Anda di halaman 1dari 18

TUGAS MATA KULIAH PEMBELAJARAN IPS TERPADU

“MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI”

Guna melengkapi tugas mata kuliah pembelajaran IPS Terpadu


Dosen Pengampu: M.A. Noviudin Pritama, M.Pd

Disusun oleh :

Indah Purwita Sari : 15.0305.0030


Irna Listiyani : 15.0305.0
Lailatul Fajriyah : 15.0305.0098
Agus : 15.0305.0
Raditya Bayu : 15.0305.0113
Esty Maisaroh : 15.0305.0210

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG

2018
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 2
BAB I ......................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 3
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................................. 3
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 3
C. Tujuan ............................................................................................................................. 4
BAB II........................................................................................................................................ 5
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 5
A. Pengertian Pembelajaran Inkuiri ..................................................................................... 5
B. Ciri-Ciri dan Prinsip Pembelajaran Inkuiri ..................................................................... 6
C. Proses Pelaksanaan Pembelajaran Inkuiri ....................................................................... 8
D. Tujuan Pendekatan Pembelajaran Inquiry ...................................................................... 9
E. Pendekatan inquiry pada pembelajaran IPS .................................................................. 11
F. Sintaks atau Langkah-Langkah Pembelajaran Inkuiri .................................................. 13
G. Implementasi Pendekatan Inquiry Dalam Pebelajaran IPS .......................................... 14
H. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Inkuiri ........................................................ 15
BAB III .................................................................................................................................... 16
PENUTUP................................................................................................................................ 16
A. KESIMPULAN ............................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 18
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Tujuan pendidikan IPS adalah untuk menciptakan warga negara yang baik. IPS
mempunyai tugas mulia dan menjadi fondasi bagi pengembangan intelektual, emosional,
kultural, dan sosial peserta didik. Cara mengembangkanberpikir, bersikap dan
berperilaku yang bertanggung jawab, akan tetapi di satu sisi IPS mempunyai beberapa
kelemahan dalam pembelajaran sekolah, antara lain guru tidak dapat meyakinkan siswa
untuk belajar IPS lebih bergairah dan bersungguh-sungguh dan guru lebih mendominasi
siswa (teacher centered).
Kondisi proses pembelajaran yang masih belum optimal ini ditambah dengan
persoalan persepsi negatif siswa dan juga masyarakat terhadap mata pelajaran IPS yang
sudah menjadi rahasia umum dibandingkan dengan mata pelajaran Matematika, IPA,
Bahasa, dan Teknologi Informasi. Mata pelajaran IPS kurang diminati, bahkan ada kesan
IPS tidak penting dan masyarakat menomorduakan IPS. Siswa tidak menyukai IPS
disebabkan :
1. Siswa menganggap IPS tidak menarik atau tidak bermanfaat,
2. Mata pelajaran bahasa inggris, matematika, dan membaca dianggap lebih penting
dibanding IPS,
3. IPS dipandang tidak termasuk mata pelajaran yang menyenangkan,
4. Banyak siswa menganggap isi IPS tidak menarik karena berisi informasi yang jauh
dari pengalaman mereka dan sulit untuk dipahami,
5. IPS merupakan mata pelajaran yang membosankan.
Dari penjelasan di atas maka diperlukan adanya upaya untuk lebih meningkatkan
hasil belajar siswa secara kontinyu. Salah satunya adalah proses pembelajaran melalui
pendekatan inkuiri. Pendekatan inkuiri diyakini mampu mengubah proses pembelajaran
menjadi pembelajaran yang bersifat student centered yaitu proses pembelajaran yang
memerankan siswa lebih aktif sedangkan guru memposisikan diri sebagai fasilitator dan
motivator dalam proses pembelajaran.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian pendekatan pembelajaran Inquiry?
2. Bagaimana karakteristik dan prinsip-prinsip pembelajaran inquiry?
3. Bagaimana proses pelaksanaan pembelajaran inquiry?
4. Apa tujuan pendekatan pembelajaran inquiry?
5. Bagaimana langkah pelaksanaan pembelajaran inquiry?
6. Bagaimana implementasi pendekatan pembelajaran inquiry?
7. Apa kelebihan dan kekurangan pembelajaran inquiry?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian pendekatan pembelajaran Inquiry.
2. Untuk mengetahui karakteristik dan prinsip-prinsip pembelajaran inquiry.
3. Untuk mengetahui proses pelaksanaan pembelajaran inquiry.
4. Untuk mengetahui tujuan pendekatan pembelajaran inquiry.
5. Untuk mengetahui langkah pelaksanaan pembelajaran inquiry.
6. Untuk mengetahui implementasi pendekatan pembelajaran inquiry.
7. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pembelajaran inquiry.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pembelajaran Inkuiri


