Anda di halaman 1dari 38

Tugas Makalah Kelompok

MODUL 11
HAKIKAT DISIPLIN KELAS
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Startegi Pembelajaran Di SD
Dosen : Nursidik M,Pd
KELAS : 1.I

Disusun Oleh:
1. Gina Almira ( 856749662)
2. Rima Selviani ( 856746477 )
3. Nopi Prianti ( 856753118 )
4. Dwi Rahma Aulia ( 856750144 )

UNIVERSITAS TERBUKA PALEMBANG


TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang dengan berkah, rahmat, dan karunia-

Nya kami dapat membuat makalah moduk 11 tentang Disiplin Kelas. Materi ini

merupakan salah satu materi yang ada di mata kuliah Startegi Pembelajaran SD.

Dimana materi ini penting untuk dipelajari, dipahami, di laksanakan dalam

pemebelajaran Di SD. Karena untuk menjadi guru yang professional kita harus

belajar disiplin dalam semua kegiatan mengajar kita. Sehingga ilmu yang kita

sampaikan ke anak didik kita bermanfaat dan untuk hasilnya itu mencapai tujuan /

kompetensi tercapai

Secara garis besar makalah ini membahas tentang pengertian disipli,

macam-macam disiplin, Tujuan disipli, Disiplin kelas faktor-faktor yang

mempengaruhi disiplin kelas, startegi penenaman dan penanganan disiplin kelas,

kegiatan belajar ini mengajak kita guru untuk mengkaji materi yang ada dimodul 11.

Dengan menguasi materi kegiatan belajar ini kita akan menjadi lebih yakin dalam

menangani masalah disiplin di kelas. Oleh karena itu setelah menyelesaikan materi

kegiatan belaqjar ini kita dapat menjelaskan apa itu Disiplin, dan bagaimana

Menerapkan disiplin didalam kelas serta bagaimana kita sebagai guru yang

professional dapat menangani disiplin dalam kelas.

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih banyak kekurangan,

sehingga penulis mengundang saran, kritik, serta masukan dari pembaca sekalian.

Palembang, Oktober 2020

Penulis
DAFTAR ISI

SAMPUL........................................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah...................................................
BAB II : PEMBAHASAN
KB. 1 Hakikat Disiplin
A. Pengertian Didiplin ………………………………………….
B. Tujuan Disiplin ……………………………………………….
C. Jenis-jenis Disiplin …………………………………………..
D. Faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin ……………….
E. Disiplin Kerja …………………………………………………
F. Manfaat Disiplin ……………………………………………..
G. Disiplin Kelas ………………………………………………..
H. Faktor-faktor yag mempengaruhi disiplin kelas ………….
I. Bentuk-bentuk disiplin kelas ……………………………….
J. Tehnik disiplin kelas ……………………………………….
K. Upaya menegakkan didiplin kelas………………………...
KB 2 : Startegi Penanaman dan Penanganan Disiplin Kelas .................
1) Pandangan terhadapa penanaman dan Penanganan Disiplin Kelas
2) Startegi Penanaman Disiplin Kelas ...................................
3) Startegi Penanganan Disiplin Kelas ..................................
BAB III : PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada masa sekolah, kita sering sekali melihat orang tua, guru
mendisiplinkan anak & anak murid mereka. Sebenarnya, mengapa sih kok harus di
disiplin kan? Sepenting apa disiplin tersebut dalam kehidupan manusia ?Disiplin
sendiri adalah 1 hal yang paling tidak disukai anak muda, remaja zaman sekarang.
Keinginan untuk bebas dari anak muda sekarang adalah salah satu alasan. Mereka
merasa disiplin itu tidak keren, disiplin itu mengganggu kehidupan mereka.
Padahal disiplin tidak sesusah itu.Secara keseluruhan, disiplin dalam kehidupan
sehari-hari  adalah sebuah perilaku dimana mengikuti norma kesusilaan, yang
dimana kita bisa bertindak dengan kode etik yang dapat diterima oleh
orang lain.Disiplin tidak jauh jauh dari yang namanya peraturan. Dalam kehidupan
Anak muda zaman sekarang, mereka banyak memberi slogan seperti “Peraturan
dibuat untuk dilanggar.” Jelas ini bukan lah sesuatu hal yang patut dibenarkan.
Tidak disiplin sendiri berkaitan dengan pelanggaran yang di lakukan dan tidak
menaati aturan yang ada.

1. Keselamatan

Ini merupakan salah satu hal penting dalam ke disiplinan. Orang yang tidak
disiplin akan mengancam nyawanya sendiri. Kedisiplinan yang menyangkut tentang
keselamatan sendiri adalah kedisiplinan dalam berkendara. Jika kita merupakan
seorang yang tidak terbiasa untuk disiplin, maka dalam hal satu ini kemungkinan
besar kita juga tidak disiplin, Contoh dari tidak disiplin dalam berkendara; Ketika
lampu merah menyala di sebuah perempatan, pasti karena satu alasan yaitu lampu
hijau sedang menyala di salah satu jalur lainnya. Ketika kita tidak disiplin dengan
menerobos lampu merah, maka nyawa kita sendiri taruhannya, pasti terjadi
sebuah kecelakaan bisa jadi ada korban jiwa.
2. Mudah Mencari Pekerjaan

Ketika kita menjadi seorang yang disiplin, orang lain akan melihat perilaku
kita. Perusahaan akan mencari pekerja tidak hanya pekerjaan yang baik dan
sempurna, mereka mencari pekerja yang disiplin. Dalam setiap perusahaan pasti
memiliki peraturan yang harus di taat’i. Untuk kalian orang yang tidak terbiasa
untuk disiplin, hal ini akan menjadi seakan susah. Tetapi sebaliknya untuk kalian
yang menjadi seorang yang disiplin, maka hal ini akan mudah.1 hal  yang perlu
diketahui, perusahaan tidak hanya mencari pekerja yang pintar, namun memiliki
karakter yang baik, salah satunya dalam kedisiplinan.

Salah satu contohnya adalah ketika anda menjadi karyawan dan staff
suatu perusahaan, anda memiliki IQ yang sangat tinggi, namun anda sering
terlambat. Maka, atasan anda akan meragukan anda.Contoh lainnya, ketika ada
peraturan deadline pada pekerjaan anda, karena anda tidak terbiasa untuk
disiplin, maka anda akan mengerjakan pekerjaan anda molor dan tidak sesuai
deadline tersebut. Walaupun hasil pekerjaannya lebih bagus dari pada karyawan
lain, namun hal ini akan menjadi salah satu pertimbangan kepala perusahaan anda
untuk tetap mempekerjakan anda.

3. Kepercayaan

Kepercayaan dari orang terdekat, komunitas, guru, teman, keluarga adalah


suatu hal yang sangat penting dan susah membangunnya. Disiplin adalah salah
satu cara membangun kepercayaan tersebut.Jika kita terbiasa untuk disiplin
pada diri sendiri maka kita secara tidak langsung akan melakukannya dalam
lingkungan masyarakat. Kepercayaan ini berarti seseorang tidak akan khawatir
anda tidak melakukannya. Contoh nyata disiplin yang menunjang kepercayaan
adalah integritas.Ketika anda merupakan seseorang yang berintegritas, maka
atasan anda atau orang tua anda tidak akan berpikiran buruk terhadap anda.
Namun jika pada kenyataannya anda adalah , maka atasan anda akan terus
mengawasi anda agar tetap bekerja (ini di karenakan atasan anda mengerti anda
suka menunda waktu), selain itu jika ada pekerjaan yang mendadak dan harus
cepat selesai, atasan anda tidak akan memilih anda untuk mengerjakannya.
4. Belajar Dewasa dan Bertumbuh

Jika anda menjadi seorang yang tidak disiplin, maka hidup anda tidak akan
berubah. Anda tidak akan menjadi seseorang yang dewasa. Salah satu dari ciri
dewasa adalah bertanggung jawab. Pribadi yang tidak disiplin pasti seseorang
yang tidak bertanggung jawab.Seperti yang dikatakan di awal, disiplin berkaitan
dengan peraturan. Tanggung jawab sendiri juga berkaitan erat dengan peraturan,
jika peraturan tersebut dilanggar, maka ada harga yang harus dibayarkan.Anda
akan tetap menjadi seseorang yang tidak bertanggung jawab, mengapa? Karena
tidak akan ada orang yang mau memberikan kepercayaan kepada orang-orang
yang tidak disiplin. Disiplin pada diri sendiri saja tidak bisa, apalagi dengan hal
lain.

