Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PENGELOLAAN PEMBELAJARAN

“Tahap Penanggulangan Disiplin”


Dosen pengampu :
Dr. Kuliyatun, M.Pd.I

Disusun oleh :

Novan Saibani 21250096


Hanifah Rojiati 21250072

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO

FAKULTAS AGAMA ISLAM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Tp. 2023/2024
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT dzat yang
Maha Sempurna pencipta dan penguasa segalanya. Karena hanya dengan ridho-
Nya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini sesuai dengan apa yang
diharapkan yaitu makalah tentang “ Tahap Penanggulangan Disiplin”.
Dengan harapan semoga tugas makalah ini bisa berguna dan ada manfaatnya bagi
kita semua. Amin.
Tak lupa pula penyusun sampaikan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang turut berpartisipasi dalam proses penyusunan tugas makalah ini,
karena penulis sadar sebagai makhluk sosial penulis tidak bisa berbuat banyak
tanpa ada interaksi dengan orang lain dan tanpa adanya bimbingan, serta rahmat
dan karunia dari-Nya.
Akhirnya walaupun penulis telah berusaha dengan secermat mungkin.
Namun sebagai manusia biasa yang tak mungkin luput dari salah dan lupa. Untuk
itu penulis mengharapkan koreksi dan sarannya semoga kita selalu berada dalam
lindungannya. Amin.

Metro,...........................

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................i

DAFTAR ISI ..................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................1

A. Latar Belakang .....................................................................................1


B. Rumusan Masalah ................................................................................1
C. Tujuan ..................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................3

A. Pengertian Disiplin yang baik...............................................................3


B. Pembinaan dalam Pemeliharaan Disiplin.............................................3
C. Tahap Memelihara Disiplin..................................................................6
D. Cara Penanggulangan Gangguan Disiplin............................................9
E. Kebiasaan Hidup Tertib........................................................................11

BAB III PENUTUP ........................................................................................13

A. Kesimpulan ..........................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Disiplin merupakan salah satu hal yang paling penting dalam terciptanya
pembelajaran yang efektif. Disiplin kelas merupakan hal esensial terhadap
terciptanya perilaku tidak menyimpang dari ketertiban kelas. Terciptanya disiplin
menunjuk pada kepatuhan terhadap pelaksanaan peraturan yang ada di kelas
maupun di sekolah, serta menunjuk pada berjalannya sistem kontrol dalam kelas.
Terpeliharanya disiplin tentu saja memerlukan keterlibatan serangkaian strategi,
yang harus disusun dan dirancang oleh guru maupun pihak sekolah lainnya.
Strategi tersebut harus menciptakan efek kesadaran diri siswa dalam mematuhi
aturan serta mengubah perilakunya ke arah yang lebih baik, dan bukan merasa
karena paksaan belaka. Selain itu, terpeliharanya disiplin di kelas mengisyaratkan
bahwa guru dapat menanggulangi masalah-masalah yang terjadi di kelas, seraya
menetralisir dengan cara menanggulangi emosi-emosi peserta didiknya.
Penanggulangan pelanggaran disiplin yang terjadi di kelas perlu
dilaksanakan secara hati-hati serta edukatif. Dan tentunya penanggulangan
tersebut dilaksanakan secara bertahap dengan memperhatikan beberapa hal yang
terkait dengan objek dan subjeknya. Tahapan tahapan ini sangat penting dilakukan
agar dalam penangananya tidak menyebabkan efek yang berkelanjutan serta
menimbulkan dampak yang tidak diinginkan.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, dapat dirumuskan beberapa permasalahan, yaitu
sebagai berikut:
1. Apa arti dari disiplin yang baik (terpelihara)?
2. Bagaimana Pembinaan dalam pemeliharaan disiplin?
2. Bagaimana tahapan-tahapan dalam memelihara disiplin?
3. Apa saja bentuk-bentuk pelanggaran disiplin itu?
4. Bagaimana kebiasaan hidup tertib?

