Anda di halaman 1dari 66

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN KASUS HIPERTENSI

PADA KELUARGA Tn. S DI DUSUN BATU KUMBUNG

DI SUSUN OLEH :

ALVIN ANUGRAH PRATAMA

021.02.1141

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI KESEHATAN (STIKES) MATARAM

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan karunia- yang telah diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
Tugas Auhan Keperawatan pada keluarga Tn. S dengan Hipertensi ini sesuai waktu yang
ditentukan.

Dalam penyusunan tugas ini penulis menyadari sepenuhnya banyak terdapat


kekurangan didalam penyajianya. Hal ini disebabkan terbatasnya kemampuan dan
pengetahuan yang penulis miliki, penulis menyadari bahwa tanpa adanya bimbingan dan
petunjuk dari semua pihak tidak mungkin hasil laporan ini dapat diselesaikan
sebagaimana mestinya.

Mataram, 10 Desember 2021

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan Penulisan
1.3. Manfaat Penuisan
1.4. Sistematika Penulisan
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep Dasar Keluarga
2.2. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Keluarga
2.3. Konsep Dasar Penyakit
BAB III LAPORAN KASUS
3.1. Pengumpulan Data
3.2. Analisa Data
3.3. Skala Prioritas
3.4. Rencana Keperawatan
3.5. Tindakan Keperawatan Dan Evaluasi
BAB IV. PEMBAHASAN
4.1. Pengumpulan Data
4.2. Analisa Data
4.3. Skala Prioritas
4.4. Rencana Keperawatan
4.5. Tindakan Keperawatan Dan Evaluasi
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB. 1

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Program Indonesia Sehat merupakan rencana strategis Kementrian


Kesehatan tahun 2015-2019 yang dilakukan melalui pendekatan keluarga,
disingkat PIS-PK. Pada program PIS-PK, pendekatan keluarga menjadi salah satu
cara puskesmas meningkatkan jangkauan dan sasaran dengan meningkatkan akses
yankes di wilayahnya (mendatangi keluarga). Tujuan pendekatan keluarga salah
satunya adalah untuk meningkatkan akses keluarga pada pelayanan kesehatan yang
komprehensif dan bermutu. PIS-PK dilaksanakan dengan ciri sasaran utama
adalah keluarga, mengutamakan upaya promotif-preventif, disertai penguatan
upaya kesehatan berbasis masyarakat, kunjungan rumah dilakukan secara aktif
dan melalui pendekatan siklus kehidupan. Pelayanan kesehatan yang dilaksanakan
terkait penanganan penyakit menular dan tidak menular yang salah satunya
adalah penyakit hipertensi (Sarkomo, 2016)
Hipertensi merupakan suatu keadaan yang menyebabkan tekanan darah
tinggi secara terus-menerus dimana tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg,
tekanan diastolik 90 mmHg atau lebih. Hipertensi atau penyakit darah tinggi
merupakan suatu keadaan peredaran darah meningkat secara kronis. Hal ini
terjadi karena jantung bekerja lebih cepat memompa darah untuk memenuhi
kebutuhan oksigen dan nutrisi di dalam tubuh (Koes Irianto, 2014.)
Di Indonesia data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menunjukkan
bahwa terjadi peningkatan prevalensi hipertensi dari 5,7% tahun 2007 menjadi 6,9%
atau sekitar 9,1 juta pada tahun 2013. Data Sample Registration Survey tahun
2014 menunjukkan bahwa hipertensi merupakan penyebab kematian terbesar
nomor 3 di Indonesia dengan prosentasi sebesar 6,7% setelah stroke dan penyakit
jantung. Pelayanan kesehatan pada penyakit hipertensi di tingkat keluarga
dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. Asuhan
keperawatan yang diberikan kepada keluarga meliputi pengkajian, perumusan
diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan sampai evaluasi keperawatan
yang bertujuan agar pelayanan kesehatan yang dilaksanakan bisa efektif dan
komprehensif. Semua pelayanan itu diterapkan pada semua tatanan puskesmas
(Koes Irianto, 2014).

1.2. TUJUAN
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa dapat memahami dan dapat menerapkan asuhan
keperawatan keluarga yang salah satu anggota keluarga mengalami penyakit
hipertensi.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa dapat mengerti mengenai konsep dasar hipertensi
2. Mahasiswa dapat mengerti mengenai konsep dasar asuhan keperawatan
pada orang dewasa dengan hipertensi
1.3. MANFAAT
1.3.1 Bagi Mahasisma
Mahasiswa dapat memahami dan menerapkan keilmuan yang diperoleh
dari institusi pendidikan ke masyarakat secara langsung.
1.3.2 Bagi Masyarakat
Masyarakat dapat memperoleh pengetahuan yang diberikan oleh
mahasiswa khususnya ilmu mengenai penyakit hipertensi dan bagaimana cara
menjaga kesehatan agar terhindar dari penyakit hipertensi.
1.3.3 Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan hasil dari laporan ini diharapkan dapat digunakan sebagai
salah satu referensi bacaan di perpustakaan dan dapat digunakan sebagai bahan
masukan untuk mengembangkan keilmuan khususnya pada mata komunitas
keluarga.
1.3.4 Bagi Profesi Kesehatan Khususnya Keperawatan
Hasil dari laporan ini diharapkan dapat dijadikan acuan bagi profesi
kesehatan khususnya keperawatan komunitas keluarga untuk lebih dapat
memberikan banyak implementasi kepada masyarakat mengenai penyakit yang
diderita sehingga dapat meningkatkan keilmuan yang dimiliki oleh masyarakat
dalam menjaga kesehatan khususnya dalam lingkungan keluarga.

1.4. SISTEMATIKA PENULISAN


Adapun sistematika penulisan adalah sebagai berikut :
Bab. 1 membahas tentang pendahuluan yang meliputi : latar belakang, tujuan,
manfaat dan sistematika.
Bab. 2 menguraikan tentang tujuan teoritis yang terdiri dari: keperawatan kesehatan
komunitas, sasaran, ruang linglup, kegiatan praktek komunitas, prinsip dasar,
model pendekatan dan metode
Bab. 3 membahas tentang penerapan asuhan keperawatan komunitas, mencalup;
pengkajian, analisa data, penentuan masalah kesehatan dan keperawatan,
perencanaan kegiatan, pelaksaanaan dan evaluasi.
Bab. 4 berisi pembahasanan yang menguraikan tentang hasil kegaiatan yang telah
dilaksanakan
Bab .5 kesimpulan dan saran
BAB. 2
TINJAUAN TEORITIS
2.1. DEFINISI
1. KOMUNITAS
a. Komunitas sebagai suatu kelompok sosial yang di tentutkan oleh batas-batas
wilayah, nilai-nilai keyakinan dan minat yang sama, serta ada rasa saling
mengenal dan interaksi antara anggota masyarakat yang satu dan yang
lainnya ( WHO,1974)
b. Komunitas sebagai sekumpulan orang yang saling bertukar pengalaman
penting dalam hidupnya (Spradley,1985)
c. Komunitas sebagai suatu kesatuan hidup manusia yang menempati suatu
wilayah nyata dan berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat, serta
terikat oleh rasa identitas suatu komunitas (Koentjaraningrat,1990)
d. Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu lokasi
yang sama degan di bawah pemerintahan yang sama, area atau lokasi yang
sama dimana mereka tinggal, kelompok sosial yang mempunyai interest yang
sama (Riyadi,2007)
e. Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai
persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan kelompok
khusus dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan norma dan nilai yang
telah melembaga (Sumijatun dkk,2006)
2. KEPERAWATAN
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional sebagai bagian
integral pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologi, psikologi, social dan
spritual secara komprehensif, ditujukan kepada individu keluarga dan masyarakat
baik sehat maupun sakit mencakup siklus hidup manusia (Riyadi,2007).
3. KEPERAWATAN KOMUNITAS
a. Keperawatan komunitas mencakup perawatan kesehatan keluarga (nurse
health family) juga kesehatan dan kesejahteraan masyarakat luas, membantu
masyarakat mengindentifikasi masalah kesehatan tersebut sesuai dengan
kemampuan yang ada pada mereka sebelum mereka meminta bantuan
kepada orang lain (WHO,1947)
b. Kesatuan yang unik dari praktik keperawatan dan kesehatan masyarakat yag
ditujukan pada pengembangan serta peningkatan kemampuan kesehatan,
baik diri sendiri sebagai perorangan maupun secara kolektif sebagai
keluarga, kelompok khusus atau masyarakat (Ruth B. Freeman,1981)
c. Suatu upaya pelayanan keperawatan yang merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh perawat dengan
mengikutsertakan tim kesehatan lainnya dan masyarakat untuk memperoleh
tingkat kesehatan individu, keluarga, dan masyrakat lebih tinggi.
(DEPKES , 1986 )
d. Pelayanan keperawatan profesional yag ditujukan kepada masyarakat
dengan penekanan pada kelompok risiko tinggi, dalam upaya pencapaian
derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan yag penyakit dan
peningkatan kesehatan, dengan menjamin keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang dibutuhkan. (Pradley,1985)

