KEPERAWATAN KELUARGA II
“ PENGKAJIAN, PERUMUSAN DIAGNOSA, PERENCANAAN, IMPLEMENTASI
DAN EVALUASI.DALAM KEPERAWATAN KELUARGA”
HENI (1710105013)
DICKY SEPTIAN
INDRI OKTAMARIZA
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia-Nya, kelompok dapat
menyelesaikan tulisan ini.
Dalam penyusunan penulisan ini, kelompok banyak memperoleh masukan serta bantuan
dan dukungan dari berbagai pihak. Melalui kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih
kepada semua rekan yang telah membantu penyelesaian makalah
Akhir kata kelompok menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna sehingga
memerlukan bimbingan, kritik dan saran, dan atas perhatiannya kelompok mengucapkan terima
kasih.
Padang,02 Mei 2020
Kelompok
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................4
B. Tujuan .............................................................................................................5
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Pengkajian ………………………………………………………………….5
B. Perumusan diagnose ………………………………………………………..9
C. Perencanaan …………………………………………………………………11
D. Pelaksanaan …………………………………………………………………12
E. Evaluasi ……………………………………………………………………..13
BAB III PENUTUP
Kesimpulan..........................................................................................................14
Saran.....................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
iv
Untuk mengetahui proses pengkajian, perumusan diagnosa, perencanaan, implementasi
dan evaluasi.
BAB II
TINJAUAN TEORI
Menurut Friedman (1998:54), Proses keperawatan merupakan pusat bagi semua tindakan
keperawatan, yang dapat diaplikasikan dalam situasi apa saja, dalam kerangka referensi tertentu,
konsep tertentu, teori atau falsafah.
Friedman dalam Proses keperawatan keluarga juga membagi dalam lima tahap proses
keperawatan yang terdiri dari pengkajian terhadap keluarga, identifikasi masalah keluarga dan
individu atau diagnosa keperawatan, rencana perawatan, implemntasi rencana pengerahan
sumber-sumber dan evaluasi perawatan.
Dalam melakukan asuhan keperawatan kesehatan keluarga menurut Effendi (2004) dengan
melalui membina hubungan kerjasama yang baik dengan keluarga yaitu dengan mengadakan
kontrak dengan keluarga, menyampaikan maksud dan tujuan, serta minat untuk membantu
keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan keluarga, menyatakan kesediaan untuk membantu
memenuhi kebutuhan – kebutuhan kesehatan yang dirasakan keluarga dan membina komunikasi
dua arah dengan keluarga.
Friedman (1998: 55) menjelakan proses asuhan keperawatan keluarga terdiri dari lima
langkah dasar meliputi :
A. PENGKAJIAN
Menurut Suprajitno (2004:29) pengkajian adalah suatu tahapan ketika seorang perawat
mengumpulkan informasi secara terus menerus tentang keluarga yang dibinanya. Pengkajian
merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga. Agar diperoleh data
pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan keluarga, perawat diharapkan
menggunakan bahasa ibu (bahasa yang digunakan sehari-hari), lugas dan sederhana
(Suprajitno: 2004).
Kegiatan yang dilakukan dalam pengkajian meliputi pengumpulan informasi dengan cara
sistematis dengan menggunakan suatu alat pengkajian keluarga, diklasifikasikan dan
dianalisa (Friendman, 1998: 56)
v
1. Pengumpulan data
a. Identitas keluarga yang dikaji adalah umur, pekerjaan, tempat tinggal, dan tipe
keluarga.
b. Latar belakang budaya /kebiasaan keluarga
Kebiasaan makan
Kebiasaan makan ini meliputi jenis makanan yang dikosumsi oleh Keluarga.
Untuk penderita stroke biasanya mengkonsumsi makanan yang bayak menandung
garam, zat pengawet, serta emosi yang tinggi
Pemanfaatan fasilitas kesehatan
Perilaku keluarga didalam memanfaatkan fasilitas kesehatan merupakan faktor
yang penting dalam penggelolaan penyakit stroke fase rehabilitasi terutama ahli
fisiotherapi.