1
C. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk:


1. Mengetahui dan memahami arti dari disiplin yang baik (terpelihara)
2. Mengetahui Pembinaan dalam pemeliharaan disiplin
2. Mengetahui serta mengamalkan tahapan-tahapan dalam memelihara disiplin
3. Mengetahui bentuk-bentuk dari pelanggaran disiplin
4. Mengetahui bagaimana kebiasaan kebiasaan hidup tertib

1.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Disiplin yang baik
Disiplin pada dasarnya adalah kepatuhan akan aturan dan norma,
didasarkan atas kerelaan hati atau kesadaran sendiri dalam melaksanakan
tugas dan tanggung jawab. Secara lengkap dapat kita rumuskan pengertian
disiplin yaitu sikap mental yang mencerminkan kepatuhan/ketaatan akan
aturan-aturan dan norma yang didasarkan atas kesadaran sendiri dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawab. Disiplin yang baik adalah
terjelmanya aktivitas yang mampu mengatur diri kepada terciptanya pribadi
dan potensi sosial berdasar pengalaman-pengalamannya sendiri. Pemeliharaan
disiplin pada dasarnya adalah bagaimana membantu anak mengembangkan
disiplin dan menerima pusat pengendalian disiplin.
B. Pembinaan dalam Pemeliharaan Disiplin
Setelah Anda mengetahui apa itu disiplin dan mengapa disiplin kelas
itu penting kegiatan berikutnya yang perlu Anda ketahui adalah bagaiamana
membina disiplin kelas tersebut. Uraian berikut ini akan membantu Anda
menjawab pertanyaan tersebut.
Sesuai dengan karakteristik anak Sekolah Dasar yang masih suka
meniru, maka salah satu yang dianggap ampuh untuk membina displin kelas
adalah :
a. Pemberian Contoh Prilaku Disiplin dari Guru
Guru adalah merupakan tokoh identifikasi bagi siswa SD. Prilaku guru
yang tampak nyata bagi siswa akan cepat di contoh atau ditiru. Anak lebih
mudah dibina kebiasaannya melalui contoh kongkrit yang dilihatnya sehari-
hari. Pemberian contoh nyata merupakan alat pendidikan yang lebih efektif
dalam pembentukan sikap, begitu juga halnya dengan sikap disiplin. Oleh
karena itu, jika Anda ingin kelasnya disiplin mulailah dari Anda sendiri yang
bersikap disiplin.
Misalnya :
1) Jika Anda ingin siswanya datang tepat waktu, maka Anda sendiri
membiasakan diri datang lebih awal dari siswanya.

3
2) Jika Anda ingin siswanya mengerjakan tugas yang Anda berikan dengan
baik, maka Anda sendiri terlebih dahulu melaksanakan pembelajarannya
dengan baik, tidak asal jadi saja. Misalnya pelajaran dijelaskan dengan
baik, tugas-tugas siswa diperiksa dengan teliti, siswa yang memerlukan
bimbingan Individual Anda bantu dan seterusnya.
3) Jika Anda ingin siswanya berpakaian rapi datang ke sekolah, maka Anda
sendiri terlebih dahulu membiasakan diri selalu rapi.
Itulah beberapa contoh perilaku disiplin dari guru. Anda dapat membuat
contoh-contoh lain dan mencoba menerapkan sendiri di kelas. Ada yang perlu
Anda ingat dalam pemberian contoh ini agar lebih efektif yaitu contoh prilaku
yang ditampilkan, jangan dibuat-buat, tetapi haruslah alamiah dan mendarah
daging dalam diri Anda . Kalau ada terkesan prilaku tersebut dibuat buat
anak tidak akan menerimanya. Oleh karena itu, jika alternatif ini akan
digunakan dalam pembinaan disiplin kelas, guru harus betul-betul berusaha
memiliki sikap disiplin tersebut.
b. Menetapkan dan Mengkomunikasikan standar tingkah laku
Aturan-aturan/standar tingkahlaku kelas yang telah ditetapkan
dikomonikasikan kepada siswa semenjak dari awal. Dengan demikian siswa
akan mengetahui dan mempunyai pedoman cara berprilaku dalam kelas dan
dapat mengontrol tingkahlakunya. Coba Anda bayangkan bagaimana prilaku
siswa pada kelas yang tidak mengkomunikasikan aturan-aturan kelas pada
siswa. Bandingkan pula dengan prilaku siswa yang mempunyai pedoman
standar tingkahlaku. Anda mungkin mengatakan bahwa kelas yang
mempunyai standar tingkahlaku akan lebih tertib dari yang tidak mempunyai
atau tidak mengetahui aturan-aturan kelasnya.
Jadi untuk membina disiplin kelas aturan-aturan/standar prilaku perlu
ditetapakan dan dikomonikasikan kepada siswa. Untuk mendapatkan atau
mengembangkan aturan-aturan/standar tingkahlaku yang akan diberlakukan
supaya lebih diterima dan diikuti oleh siswa. Jones dan Jones (1998)
mengemukakan bahwa yang perlu diperhatikan guru adalah :
1) Siswa perlu dilibatkan dalam mengembangkan standar tingkahlaku
yang digunakan dalam kelas. Maksudnya aturan-aturan yang akan