2.2. TUJUAN DAN FUNGSI KEPERAWATAN KOMUNITAS


1. Tujuan Keperawatan Komunitas
Tujuan proses keperawatan dalam komunitas adalah untuk pencegahan dan
peningkatan kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya sebagai berikut :
a. Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care ) terhadap individu,
keluarga, dan keluarga dan kelompok dalam konteks komunitas.
b. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat ( health general
community ) dengan mempertimbangkan permasalahan atau isu kesehatan
masyarakat yang dapat mempengaruhi keluarga, individu, dan kelompok .
Selanjutnya, secara spesifik diharapkan individu, keluarga, kelompok,
dan masyarakat mempunyai kemampuan untuk :
a. Mengindentifikasi masalah kesehatan yang dialami
b. Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan maslah tersebut
c. Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan
d. Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi
e. Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka hadapi

2. Fungsi Keperawatan Komunitas


a. Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi
kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan masalah klien
melalui asuhan keperawatan.
b. Agar masyarakt mendapatkan pelayan yang optimal sesuai dengan
kebutuhannnya di bidang kesehatan.
c. Memeberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan masalah,
komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan peran serta masyarakat.
d. Agar masyarakat bebas mengemukan pendapat berkaitan dengan
permasalahan atau kebutuhannya sehingga mendapatkan penanganan dan
pelayanan yang cepat dan pada akhirnya dapat mempercepat proses
penyembuhan (Mubarak,2006)

2.3. SASARAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

Sasaran dari perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga,


kelompok khusus, komunitas baik yang sehat maupun sakit yang mempunyai
masalah kesehatan atau perawatan ( Effendy,1998), sasaran ini terdiri dari :

1. Individu
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek
biologi, psikologi, social dan spritual.
2. Keluarga
Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus
menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun
secara bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara
keseluruhan

3. Kelompok Khusus
Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis
kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan
terhadap masalah kesehatan.

Termasuk diantaranya adalah:

a. Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat perkembangan


dan pertumbuhannya, seperti;
1) Ibu hamil
2) Bayi baru lahir
3) Balita
4) Anak usia sekolah
5) Usia lanjut
b. Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan
bimbingan serta asuhan keperawatan, diantaranya adalah:
1) Penderita penyakit menular, seperti TBC, lepra, AIDS, penyakit kelamin
lainnya.
2) Penderita dengan penynakit tak menular, seperti: penyakit diabetes
mellitus, jantung koroner, cacat fisik, gangguan mental dan lain
sebagainya.
c. Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, diantaranya:
1) Wanita tuna susila
2) Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba
3) Kelompok-kelompok pekerja tertentu, dan lain-lain.
d. Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya adalah:
1) Panti wredha
2) Panti asuhan
3) Pusat-pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental dan sosial)
4) Penitipan balita

2.4. STRATEGI INTERVENSI KEPERAWATAN KOMUNITAS


1. Proses kelompok (group process)
Seseorang dapat mengenal dan mencegah penyakit, tentunya setelah belajar
dari pengalaman sebelumnya, selain faktor pendidikan/pengetahuan individu,
media masa, Televisi, penyuluhan yang dilakukan petugas kesehatan dan
sebagainya. Begitu juga dengan masalah kesehatan di lingkungan sekitar
masyarakat, tentunya gambaran penyakit yang paling sering mereka temukan
sebelumnya sangat mempengaruhi upaya penangan atau pencegahan penyakit
yang mereka lakukan. Jika masyarakat sadar bahwa penangan yang bersifat
individual tidak akan mampu mencegah, apalagi memberantas penyakit tertentu,
maka mereka telah melakukan pemecahan-pemecahan masalah kesehatan
melalui proses kelompok.
2. Pendidikan Kesehatan (Health Promotion)
Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis,
dimana perubahan tersebut bukan hanya sekedar proses transfer materi/teori dari
seseorang ke orang lain dan bukan pula seperangkat prosedur. Akan tetapi,
perubahan tersebut terjadi adanya kesadaran dari dalam diri individu, kelompok
atau masyarakat sendiri. Sedangkan tujuan dari pendidikan kesehatan menurut
Undang-Undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 maupun WHO yaitu
”meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan
derajat kesehatan; baik fisik, mental dan sosialnya; sehingga produktif secara
ekonomi maupun secara sosial.
3. Kerjasama (Partnership)
Berbagai persoalan kesehatan yang terjadi dalam lingkungan masyarakat jika
tidak ditangani dengan baik akan menjadi ancaman bagi lingkungan masyarakat
luas. Oleh karena itu, kerja sama sangat dibutuhkan dalam upaya mencapai
tujuan asuhan keperawatan komunitas melalui upaya ini berbagai persoalan di
dalam lingkungan masyarakat akan dapat diatasi dengan lebih cepat.

2.5. PRINSIP KEPERAWATAN KOMUNITAS


1. Kemanfaatan
Intervensi yang dilakukan harus memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi
komunitas artinya ada keseimbangan antara manfaat dan kerugian.
2. Autonomi
Diberikan kebebasan untuk melakukan/memilih alternative yang terbaik yang
disediakan untuk komunitas
3. Keadilan
Melakukan upaya/tindakan sesuai dengan kemampuan/kapasitas komunitas.

2.6. FALSAFAH KEPERAWATAN KOMUNITAS


Keperawatan komunitas merupakan pelayanan yang memberikan pelayanan
terhadap pengaruh lingkunngan (bio-psiko-sosial-cultural-spritual) terhadap
kesehatan komunitas dan memberikan prioritas pada strategi pencegahan penyakit
dan peningkatan pencegahan. Falsafah yang melandasi komunitas mengacu kepada
falsafah atau paradigma keperawatan secara umum yaitu manusia atau kemanusia
merupakan titik sentral setiap upaya pembangunan kesehatan yang menjunjung
tinggi nilai-nilai dan bertolak dari pandangan ini disusun falsafah atau paradigma
keperawatan komunitas yang terdiri dari 4 komponen dasar , seperti yang
digambarkan sebagai berikut :

Komunitas Dengan
Keluarga Sebagai Unit
Pelayanan Dasar.

MANUSIA

KEPERAWATAN KESEHATAN
3 Tingkatan (SEHAT-SAKIT)
Pencegahan.
LINGKUNGAN
(Physic, Biologic,
Psychologist, Social,
Cultural, Dan Spiritual.

Gambar : Komponen Paradigma Keperawatan

Berdasarkan gambar di atas, dapat dijabarkan masing-masing unsur sbg


berikut :

 Manusia.
Komunitas sebagai klien berarti sekumpulan individu / klien yang berada pada
lokasi atau batas geografi tertentu yang memiliki niliai-nilai, keyakinan dan minat
yang relatif sama serta adanya interaksi satu sama lain untuk mencapai tujuan.

 Kesehatan.
Sehat adalah suatu kondisi terbebasnya dari gangguan pemenuhan kebutuhan
dasar klien / komunitas. Sehat merupakan keseimbangan yang dinamis sebagai
dampak dari keberhasilan mengatasi stressor.

Lingkungan.
Semua factor internal dan eksternal atau pengaruh disekitar klien yang bersifat
biologis, psikologis, social, cultural dan spiritual.

Keperawatan.
Intervensi / tindakan yang bertujuan untuk menekan stressor, melalui pencegahan
primer, sekunder dan tersier.

2.7. TANGGUNG JAWAB PERAWAT KESEHATAN KOMUNITAS


Claudia M.Smith & Frances A Mauren (1995) menjelaskan bahwa tanggung
jawab perawat komunitas adalah menyediakan pelayanan bagi orang sakit atau orang
cacat di rumah mencakup pengajaran terhadap pengasuhnya, mempertahankan
lingkungan yang sehat, mengajarkan upaya-upaya peningkatkan kesehatan,
pencegahan, penyakit dan injuri, identifikasi standar kehidupan yang tidak adekuat
atau mengancam penyakit/injuri serta melakukan rujukan, mencegah dan melaporkan
adanya kelalaian atau penyalahgunaan (neglect & abuse), memberikan pembelaan
untuk mendapatkan kehidupan dan pelayanan kesehatan yang sesuai standart,
kolaborasi dalam mengembangkan pelayanan kesehatan yang dapat diterima, sesuai
dan adekuat, melaksanakan pelayanan mandiri serta berpartisipasi dalam
mengembangkan pelayanan profesional, serta menjamin pelayanan keperawatan
yang berkualitas dan melaksanakan riset keperawatan.

