapan peserta didik bahwa materi IPA itu materi yang
sulit.
D. Sumber Data
Sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan
tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan yang
lainnya. Kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau diwawancarai
merupakan sumber data utama Dalam penelitian kualitatif, subjek
penelitiannya tidak ditentukan terlebih dahulu, baik jumlah maupun
subjeknya dengan pertimbangan bahwa konteks lebih penting daripada
jumlah. Sehingga pada penelitian kualitatif, sampel merupakan sumber yang
betul-betul dapat memberikan informasi. Sampel dapat berupa hal, peristiwa,
manusia, atau situasi dengan tujuan penelitian. Miles dan Huberman

25
menyarankan agar dalam penarikan sampel perlu ditetapkan parameter-
parameter latar, perilaku, peristiwa, dan proses.45
Sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana data dapat
diperoleh. Apabila peneliti menggunakan kuesioner atau wawancara dalam
pengumpulan datanya, maka sumber data disebut responden, yaitu orang yang
merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti, baik ertanyaan
tertulis maupun lisan. Apabila peneliti menggunakan tehnik observasi maka
sumber datanya bisa berupa benda, gerak, dan proses. Apabila peneliti
menggunakan dokumentasi, maka dokumentasi atau catatan menjadi sumber
data. Sedangkan catatan sebagai sukjek penelitian.Pada bagian ini, peneliti
juga membahas jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu :
1. Kata-kata dan Tindakan
Pencatatan sumber data utama melalui wawancara atau pengamatan
berperan serta merupakan hasil usaha gabungan dari kegiatan melihat,
mendengar, dan bertanya. Penelitian ini diperoleh dari wawancara dengan
guru mengenai minat belajar siswa pada pembelajaran siswa IPA dikelas IV
dengan menggunakan media Real Object. Serta wawancara dengan beberapa
siswa tentang minat, rasa, perhatian mereka dalam mengikuti pelajaran IPA.
Peneliti juga melakukan pengamatan mengenai proses mengajar IPA dikelas
IV dengan menggunakan media gambar dan realita serta pengamatan
perubahan aktivitas siswa.
2. Dokumen
Dokumen sebagai sumber data dimanfaatkan untuk menguji,
menafsirkan, bahkan untuk meramalkan.Untuk mendukung penelitian,
peneliti menggunakan beberapa dokumen seperti Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), data nilai siswa, dan media.
E. Tehnik Pengumpulan Data
Data merupakan unit informasi yang direkam media yang dapat
dibedakan dengan data lainnya, dapat dianalisis dan relevan dengan problem
tertentu.46Pengumpulan data merupakan suatu proses pengadaan data untuk
keperluan penelitian. Peneliti tidak akan menghasilkan temuan jika tidak
memperoleh data. Data merupakan hal yang sangat penting bagi sebuah
penelitian sehingga data yang diperoleh benar-benar sesuai dengan judul yang
ditentukan. Tehnik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk
memperoleh data yang sesuai dengan tujuan penelitian yaitu :
1. Observasi (Pengamatan)
Observasi atau pengamatan merupakan bagian terpenting yang harus
dilakukan oleh peneliti. Dengan observasi peneliti akan melihat dan
merasakan secara langsung keadaan subjek dan objek penelitiannya. Menurut
Arikunto, seperti yang dikutip Ahmad Tanzeh yaitu, Observasi adalah
kegiatan pemuatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan
seluruh alat indra. Tehnik pelaksanaan observasi ini dapat dilakukan secara
langsung yaitu pengamat berada langsung bersama objek yang diselidiki dan
tidak langsung yakni pengamatan yang dilakukan tidak pada saat
45
Arifin, Zainal.Penelitian Pendidikan, hal. 166
46
Ahmad Tanzeh, Metodologi Penelitian Praktis. hal. 79

