Anda di halaman 1dari 41

PROPOSAL

ANALISIS PENYEBAB RENDAHNYA MOTIVASI BELAJAR


SISWA KELAS V SDN 19 WOJA

Oleh :

HAIRATUL ANAM
C793201901006

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


YAPIS DOMPU
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
TAHUN 2023
PROPOSAL

ANALISIS PENYEBAB RENDAHNYA MOTIVASI BELAJAR


SISWA KELAS V SDN 19 WOJA

Oleh :
HAIRATUL ANAM
C793201901006

Telah diperiksa dan disetujui oleh tim pembimbing :

1. Pembimbing Utama

Hidayat, M.Pd.
NIDN 0828028902 Tanggal : Januari 2023

2. Pembimbing Pendamping

Ilham, M.Pd. Tanggal : Januari 2023


NIDN 0811039301

Mengetahui/Mengesahkan
Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
Ketua,

Mulya Yusnarti, M. Pd.


NIDN 0824129003

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala berkat
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan propsal yang berjudul “Analisis Penyebab Rendahnya Motivasi
Belajar Siswa Kelas V SDN 19 Woja”.
Proposal ini merupakan salah satu prasyarat wajib akademis yang harus
dipenuhi oleh setiap mahasiswa Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Yapis Dompu sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana (S-1).
Penulis menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari kesempurnaan,
untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun dari berbagai pihak sangat
diharapkan guna perbaikan dan penyempurnaan penyusunan selanjutnya.

Dompu, Januari 2023

`
Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ......................................................................................... i

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ i

KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang .......................................................................................... 1

1.2. Batasan Masalah ........................................................................................ 6

1.3. Rumusan Masalah ..................................................................................... 6

1.4. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 6

1.5. Manfaat Penelitian .................................................................................... 7

1.6. Istilah Operasional Variabel .................................................................. 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 10

2.1. Kajian Teori ............................................................................................... 10

2.2. Penelitian Relevan .................................................................................... 24

2.3. Kerangka Berpikir ..................................................................................... 25

2.4. Hipotesis Penelitian .................................................................................. 26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 27

3.1. Jenis Penelitian .......................................................................................... 27

3.2. Populasi dan Sampel ................................................................................ 27

3.3. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 30

3.4. Instrumen Penelitian ................................................................................. 31

3.5. Teknik Analisis Data ............................................................................... 32

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 34

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual

keagamaan, pengandailan dirinya, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

serta keterampilan yang di perlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara

(UU no.23 tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional). Pendidikan

mencakup kegiatan mendidik, mengajar dan melatih sebagai usaha untuk

mentransformasikan nilai-nilai, disamping untuk membentuk kepribadian

anak. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu siswa

agar dapat belajar dengan baik (Susanto,2013:19).

Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidik,

diantaranya pengembangan kurikulum, peningkatan kompetensi guru,

pengadaan buku dan prasarana pendidikan lain serta perbaikan manajemen

sekolah Gusniwati (dalam Yulianto,2020:65) Selain itu seiring dengan

tujuan pendidikan Nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan

mengembangkan manusia indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman

dan bertakwa terhadap tuhan yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur,

memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani,

kepribadian yang baik dan mandiri, serta bertanggung jawab terhadap

1
masyarakat dan bangsa. Motivasi belajar mempunyai fungsi sebagai energi

penggerak terhadap tingkah laku, menentukan arah perbuatan, dan

menentukan intensitas suatu perbuatan. Motivasi mendorong seseorang

melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan yang ingin dicapainya. Motivasi

merupakan konsep yang menjelaskan alasan seseorang berperilaku.

Kemampuan sama dimiliki oleh dua anak yang memberikan peluang dan

kondisi yang sama untuk mencapai tujuan, kinerja dan hasil yang dicapai

oleh anak yang termotivasi akan lebih baik dibandingkan dengan anak yang

tidak termotivasi. Motivasi menentukan tingkat berhasil atau gagalnya

kegiatan belajar peserta didik. Belajar tanpa motivasi sulit untuk mencapai

keberhasilan secara optimal. Pengalaman dan pengamatan sehari-hari dapat

mengetahui keberhasilan belajar, apabila anak tidak memiliki motivasi

belajar, maka tidak akan terjadi kegiatan belajar pada diri anak tersebut.

Motivasi anak itu rendah umumnya diasumsikan bahwa prestasi yang

bersangkutan akan rendah dan besar kemungkinan ia tidak akan mencapai

tujuan belajar. Peserta didik gagal dalam belajar bila hal ini tidak

diperhatikan, tidak dibantu.

Motivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan

kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang itu mau dan ingin melakukan

sesuatu dan bila ia suka maka akan berusaha untuk meniadakan atau

meninggalkan perasaan tidak suka itu. Jadi motivasi itu dapat dirangsang oleh

faktor dari luar, tetapi motivasi itu adalah tumbuh di dalam diri seseorang.

Dalam kegiatan belajar, maka motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan

2
daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar yang

menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar sehingga tujuan yang

dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Kegiatan pembelajaran di

sekolah, guru sering dihadapkan sejumlah karakteristik peserta didik yang

beraneka ragam. Terdapat peserta didik yang menempuh kegiatan belajarnya

secara lancar dan berhasil tanpa mengalami kesulitan, namun di sisi lain tidak

sedikit pula peserta didik yang mengalami rendahnya motivasi belajar.

Rendahnya motivasi belajar peserta didik ditunjukan oleh adanya hambatan-

hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar, dan dapat bersifat psikologis,

sosiologis, maupun fisiologis, sehingga pada akhirnya dapat menyebabkan

prestasi belajar yang dicapainya berada si bawah semestinya. Rendahnya

motivasi belajar terdapat dua sumber utama, yaitu berasal dari diri sendiri dan

dari luar diri peserta didik. Dari dalam diri peserta didik bisa berupa

gangguan otak, gangguan panca indra, cacat fisik dan gangguan psikis

sedangkan dari luar peserta didik berupa keadaan keluarga, sarana dan

prasarana sekolah, dan kondisi lingkungan masyarakat.

Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang

sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang

pendidikan. Ini berarti, bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan

pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa baik

ketika ia berda disekolah maupun dilingkungan rumah atau keluarganya

sendiri.

3
Belajar mengajar merupakan suatu proses yang sangat kompleks, karena

dalam proses tersebut siswa tidak hanya menerima dan menyerap kegiatan

pembelajaran yang harus dilakukan agar motivasi belajarnya lebih baik dan

sempurna dari proses pembelajaran tersebut siswa dapat menghasilkan suatu

perubahan yang bertahap dalam dirinya, baik dalam bidang pengetahuan,

keterampilan dan sikap. Adanya perubahan tersebut terlihat dalam prestasi

belajar yang dihasilkan oleh siswa berdasarkan evaluasi yang diberikan oleh

guru. Dalam pembelajaran aktif siswa dipandang sebagai subyek bukan

obyek dan belajar lebih diutamakan dari pada mengajar yang menjadikan

siswa pasif, selain itu siswa ikut berpartisipasi ikut mencoba dan melakukan

sendiri yang sedang dipelajari. Keberhasilan guru dapat terlihat dari

perubahan pengetahuan dan sikap siswa menjadi lebih baik. Perubahan

pengetahuan siswa ditandai dengan perubahan keadaan siswa yang

sebelumnya tidak mengerti menjadi mengerti setelah selesai proses

pembelajaran.

Dari hasil pengamatan awal di SDN No.19 Woja, dijumpai kondisi

belajar siswa saat berlangsungnya pembelajaran di dalam kelas siswa ada

yang mengantuk, corat-coret buku atau menggambar sendiri, mengobrol

dengan teman sebangku, melamun pada waktu guru menjelaskan materi

pelajaran, Dapat dilihat juga pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung

yang dimana pada saat guru bertanya jawab terkait materi pembelajaran yang

di paparkan, hanya terdapat beberapa siswa saja yang menjawab.

4
Begitupun peneliti mengamati dari akhir pembelajaran setiap guru

bertanya hanya murid itu-itu saja yang menjawab, sedangkan murid-murid

yang lain hanya diam dan mendengarkan.

Permasalahan yang timbul juga terdapat Pada Cara mengajar guru yang

kurang menarik. Dimana guru hanya memaparkan materi² saja. Tidak adanya

permainan atau game di sela-sela pembelajaran. Hal ini mengakibatkan siswa

merasa bosan dan jenuh pada saat pembelajaran berlangsung. Permasalahan

yang muncul semacam inilah guru harus tanggap dan berusaha memulihkan

motivasi belajar siswa.

Berdasarkan hasil observasi di SDN No.19 Woja kelas V Tahun Ajaran

2022/2023 dan wawancara awal yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 08

November 2022 di SD Negeri 19 Woja diperoleh informasi bahwa penyebab

Rendahnya Motivasi belajar siswa yaitu dikarenakan Adanya beberapa

Faktor yakni: Faktor Lingkungan, faktor keluarga (tidak adanya dorongan

dari keluarga), dan faktor yang terdapat pada guru itu sendiri. penyebab

rendahnya motivasi belajar siswa belum optimal karena adanya beberapa

faktor yang dihadapi oleh siswa. Seperti yang telah diketahui bahwa masalah

tersebut bersumber pada beberapa faktor diantaranya siswa kurang aktif

dalam pembelajaran dan kurangnya motivasi yang diberikan oleh guru.

Kurangnya motivasi yang diberikan oleh guru sehingga siswa sering tidak

memperhatikan ketika guru mata pelajaran sedang menjelaskan materi,

kebanyakan siswa sibuk dengan kepentingannya sendiri seperti bermain,

ngobrol dengan teman sebangkunya. Teguran yang dilakukan seolah-olah

5
siswa tidak memperhatikannya dan bersikap acuh tak acuh. Adanya

permasalahan yang muncul untuk mengetahui penyebab rendahnya motivasi

belajar siswa sehingga guru harus tanggap dan berusahan memulihkan

motivasi belajar siswa. Oleh sebab itu, dalam penelitian ini mengangkat judul

Analisis Penyebab rendahnya motivasi Belajar Siswa kelas V SDN 19 Woja.

1.2. Batasan Masalah

Untuk menghindari luasnya jangkauan penelitian, maka penelit membuat

batasan masalah, yaitu:

1. Siswa dibatasi pada siswa Kelas V SDN 19 Woja

2. Penyebab rendahnya motivasi belajar siswa

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:

1. Apa saja faktor yang menyebabkan rendahnya motivasi belajar

siswa?

2. Bagaimana upaya Guru menumbuhkan motivasi belajar siswa?

1.4. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini

adalah:

6
a) Untuk mengetahui faktor apa saja yag menyebabkan rendahnya

motivasi belajar siswa.

b) Untuk mengetahui upaya Guru dalam menumbuhkan motivasi

belajar siswa.

1.5. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai,maka penelitian

ini diharapkan mempunyai manfaat dalam pendidikan baik secara

langsung maupun tidak langsung.

1.5.1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan mampu

memberikan sumbangan pengetahuan terhadap perkembangan ilmu

agar dapat menjadi lebih baik lagi kedepannya. Penelitian ini juga

diharapkan dapat memberi referensi yang berkaitan dengan penyebab

rendahnya motivasi belajar siswa

1.5.2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk

guru,siswa,dan penelitian.