2.8. PERAN PERAWAT KOMUNITAS


1. Pelaksana Pelayanan Keperawatan ( provider of nursing care )
Peranan yang utama perawat komunitas yaitu sebagai pelaksana asuhan
keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok dan komunitas , sehat atau
sakit atau mempunyai masalah kesehatan di rumah, disekolah, dipanti, tempat
kerja dan lain-lain.
2. Sebagai pendidik (health educator)
Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan
komunitas , yang dilaksanakan dirumah, di puskesmas, dikomunitas secara
terorganisir , menanamkan perilaku hidup sehat sehingga terjadi perubahan
perilaku untuk mencapai tingkat kesehatan optimal
3. Sebagai pengamat kesehatan (health monitor ).
Monitoring terhadap perubahan yg terjadi pada individu, keluarga, kelompok,
komunitas tentang masalah kesehatan/keperawatan yang timbul serta dampak
terhadap status kesehatan melalui :

 Kunjungan rumah
 Pertemuan-pertemuan
 Observasi
 Pengumpulan data
4. Koordinator Yankes (coordinator of servises)
Mengkoordinir seluruh kegiatan upaya yankesmasy dalam mencapai tujuan
kesehatan melalui kerjasama dengan team kesehatan lainya sehingga tercipta
keterpaduan dalam sistem yankes . Yankes merupakan kegiatan yang
menyeluruh dan tidak terpisah-pisah

5. Sebagai pembaharu ( inovator )


Pembaharu terhadap individu, keluarga, kelompok, komunitas yang dapat
merubah perilaku dan pola hidup sehingga tercapai peningkatan dan
pemeliharaan kesehatan

6. Pengorganisir yankes (organisator)


Berperan serta dalam memberikan motivasi dalam rangka meningkatkan peran
serta individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat dalam setiap upaya yankes
yang dilaksanakan oleh masyarakat . Misalnya : kegiatan posyandu, mulai dari
tahap perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan tahap penilaian,à ikut
berpartisipasi dalam kegiatan pengembangan dan pengorganisasian masyarakat
dalam bidang kesehatan.

7. Sebagai panutan ( Role Model )


Dapat memberikan contoh yang baik dalam bidang kesehatan kepada individu,
keluarga, kelompok, dan masyarakat tentang bagaimana tata cara hidup sehat
yang dapat ditiru dan dicontoh oleh masyarakat.
8. Sebagai Tempat Bertanya ( Fasilitator )
 Tempat bertanya oleh individu, keluarga, kelompok dan masyarakat untuk
memecahkan berbagai permasalahan dalam bidang kesehatan/ keperawatan
yang dihadapi sehari-hari.
 Dapat membantu memberikan jalan keluar dalam mengatasi masalah
kesehatan dan keperawatan yang mereka hadapi.
 Penghubung antara masyarakat dengan unit yankes dan instansi terkait
9. Sebagai Pengelola ( Manager )
 Dapat mengelola berbagai kegiatan yankes dan masyarakat sesuai dengan
beban tugas dan tanggung jawab yang diembankan kepadanya.
 Mengkoordinasikan upaya-upaya kesehatan yang dijalankan, melalui
puskesmas sebagai institusi pelayanan dasar utama, baik di dalam atau di
luar gedung ataukah di keluarga, terhadap kelompok-kelompok khusus
seperti kelompok ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas/menyususi, anak balita,
usia lanjut, sesuai dengan peran , fungsi dan tanggung jawabnya.
2.9. PENYAKIT HIPERTENSI
A. Definisi Hipertensi

Hipertensi merupakan suatu keadaan yang menyebabkan tekanan


darah tinggi secara terus-menerus dimana tekanan sistolik lebih dari 140
mmHg, tekanan diastolik 90 mmHg atau lebih. Hipertensi atau
penyakit darah tinggi merupakan suatu keadaan peredaran darah
meningkat secara kronis. Hal ini terjadi karena jantung bekerja lebih cepat
memompa darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi di dalam
tubuh (Koes Irianto, 2014).
Hipertensi juga merupakan faktor utama terjadinya gangguan
kardiovaskular. Apabila tidak ditangani dengan baik dapat mengakibatkan
gagal ginjal, stroke, dimensia, gagal jantung, infark miokard, gangguan
penglihatan dan hipertensi (Andrian Patica N E- journal keperawatan volume
4 nomor 1, Mei 2016)

B. Etiologi Hipertensi

Hipertensi dapat didiagnosa sebagai penyakit yang berdiri sendiri


tetapi sering dijumpai dengan penyakit lain, misalnya arterioskeloris,
obesitas, dan diabetes militus. Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dapat
dikelompokkan menjadi dua golongan yaitu (WHO, 2014) :
1. Hipertensi esensial atau hipertensi primer
Sebanyak 90-95 persen kasus hipertensi yang terjadi tidak
diketahui dengan pasti apa penyebabnya. Para pakar menemukan
hubungan antara riwayat keluarga penderita hipertensi (genetik) dengan
resiko menderita penyakit ini. Selain itu juga para pakar menunjukan
stres sebagai tertuduh utama, dan faktor lain yang mempengaruhinya.
Faktor-faktor lain yang dapat dimasukkan dalam penyebab hipertensi
jenis ini adalah lingkungan, kelainan metabolisme, intra seluler, dan
faktor-faktor ynag meningkatkan resikonya seperti obesitas, merokok,
konsumsi alkohol, dan kelainan darah.

2. Hipertensi renal atau hipertensi sekunder


Pada 5-10 persen kasus sisanya, penyebab khususnya sudah
diketahui, yaitu gangguan hormonal, penyakit diabetes, jantung, ginjal,
penyakit pembuluh darah atau berhubungan dengan kehamilan. Kasus
yang sering terjadi adalah karena tumor kelenjar adrenal. Garam dapur
akan memperburuk resiko hipertensi tetapi bukan faktor penyebab.
a. Berdasarkan faktor akibat Hipertensi terjadi peningkatan tekanan
darah di dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa cara:
 Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak
cairan pada setiap detiknya
 Terjadi penebalan dan kekakuan pada dinding arteri akibat usia
lanjut. Arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku,
sehingga mereka tidak dapat mengembang pada saat jantung
memompa darah melalui arteri tersebut. Karena itu darah pada setiap
denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit
daripada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan.
 Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan
meningkatnya tekanan darah. Hal ini terjadi jika terdapat kelainan
fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam dan
air dari dalam tubuh. Volume darah dalam tubuh meningkat,
sehingga tekanan darah juga meningkat.
 Oleh sebab itu, jika aktivitas memompa jantung berkurang, arteri
mengalami pelebaran, dan banyak cairan keluar dari sirkulasi. Maka
tekanan darah akan menurun atau menjadi lebih kecil.
b. Berdasarkan faktor pemicu, Hipertensi dibedakan atas yang tidak dapat
dikontrol seperti umur, jenis kelamin, dan keturunan.Pada 70-80% kasus
Hipertensi primer, didapatkan riwayat hipertensi di dalam
keluarga.Apabila riwayat hipertensi didapatkan pada kedua orang tua,
maka dugaan Hipertensi primer lebih besar.Hipertensi juga banyak
dijumpai pada penderita kembar monozigot (satu telur), apabila salah
satunya menderita Hipertensi.Dugaan ini menyokong bahwa faktor
genetik mempunyai peran didalam terjadinya Hipertensi.
Sedangkan yang dapat dikontrol seperti kegemukan/obesitas, stress,
kurang olahraga, merokok, serta konsumsi alkohol dan garam.Faktor
lingkungan ini juga berpengaruh terhadap timbulnya hipertensi esensial.
Hubungan antara stress dengan Hipertensi, diduga melalui aktivasi saraf
simpatis. Saraf simpatis adalah saraf yang bekerja pada saat kita
beraktivitas, saraf parasimpatis adalah saraf yang bekerja pada saat kita
tidak beraktivitas.
Peningkatan aktivitas saraf simpatis dapat meningkatkan tekanan
darah secara intermitten (tidak menentu). Apabila stress berkepanjangan,
dapat mengakibatkan tekanan darah menetap tinggi. Walaupun hal ini
belum terbukti, akan tetapi angka kejadian di masyarakat perkotaan lebih
tinggi dibandingkan dengan di pedesaan. Hal ini dapat dihubungkan
dengan pengaruh stress yang dialami kelompok masyarakat yang tinggal di
kota.
Berdasarkan penyelidikan, kegemukan merupakan ciri khas dari
populasi Hipertensi dan dibuktikan bahwa faktor ini mempunyai kaitan
yang erat dengan terjadinya Hipertensi dikemudian hari.Walaupun belum
dapat dijelaskan hubungan antara obesitas dan hipertensi esensial, tetapi
penyelidikan membuktikan bahwa daya pompa jantung dan sirkulasi
volume darah penderita obesitas dengan hipertensi lebih tinggi dibandingan
dengan penderita yang mempunyai berat badan normal.
Tabel 1. Klasifikasi Tekanan Darah Pada Orang Dewasa
Kategori Sistolik mmHg Diastolik mmHg
Normal < 130 mmHg < 85 mmHg
Normal Tinggi 130-139 mmHg 85-89 mmHg
Stadium 1 (HipertensiRingan) 140-159 mmHg 90-99 mmHg
Stadium 2 (HipertensiSedang) 160-179 mmHg 100-109 mmHg
Stadium 3 (HipertensiBerat) 180-209 mmHg 110-119 mmHg
Stadium4 (Hipertensi Sangat Berat atau 201 mmHg ataulebih 120 mmHg ataulebih
Maligna)

C. Manifestasi Klinis Hipertensi

Mekanisme Terjadinya Hipertensi Gejala-gejala hipertensi antara


lain pusing, muka merah, sakit kepala, ke luar darah dari hidung secara tiba-
tiba, tengkuk terasa pegal,dan lain-lain. Dampak yang dapat ditimbulkan oleh
hipertensi adalah kerusakan ginjal, pendarahan pada selaput bening (retina
mata), pecahnya pembuluh darah di otak, serta kelumpuhan.