5. Pencapaian Cita-cita, Tujuan, Visi

Jika anda adalah seorang yang tidak disiplin, maka anda tidak akan rajin berlatih,
makan makanan yang sehat, olahraga berlari/ Jogging dengan teratur. Maka cita-cita
anda sebagai seorang atlit bulu tangkis tidak akan terealisasikan. Hanya akan menjadi
angan-angan. Kata disiplin sangat sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Disiplin
merupakan salah satu kebiasaan yang baik dalam pola hidup masyarakat secara umum.
Tidak hanya itu, bahkan sebagian orang percaya bahwa disiplin dapat menjadi salah satu
kunci sukses keberhasilan seseorang dalam menuntut ilmu dan dalam hal-hal yang lain.
Karena pentingnya hal ini, setiap orang wajib mengetahui segala informasi tentang
disiplin agar dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, salah satu pengertian disiplin


adalah ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan (tata tertib dan sebagainya).
Dalam pengertian disiplin tersebut, ada 2 kata kunci utama yakni taat (patuh)
dan aturan (tata tertib). Hal ini dapat dimaknai bahwa disiplin tumbuh dari sikap
patuh dalam diri seseorang untuk mengikuti aturan yang telah dibuat untuk diri
maupun lingkungan sekitarnya.
BAB II

PEMBAHASAN

A. HAKIKAT DISIPLIN KELAS

KB. 1. DISIPLIN DAN DISIPLIN KELAS

1. DISIPLIN

Disiplin adalah ketaatan terhadap peraturan. Jika definisi tersebut dapat


kita sepakati , mari kita terapkan definisi tersebut pada contoh, berkaitan
dengan disiplin. Pemerintah telah mencanangkan Gerakan Disiplin Nasional (GDN).
Apa artinya ini? Pemerintah berupaya meningkatkan ketaatan masyarakat kepada
aturan yang ada dengan segala bidang. Disiplin dalam berlalu lintas, menunggu
giliran, membayar pajak, membuang sampah, bekerja dan sebagainya coba anda
renungkan sejenak apakah anda sudah ikut berperan dalam menyukseskan Disiplin
GDN. Jika iya, tetntu pengertian disiplin semakin mantap bagi anda. Anda tidak
dapat menyebutkan arti disiplin, tetapi sekaligus sudah menerapkan bahkan
mungkin sudah terbiasa disipli.

a) Tujuan disiplin

Penerapan disiplin mempunyai tujuan yang beragam. Salah satunya

adalah mengembangkan pribadi yang dapat mengendalikan diri dengan baik. Saat

sesorang terikat dengan peraturan dan berusaha mematuhinya, hal ini dapat

menghindarkannya dalam berlaku secara semena-mena dan diluar kendali. Hal ini

juga dapat mengurangi resiko gesekan sosial yang mungkin terjadi dalam anggota

masyarakat. Maka dari itu, disiplin juga bertujuan untuk menciptakan masyarakat

yang tertib dan damai.

b) Jenis-jenis disiplin

Terdapat berbagai macam jenis disiplin, diantaranya disiplin belajar dan

disiplin bekerja.
1) Disiplin belajar

Disiplin belajar sebenarnya suatu bentuk kesadaran diri untuk

mengendalikan dirinya. Dalam hal ini, disiplin belajar berfungsi sebagai

pengendali diri yang berada pada diri orang tersebut sehingga belajar akan

penuh kesadaran, tanpa paksaan dan penuh sukacita/bersyukur. Karena untuk

mampu disiplin dalam belajar memerlukan suatu perenungan untuk terus bertanya

pada diri mengapa saya harus belajar hingga orang tersebut memperoleh suatu

alasan yang mendalam dan memuat spiritualitas, emosi dan kognitif mengapa

harus belajar.

Faktor yang mempengaruhi disiplin belajar, diantaranya :

Tujuan dan kemampuan

Tujuan dan kemampuan ikut mempengaruhi tingkat kedisiplinan peserta kursus.

Tujuan yang  akan dicapai harus jelas dan ditetapkan secara ideal serta cukup

menantang bagi kemampuan peserta kursus. Hal ini berarti bahwa tujuan

(pelajaran) yang dibebankan kepada peserta kursus harus sesuai dengan

kemampuan peserta kursus bersangkutan, agar belajar sungguh-sungguh dan

disiplin dalam mengerjakannya. Akan tetapi, jika pelajaran itu di luar

kemampuannya atau jauh di bawah kemampuannya, maka kesungguhan dan

kedisiplinan peserta kursus akan rendah.

a) Teladan instruktur

Instruktur harus memberi contoh yang baik, jujur, adil, serta sesuai

kata dengan perbuatan. Dengan teladan instruktur yang baik, kedisiplinan

peserta kursus pun akan ikut baik. Jika teladan instruktur kurang baik (kurang

berdisiplin), para peserta kursus pun akan kurang disiplin. Instruktur tidak dapat

mengharapkan kedisiplinan peserta kursus baik jika dirinya sendiri kurang


disiplin. Instruktur harus menyadari bahwa perilakunya akan dicontoh dan

diteladani peserta kursus, Hal inilah yang mengharuskan instruktur mempunyai

kedisiplinan yang baik agar para peserta kursuspun mempunyai disiplin yang baik

pula.

b) Balas jasa

Balas jasa ikut mempengaruhi kedisiplinan peserta kursus karena balas

jasa akan memberikan kepuasan dan kecintaan peserta kursus terhadap

lembaga/pelajarannya. Jika kecintaan peserta kursus semakin baik terhadap

pelajaran, kedisiplinan mereka akan semakin baik pula. Untuk mewujudkan

kedisiplinan peserta kursus yang baik, lembaga harus memberikan balas jasa yang

sesuai.

c) Keadilan

Keadilan ikut mendorong terwujudnya kedisiplinan peserta kursus, karena

ego dan sifat manusia yang selalu merasa dirinya penting dan minta diperlakukan

sama dengan manusia lainnya. Keadilan yang dijadikan dasar kebijaksanaan dalam

pemberian balas jasa (pengakuan) atau hukuman akan merangsang terciptanya

kedisiplinan peserta kursus yang baik. Instruktur yang cakap dalam mengajar

selalu berusaha bersikap adil terhadap semua peserta kursusnya. Dengan

keadilan yang baik akan menciptakan kedisiplinan yang baik pula.

d) Pengawasan melekat (waskat)

Pengawasan melekat (waskat) adalah tindakan nyata dan paling efektif

dalam mewujudkan kedisiplinan peserta kursus lembaga. Dengan waskat berarti

Instruktur harus aktif dan langsung mengawasi perilaku, moral, sikap, gairah

belajar, dan prestasi belajar peserta kursusnya. Hal ini berarti Instruktur harus
selalu ada/hadir di lembaga agar dapat mengawasi dan memberikan petunjuk, jika

ada peserta kursus yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan pelajarannya.

e) Sangsi atau Hukuman

Sangsi hukuman berperan penting dalam memelihara kedisiplinan peserta

kursus. Dengan sangsi hukuman yang semakin berat, peserta kursus akan semakin

takut  melanggar peraturan-peraturan lembaga, sikap dan perilaku indispliner

peserta kursus akan berkurang. Berat/ringannya sangsi hukuman yang akan

diterapkan ikut mempengaruhi baik/buruknya kedisiplinan peserta kursus. Sangsi

hukuman harus ditetapkan berdasarkan pertimbangan logis, masuk akal dan

diinformasikan secara jelas kepada semua peserta kursus. Sangsi hukuman

seharusnya tidak terlalu ringan atau terlalu berat supaya hukuman itu tetap

mendidik peserta kursus untuk mengubah perilakunya.

f) Ketegasan

Ketegasan Instruktur dalam melakukan tindakan akan mempengaruhi

kedisiplinan peserta kursus lembaga. Instruktur harus berani dan tegas,

bertindak untuk menghukum setiap peserta kursus yang indisipliner sesuai

dengan sangsi hukuman yang telah ditetapkan. Instruktur yang berani bertindak

tegas menerapkan hukuman bagi peserta kursus yang indisipliner akan disegani

dan diakui kedisiplinannya oleh peserta kursus. Dengan demikian, Instruktur akan

dapat memelihara kedisiplinan peserta kursus lembaga. Sebaliknya apabila

seorang Instruktur kurang tegas atau tidak menghukum peserta kursus yang

indisipliner, sulit baginya untuk memelihara kedisiplinan peserta kursusnya,

bahkan sikap indisipliner peserta kursus semakin banyak karena mereka

beranggapan bahwa peraturan dan sangsi hukumannya tidak berlaku lagi.

Instruktur yang tidak tegas menindak atau menghukum peserta kursus yang
melanggar peraturan, sebaiknya tidak usah membuat peraturan atau tata tertib

pada lembaga tersebut.

g) Hubungan yang harmonis

Hubungan kemanusiaan yang harmonis di antara sesama peserta kursus

ikut menciptakan kedisiplinan yang baik pada suatu lembaga. Hubungan-hubungan

baik bersifat vertikal maupun horizontal yang terdiri dari direct single

relationship, direct group arelationship dan cross relationship hendaknya

harmonis. Instruktur harus berusaha menciptakan suasana hubungan

kemanusiaan yang serasi serta mengikat, vertikal maupun horizontal diantara

semua peserta kursusnya. Terciptanya human relationship yang serasi akan

mewujudkan lingkungan dan suasana belajar yang nyaman. Hal ini akan memotivasi

kedisiplinan yang baik pada lembaga. Jadi, kedisiplinan peserta kursus akan

tercipta apabila hubungan kemanusiaan dalam lembaga tersebut baik.