4
diberlakukan kepada siswa di kelas, jangan Anda tetapkan sendiri, tetapi
bicarakanlan dengan siswa sebelum diberlakukan.
2) Aturan yang dibuat perlu dinyatakan secara jelas. Artinya perumusan
standar prilaku itu tidak meninbulkan keraguaan siswa menafsirkannya,
sehingga dapat diikuti dengan mudah tanpa ragu-ragu. Misalnya angkatlah
tangan bila akan bertanya pada guru.
3) Walaupun penting menyatakan tingkahlaku yang diharapkan dengan
jelas, kembangkanlah sedikit mungkin. Maksudnya janganlah anda
membuat aturan-aturan standar tingkah laku terlalu banyak, tetapi
kembangkanlah yang penting-penting saja.
4) Siswa hendaklah menunjukan dengan jelas penerimaaan mereka
tentang standar tingkahlaku yang disetujui oleh kelompok/kelas.
Maksudnya aturan-aturan yang akan diperlakukan pada kelas Anda,
hendaknya betul-betul yang telah disetujui atau disekapati oleh siswa untuk
mengikutinya.
5) Karena standar tingkahlaku ditetapkan dalam lingkup sekolah, mungkin
bertentangan dengan pengalaman siswa di luar sekolah, maka perlu
memonitor tingkahlaku siswa dan mendiskusikannya dengan mereka untuk
menyakinkan bahwa tingkahlaku itu konsisten dengan standar tingkah laku
kelas.
6) Siswa akan lebih mungkin mentaati aturan-aturan, jika mereka tahu
bahwa aturan tersebut diterima oleh orang tua mereka atau kelompoknya.
Jadi aturan-aturan /standar tingkahlaku yang diberlakukan kepada siswa
agar lebih dipatuhi hendaknya disetujui oleh orang tua siswa.
Setelah Anda mengetahui faktor-faktor yang perlu diperhatikan
dalam mengembangakan aturan-aturan/standar tingkahlaku kelas lalu
bagaiamanakah caranya melibatkan siswa dalam mengembangkan aturan-
aturan kelas tersebut.Anda sebagai guru mungkin telah menerapkannya
dengan baik, namum demikian kita lihat pendapat Jones dan Jones (1998).
Pertama sekali guru membantu siswa mendiskusikan mengapa
penting mengembangkan standar tingkahlaku bagi semua anggota kelas dan
menyetujui untuk mematuhinya. Untuk merangsang terjadinya diskusi