26
berlangsungnya suatu peristiwa yang diselidiki.Dengan komunikasi dan
interaksi, peneliti akan mendapatkan kesempatan untuk mengetahui aktivitas
yang terjadi disana. Dengan melibatkan diri sebagai aktivitas subjek, sehingga
tidak dianggap orang asing, melainkan sudah merupakan bagian dari setiap
proses pembelajaran yang berlangsung.
Dengan metode observasi atau pengamatan ini peneliti dapat
mengetahui proses penggunaan media gambar dan media realita pada
pembelajaran IPA secara langsung. Tehnik yang digunakan peneliti yaitu
observasi partisipasi pasif. Dimana peneliti akan datang langsung ditempat
kegiatan orang yang diamati, namun tidak ikut terlibat dalam kegiatan
tersebut.47 Pada tehnik ini peneliti akan datang dikelas IV untuk melihat
secara langsung peristiwa atau aktvitas yang terjadi ketika pembelajaran IPA,
mencatat hal-hal yang diperlukan serta mengambil dokumentasi dari tempat
atau lokasi penelitian yang terkait dengan penggunaan media gambar dan
realita untuk meningkatkan minat belajar siswa.
2. Wawancara Mendalam
Wawancara merupakan percakapan dengan maksud tertentu.
Percakapan dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan
pertanyaan dan terwawancara yang memberikan atas pertanyaan itu. Menurut
Sugiyono, seperti yang dikutip oleh Andi Prastowo, mengatakan Wawancara
adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya
jawab sehingga dapat dikonstruksikan makna topik dalam suatu topik
tertentu. Sesuatu yang amat berbeda dengan tehnik wawancar lainnya, yakni
wawancara mendalam dilakukan berkali-kali dan membutuhkan waktu yang
lama bersama informasi yang ada dilokasi.48
Disini peneliti berperan aktif untuk bertanya dan memancing
pembicaraan menuju masalah tertentu kepada informan, agar memperoleh
jawaban dari permasalahan yang ada, sehingga diperoleh data penelitian.
Pada tehnik wawancara ini penelii menggunakan jenis wawancara tak
berstruktur, yaitu wawancara yang dilakukan secara bebas. Dimana pada
wawancara ini peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang
tersusun secara sistematis dan lengkap. Namun, pedoman yang digunakan
ialah berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.
Pada tehnik wawancara ini peneliti akan mewawancarai 2 guru kelas
dikelas IV dan beberapa siswa dikelas IV yang dipilih secara Non-Probability
Sampling dengan tehnik Purposive Sampling yaitu pengambilan sampel
sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pengambilan sampel dilakukan
saat peneliti memasuki lapangan dan selama penelitian berlangsung.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan proses mengumpulkan data dengan melihat
atau mencatat suatu laporan yang sudah tersedia. Metode ini dilakukan
dengan melihat dokumen-dokumen resmi seperti monografi, catatan-catatan,
serta buku-buku yang telah ada.49 Dokumen bisa berupa gambar, tulisan, atau
47
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D hal. 227
48
Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif, hal. 212
49
Ahmad Tanzeh, Metodologi Penelitian Praktis, hal. 92

27
karya-karya monumental dari seseorang. Tehnik dokumentasi ini digunakan
untuk memperoleh data-data yang berkaitan dengan upaya guru dalam
meningkatkan minat belajar siswa melalui media gambar dan realita dalam
proses pembelajaran IPA dikelas IV. Seperti, RPP yang digunakan guru pada
saat pembelajaran, nilai siswa kelas IV, serta media yang digunakan guru.
Setiap tehnik memiliki kelebihan dan kelemahan. Dalam penelitian ini
peneliti menggunakan tiga tehnik penelitian, yaitu observasi, wawancara
mendalam, dan dokumentasi. Dengan menggunakan ketiga tehnik tersebut
supaya data yang diperoleh dapat saling melengkapi antara yang satu dengan
yang lainnya. Hal ini bertujuan agar data yang diperoleh menghasilkan
temuan yang valid dan reliabel.
F. Analisis Data
Menurut Bogdan sebagaimana yang dikutip sugiono mengatakan
bahwa : Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis
data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan
lainnya, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat
diinformasikan kepada orang lain.50Data yang terkumpul pada penelitian ini
adalah data kualitatif. Komponen dalam analisis data (interactive Model)
1. Reduksi Data
Reduksi data adalah merangkum, memilah-milah dan memfokuskan
pada hal-hal yang penting. Pada tahap ini peneliti memilah-milah dan
memfokuskan data-data penting mengenai alasan guru menggunakan media
gambar dan realita, proses penggunaan media gambar dan realita, serta
implikasi penggunaan media gambar dan realita terhadap minat belajar siswa.
2. Penyajian Data
Data yang sudah terkumpul dan setelah dianalisis, selanjutnya pada
tahap ini peneliti mengkategorikan data mengenai alasan guru menggunakan
media gambar dan realita, langkah penggunaan media gambar dan realita,
serta implikasi penggunaan media gambar dan realita terhadap minat belajar
siswa pada mata pelajaran IPA. Selain mengkategorikan peneliti juga
menjabarkan dalam bentuk uraian singkat.
3. Verifikasi Data / Penarikan Kesimpulan
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan
Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal
yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak
ditemukan bukti-bukti yang kuat yang dapat mendukung pada tahap
pengumpulan data berikutnya. Namun, apabila kesimpulan yang
dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan
konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka
kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