Implikasi disiplin dalam pembelajaran

Upaya–upaya pengembangan disiplin dan kemungkinannya yang dapat dilakukan

dalam pelaksanaan (implementasi) disiplin belajar dilapangan diantaranya adalah :

1. Melalui kegiatan ekstrakulikuler, dengan pemberian tugas dilakukan tiga

kali selama mengikuti kursus. Melalui kegiatan inilah fasilitator dapat

mengajarkan disiplin pada peserta kursus.

2. Mengembangkan pendidikan penyadaran. Peserta kursus disadarkan

tentang peranan, tugas, serta tanggungjawabnya sebagai pribadi yang

harus menjalani kehidupannya. Dengan disiplin hidup akan jauh lebih

teratur dan terarah.


3. Mengembangkan pemahaman yang berkaitan dengan manfaat disiplin bagi

kehidupan pribadi serta manfaatnya untuk orang lain.

4. Latihan pembiasaan. Tidak perlu menggunakan kekerasan namun tetap

tegas. Karena dengan kekerasan tidak akan menyelesaikan masalah.

5. Mengembangkan modeling atau contoh tokoh (orang yang dapat dijadikan

panutan), sehingga lebih memacu minat peserta kursus/masyarakat untuk

melaksanakan disiplin.

6. Fasilitator memahami dan menghargai pribadi peserta kursus (masyarakat)

dan tidak perlu memaksakan kehendak kepada mereka.

7. Sosialisasi tentang pentingnya disiplin serta manfaatnya bagi diri pribadi

peserta kursus dan orang yang disekitar mereka

8. Melalui kegiatan pelatihan kepemimpinan. Dengan terbiasa bertindak

sebagai pemimpin maka seseorang itu akan selalu melaksanakan disiplin dan

menerapkannya pada orang lain.

9. Melalui kegiatan yang dapat membangun karakter/kepribadian.

Membangun karakter/kepribadian dalam hal ini adalah dengan

membangkitkan sikap percaya diri dalam diri seseorang agar lebih paham

tentang dirinya sendiri. Ia diberikan penjelasan ataupun si fasilitator

menggali dan mengungkap kelebihan ataupun semua potensi yang terdapat

dalam diri peserta kursus/warga belajar tersebut.

2. Penerapan disiplin belajar untuk peserta kursus

Berikut adalah beberapa cara untuk menerapkan disiplin belajar peserta kursus

dalam proses pembelajaran di lembaga kurusus.

1) Disiplin dalam menentukan strategi belajar

Peserta kursus yang memiliki cara belajar yang efektif

memungkinkan untuk mencapai hasil atau prestasi yang lebih tinggi dari
pada peserta kursus  yang tidak mempunyai cara belajar yang efektif.

Untuk belajar secara efektif dan efisien diperlukan kesadaran dan disiplin

tinggi setiap peserta kursus. Belajar secara efektif dan efisien dapat

dilakukan oleh peserta kursus yang berdisiplin. Langkah pertama yang

perlu dimiliki agar dapat belajar secara efektif dan efisien adalah

kesadaran atas tanggung jawab pribadi dan keyakinan bahwa belajar

adalah untuk kepentingan diri sendiri, dilakukan sendiri dan tidak

menggantungkan nasib pada orang lain.

2) Disiplin terhadap pemanfaatan waktu

Salah satu masalah yang sering dihadapi oleh peserta kursus adalah

banyak peserta kursus yang mengeluh kekuragan waktu untuk belajarnya, tetapi

mereka sebenarnya kurang memiliki keteraturan dan disiplin untuk

mempergunakan waktu secara efisien. Keterampilan mengatur waktu merupakan

suatu keterampilan yang sangat penting, bahkan The Liang Gie dalam Rahmawati

(2016: 2) yang juga seorang ahli masa studi maupun seluruh kehidupan seorang

individu yang dalam peserta kursus adalah keterampilan mengelola waktu dan

menggunakannya secara efisien.

3) Disiplin terhadap tugas

Salah satu prinsip belajar adalah ulangan dan latihan. Sejalan dengan

pendapat yang mengatakan bahwa ”mengerjakan tugas dapat berupa pengerjaan

tes atau ulangan atau ujian yang diberikan Instruktur, tetapi juga termasuk

membuat atau mengerjakan latihan-latihan yang ada dalam buku ataupun soal-

soal buatan sendiri”(Slameto, 2003: 88.)

Berdasarkan pendapat tersebut di atas maka, tugas itu dapat berupa tes

atau ulangan dan juga dapat berupa latihan-latihan soal atau pekerjaan rumah.
Mempunyai kebiasaan untuk melatih diri mengerjakan soal-soal latihan serta

mengerjakan pekerjaan rumah dengan disiplin, tidak akan terlalu kesulitan dalam

belajarnya, serta dapat dengan mudah mengerjakan setiap pekerjaan rumah yang

diberikan oleh instruktur.

4) Disiplin terhadap tata tertib

Dalam proses balajar mengajar, disiplin terhadap tata tertib sangat

penting untuk diterapkan, karena apabila di suatu lembaga tidak memiliki tata

tertib maka proses belajar mengajar tidak akan berjalan dengan lancar sesuai

dengan rencana. Hal ini sesuai dengan pendapat yang menyatakan bahwa

”peraturan tata tertib merupakan sesuatu untuk mengatur prilaku yang

diharapkan terjadi pada diri peserta kursus” (Arikunto, 1993: 122.). Antara

peraturan dan tata tertib merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan

sebagai pembentukan disiplin peserta kursus dalam mentaati peraturan di dalam

kelas maupun diluar kelas.

Untuk melakukan disiplin Instruktur mempunyai tanggung jawab untuk

menyampaikan dan mengontrol berlakunya peraturan dan tata tertib tersebut.

3. Disiplin kerja

Selain disiplin belajar, terdapat disiplin kerja yang juga tidak kalah

penting untuk mempersiapkan peserta kursus dalam menyongsong kehidupan

masa depan. Tentu saja, disiplin kerja dan disiplin belajar jauh berbeda. Untuk

itu, sangat penting untuk mengetahui informasi terkait disiplin kerja.

a) Pengertian disiplin kerja

dalam kamus bahasa Indonesia susunan W.J.S. Poerwadarminta adalah(a)

latihan batin dan watak dengan maksud supaya segala perbuatannya selalu
mentaati tata tertib; (b) ketaatan pada aturan dan tata tertib. Sedangkan

menurut Smith dalam Panji Anaroga (2001:12), tujuan bekerja adalah untuk

hidup, atau bekerja diperlukan karena adanya tujuan menopang kesejahteraan,

yang tampaknya orang tidak bisa menikmati hidup. Oleh karenanya, kini kerja

juga melibatkan masalah kebutuhan ekonomi, hanya kegiatan yang termotivasi

oleh kebutuhan ekonomi saja yang dapat dikategorikan sebagai kerja, sedangkan

orang yang tidak mendapatkan imbalan tidak dapat dikatakan bekerja.

Suatu organisasi yang baik selalu mempunyai aturan internal dalam rangka

meningkatkan kinerja dan profesionalisme, budaya organisasi maupun

kebersamaan, kehormatan, dan kredebilitas organisasi serta untuk menjamin

tetap terpeliharanya tata tertib dalam pelaksanaaan tugas sesuai tujuan, peran,

fungsi, wewenang dan tanggung jawab institusi tersebut.

Organisasi yang berjalan optimal tidak dapat dikaitkan sepenuhnya hanya

pada kebutuhan ekonomi saja, karena pada kenyataannya faktor disiplin kerja

mempunyai peranan yang tidak kalah penting untuk membentuk seseorang

mempunyai tanggung jawab dalam bekerja.Tujuan organisasi yang hendak dicapai

peranan variabel-variabel tersebut saling mendukung dan berkaitan satu sama

lain. Peranan individu dalam hal ini pegawai sangat penting karena suatu sistem,

struktur, dan proses tidak akan berjalan dengan baik tanpa peranan individu

dalam menjalankan variabel-variabel tersebut.

Salah satu peranan individu atau pegawai adalah dengan melaksanakan

disiplin kerja yang berkaitan dengan kemampuan yang dimiliki pegawai

tersebut.Dengan memiliki pengetahuan dan keterampilan itu pegawai diharapkan

mengetahui, memahami, melaksanakan dan mematuhi segala aturan dan norma-

norma dalam lingkungan kerja sebagai sistem organisasi pegawai serta metode-

metode tertentu dalam menyelesaikan sebuah pekerjaan atau tugas-tugasnya


sehari-hari dengan baik yang akhirnya dapat memenuhi tujuan organisasi yang

diharapkan.

Disiplin kerja merupakan suatu proses perkembangan konstruktif bagi

pegawai yang berkepentingan karena disiplin kerja ditunjukan pada tindakan

bukan orangnya. Disiplin juga sebagai proses latihan pada pegawai agar para

pegawai dapat mengembangkan kontrol diri dan agar dapat menjadi lebih efektif

dalam bekerja. Dengan demikian tindakan pendisiplinan juga hendaknya

mempunyai sasaran yang positif, bersifatnya mendidik dan mengoreksi, bukan

tindakan negatif yang menjatuhkan pegawai atau bawahan yang indisipliner

dengan maksud tindakan pendisiplinan untuk memperbaiki efektifitas dalam

tugas dan pergaulan sehari-hari di masa yang akan datang bukan menghukum

kegiatan masa lalu.