Suryosubroto ( 1993: 193), Inkuiri yang dalam Bahasa inggris Inquiry, berarti
pertanyaan atau pemeriksaan, penyelidikan. Inkuiri sebagai suatu proses yang dilakukan
manusi untuk mencari dan memahami informasi. Pembelajaran inkuiri menekankan
kepada proses mencari dan menemukan. Materi pelajaran tidak diberikan secara
langsung. Peranan guru dalam pembelajaran ini yaitu mencari dan menemukan sendiri
materi pelajaran, sedangkan guru sebagai fasilitator dan pembimbing siswa untuk belajar.
Pembelajaran inkuiri menekankan kepada proses mencari dan menemukan. Materi
pelajaran tidak diberikan secara langsung. Peranan guru dalam pembelajaran ini yaitu
mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran, sedangkan guru sebagai fasilitator dan
pembimbing siswa untuk belajar. Pembelajaran inkuiri merupakan rangkaian kegiatan
pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk mencari dan
menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu
sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa. Pembelajaran ini
sering dinamakan pembelajaran heuristiki, yang berasal dari Bahasa Yunani, yaitu
heurisken yang berarti “saya menemukan”.
Gulo (2002) menyatakan strategi inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar
yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan
menyelidiki secara sistematis, kriti, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan
sendiri penemuannya dengan dengan penuh percaya diri. Sasaran utama kegiatan
pembelajaran inkuiri yaitu keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan
belajar, keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan pembelajaran, dan
mengembangkan sikap percaya pada diri siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses
inkuiri.
Kondisi umum yang merupakan syarat timbulnya kegiatan inkuiri bagi siswa yaitu:
1. Aspek social di kelas dan suasana terbuka yang mengundang siswa berdiskusi,
2. Inkuiri berfokus pada hipotesis, dan
3. Penggunaan fakta sebagai evidensi (informasi, fakta).
Peranan guru untuk menciptakan kondisi seperti itu, yaitu sebagai berikut:
1. Motivator, memberi rangsangan agar siswa aktif dan bergairah berpikir.
2. Fasilitator, menunjukkan jalaan keluar jika siswa mengalami kesulitan.
3. Penanya, menyadarkan siswa dari kekeliruan yang mereka buat.
4. Administrator, bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan kelas.
5. Pengarah, memimpin kegiatan siswa untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
6. Manajer, mengelola sumber belajar, waktu, dan organisasi kelas. Rewarder, memberi
penghargaan pada prestasi yang dicapai siswa.
Pembelajaran inkuiri dirancang untuk mengajak siswa secara langsung ke dalam
proses ilmiah ke dalam waktu yang relative singkat. Hasil penelitian Schlenker, dalam
Joyce dan Weil (1992: 198) menunjukkan bahwa latihan inkuiri dapat meningkatkan
pemahaman sains, produktif dalam memperoleh dan menganalisis informasi.
Dari beberapa pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa, pembelajaran inkuiri
merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemapuan
siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu (benda, manusia, atau peristiwa) secara
sistematis, kriti, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuaanya
dengan penuh percaya diri.