50
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, hal. 244

28
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Paparan Data
Hasil penelitian ini merupakan penyajian data penelitian yang
diperoleh dilapangan, berdasarkan wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Dalam bab ini di paparkan mengenai paparan data, temuan penelitian, dan
analisis data. Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi yang
telah peneliti lakukan di MI Nurul Islam Jatiroto, peneliti akan memaparkan
beberapa temuan penelitian sebagaimana urutan dari urutan dari rumusan
masalah, sebagai berikut :
1. Alasan Guru Menggunakan Media Real Object Dalam Meningkatkan Minat
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA di MI Nurul Islam Jatiroto
Upaya dalam meningkatkan minat belajar siswa, banyak usaha yang
dapat dilakukan oleh guru, baik itu guru mata pelajaran maupun guru kelas.
Media pembelajaran merupakan alat bantu yag digunakan guru dan siswa
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Kehadiran media dalam proses
pembelajaran memiliki arti yang cukup peting. Karena dalam kegiatan
pembelajaran ketidakjelasan materi dapat dibantu dengan hadirnya media
tersebut. Namun, perlu diingat bahwa peran media tidak akan terlihat apabila
penggunaan media tidak sesuai dengan isi dan tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan. Dengan hal tersebut maka tujuan pembelajaran harus dijadikan
acuan dalam menggunakan media pembelajaran.
a. Memperjelas pokok bahasan
Penggunaan media dapat memperjelas pokok bahasan atau materi
yang disampaikan oleh guru. Media yang digunakan bisa memperjelas
pembelajaran, karena gambar yang digunakan berbeda dengan di LKS. Kalau
diLKS itu tidak ada warnanya dan juga tidak jelas Jadi, dengan guru
membawa media itu menjadi lebih jelas.
b. Menarik perhatian siswa
Penggunaan media dapat menarik perhatian siswa dalam mengikuti
pembelajaran Pada kegiatan pembelajaran, untuk memancing perhatian siswa
guru menggunakan gambar yang menarik baik dari gambar objeknya maupun
warnanya. Dengan menggunakan alat bantu tersebut dalam proses
pembelajaran siswa menjadi memperhatikan pelajaran karena rasa inin
tahunya terhadap media yang digunakan oleh guru.
c. Konkret atau nyata
Penggunaan media yang bersifat konkret atau nyata. Media yang
digunakan itu nyata atau bisa dipegang dan juga digunakan. Media yang
digunakan pada pmbelajaran IPA yaitu biji jagung, kapas, kertas, benang, dan
tali.
d. Berinteraksi langsung
Penggunaan media akan memunculkan pengalaman baru pada siswa
yang ikut terlibat dalam penggunaan media, dengan menggunakan media
nyata ini siswa akan mendapatkan pengalaman secara langsung.