1.5.3. Manfaat Bagi Guru

a) Guru diharapakan semakin aktif dan kreatif dalam menggunakan

sumber belajar yang sesuai dengan kurikulum

b) Guru diharapkan aktif dalam pembelajaran siswa dikelas dan

memberikan siswa motivasi.

7
1.5.4. Manfaat Bagi Siswa

a) Memiliki sikap kritis dalam menyikapi materi yang tidak jelas,

kurang dipahami, dan membingungkan dari pembelajaran yang

dipelajari.

b) Dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa

1.5.5. Manfaat bagi sekolah

a) Sekolah lebih memperhatikan siswa dalam belajar

b) Melalui Penelitian ini, sekolah dapat mengetahui faktor penyebab

rendahnya motivasi belajar siswa

c) Sekolah mampu menciptakan guru-guru yang peka terhadap faktor

penyebab rendahnya motivasi belajar siswa.

1.5.6. Manfaat bagi Peneliti

hasil penelitian ini akan dijadikan sebagai bekal untuk peneliti

ketika terjun dalam pembelajaran kelas, Memberikan tambahan

wawasan dan ilmu baru

1.6. Istilah Operasional Variabel

Untuk menghindari penafsiran yang berbeda terhadap istilah-istilah

yang digunakan dalam penelitian ini,maka istilah yang perlu didefinisikan

adalah sebagai berikut:

1. Analisis Menurut kamus besar Bahasa indonesia (KBBI) Berarti

penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan dan

sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebennarnya (sebab-

musabab, duduk perkaranya).

8
2. Motivasi belajar siswa Menurut Uno (2014, hlm 23) "motivasi belajar

merupakan dorongan internal dan eksternal pada siswa yang sedang

belajar yang mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan

beberapa indikator atau unsur-unsur yang mendukung.

9
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Motivasi belajar

2.1.1. Pengertian motivasi Belajar

Pengertian motivasi di dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia Menurut Mc Donald dalam Hamalik (2001:158),

mendefinisikan motivasi adakah perubahan energi dalam diri (pribadi)

seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk

mencapai tujuan. Motivasi tumbuh didorong oleh kebutuhan (need)

seseorang, seperti kebutuhan menjadi kaya, maka seseorang berusaha

mencari penghasilan sebanyak-banyaknya. Kata motif diartikan sebagai

daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif

dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek

untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu

tujuan (Sardiman, 2011:73).

Dari segi taksonomi, motivasi berasal dari kata Movere dalam

bahasa Latin yang artinya “bergerak”. Berbagai hal yang biasa

terkandung dalam berbagai definisi tentang motivasi antara lain adalah

keinginan, harapan, kebutuhan, tujuan, sasaran, dorongan dan insensif.

Dengan demikian dapat diartikan bahwa suatu motif adalah keadaan

kejiwaan yang mendorong, mengaktifkan atau menggerakkan dan motif

itulah yang mengarahkan dan menyalurkan perilaku sikap dan tindak

tanduk seseorang yang selalu dikaitkan dengan pencapaian tujuan.

10
Karena itulah bagaimana motivasi didefinisikan terdapat tiga komponen

utama, yaitu kebutuhan, dorongan dan tujuan (Siagian, 2004:142).

Sardiman (2011: 75) mengatakan motivasi adalah serangkai usaha

untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau

dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha

untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu. Dalam

kegiatan belajar, motivasi dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak

di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar. Jadi motivasi

mempunyai peranan yang sangat penting dalam kegiatan belajar.

2.1.2. Bentuk-bentuk motivasi dalam belajar

Menurut Hamzah (2008: 27-28) motivasi pada dasarnya dapat

membantu dalam memahami dan menjelaskan perilaku individu,

termasuk perilaku individu yang sedang belajar. Peranan penting dari

motivasi dalam belajar antara lain:

a.) Menentukan hal-hal yang dapat menentukan penguatan

pembelajaran motivasi dapat berperan dalam penguatan belajar

apabila seseorang anak yang belajar dihadapkan pada suatu

masalah yang memerlukan pemecahan, dan hanya dapat

dipecahkan berkat bantuan hal-hal yang pernah di laluinya.

b.) Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar Peran motivasi

dalam memperjelas tujuan belajar erat kaitannya dengan

kemaknaan belajar.

11
c.) Motivasi menentukan ketekunan belajar Seseorang anak yang telah

termotivasi untuk belajar sesuatu, akan berusaha mempelajarinya

dengan baik dan tekun, dengan harapan memperoleh hasil yang

baik. Menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar siswa di

sekolah memang bermacam-macam. Dalam hal ini guru harus

lebih berhati-hati dalam menumbuhkan dan memberi motivasi bagi

kegiatan belajar para anak didik. Sebab mungkin maksudnya

memberikan motivasi tetapi justru tidak menguntungkan

perkembangan belajar siswa.

Djamarah (2011: 158-168) menjelaskan beberapa bentuk motivasi yang dapat

dimanfaatkan dalam rangka mengarahkan belajar anak didik di kelas, sebagai

berikut:

a.) Memberi angka

Angka yang dimaksud adalah sebagai symbol atau nilai dari hasil

aktivitas belajar anak didik. Angka yang baik mempunyai potensi yang

besar untuk memberikan motivasi kepada anak didik agar lebih giat

belajar. Penilaian harus diarahkan apa aspek kepribadian anak didik

dengan cara mengamati kehidupan anak didik di sekolah, tidak hanya

semata-mata berpedoman pada hasil ulangan di kelas, baik dalam

bentuk formatif atau sumatif.

b.) Hadiah

Hadiah adalah memberikan sesuatu kepada orang lain sebagai

penghargaan atau kenang-kenangan. Hadiah yang diberikan kepada

12
orang lain bisa berupa apa saja, tergantung keinginan pemberi. Atau

bisa juga disesuaikan dengan prestasi yang dicapai seseorang. Untuk

meningkatkan motivasi anak bisa melalui pemberian hadiah sebagai

pancingan siswa untuk lebih baik.

c.) Kompetisi

Kompetisi adalah persaingan, dapat digunakan sebagai alat motivasi

untuk mendorong anak didik agar mereka bergairah dalam belajar.