Pengobatan tradisional
Karena penderita stroke memiliki kecenderungan tensi tinggi, keluarga bisa
memanfaatkan pengobatan tradisional dengan minum air ketimun yang dijus sehari
dua kali pagi dan sore.
c. Status Sosial Ekonomi
Pendidikan
Tingkat pendidikan keluarga mempengaruhi keluarga dalam mengenal hipertensi
beserta pengelolaannya. berpengaruh pula terhadap pola pikir dan kemampuan
untuk mengambil keputusan dalam mengatasi masalah dangan tepat dan benar.
Pekerjaan dan Penghasilan
Penghasilan yang tidak seimbang juga berpengaruh terhadap keluarga dalam
melakukan pengobatan dan perawatan pada angota keluarga yang sakit salah
satunya disebabkan karena hipertensi. Menurut (Effendy,1998) mengemukakan
bahwa ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit salah
satunya disebabkan karena tidak seimbangnya sumber-sumber yang ada pada
keluarga.
d. Tingkat perkembangandan riwayat keluarga
vi
Menurut Friedmen (1998:125), Riwayat keluarga mulai lahir hingga saat ini.
termasuk riwayat perkembangan dan kejadian serta pengalaman kesehatan yang unik
atau berkaitan dengan kesehatan yang terjadi dalam kehidupan keluarga yang belum
terpenuhi berpengaruh terhadap psikologis seseorang yang dapat mengakibatkan
kecemasan.
e. Aktiftas
Aktifitas fisik yang keras dapat menambah terjadinya peningkatan tekanan darah.
Serangan hipertensi dapat timbul sesudah atau waktu melakukan kegiatan fisik, seperti
olah raga (Friedman, 1998:9).
f. Data Lingkungan
Karakteristik rumah
Cara memodifikasikan lingkungan fisik yang baik seperti lantai rumah,
penerangan dan fentilasi yang baik dapat mengurangai faktor penyebab terjadinya
cedera pada penderita stroke fase rehabilitasi.
Karakteristik Lingkungan
Menurut (friedman,1998 :22) derajad kesehatan dipengaruhi oleh lingkungan.
Ketenangan lingkungan sangat mempengaruhi derajat kesehatan tidak terkecuali
pada hipertensi
g. Struktur Keluarga
Pola komunikasi
Menurut (Friedman, 1998) Semua interaksi perawat dengan pasien adalah
berdasarkan komunikasi. Istilah komunikasi teurapetik merupakan suatu tekhnik
diman usaha mengajak pasien dan keluarga untuk bertukar pikiran dan perasaan.
Tekhnik tersebut mencakup ketrampilan secara verbal maupun non verbal, empati
dan rasa kepedulian yang tinggi.
Struktur Kekuasaan
Kekuasaan dalam keluarga mempengaruhi dalam kondisi kesehatan,
kekuasaan yang otoriter dapat menyebabkan stress psikologik yang mempengaruhi
dalam tekanan darah pasien stroke.
Struktur peran
vii
Friedman(1998), anggota keluarga menerima dan konsisten terhadap
peran yang dilakukan, maka ini akan membuat anggota keluarga puas atau tidak
ada konflik dalam peran, dan sebaliknya bila peran tidak dapat diterima dan tidak
sesuai dengan harapan maka akan mengakibatkan ketegangan dalam keluarga.
h. Fungsi Keluarga
Fungsi afektif
Keluarga yang tidak menghargai anggota keluarganya yang menderita
hipertensi, maka akan menimbulkan stressor tersendiri bagi penderita. Hal ini akan
menimbulkan suatu keadaan yang dapat menambah seringnya terjadi serangan
hipertensi karena kurangnya partisipasi keluarga dalam merawat anggota keluarga
yang sakit (Friedman, 1998).
Fungsi sosialisasi .
Keluarga memberikan kebebasan bagi anggota keluarga yang menderita
stroke dalam bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Bila keluarga tidak
memberikan kebebasan pada anggotanya, maka akan mengakibatkan anggota
keluarga menjadi sepi. Keadaan ini mengancam status emosi menjadi labil dan
mudah stress.