B. Ciri-Ciri dan Prinsip Pembelajaran Inkuiri


Pembelajaran inkuiri memiliki beberapa ciri, diantaranya yaitu: Pertama,
pembelajaran inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari
dan menemukan. Artinya, pada pembelajaran inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek
belajar. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai penerima materi
pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, akan tetapi mereka berperan untuk
menemukan inti dari materi pelajaran itu sendiri.
Kedua, seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan
menemukan jawaban sendiri dari suatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat
menumbuhkan sikap percara diri (self believe). Pada pembelajaran inkuiri menempatkan
guru bukan sebagai satu-satunya sumber belajar, melainkan lebih diposisikan sebagai
fasilitator dan motivator belajar siswa. Aktivitas pembelajaran biasanya dilakukan melalui
proses Tanya jawab antara guru dan siswa. Karena itu kemampuan guru dalam
menggunakan teknik bertanya merupakan syarat utama dalam melakukan inkuiri. Peranan
guru dalam mengembangkan sikap inkuiri di kelas sebagai konselor, konsultan, teman
yang kritis, dan fasilitator, yang harus dapat membimbing dan merefleksikan pengalaman
kelompok, serta memberi kemudahan bagi kerja kelompok.
Ketiga, tujuan dari pembelajaran inkuiri yaitu mengembangkan kemampuan
berpikir sistematis, logis, dan kritis, atau mengembangkan kemmapuan intelektual
sebagai bagian dari proses mental. Sehingga dalam pembelajaran inkuiri siswa tidak
hanya dituntut untuk menguasai materi pelajaran, akan tetapi juga bagaiman mereka dapat
menggunakan potensi yang dimilikinya. Manusia yang hanya menguasai pelajaran belum
tentu dapat mengembangkan kemampuan berpikir secara optimal. Sebaliknya, siswa akan
dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya manakala ia bisa menguasai materi
pelajaran.
Pembelajaran inkuiri mengacu pada prinsip-prinsip sebagai berikut ini:
1. Berorientasi Pada Pengembangan Intelektual
Tujuan utama dari pembelajaran inkuiri pengembangan kemapuan berpikir, dengan
demikian pembelajaran ini selain berorientasi pada hasil belajar juga berorientasi pada
proses belajar.
2. Prinsip Interaksi
Pada dasarnya proses pembelajaran ialah proses interaksi, baik interaksi antara siswa
maupun intekasi siswa dengan guru, bahkan interaksi antara siswa dan lingkungan.
Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru bukan sebagai
sumber belajar, melainkan sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu
sendiri.
3. Prinsip Bertanya
Peran guru dalam pembelajaran ini adalah sebagai penanya, sebab pada dasarnya
kemapuan siswa untuk menjawab setiap pertanyaan merupakan sebagian dari proses
berpikir. Maka, kemampuan guru untuk bertanya dalam setiap langkah inkuiri
diperlukan, disamping itu pembelajaran ini perlu dikembangkan sikap kritis siswa
dengan selalu bertanya dan mempertanyakan berbagai fenomena yang sedang
dipelajarinya.
4. Prinsip Belajar untuk Berpikir
Pembelajaran ini bukan hanya mengingat sejumlah fakta, melainkan belajar adalah
proses berpikir (learning how to think), yaitu “proses mengembangkan potensi
seluruh orak”. Pemnelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara
maksimal.
5. Prinsip Keterbukaan
Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran menyediakan berbagai
kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktkan kebenarannya. Tugas guru
adalah menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada siswa
mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang
diajarkannya.
Dengan demikian, peran utama guru dalam pembelajaran inkuiri adalah : Pertama,
Motivator. Memberi rangsangan supaya siswa aktif dan gairah berpikir. Kedua,
Fasilitator. Menunjukkan jalan keluar jika ada hambatan dalam proses berpikir siswa.
Ketiga, Penanya. Menyadarkan siswa dari kekeliruan yang mereka perbuat dan memberi
keyakinan pada diri sendiri. Keempat, Administrator. Bertanggung jawab terhadap
seluruh kegiatan didalam kelas. Kelima, Pengarah. Memimpin arus kegiatan berpikir
siswa pada tujuan yang diharapkan. Keenam, Manajer. Mengelola sumber belajar, waktu,
dan organisasi kelas. Ketujuh, Rewarder. Memberi penghargaan pada prestasi yang
dicapai dalam rangka peningkatan semangat inkuiri pada siswa.