5
tersebut anda dapat mengajukan pertanyaaan mengapa orang dewasa
mempunyai aturan-atuan dan mematuhi, seperti mematuhi aturan lalulintas,
membayar pajak dan saling hormat menghormati satu sama lain. Melalui
diskusi ini Anda membimbing siswa sampai menyadari perlunya aturan-
aturan dalam mengatur kehidupan bermasyarakat/berkelompok atau kelas.
Selanjutnya anda meminta siswa membuat suatu daftar standar
tingkahlaku yang mereka anggap penting dan dipilih bersama beberapa
diantaranya untuk disepakati. Tahap berikutnya anda membimbing diskusi
untuk memperjelas masing-masing aturan dan tanyakan pada siswa apakah
mereka menerima dan akan mematuhi standar tingkahlaku tersebut.
Tahap terakhir Anda memonitor prilaku siswa sehari-hari dan
membantu siswa mengingat kembali standar tingkahlaku yang telah
diterimanya, jika terjadi penyimpangan dari standar tersebut Untuk lebih
mudah anda memahami prosedur tersebut perhatikan bagan berikut ini.
C. Tahap Memelihara Disiplin
Dalam upaya untuk menanggulangi terhadap gangguan disiplin kelas
perlu dilaksanakan dengan penuh hati-hati, demokratis, dan edukatif (rahman
1999:207) cara-cara penanggulangan dilakukan secara bertahap dengan tetap
memperhatikan jenis gangguan yang ada dan siapa pelakunya, apakah
dilakukan individu atau kelompok. Langkah tersebut mulai dari tahap
pencegahan sampai kepada tahap penyembuhan, dengan tetap bertumpu
kepada penekanan subtansinyabukan pribadi peserta didik. Di samping itu,
para guru harus tetap menjaga perasaan kecintaan terhadap peserta didik,
bukan rasa benci atau emosional.
Memelihara disiplin adalah suatu proses. Karena ia proses, maka
memelihara disiplin akan terdiri dari serangkaian tahapan-tahapan yang harus
diperhatikan oleh para penegak disiplin. Adapun tahapan-tahapan dalam
memelihara disiplin yang dikemukakan oleh rachman (1999:210-212) adalah
sebagai berikut :
1. Pencegahan

6
Pada tahap pencegahan, para guru perlu mencpitakan suasana kelas
yang disiplin, ketepatan intruksional, dan perencanaan pendidikan yang
disiplin. Hal yang perlu diperhatikan pada tahap ini adalah:
a. Penciptaan suasana kelas, ketepatan perencanaan dan intruksional
b. Mengenal identitas, misalnya nama, sifat dan kesukaan peserta didik, dsb.
Adalah hal-hal yang penting dalam penciptaan suasana kelas.
c. Pemberian catatan yang bersifat memberi dorongan pada pekerjaan peserta
didik.
d. Merencanakan pengajaran dan mengajar peserta didik dengan penuh
variatif dan dengan hal-hal aktual melalui topik-topik yang relevan.
e. Penguasaan akan disiplin akademik, yang akan menambah kredibilitas
guru yang diperlukan dalam proses pembelajarannya.
2. Pemeliharaan
Pada tahap pemeliharaan disiplin, para guru perlu melakukan
hubungan sosial emosional dengan peserta didik dalam menunjukkan perilaku
disiplin di dalam kelas. Pemeliharaan perilaku pada umumnya harus sejalan
dengan pedoman yang telah ditetapkan agar peserta didik tetap dapat
menjalankan tugas-tugasnya. Pedoman itu harus memenuhi kepatuhan,
kebermaknaan, dan kepraktisan kearah belajar aktif. Pertemuan pertama
misalnya adalah saat yang penting dalam memelihara pergilaku-perilaku yang
diharapkan. Tumbuhkan kesan positif dengan mengemukakan program atau
perencanaan pembelajaran dengan langkah-langkah seperti berikut ini :
a. Mulailah dengan saling berkenalan secara tepat
b. Informasikan gambaran umum, latar belakang, garis besar perhatian dan
aktivitas yang relevan dari bidang studi yang akan ditempuh peserta didik
c. Informasikan harapan-harapan akademis dan kebijakn penilaian secara
rasional
d. Beri kesempatan peserta didik menyatakan harapan-harapan mereka
dengan kemungkinan-kemungkinan yang saling menguntungkan.
3. Campur tangan (intervensi)
Campur tangan merupakan usaha guru untuk menyetop perilaku tidak
pantas dari peserta didik. Ini dilakukan bila teknik-teknik yang diterapkan

