OLEH:
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah
ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun,
DAFTAR ISI
COVER
COVER
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi
2.2
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
lebih anggota keluarga, dan dalam hal tertentu, sering akan mempengaruhi anggota keluarga
yang lain dan unit ini secara keseluruhan.
Ada semacam hubungan yang kuat antara keluarga dan status kesehatan anggotanya.
Melalui perawatan kesehatan keluarga yang berfokus pada peningkatan, perwatan diri (self
care), pendidikan kesehatan, dan konseling keluarga serta upaya-upaya yang berarti
dapat mengurangi resiko yang diciptakan oleh pola hidup dan bahaya dari lingkungan. Upaya
menemukan kasus merupakan suatu alasan bagus lainnya untuk memberikan perawatan
kesehatan keluarga.
1.2 Rumusan Masalah
1. Pengertian Pelayanan Kesehatan Keluarga ?
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pelayanan Kesehatan Primer
biaya yangdapat terjangkau oleh masyarakat dan negara untuk memelihara setiap tingkat
perkembangan mereka dalam semangat untuk hidup mandiri dan menentukan nasib
sendiri.
B. Tujuan Dasar Kesehatan Primer
Upaya preventif adalah upaya kesehatan yang meliputi segala usaha, pekerjaan
dan kegiatan memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan dengan peran serta
individu agar berperilaku sehat serta mencegah berjangkitnya penyakit.
3. Penggunaan teknologi tepat guna dalam upaya kesehatan
Teknologi medis harus disediakan yang dapat diakses, terjangkau, layak, dan
diterima budaya masyarakat (misalnya, penggunaan kulkas untuk vaksin cold storage).
4. Peran serta masyarakat dalam semangat kemandirian
Pengakuan bahwa kesehatan tidak dapat diperbaiki oleh suatu intervensi hanya
pada sektor kesehatan formal. Sektor lain sama pentingnya dalam mempromosikan
kesehatan dan kemandirian masyarakat. Sektor-sektor ini mencakup, sekurang-
kurangnya: pertanian (misalnya, keamanan makanan), pendidikan, komunikasi (misalnya,
menyangkut masalah kesehatan yang berlaku, metode pencegahan dan pengontrolan
mereka), perumahan, pekerjaan umum (misalnya, menjamin pasokan yang cukup dari
air
bersih dan sanitasi dasar), pembangunan perdesaan, industri, dan organisasi masyarakat
(termasuk Panchayats atau pemerintah daerah, organisasi-organisasi sukarela, dan
sebagainya).
D. Tanggung Jawab Perawat Dalam Kesehatan Primer
Sebagai seorang perawat memiliki tanggung jawab dalam PHC meliputi hal-hal
sebagaiberikut.
1. Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pengembangan dan implementasi
masyarakat.
4. Memberikan dukungan dan bimbingan kepada petugas pelayanan kesehatan dan
kepada masyarakat.
5. Koordinasi kegiatan pengembangan kesehatan masyarakat
2.2 Definisi dan Struktur Keperawatan Keluarga
ahli.
1. Duvall dan Logan (1986) menguraikan definisi keluarga adalah :
Sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan
untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik,
mental emosional serta sosial dari tiap anggota keluarga.
2. Bailon dan Maglaya (1989) mendefinisikan sebagai berikut :
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena hubungan darah,
perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga, saling
berinteraksi satu sama lain, dan didalam perannya masing-masing menciptakan serta
mempertahankan suatu budaya.
3. Departemen Kesehatan R.I. 1998
Keluarga adalah unit terkecil dari suatu masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga
dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap dalam
keadaan dalam saling ketergantungan.
4. WHO 1969
Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertalian
darah, adopsi atau perkawinan.
