Anda di halaman 1dari 18

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI PEMANFAATAN

MULTIMEDIA PEMBELAJARAN PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS XII


SMA NEGERI 10 KENDARI

OLEH:

AINUL RAFIQ RIFYAL SYAIR

A1P117001

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah
dan karunia-Nya sehingga penulisan proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dapat
terselesaikan dengan lancar.

Penulisan Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini bertujuan untuk memenuhi tugas
mata kuliah Penelitian Tindakan Kelas yang ditempuh pada program Strata Satu Fakultas
Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Guru di Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari semester lima
dengan judul “PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI
PEMANFAATAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN PADA MATA PELAJARAN IPS
KELAS XII SMA NEGERI 10 KENDARI”.

Atas bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, maka dengan rendah hati penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih, terutama kepada yang terhormat :

1. Dosen Pengampu mata kuliah Penelitian Tindakan Kelas yang telah memberikan
bekal ilmu yang bermanfaat.
2. Bapak dan Ibu serta orang terdekat yang telah memberikan dukungan dan perhatian.
3. Semua pihak yang telah membantu penulisan proposal Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) ini.

Selanjutnya penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat. Akhirnya penulis menyadari
bahwa penulisan Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini sangat jauh dari sempurna.
Oleh karena itu segala kritik dan saran sangat penulis harapkan.

Kendari, Oktober 2019

Penulis

Ainul Rafiq Rifyal Syair


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………….. i

KATA PENGANTAR ……………………………………………………….ii

DAFTAR ISI …………………………………………………………………iii

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………1

Latar Belakang Masalah ………………………………………………………………

1.1 Identifikasi Masalah …………………………………………………………………..


1.2 Batasan Masalah ………………………………………………………………………
1.3 Rumusan Masalah ……………………………………………………………………..
1.4 Tujuan Penelitian ………………………………………………………………………
1.5 Manfaat Penelitian …………………………………………………………………….
1.6 Ruang Lingkup Penelitian ………………………………………………………….....
1.7 Definisi Operasional ………………………………………………………………….

BAB II LANDASAN TEORI ………………………………………………………………. .

2.1 Kajian Teoritis………………………………………………………………………….


2.2 Hasil Penelitian yang Relevan …………………………………………………………
2.3 Kerangka Berpikir ……………………………………………………………………..
2.4 Hipotesis Tindakan……………………………………………………………………..

BAB III METODOLOGI PENELITIAN …………………………………………………….