Bila iklim belajar yang kondusif terbentuk, maka setiap anak didik

terlihat dalam kompetisi untuk menguasai bahan pelajaran yang

diberikan.

d.) Memberi ulangan

Ulangan bisa dijadikan sebagai alat motivasi. Anak didik biasanya

mempersiapkan diri dengan belajar jauh-jauh hari untuk menghadapi

ulangan. Oleh karena itu, ulangan merupakan strategi yang cukup baik

untuk memotivasi anak didik agar lebih giat belajar.

e.) Mengetahui hasil

Dengan mengetahui hasil, anak didik terdorong untuk belajar lebih

giat. Apalagi bila hasil belajar itu mengalami kemajuan, anak didik

berusaha untuk mempertahankannya atau bahkan meningkatkan

intensitas belajarnya guna menadapatkan prestasi yang lebih baik.

13
f.) Pujian

Pujian yang diucapkan pada waktu yang tepat dapat dijadikan sebagai

alat motivasi. Pujian adalah bentuk reinforcement yang positif dan

sekaligus motivasi yang baik.

g.) Hukuman

Hukuman merupakan alat motivasi bila dilakukan dengan pendekatan

edukatif, bukan karena dendam. Pendekatan edukatif di sini sebagai

hukuman yang mendidik dan bertujuan memperbaiki sikap dan

perbuatan anak didik yang dianggap salah.

h.) Hasrat untuk belajar

Ada unsur kesengajaan didalamnya sehingga timbul maksud untuk

belajar.Hal ini akan lebih baik bila dibandingkan dengan segala

kegiatan tanpa maksud.

i.) Minat

Minat adalah kecenderungan yang menetap untuk memperhatikan dan

mengenang beberapa aktivitas. Minat pada dasarnya adalah

penerimaan dakan sesuatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu

di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, maka akan

semakin besar minatnya.

2.1.3. Sifat Motivasi Belajar

Motivasi sebagai kekuatan mental individu, memiliki

tingkattingkat. Para ahli jiwa mempunyai pendapat yang berbeda-beda

tentang tingkat kekuatan tersebut. Perbedaan tersebut umumnya

14
didasarkan pada penelitian tentang perilaku belajar pada hewan.

Meskipun mereka berbeda pendapat tentang tingkat kekuatannya, tetapi

mereka umumnya sependapat bahwa motivasi dapat dibedakan menjadi

beberapa jenis.

Djamarah (2011: 149-151) mengemukakan bahwa jenis-jenis

motivasi yang dapat timbul ada dua yaitu: (1) motivasi intrinsik adalah

motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang

dari luar, karena dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk

melakukan sesuatu, (2) motivasi ekstrinsik adalah kebalikan dari

motivasi instrinsik. Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif

dan berfuperangsang dari lu Kedua motivasi tersebut disebabkan oleh

rangsangan tertentu, sehingga seorang berkeinginan untuk melakukan

aktivitas belajar yang lebih giat dan bersemangat. Tercapainya tujuan

pembelajaran tidak lepas dari motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.

Menurut Hamzah (2007: 9) mengemukakan bahwa motivasi

intrinsik berisi: (1) penyesuaian tugas dengan minat, (2) perencanaan

yang penuh variasi, (3) umpan balik atas respons siswa, (4) kesempatan

respons peserta didik yang aktif, dan (5) kesempatan peserta didik untuk

menyesuaikan tugas pekerjaannya. Sedangkan motivasi ekstrinsik berisi:

(1) penyesuaian tugas dengan minat, (2) perencanaan yang penuh

variasi, (3) respons siswa, (4) kesempatan peserta didik yang aktif, (5)

kesempatan peserta didik untuk menyesuaikan tugas pekerjaannya, dan

(6) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar.

15
Kemunculan sifat motivasi, apakah motivasi intrinsik atau motivasi

ekstrinsik bergantung dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, yakni:

1. Tingkat kesadaran diri siswa atas kebutuhan yang mendorong

tingkah laku/perbuatan dan kesadaran atas tujuan belajar yang

hendak dicapai.

2. Sikap guru terhadap kelas; guru yang bersifat bijak dan selalu

merangsang siswa untuk berbuat kearah suatu tujuan yang jelas

dan bermakna bagi kelas, akan menumbuhkan sifat intrinsik itu,

tetapi bila guru lebih menitikberatkan pada ransang-rangsangan

sepihak maka sifat ekstrinsik menjadi lebih dominan.

3. Pengaruh kelompok siswa. Bila pengaruh kelompok terlalu kuat

maka motivasinya lebih condong ke sifat ekstrinsik.

4. Suasana kelas juga berpengaruh terhadap muncul sifat tertentu

pada motivasi belajar siswa. Suasana kebebasan yang bertanggung

jawab tentunya lebih merangsang munculnya motivasi instrinsik

dibanding dengan suasana penuh tekanan dan paksaan.

Jadi, antara motivasi intrinsik dan motivasi eksentrik sulit untuk

menentukan mana yang lebih baik. Di pihak lain, guru

bertanggung jawab supaya pembelajaran berhasil dengan baik,

dan oleh karenanya guru berkewajiban membangkitkan motivasi

ekstrinsik pada siswanya. Guru berupaya mendorong dan

merangsang agar tumbuh motivasi sendiri pada siswanya.

