Anda di halaman 1dari 15

 

MAKALAH KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA

OLEH:

1. NI NYOMAN CAHAYU HARTA NINGGRUM 17089014017

2. KADEK D EWI M ULIAWATI 17089014023

3. KADEK D IAN S RI W IDNYANI 17089014025

4. NI PUTU JEMMY KHERISNA SARI 17089014042

5. KOMANG K RISMONITA 17089014048

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BULELENG

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

2020
 

KATA PENGANTAR 

 
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah

ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas
 bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
 pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
 bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak 
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
 

Penyusun,
 
DAFTAR ISI

 
COVER 
COVER 
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi
2.2

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan
3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
 
BAB I

PENDAHULUAN

 
1.1 Latar Belakang

Perawatan keluarga yang komprehensip merupakan suatu proses yang rumit,


sehingga memerlukan suatu pendekatan yang logis dan sistematis untuk bekerja dengan
keluarga dan anggota keluarga . Pendekatan ini disebut proses keperawatan. Menurut
Yura dan Walsh (1978), “proses keperawatan merupakan inti dan sari dari keperawatan”.
Proses adalah suatu aksi gerak yang dilakukan dengan sengaja dan sadar dari satu titik ke
titik yang lain menuju pencapaian tujuan. Pada dasarnya, proses keperawatan merupakan
suatu proses pemecahan masalah yang sistematis, yang digunakan ketika bekerja dengan
individu, keluarga, kelompok
atau komunitas .
Salah satu aspek terpenting dari keperawatan adalah penekanannya pada keluarga.
Keluarga bersama dengan individu, kelompok dan komunitas adalah klien
atau resipien keperawatan. Secara empiris, disadari bahwa kesehatan para anggota
keluarga dan kualitas kesehatan keluarga mempunyai hubungan yang erat. Akan tetapi,
hingga saat ini sangat sedikit yang diberikan perhatian pada keluarga sebagai objek dari
studi yang sistematis dalam bidang keperawatan. Beberapa alasan penting meyakinkan
mengapa unit keluarga harus menjadi focus sentral dari keperawatan keluarga, yaitu :
Dalam sebuah unit keluarga, disfungsi apa saja (penyakit, cedera, perpisahan) yang
mempengaruhi satu atau

lebih anggota keluarga, dan dalam hal tertentu, sering akan mempengaruhi anggota keluarga
yang lain dan unit ini secara keseluruhan.
Ada semacam hubungan yang kuat antara keluarga dan status kesehatan anggotanya.
Melalui perawatan kesehatan keluarga yang berfokus pada peningkatan, perwatan diri (self 
care), pendidikan kesehatan, dan konseling keluarga serta upaya-upaya yang berarti
dapat mengurangi resiko yang diciptakan oleh pola hidup dan bahaya dari lingkungan. Upaya
menemukan kasus merupakan suatu alasan bagus lainnya untuk memberikan perawatan
kesehatan keluarga.
1.2 Rumusan Masalah
1. Pengertian Pelayanan Kesehatan Keluarga ?

2. Pengertian Keperawatan Keluarga ?

3. Bagaiman Bagian bagian Struktur Keluarga ?

4. Bagaimana Tipe Tipe Keluarga ?

1.3 Tujuan

1. Untuk Mengetahui Pengertian Pelayanan Kesehatan Keluarga.

2. Untuk Mengetahui Pengertian Keperawatan Keluarga.

3. Untuk Mengetahui Bagian Bagian Strukur Keluarga.

4. Untuk Mengetahui Tipe Tipe Keluarga.

1.4 Manfaat

1. Agar Mahasiswa Mengetahui Pengertian Pelayanan Kesehatan Keluarga.

2. Agar Mahasiswa Mengetahui Pengertian Keperawatan Keluarga.

3. Agar Mahasiswa Untuk Mengetahui Bagian Bagian Strukur Keluarga.

4. Agar Mahasiswa Mengetahui Tipe Tipe Keluarga.

 
 