3.1 Metode Penelitian………………………………………………………………………


3.2 Teknik Pengumpulan Data …………………………………………………………….
3.3 Teknik Analisis Data ………………………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………..
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Media pembelajaran merupakan suatu alat atau perantara yang berguna untuk
memudahkan proses belajar mengajar, dalam rangka mengefektifkan komunikasi antara
guru dan siswa. Hal ini sangat membantu guru dalam mengajar dan memudahkan siswa
menerima dan memahami pelajaran. Proses ini membutuhkan guru yang mampu
menyelaraskan antara media pembelajaran dan metode pembelajaran.
Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar juga dapat
membangkitkan keinginan dan minat yang baru bagi siswa, membangkitkan motivasi
belajar, dan bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa. Selain dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa, pemakaian atau pemanfaatan media juga dapat
meningkatkan pemahaman siswa terhadap pelajaran.
Media yang dimanfaatkan memiliki posisi sebagai alat bantu guru dalam mengajar.
Misalnya grafik, film, slide, foto, serta pembelajaran dengan menggunakan komputer.
Gunanya adalah untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual
dan verbal. Sebagai alat bantu dalam mengajar, media diharapkan dapat memberikan
pengalaman kongkret, motivasi belajar, mempertinggi daya serap dan retensi belajar
siswa.
Masih banyak sekolah-sekolah yang hanya mementingkan aspek kognitif saja dan
kurang memandang persoalan motivasi belajar siswa. Hal ini juga terjadi pada jenjang
Sekolah Menengah Atas (SMA) terutama pada mata pelajaran IPS. Sofa (2010) dalam
artikelnya mengemukakan beberapa pendapat para ahli pendidikan tentang IPS,
diantaranya Moeljono Cokrodikardjodan Nu’man Soemantrimengemukakan bahwa IPS
adalah integrasi dari berbagai cabang ilmu sosial yakni sosiologi, antropologibudaya,
psikologi, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik dan ekologimanusia, yang
diformulasikan untuk tujuan instruksional dengan materi dan tujuan yang disederhanakan
agar mudah dipelajari dan mudah dicerna.
Kurangnya motivasi siswa untuk belajar IPS dikarenakan kurang kreatifnya guru
dalam mengajar. Selain itu, kurangnya media pembelajaran juga menjadi salah satu faktor
yang membuat rendahnya motivasi belajar siswa. Rendahnya motivasi siswa dalam
belajar IPS serta rendahnya minat siswa untuk membaca kembali pelajaran yang telah
dipelajari juga berdampak terhadap hasil belajarnya.
Berdasarkan hasil pengamatan yang peneliti lakukan di SMA Negeri 10 Kendari
Kelas XII, motivasi yang ditunjukkan siswa pada waktu pembelajaran IPS yang tidak
pada tempatnya yaitu siswa lebih suka ribut, berbicara dengan temannya daripada
mendengarkan guru, bahkan ada siswa yang tidur pada waktu guru menerangkan
sehingga kondisi pembelajaran di kelas kurang kondusif.
Dalam menyampaikan pelajaran IPS diperlukan media pembelajaran. Media
pembelajaran IPS ini berupa multimedia. Multimedia ini berguna sebagai
pengantar/perantara pesan guru kepada penerima pesan yaitu siswa. Media pembelajaran
atau multimedia pembelajaran ini sangat diperlukan dalam merangsang pikiran, perasaan,
perhatian, minat serta motivasi belajar siswa sehingga proses belajar mengajar dapat
berjalan dengan lancar. Multimedia pembelajaran ini juga dapat digunakan untuk
meningkatkan motivasi dan interaksi belajar mengajar.
Dalam hal ini guru juga diharapkan agar sedapat mungkin memperbanyak pengkajian
dan pendalaman konsep dasar ilmu-ilmu sosial untuk menginovasikan materi
pembelajaran IPS sehingga proses belajar mengajar akan lebih menarik dan siswa belajar
akan lebih antusias. Untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pelajaran IPS ini
bisa menggunakan model pembelajaran berbasis komputer dengan menggunakan
multimedia.
Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan
komputer multimedia merupakan bagian dari metode pembelajaran di sekolah yang
sangat membantu siswa dalam meningkatkan kegiatan belajar. Dalam mata pelajaran IPS,
pembelajaran dengan multimedia dapat lebih efektif, menyenangkan dan melibatkan
siswa secara aktif. Sehingga bisa membantu meningkatkan motivasi belajar siswa.
Pembelajaran dengan menggunakan multimedia ini juga lebih menekankan pada kegiatan
individu, di mana siswa secara aktif mempelajari materi, mengerjakan soal latihan,
mengerjakan evaluasi, dan mengulang jika respon yang diberikan salah. Untuk
menerapkan pembelajaran berbasis komputer melalui pemanfaatan multimedia ini
membutuhkan fasilitas yang harus memadai.
Fasilitas pendidikan yang dimiliki oleh SMA Negeri 10 Kendari seperti komputer
cukup mendukung untuk pembelajaran yang menggunakan LCD maupun akses internet.
Namun di SMA Negeri 10 Kendari yang banyak dimanfaatkan hanya komputer dengan
akses internet untuk pembelajaran teknologi informasi,sedangkan LCD yang seharusnya
digunakan untuk persentasi pembelajaran belum optimal digunakan. Pembelajaran akan
lebih bervariasi, menarik perhatian siswa dan memperjelas pesan belajar bila
menggunakan media, terutama komputer yang dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran
dikelas.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di SMA Negeri 10 Kendari kelas XII, pada
waktu kegiatan belajar mengajar, guru menyampaikan materi pelajaran secara klasikal
dengan metode ceramah, pemberian tugas dan latihan, dan kegiatan tanya jawab. Hal ini
cenderung membuat siswa jemu atau bosan yang pada akhirnya menjadi pasif dalam
menerima pelajaran. Padahal, jika siswa mempunyai motivasi untuk belajar sangatlah
bermanfaat untuk menguasai materi pelajaran, khususnya Ilmu Pengetahuan Sosial. Hasil
belajar akan menjadi optimal jika ada motivasi. Motivasi ini sangat penting dalam proses
belajar, baik motivasi yang berasal dari dalam diri siswa (intrinsik) maupun motivasi dari
luar (ekstrinsik). Dalam kaitan itu perlu diketahui bahwa cara dan jenis menumbuhkan
motivasi berbeda-beda.
Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan, multimedia pembelajaran dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa. Peningkatan motivasi belajar siswa memerlukan
suatu tindakan yang sitematis. Tindakan tersebut berupa pemanfaatan multimedia
pembelajaran.