Dari uraian di atas dapat dikatahui bahwa motivasi belajar dapat

16
dibedakan menjadi dua, yaitu motivasi intrinsik/primer yang

timbul dari diri sendiri atau biologis manusia itu sendiri, dan

motivasi ekstrinsik/sekunder yaitu motivasi yang timbul dari luar

atau adanya pengaruh rangsangan dari luar.

2.1.4. Ciri-ciri Siswa yang Memiliki Motivasi Belajar

Pada diri siswa terdapat kekuatan mental yang menjadi

penggerak belajar, penggerak tersebut yang disebut sebagai motivasi,

berikut adalah ciri-ciri siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi

menurut beberapa ahli.

Menurut Sardiman (2011: 83) beberapa siswa yang memiliki

motivasi belajar tinggi mempunyai ciri-ciri diantaranya sebagai berikut:

(1) mempunyai rasa ketertarikan pada guru dalam arti tidak bersikap

acuh tak acuh, (2) selalu memperhatikan dengan antusias yang tinggi

yaitu tidak pernah berbuat yang bisa mengganggu kegiatan belajar, (3)

ingin identitasnya diakui dan diketahui yaitu selalu aktif,dalam artian

menanyakan hal yang belum dimengerti atau menjawab pertanyaan yang

diberikan guru, (4) selalu mengingat pelajaran dan mengulanginya

kembali sewaktu di rumah, (5) mempunyai kebiasaan moral yang

terkontrol, (6) tekun dalam menghadapi tugas-tugas, selalu berusaha, (7)

dapat bekerja dalam waktu yang lama yaitu tidak cepat bosan dalam

melakukan sesuatu, (8) ulet dalam menghadapi kesulitan dan tidak

mudah puas dengan apa yang diperolehnya.

17
Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas dapat disimpulkan

bahwa ciri-ciri motivasi belajar tinggi yaitu: (1) mempunyai rasa

ketertarikan pada guru dalam arti tidak bersikap acuh tak acuh, (2) selalu

memperhatikan dengan antusias yang tinggi yaitu tidak pernah berbuat

yang bisa mengganggu kegiatan belajar, (3) ingin identitasnya diakui dan

diketahui yaitu selalu aktif,dalam artian menanyakan hal yang belum

dimengerti atau menjawab pertanyaan yang diberikan guru, (4) selalu

mengingat pelajaran dan mengulanginya kembali sewaktu di rumah, (5)

mempunyai kebiasaan moral yang terkontrol, (6) tekun dalam

menghadapi tugastugas, selalu berusaha, (7) dapat bekerja dalam waktu

yang lama yaitu tidak cepat bosan dalam melakukan sesuatu, (8) ulet

dalam menghadapi kesulitan dan tidak mudah puas dengan apa yang

diperolehnya.

2.1.5. Unsur-Unsur yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Motivasi merupakan salah satu determinan penting dalam

belajar, yaitu untuk menarik atau mendorong anak supaya anak lebih

bersemangat dalam belajarnya, berikut adalah unsur yang sangat penting

untuk mempengaruhi motivasi belajar menurut beberapa ahli.

Menurut Dimyati (2006: 97) ada beberapa unsur yang sangat

mempengaruhi siswa untuk belajar, yaitu:

1. Cita-cita atau inspirasi

Motivasi belajar tampak pada keinginan anak sejak kecil seperti

keinginan belajar berjalan, makan makanan yang lezat, dapat

18
membaca, dapat menyanyi dan lain sebagainya. Demikian juga

dengan cita-cita, akan dibarengi dengan motivasi belajar.

2. Kemampuan siswa keinginan seorang anak perlu dibarengi

dengankemampuan atau kecakapan untuk mencapainya. Misalnya

keinginan membaca perlu dibarengi dengan kemampuan mengenal

dan mengucapkan bunyi huruf-huruf.

3. Kondisi siswa

Kondisi siswa meliputi kondisi jasmani dan rohani. Misalnya,

seorang siswa yang sedang sakit, lapar, sedih, akan mengurangi

motivasi belajar siswa.

Sebaliknya seorang siswa yang kenyang, sehat, sedang gembira

maka akan lebih punya motivasi dalam belajar.

4. Kondisi lingkungan siswa

Konsisi lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam, lingkungan

tempat tinggal, pergaulan sebaya, kehidupan bermasyarakat,

ancaman teman yang nakal, kerukunan hidup, akan menggangu

kesungguhan belajar. Sebaliknya kampus sekolah yang indah,

teman yang rukun akan menambah motivasi semangat untuk lebih

belajar.

5. Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran

Siswa memiliki perasaan, perhatian kemauan, ingatan, dan pikiran

yang mengalami perubahan hidup. Surat kabar, majalah, televisi,

19
radio, merupakan unsur-unsur dinamis yang dapat memotivasi

siswa dalam belajar.

6. Upaya guru dalam membelajarkan siswa

Seorang guru harus dapat memotivasi belajar siswa dengan

membina disiplin belajar dalam tiap kesempatan. Selain itu juga

dapat memberikan pemahaman tentang diri siswa dalam rangka

kewajiban tertib belajar.

2.1.6. Prinsip-prinsip Motivasi Belajar

Motivasi mempunyai peranan yang strategis dalam aktivitas

belajar seseorang. Dengan adanya motivasi siswa akan menjadi lebih

terdorong dan semangat dalam belajar. Ketika keinginan untuk belajar

maka diperlukanlah dorongan-dorongan untuk memunculkan motivasi

dalam belajar. Karena karakteristik siswa SMP yang masih memerlukan

bantuan dari orang lain, maka dari itu diperlukan motivasi dari luar

untuk mendorong kemauan siswa. Dengan adanya dorongan dari luar

diharapkan siswa akan mulai belajar untuk memunculkan motivasi dari

dalam diri sendiri. Prinsip-prinsip motivasi yang dapat diterapkan dalam

proses pembelajaran yang sering disebut sebagai model ARCS, yaitu:

(1) Perhatian (Attention), (2) Relevansi (Relevance), (3) Kepercayaan

diri (Confidence), (4) Kepuasan (Satisfaction).

Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa seseorang

melakukan aktivitas belajar karena adanya perhatian, relevansi,

kepercayaan diri, dan kepuasan. Motivasi dilakukan terlebih dahulu

20
dengan memunculkan rasa ingin tahu yang dapat menciptakan perhatian

dalam belajar. Kemudian menumbuhkan rasa kebutuhan untuk

berprestasi, karena dengan berprestasi siswa dapat tercipta kepercayaan

diri yang diiringi kepuasan dalam belajar. Dari kegiatan berikut motivasi

juga bisa menciptakan optimisme dalam belajar yang dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa.

2.1.7. Fungsi Motivasi dalam Belajar

Motivasi dapat dipandang sebagai dorongan mental yang

menggerakan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku

belajar. Belajar sangat diperlukan adanya motivasi. Hasil belajar akan

menjadi optimal, kalau ada motivasi. Makin tepat motivasi yang

diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran itu. Motivasi senantiasa

akan menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa. Perlu

dipertegas bahwa motivasi sangat mempengaruhi adanya kegiatan.

Sehubungan dengan hal tersebut Sardiman (2011: 85) menjelaskan ada

tiga fungsi motivasi:

1. Mendorong manusia untuk berbuat. Motivasi dalam hal ini

merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan

dikerjakan.

2. Menetukan arah perbuatan. Dengan demikian motivasi dapat

memberikan arah dan mana kegiatan yang harus lebih dulu

dikerjakan.

21
3. Menyeleksi perbuatan. Disini motivasi menentukan perbuatan-

perbuatan apa yang harus dikerjakan dengan menyisihkan

perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat. Sejalan dengan

penjelasan di atas Djamarah (2011: 156-157) megemukakan bahwa

fungsi motifasi dalam belajar ada tiga, yaitu:

a. Motivasi sebagai pendorong perbuatan

Sesuatu yang akan dicari itu dalam rangka untuk memuaskan

rasa ingin tahunya dari sesuatu akan dipelajari. Sesuatu yang

belum diketahui itu akhirnya mendorong anak didik untuk

belajar dalam rangka mencari tahu.

b. Motivasi sebagai penggerak perbuatan

Dorongan psikologis yang melahirkan sikap terhadap anak

didik itu merupakan suatu kekuatan yang tak terbendung, yang

kemudian terjelma dalam bentuk gerakan psikofisik. Disini

anak didik sudah melakukan aktivitas belajar dengan segenap

jiwa dan raga.

c. Motivasi sebagai pengarah perbuatan Anak didik yang

mempunyai motivasi dapat menyeleksi mana perbuatan yang

harus dilakukan dan mana yang perbuatan yang diabaikan.

22
2.1.8. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar

Motivasi berfungsi menimbulkan, mendasari, mengarahkan

perbuatan belajar. Motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam

mencapai tujuan sehingga semakin besar motivasinya akan semakin

besar kesuksesan belajarnya. Dalam pembelajaran di sekolah, guru

sangat berperan dalam memberikan motivasi. Guru yang baik adalah

guru yang selalu memperhatikan dan memotivasi siswanya agar

mendapatkan prestasi belajar yang memuaskan.

Sesuai dengan penjelasan di atas, menurut De Decce dan

Grawford (Djamarah, 2011: 168-170) ada empat fungsi guru sebagai

pengajar yang berhubungan dengan cara pemeliharaan dan peningkatan

motivasi belajar anak didik, yaitu:

a.) Menggairahkan anak didik

Dalam kegiatan rutin di kelas sehari-hari guru harus berusaha

menghindari hal-hal yang monoton dan membosankan. Guru harus

memelihara minat anak didik dalam belajar, yaitu dengan

memberikan kebebasan tertenru untuk berpindah dari satu aspek ke

lain aspek pelajaran.

b.) Memberi harapan realistis

Guru harus dapat membedakan antara harapan-harapan yang

realistis, pesimistis, atau terlalu optimis. Bila anak didik telah

banyak mengalami kegagalan, maka guru harus memberikan

sebanyak mungkin keberhasilan kepada anak didik.

23
c.) Memberikan insensif

Bila anak didik mengalami keberhasilan, guru diharapkan

memberikan hadiah kepada anak didik (dapat berupa pujian, angka

yang baik, dan sebagainya) atas keberhasilannya, sehingga anak

terdorong untuk melakukan usaha lebih lanjut guna mencapai

tujuan-tujuan pengajaran.

d.) Mengarahkan prilaku anak didik

Mengarahkan prilaku anak didik adalah tugas guru. Di sini kepada

guru dituntut untuk memberikan respons terhadap anak didik yang

tak terlibat langsung dalam kegiatan belajar di kelas.

2.2. Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak baik dari dalam

diri siswa maupun dari luar siswa, sehingga menimbulkan hasrat, keinginan,

semangat dan kegairahan dalam kegiatan belajar demi mencapai suatu tujuan.

Motivasi belajar merupakan sebuah dorongan yang muncul secara sadar

maupun tidak sadar dalam diri siswa pada saat kegiatan belajar secara terus

menerus untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai sehingga terjadi

perubahan tingkah laku.

2.3. Penelitian Relevan

Nia Melyanca Pinem, (Skripsi, 2013) Penelitian dengan judul "Analisis

penyebab Rendahnya motivasi belajar Siswa Pada mata pelajaran

Matematika Kelas V SD Masehi No.4 kabanjahe. Hasil penelitian

menyimpulkan bahwa siswa memiliki motivasi belajar yang rendah,

24
penyebab rendahnya motivasi belajar adalah dari faktor biologi yaitu siswa

memliki kekurangan secara fisik.