7
dalam fase pencegahan dan pemeliharaan fisik tidak berhasil. Dalam teknik ini
hendaknya dicari teknik yang efektif dan dilaksanakan secara hemat dan
penuh pertimbangan.
Pada campur tangan, para guru perlu menangani perilaku peserta didik
yang melanggar disiplin kelas dengan mempelajari gejalanya dan mencari akar
permasalahannya dengan teknik-teknik yang berbasis psikologo pendidikan
berupa pemberian sanksi atau hukuman.
Campur tangan lebih dilakukan pada gejala utamanya dari pada
perilaku menyimpangnya. Guru melakukan terapi situasi dari pada peraturan
disiplinya. Guru hendaknya menggunakan pendekatan ilmu dan seni
mendidik dalam fase ini. Guru memerlukan keahlian dalam langkah-langkah
ini seperti bertanya, menatap mata peserta didik, memberi isyarat dengan
tangan atau kepala agar peserta didik tidak berperilaku tidak pantas.
Jika cara ini tidak berhasil mintalah peserta didik dengan menyebut
namanya untuk diam atau memindahkan tempat duduknya, atau melakukan
apa saja yang tepat untuk situasi seperti itu. Hal itu semua harus dilakukan
dengan tenang dan tidak emosional. Hindari segala jenis tindakan yang
menimbulkan konfrontasi.
4. Pengaturan
Pada tahap pengaturan, para guru perlu mengatur perilaku peserta
didik yang menyimpang dari disiplin kelas dengan memberikan bimbingan
dan pengarahan yang mendidik, persuasif, dan demokratis agar peserta didik
menyadari perilakunya yang menyimpang dan kembali mematuhi disiplin
kelas.
Tujuan dari pengaturan perilaku adalah untuk mengurangi kesalahan
pelasanaan pengembangan kecakapan peserta didik. Fase ini merupakan fase
penting demi tercapainya tujuan peserta didik. Guru harus memiliki
kesabaran, potensi mempengaruhi sikap dan perilaku dengan cara yang tidak
merugikan. Guru dapat membantu peserta didik menyadari bahwa perilaku
memiliki konsekuensi dengan kehidupan mereka. Guru dapat
mempertimbangkan alternatif aktivitas kearah pengembangan perilaku positif
melalui cara yang efektif.

8
Bossone menyatakan bahwa disiplin kelas banyak tergantung pada
keberhasilan guru mengelola kelas agar suasana kelas menyenangkan dan
diharapkan efektif sebagai sarana belajar. Beberapa saran bagi guru untuk
menangani disiplin didalam kelas:
a. Kenalilah siswa-siswa
b. Rencanakan dan persiapkan pelajaran dengan sebaik-baiknya
c. Libatkan siswa-siswa dalam membuat aturan-aturan bagi kelas
d. Bertindak arif
e. Usahakan agar pelaksanaan kegiatan rutin kelas berlangsung secara
efisien.
D. Cara Penanggulangan Gangguan Disiplin
Terdapat beberapa petunjuk umum cara penanggulangan gangguan
disiplin yang dikemukakan oleh Hollingsworth dan Hoower (1991: 72-74),
yaitu:
1. Gangguan percakapan
Percakapan antar peserta didik yang mengancam disiplin perlu segera
ditanggulangi. Guru dapat segera menghampiri mereka dan memotivasi
mereka agar kembali mengerjakan tugas-tugasnya. Atau guru dapat bertanya,
atau meminta siswa mengajukan pertanyaan, atau menyuruh menyelesaikan
tugas secara khusus kepada peserta didik yang bercakap tadi.
2. Gangguan melempar catatan
Gangguan ini dapat terjadi akibat adanya kebosanan atau ketidak tepatan
kegiatan belajar mengajar. Mengambil langkah kehati-hatian dalam
menanggapinya. Guru secara persuasif bisa menyatakan bahwa perbuatan itu
akan merugikan diri sendiri, selain itu akan mengganggu ketertiban kelas.
3. Gangguan kebebasan yang berlebihan diantara siswa
Kebebasan yang berlebihan perlu dicegah jangan sampai berkembang
merusak disiplin kelas. Guru dapat berdialog dengan peserta didik tentang hak
dan kewajiban peserta didik. Bahwa disamping ada hak dan kewajiban, yaitu
kewajiban untuk tidak mengganggu orang lain.
4. Gangguan permusuhan diantara peserta didik atau kelompok