Pengertian disiplin kerja menurut Husin (2000:95) adalah pegawai patuh

dan taat melaksanakan peraturan kerja yang berupa lisan maupun tulisan dari

kelompok maupun organisasi. Sedangkan menurut Mangkunegara (2001:129),

disiplin kerja dapat diartikan pelaksanaan manajemen untuk memperteguh

pedoman-pedoman organisasi. Pendapat lain menyatakan bahwa disiplin kerja

sebagai sikap menghormati, menghargai, dan taat pada peraturan yang berlaku

baik tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup menjalankannya, tidak

mengelak dangan sangsi-sangsi apabila melanggar tugas dan wewenang yang

diberikan kepadanya.

Kurangnya kesadaran dan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku

sesuai norma dan peraturan atau undang-undang menyebabkan individu atau

pegawai berbuat indisipliner. Lebih lanjut lagi menurut Hasibuan (2001:193),

dalam suatu organisasi umumnya individu-individu yang berada di dalamnya sadar

akan adanya norma atau aturan organisasi dan mereka pun sadar akan tuntutan
kepatuhan tehadap norma atau aturan tersebut. Norma itu sendiri merupakan

standar atau aturan main yang diikuti oleh banyak orang. Perilaku yang

ditunjukan oleh masing-masing individu pegawai mencerminkan sampai seberapa

jauh pegawai tersebut konsekuen dan konsisten mengikuti dan mematuhi atau

melanggar norma dan aturan yang berlaku di organisasii pemerintahan.

Disiplin kerja pegawai mutlak harus dijalankan dan ditegakkan demi

tumbuh berkembangnya suatu aparatur pemerintah dalam mengamalkan tugas

dan tangung jawab yang telah dipercayakan bangsa dan Negara kepada pegawai

negeri oleh karena itu sudah menjadi kewajiban setiap pegawai untuk

menegakkan disiplin.

Adapun dalam Undang-undang nomor 43 Tahun 1949 tentang perubahan

atas Undang-undang nomor 8 Tahun 1974 tentang pokok-pokok kepegawaian

bahwa “peraturan disiplin adalah suatu peraturan yang membuat keharusan,

larangan dan sangsi, apabila keharusan tidak dituruti atau larangan dilanggar.

Untuk menjamin tata tertib dan kelancaran pelaksanaan tugas maka dengan tidak

mengurangi ketentuan dalam peraturan perundang-undangan pidana diadakan

disiplin pegawai negeri sipil”.

Disiplin belum dapat dinyatakan efektif bekerja bilamana penampilan

kedisiplinan itu hanya berdasarkan ketakutan. Disiplin dalam arti sejati adalah

hasil dari interaksi norma-norma yang harus dipatuhi. Norma-norma itu tidak lain

hanya bersangkutan dengan ukuran legalistik melainkan berkaitan dengan etika

dan tata krama. Hasibuan (2005:120) berpendapat disiplin adalah kesadaran dan

kesediaan seseorang untuk mematuhi semua peraturan organisasi dan norma-

norma sosial yang berlaku.


Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa disiplin kerja adalah suatu yang

kemampuan yang akan berkembang dalam kehidupan keseharian seseorang atau

kelompok (organisasi) dalam bertaat azas, peraturan, norma-norma, dan

perundang-undangan untuk melakukan nilai-nilai kaidah tertentu dan tujuan hidup

yang ingin dicapai oleh mereka dalam bekerja.

b) Macam-Macam Disiplin Kerja

Disiplin dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu internal dan eksternal.

Disiplin eksternal disebut sebagai disiplin negatif, sedangkan disiplin internal

disebut sebagai disiplin yang positif. Hal senada juga dikemukakan oleh Hurlock

(1978: 82), ada dua konsep mengenai disiplin, yaitu disiplin positif dan disiplin

negatif. Disiplin positif sama artinya dengan pendidikan dan bimbingan karena

menekankan pertumbuhan di dalam diri yang mencakup disiplin diri ( self

discipline) yang mengarah dari motivasi diri sendiri, dimana dalam melakukan

sesuatu (mentaati aturan dan norma) harus datang dari kesadaran diri sendiri.

Disiplin negatif berarti pengendalian dengan kekuasaan luar yang biasanya

dilakukan secara terpaksa dan dengan cara yang kurang menyenangkan atau

dilakukan karena takut hukuman (punishment).

Mangkunegara (2001:129) mengutarakan macam-macam displin kerja dalam

organisasi, yaitu yang bersifat preventif dan bersifat korektif:

1) Disiplin Preventif

Pendekatan yang bersifat preventif adalah tindakan yang mendorong para

pegawai untuk taat kepada berbagai ketentuan yang berlaku dan memenuhi

standar yang ditetapkan. Artinya melalui kejelasan dan penjelasan tentang pola

sikap, tindakan dan perilaku yang diinginkan dari setiap anggota organisasi

diusahakan pencegahan jangan sampai para pegawai berperilaku negatif.


Keberhasilan penerapan pendisiplinan preventif terletak pada disiplin

pribadi para pegawai organisasi. Akan tetapi agar disiplin pribadi tersebut

semakin kokoh, paling sedikit ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu :

 Para anggota organisasi perlu didorong agar mempunyai rasa memiliki

organisasi, karena secara logika seseorang tidak akan merusak sesuatu

yang merupakan miliknya.

 Para pegawai perlu diberikan penjelasan tentang berbagai ketentuan yang

wajib ditaati dan standar yang harus dipenuhi. Penjelasan dimaksud

seyogyanya disertai informasi lengkap mengenai latar belakang berbagai

ketentuan yang bersifat normatif tersebut.

 Para pegawai didorong menentukan sendiri cara-cara pendisplinan diri

dalam kerangka ketentuan yang berlaku umum bagi seluruh anggota

organisasi.

2) Disiplin Korektif

Disiplin korektif adalah suatu upaya menggerakan pegawai dalam

menyatukan suatu peraturan dan mengarahkan untuk tetap mematuhi peraturan

sesuai dengan pedoman yang berlaku pada organisasi. Pada disiplin korektif,

pegawai yang melanggar disiplin perlu diberikan sangsi yang sesuai dengan

peraturan yang berlaku.

Tujuan pemberian sangsi adalah untuk memperbaiki pegawai pelanggar,

memelihara peraturan yang berlaku, dan memberikan pelajaran bagi pelanggar.

Berat atau ringannya suatu sangsi tentunya pada bobot pelanggaran yang telah

terjadi. Pengenaan sangsi biasanya mengikuti prosedur yang sifatnya hierarki.

Artinya pengenaan sangsi diprakasai oleh atasan langsung pegawai yang


bersangkutan, diteruskan kepada pimpinan yang lebih tinggi dan keputusan akhir

diambil oleh pejabat pimpinan yang berwenang.

Pendisiplinan dilakukan secara bertahap, dengan mengambill berbagai langkah

yang bersifat pendisiplinan dimulai dari yang paling ringan hingga yang paling

terberat.

4. Prinsip-Prinsip Disiplin kerja

Husein (2000:39) berpendapat bahwa seorang pegawai yang dianggap

melaksanakan prinsip-prinsip disiplin kerja apabila ia melaksanakan hal-hal

sebagai berikut :

1. Hadir di tempat kerja sebelum waktu mulai bekerja.

2. Bekerja sesuai dengan prosedur maupun aturan kerja dan peraturan

organisasi.

3. Patuh dan taat kepada saran maupun perintah atasan.

4. Ruang kerja dan perlengkapan selalu dijaga dengan bersih dan rapih.

5. Menggunakan peralatan kerja dengan efektif dan efisien.

6. Menggunakan jam istirahat tepat waktu dan meninggalkan tempat setelah

lewat jam kerja.

7. Tidak pernah menunjukkan sikap malas kerja.

8. Selama kerja tidak pernah absen/tidak masuk kerja dengan alasan yang

tidak tepat, dan hampir tidak pernah absen karena sakit

5. Manfaat disiplin

Menurut Adhvara (2010), beberapa manfaat disiplin adalah:

1) Menumbuhkan kepekaan
Anak tumbuh menjadi pribadi yang peka/berperasaan halus dan

percaya pada orang lain. Sikap ini memudahkan dirinya mengungkapkan

perasaannya kepada orang lain, termasuk orang tuanya (empati).

2) Menumbuhkan kepedulian

Peserta kursus jadi peduli pada kebutuhan dan kepentingan orang lain.

Disiplin membuat anak memiliki integritas, selain dapat memikul tanggung jawab,

mampu memecahkan masalah dengan baik,cepat dan mudah.