Iin inayati safitri dewi, (Skripsi, 2018) Penelitian dengan judul

Analisis deskriptif penyebab rendahnya motivasi belajar siswa pada

pembelajaran IPA kelas V SD Negeri Kedawung. Hasil penelitian

menyimpulkan bahwa penyebab rendahnya motivasi belajar IPA pada siswa

dikarenakan adanya faktor internal dan faktor eksternal. Seperti faktor dari

guru yakni metode mengajar guru yang kurang bervariasi dan cara berbicara

guru dalam menjelaskan terlalu cepat.

2.4. Kerangka Berpikir

Motivasi Belajar Merupakan dorongan dari diri siswa untuk mencapai

tujuan belajar, Misalnya pemahaman materi atau pengembangan belajar. Dengan

adanya motivasi, siswa akan senantiasa semangat untuk terus belajar tanpa ada

paksaan dari pihak manapun. Tujuan Motivasi dalam proses belajar siswa adalah

dapat membuat siswa menjadi semangat. Motivasi sangat berkaitan dengan

stimulus yang membuat siswa menjadi terpacu, terdorong untuk melakukan

sesuatu. Salah satu penyebab rendahnya motivasi belajar yaitu siswa kurang aktif

dalam pembelajaran dan kurangnya motivasi yang diberikan oleh guru.

Berdasarkan masalah tersebut dianggap perlu untuk mencari solusi

penyelesaian masalah, salah satu solusi untuk meningkatkan Motivasi belajar

siswa yaitu memberikan perhatian dan dorongan serta tanggap dan berusaha

memulihkan motivasi belajar siswa.

25
Berdasarkan uraian tersebut, maka kerangka pikir dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

Rendahnya Motivasi Belajar

Siswa

Keluarga: Lingkungan: Guru:

1.Orangtua 1. Pergaulan Sekolah 1.Gaya Mengajar

2.Masyarakat 2.Metode

Gambar 2.2. Alur Kerangka Berpikir

2.5. Hipotesis Penelitian

Sugiyono (2017:63) menyatakan bahwa hipotesis merupakan

jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,dimana rumusan

masalah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan.Dikatakn sementara

karena jawaban yang diberikan baru berdasarkan teori yang didasarkan pada

fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data kuesioner.

Berdasarkan pada rumusan masalah penelitian dan kajian teori

maka disusun hipotesis sebagai berikut: Adakah Penyebab rendahnya

motivasi belajar siswa Kelas V SD Negeri 19 Woja Tahun Pelajaran

2022/2023.

26
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian Deskriptif.

Arikunto (2010:3) Menjelaskan bahwa penelitian deskriptif adalah

penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal

lain-lain seperti kondisi, situasi, peristiwa kegiatan dan lain-lain. Jadi

penelitian deskriptif merupakan sebuah penelitian yang mana tindakan

penelitian hanya sampai pada taraf mendeskripsikan hasil penelitian dan tidak

memberikan tindakan lagi. Dalam penelitian deskriptif melakukan analisis

hanya sampai pada taraf deskriptif, yaitu menganalisis dan menyajikan fakta

secara sistematis sehingga lebih mudah dipahami dan di simpulkan. Tujuan

dari penelitian deskriptif adalah menggambarkan secara sistematis fakta dan

karakteristik objek atau subjek yang di teliti secara tepat.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif. Menurut

(Saryono, 2010) Penelitian kualitatif adalah penelitian yang digunakan untuk

menyelidiki, menemukan, mendeskripsikan dan menjelaskan kualitas atau

ciri-ciri pengaruh sosial yang tidak dapat di jelaskan, diukur atau

dideskripsikan dengan metode kuantitatif.

3.2. Populasi dan Sampel

3.2.1. Populasi

Menurut Sugiyono (Budiyono: 2019), populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas

27
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas satu

sampai kelas enam SDN 19 Woja. Populasi adalah jumlah keseluruhan

dari satuan-satuan atau individu-individu yang karakteristiknya hendak

diteliti. Menurut Arikunto (Nur: 2015).

KELAS LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

IA 10 15 25

lB 11 14 25

II 8 10 18

III 11 10 21

IV 14 11 25

V 9 11 20

VI 11 15 26

160
Total

Tabel 3.1 Jumlah siswa SD Negeri

28
3.2.2. Sampel

Menurut Nurgiyantoro, Gunawan dan Marzuki (et al: 2019),

sampel adalah sebuah kelompok anggota yang menjadi bagian

populasi sehingga juga memiliki karakteristik populasi. Sampel

diambil dengan cara purposive sample atau sampel bertujuan. Siyoto

dan Sodik (2017: 66), Teknik purposive sampling adalah suatu teknik

penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu atau seleksi khusus.

Berdasarkan uraian tersebut peneliti menyimpulkan sampel

adalah perwakilan populasi baik dari jumlah dan karakteristikya yang

dijadikan subyek penelitian. Sampel dalam penelitian ini adalah

seluruh siswa kelas V SDN 19 Woja yang berjumlah 20 orang.

KELAS V

Kelas Laki laki perempuan Jumlah

Kelas V 9 11 20

Total 20

Tabel 3.2 Jumlah siswa kelas V SD Negeri 19 Woja

29
3.3. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Jamaludin (2020), Teknik pengumpulan data adalah cara-cara

yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian. Teknik

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

3.1.1. Observasi

Menurut Morris (Hasanah: 2017), mendefinisikan observasi sebagai

aktivitas mencatat suatu gejala dengan bantuan instrumen-instrumen

dan merekamnya dengan tujuan ilmiah atau tujuan lainnya. Observasi

digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa selama proses belajar

mengajar berlangsung melalui observasi, observasi yang digunakan

dalam penelitian ini adalah untuk melihat penyebab rendahnya

motivasi belajar siswa dalam kegiatan belajar mengajar.