C. Proses Pelaksanaan Pembelajaran Inkuiri


Gulo (2002) menyatakan bahwa inkuiri tidak hanya mengembangkan kemampuan
intelektual, akan tetapi seluruh potensi yang ada termasuk emosional dan keterampilan
inkuiri, merupakan suatu proses yang bermula dari merumuskan masalah, merumuskan
hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data, dan membuat kesimpulan.
1. Mengajukan Pertanyaan atau Permasalahan
Kegiatan inkuiri dimulai ketika pertanyaan atau permasalahan diajukan untuk
meyakinan bahwa pertanyaan sudah jelas, pertanyaan itu dituliskan di papan tulis,
kemudian siswa diminta untuk merumuskan hipotesis. Pada kegiatan ini, kemampuan
yang dituntut yaitu kesadaran terhadap masalah, melihat pentingnya masalah, dan
merumuskan masalah.
2. Merumuskan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara atas pertanyaan atau solusi permasalahan
yang dapat diuji dengan data. Guna memudahkan proses ini, guru menanyakan
kepada siswa gagasan mengenai hipotesis yang mungkin. Dari semua gagasan yang
ada, dipilih salah satu hipotesisi yang relevan dengan permasalahan yang diberikan.
Kemampuan yang dituntut dalam mengembangkan hipotesis ini yaitu menguji dan
menggolongkan data yang dapat diperoleh, melihat dan merumuskan hubungan yang
ada secara logis, dan merumuskan hipotesis.
3. Mengumpulkan Data
Hipotesis digunakan untuk menuntun proses pengumpulan data. Data yang
dihasilkan dapat berupa table, matriks, atau grafik. Pada kegiatan ini kemampuan
yang dituntut yaitu: a. merakit peristiwa terdiri dari mengidentifkasi peristiwa yang
dibutuhkan, mengumpulkan data dan mengevaluasi data, b. menyusun data terdiri dari
mentaransiasikan data, menginterpretasikan dan mengklasifikasikan data, dan c.
analisis data terdiri dari melihat hubungan, mencatat persamaan dan perbedaan, dan
mengidentifiksikan tren, sekuensi, dan keteraturan.
4. Analisis Data
Siswa bertanggung jawab menguji hipotesis yang telah dirumuskan dengan
menganalisis data yang telah diperoleh. Fakor penting dalam menguji hipotesis yaitu
pemikiran “benar” atau “salah”. Setelah memperoleh kesimpulan, dari data percobaan
siswa dapat menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Apbila ternyata hipotesis itu
sakah atau ditolak, siswa dapat menjelaskan sesuai dengan proses inkuiri yang telah
dilakukannya.
5. Membuat Kesimpulan
Langkah penutup dari pembelajaran inkuiri yaitu membuat kesimpulan
sementara berdasarkan data yang diperoleh siswa.
Pembelajaran inkuiri Suchman, peran guru memonitor pertanyaan siswa untuk
mencegah agar proses inkuiri, tidak sama dengan permainan tebakan. Hal ini memerlukan
dua aturan penting, yaitu:
1. Pertanyaan harus dapat dijawab “Ya” atau “Tidak” dan harus diucapkan dengan suatu
cara siswa dapat menjawab pertanyaan tersebut dengan melakukan pengamatan.
2. Pertanyaan disusun sedemikian rupa sehingga tidak mengakibatkan guru memberikan
pertanyaan tersebut, tetapi mengarahkan siswa untuk menemukan jawabannya sendiri.