9
Guru dapat melakukan pembicaraan dengan masing-masing pihak secara
individual atau kelompok, berusaha mencari penyebab permusuhan ini dan
cobalah adakan perubahan-perubahan baru. Katakan bahwa permusuhan
adalah perbuatan yang tidak baik, permusuhan akan mengakibatkan hilangnya
teman.
5. Gangguan menyontek
Menyontek terjadi akibat dari ketidak siapan peserta didik atau materi
yang melebihi batas. Berilah motivasi dan kesempatan yang bijak dan tugas
yang sesuai dengan kemampuan peserta didik. Katakan bahwa menyontek
akibat dari tidak belajar. Dengan menyontek, selain konsentrasi buyar juga
tidak akan dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik. Oleh karena itu,
belajarlah dengan rajin dan tekun.
6. Gangguan pengaduan
Disamping adanya laporan kadang ada pengaduan dari siswa. Guru harus
dapat membedakan antara pengaduan dengan laporan tentang sesuatu. Namun
guru perlu berlaku bijaksana dan konsisten dalam menjelaskan kedua hak
tersebut.
7. Gangguan tabiat marah
Guru segera menghampiri atau memindahkan peserta didik yang bertabiat
marah dari peserta didik lain. Sebagai pendengar, guru kemudian mencari
sebab dan membantu menyelesaikan persoalannya.
8. Gangguan penolakan permohonan guru
Berdialog secara terus menerus dan mencari alternatif lain adalah salah
satu cara yang dapat ditempuh oleh guru terhadap gangguan ini. Permohonan
rasional untuk seorang siswa belum tentu sesuai dengan siswa lain. Penciptaan
suasana sejuk dan objektif akan menghilangkan gangguan semacam ini.
9. Gangguan perpindahan situasi
Perpindahan situasi merupakan jenis lain dari gangguan disiplin kelas
(ganti pelajaran, pindah kelas, perubahan jadwal). Oleh karena itu,
perpindahan situasi ini harus diiringi oleh kesiapan akan alternatif dan inisiatif
lain, serta pengawasan.

10
E. Kebiasaan Hidup Tertib
Pembiasaan dengan disiplin disekolah akan mempunyai pengaruh yang
positif bagi kehidupan siswa di masa yang akan datang. Pada mulanya memang
disiplin dirasakan sebagai suatu aturan yang mengekang kebebasan siswa. Akan
tetapi bila aturan ini dirasakan sebagai sesuatu yang memang seharusnya dipatuhi
secara sadar untuk kebaikan sendiri dan kebaikan bersama, maka lama kelamaan
akan menjadi suatu kebiasaan yang baik menuju kearah disiplin diri sendiri (self
dicipline). Disiplin tidak lagi merupakan aturan yang datang dari luar yang
memberikan keterbatasan tertentu, akan tetapi disiplin merupakan aturan yang
datang dari dalam dirinya sendiri suatu hal yang wajar dilakukan dalam kehidupan
sehari-hari. Pengalaman dasar dalam disiplin akan memberikan kerangka dalam
keteraturan hidup selanjutnya. Disiplin diri sendiri hanya akan tumbuh dalam
suatu suasana dimana antara guru dan para siswa terjalin sikap persahabatan yang
berakar pada dasar saling hormat menghormati dan percaya mempercayai. Hal ini
akan tumbuh apabila :
1. Guru bersikap hangat dalam membina sikap persahabatan dengan semua siswa.
Menghargai mereka dan menerima mereka dengan berbagai keterbatasanya.
2. Guru bersikap adil sehingga mereka merasa diperlakukan sama tanpa tumbuh rasa
disisihkan.
3. Guru bersikap objektif terhadap kesalahan siswa dengan melakukan sanksi sesuai
dengan tata tertib bila siswa melanggar disiplin yang telah disetujui bersama.
4. Guru tidak menuntut para siswa untuk mengikuti aturan aturan yang diluar
kemampuan siswa.
5. Guru tidak menghukum siswa didepan teman-temanya sehingga mengakibatkan
mereka merasa malu.
6. Dapat diciptakan suasana optimis sehingga setiap siswa merasakan berhasil dalam
segi tertentu dan tidak senantiasa berada dalam situasi kegagalan dan kekecewaan
7. Suasana kehidupan disekolah tidak mendorong siswa kearah tingkah laku yang
dikehendaki