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasikan
permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Kurangnya variasi media dalam penyampaian materi pelajaran, sehingga siswa
merasa jemu atau bosan.
2. Motivasi belajar siswa kelas XII di SMA Negeri 10 Kendari masih rendah, sehingga
memerlukan media sebagai perangsang motivasi tersebut.

1.3 Batasan Masalah


Berdasarkan identifikasi permasalahan yang telah dijelaskan di atas, Penulis
membatasi permasalahan yang ada, maka fokus yang akan diteliti dalam penelitian ini
adalah: Peningkatan motivasi belajar siswa melalui pemanfaatan multimedia
pembelajaran pada mata pelajaran IPS kelas XII SMA Negeri 10 Kendari.

1.4 Rumusan Masalah


Berdasarkan batasan masalah di atas, maka dapat ditarik rumusan masalah penelitian
ini adalah sebagai berikut: Bagaimana meningkatkan motivasi belajar siswa melalui
pemanfaatan multimedia pembelajaran pada mata pelajaran IPS kelas XII SMA Negeri 10
Kendari ?

1.5 Tujuan Penelitian


Tujuan Penelitian ini adalah: Untuk meningkatan motivasi belajar siswa melalui
pemanfaatan multimedia pembelajaran pada mata pelajaran IPS kelas XII SMA Negeri 10
Kendari.

1.6 Manfaat Penelitian


Hasil Penelitian diharapkan dapat bermanfaat, baik bagi lembaga pendidikan seperti
sekolah, siswa dan juga guru atau tenaga pendidik. Manfaat tersebut antara lain sebagai
berikut:
1. Sebagai bahan masukan bagi lembaga-lembaga pendidikan, guru/pendidik agar lebih
cenderung atau sering memanfaatkan multimedia pembelajaran untuk meningkatkan
motivasi belajar siswa, serta manfaat lainnya adalah sebagai bahan masukan atau batu
loncatan bagi pengembang media pembelajaran terutama bagi teknologi pendidikan
dalam mengembangkan media pembelajaran yang menggunakan multimedia.
2. Bagi Siswa sebagai upaya untuk meningkatkan motivasi belajar melalui pemanfaatan
multimedia pembelajaran, khususnya motivasi belajar pada mata pelajaran IPS.
3. Bagi Guru
a. Sebagai bahan masukan bagi guru melakukan inovasi dalam mengajar IPS
khusunya.
b. Dapat meningkatkan kualitas mengajar bagi guru mata pelajaran IPS.

1.7 Ruang Lingkup Penelitian


Ruang lingkup dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:
1. Permasalahan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah masalah Peningkatan
Motivasi Belajar Siswa Melalui Pemanfaatan Multimedia Pembelajaran Pada Mata
Pelajaran IPS Kelas XII SMA Negeri 10 Kendari Kecamatan Kambu Sulawesi
Tenggara.
2. Penelitian tindakan kelas ini dikenakan pada siswa kelas XII
3. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMA Negeri 10 Kendari
4. Dalam penelitian ini dilaksanakan pada semester 1 tahun ajaran 2019/2020.
5. Penelitian tindakan kelas ini dibatasi pada kompetensi dasar menyimpulkan hasil
penyelidikan tentang perubahan sifat benda, baik sementara maupun tetap.