3). Mengajarkan keteraturan

Peserta kursus jadi mempunyai pola hidup yang teratur dan mampu

mengelola waktunya dengan baik

4). Menumbuhkan percaya diri

Sikap ini tumbuh berkembang pada saat peserta kursus diberi

kepercayaan untuk melakukan sesuatu pekerjaan yang mampu ia kerjakan dengan

sendiri.

5). Menumbuhkan kemandirian

Dengan kemandirian peserta kursus dapat diandalkan untuk bisa

memenuhi kebutuhan sendiri. Peserta kursus juga dapat mengeksplorasi

lingkungan dengan baik.Disiplin merupakan bimbingan yang tepat pada peserta

kursus untuk sanggup menentukan pilihan yang bijak.


6). Menumbuhkan keakraban

Peserta kursus menjadi cepat akrab dan ramah terhadap peserta

kursusyang lain karena kemampuannya beradaptasi lebih terasah  dengan

sendirinya akan membentuk kebiasaan dan sikap yang positif.

Membantu peserta kursus yang “sulit”

Kadang-kadang kita lupa pada peserta kursus yang berkebutuhan khusus yang

memerlukan penanganan khusus, melalui disiplin yang menekankan keteraturan

anak berkebutuhan khusus bisa hidup lebih baik.

7). Menumbuhkan kepatuhan

Hasilnya peserta kursus akan menuruti aturan yang ditetapkan

orangtua atas kemauan sendiri.

6. Teknik menegakkan disiplin

Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diterapkan dalam rangka

menegakkan disiplin peserta kursus dan pelatihan.

1. Pastikan semua peserta kursus dan instruktur kursus mengetahui dan

menyetujui peraturan yang diterapkan dalam pembelajaran.

2. Sebagai instruktur kursus, anda wajib mengawasi jalannya peraturan dan

memberikan contoh yang baik dan konseling bilamana ada peserta kursus

yang melanggar.

3. Kenali penyebab pelanggaran (jika ada) dengan cara berdiskusi dengan

peserta kursus.

4. Berikanlah solusi yang bijak dengan cara memberikan saran terhadap

pelanggaran yang dilakukan peserta kursus.


5. Jika peserta tersebut masih melanggar, berikanlah surat peringatan.

6. Jika peserta kursus tersebut masih melanggar lagi anda dapat

memberihukuman yang mendidik agar dia tidak mengulangi perbuatannya

2. DISIPLIN KELAS

Jika kita sudah sepakat bahwa secara umum disiplin berarti ketaatan
terhadap aturan, baik aturan untuk umum maupun kelompok tertentu dan bahkan
aturan yang telah kita buat untuk diri kita sendiri, kini tiba saatnya kita
membahas arti disiplin Kelas, sebagai guru anda tentu tidak asing lagi dengan
istilah bini karena hamper setiap hari berurusan dengan disiplin kelas. Pengertian
disiplin kelas telah banyak diungkapkan oleh para pakar

Turney and Cairns mengkaji ulang definisi disiplin kelas yang berasal dari para
pakar. Dalam kajian tersebut antara lain diungkap definisi yang bervariasi
sebagai berikut :

1) Disiplin di artikan tingkat keteraturan yang terdapat pada satu kelompok


2) Disiplin kelas diartikan sebagai tehnik yang digunakan oleh guru untuk
membanngun atau memelihara keteraturan didalam kelas
3) Ada pakar yang mennyamakan kata disiplin dengan hukuman. Dengan makna
ini, anda dapat menggunakan kata disiplin dalam kalimat “ Disiplinkan anak
itu”! artinya hukumlah anak itu. Anda tentu tidak suka mengucapkan
kalimat itu karena sebagai guru. Anda pasti berusaha menghindari
pemberian hukuman
Dari ketiga pengertian diatas dapat disimak bahwa disiplin kelas dilandasi
oleh adanya hubungan guru dan siswa didalam kelas hal ini tercermin dalam
pengertian didiplin yang disepakati oleh beberapa pakar yang mendefinisikan
disiplin sebagai bagian pengelolaan kelas yang terutama berurusan dengan
penanganan prilaku yang menyimpang.
Sebagai kata benda disiplin dapat berarti tingkat keteraturan yang
terdapat pada satu kelompok yaitu dalam kelas atau tehnik yang digunakan guru
untuk membangun atau memelihara keteraturan dalam kelas sebagai kata sifat
disipli diartikan ketaatan pada peraturan. Dan akhirnya sebagai kata kerja
disiplin dapat berarti hukuman sehingga mendisiplinkan berarti menghukum.
B. DISIPLIN KELAS
1) Disiplin perlu diajarkan dan perlu dipelajari serta dihayati oleh siswa, agar
siswa mampu mendisiplinkan dirinya sendiri. Siswa mampu menngendalikan
dirinya sendiri, tanpa perlu dikontrol oleh guru. (Winzer 1992). Sebagai
guru anda tentu pernah menngalami satu situasi yang membuat anda
terharu. Misalnya : tanpa diminta, siswa langsung membersihkan papan
tulis, berbaris dikelas dengan rapi meskipun anda tidak mengontrolnya.
Hal-hal seperti ini merupakan pertanda mulai tumbuhnya kemampuan untuk
mendidiplinkan diri sendiri.
2) Disiplin, sebagaimana diakui oleh pakar sejak dulu merupakan titik pusat
berputarnya kehidupan disekolah. Keberhasilan dan kegagalan sekolah
tergantung dari tingkat ketercapaina dalam menerapkan disiplin yang
sempurna.
3) Tingkat ketaatan siswa yang tinggi terhadapa aturan kelas, lebih-lebih jika
ketaatan tersebut tumbuh dari diri sendiri, bukan dipaksakan, akan
memungkinkan terciptanya iklim belajar yang kondusif yaitu iklim belajar
yang menyenangkan sehingga siswa terpacu untuk belajar
4) Tingkat ketaatan yang rendah terhadap aturan kelas akan membuat iklim
belajar yang tidak kondusif, tidak menyenangkan. Guru akan lebih banyak
berurusan dengan prilaku siswa yang menyimpang sehinngga pelajaran yang
terbengkalai situasi yang seperti ini membuat siswa jadi frustasi. Yaitu
kesal karena keinginanya untuk belajar bterhalang oleh situasi yang tidak
menyenangkan. Contoh : banyak siswa yang terlambat masuk kelas atau
melupakan tugas yang harus dikerjakan atau main-main ketika pelajaran
sedang berlangsung tentu suasana belajar tidak menyenangkan.
5) Jumlah siswa dalam kelas, lebih-lebih dinegeri kita cukup banyak. Dikota
besar jumlah siswa terdiri dari 40-50 orang siswa. Kelas yang besar ini
jika tidak diikat oleh aturan yang ditaati bersama akan dapat menimbulkan
kekacauan. Lebi-lebih jika jumlah siswa yang banyak diimbangi lagi oleh
peraboitan / alat-alat yang banyak pula sepert, meja, kursi, gambar atau
alat peraga sehingga kelas terkesan penuh sesak.
6) Kebiasaan untuk mentaati aturan dalam kelas akan memberi dampak yang
lebih luas bagi kehidupan siswa didalam masyarakat. Siswa yang terbiasa
mentaati aturan didalam kelas, akan terdorong pula mentaati aturan yang
ada dalam masyarakat.
C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DISIPLIN KELAS
1) Faktor Fisik
Disiplin kelas dilandasi oleh adanya interaksi guru dan siswa dalam konteks
(hubungan) kelas makan faktor fisik yang mempengaruhi disiplin kelas juga
mencakup guru, siswa, dan ruangan kelas. Kondisi fisik guru, antara lain
tampak dalam penampilanya, akan mempengaruhi ketaatan siswa kepada
aturan. Guru yang penampilanya rapi, sehat dan tampak bersemangat akan
lebih mudah mengatur siswanya dari pada guru yang tampak lusuh dan lesu.
Kondisi fisik siswa yang prima, seperti tampak pada penampilanya serta
panca indra yang sehat akan mempengaruhi ketaatan siswa pada aturan,
siswa yang sakit atau lapar atau yang indranya tidak berfungsi dengan
sempurna akan sulit memusatkan perhatian dan pelajaran.
Kondiri fisik ruang kelas, yang menvcakup kemanan dan susunan peralatan
serta penggunaan alat-alat pelajaran juga mempengaruhi tingkat disiplinya
siswa , kelas yang beranntakan atau kondisinya rusak sehingga dapat
membahayakan siswa akan dapat menngurangi ketaatan siswa pada aturan.
Demikian pula pengguanaan alat yang tidak tepat misalnya : menghalangi
pandangan siswa akan medorong siswa melanggar aturan.
2) Faktor Sosial
Hubungan antara guru dan siswa dan tentunya siswa dengan siswa terjadi
dialam kelas. Kualitas interaksi sosial ini yaitu kualitas hubungan guru-
siswa-siswa juga dapat mempengaruhi disiplin kelas. Hubungan yang akrab
dan sehat saling mempercayai akan kemampuan akan mampu meningkatkan
disiplin kelas, sebaliknya hubungan yang tidak akrab dan sehat ( misalnya :
munculnya rasa iri dan cemburu) serta saling mencurigai akan
mempengaruhi / mengurai ketaatan siswa pada aturan kelas
Latar belakang sosial sisw ajuga kan mempengaruhi yaitu lingkungan dan
orang-orang yang berada disekitar siswa juga mempengaruhi tingkat
kedisiplinan siswa. Contoh : siswa yang berasal dari desa mungkin akan
lebih patu dibandingka n siswa berasal dari kota, atau siswa yang berasal
dari keluarga yang patuh atau hidup secara teratur akan lebih mudah
mengikuti aturan dikelas dari pada siswa yang berasal dari keluarga yang
berantakan.
3) Faktor Psikologis
Faktor psikologis atau kejiawaan juga diangngap sangat berpengaruh pada
tingnkat kedisiplinan siswa. Faktor psikologisn mencakup antara lain
perasaan, ( seperti : sedih, senang, marah bosan benci dan sebagainya),
dan kebutuhan ( seperti kenginann dihargai,
diakui, dan disayangi).

