MAKALAH
Disusun Oleh :
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Pendekatan Supervisi
Non Direktif” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Kepengawasan dan Supervisi Pendidikan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang pendekatan supervisi non direktif bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. H. Mustaqim, M. Pd selaku dosen
mata kuliah Kepengawasan dan Supervisi Pendidikan yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami
tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
Penulis
i
Daftar Isi
KATA PENGANTAR..................................................................................................................................... i
BAB I ............................................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .......................................................................................................................................... 1
C. Tujuan ................................................................................................................................................ 1
BAB II ............................................................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN ............................................................................................................................................ 3
BAB III........................................................................................................................................................... 9
PENUTUP ...................................................................................................................................................... 9
A. Kesimpulan ........................................................................................................................................ 9
ii
BA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan proses yang berkembang seiring berkembangnya hidup
serta kehidupan manusia. Menurut Muhammad Fadli Al-Jamaly sebagai mana dikutip
dalam buku Zuhdiyah pendidikan adalah proses mengarahkan manusia kepada
kehidupan yang baik dan mengangkat derajat kemanusiannya.1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud pendekatan supervisi non direktif ?
2. Apa sasaran supervisi non direktif ?
3. Apa saja prinsip-prinsip supervisor dalam pendekatan non direktif
4. Apa saja kelebihan dan kekurangan pendekatan supervisi non direktif ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian pendekatan supervisi non direktif.
2. Untuk mengetahui sasaran supervisi non direktif.
1
Zuhdiyah, Psikologi Agama, (Palembang: Pustaka Felicha, 2012), hlm. 42–43
1
3. Untuk mengetahui prinsip-prinsip supervisor dalam pendekatan non direktif
4. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pendekatan supervisi non
direktif.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Mendengarkan
2. Memberi penguatan
3. Menjelaskan
3
4. Menyajikan
5. Memecahkan masalah.2
Karena pada dasarnya guru merasa lebih dihormati, maka guru akan
cenderung mau secara terbuka mengemukakan permasalahan-permasalahan yang
dihadapinya, khususnya dalam hal pembelajaran. Pola ini bertolak dari premis bahwa
belajar pada dasarnya adalah pengalaman pribadi sehingga pada akhirnya individu
harus mampu memecahkan masalahnya sendiri.3
2. Sasaran Supervisi Non Direktif
Sasaran supervisi non direktif adalah bergantung pada prototipe guru. Adapun
teori yang membahas pembagian prototipe guru adalah teori yang dikemukakan oleh
Glickman. Glickman memilah-milah guru menjadi empat prototipe dengan
mengemukakan bahwa setiap guru memiliki dua kemampuan dasar yaitu, berfikir
abstrak dan komitmen. Dari pembagian guru inilah kemudian kita akan mengetahui
pendekatan apa yang tepat diberikan kepada guru tersebut. Berikut bagan pembagian
prototipe guru menurut Glickman.
Dari bagan Glickman di atas diperoleh informasi bahwa:
1) Pada kuadaran I:
Daya Abstaksi (A+) dan Komitmen (K+) artinya guru tersebut terkategori
professional dan berhak mendapatkan supervisi non direktif.
2) Pada kudran II:
Abstaksi (A+) dan Komitmen (K-) artinya guru tersebut suka mengkritik sehingga
layak mendapatkan supervisi kolaburatif.
3) Pada kuadran III:
Abstaksi (A-) dan Komitmen (K+) artinya guru tersebut guru yang sibuk dan layak
mendapatkan supervisi kolaburatif.
4) Pada kuadran IV:
Abstaksi (A-) dan Komitmen (K-) artinya guru tersebut tidak bermutu dan tepatnya
diberi supervisi direktif.
4
kemampuan dan pengalaman yang lebih dapat dihindarkan. Karena semua guru
mendapatkan jatah supervisi masing-masing dengan pendekatan dan teknik supervisi
yang berbeda.
3. Prinsip-Prinsip Supervisor dalam Pendekatan Non Direktif
Tentunya tidak sedikit masalah yang dihadapi seorang supervisor dalam
melaksanakan tugasnya. Dalam usahanya memecahkan masalah, hendaknya ia
berpegang teguh pada Pancasila yang merupakan prinsip asasi, yang merupakan
landasan utama pelaksanaan tugas dan kewajibannya sebagai seorang supervisor.