1.8 Definisi Operasional

1. Multimedia Pembelajaran IPS


Multimedia pembelajaran menurut Winarno (2009: 6-8) dan Niken Ariani
(2010: 25) dapat diartikan sebagai aplikasi multimedia yang digunakan dalam proses
pembelajaran untuk menyalurkan pesan (pengetahuan, keterampilan dan sikap) serta
dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan belajar sehingga secara
sengaja proses belajar terjadi, bertujuan dan terkendali.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa multimedia pembelaran IPS
adalah media yang digunakan dalam pembelajaran IPS tersebut berupa aplikasi
multimedia guna untuk menyalurkan pesan pembelajaran yang bisa menumbuhkan
motivasi belajar bagi peserta didik.

2. Motivasi Belajar IPS


Motivasi belajar IPS adalah suatu dorongan atau daya penggerak mental yang
ada di dalam dan di luar diri individu, untuk mampu menggerakkan tingkah laku serta
merangsang kondisi untuk belajar yang berupa minat, perhatian serta disiplin untuk
belajar terhadap materi serta usaha untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran.

3. Mata Pelajaran IPS


Ilmu Pengetahuan Sosial adalah mata pelajaran yang mempelajari kehidupan
sosial yang didasarkan pada bahan kajian geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi,
tata negara dan sejarah. Melalui mata pelajaran ini siswa diarahkan untuk dapat
menjadi warga negara Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Teoritis


a. Pengertian Multimedia Pembelajaran

Untuk memahami konsep multimedia pembelajaran, ada baiknya kita pahami


terlebih dahulu pengertian multimedia dan pembelajaran. Multimedia adalah media
yang menggabungkan dua unsur atau lebih media yang terdiri dari teks, grafis,
gambar, foto, audio, video dan animasi secara terintegrasi. Multimedia terbagi
menjadi dua kategori, yaitu: multimedia linier dan multimedia interaktif.

 Multimedia linier adalah suatu multimedia yang tidak dilengkapi


dengan alat pengontrol apapun yang dapat dioperasikan oleh
pengguna. Multimedia ini berjalan sekuensial (berurutan), contohnya:
TV dan film.
 Multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi dengan
alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna, sehingga
pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses
selanjutnya. Contoh multimedia interaktif adalah: multimedia
pembelajaran interaktif, aplikasi game, dll.

Sedangkan pembelajaran diartikan sebagai proses penciptaan lingkungan yang


memungkinkan terjadinya proses belajar. Jadi dalam pembelajaran yang utama adalah
bagaimana siswa belajar. Belajar dalam pengertian aktifitas mental siswa dalam
berinteraksi dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan perilaku yang bersifat
relatif konstan. Dengan demikian aspek yang menjadi penting dalam aktifitas belajar
adalah lingkungan. Bagaimana lingkungan ini diciptakan dengan menata unsur-
unsurnya sehingga dapat mengubah perilaku siswa. Dari uraian di atas, apabila kedua
konsep tersebut kita gabungkan maka multimedia pembelajaran dapat diartikan
sebagai aplikasi multimedia yang digunakan dalam proses pembelajaran, dengan kata
lain untuk menyalurkan pesan (pengetahuan, keterampilan dan sikap) serta dapat
merangsang piliran, perasaan, perhatian dan kemauan yang belajar sehingga secara
sengaja proses belajar terjadi, bertujuan dan terkendali.
b. Manfaat Multimedia Pembelajaran

Apabila multimedia pembelajaran dipilih, dikembangkan dan digunakan


dengan baik, akan memberi manfaat yang sangat besar bagi para guru dan siswa.
Secara umum manfaat yang dapat diperoleh adalah proses pembelajaran lebih
menarik, lebih interaktif, jumlah waktu mengajar dapat dikurangi, kualitas belajar
siswa dapat ditingkatkan dan prises belajar mengajar dapat dilakukan di mana dan
kapan saja, serta sikap belajar siswa dapat ditingkatkan.