Fungsi kesehatan
Menurut suprajitno (2004) fungsi mengembangkan dan melatih anak
untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan
dengan orang lain diluar rumah.
i. Pola istirahat tidur
Istirahat tidur seseorang akan terganggu manakala sedang mengalami masalah yang
belum terselesaikan.
j. Pemeriksaan fisik anggota keluarga
Sebagaimana prosedur pengkajian yang komprehensif, pemeriksaan fisik juga
dilakukan menyeluruh dari ujung rambut sampai kuku untuk semua anggota keluarga.
Setelah ditemukan masalah kesehatan, pemeriksaan fisik lebih terfokuskan.
k. Koping keluarga
Bila ada stressor yang muncul dalam keluarga, sedangkan koping keluarga tidak
efektif, maka ini akan menjadi stress anggota keluarga yang berkepanjangan.
viii
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Menurut APD Salvari, (2013) Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang
menggambarkan respon manusia atas perubahan pola interaksi potensial atau aktual individu.
Perawat secara legal dapat mengidentifikasi dan menyusun intervensi masalah keperawatan.
Kolaburasi dan koordinasi dengan anggota tim lain merupakan keharusan untuk menghindari
kebingungan anggota akan kurangnya pelayanan kesehatan.
Dalam diagnosa keperawatan meliputi sebagai berikut :
1. Problem atau masalah
Suatu pernyataan tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yang dialami oleh
keluarga aatau anggota keluarga.
2. Etiologi
Suatu pernyataan yang dapat menyebabkan masalah dengan mengacu kepada lima
tugas keluarga yaitu :
a) Mengenal masalah kesehatan keluarga
b) Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat.
c) Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit.
d) Mempertahankan suasana rumah yang sehat.
e) Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat
Secara umum faktor-faktor yang berhubungan atau etiologi dari diagnosis
keperawatan keluarga adalah :
1) Ketidaktahuan (kurangnya pengetahuan, pemahaman, kesalahan persepsi).
2) Ketidakmauan (sikap dan motivasi).
3) Dan ketidak mampuan (kurangnya keterampilan terhadap suatu prosedur
atau tindakan, kurangnya sumber daya keluarga baik finansial, fasilitas,
system pendukung, lingkungan fisik dan psikologis).
3. Symtom
Sekumpulan data subyektif dan objektif yang diperoleh perawatan dari keluarga
secara langsung atau tidak langsung.
1) Diagnosis actual adalah masalah keperwatan yang sedang dialami oleh keluarga dan
memerlukan bantuan dari perawat dengan cepat.
ix
2) Diagnosis resiko / resiko tinggi adalah masalah keperawatan yang belum terjadi, tetapi
tanda untuk menjadi masalah keperawatan actual dapat terjadi dengan cepat apabila tidak
segera mendapat bantuan perawat.
3) Diagnosis potensial adalah suatu keadaan sejahtera dari keluarga ketika keluarga telah
mampu memenuhi kebutuhan kesehatannya dan mempunyai sumber penunjang kesehatan
yang memungkinkan dapat ditingkatkan.
Proses scoring menggunakan skala yang telah dirumuskan oleh Bailon dan Maglaya, 1978
NO KRITERIA SKOR BOBOT
1. Sifat masalah :
3 Proses scoring dilakukan untuk
· Tidak/kurang sehat.
2 setiap diagnose keperawatan:
· Ancaman kesehatan. 1
1) Tentukan skor untuk
· Krisis atau keadaan 1
setiap criteria yang dibuat.
sejahtera.
2) Selanjutnya dibagi
2. Kemungkinan masalah dapat
dengan angka yang tertinggi dan
diubah :
dikalikan dengan bobot
2
· Dengan mudah. 3) Jumlah skor untuk
2
· Hanya sebagian. semua kriteria (skor tertinngi sama
1
dengan jumlah bobot, yaitu 5).