D. Tujuan Pendekatan Pembelajaran Inquiry


Tujuan utama pendekatan inquiry adalah menyediakan peralatan atau cara bagi
siswa untuk mengembangkan keterampilan intelektualnya yang berkaitan dengan berpikir
kritis dan memecahkan masalah. Perhatian utama pada inquiry adalah pengembangan
proses seperti mengidentifikasi dan menganalisis masalah, menyusun hipotesis,
mengumpulkan dan mengklasifikasikan data yang relevan, menafsirkan dan
memverifikasi data, menguji hipotesa dan sampai pada suatu kesimpulan. Menurut
Sunaryo (1989 : 97) melalui pembelajaran inquiry siswa akan “belajar bagaimana
belajar” (learning how to learn).
Tujuan pendidikan IPS di sekolah dasar yang tertuang dalam GBPP kurikulum
Seolah Dasar Suplemen 1999 dan KBK IPS Sekolah Dasar tahun 2003, bahwa tujuan dari
penggunaan pendekatan pembelajaran inkuiri adalah sebagai berikut :
1. Mengembagkan sikap, keterampilan, kepercayaan siswa dalam memecahkan masalah
atau memutuskan sesuatu secara cepat.
2. Mengembangkan kemampuan berfiki siswa agar lebih tanggap, cermat, dan nalar
(kritis, analitis, dan logis)
3. Membina dan mengambangkan sikap ingin tahu lebih jauh.
4. Mengungkapkan aspek pengetahuan maupun sikap.
Kata kunci dari pendekatan inqury adalah siswa menemukan sendiri, adapaun
langkah-langkah menemukan sendiri adalah (1) merumuskan masalah dalam mata
pelajaran apapun; (2) mengamati atau melakukan observasi; (3) menganalisis dan
menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan, bagan, table dan karya lainnya; (4)
mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca, teman sekelas, guru atau
audience lainnya. (Sagala, 2008; 92).
Tujuan dari pembelajaran metode penyelesaian masalah amelalui pendekatan
inkuiri didasarkan pada proses atau langkah dimana peserta didik diikutsertakan untuk
mengidentifikasikan suatu pernyataan yang mengandung masalah, merumuskan
hipotesis,menguji hipotesis, dan merumuskan kesimpulan. Tujuan-tujuan tersebut secara
garis besarnya dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dalam hal-
hal berikut :
1. Mengidentifikasikan mendefinisikan sebuah mpernyataan yang mengandung masalah.
2. Menggunakan beragam data untuk mendukung informasi yang berkaitan dengan
masalah tersebut.
3. Merumuskan hipotesis untuk menjawab permasalahan tersebut yang bersifat
sementara, dengan memanfaatkan infomasi yang ada dan pengetahuan yang diperoleh
sebelumnya.
4. Menggunakan proses-proses pemikiran yang logis untuk merumuskan hipotesis,
menguji hipotesis, meninjau ualang, dan menyeleksi hipotesis tersebut.
5. Menemukan antara informasi yang diperoleh sebelumnya dan yang baru untuk
memperoleh pengertian yang mendalam dan baru, untuk mencari solusi atas masalah.
6. Membandingkan dan mengevaluasi berbagai teori, data, dan generalisasi dalam
menguji hipotesis atau jawaban sementara.
7. Memilih fakta atau data yang relevan yang diperlukan untuk menguji hipotesis.
8. Menyatakan pendapat sendiri setelah menganalisis informasi-informasi yang tersedia.\
9. Merumuskan kesimpulan-kesimpulan dan menerapkannya dalam situasi-situasi yang
baru dalam kehidupan nyata.