Manfaat di atas akan diperoleh mengingat terdapat keunggulan dari sebuah


multimedia pembelajaran, yaitu:

 Memperbesar benda yang sangat kecil dan tidak tampak oleh mata,
seperti kuman, bakteri, elektron dll.
 Memperkecil benda yang sangat besar yang tidak mungkin dihadirkan
ke sekolah, seperti gajah, rumah, gunung, dll.
 Menyajikan benda atau peristiwa yang kompleks, rumit dan
berlangsung cepat atau lambat, seperti sistem tubuh manusia,
bekerjanya suatu mesin, beredarnya planet Mars, berkembangnya
bunga dll.
 Menyajikan benda atau peristiwa yang jauh, seperti bulan, bintang,
salju, dll.
 Menyajikan benda atau peristiwa yang berbahaya, seperti letusan
gunung berapi, harimau, racun, dll.
 Meningkatkan daya tarik dan perhatian siswa.

c. Karakteristik Media dalam Multimedia Pembelajaran

Sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran, pemilihan dan penggunaan


multimedia pembelajaran harus memperhatikan karakteristik komponen lain, seperti:
tujuan, materi, strategi dan juga evaluasi pembelajaran.

Karakteristik multimedia pembelajaran adalah:


 Memiliki lebih dari satu media yang konvergen, misalnya
menggabungkan unsur audio dan visual.
 Bersifat interaktif, dalam pengertian memiliki kemampuan untuk
mengakomodasi respon pengguna.
 Bersifat mandiri, dalam pengertian memberi kemudahan dan
kelengkapan isi sedemikian rupa sehingga pengguna bisa
menggunakan tanpa bimbingan orang lain.

Selain memenuhi ketiga karakteristik tersebut, multimedia pembelajaran sebaiknya


memenuhi fungsi sebagai berikut:

 Mampu memperkuat respon pengguna secepatnya dan sesering


mungkin.
 Mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengontrol laju
kecepatan belajarnya sendiri.
 Memperhatikan bahwa siswa mengikuti suatu urutan yang koheren dan
terkendalikan.
 Mampu memberikan kesempatan adanya partisipasi dari pengguna
dalam bentuk respon, baik berupa jawaban, pemilihan, keputusan,
percobaan dan lain-lain.

d. Multimedia Untuk Pembelajaran

Multimedia telah mengalami perkembangan konsep sejalan dengan


berkembangnya teknologi pembelajaran. Ketika teknologi komputer belum dikenal,
konsep multimedia sudah dikenal yakni dengan mengintegrasikan berbagai unsur
media, seperti: cetak, kaset audio, video dan slide suara. Unsur-unsur tersebut
dikemas dan dikombinasikan untuk menyampaikan suatu topik materi pelajaran
tertentu. Pada konsep ini, setiap unsur media dianggap mempunyai kekuatan dan
kelemahan. Kekuatan salah satu unsur media dimanfaatkan untuk mengatasi
kelemahan media lainnya. Misalnya, penjelasan yang tidak cukup disampaikan
dengan teks tertulis seperti cara mengucapkan sesuatu, maka dibantu oleh media
audio. Demikian juga materi yang perlu visualisasi dan gerak, maka dibantu dengan
video.
2.2 Hasil Penelitian Yang Relevan
Hasil penelitian Agus Suheri (2006: 3) multimedia adalah media yang
menggabungkan dua unsur atau lebih media yang terdiri dari teks, grafis, gambar,
foto, audio, video dan animasi secara terintegrasi. Multimedia terbagi menjadi dua
kategori, yaitu: multimedia linier dan multimedia interaktif.