· Tidak dapat. 0
Standart mengacu kepada lima tugas keluarga sedangkan kriteria mengacu kepada 3 hal,
yaitu :
1. Pengetahuan (Kognitif)Intervensi
ini ditujukan untuk memberikan informasi, gagasan, motivasi, dan saran kepada
keluarga sebagai target asuhan keperawatan keluarga.
2. Sikap (Afektif)
Intervensi ini ditujukan untuk membantu keluarga dalam berespon emosional,
sehingga dalam keluarga terdapat sikap terhadap masalah yang dihadapi
3. Tindakan (Psikomotor)
Intervensi ini ditujukan untuk membantu anggota keluarga dalam perubahan
perilaku yang merugikan keperilaku yang menguntungkan.
xi
Hal penting dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan adalah :
1. Tujuann hendaknya logis, sesuai masalah dan mempunyai jangka waktu yang sesuai
dengan kondisi klien.
2. Kriteria hasil hendaknya dapat diukur.
3. Rencana tindakan disesuaikan dengan sumber daya dan dana yang dimiliki oleh
keluarga dan mengarah kepada kemandirian klien sehingga tingkat ketergantungan
dapat diminimalisasi.
D. PELAKSANAAN.
Pelaksanaan merupakan salah satu tahap dari proses keperawatan keluarga dimana
perawat mendapatkan kesempatan untuk membangkitkan minat keluarga untuk mendapatkan
perbaikan ke arah perilaku hidup sehat. Pelaksanaan tindakan keperawatn keluarga
didasarkan kepada asuhan keperawatan yang telah disusun.
E. TAHAP EVALUASI
Evaluasi merupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil, implementasi dengan
kriteria dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilan bila hasil dan evaluasi
tidak berhasil sebagian perlu disusun rencana keperawatan yang baru.
Metode evaluasi keperawatan, yaitu :
1. Evaluasi formatif (proses)
Adalah evaluasi yang dilakukan selama proses asuhan keperawatan dan bertujuan
untuk menilai hasil implementasi secara bertahap sesuai dengan kegiatan yang dilakukan,
system penulisan evaluasi formatif ini biasanya ditulis dalam catatan kemajuan atau
menggunakan system SOAP.
2. Evaluasi sumatif (hasil)
Adalah evaluasi akhir yang bertujuan untuk menilai secara keseluruhan, sistem
penulisan evaluasi sumatif ini dalam bentuk catatan naratif atau laporan ringkasan.
xii
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perawatan keluarga yang komprehensif merupakan suatu proses yang rumit, sehingga
memerlukan suatu pendekatan yang logis dan sistematis. Dimana dalam proses keperawatan
keluarga akan relatif berbeda pada focus perawatannya.
Perbedaan focus perawatan tergantung pada konseptualisasi keluarga.
Dalam prakteknya, proses keperawatan keluarga menggunakan dua tingkatan yaitu
tingkatan ini digunakan untuk mengkaji dan melaksanakan keperawatan keluarga dengan
mengikuti langkah-langkah dalam proses keperawatan keluarga yaitu, Pengkajian (pengkajian
terhadap keluarga dan pengkajian dan anggota keluarga secara individu), identifikasi masalah
keluarga dan individu (diagnosa keperawatan ), rencana perawatan, intervensi dan evaluasi
perawatan.
xiii
B. Saran
Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Menentukan Diagnosis Keperawatan :
1. Berorientasi kepada klien, keluarga dan masyarakat
2.Bersifat aktual atau potensial
3.Dapat diatasi dengan intervensi keperawatan
4.Menyatakan masalah kesehatan individu, keluarga dan masyarakat, serta faktor-faktor
penyebab timbulnya masalah tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Achjar, K. (2010). Aplikasi Praktek Perkesmas Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta. CV.
Sagung Seto.
APD Salvari, G , (2013). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta. TIM.
Friedman, M. M. (1998). Keperawatan Keluarga Teori dan Praktek, Edisi 3. Jakarta: EGC
Suprajitno. (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakata: EGC.
xiv