29
2. Proses penggunaan media Real Object dalam meningkatkan minat belajar
siswa pada mata pelajaran IPA di MI Nurul Islam Jatiroto
Penggunaan media pembelajaran bukan berarti guru mengganti cara
mengajar yang baik, melainkan untuk membantu guru dalam menyampaikan
materi kepada siswa dan juga membantu siswa untuk memahami materi yang
disampaikan oleh guru. Sehingga tercapai tujuan pembelajaran. Pada
penelitian ini ditemukan bahwa proses atau langkah penggunaan media Real
Object bebeda. Adapun langkah penggunaan media Real Object yaitu :
a. Alat-Alat Yang Nyata
1) Guru mempersiapkan media yang akan digunakan.
2) Guru bertanya mengenai materi yang akan dipelajari.
3) Siswa diminta untuk mengamati gambar, dan mengutarakan pendapat
mengenai gambar tersebut.
4) Guru mengapresiasi jawaban siswa.
Beberapa penjelasan diatas merupakan paparan hasil wawancara
kepada guru kelas IV yang diperoleh langsung dari lapangan mengenai proses
atau langkah penggunaaan media gambar pada pembelajaran IPA. Uraian
diatas juga didukung dengan hasil observasi yang peneliti lakukan pada
pembelajaran IPA dikelas IV dengan materi di LKS.
b. Media Real Object
Langkah penggunaan media Real Object.
1) Mempersiapkan media nyata yang akan digunakan.
2) Siswa mendengarkan materi yang dijelaskan guru.
3) menunjukkan media yang dibawa.
4) mengaitkan matri dengan media.
5) menjelaskan penggunaan media.
6) Siswa diminta untuk mempraktikkan media sesuai dngan penjelasan
7) memberikan tugas untuk mengetahui pemahaman siswa.
B. Temuan Penelitian
Peneliti menggunakan media Real Object yang digunakan guru dalam
meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran IPA di MI Nurul Islam
Jatiroto
a. Penggunaan media Real Object dalam meningkatkan minat belajar siswa pada
mata pelajaran IPA karena media gambar dapat mempejelas pokok bahasan.
Dengan penggunaan media Real Object ini dapat mencegah dan
mengantisipasi adanya kesalahpahaman teori pada siswa.
b. Penggunaan media Real Object dalam meningkatkan minat belajar siswa pada
mata pelajaran IPA karena media Real Object dapat menarik perhatian siswa.
Dalam meningkatkan minat belajar siswa dengan penggunaan media objek
yang menarik.
c. Penggunaan media Real Object dalam meningkatkan minat belajar siswa pada
mata pelajaran IPA karena bersifat nyata atau konkret. Media yang bersifat
nyata akan memberikan informasi yang jelas dan akurat, sehingga materi
yang disampaikan kepada siswa dapat tersampaikan dengan jelas dan akurat.
d. Penggunaan media Real Object dalam meningkatkan minat belajar siswa

30
pada mata pelajaran IPA karena siswa dapat berinteraksi langsung dengan
media yang digunakan. Hal tersebut karena media Real Object merupakan
benda asli yang dapat dilihat, direba, dipegang, ataupun dioperasikan.
C. PAPARAN HASIL PENELITIAN
1. Siklus 1
A. Perencanaan
Tahap perencanaan dalam siklus 1 dimulai dengan mempersiapkan
untuk pelaksanaan pembelajaran, yaitu meliputi :
a. Memilih materi yang ada di buku LKS siswa
b. Pembuatan RPP dengan menggunakan media Real Object
c. Pembuatan instrument yang akan digunakan dalam siklus penelitian
B. Pelaksanaan Tindakan
Pada siklus 1 dilasanakan pada hari selasa selama 2x30 menit :
a. Kegiatan Awal
Kegiatan ini di awali denagan salam, kemudian berdoa Bersama,
dan dilanjutkan dengan mengabsen siswa. Kemudian bertanya pada siswa
berkaitan mata pelajaran yangb akan dipelajari.
b. Kegiatan Inti
Kegiatan ini guru menjelasakan tentang apa yang akan dilakukan oleh
siswa terkait materi yang akan diperaktekkan dengan menerapkan media Real
Object yang mana setiap siswa dibentuk dalam sebuah kelompok. Selanjutkan
praktek di mulai dan terlaksanakan
c. Kegiatan Penutup
Kegiatan penutup yang dilakukan guru adalah Bersama siswa untuk
membersihkan peralatan yang telah di pgunakan, dan akan dilanjutkan pada
siklus 2 Setelah itu siswa berdoa dengan di pimpin ketua kelas. Dari hasil
observasi pembelajaran pada siklus 1 sebagai berikut:
1. Beberapa siswa sangat aktif namun sering mengeluh
2. ada beberapa siswa yang hanya bbermain-main sendiri.
Tahap dalam siklus II ini tidak jauh beda dengan siklus I, bedanya
guru hanya meminta siswa untuk menganalisi hasil praktek dalam
pelaksanaan siklus II, lalu memberikan apresiasi kepada siswa yang telah
melaksanakan kegiatan selama pembelajaran.
Dari hasil pelaksanaan siklus II dengan menggunakan media Real
Object , aktivitas siswa telah di amati dengan menggunakan pengawasan
keoada siswa dan hasil observasi, siswa sangat aktif dan senang dengan apa
yang mereka lakukan dalam pembelajaran yang menggunakan media Real
Object.