Azhar (2011) media pembelajaran adalah alat bantu pada proses belajar baik
di dalam maupun diluar kelas, lebih lanjut dijelaskan bahwa media pembelajaran
adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi
intruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar

Multimedia pembelajaran menurut Winarno (2009: 6-8) dan Niken Ariani


(2010: 25) dapat diartikan sebagai aplikasi multimedia yang digunakan dalam proses
pembelajaran untuk menyalurkan pesan (pengetahuan, keterampilan dan sikap) serta
dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan belajar sehingga secara
sengaja proses belajar terjadi, bertujuan dan terkendali.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa multimedia pembelaran IPS


adalah media yang digunakan dalam pembelajaran IPS tersebut berupa aplikasi
multimedia guna untuk menyalurkan pesan pembelajaran yang bisa menumbuhkan
motivasi belajar bagi peserta didik.

2.3 Kerangka Berpikir


Berdasarkan pengamatan dilapangan bahwa pada umumnya Media yang
dimanfaatkan memiliki posisi sebagai alat bantu guru dalam mengajar. Misalnya
grafik, film, slide, foto, serta pembelajaran dengan menggunakan komputer. Gunanya
adalah untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual dan
verbal. Sebagai alat bantu dalam mengajar, media diharapkan dapat memberikan
pengalaman kongkret, motivasi belajar, mempertinggi daya serap dan retensi belajar
siswa.
Dalam menyampaikan pelajaran IPS diperlukan media pembelajaran. Media
pembelajaran IPS ini berupa multimedia. Multimedia ini berguna sebagai
pengantar/perantara pesan guru kepada penerima pesan yaitu siswa. Media
pembelajaran atau multimedia pembelajaran ini sangat diperlukan dalam merangsang
pikiran, perasaan, perhatian, minat serta motivasi belajar siswa sehingga proses
belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar. Multimedia pembelajaran ini juga
dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi dan interaksi belajar mengajar.
Dalam hal ini guru juga diharapkan agar sedapat mungkin memperbanyak pengkajian
dan pendalaman konsep dasar ilmu-ilmu sosial untuk menginovasikan materi
pembelajaran IPS sehingga proses belajar mengajar akan lebih menarik dan siswa
belajar akan lebih antusias. Untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dalam
pelajaran IPS ini bisa menggunakan model pembelajaran berbasis komputer dengan
menggunakan multimedia.

2.4 Hipotesis Tindakan


Hipotesis tindakan adalah suatu perkiraan yang bakal terjadi jika suatu
tindakan yang dilakukan dari judul penelitian tindakan kelas Peningkatan motivasi
belajar siswa melalui pemanfaatan multimedia pembelajaran pada mata pelajaran IPS
kelas XII SMA Negeri 10 Kendari. Hipotesis tindakanya adalah “ Jika Pemakaian
media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan
dan minat yang baru bagi siswa, serta membangkitkan motivasi belajar, dan bahkan
membawa pengaruh psikologis terhadap siswa. Hipotesis tindakan tindakan yang
diperkirakan dapat memecahkan masalah yang diteliti.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas
karena pada penelitian tindakan kelas dapat mengkaji permasalahan pembelajaran di
dalam kelas melalui refleksi untuk memecahkan masalah tersebut dengan cara
melakukan tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap
pengaruh dari perlakuan tersebut.

Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti dalam


mengumpulkan data penelitiannya. Pada Penelitian Tindakan Kelas ini, metode
penelitian yang digunakan adalah angket, wawancara, pengamatan (observasi), tes,
dan dokumentasi.

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Cara-cara atau teknik peneliti dalam mengumpulkan data adalah dengan cara:

1. Observasi

Observasi atau pengamatan adalah kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek
dengan menggunakan seluruh alat indera.

Dalam penelitian ini, peneliti mengadakan pengamata terhadap tingkah laku siswa dalam
mengikuti pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran STAD. Apa yang
terjadi di lapangan dari awal sampai akhir ditulis oleh peneliti sebagai bekal dalam
pengumpulan data.