D. Bentuk- Bentuk  Disiplin Belajar Siswa

 Disiplin siswa dalam menentukan dan menggunakan cara atau strategi


belajarKeberhasilan siswa dalam studinya dipengaruhi oleh cara
belajarnya. Siswayang memiliki cara belajar yang efektif memungkinkan
untuk mencapai hasil atau prestasi yang lebih tinggi dari pada siswa yang
tidak mempunyai cara belajar yang efektif.

Untuk belajar secara efektip dan efisien diperlukan kesadaran dan


disiplin tinggi setiap siswa. Belajar secara efektip dan efisien dapat
dilakukan oleh siswa yang berdisiplin. Siswa yang memiliki disiplin dalam
belajarnya akan berusaha mengatur dan menggunakan strategi dan cara
belajar yang tepat baginya. Jadi langkah pertama yang perlu dimiliki agar
dapat belajar secara efektip dan efisien adalah kesadaran atas tanggung
jawab pribadi dan keyakinan bahwa belajar adalah untuk kepentingan diri
sendiri, dilakukan sendiri dan tidak menggantungkan nasib pada orang
lain.Hal ini sejalan dengan pendapat yang menyatakan belajar akan lebih
berhasil apabila kita memiliki :

1. Kesadaran atas tanggung jawab belajar,


2. Cara belajar yang efisien,
3. Syarat-syarat yang diperlukan ( Oemar Hamalik, Metoda Belajar Dan
Kesulitan-Kesulitan Belajar(Bandung: Tarsito,2005)

Selain memiliki strategi belajar siswa yang tepat, siswa juga perlu
memperhatikan metode atau cara yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan
dalam belajarnya. Seperti yang kita ketahui belajar bertujuan untuk mendapat
pengetahuan, sikap, kecakapan dan keterampilan. Cara yang demikian itu jika
dilakukan dengan penuh kesadaran dan disiplin tinggi maka akan menjadi suatu
kebiasaan, dan kebiasaan dalam belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar.

Demikianlah cara-cara belajar yang perlu diperhatikan oleh setiap siswa,


karena dengan memiliki cara belajar yang baik akan membantu siswa dalam
mencapai prestasi yang tinggi, dan cara tersebut dapat dilaksanakan dengan baik
secara teratur setiap hari, apabila siswa memiliki sikap disiplin. Jadi siswa yang
pada dirinya tertanam sikap disiplin akan selalu mencari dan menentukan cara
belajar yang tepat baginya.

 Disiplin terhadap pemanfaatan waktu

1) Cara mengatur waktu belajar.

Salah satu masalah yang sering dihadapi oleh pelajar atau siswa
adalah banyak pelajar atau siswa yang mengeluh kekuragan waktu untuk
belajarnya, tetapi mereka sebenarnya kurang memiliki keteraturan dan
disiplin untuk mempergunakan waktu secara efisien. Banyak waktu yang
terbuang-buang disebabkan karna mengobrol omongan-omongan yang
tidak habis-habisnnya. Sikap yang demikian itu harus ditinggalkan oleh
siswa karena yang demikian itu tidak bermanfaat baginya.

Tidak dapat dipungkiri bahwa orang-orang yang berhasil mencapai


kesuksesan dalam hidupnya adalah orang-orang yang hidup teratur dan
berdisiplin memanfaatkan waktunya. Dalam ajaran islam disiplin dalam
pemanfaatan waktu sangat dianjurkan, disiplin bukan hanya dalam
pemanfaatan waktu belajar saja, tetapi disiplin perlu juga dilakukan oleh
setiap orang dalam setiap waktu dan kesempatan.

Dalam belajar pemanfaatan waktu secara baik dan dikerjakan


dengan baik dan tepat waktu adalah merupakan hal yang terpuji. Dari
uraian di atas dapat dipahami bahwa penggunaan atau pamanfaatan waktu
dangan baik menumbuhkan disiplin dalam mempergunakan waktu secara
efisien.

2) Pengelompokan waktu.

Banyak siswa yang belajarnya kurang dapat memanfaatkan waktunya


dengan sebaik-baiknya karena tidak membagi-bagi waktunya untuk macam-
macam keperluan, oleh karna itu, berbagai segi dan teknik untuk mengatur
pemakaian waktu perlu dipahami sebagai langkah untuk mengembangkan
keterampilan mengelola waktu studi.
3) Penjatahan waktu belajar.

Setiap siswa perlu mengadakan prinsip belajar secara taratur.dan


untuk belajar secara teratur setiap hari harus mempunyai rencana kerja.
Agar siswa tidak bayak membuang waktu untuk memikirkan mata pelajaran
yang akan dipekajari suatu saat dan apa yang harus dikerjakannya. Oleh
karna itu agar siswa tidak dihinggapi keraguan-keraguan terhadap apa
yang hendak dipelajarinya maka ia harus punya rencana kerja atau daftar
waktu dalam belajar.

Adapun cara untuk membuat jadwal yang baik adalah sebagai berikut

 Memperhitungkan waktu setiap hari untuk keperlua-keperluan tidur,


belajar, makan, mandi, olah raga dan lain-lain.
 Menyelidiki dan menentukan waktu-waktu yang tersedia setiap hari.
 Merencanakan peggunaan belajar itu dengan cara menetapkan jenis-jenis
mata pelajaran dan urutan-urutan yang harus dipelajari.
 Menyelidiki waktu-waktu mana yang dapat dipergunakan untuk belajar
dengan hasil terbaik.
 Berhematlah dengan waktu, setiap siwa janganlah ragu untuk memulai
pekerjaan, termasuk juga belajar.

1. Disiplin terhadap tugas.

 Mengerjakan tugas rumah

Salah satu prinsip belajar adalah ulangan dan latihan. Sejalan


dengan pendapat yang mengatakan bahwa : ”Mengerjakan tugas dapat
berupa pengerjaan tes atau ulangan atau ujian yang diberikan guru,
tetapi juga termasuk membuat atau mengerjakan latihan-latihan yang
ada dalam buku ataupun soal-soal buatan sendiri”(Slameto, Belajar Dan
Faktor-Fakto yang Mempengaruhinya(Jakarta: Rineka Cipta,2003)

Berdasarkan pendapat tersebut di atas maka, tugas itu dapat


berupa tes atau ulangan dan juga dapat berupa latihan-latihan soal
atau pekerjaan rumah.jika siswa mempunyai kebiasaan untuk melatih
diri mengerjakan soal-soal latihan serta mengerjakan pekerjaan rumah
dengan disiplin, maka siswa tersebut tidak akan terlalu kesulitan dalam
belajarnya, serta dapat dengan mudah mengerjakan setiap pekerjaan
rumah yang diberikan oleh guru.

 Mengerjakan tugas di sekolah

Adapun tugas di sekolah mencakup mengerjakan latihan-latihan tes


atau ulangan harian, ulangan umum ataupun ujian, baik yang tertulis maupun
lisan. Dalam menghadapi tugas-tugas di atas perlu dilaksanakan langkah-
langkah persiapan sebagai berikut :

1. Hindarilah belajar terlalu banyak pada saat-saat terahir mengerjakan tes


(semua bahan hendaknya sudah siap jauh-jauh sebelumnya).
2. Pelajarilah kembali bahan yang sudah pernah didapat secara teratur
sehari atau dua hari sebelumnya.
3. Buatlah suatu ringkasan atau garis besar tentang bahan yang sedang
dipelajari kembali itu.
4. Pelajarilah juga latihan soal dan hasil tugas yang sudah pernah dikerjakan.
5. Peliharalah kondisi kesehatan.
6. Konsentrasikan seluruh perhatian terhadap tugas yang akan ditempuh.
7. Siapkanlah segala alat atau perlengkapan-perlengkapan yang diperlukan
dan jika diperlukan syarat-syarat tertentu, bereskanlah seawal mungkin.

 Disiplin terhadap tata tertib.

Didalam proses balajar mengajar, disiplin terhadap tata tertib


sangat penting untuk diterapkan, karna dalam suatu sekolah tidak memiliki
tata tertib maka proses belajar mengajar tidak akan berjalan dengan lancar
sesuai dengan rencana,Antara peraturan dan tata tertib merupakan suatu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan sebagai pembentukan disiplin siswa
dalam mentaati peraturan di dalam kelas maupun diluar kelas.