E. Pendekatan inquiry pada pembelajaran IPS


IPS sebagai salah satu bidang studi yang memiliki tujuan membekali siswa untuk
mengembangkan penalarannya di samping aspek nilai dan moral, banyak sekali memuat
materi sosial dan bersifat hapalan sehingga pengetahuan dan informasi yang diterima oleh
siswa sebatas produk hapalan. Sifat materi pelajaran IPS tersebut membawa akibat
terhadap proses belajar mengajar yang didominasi oleh pendekatan ekspositoris, terutama
guru menggunakan metode ceramah, sedangkan siswa kurang terlibat atau cenderung
pasif.
Pendekatan pembelajaran inquiry merupakan salah satu bentuk inovasi
pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas, kreativitas dan keterampilan bernalar
siswa. Pendekatan pembelajaran inquiry memposisikan siswa sebagai subyek dan pusat
pembelajaran ada pada siswa. Siswa akan terdorong untuk lebih baik apabila ia terlibat
secara langsung dalam proses belajar melalui kegiatan-kegiatan.
Pendidikan ilmu sosial mengadopsi pendekatan inquiry yang kemudian
dinamakan inquiry sosial. Hal ini di dasarkan pada asumsi pentingnya pembelajaran IPS
pada masyarakat yang semakin cepat berubah, seperti yang dikemukan Robert A. Wilkins
(1990:85) yang menyatakan bahwa dalam kehidupan masyarakat yang secara terus-
menerus mengalami perubahan, pengajaran IPS harus menekankan kepada
pengembangan berpikir. Terjadinya ledakan pengetahuan, menurutnya, menuntut
perubahan pola mengajar dari yang hanya sekedar mengingat fakta yang biasa dilakukan
melalui pendekatan pembelajaran dengan metode kuliah (lecture) atau dari metode latihan
(drill) dalam pola tradisional, menjadi pembelajaran yang dapat mengembangkan
kemampuan berpikir.
Kemampuan dan keterampilan guru dalam memilih dalam menggunakan berbagai
pendekatan, metode, dan pendekatan pembelajaran senantiasa terus ditingkatkan, agar
pembelajaran IPS benar-benar mampu mengkondisikan upaya pembekalan kemampuan
dan keterampilan dasar siswa untuk menjadi manusia dan warga negara yang baik. Hal ini
dikarenakan pengkondisian iklim belajar merupakan aspek penting bagi tercapainya
tujuan pendidikan
Peran guru dalam pembelajaran IPS mempunyai hubungan erat dengan cara
mengaktifkan siswa dalam belajar, terutama dalam proses pengembangan
keterampilannya. pengembangan keterampilan tersebut yang harus dimiliki siswa adalah
keterampilan berpikir yang dikembangkan untuk melatih siswa berpikir logis dan
sistematis melalui proses belajar-mengajar dengan pendekatan pengembangan berpikir
kritis, keterampilan sosial dan praktis melalui pendekatan dialog kreatif, keterampilan
tersebut dapat dikembangkan dalam situasi belajar-mengajar yang interaktif antara guru
dengan siswa dan siswa dengan siswa.
Ada tiga karakteristik pendekatan inqury dalam IPS. Pertama, adanya aspek
(masalah) sosial dalam kelas yang dianggap penting dan dapat mendorong terciptanya
diskusi kelas. Kedua, adanya rumusan hipotesis sebagai fokus inquiry. Ketiga,
penggunaan fakta sebagai pengujian hipotesis.
Dengan menggunakan pendekatan inquiry guru IPS pada dasarnya telah memberi
kesempatan kepada siswa untuk belajar secara aktif. Untuk meningkatkan pengalaman
dan kepercayaan diri pada siswa. Guru IPS dapat mengajukan pertanyaan yang
memerlukan pemikiran-pemikiran lebih jauh seperti menafsirkan, menganalisis,
mengsintesis, atau menggunakan. Pertanyaan guru tentunya tidak hanya sekedar meminta
siswa untuk mengingat kembali dan oleh sebab itu bentuk pertanyaannya harus
mendorong siswa untuk menemukan sendiri dan memecahkan masalah. Guru harus
membantu siswa dalam menguasai belajar koognitif yang diperlukan dalam penyelidikan
dan berpikir dalam ilmu-ilmu social. Dalam hubungan itu IPS harus menekankan pada
pemahaman dan berpikir kritis pada siswa tentang bagaimana mendekati belajar dan
bukan menghindarinya. Bagi siswa, jika digunakan pendekatan ini ia dituntut bekerja
keras, secara individu atupun kelompok, mengembangkan segala kemampuan berpikirnya
dan memanfaatkan sumkber-sumber yang ada disekelilingnya, di lingkungan tempat
tinggallnya, di sekolah maupun dimasyarakat.
Menurut Azis (2007) untuk mempersiapkan kegiatan belajar yang menggunakan
pendekatan inquiry ada beberapa cara dapat digunakan diantaranya:
1. Inquiry yang didasarkan pada artefak, yaitu benda-benda hasil kepandaian manusia.
Misalnya siswa diminta mempelajari makna symbol yang terdapat pada mata uang
bangsanya
2. Inquriy berdasarkan situasi masalah yang diminta pemecahanya
3. Inquiry berdasarkan isu-isu yang kontroversial atau kejadian sekarang. Misalnya
adanya protes penduduk suatu wilayah tentang pencemaran limbah industri terhadap
sumber air penduduk
4. Inquiry yang didasarkan pada konsep-konsep yang ditemukan dalam pelajaran.
Misalnya mempelajari bagimana kontak dengan budaya lain mempengaruhi cara
kehidupan
5. Inquiry yang didasarkan pada potret dan ilustrasi. Gambar dan ilustrasi adalah untuk
meningkatkan ketelitian terhadap konsep yang ditemukan dalam buku teks IPS. Untuk
itu misalnya guru dapat mengajukan pertanyaan kepada siswa misalnya, (1) apa
hubungan gambar/ ilustrasi tersebut dengan materi/konsep yang kita bicarakan? atau
(2) kapan gambar tersebut dibuat?
Peranan guru dalam pembelajaran IPS dengan pendekatan inquiry adalah sebagai
pembimbing dan sebagai stimulator, fasilitator yang berhadapan dengan siswa membantu
mereka mengindentifikasikan pertanyaan dan masalah, dan membimbing melakukan
penyelidikan. Guru membuat suasana yang menjamin kebebasan untuk melakukan
eksplorasi, melakukan hubungan pribadi yang baik. Sejauh mungkin guru berusaha untuk
dapat meningkatkan cara kerja siswa secara bebas. Guru membantu siswa dalam
menmukan sumber informasi yang tepat dan bertanggung jawab bahwa sejumlah sumber
pelajaran itu cukup dan digunakan. Guru tidak menekankan kebenaran jawaban, tetapi
membantu siswa menemukan dan mengklarifikasi jawaban yang tepat. Guru harus
memiliki ketrampilan khusus dalam bertanya yang dapat meningkatkan berpikir kritis dan
dapat memecahkan masalah.