BAB II

PEMBAHASAN

 
2.1 Pelayanan Kesehatan Primer

A. Pengertian Kesehatan Primer

Pemahaman tentang PHC dapat didefinisikan sebagai berikut, Primary Health


Care (PHC) adalah pelayanan kesehatan pokok yang berdasarkan pada metode dan
teknologi praktis, ilmiah dan sosial yang dapat diterima secara umum, baik oleh
individu maupun keluarga dalam masyarakat melalui partisipasi mereka sepenuhnya,
serta dengan

 biaya yangdapat terjangkau oleh masyarakat dan negara untuk memelihara setiap tingkat
 perkembangan mereka dalam semangat untuk hidup mandiri dan menentukan nasib
sendiri.
 
B. Tujuan Dasar Kesehatan Primer 

Tujuan umum PHC adalah mendapatkan


kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan, sehingga akan dicapai tingkat
kepuasan pada masyarakat yang menerima pelayanan, sedangkan yang menjadi tujuan.

khusus adalah berikut ini.


1. Pelayanan harus mencapai keseluruhan penduduk yang dilayani.
2. Pelayanan harus dapat diterima oleh penduduk yang dilayani.

3. Pelayanan harus berdasarkan kebutuhan medis dari populasi yang dilayani.

4. Pelayanan harus secara maksimum menggunakan tenaga dan sumber-sumber daya

lain dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.


 
C. Prinsip Dalam Kesehatan Primer
Pada tahun 1978, dalam konferensi Alma Alta ditetapkan prinsip-prinsip PHC
sebagai pendekatan atau strategi global guna mencapai kesehatan bagi semua. Lima
 prinsip PHCmsebagai berikut.
1. Pemerataan upaya kesehatan
Distribusi perawatan kesehatan menurut prinsip ini, yaitu perawatan primer dan
layanan lainnya untuk memenuhi masalah kesehatan utama dalam masyarakat yang harus
diberikan sama bagi semua individu tanpa memandang jenis kelamin, usia, kasta,
warna, lokasi perkotaan atau pedesaan, dan kelas sosial.
2. Penekanan pada upaya preventif 

Upaya preventif adalah upaya kesehatan yang meliputi segala usaha, pekerjaan
dan kegiatan memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan dengan peran serta
individu agar berperilaku sehat serta mencegah berjangkitnya penyakit.
3. Penggunaan teknologi tepat guna dalam upaya kesehatan

Teknologi medis harus disediakan yang dapat diakses, terjangkau, layak, dan
diterima budaya masyarakat (misalnya, penggunaan kulkas untuk vaksin cold storage).
4. Peran serta masyarakat dalam semangat kemandirian

Peran serta atau partisipasi masyarakat untuk membuat penggunaan maksimal


dari lokal, nasional, dan sumber daya yang tersedia lainnya. Partisipasi masyarakat adalah
 proses individu dan keluarga untuk bertanggung jawab atas kesehatan mereka sendiri dan
orangorang di sekitar mereka serta mengembangkan kapasitas untuk berkontribusi dalam
 pembangunan masyarakat. Partisipasi bisa dalam bidang identifikasi kebutuhan ata
selama pelaksanaan. Masyarakat perlu berpartisipasi di desa, lingkungan, kabupaten
atau tingkat pemerintah daerah. Partisipasi lebih mudah dilakukan di tingkat
lingkungan atau desa karena masalah heterogenitas yang minim.
5. Kerja sama lintas sektoral dalam membangun kesehatan

Pengakuan bahwa kesehatan tidak dapat diperbaiki oleh suatu intervensi hanya
 pada sektor kesehatan formal. Sektor lain sama pentingnya dalam mempromosikan
kesehatan dan kemandirian masyarakat. Sektor-sektor ini mencakup, sekurang-
kurangnya: pertanian (misalnya, keamanan makanan), pendidikan, komunikasi (misalnya,
menyangkut masalah kesehatan yang berlaku, metode pencegahan dan pengontrolan

mereka), perumahan, pekerjaan umum (misalnya, menjamin pasokan yang cukup dari
air 
 bersih dan sanitasi dasar), pembangunan perdesaan, industri, dan organisasi masyarakat
(termasuk Panchayats atau pemerintah daerah, organisasi-organisasi sukarela, dan
sebagainya).
 