Untuk melakukan disiplin terhadap tata tertib dengan baik, maka


guru bertanggung jawab menyampaikan dan mengontrol berlakunya
peraturan dan tata tertib tersebut. Dalam hal ini staf sekolah atau guru
perlu terjalinnya kerja sama sehingga tercipta disiplin kelas dan tata tertip
kelas yang baik tampa adanya kerja sama tersebut dalam pembinaan disiplin
sekolah maka akan terjadi pelanggaran terhadap peraturan dan tata tertip
sekolah serta terciptanya suasana balajar yang tidak diinginkan.
Dengan demikian untuk terciptanya disiplin yang harmonis dan
terciptanya disiplin dari siswa dalam rangka pelaksanaan peraturan dan tata
tertib dengan baik, maka di dalam suatu lambaga atau lingkungan sekolah
perlu menetapkan sikap disiplin terhadapsiswa, agar tercipta proses belajar
mengajar yang baik.

E. Teknik-Teknik Membina Disiplin Kelas

Terdapat beberapa teknik membina disiplin kelas, antara lain:

1. Teknik keteladanan guru, yaitu guru hendaknya memberi contoh teladan


sikap dan perilaku yang baik kepada siswanya.
2. Teknik bimbingan guru, yaitu diharapkan guru senantiasa memberikan
bimbingan dan penyuluhan untuk meningkatkan kedisiplinan para siswanya.
3. Teknik pengawasan bersama, yaitu dalam disiplin kelas yang baik
mengandung pula kesadaran akan tujuan bersama, guru dan siswa
menerimanya sebagai pengendali, sehingga situasi kelas menjadi tertib.

Dalam mewujudkan tujuan bersama tersebut, beberapa usaha yang dapat


dilakukan dalam pembinaan disiplin kelas adalah:

 Mengadakan perencanaan bersama antara guru dengan siswa.


 Mengembangkan kepemimpinan dan tanggung jawab pada siswa.
 Membina organisasi kelas secara demokratis.
 Membiasakan agar siswa dapat berdiri sendiri atau mandiri dalam
melaksanakan tugas dan kewajibannya.
 Membiasakan siswa untuk berpartisipasi sesuai dengan kemampuannya.
  Memberikan dorongan kepada siswa untuk mengembangkan pengettahuan
dan keterampilan.

F. Upaya Menegakan Disiplin

Upaya menegakan disiplin didalam kelas dapat dilakukan dengan meminta


dukungan berbagai pihak terkait, misalnya dari pihak guru, siswa dan orang tua.
Pihak-pihak tersebut selayaknya diajak bekerja sama dengan baik dan harmonis
serta ikut bertanggung jawab untuk menciptakan disiplin siswa. Upaya yang dapat
dilakukan oleh masing-masing pihak adalah sebagai berikut:
1. Pihak guru

Disiplin banyak bergantung pada pribadi guru. Ada guru yang mempunyai
kewibawaan sehingga disegani oleh siswanya. Ia tidak akan mengalami kesulitan
dalam menciptakan suasana disiplin dalam kelasnya walaupun tanpa menggunakan
tindakan atau hukuman yang ketat. Adapula guru yang tampaknya tidak
mempunyai kepribadian, ia tidak berwibawa sehingga tidak disegani siswanya
sekalipun ia menggunakan hukuman dan tindakan yang keras. Akhirnya hukuman
dan tindakan tidak efektif.
Untuk itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain:

 Guru hendaknya jangan ingin berkuasa dan otoriter, memaksa siswa untuk
patuh terhadap segala sesuatu yang diperintahkan, karena sikap guru yang
otoroter membuat suasan kelas menjadi tegang dan sering diliputi rasa
takut.
 Guru harus percaya diri bahwa ia mampu menegakan disiplin bagi dirinya
dan siswanya. Jangan tunjukan kelemahan dan kekurangannya pada siswa
sebab pada dasarnya siswa perlu perlindungan dan rasa aman dari gurunya.
 Guru jangan memberikan janji-janji yang tidak mungkin dapat ditepati.
Juga tidak memaksa siswa bebrjanji untuk memperbaiki perilakunya
seketika sebab mengubah perilaku tidak mudah, memerlukan waktu dan
bimbingan.
 Guru hendaknya pandai bergaul dengan siswanya, akan tetapi jangan
terlampau bersahabat erat sehingga hilang rasa hormat siswa
terhadapnya. Akibatnya siswa menanggap guru sebagai teman dekat,
sehingga cenderung akan hilang kewibawaanya.

1. Pihak siswa

Peranan siswa dalam menciptakan suasana disiplin dalam kelas tak kalah
pentingnya, karena factor utama adalah siswa sendiri dan siswa merupakan
subyek dalam pembelajaran. Oleh karena itu siswa harus mempunyai rasa
tanggung jawab untuk turut serta mewujudkan disiplin di kelasnya.
Untuk itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh siswa dalam
mewujudkan disipilin dalam kealas, anatara lain:
  Siswa hendaknya memiliki rasa tanggung jawab sosial untuk turut serta
menciptakan suasana disiplin didalam kelas.
 Siswa hendaknya memiliki keasadaran untuk mentaati aturan dan tata
tertib sekolah bukan karena rasa takut atau karena merasa terpaksa.
 Siswa hendaknya bertindak sebagai pengontrol atau pengawas dirinya
sendiri tanpa harus diawasi oleh orang lain.
 Apabila suatu saat melakukan pelanggaran, maka siswa harus berjanji pada
dirinya sndiri untuk tidak mengulanginya.
  Pihak siswa

Peranan orang tua dalam mewujudkan disiplin putra-putrinya dirumah, akan


sangat membantu penegakan disiplin kelas. Karena itu ada bbebrapa hal yang
perlu diperhatikan oleh orang tua dalam rangka turut menegakan disiplin, antara
lain:

 Orang tua hendaknya mengetahui tentang tata tertib sekolah yang harus
dilaksanakan putra putrinya ketika disekolah.
 Orang tua hendaknya ikut bertanggung jawab terhadap putra putrinya
dengan cara turut serta mengawasinya.
 Orang tua hendaknya turut berbicara dan turut membina putra putrinya
apabila ia melanggar tata tertib atau aturan sekolah.

KB. 2. STARTEGI PENANAMAN DAN PENANGANAN DISIPLIN KELAS


A. Pandangan Terhadap Penanaman dan Penanganan Disiplin Kelas
1) Pandangan yang menyatakan bahwa guru harus berusaha agar siswa
mengerjakan apa yang diinginkan oleh guru siswa tidak perlu mengapa dia
harus mengerjakan hal tersebut atau siswa juga tidak perlu tahu apakah
yang dikerjakan tersebut sesuai dnegan kebutuhanya pandangan secara
kritik oleh Kohn (1996), yang menginginkan adanya perubahan dalam cara
memandang disiplin kelas.
2) Pandangan menurut Kohn (1996), menegaskan bahwa guru seharusnya mulai
dengan pertanyaan “apa yang diperlukan anak-anak dan bagaimana cara
saya untuk memenuhi kebutuhan tersebut”. Cara pandangan ini jelas-jelas
berfokus pada kepentingan siswa bukan kepentingan guru.
3) Pandangan yang berfokus pada kepentingan siswa tanpaknya senada dengan
yang dikemukakan oleh Winzer yang menyatakan bahwa pendekatan yang
berhasil membangun disiplin adlah pendekatan menghormati hak individu
mendorong meningkatkan konsep diri siswa , serta memupuk kerjasama
dengan membaca pandangan ini diharapkan berfikir kembali tentang apa
yang telah anda lakukan dalam usaha menanamkan disiplin kelas
4) Pandangan humanistic adalah pandangan yang menekankan kemanusiaan
pandangan ini mengemukakan perlu komunikasi yang terbuka dan jujur
antara orang tua dan anak-anak atau guru dan siswa. Pelanggaran disiplin
terjadi sebagai akibat tidak inginya anak mengerjakan tugas yang harus
dikerjakan karena ada hal lain secara pribadi lebih memuaskan. Oleh
karena itu komunikasi yang jujur dan terbuka sangat perlu sehingga guru
tau apa yang disukai dan tidak disukai anak.
5) Pandangan kaum behaviorism yang berpendapat bahwa prilaku dapat
dipelajari dan dikontrol hukuman dan penguatan merupakan dua hal yang
dianjurkan untuk digunakan dalam menegakan disiplin. Dengan memberi
pengutan, prilaku yang diharapkan dpat ditingnkatkan sedangkan dengan
memberi hukuman prilaku yang kurang baik dpat dihilangkan.