D. Pemeriksaan Penunjang Hipertensi


1. Hemoglobin / hematokrit : mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap
volume cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor-faktor resiko
seperti hipokoagulabilitas, anemia.
2. BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi/fungsi ginjal.
3. Glukosa : Hiperglikemia (diabetes melitus adalah pencetus hipertensi)
dapat diakibatkan oleh peningkatan kadar katekolamin (meningkatkan
hipertensi).
4. Kalium serum : hipokalemia dapat mengindikasikan adanya aldosteron
utama (penyebab) atau menjadi efek samping terapi diuretik.
5. Kalsium serum : peningkatan kadar kalsium serum dapat meningkatkan
hipertensi.
6. Kolesterol dan trigeliserida serum : peningkatan kadar dapat
mengindikasikan pencetus untuk/adanya pembentukan plak ateromatosa
(efek kardiofaskuler).
7. Pemeriksaan tiroid : hipertiroidisme dapat mengakibatkan vasikonstriksi
dan hipertensi.
8. Kadar aldosteron urin dan serum : untuk menguji aldosteronisme primer
(penyebab).
9. Urinalisa : darah, protein dan glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan
atau adanya diabetes.
10. VMA urin (metabolit katekolamin) : kenaikan dapat mengindikasikan
adanya feokomositoma (penyebab); VMA urin 24 jam dapat digunakan
untuk pengkajian feokromositoma bila hipertensi hilang timbul.
11. Asam urat: hiperurisemia telah menjadi implikasi sebagai faktor resiko
terjadinya hipertensi.
12. Steroid urin : kenaikan dapat mengindikasikan hiperadrenalisme,
feokromositoma atau disfungsi ptuitari, sindrom Cushing’s; kadar renin
dapat juga meningkat.
13. IVP : dapat mengidentifikasi penyebab hipertensi, seperti penyakit
parenkim ginjal, batu ginjal dan ureter.
14. Foto dada : dapat menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub;
deposit pada dan/ EKG atau takik aorta; perbesaran jantung.
15. CT scan : mengkaji tumor serebral, CSV, ensevalopati, atau
feokromositoma.
16. EKG: dapat menunjukkan perbesaran jantung, pola regangan, gangguan
konduksi. Catatan : Luas, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda
dini penyakit jantung hipertensi.

E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hipertensi


a. Faktor resiko yang tidak dapat dikontrol :
1) Jenis kelamin
Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria dengan wanita.
Wanita diketahui mempunyai tekanan darah lebih rendah dibandingkan
pria ketika berusia 20-30 tahun. Tetapi akan mudah menyerang pada
wanita ketika berumur 55 tahun, sekitar 60% menderita hipertensi
berpengaruh pada wanita. Hal ini dikaitkan dengan perubahan hormon
pada wanita setelah menopause (Endang Triyanto, 2014).
2) Umur
Perubahan tekanan darah pada seseorang secara stabil akan berubah
di usia 20-40 tahun. Setelah itu akan cenderung lebih meningkat secara
cepat. Sehingga, semakin bertambah usia seseorang maka tekanan
darah semakin meningkat. Jadi seorang lansia cenderung
mempunyai tekanan darah lebih tinggi dibandingkan diusia muda
(Endang Triyanto,2014).
3) Keturunan (genetik)
Adanya faktor genetik tentu akan berpengaruh terhadap keluarga
yang telah menderita hipertensi sebelumnya. Hal ini terjadi adanya
peningkatan kadar sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara
potasium terhadap sodium individu sehingga pada orang tua
cenderung beresiko lebih tinggi menderita hipertensi dua kali lebih
besar dibandingan dengan orang yang tidak mempunyai
riwayat keluarga dengan hipertensi (Buckman, 2010).
4) Pendidikan
Tingkat pendidikan secara tidak langsung mempengaruhi tekanan
darah. Tingginya resiko hipertensi pada pendidikan yang rendah,
kemungkinan kurangnya pengetahuan dalam menerima informasi oleh
petugas kesehatan sehingga berdampak pada perilaku atau pola hidup
sehat (Armilawaty, Amalia H, Amirudin R., 2007).

b. Faktor resiko hipertensi yang dapat dikonrol


1) Obesitas
Pada usia pertengahan dan usia lanjut, cenderung kurangnya
melakukan aktivitas sehingga asupan kalori mengimbangi
kebutuhan energi, sehingga akan terjadi peningkatan berat badan
atau obesitas dan akan memperburuk kondisi (Anggara, F.H.D., & N.
Prayitno, 2013).
2) Kurang olahraga
Jika melakukan olahraga dengan teratur akan mudah untuk
mengurangi peningkatan tekanan darah tinggi yang akan
menurunkan tahanan perifer, sehigga melatih otot jantung untuk
terbiasa melakuakn pekerjaan yang lebih berat karena adanya kondisi
tertentu.
3) Kebiasaan merokok
Merokok dapat meningkatkan tekanan darah. Hal ini dikarenakan di
dalam kandungan nikotik yang dapat menyebabkan penyempitan
pembuluh darah.

4) Konsumsi garam berlebihan


WHO merekomendasikan konsumsi garam yang dapat mengurangi
peningkatan hipertensi. Kadar sodium yang direkomendasikan
adalah tidak lebih dari 100 mmol (sekitar 2,4 gram sodium atau 6 gram)
(H. Hadi Martono Kris Pranaka, 2014-2015).
5) Minum alkohol
Ketika mengonsumsi alkohol secara berlebihan akan
menyebabkan peningkatan tekanan darah yang tergolong parah karena
dapat menyebabkan darah di otak tersumbat dan menyebabkan
stroke.
6) Minum kopi
Satu cangkir kopi mengandung kafein 75-200 mg, dimana dalam
satu cangkir kopi dapat meningkatakan tekanan darah 5-10 mmHg.
7) Kecemasan
Kecemasan akan menimbulkan stimulus simpatis yang akan
meningkatkan frekuensi jantung, curah jantung dan resistensi vaskuler,
efek samping ini akan meningkatkan tekanan darah. Kecemasan atau
stress meningkatkan tekanan darah sebesar 30 mmHg. Jika individu
meras cemas pada masalah yang di hadapinya maka hipertensi akan
terjadi pada dirinya. Hal ini dikarenakan kecemasan yang berulang-
ulang akan mempengaruhi detak jantung semakin cepat sehingga
jantung memompa darah keseluruh tubuh akan semakin cepat.

F. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Non Farmakologis.
a. Diet
Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam.Penurunan BB
dapat menurunkantekanan darah dibarengi dengan penurunan aktivitas
rennin dalam plasma dankadar adosteron dalam plasma.

b. Aktivitas.
Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan
disesuaikan denganbatasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti
berjalan, jogging,bersepeda atau berenang.
2. Penatalaksanaan Farmakologis.
Secara garis besar terdapat bebrapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pemberian atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu:
 Mempunyai efektivitas yang tinggi.
 Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau
minimal.
 Memungkinkan penggunaan obat secara oral.
 Tidak menimbulakn intoleransi.
 Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien.
 Memungkinkan penggunaan jangka panjang.
Golongan obat - obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensi
seperti golongan diuretic, golongan betabloker, golongan antagonis
kalsium,golongan penghambat konversi rennin angitensin.
G. Komplikasi
          Organ organ tubuh sering terserang akibat hipertensi anatara lain mata
berupa perdarahan retina bahkan gangguan penglihatan sampai kebutaan,gagal
jantung, gagal ginjal, pecahnya pembuluh darah otak
BAB 3

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA

I. IDENTITAS UMUM KELUARGA


a. Identitas Kepala Keluarga:
Nama : T.n S Pendidikan : Sarjana

Umur : 31 Tahun Pekerjaan : Guru

Agama : Islam Alamat : Batu Kumbung

Suku : Sasak Nomor Telpon : ………………

b. Komposisi Keluarga:
No Nama L/P Umur Hub. Klg Pekerjaan Pendidikan
1. Ny. T P 24 Thn Istri IRT Sarjana
2. An. A L 7 Bln Anak - -

c. Genogram:

Keterangan : : tinggal satu rumah


: laki-laki
: perempuan
: pasien

d. Type Keluarga:
a) Jenis type keluarga: Tipe keluarga Tn.S adalah keluarga inti yaitu
dalam keluarga terdiri dari bapak, ibu, dan anak-anak
b) Masalah yang terjadi dg type tersebut: tidak ada masalah pada tipe
keluarga Tn. S
e. Suku Bangsa:
a) Asal suku bangsa: Tn. S berasal dari suku Sasak sedangkan Ny. T
berasal dari suku mbojo
b) Budaya yang berhubungan dg kesehatan: Agama dan kepercayaan yang
mempengaruhi kesehatan: kebudayaan yang dianut tidak bertentangan
dengan masalah kesehatan, bahasa sehari-hari yang digunakan yaitu
bahasa Indonesia.
f. Status Sosial Ekonomi Keluarga:
a) Anggota keluarga yang mencari nafkah: adalah Suami
b) Penghasilan: Rp. 700.000 perbulan
c) Upaya lain: tambahan lain yaitu istri Tn. S mengajar ngaji disekitar
rumah dibayar Rp. 200.000
d) Harta benda yang dimiliki (perabot, transportasi, dll)
Perabot rumah tangga seperti alat elektronik tv ada kursi dan meja tamu
peralatan tidur makan dll, alat trasportasi sepeda motor.
e) Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan:
 Biaya makan dan minum
 Biaya keperluan bayi ( pempers dll)

f) Aktivitas Rekreasi Keluarga: tidak ada


II. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini (ditentukan dengan anak tertua):
Tahap perkembangan keluarga Tn. S berada pada taap ke II yaitu, tahap
kelahiran anak pertama (chield hild bearing family) dikarenakan Tn.S dan
Ny. T baru memiliki satu anak yang berusia 7 bulan adapun tugas
perkembangan pada fase ini adalah :
 Mempersiapkan diri untuk menjadi orang tua
 Melakukan adaptasi menyusul peran sebagai orang tua baru
 Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalnya:
Tidak ada
c. Riwayat kesehatan keluarga inti:
a) Riwayat kesehatan keluarga saat ini:
Tn.S sebagai Kepala Keluarga jarang sakit mempunyai hipertensi
sejak 2 thn yang lalu, rutin kontrol kepuskesmas 1 bulan sekali
untuk cek lab dan mengambil obat rutin, tidak mempunyai masalah
dengan istirahat, makan maupun kebutuhan dasar lainnya mempunyai
penyakit hipertensi pada saat pengkajian : TD : 140/85 mmhg, S : 37
celcius, BB : 55 Kg, N : 84 x/m, R : 20 x/m, TB : 160 cm
Tn. S jarang sekali sakit tidak mempunyai masalah kesehatan yang
serius, tidak ada masalah istirahat, makan maupun kebutuhan
dasar yang lain, tidak mempunyai keturunan hipertensi.
memiliki kebiasaan merokok sejak usia remaja.
Ny. T jarang sakit tidak mempunyai masalah dengan istirahat,
makan, maupun kebutuhan dasar yang lainnya. Ny.T sering mengalami
peningkatan asam lambung
An. A jarang sakit tidak mempunyai masalah kesehatan.
Imunisasi belum lengkap dikarenakan usia yang masih 7 bulan
b) Riwayat penyakit keturunan:
Keluarga Tn. S dan Ny. T tidak memiliki riwayat penyakit keturunan
dari keluarga khususnya orang tua.

c) Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga


Status imunisasi ke
Keadaan
Umu BC DPT Polio Camp Hepatitis t
No Nama BB Kesehata
r G I I II I I II I ak I I II
n
I I I I V I I
1. TN. S 31 thn 55 sakit √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
2. NY. 24 thn 47 sehat √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
T
3. AN. 7 bln 11,5 sehat √ √ √ √ √ √ √ √  √ √ √
A

d) Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan


Sumber pelayansn yang dimanfaatkan oleh keluarga Tn. S adalah
fasilitas kesehatan seperti puskesmas
d. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya:
Tn. S menderita hipertensi tapi keluarganya Tn.M dari pihak Bapak/
Ibu tidak ada yang menderita hipertensi dan Ny. T tidak memiliki riwayat
penyakit apapun begitu pula dengan keluarga dari ibu dan ayahnya.
III. PENGKAJIAN LINGKUNGAN
a. Karakteristik Rumah
1) Luas rumah: 55 m²
2) Type rumah: permanen
3) Kepemilikan: orang lain (disewa)
4) Jumlah dan ratio kamar/ruangan: 2 kamar tidur, 1 wc, 1 ruang tamu,
dapur
5) Ventilasi/cendela: ada ventilasi disetiap ruangan kecuali di wc
6) Pemanfaatan ruangan: ruangan dimanfaatkan dengan baik
7) Septic tank: ada/ letak dibelakang rumah
8) Sumber air minum: PDAM
9) Kamar mandi/WC: ADA
10) Sampah: bekas-bekas makan, sampah perlengkapan bayi (pempers)
limbah RT dibuang disaluran pipa menuju ke got sampai kesuangai
11) Kebersihan lingkungan: lingkungan terlihat bersih dan rapih
12) Denah rumah :

k.tidur gudang
R keluarga

teras
dapur
R.tamu k.tidur WC

13) Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW


1) Kebiasaan: Tn. S bertetangga dengan beberapa warga selalu mengikuti
kegiatan yang ada disekitar lingkungan tempat tinggal sepeti kegiatan
gotong royong, menjalankan ibadah di masjid dlain sebagainya selalu
berpartisipasi disetiap kegiatan masyarakat seda dan juga komuniakasi
keluarga Tn. S dengan tetangga juga sangat baik
2) Aturan/kesepakatan : masyarakat desa diwajibkan untuk menjaga
keamanan dan ketertiban serta selalu diwajibkan untuk berpartisipasi
dalam segala hal yang diselenggarakan di wilayah lingkungan dusun
batu kumbung
3) Budaya: selalu mengikuti kegiatan yang diselenggarakan oleh
masyarakat desa seperti kegiatan keagaaman di masjid atau musholah,
kegiatan rapat rt atau rw, mengikuti kegiatan bersih-bersih lingkungan
gotong royong dll
b. Mobilitas Geografis Keluarga: selama berumah tangga keluarga Tn. S dan
Ny. T tidak berpindah-pindah tempat selalu tinggal di rumah yang ditenpati
saat ini
c. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
Keluarga Tn. S selalu berinteraksi dengan tetangga dan masyarakat sekitar
dengan baik dan ramah.
d. System Pendukung Keluarga: keluarga Tn. S tidak memiliki system
pendukung dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi seperti tidak
memiliki tabungan untuk biaya berobat apabila ada anggota keluarga yang
sakit dikarenakan gaji yang minim diperoleh setiap bulan dan kebutuhan
yang cukup banyak untuk dipenuhi.