5. Bergess (1962)
Keluarga terdiri atas kelompok orang yang mempunyai ikatan perkawinan, keturunan
atau hubungan sedarah atau hasil adopsi , anggota tinggal bersama dalam satu rumah,
anggota berinteraksi dan berkomunikasi dalam peran sosial, serta mempunyai kebiasaan/
kebudayaan yang berasal dari masyarakat, tetapi mempunyai keunikan tersendiri.
Keluarga adalah suatu system sosial yang berisi dua atau lebih orang yang hidup
bersama yang mempunyai hubungan darah, perkawinan atau adopsi, tingga bersama dan
saling menguntungkan, empunyai tujuan bersama, mempunyai generasi peneus, saling
pengertian dan saling menyayangi. (Murray & Zentner, 1997) dikutip dari (Achjar, 2010)
Keluarga merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan oleh perkawinan, adopsi
dan kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum,
meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan social dari individu-individu yang
ada didalamnya terlihat dari pola interaksi yang saling ketergantungan untuk mencapai tujuan
bersama. (Friedman, 1998)
Berdasarkan kedua pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa Keluarga
adalah unit terkecil dari mastarakat yang terdiri dari dua orang atau lebih dengan ikatan
perkawinan, kelahiran atau adopsi yang tinggal di satu tempat/ rumah, saling berinteraksi
satu sama lain, mempunyai peran masing-masing dan mempertahankan suatu kebudayaan.
B. Struktur Keluarga
Macam-macam struktur keluarga
Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam, diantaranya adalah :
a. Patrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
b. Matrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
c. Matrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.
d. Patrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
e. Keluarga kawinan
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan
beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan
suami istri. (Nasrul Effendy, 1998)
2.3 Tipe Keluarga
A. TRADISIONAL :
Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah
seperti nuclear family disertai : paman, tante, orang tua (kakak-nenek), keponakan, dll)
f. The single-parent family (keluarga duda/janda)
Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal ini terjadi
biasanya melalui proses perceraian, kematian dan ditinggalkan (menyalahi hukum
pernikahan)
g. Commuter family
Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota tersebut
sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja diluar kota bisa berkumpul pada
f. Cohabitating couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena beberapa alasan
tertentu.
g. Group-marriage family
Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga bersama, yang
merasa telah saling menikah satu dengan yang lainnya, berbagi sesuatu, termasuk sexual
dan membesarkan anaknya
h. Group network family
Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu sama lain
dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan dan bertanggung
jawab membesarkan anaknya
i. Foster family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara dalam waktu
sementara, pada saat orangtua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Konsep dasar kePerawatan keluarga yang komprehensif merupakan suatu proses yang
rumit, sehingga memerlukan suatu pendekatan yang logis dan sistematis. Dimana dalam
proses keperawatan keluarga akan relatif berbeda pada focus perawatannya. Perbedaan focus
perawatan tergantung pada konseptualisasi keluarga. Dalam prakteknya, proses keperawatan
keluarga menggunakan dua tingkatan yaitu tingkatan ini digunakan untuk mengkaji dan
melaksanakan keperawatan keluarga dengan mengikuti langkah-langkah dalam proses
keperawatan keluarga yaitu, Pengkajian (pengkajian terhadap keluarga dan pengkajian dan
anggota keluarga secara individu), identifikasi masalah keluarga dan individu (diagnosa
keperawatan ), rencana perawatan, intervensi dan evaluasi perawatan.
3.2 SARAN
Upaya ini perlu dikembangkan dan diingatkan, untuk itu perlu dukungan oleh pihak pihak yang
peduli terhadap kesehatan keluarga.
DAFTAR PUSTAKA
Friedman, M. M. (1998). Keperawatan keluarga: Teori dan praktik. Jakarta: EGC.
Suprajitno. (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakata: EGC.
http://puskesmasjatilawang.banyumaskab.go.id/page/23381/keperawatan-
keluarga#.XmsQV6MzbIU ( diakses pada tanggal 13 maret 2020)
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Keperawatan-Keluarga-
dan-Komunitas-Komprehensif.pdf (diakses pada tanggal 13 maret 2020)