31
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Upaya dalam meningkatkan minat belajar siswa, banyak usaha yang
dapat dilakukan oleh guru, baik itu guru mata pelajaran maupun guru kelas.
Media pembelajaran merupakan alat bantu yang digunakan guru dan siswa
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Kehadiran media dalam proses
pembelajaran memiliki arti yang cukup peting. Karena dalam kegiatan
pembelajaran ketidakjelasan materi dapat dibantu dengan hadirnya media
tersebut. Namun, perlu diingat bahwa peran media tidak akan terlihat apabila
penggunaan media tidak sesuai dengan isi dan tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan. Dengan hal tersebut maka tujuan pembelajaran harus dijadikan
acuan dalam menggunakan media pembelajaran
Penggunaan media Real Object dalam meningkatkan minat belajar
siswa pada mata pelajaran IPA karena siswa dapat berinteraksi langsung
dengan media yang digunakan. Hal tersebut karena media Real Object
merupakan benda asli yang dapat dilihat, direba, dipegang, ataupun
dioperasikan. Penggunaan media dapat menarik perhatian siswa dalam
mengikuti pembelajaran Pada kegiatan pembelajaran, untuk memancing
perhatian siswa guru menggunakan gambar yang menarik baik dari gambar
objeknya maupun warnanya. Dengan menggunakan alat bantu tersebut dalam
proses pembelajaran siswa menjadi memperhatikan pelajaran karena rasa inin
tahunya terhadap media yang digunakan oleh guru.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian Tindakan kelas peneliti memberikan saran
sebagai berikut:
1. Guru harus meningkatkan minat belajar siswa, maka guru diharapkan
megunakan media Real Object, karena dengan menggunakan media Real
Object siswa dapat lebih mudah memahami pembelajaran, serta menjadikan
siswa lebih aktif dan bersemangat.
2. Sekolah harus memberikan motivasi kepada guru agar lebih kreatif dalam
menerapkan pembelajaran.

32
DAFTAR PUSTAKA
The Liang Gie. Cara Belajar yang Efisien, ( Yogyakarta : Liberty, 1995 ).
S.C Utami Munandar, Mengembangkan Bakat Kreativitas Anak Sekolah :
Petunjuk bagi Para Guru dan Orang Tua, ( Jakarta : Gramedia
Widiasarana Indonesia, 1985).

Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, ( Bandung : CV PUSTAKA SETIA, 2011 ).

Sudarwan Danim, Media Komunikasi Pendidikan, ( Jakarta : Bumi Aksara,


2013 ).

Nana Sudjana dan Ahmad Rivai. Media Pengajaran. (2002).

Abdul Rahman dan Muhib, Psikologi Suatu Pengantar dalam Pespektif Islam,
(Jakarta: Kencana, 2004).

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011).

Ahmadi, Psikologi Umum, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009).

Djaali, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008).

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya, (Jakarta:Rineka


Cipta, 2003)

Abdul Rahman dan Muhib, Psikologi Suatu Pengantar dalam Pespektif Islam...

Rohmalina Wahab, Psikologi Belajar. (Jakarta: Rajawali Pres, 2016).

Nyoman Parwati, dkk., Belajar dan Pembelajaran, (Depok: Rajawali Pres, 2018).

Indah komsiyah, Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Teras, 2012).


Rohmalina wahab, psikologi Belajar

Thobroni dan Arif, Belajar dan Pembelajaran: Pengembangan Wacana dan


Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan Nasional, (Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media, 2013).

Erlando Doni Sirait, “Pengaruh Minat Belajar Terhadap Prestasi Belajar


Matematika”, Jurnal Formatif 6(1):35-43, ISSN: 2088-351X, 2016.

Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003).

33
Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002).
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010).