IV. STRUKTUR KELUARGA


a. Pola/cara Komunikasi Keluarga:
Anggota keluarga menggunakan bahasa Indonesia dalam berkomunikasi
sehari-harinya dan mendapatkan informasi kesehatan dari petugas
kesehatan yang sering melakukan posyandu di dusun batu kumbung dan
dari media seperti televisi.
b. Struktur Kekuatan Keluarga:
c. Struktur Peran (peran masing/masing anggota keluarga)
Formal : Tn.S sebagai Kepala Keluarga, Ny.T sebagai ibu rumah tangga,
Informal : Tn.S dibantu oleh istrinya untuk mencari nafkah tambahan
yaitu dengan mengajar ngaji dilingkungan rumahnya.
d. Nilai dan Norma Keluarga
Keluarga Tn. S percaya bahwa hidup sudah diatur oleh sang maha
pencipta, demikian pula dengan sehat dan sakit keluarga juga percaya
bahwa tiap sakit ada obatnya, bila ada keluarga yang sakit akan
selalu dibawa ke RS atau petugas kesehatan yang terdekat.
V. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi afektif
Hubungan antara keluarga baik, mendukung bila ada yang sakit
langsung dibawa ke petugas kesehatan atau rumah sakit.
b. Fungsi sosialisasi
a) Kerukunan hidup dalam keluarga:
Setiap hari keluarga selalu berkumpul di rumah, hubungan dalam
keluarga baik dan selalu mentaati norma-norma yang berlaku
dimasyarakat.
b) Interaksi dan hubungan dalam keluarga:
Interaksi keluarga Tn. S sangat baik selalu mengajak keluarga untuk
bertukar pikiran menceritakan segala masalah yang dihadapi dan
mencari jalan keluar dengan berdiskusi bersama istrinya
c) Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan:
Tn. S berperan sebagai pengambil keputusan di dalam keluarganya
d) Kegiatan keluarga waktu senggang:
Keluarga Tn. S tidak banyak menghabiskan waktu dengan berlibur
bersama keluarga tetapi lebih banyak menghabiskan waktu luang
bersama keluarga di rumah dengan bercengkrama satu sama lain dan
saling bercerita hal-hal lucu.
e) Partisipasi dalam kegiatan social:
Tn. S dan keluarga selalu berpartisipasi apabila ada kegiatan yang ada
dilingkungan rumahnya.
c. Fungsi perawatan kesehatan
a) Pengetahuan dan persesi keluarga tentang penyakit/masalah kesehatan
keluarganya.: Ny. T mengetahui penyakit yang didetita oleh suaminya
tetapi belum mampu mengontrol kebiasaan dan pola hidup yang dapat
menjadi pemicu kekambuhan penyakit yang diderita oleh Tn. S
b) Kemampuan keluarga mengambil keputusan tindakan kesehatan yang
tepat:
Tn. S selalu membawa anggota keluarga ke fasilitas kesehatan seperti
puskesmas dan rumah sakit jika ada anggota keluarga yang sakit, selalu
rutin memeriksakan kesehatan ke puskesmas.
c) Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit:
Ny.T mengetahui keadaan kondisi kesehatan yang diderita oleh Tn. S
dan selalu mengajak Tn. S untuk berkunjung ke fasilitas kesehatan atau
kesehatan jika hipertensi yang dialami oleh Tn. S kambuh.
d) Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat:
Keluarga Tn. S sangat mengetahui pentingnya menjaga kebersihan
lingkungan rumahnya dengan rutin memberishkan lingkungan rumah
agar tidak terjadi sumber penyakit.
e) Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan di masyarakat :
Keluarga Tn. S mengatakan selalu memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan disekitar tempat tinggal nya terutama fasilitas kesehatan
sepErti posyandu dan puskesmas.
d. Fungsi reproduksi
a) Perencanaan jumlah anak: 2 anak
b) Akseptor: Ya .yang digunakan suntikan per 3 bulan lamanya 6 bulan
c) Akseptor: Belum ……..., alasannya:
d) Keterangan lain:
e. Fungsi ekonomi
a) Upaya pemenuhan sandang pangan:
Tn. S mengatakan mampu memenuhi kebutuhan sehari – hari
keluarganya walau pun secara pas-pasan dengan mengandalkan gaji
yang di peroleh setiap bulan di tambah dengan gaji yang diperoleh Ny. T
yang dihasilakan dari mengajar ngaji disekitar rumahnya.
b) Pemanfaatan sumber di msyarakat:
Sebagian besar masyarakat disusun batu kumbung desa Tn. S berprofesi
sebagai petani dan peternak ikan.
VI. STRES DAN KOPING KELUARGA
a. Stressor jangka pendek:
Pemenuhan ekonomi keluarga yang tidak cukup karena gaji yang diperoleh
oleh Tn. S sedikit.
b. Stressor jangka panjang:
Tn.S dan Ny. T takut penyakit yang diderita oleh Tn. S tidak akan sembuh
dan akan berpengaruh terhadap kelangsungan kehidupan keluarga nya
dimasa yang akan datang.
c. Respon keluarga terhadap stressor:
Tn. S dan Ny. T selalu berihtiar dan berbaik sangka kepada sang maha
pencipta menganggap bahwasan nya apa yang dihadapi saat ini adalah
cobaaan yang diberikan oleh tuhan kepada keluarga nya.
d. Strategi koping:
Keluarga Tn. S dan Ny. T selalu membicarakan permasalahan yang
dihadapi oleh keluarga secara bersama-sama serta sama-sama mencari jalan
keluar dari permasalahan yang dihadapi.
e. Strategi adaptasi disfungsional:
Tn. S selalu mengambil keputusan dengan membicarakan terlebih dahulu
kepada istrinya dan tidak pernah memicu perselisihan di anatar dia dan
istrinya.
VII. KEADAAN GIZI KELUARGA
Pemenuhan gizi:

Tn. S dan Ny. T mengatakan bahwasan nya kebutuhan gizi keluarga sudah
cukup baik.

Upaya lain: ………………………………………………………………………

VIII. HARAPAN KELUARGA


a. Terhadap masalah kesehatannya :
Tn. S dan Ny. T berharap penyakit yang diderita dapat sembuh dan
menjalankan kehidupan sehari-hari tanpa terkendala suatu apapun serta
petugas kesehatan yang ada disekitar tempat tinggal mereka dapat
memberikan pelayanan kesehatan dengan baik sesuai dengan yang mereka
butuhkan.
b. Terhadap petugas kesehatan yang ada
Tn. S dan Ny. T berharap dengan adanya petugas kesehatan bisa
memberikan pelayanan dan pengetahuan yang dapat membantu dirinya dan
kelurganya dalam memahami kondisi kesehatan.
IX. PEMERIKSAAN FISIK
No Variabel Nama anggota keluarga

TN.S NY. T An. A

1. Riwayat penyakit Tn. S sering Ny. T sering Tidak memiliki


saat ini mengalami merasa asam riwayat penyakit
peningkatan lambungnya apapun saat ini.
tekanan darah naik jika
jika melakukan mengkonsums
aktifitas berat di i makanan
rumah maupun yang asam dan
di luar rumah pedas

2. Keluhan yang Sering merasa Sering merasa Tidak memiliki


dirasakan kesakitan pada sakit pada keluhan apapun
bagian leher bagian uluh
belakang, hati, sering
pengelihatan merasa mual,
sering kabur, dan kadang
lemas dan seperti ingin
badan terasa muntah, lamas
kaku dan tidak
bertenaga
3. Tanda & gejala  Sering merasa  Sering Tidak ada tanda
kesakitan pada merasa sakit dan gejala apapun
bagian leher pada bagian
tengkuk dan ulu hati,
bahu  Merasa ingin
 Pandangan mual dan
kadand- muntah
kadang  Lemas dan
terlihat kabur tidak
 Lemas dan bertenaga
tidak
bertenaga
 Badan terasa
kaku

4. Riwayat penyakit Tn. S memiliki Ny. T tidak An. A tidak


sebelumnya riwayat memiliki memiliki riwayat
hipertensi sejak riwayat penyakit apapun
2 tahun yang penyakit sebelumnya
lalu karena gaya apapun
hidup yang sebelumnya
kurang dijaga
dengan baik

5. Tanda-tanda vital TD : 140/85 TD : 120/80 BB: 11,5 kg


mmhg, mmhg, PB : 75cm

S : 37 celcius, S : 36,2 R: 18 x/mnt


BB : 55 Kg, celcius, N: 84 x/mnt
S: 37,2OC
N : 84 x/m, BB : 47 Kg,
R : 20 x/m, N : 80 x/m,

TB : 160 cm R : 22 x/m, TB
: 155cm

6. Sistem Pergerakan Pergerakan Pergerakan dada


cardiovaskuler dada terlihat dada terlihat terlihat simetris,
simetris, suara simetris, suara suara jantung S1
jantung S1 dan jantung S1 dan dan S2
S2 tunggal,tidak S2 tunggal,tidak
terdapat tunggal,tidak terdapat palpitasi,
palpitasi, suara terdapat suara mur-mur
mur-mur (-), palpitasi, suara (-),
mur-mur (-),

7. Sistem respirasi ronchi (-), ronchi (-), ronchi (-),


wheezing (-) wheezing (-) wheezing (-)

8. Sistem GI. Trac Pada Pada Pada pemeriksaan


pemeriksaan pemeriksaan abdomen tidak
abdomen tidak abdomen tidak didapatkan
didapatkan didapatkan adanya
adanya adanya pembesaran
pembesaran pembesaran hepar, tidak
hepar, tidak hepar, tidak kembung,
kembung, kembung, pergerakan
pergerakan pergerakan peristaltik usus
peristaltik usus peristaltik usus 35x/mnt, tidak
35x/mnt, tidak 35x/mnt, ada ada bekas luka
ada bekas luka nyeri tekan, operasi
operasi saat maag
kambuh, tidak
ada bekas luka
operasi
9. Sistem persyarafan Kesadaran Kesadaran
compasmentis compasmentis
Kesadaran
GCS 16 GCS 16
compasmentis
GCS 16

10 Sistem Gerakan tak Gerakan tak


terbatas, terbatas,
muskuloskeletal Gerakan tak
mampu fleksi/ mampu fleksi/
terbatas, mampu
ekstensi tanpa ekstensi tanpa
fleksi/ ekstensi
rasa nyeri tidak rasa nyeri
tanpa rasa nyeri
ada benjol tidak ada
tidak ada
benjolan,
benjolan, bengkak
an, bengkak (-), bengkak (-),
(-), kemerahan (-),
kemerahan (-), kemerahan (-),
kekuatan otot
kekuatan otot kekuatan otot
normal mampu
normal mampu normal
menahan tahan
menahan tahan mampu
an, refleks (+)
menahan tahan
an, refleks (+) an, refleks (+)
55555 55555
55555 55555 55555 55555
55555 55555
55555 55555 55555 55555
11 Sistem genetalia - - -
TIPOLOGI MASALAH KESEHATAN

No Daftar Masalah Kesehatan

1 Ancaman Manajemen kesehatan keluarga tidak


efektif berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat dan
mengenal masalah anggota keluarga dengan
hipertensi.