3.1.2. Interviuw

Interviuw merupakan salah satu alat untuk memperoleh informasi

dengan jalan mengadakan komunikasi langsung antar dua orang atau

lebih serta dilakukan secara lisan.

3.1.3. Dokumentasi

Dalam penelitian ini, metode dokumentasi digunakan untuk

mengumpulkan data tentang foto dokumentasi. Alat yang digunakan

sebagai pengumpul data dalam penelitian ini adalah skala motivasi

belajar. Cara yang digunakan untuk menyatakan item serta merespon

skala tersebut melalai skala likert. Menurut sugiyono (2010:134)

"skala likert" digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi

30
seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial". Peneliti

hendak meneliti Analisis penyebab rendahnya motivasi belajar siswa,

jadi alat yang cocok digunakan adalah skala psikologis jenis likert.

Karena indikato-indikator dari motivasi belajar tidak dapat dilihat

langsung. Skala ini berbentuk pernyataan-pernyataan dengan alternatif

jawaban selalu (SL), Sering (S), Kadang-Kadang (KD), Jarang (J),

Tidak Pernah (TP). Item dalam penelitian ini dibagi menjadi 2, item

positif dan item megatif. Berikut kriteria masing-masing skor.

Alternatif jawaban Positif Negatif

Selalu 1 5
Sering 2 4
Kadang-kadang 3 3
Jarang 4 2
Tidak Pernah 5 1

Tabel 3.3 Kriteria Skor Skala Psikologis

3.4. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang dipilih dan

digunakan oleh peneliti dalam melakukan kegiatannya untuk mengumpulkan

data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis. Instrument yang digunakan

dalam penelitian ini berbentuk test hasil belajar untuk mengukur pemahaman

siswa.

31
3.5. Teknik Analisis Data

Menurut Siyoto (Wildan: 2020), analisa data merupakan proses paling

vital dalam sebuah penelitian. Hal ini berdasarkan argumentasi bahwa dalam

analisa inilah data yang diperoleh peneliti bisa diterjemahkan menjadi hasil yang

sesuai dengan kaidah ilmiah.

Untuk menganalisis data pada penelitian ini, peneliti menggunakan

analisis deskriptif persentase. teknik ini digunakan untuk menganalisa dan

mendeskripsikan penyebab rendahnya motivasi belajar siswa SDN 19 Woja.

Adapun langkah-langkah yang perlu dilaksanakan oleh peneliti dalam

menganalisis data yaitu:

1. Membuat tabel distribusi jawaban skala motivasi belajar

2. .Menentukan skor jawaban dengan ketentuan skor yang telah di tentukan.

3. Menjumlahkan skor yang diperoleh dari tiap-tiap responden

4. Memasukan skor tersebut pada rumus yang digunakan sebagai berikut:

%= - X 100% ……………………………………………...……(Ali,1998:184)

Keterangan:

DP = Presentse yang dicari

n = Jumlah skor yang diperoleh

N= Jumlah skor yang diharapkan

32
Skala motivasi menggunakan skor 1 sampai 5. Panjang kelas interval kriteria

rendahnya motivasi belajar adalah:

Presentase skor maksimum = (5 : 5) x 100 % = 100%

Persentase skor minimum= (1 : 5) x 100 % = 20 %

Rentangan persentase skor = 100 % - 20 % = 80 %

Banyaknya kriteria = 5 (Sangat Sering, Sering, KadangKadang, Jarang, Tidak

Pernah)

Panjang kelas interval = Rentang : banyaknya

= 80 % : 5 = 16 %

Dalam analisis data dilakukan analisis deksriptif untuk menjawab permasalahan

yang telah dirumuskan dalam penelitian, analisis penyebab rendahnya motivasi

belajar siswa.

33
DAFTAR PUSTAKA

Sardirman. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: C.V.

Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Aneka

Cipta.

Siyoto dan Sodik. 2017. Dasar Metodologi Penelitian: Kediri: Literasi Media

Publishinh.

Jamaludin. (2020). “ Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis

Aplikasi Adroid Offline Terhadap Hasil Belajar Sejarah Siswa Kelas X Di Sman 5

Banjarmasin” . Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin.

Nurgiyantoro. (2019) Statistik Terapan untuk penelitian ilmu-ilmu sosial.

yogyakarta: Gadjah mada University press.

Saryono. (2010). Metode penelitian kualitatif. Bandung: PT. Alfabeta.

Hamzah. (2008). Teori motivasi dan pengukurannya (analisis di bidang

pendidkan). Jakarta, Bumi Aksara.

Hamalik. (2009). Proses belajar mengajar. Jakarta. Bumi Aksara.

Wildan. (2020). “ Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Crossword Puzzle

Terhadap hasil Belajar Siswa Kelas IV DI SDN 38 MATARAM” . Universitas

Muhammadiyah Mataram.

Sugiyono.(2013). Metode Penelitian Kuintitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

34
Sugiyono. (2017).” penelitian,kualitatif dan R&D” . Bandung: Alfabeta, CV.

Siagian. (2004). Teori Motivasi dan Aplikasi. Jakarta: Rineka cipta, 2004.

Djamarah, syaiful bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Budiyono. 2009. Statistika dasar untuk penelitian. Surakarta: FKIP UNS Press

Dimyati dan Mujiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Dirjen Perguruan

Tinggi Depdikbud.

Uno, Hamzah B. 2008. Teori Motivasi dan Pengukurannya Di Bidang pendidikan.

Jakarta: Bumi Aksara.

Susanto.(2013) teori belajar dan pembelajaran Di Sekolah Dasar” . Jakarta:

Prenada Media Group

35
36
1

Anda mungkin juga menyukai