Senang (Def. 1) (n.d). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online.
Diakses melalui https://kbbi.web.id/konkret , 24 Desember 2019

Keterlibatan (Def. 1) (n.d). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)


Online. Diakses melalui https://kbbi.web.id/konkret , 24 Desember 2019

Roestiyah Nk, Masalah Pengajaran Suatu Sistem, (Jakarta: Bina Aksara, 1982).

Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Bina


Aksara, 1987).

Zakiyah Darajat, Kepribadian Guru, (Jakarta: Bulan Bintang, 1980).

S. Nasution, Didaktik ASas-Asas Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara,1995).

Ronald.H. Anderson 2001. Pemilihan dan Pengembangan Media untuk


Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Nana Sudjana dan Ahmad Rivai. 2002. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.

Hamzah B. Uno. 2005. Orentasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta:


PT. Bumi Aksara.

Arif S. Sadiman, dkk. 2002. Media Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.

Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2005).

Indah Komsiyah, Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Teras, 2012).

Isran Rasyid dan rohani, “Manfaat Media dalam Pembelajaran”, Axiom FTIK
UIN SU Medan, Vol. VII, No. 1, 2018.

Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar, (Jakarta:


Prenamedia Group, 2019).

Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung:


Alfabeta, 2017), cet. Ke-XXVI.

34
Arifin, Zainal. Penelitian Pendidikan.(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012).
Tanzeh, Ahmad. Metodologi Penelitian Praktis.(Yogyakarta: TERAS, 2011).

Arifin, Zainal.Penelitian Pendidikan.

Ahmad Tanzeh, Metodologi Penelitian Praktis.

Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.

Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif.

Ahmad Tanzeh, Metodologi Penelitian Praktis.

Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.

35
BIODATA PENELITI I

Nama : Shofa Maghfirotul Karomah


NIM : 2021100260597
E-Mail : shofachan272829@gmail.com
Tanggal Lahir : 17 Juni 2002
Anak ke : Kedua
Alamat : Sukosari, Kec.Jatiroto, Kab.Lumajang
Riwayat Pendidikan : MI Al Makmur Randuagung
MTs Nurul Amin Jatiroto
SMKN 07 Jember
IAI Syarifuddin ( Aktif )
Riwayat Organisasi : PMII ( Aktif )
UKM Madrasatul Qur’an ( Aktif )
UKK Pramuka ( Aktif )
HMPS ( Aktif )
Riwayat Pekerjaan : VOSTEK Komputer Lumajang
Guru MI ( Aktif )
No. Hp : 085607737132

36
BIODATA PENELITI II

Nama : Syifaurrohmah
NIM : 2021100260564
E-Mail : syifaurrohmahsyifaurrohmah88@gmail.com
Tanggal Lahir : 10 November 2003
Anak ke : Ketiga
Alamat : Desa Umbul, Kec.Kedungjajang, Kab.Lumajang
Riwayat Pendidikan : SDN Umbul 01
MTs Nurut Tauhid
MA Nurut Tauhid
IAI Syarifuddin ( Aktif )
Riwayat Organisasi : UKK Pramuka ( Aktif )
HMPS ( Aktif )
Riwayat Pekerjaan : Pembina Pramuka SMK Al Maliki 02 ( Aktif )
Karyawan Frozen Food ( Aktif )
No. Hp : 082142116072

37
BIODATA PENELITI III

Nama : Binti Muhimmatul Khoiriyah


NIM : 2021100260558
E-Mail : khoiriyahbinti77@gmail.com
Tanggal Lahir : 10 April 2003
Anak ke : Pertama
Alamat : Desa Banyuputih Kidul, Kec.Jatiroto,
Kab.Lumajang
Riwayat Pendidikan : SDN Banyuputih Kidul 01
MTs Bustanul Ulum
MA Bustanul Ulum
IAI Syarifuddin ( Aktif )
Riwayat Organisasi : PMII ( Aktif )
Fatayat NU ( Aktif )
UKK Pramuka ( Aktif )
HMPS ( Aktif )
Riwayat Pekerjaan : Pembina Pramuka SMK Al Maliki 02 ( Aktif )
Karyawan Frozen Food ( Aktif )
No. Hp : 085334988872

38
39
40
41
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Satuan Pendidikan : MI Nurul Islam Jatiroto


Mata Pelajaran Kelas : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester : IV 1
Alokasi Waktu : 2 x 30 Menit
A. Kompetensi Inti
KI 1. Mengenal dan menganalisis tumbuhan
KI 2. Mengenal dan menganalisis energi angin
KI 3. Memahami dan menganalisis tentang tumbuhan yang ada di sekitar
kita.
KI 4. Memahami dan menganalisis energi angin.
KI 5. Mempraktekkan cara menanam tumbuhan seperti kecambah di
sekolah.
KI 6. Mempraktekkan cara mengenal angin.