B. STARTEGI PENANAMAN DISIPLIN KELAS


Modelkan tata tertib yang sudah ditetapkan oleh sekolah. Contohnya yaitu
a. Jika ingin anak-anak tidak terlambat, kita harus mencontohkanya
dengan cara dating sebelum waktunya atau tepat waktu
b. Jika ingin anak-anak berpakaian rapi, kitapun harus mencontohkanya
dengan berpakaian rapi.
c. Jika aturan menyatakan bahwa anak-anak harus meminta izin kalau mau
keluar kelas atau tidak masuk, guru pun harus mencontohkanya
d. Kalau kita menginkan anak-anak selalu menepati janji, mislanya
mengumpulkan PR atau sesuatu sesuatu pada wkatu yang disepakati
kita pun harus mencontohkanya pula.
a. Adakan pertemuan kelas secara berkala, terutama jika ada aturan yang
perlu ditinjau kembali pertemuan kelas dianggap oleh beberapa pakar
sebagai salah satu alternative yang efektif untuk menanamkan dan
menangani disiplin kelas.
1) Tempat berbagi pengalaman anatara siswa dan guru
2) Tempat untuk mengambil keputusan
3) Tempat untuk membuat rencana, misalnya pada akhir semester kelas
ingin berkreasi, rencana tempat yang akan dikunjungi, cara pergi
keasan dan biaya yang diperlukan dapat diraencanakan dalam
pertemuan kelas
4) Tempat melakukan refleksi, yaitu merenungkan dan mengungkapkan
perasaan tentang disiplin kelas yang sudah berlangsung. Misalnya guru
dapat beratnya kepada anak-anak aturan mana yang dianggap berat,
yang mana sering mereka langgar dan mengapa mereka melanggarnya
c.. Terapkan aturan secara fleksibel (Luwes)sehingga siswa tidak merasa
tertekan. Hal ini berkaitan dengan jadwal pelajaran yang biasnya sangat
ketat.
d. sesuaikan penerapan aturan dengan tingkat perkembangan anak. Misalnya
siswa kelas rendah mungkin perlu diperiksa kebersihan kuku dan pakaianya.
e. Libatkan siswa dalam membuat aturan kelas.

C. STARTEGI PENANGANAN DISIPLIN KELAS


1. MENANGANI GANGGUAN RINGAN
Untuk menangani gangguan ringan berbagai strategi dapat anda terapkan,
strategi tersebut sebagai berikut :
a. Mengabaikan
Gangguan kecil dan ringan yang anda anggap tidak akan mempengaruhi yang
lain dapat diabaikan saja. Misalnya :ketika anda sedang menjelaskan, anda
melihat Sita masih sibuk melihat buku catatan; Anda dapat mengabaikan
saja peristiwa tersebut karena anda yakin, Sita akan segera mengikuti
penjelesan Anda dan siswa lain tidak akan terganggu.
b. Menatap agak lama
Car lain yang dapat digunakan dalam mengatasi gangguan ringan adalah cara
dengan menatap siswa yang membuat gangguan. Misalkan, Ketika anda
sedang menjelaskan, dua orang anak bertengkar secara berbisik
c. Menggunakan tanda Nonverbal
Tanda Nonvebal adalah tanda-tanda berupa gerakan tubuh, seperti
mengangkat tangan, menggeleng atau menaruh tangan (Telunjuk) diatas
bibir. Seandainya , ketika anda menulis soal dipapan tulis ada siswa yang
rebut, Anda dapat berbalik menatap siswa sambil menaruh jari diatas bibir
sebagi tanda meminta mereka diam.
d. Mendekati
Gerak yang mendekati yang dilakukan guru akan menyebabkan siswa yang
melakukan pelanggaran sadar bahwa perbuatannya sudah diketahui guru,
misalnya Ketika tanya jawab sedang berlangsung, anda melihat Siti dan Ana
asyik melakukan sesuatu.
e. Memanggil Nama
Memanggil nama siswa yang sedang melakukan pelanggaran kecil akan dapat
membantu memulihkan disiplin kelas asal dilakukan secara bijaksana.,
Misalkan Ketika anda sedang asyik menjelaskan, Anda melihat Andi
melemparkan kertas kepada Tina dan kertas itu ternyata jatuh dilantai.
f. Mengabaikan secara sengaja
Anda mungkin pernah mempunyai siswa yang suka mencari perhatian.
Misalkan,Ketika siswa lain sibuk bekerja, ia sengaja mengeluarkan
mainannya atau ia berlagak pintar dan menggurui temannya.

2. Menangani gangguan berat


Untuk menangani gangguan berat berbagai strategi dapat anda terapkan,
strategi tersebut sebagai berikut:
a. Memberi Hukuman
Hukuman merupakan alat pendidikan yang masih sering diperdebatkan.
Banya yang menggangap memberikan hukuman lebih banyak segi negatifnya
dari pada segi positif, Misalnya, Kohn (1996) megemnukakan bahwa
hukuman dapat memperparah masalah, merusak hubungan guru-siswa, dan
menghambat proses perkembangan etika. Mengingat agar dalam
menggunakan hokum guru hendaknya memperhatikan hal-hal berikut :
1) Gunakan hukuman hanya jika anda menganggap itu sangat perlu.
2) Mulailah dengan hukuman yang ringan. Misalnya : teguran yang halus
3) Hukuman harus diberikan secara adil dan sesuai dengan tingkat
pelanggaran
4) Ketika memberikan hukuman ajarkan dan contohkan apa yang
semestinya dilakukan siswa
5) Berhati-hatilah dlam memberikan hukuman pertimbangkan
dampaknya bagi siswa
b. Melibatkan Orang Tua
Pendidikan anak merupakan tanggung jawab bersama anatara orang tua,
masyarakat dan sekolah. Oleh karena itu wajarjika guru melibatkan orang
tua dalam menangani masalah pelanggaran disiplin.

3. Menangani Prilaku Yang Agresif


Prilaku yang agresif adalah prilaku yang menyerang ditunjukan oleh siswa
didalam kelas. Misalnya ada siswa yang berteriak atau menyerang / menyakiti
teman atau bahkan menyerang guru. Atau mungkin ada siswa yang berkata kasar
dan tidak senonoh sambil memukul-mukul meja.
Berikut adalah beberapa cara untuk menangani siswa yang agresif yaitu :
a. Mengubah teman duduk
Anda dapat mencoba mengubah / memindahkan tempat duduk anak
tersebut. Anak yang cenderung menggangu dipasangkan dengan anak yang
patuh atau tempat duduknya dipindahkan sehingga dapat lebih memusatkan
perhatian pada pembelajaran.
b. Jangan terjebak dengan konfronstasi atau perselisihan yang tidak perlu
Kita harus menyadari, terutama kita mengajari dikelas tinggi karena
perkembanganya .anak-anak ingin bebas dari kekuasaan melalui tindakan
agresif atau konfrontasi verbal yang kasar
c. Jangan melayani siswa yang agresif ketika hati sedang panas
Jika terjadi konfronstasi usahkan mendinginkan / menenangkan hati
sebelum secara langsunng berhadapan dengan anak-anak.
d. Hindarkan diri dari mengucapkan kata-kata yang kasar atau bersifat
menghina
Penggunaan kata-kata yang kasar atau menghina. Lebi-lebih yang diucapakn
dengan nada marah tidak akan menyelesaikan masalah bahkan akan
memperburuk hubungan guru dengan siswa. Penggunaan kata-kata yang
kasar akan menurunkan martabat kita sebagai guru
e. Konsultasi dengan pihak lain
Jika guru berhadapan pad prilaku yang agresif yang membahayakan siswa
lain atau guru sendiri, sebaiknya guru berkonsultasi dengan pihak lain
seprti : teman sejawat, kepala sekolah, orang tua siswa atau orang lain yang
dianggap tepat.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Disiplin kelas adalah rasa tanggung jawab dari pihak siswa berdasarkan

kematangan rasa sosial untuk mematuhi segala aturan dan tata tertib di sekolah

sehingga dapat belajar dengan baik dan sebagai upaya untuk mengatur perilaku

anak dalam mencapai tujuan pendidikan.

Dalam membina disiplin kelas diperlukan beberapa teknik sperti, teknik

keteladanan guru, teknik bimbingan guru dan teknik pengawasan bersama. Dalam

upaya menegakan disiplin kelas, akan lebih mudah jika kita meminta dukungan

dari pihak-pihak terkait yaitu, pihak guru, pihak siswa dan orang tua.

Disiplin kelas lebih cenderung agar siswa dapat membina disiplin diri (self

discipline). Self discipline biasanya terdapat pada kelas yang gurunya bersikap

demokratis bukan pada kelas yang memiliki sikap guru yang otokratis.
DAFTAR PUSTAKA

Bolla, J.I (1984).keterampilan mengelolah kelas . Jakarta: proyek pengembangan


Pendidikan Guru, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Danielson, CH. (1996). Enhancing Profesional Pratice: A Framework For Teaching.


Alexandria Virginia: Associantion For Supervision an Curiculum Development

Elias, et al (1997). Promoting Social and Emotional Learning Guideliens For


Educator. Alexandria, Virginia : Assocoation for Supervision and curriculum
Development.

Kohn, A. (1996). Beyond Discipline From Complince to community, Alexandria,


Virginia : Association For Supervision And curriculum Development

Anda mungkin juga menyukai