11
8. Pada saat tertentu disediakan penghargaan dan hadiah bagi siswa yang bertingkah
laku sesuai dengan disiplin yang berlaku sebagai suri tauladan yang baik.
Sikap guru yang demokratis merupakan kondisi bagi terbinanya kebiasaan
berlaku tertib. Sikap ini akan memberi kesempatan kepada siswa untuk ikut
terlibat dalam menegakkan disiplin sekolah, ikut bertanggungjawab, ikut
mempertahankan aturan yang telah dipikirkan dan diterapkan bersama. Tentu saja
dalam hal ini dibutuhkan kerjasama yang baik dengan orang tua dirumah agar
kebiasaan disiplin yang baik disekolah ditunjang oleh kebiasaan disiplin dirumah
dan sebaliknya

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Terdapat beberapa gangguan disiplin yang terjadi dalam kegiatan


pembelajaran di kelas, diantaranya yaitu: gangguan percakapan, gangguan
melempar catatan, gangguan kebebasan yang berlebihan diantara siswa,
gangguan permusuhan diantara peserta didik atau kelompok, gangguan
menyontek, gangguan pengaduan, gangguan tabiat marah, gangguan
penolakan permohonan guru, serta gangguan perpindahan situasi.
Sikap guru yang demokratis merupakan kondisi bagi terbinanya
kebiasaan berlaku tertib. Sikap ini akan memberi kesempatan kepada siswa
untuk ikut terlibat dalam menegakkan disiplin sekolah, ikut
bertanggungjawab, ikut mempertahankan aturan yang telah dipikirkan dan
diterapkan bersama.
Memelihara disiplin adalah suatu proses, yang terdiri dari serangkaian
tahapan yang harus diperhatikan oleh para penegak disiplin. Adapun
tahapannya yaitu sebagai berikut: pertama pencegahan, dimana para guru
perlu menciptakan suasana kelas yang disiplin, ketetapan instruksional, dan
perencanaan pendidikan yang disiplin. Kedua pemeliharaan disiplin, pada
tahap ini guru perlu melakukan hubungan sosial emosi dengan peserta didik
dalam menunjukkan perilaku disiplin kelas.
Ketiga adanya campur tangan atau usaha guru dalam menangani
perilaku peserta didik yang melanggar disiplin kelas dengan mempelajari
segala akar permasalahannya dengan teknik-teknik yang berbasis psikologi
pendidikan berupa pemberian sanksi. Keempat pengaturan perilaku peserta
didik, dalam hal ini para guru perlu mengatur perilaku peserta didik yang
menyimpang dari disiplin kelas dengan memberikan bimbingan dan
pengarahan yang mendidik, persuasive dan demokratis agar peserta didik
menyadari perlakuannya yang menyimpang dan kembali mematuhi disiplin
kelas.

13
DAFTAR PUSTAKA

Ahman, Maman(1998)”manajemen kelas”, Jakarta: DEPDIKBUD DIRJEN


DIKTI Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Destia,Rahman, (2012)”Manajemen Kelas Yang Berbasis Psikologi Pendidikan”

Rosalinda, dewi.2015. “penanggulangan pelanggaran disiplin”

Wibowo, A. 2012. Pendidikan Karakter: Strategi Membangun Karakter Bangsa


Berperadaban. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sudrajat, A. & Wibowo, A. 2013. “Pembentukan Karakter Terpuji di Sekolah


Dasar Muhammadiyah Condongcatur”. Jurnal Pendidikan Karakter

14

Anda mungkin juga menyukai