1. Wawancara

Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh
informasi dari pihak yang diwawancarai.
Dalam penelitian ini, peneliti mengadakan wawancara dengan kepala sekolah, guru,siswa,
dan sebagian orangtua siswa kelas V perihal hasil belajar Bahasa Inggris Siswa dan juga
mengenai tanggapan siswa dan semua pihak terhadap mata pelajaran Bahasa Inggris
terutama untuk pokok bahasan Telling Time.

1. Studi Dokumenter

Studi dokumenter lebih menekankan pada dokumentasi, yakni barang-barang tertulis. Di


dalam penelitian ini , peneliti melaksanakan dokumentasi, yakni dengan cara menyelidiki
benda-benda tertulis yang ada di sekolah dan atau terdapat di kelas V.

1. Perekaman

Perekaman adalan kegiatan dimana peneliti merekam atau mengabadikan atau


menyimpan serta meliput semua aktivitas yang terjadi selama proses pelaksanaan
penelitian berlanngsung.

Dalam kegiatan ini, peneliti menggunakan perekam (record) berupa Handy Cam atau
kamera digital untuk merekam semua aktivitas yang berlangsung selama penelitian.

1. Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk
mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemempuan atau bakat yang dimiliki
oleh individu atau kelompok.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tes prestasi, yaitu tes yang digunakan untuk
mengukur pencapaian siswa seteleh mempelejari sesuatu. Dalam hal ini, peneliti
melakukan evaluasi atau tes hanya untuk materiBahasa Inggris dengan pokok bahasan
Telling Time.Tes dilaksanakan setelah pokok bahasan selesai dipelajari, dan bentuk tes
adalah berupa pilihan ganda dan uraian.

1. Angket

Angket merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh


informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadi dirinya atau hal-hal yang ia
ketahui.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan angket jenis Check list yaitu sebuah daftar
dimana responden hanya tinggal membutuhkan tanda check (√) pada kolom yang sesuai.
Sama halnya dengan Penelitian Tindakan Kelas ini, responden terkait hanya mengisi
angket dengan membubuhkan tanda check. Adapun mengenai isi dari angket tersebut
adalah semua hal yang berhubungan dengan mata pelajaran Bahasa Inggris secara umum
dan untuk materi Telling Time secara khusus.

3.3 Teknik Analisis Data

Setelah peneliti memperoleh data melalui teknik pengumpulan data dari obyek
penelitian, maka langkah selanjutnya penulis menganalisa data. Teknis analisis data dalam
penelitian ini dapat dilakukan dengan dua cara:

Data Kualitatif, berupa:


a. Catatan lapangan, digunakan untuk melakukan pengamatan secara cermat
pelaksanaan skenario tindakan dari waktu kewaktu, mencatat semua hal yang
diperlukan yang terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Hasil pengamatan
yang didapat digunakan untuk memperbaiki proses pembelajaran pada siklus
selanjutnya.
b. Wawancara, dipergunakan sebagai metode pelengkap dalam mendapatkan data-data
yang peneliti tidak peroleh dari metode yang lainnya. Wawancara ditujukan kepada
guru Geografi di SMA 10 Negeri Kendari.
c. Metode dokumentasi, teknik ini digunakan untuk mendapatkan data yang berkenaan
dengan kegiatan siswa selama proses belajar, serta prasarana yang menunjang proses
belajar mengajar.
DAFTAR PUSTAKA

Eprints.uny.ac.id/9755/1/BAB%201%20-%2007105244017.pdf
Syeharifin.blogspot.com/2015/06/pengembangan-media-pembelajaran.html

Ariasdimultimedia.wordpress.com/2008/02/12/panduan-pengembangan-multimedia-
pembelajaran/

Rahmahfauziah.blog.upi.edu/2013/10/31/multimedia-dalam-pembelajaran/

Adenisa1506.wordpress.com/2013/06/26/proposal-penelitian-tindakan-kelas/

Suheri, Agus. 2006. Animasi Multimedia Pembelajaran, Jurnal Media Teknologi, Vol. 2,
No. 1. Cianjur: Universitas Suryakencana.

Anda mungkin juga menyukai