Disamping prinsip asasi tersebut, kita dapat mengembangkan prinsip –prinsip positif
serta meminimalisasikan prinsip – prinsip negatifnya. Idealnya pendekatan non
direktif memegang kembali prinsip – prinsip supervisi sebagaimana saat supervisor
memberikan supervisinya.4
1. Prinsip Positif
4
Burhanuddin dkk, Supervisi Pendidikan dan Pengajaran, Konsep, Pendekatan, dan Penerapan
Pembinaan Profesionalitas, (Malang: Rosindo, 2007), 63
5
kepentingan anak didik. Kekurangan guru juga dipercakapkan bersama guru
yang bersangkutan atau kelompok dan bersama – sama mencari solusi dari
kekurangan tersebut.
e. Berdasarkan kenyataan
6
Agar pelayanan supervisi mendatangkan manfaat yang berharga, baik bagi
kepala sekolah maupun guru, hendaknya mengembangkan dirinya terlebih
dahulu. Agar dapat memgembangkan dirinya terlebih dahulu. Sehingga ia
mampu melakukan self evaluation dimana dari self evalution ini ia dapat
mengetahui kelebihan dan kekurangannya. Sehingga ia dapat memperbaiki
kekurangan tersebut.
2. Prinsip Negatif
Prinsip – prinsip negatif yang merupakan larangan bagi kepala sekolah dalam
melaksankan supervisi adalah sebagai berikut :
a. Bersifat otoriter
b. Mencari kesalahan – kesalahan guru
c. Bersikap sebagai inspektur yang ditugaskan memeriksa apakah peraturan
dan instruksi yang telah diberikan sudah dilaksankan atau belum.
d. Menganggap dirinya lebih tinggi daripada guru.
e. Terlalu banyak memerhatikan hal – hal kecil dalam cara guru mengajar.5
4. Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Supervisi Non Direktif
5
R. Soekarto Indrafachrudi, Bagaimana Memimpin Sekolah yang Efektif, (Bogor: Ghalia, 2006)
hlm.67
6
Suharismi Arukunto dan Lia Yuliana, Manajemen Pendidikan, (Yogyakarta: Aditya Media, 2008)
hlm. 370
7
bahwa supervisor hanya berbicara sendiri untuk mengkritik guru maka mereka
melihat bahwa situasi pertemuan itu kurang produktif. Karena itu, supervisor yang
menunjukkan perilaku non direktif seperti mendengarkan atau merefleksikan
ungkapan – ungkapan guru, dianggap lebih disukai daripada jika supervisor
menunjukkan perilaku direktif, seperti menguasai pembicaraan dan mengkririk.
Dalam penelitian yang dilakukan Blumberg pada tahun 1976 dikutip dari bukunya
Ngalim Purwanto, menemukan bukti bahwa guru lebih suka jika supervisor
menggunakan pendekatan non direktif dalam pertemuan supervisi. Para guru
merasakan bahwa bentuk pertemuan semacam ini lebih efektif. Ditemukan juga,
bahwa supervisor yang menggunakan pendekatan direktif kurang disenangi oleh para
guru daripada supervisor yang menggunkan pendekatan non direktif.7
7
Binti Maunah, Supervisi Pendidikan Islam Teori dan Praktek. hlm. 138
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Supervisi dengan pendekatan tidak langsung (non-direktif) adalah cara
pendekatan terhadap permasalahan yang sifatnya tidak langsung. Perilaku supervisor
tidak secara langsung menunjukkan permasalahan, tapi ia terlebih dulu mendengarkan
secara aktif apa yang dikemukakan guru-guru.
Sasaran supervisi non direktif adalah bergantung pada prototipe guru. Adapun
teori yang membahas pembagian prototipe guru adalah teori yang dikemukakan oleh
Glickman. Glickman memilah-milah guru menjadi empat prototipe dengan
mengemukakan bahwa setiap guru memiliki dua kemampuan dasar yaitu, berfikir
abstrak dan komitmen.
1. Prinsip Positif
a. Demokratis dan kooperatif
b. Bersifat kreatif dan kontruktif
c. Ilmiah dan efektif
d. Memberi perasaaan aman kepada guru
e. Memberikan kesempatan kepada supervisor dan guru untuk
mengadakan self evaluation.
2. Prinsip Negatif
Prinsip – prinsip negatif yang merupakan larangan bagi kepala sekolah dalam
melaksankan supervisi adalah sebagai berikut :
a. Bersifat otoriter
b. Mencari kesalahan – kesalahan guru
c. Bersikap sebagai inspektur yang ditugaskan memeriksa apakah peraturan
dan instruksi yang telah diberikan sudah dilaksankan atau belum.
d. Menganggap dirinya lebih tinggi daripada guru.
e. Terlalu banyak memerhatikan hal – hal kecil dalam cara guru mengajar.
9
DAFTAR PUSTAKA
Burhanuddin dkk, Supervisi Pendidikan dan Pengajaran, Konsep, Pendekatan, dan Penerapan
Pembinaan Profesionalitas, (Malang: Rosindo, 2007)
Arukunto, Arukunto dan Lia Yuliana, Manajemen Pendidikan, (Yogyakarta: Aditya Media,
2008)
Maunah, Binti. Supervisi Pendidikan Islam: Teori dan Praktik. (Yogyakarta: Teras. 2008).
Mufidah, Lukluk Nur. Supervisi Pendidikan. (Jember: Center for Society Studies. 2008).