F. Sintaks atau Langkah-Langkah Pembelajaran Inkuiri


Tahapan pembelajaran yang digunakan mengadaptasi dari tahapan pembelajaran
inkuiri yang dikemukakan oelh Eggen & Kauchak (1996). Adapun tahapan pembelajaran
inkuiri sebagai berikut:
Fase Perilaku Guru
1. Menyajikan pertanyaan  Guru membimbing siswa mengidentifikasi masalah dan
atau masalah masalah dituliskan di papan tulis.
 Guru membagi siswa dalam kelompok.
2. Membuat Hipotesis  Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk curah
pendapat dalam membentuk hipotesis.
 Guru membimbing siswa dalam menentukan hipotesis
yang relevan dengan permasalahan dana memprioritaskan
hipotesis mana yang menjadi prioritas penyelidikan.
3. Merancang Percobaan  Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk
menentukan langkah-langkah yang sesuai dengan
hipotesis yang akan dilakukan.
 Guru membimbing siswa mengurutkan langkah-langkah
percobaan.
4. Melakukan Percobaan  Guru membimbing siswa mendapatkan informasi melalui
untuk Memperoleh percobaan.
Informasi
5. Mengumpulkan dan  Guru memberikan kesempatan pada tiap kelompok untuk
Menganalisis Data menyampaikan hasil pengolahan data yang terkumpul.
6. Membuat Kesimpulan  Guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan.

Sudjana (1989) menyatakan ada lima atahapan yang ditempuh dalam melaksanakan
pembelajaran inkuiri, yaitu:
1. Merumuskan masalah untuk dipecahkan oleh siswa,
2. Menetapkan jawaban sementara atau lebih dikenal dengan istilah hipotesis,
3. Mencari informasi, data, dan fakta yang diperlukan untuk menjawab hipotesis atau
permasalahan,
4. Menarik kesimpulan jawaban atau generalisasi, dan
5. Mengaplikasikan kesimpulan.

G. Implementasi Pendekatan Inquiry Dalam Pebelajaran IPS


Dalam proses pembelajaran dengan pendekatan inkuiri, guru perlu memberikan
keleluasaan kepada peserta didik untuk belajar memecahkan masalah. Masalah perlu
dicarikan jalan keluarnya, bukan dihindari. Menghindari masalah sama halnya dengan
kehilangan kesempatan untuk membina diri agar terbiasa dengan memecahkan masalah.
Untuk itu dalam pembelajaran yang menggunakan pendekatan inkuiri ini, peran guru
sangat penting untuk merancang pembelajaran dalam bentuk problem atau masalah.
Pada umumnya pendekatan pembelajaran inkuiri dilakukan dengan mengikuti
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Orientasi
Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam tahap orientasi adalah :
a) Menjelaskan topic, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh
peserta didik.
b) Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan peserta didik untuk
mencapai tujuan
c) Menjelaskan pentingnya topic dan kegiatan belajar. Hal ini dilakukan dalam
rangka memberikan motivasi belajar bagi peserta didik.
2. Perumusan Masalah
3. Mengajukan Hipotesis
4. Mengupulkan Data
5. Menguji Hipotesis
6. Merumuskan Kesimpulan

H. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Inkuiri


Pembelajaran inkuiri merupakan pembelajaran yang banyak dianjurkan, karena
memiliki beberapa kelebihan diantaranya sebagai berikut:
1. Pembelajaran ini merupakan pembelajaran yang menekankan pada pengembangan
aspek kognitif, afekti, dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran ini
dianggap jauh lebih bermakna.
2. Pembelajaran ini dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan
gaya belajar mereka.
3. Pembelajaran ini merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan
psikologi belajara modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah
laku berkat adanya pengalaman.
4. Dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan diatas rata-rata, artinya
siswa yang memiliki kemmapuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang
lemah dalam belajar.
Disamping memiliki kelebihan, pembelajaran ini juga mempunyai kelemahan
diantaranya sebagai berikut:
1. Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa
2. Sulit dalam merencanakan pembelajaran karena terbentur dengan kebiasaan siswa
dalam belajar.
3. Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang
sehingga guru sering sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah dietntukan.
4. Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai
materi pelajaran, maka strategi ini tampaknya akan sulit diimplementasikan.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Salah satu upaya untuk menciptakan kondisi belajar yang berkualitas dan berbobot
tersebut adalah dengan menggunakan model pembelajaran inquiry. Melalui model
pembelajaran inquiry, siswa dilatih untuk berfikir kritis, terutama dalam pembelajaran
IPS, yang salah satunya menuntut siswa untuk kritis terhadap sumber dalam
mengungkapkan fakta yang benar.
Pembelajaran inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara
maksimal seluruh kemapuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu (benda,
manusia, atau peristiwa) secara sistematis, kriti, logis, analitis, sehingga mereka dapat
merumuskan sendiri penemuaanya dengan penuh percaya diri. Pembelajaran inkuiri
memiliki beberapa ciri, diantaranya yaitu: Pertama, pembelajaran inkuiri menekankan
kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan. Kedua, seluruh
aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri
dari suatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percara
diri (self believe). Ketiga, tujuan dari pembelajaran inkuiri yaitu mengembangkan
kemampuan berpikir sistematis, logis, dan kritis, atau mengembangkan kemmapuan
intelektual sebagai bagian dari proses mental. Pembelajaran inkuiri mengacu pada
prinsip-prinsip sebagai berikut ini: 1) Berorientasi Pada Pengembangan Intelektual, 2)
Prinsip Interaksi, 3) Prinsip Bertanya, 4) Prinsip Belajar untuk Berpikir, 5) Prinsip
Keterbukaan.
Tujuan utama pendekatan inquiry adalah menyediakan peralatan atau cara bagi
siswa untuk mengembangkan keterampilan intelektualnya yang berkaitan dengan berpikir
kritis dan memecahkan masalah. Peranan guru dalam pembelajaran IPS dengan
pendekatan inquiry adalah sebagai pembimbing dan sebagai stimulator, fasilitator yang
berhadapan dengan siswa membantu mereka mengindentifikasikan pertanyaan dan
masalah, dan membimbing melakukan penyelidikan.
Pada umumnya pendekatan pembelajaran inkuiri dilakukan dengan mengikuti
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Orientasi
Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam tahap orientasi adalah :
d) Menjelaskan topic, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh
peserta didik.
e) Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan peserta didik untuk
mencapai tujuan
f) Menjelaskan pentingnya topic dan kegiatan belajar. Hal ini dilakukan dalam
rangka memberikan motivasi belajar bagi peserta didik.
2. Perumusan Masalah
3. Mengajukan Hipotesis
4. Mengupulkan Data
5. Menguji Hipotesis
6. Merumuskan Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

Susanto, Ahmad.2014. Pengembangan Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar. Jakarta. Prenada


Media.

Wiyadi, Gungun. Jurnal Metode Pembelajaran Inquiry. Publish : 11-08-2011 21:34:27

Tukidi. Pendekatan Inkuiri Dalam Pembaharuan Pembelajaran Ips Bidang Studi Geografi
Di Sekolah.Volume 118 8 No. 2 Juli 2011

Anda mungkin juga menyukai