2 Kurang/ Tidak sehat Defisit pengetahuan berhubungan dengan


kurangnya paparan informasi dari petugas
kesehatan mengenai cara mengontrol dan
merawat anggota keluarga yang sakit.

3 Defisit/ potensial Potensial perilaku mencari bantuan kesehatan


berhubungan dengan kemampuan keluarga
dalam menafaaatakan pelayanan kesehatan
ANALISA DATA :

No Data Problem Etiologi

1. DS : Manajemen Ketidakmampuan
1. Keluarga mengatakan kesehatan keluarga
kurang memahami cara
keluarga tidak dalam mengenal
merawat dan
mengontrol penyakit Tn. efektif masalah anggota
S keluarga dengan
2. Keluarga mengatakan
hipertensi
makanan Tn”S” sama
dengan keluarga yang
lain. Tn. S mengatakan
tidak ada diet makanan Perilaku yang tidak
yang di lakukan teratur dalam
menjaga pola
3. Tn “S” mengatakan
kesehatan keluarga
khawatir tensinya tidak
terkontrol
4. Keluarga kurang Menejemen
memahami cara kesehatan tidak
mengenal masalah Tn efektif
“S” yang khawatir
tensinya yang tidak
terkontrol
b. Tn. S mengatakan sangat
jarang mengontrolkan
kesehatannya ke
pelayanan kesehatan jika
tidak ada keluhan yang
dirasakan
c. Tn. S mengatakan
jarang Meminum obat
penurun Tekanan darah
beliau hanya meminum
obat pada saat ada
keluhan saja
d. Tn. S mengatakan masih
memiliki kebiasaan
merokok sampai
sekarang

DO :
1. Pasien terlihat masih
makan – makanan
yang asin atau
menimbulkan
hipertensi
2. Pasien terlihat malas
minum obat
3. Keluarga tampak
kesulitan menjawab
bagaimana cara
mengontrol tekanan
darah Tn. S
4. TD : 140/85 mmHg
5. N : 84 x/mnt
6. RR : 20 x/mnt
2. DS: Potensial perilaku Pemanfaatan
1. Tn.S mengatakan mencari bantuan kesehatan oleh
ingin melakukan kesehatan
penangan terhadap keluarga
faktor resiko
hipertensi
2. Tn.S ingin Kemampuan
hipertensinya
keluarga dalam
turun ,tekanan darah
kembali ke rentan memanfaatkan
normal pelayanan kesehatan
3. Tn.S ingin merubah
perilakunya yang
biasa menyebab kan
Potensial perilaku
hipertensi
4. Tn. S ingin ketika mencari bantuan
merasa pusing
berkunjuang ke kesehatan
pelayanan kesehatan
posyandu atau
puskesmas
5. Keluarga mengatakan
apabila ada salah satu
anggota keluarga yang
sakit terutama jika TD
Tn. S tinggi biasanya
keluarga langsung
membawa kerumah
sakit untuk diberikan
penanganan yang tepat.
6. Keluarga mengatakan
selama ini sarana
kesehatan yang
dimanfaatkan adalah
puskesmas, rumah sakit,
klinik dan dokter
praktek.
DO:

1. Keluarga langsung
membawa anggota
keluarganya yang sakit
ke sarana kesehatan
seperti puskesmas atau
rumah sakit
2. pasien tampak berminat
untuk kontrol
3. pasien tampak antusias
untuk merubah perilaku
hidup yang tidak sehat
4. pasien tampak berminat
untuk mengubah pola
makan yang dapat
memicu peningkatan
tekanan darah
3. DS : Defisit ketidaktahuan
Pengetahuan anggota keluarga
Keluarga mengenai
1. Tn. S dan Ny. T
masalah/penyakit
mengatakan masih
yang diderita
belum paham mengenai
bagaimana cara meatasi
dan mengontrol
kurang terpapar
penyakit hipertensi
informasi mengenai
yang diderita oleh Tn. S
penyakit dari
2. Tn. S dan keluarga
petugas kesehatan
mengatakan tidak
pernah mendapatkan
informasi mengenai defisit pengetahuan
penyakit yang diderita
dari petugas kesehatan
yang ada disekitar
lingkungan rumahnya.

DO :

1. Tn. S dan istri


tidakmampu menjawab
pertanyaan mengenai
cara meatasi dan
mengontrol perilaku
hidup yang dapat
mengatasi tekanan
darah yang diderita.
SKORING DIAGNOSE KEPERAWATAN

DIAGNOSA I : Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif berhubungan


dengan ketidakmampuan keluarga merawat dan mengenal masalah anggota
keluarga dengan hipertensi.
Skoring diagnosis keperawatan menurut bailon dan magiaya (1978)

No Kriteria Skor Bobot

1 Sifat masalah 3 1
Skala : Tidak/kurangsehat 2
Ancaman kesehatan
1
Keadaan sejahtera

2 Kemungkinan masalah dapat diubah 2


Skala: mudah 2
Sebagian
1
Tidak dapat
0

3 Potensial masalah untuk dicegah


Skala : Tinggi 3 1
Sebagian 2
Rendah
1
4 Menonjolnya masalah 1
Skala: Masalah berat, harus segera ditangani 2

Ada masalah, tetapi tidak perlu ditangani


1
Masalah tidak dirasakan
0

DIAGNOSA II : Potensial perilaku mencari bantuan kesehatan berhubungan dengan


kemampuan keluarga dalam menafaaatakan pelayanan kesehatan
Skoring diagnosis keperawatan menurut bailon dan magiaya (1978)

No Kriteria Skor Bobot

1 Sifat masalah 3 1

Skala : Tidak/kurang sehat 2

Ancaman kesehatan 1

Keadaan sejahtera

2 Kemungkinan masalah dapat diubah 2

Skala: mudah 2

Sebagian 1

Tidak dapat 0

3 Potensial masalah untuk dicegah

Skala : Tinggi 3 1

Sebagian 2

Rendah 1

4 Menonjolnya masalah 1
Skala: Masalah berat, harus segera ditangani 2

Ada masalah, tetapi tidak perlu ditangani 1

Masalah tidak dirasakan 0

DIAGNOSA III : Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya paparan


informasi dari petugas kesehatan mengenai cara mengontrol dan merawat anggota
keluarga yang sakit.

Skoring diagnosis keperawatan menurut bailon dan magiaya (1978)

No Kriteria Skor Bobot

1 Sifat masalah 3 1

Skala : Tidak/kurang sehat 2

Ancaman kesehatan
1
Keadaan sejahtera

2 Kemungkinan masalah dapat diubah 2

Skala: mudah 2

Sebagian 1

Tidak dapat 0

3 Potensial masalah untuk dicegah

Skala : Tinggi 3 1

Sebagian 2

Rendah 1
4 Menonjolnya masalah 1

Skala: Masalah berat, harus segera ditangani 2

Ada masalah, tetapi tidak perlu ditangani 1

Masalah tidak dirasakan 0

PRORITAS DIAGNOSE KEPERAWATAN KELUARGA

DIAGNOSA I : Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif berhubungan


dengan ketidakmampuan keluarga merawat dan mengenal masalah anggota
keluarga dengan hipertensi.
No Kriteria skor Pembenaran

1 Sifat masalah Bila menejemen kesehatan


keluarga Tn. S tidak segera
Skala : Ancaman kesehatan 2 x1= 2
diatasi maka akan
3 3 membahayakan bagi kondisi
kesehatan Tn. S karena
anggota keluarga Tn. S tidak
mampu mengatasi dan
mengontrol perilaku hidup
yang dapat membuat
penyakit tekanan darah
beliau kambuh.