D. Tanggung Jawab Perawat Dalam Kesehatan Primer 

Sebagai seorang perawat memiliki tanggung jawab dalam PHC meliputi hal-hal
sebagaiberikut.
1. Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pengembangan dan implementasi

  pelayanan kesehatan dan program pendidikan kesehatan.


2. Kerja sama dengan masyarakat, keluarga dan individu.
3. Mengajarkan konsep kesehatan dasar dan teknik asuhan diri sendiri pada

masyarakat.
4. Memberikan dukungan dan bimbingan kepada petugas pelayanan kesehatan dan

  kepada masyarakat.
5. Koordinasi kegiatan pengembangan kesehatan masyarakat
 
2.2 Definisi dan Struktur Keperawatan Keluarga

A. Definisi Keperawatn Keluarga

Banyak ahli mendefinisikan tentang keluarga sesuai dengan perkembangan


sosialdi masyarakat. Berikut ini akan dikemukakan definisi keluarga menurut beberapa

ahli.
1. Duvall dan Logan (1986) menguraikan definisi keluarga adalah :

Sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan
untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik,
mental emosional serta sosial dari tiap anggota keluarga.
2. Bailon dan Maglaya (1989) mendefinisikan sebagai berikut :

 Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena hubungan darah,
 perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga, saling
 berinteraksi satu sama lain, dan didalam perannya masing-masing menciptakan serta
mempertahankan suatu budaya.
3. Departemen Kesehatan R.I. 1998

Keluarga adalah unit terkecil dari suatu masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga

dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap dalam
keadaan dalam saling ketergantungan.
4. WHO 1969

Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertalian
darah, adopsi atau perkawinan.
5. Bergess (1962)

Keluarga terdiri atas kelompok orang yang mempunyai ikatan perkawinan, keturunan
atau hubungan sedarah atau hasil adopsi , anggota tinggal bersama dalam satu rumah,
anggota berinteraksi dan berkomunikasi dalam peran sosial, serta mempunyai kebiasaan/
kebudayaan yang berasal dari masyarakat, tetapi mempunyai keunikan tersendiri.
Keluarga adalah suatu system sosial yang berisi dua atau lebih orang yang hidup
 bersama yang mempunyai hubungan darah, perkawinan atau adopsi, tingga bersama dan
saling menguntungkan, empunyai tujuan bersama, mempunyai generasi peneus, saling
 pengertian dan saling menyayangi. (Murray & Zentner, 1997) dikutip dari (Achjar, 2010)
Keluarga merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan oleh perkawinan, adopsi
dan kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum,

meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan social dari individu-individu yang
ada didalamnya terlihat dari pola interaksi yang saling ketergantungan untuk mencapai tujuan
 bersama. (Friedman, 1998)
Berdasarkan kedua pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa Keluarga
adalah unit terkecil dari mastarakat yang terdiri dari dua orang atau lebih dengan ikatan
 perkawinan, kelahiran atau adopsi yang tinggal di satu tempat/ rumah, saling berinteraksi
satu sama lain, mempunyai peran masing-masing dan mempertahankan suatu kebudayaan.
 