42
KI 7. Menyajikan pengetahuan menganalisis tumbuhan dan angin di
sekitar kita.
KI 8. Menyajikan pengetahuan mengenai energi angin.
B. Kompetensi Dasar
3.6 Memahami dan menganalisis macam-macam tumbuhan yang ada di
sekitar kita.
4.6 Memahami dan menganalisis energi angin.
5.6 Menyajikan laporan hasil pengamatan dan Mengetahui macam-macam
tumbuhan
6.6 Menyajkan laporan hasil pengamatan energi angin.
C. Indikator
3.6.1 Menjelaskan cara mengetahui macam-macam tumbuhan yang ada di
sekitar kita.
4.6.1 Menjelaskan cara mengetahui energy angin.
5.6.1 Menyajikan laporan pengamatan tentang cara mengetahui macam-
macam tumbuhan.
6.6.1 Menyajikan laporan pengamatan tentang energy angin.

D. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pelajaran, siswa diharapkan dapat:
1. Dengan diskusi kelompok siswa dapat menyebutkan macam-macam
tumbuhan dan menganalisis energi angin.
2. Siswa mampu menjawab soal yang diberikan guru
3. Siswa dapat menjelaskan macam-macam tumbuhan dan hasil analisis
tumbuhan.

E. Materi Pembelajaran :
1. Mengenal Tumbuhan dan Menganalisis energi angin.
2. Macam-macam tumbuhan dan menganalisis energi angin.
F. Metode Pembelajaran

1. Metode pembelajaran : Media Real Object.

2. Model pembelajaran : Tanya jawab, Diskusi,Penugasan.

G.Kegiatan Pembelajaran

1. Kegiatan Awal
a. Salam
b. Guru memanggil ketua kelas untuk menyiapkan dan memimpin doa.
c. Guru menerangkan materi
d. Guru mengadakan apersepsi dengan melakukan Tanya jawab.
2. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
1) Guru menjelaskan Tumbuhan dan energi angin.

43
2) Guru menjelaskan macam-macam tumbuhan.
3) Guru menjelaskan tentang energi angin.
4) Guru menjelaskan tata cara menanam tumbuhan (kecambah) pada
umumnya.
5) Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok kecil
6) Guru memberikan nomor kepada setiap siswa dalam setiap
kelompok
b. Elaborasi (15 menit )
1) Guru memberikan tugas pada masing-masing kelompok
untuk dikerjakan bersama.
2) Siswa berdiskusi dengan anggota kelompok yang lain untuk
mempraktekkan
Matri tentang tumbuhan dalam kelompoknya.
3) Guru membimbing kerja kelompok.
4) Guru memanggil salah satu nomor siswa untuk melaporkan hasil
Kerjasamanya
5) Setiap anggota kelompok diberi kesempatan untuk menanggapi
jawaban dari kelompok lain
3. Kegiatan Akhir
1) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi
yang
belum jelas.
2) Menutup pelajaran

H. Penilaian Hasil Belajar


1. Penilaian Sikap
 Observasi aktivitas siswa saat membuat simpulan.
 Observasi sikap siswa saat diskusi kelas.

2. Penilaian Pengetahuan
 Tes Lisan
 Membuat Laporan tertulis dari hasil diskusi

3. Penilaian Keterampilan
Mengerjakan tugas-tugas, seperti pengamatan, praktik, diskusi, menulis laporan,
dan melaporkannya.
I. Sumber Belajar
LKS, Tematik, Guru, Media Nyata

44
Mengetahui

Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Nurhasan, S.Pd Maisatus Syarifah, S.Pd

45

Anda mungkin juga menyukai