B. Struktur Keluarga
Macam-macam struktur keluarga
Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam, diantaranya adalah :
a. Patrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
 b. Matrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
c. Matrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.
d. Patrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
e. Keluarga kawinan

Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan
 beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan
suami istri. (Nasrul Effendy, 1998)
 
2.3 Tipe Keluarga

A. TRADISIONAL :

a. The nuclear family (keluarga inti)

Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak.


 b. The dyad family
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup bersama dalam
satu rumah
  c. Keluarga usila
Keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua dengan anak sudah
memisahkan diri
d. The childless family
Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk mendapatkan anak 
terlambat waktunya, yang disebabkan karena mengejar karir/pendidikan yang terjadi pada
wanita
e. The extended family (keluarga luas/besar)

Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah
seperti nuclear family disertai : paman, tante, orang tua (kakak-nenek), keponakan, dll)
f. The single-parent family (keluarga duda/janda)

Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal ini terjadi
 biasanya melalui proses perceraian, kematian dan ditinggalkan (menyalahi hukum
 pernikahan)
g. Commuter family

Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota tersebut
sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja diluar kota bisa berkumpul pada

anggota keluarga pada saat akhir pekan (week-end)


h. Multigenerational family
Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal bersama
dalam satu rumah
i. Kin-network family
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling berdekatan dan
saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama. Misalnya : dapur, kamar 
mandi, televisi, telpon, dll)
 j. Blended family
Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah kembali dan
membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya
k. The single adult living alone / single-adult family
Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau
 perpisahan (separasi), seperti : perceraian atau ditinggal mati
 
B. NON-TRADISIONAL :
a. The unmarried teenage mother 
Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan
tanpa nikah
 b. The stepparent family
Keluarga dengan orangtua tiri
c. Commune family
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan saudara,
yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang
sama, sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok / membesarkan anak bersama
d. The nonmarital heterosexual cohabiting family
Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan
e. Gay and lesbian families
Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana pasangan
suami-istri (marital partners)

f. Cohabitating couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena beberapa alasan
tertentu.
g. Group-marriage family

Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga bersama, yang
merasa telah saling menikah satu dengan yang lainnya, berbagi sesuatu, termasuk sexual
dan membesarkan anaknya
h. Group network family

Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu sama lain
dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan dan bertanggung
 jawab membesarkan anaknya
 

i. Foster family

Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara dalam waktu
sementara, pada saat orangtua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan

kembali keluarga yang aslinya


 j. Homeless family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanen karena
krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan
mental
k. Gang
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang muda yang mencari
ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian, tetapi berkembang dalam
kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.
 

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Konsep dasar kePerawatan keluarga yang komprehensif merupakan suatu proses yang
rumit, sehingga memerlukan suatu pendekatan yang logis dan sistematis. Dimana dalam
 proses keperawatan keluarga akan relatif berbeda pada focus perawatannya. Perbedaan focus
 perawatan tergantung pada konseptualisasi keluarga. Dalam prakteknya, proses keperawatan
keluarga menggunakan dua tingkatan yaitu tingkatan ini digunakan untuk mengkaji dan
melaksanakan keperawatan keluarga dengan mengikuti langkah-langkah dalam proses
keperawatan keluarga yaitu, Pengkajian (pengkajian terhadap keluarga dan pengkajian dan
anggota keluarga secara individu), identifikasi masalah keluarga dan individu (diagnosa
keperawatan ), rencana perawatan, intervensi dan evaluasi perawatan.
 
3.2 SARAN

Upaya untuk meningkatkan pengetahuan tentang keluarga melalui pendalaman keluarga


sesuai jenjang yang tepat dilakukan guna mencapai kebutuhan kesehatan keluarga yang optimal.

Upaya ini perlu dikembangkan dan diingatkan, untuk itu perlu dukungan oleh pihak pihak yang
 peduli terhadap kesehatan keluarga.
 

DAFTAR PUSTAKA
 
Friedman, M. M. (1998). Keperawatan keluarga: Teori dan praktik. Jakarta: EGC.
Suprajitno. (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakata: EGC.
http://puskesmasjatilawang.banyumaskab.go.id/page/23381/keperawatan-
keluarga#.XmsQV6MzbIU ( diakses pada tanggal 13 maret 2020)
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Keperawatan-Keluarga-
dan-Komunitas-Komprehensif.pdf  (diakses pada tanggal 13 maret 2020)

Anda mungkin juga menyukai