2 Kemungkinan masalah dapat Keluarga dapat merawat dan


diubah mengontrol perilaku Tn. S
2 x 2 =2
dengan mudah agar tidak
Skala: MUDAH
2 mengalami peningkatan
tekanan darah apabila sudah
mandapatkan informasi yang
tepat

3 Potensial masalah untuk Tn. S dapat memeriksakan


dicegah riwayat kesehatannya ke
2x1=2
fasilitas kesehatan seperti
Skala : sebagian
3 3 puskesmas

4 Menonjolnya masalah Masalah harus segera


ditangai agar keluarga Tn. S
Skala : Masalah Berat 2 2 dapat mendapatkan kondisi
x 1=
2 2 kesehatan yang optimal dari
perubahan pola dan gaya
hidup untuk mencegah
keparahan penyakit yang
diderita

Total skor 2
4
6

DIAGNOSA II : Potensial perilaku mencari bantuan kesehatan berhubungan dengan


kemampuan keluarga dalam menafaaatakan pelayanan kesehatan.
No Kriteria skor Pembenaran

1 Sifat masalah Keluarga langsung


membawa anggota keluarga
Skala : keadaan sejahtera 1 1
x 1=
3 3 ke puskesmas jika ada yang
sakit

2 Kemungkinan masalah dapat Keluarga mampu


diubah memanfaatkan sarana dan
2
x 2=2
2 prasarana pelayanan
Skala: MUDAH
kesehatan yang ada disekitar
rumah
3 Potensial masalah untuk Keluarga mengetahui fungsi
dicegah dan manfaat pelayanan
3
x 1=1
3 kesehatan yang ada
Skala : tinggi

4 Menonjolnya masalah 0 Keluarga tidak merasakan


x 1=0
2
masalah karena keluarga
Skala : masalah tidak
selalu memanfaatkan
dirasakan
pelayanan kesehatan yang
ada

Total skor 1
3
3

DIAGNOSA III : Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya paparan


informasi dari petugas kesehatan mengenai cara mengontrol dan merawat anggota
keluarga yang sakit.

No Kriteria skor Pembenaran

1 Sifat masalah Keluarga tidak mengetahui


bagaimana cara mengontrol
Skala : keadaan sejahtera 1 1
x 1=
3 3 dan menangani penyakit
yang diderita oleh Tn. S

2 Kemungkinan masalah dapat Keluarga Tn.s dapat


diubah menjaga kondisi fisiknya
2
x 2=2
2 agar tidak mengalami
Skala: Mudah
peningkatan tekanan darah

3 Potensial masalah untuk Tn. S dan Ny. T merupakan


dicegah suami istri yang
Skala : tinggi 3 berpendidikan tinggi mereka
x 1=1
3
dapat menyerap informasi
yang diberikan oleh petugas
kesehatan untuk
memperbaiki menejemen
kesehatan keluarga secara
bertahap.

4 Menonjolnya masalah 0 Didalam keluarga sudah


x 1=0
2
ada masalah kesehatan,
Skala : masalah tidak
keluarga cukup kooperatif,
dirasakan
informasi masih mudah
ditangkap dan keluarga
memerlukan penanganan
segera untuk pemeliharaan
kesehatan keluarga dengan
hipertensi

Total skor 1
3
3

RUMUSAN DIAGNOSE KEPERAWATAN

1. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif berhubungan dengan


ketidakmampuan keluarga merawat dan mengenal masalah anggota
keluarga dengan hipertensi.
2. Potensial perilaku mencari bantuan kesehatan berhubungan dengan
kemampuan keluarga dalam menafaaatakan pelayanan kesehatan
3. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya paparan informasi dari
petugas kesehatan mengenai cara mengontrol dan merawat anggota
keluarga yang sakit.
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

No. Hari/ Tgl Tujuan Kriteri Standar Inervensi


Dx a
I Setelah dilakukan Kokniti 1. Keluarga dapat 1. Berikan penjelasan pada keluarga
kunjungan rumah f mengetahui tentang diet yang sesuai untuk penderita
sebanyak 3x pencegahan dari hipertensi yaitu diet rendah garam,
diharapakan keluarga penyakit hipertensi rendah lemak dan kolesterol
mampu memberikan 2. Meningkatkan perilaku 2. Anjurkan pada keluarga untuk
perawatan pada Tn. S Afektif kesehatan dalam mengkonsumsi makanan sesuai dengan
dengan kriteria hasil : lingkungan keluarga diet hipertensi
1. Mampu menjelaskan 3. Memeriksakan kondisi 3. Anjurkan pada keluarga untuk mengatur
Psikom
tentang penyakit kesehatan dengan rutin aktifitas klien
otor
hipertenssi difasilitas kesehatan 4. Anjurkan kepada keluarga memeriksakan
2. dapat menyebutkan terdekat kesehatan klien secara teratur
penanganan dari 5. Melatih dan mengajarkan senam
penyakit hipertensi hipertensi.
II Setelah dilakukan Kokniti 1. Keluarga mampu 1. Diskusikan dengan keluarga tentang
kunjungan rumah f menyebutkan pelayanan pelayanan kesehatan utama/primer
3x diharapakan kesehatan utama (jelaskan pengertian puskesmas)
keluarga mampu 2. Keluarga mampu 2. Diskusikan dengan keluarga tentang fungsi
mempertahankan menyebutkan fungsi dan dan manfaat sarana pelayanan kesehatan
dan meningkatkan Kokniti manfaat sarana pelayanan
kemampuan dalam f kesehatan
3. Diskusikan dengan keluarga tentang
memanfaatkan 3. Keluarga dapat
sarana pelayanan kesehatan yang ada
sarana pelayanan menyebutkan pelayanan
kesehatan kesehatan yang ada
III Setelah dilakukan 1. Klien dan keluarga 1. Identifikasi kesiapan keluarga menerima
kunjungan rumah Kokniti mengetahui apa itu informasi yang akan diberikan
3x diharapakan f penyakit hipertensi 2. Jelaskan pada keluarga mengenai
Pengetahuan Klien 2. Mengetahui diet yang baik penyakit hipertensi mulai
Dan keluarga untuk penderita hipertensi dari( pengertian, tanda dan gejala,
meningkat 3. Dan menyebutkan tanda penyebap, komplikasi, dan cara
mengenai penyakit dan gejala dari mencegah penyakit hipertensi )
hipertensi dengan peningkatan tekanan darah 3. Berikan kesempatan kepada keluarga
kriteria hasil : untuk bertanya mengenai materi yang
sudah disampaikan
4. Evaluasi pengetahuan yang sudah
diperoleh oleh keluarga mengenai
penyakit hipertensi
No Hari/ Implementasi Catatan perkembangan Paraf
Tanggal /Jam
1. Selasa, 14 1. Memberikan penjelasan pada keluarga S : keluarga mengatakan sudah memahami
desember 2021 tentang diet yang sesuai untuk penderita tentang cara merawat keluarga dengan
Jam 15:00 hipertensi yaitu diet rendah garam, rendah hipertensi dengan memperhatikan diet,
lemak dan kolesterol pola tidur, dan kontrol secara teratur
2. Menganjurkan pada keluarga untuk O : keluarga dapat mengungkapkan kembali
mengkonsumsi makanan sesuai dengan diet cara merawat keluarga hipertensi dengan
hipertensi memperhatikan diet, pola tidur dan kontrol
3. Menganjurkan pada keluarga untuk teratur
mengatur aktifitas klien Makanan yang konsumsi oleh tn. S sama
4. Menganjurkan kepada keluarga dengan anggota keluarga lainnya
memeriksakan kesehatan klien secara A : menejemen inefektif teratasi sebagaian
teratur P : lanjutkan intervensi
5. Melatih dan mengajarkan senam hipertensi. 1. Berikan penjelasan pada keluarga
tentang diet yang sesuai untuk penderita
hipertensi yaitu diet rendah garam,
rendah lemak dan kolesterol
2. Anjurkan pada keluarga untuk
mengkonsumsi makanan sesuai dengan
diet hipertensi
3. Anjurkan pada keluarga untuk mengatur
aktifitas klien
4. Anjurkan kepada keluarga memeriksakan
kesehatan klien secara teratur
5. Melatih dan mengajarkan senam
hipertensi.

2. Selasa, 14 1. Mendiskusikan dengan keluarga tentang S : klien dan keluarga paham dan mengerti
desember 2021 pelayanan kesehatan utama/primer (jelaskan tentang pemanfaatan fasilitas kesehatan
Jam 15:30 pengertian puskesmas) seperti puskesmas dan possyandu
2. Mendiskusikan dengan keluarga tentang Klien dan keluarga mengatakan setiap
fungsi dan manfaat sarana pelayanan sakit selalu mengunjungi fasilitas
kesehatan kesehatan (puskesmas)
3. Mendiskusikan dengan keluarga tentang O : klien dan keluarga dapat menyebutkan
sarana pelayanan kesehatan yang ada fasilitas kesehatan yang dapatdikunjungi
ketika sakit
Klien dapat memaparkan manfaat serta
tujuan dari mengunjungi fasilitas
kesehatan terdekat
A : masalah mencari bantuan kesehatan
teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
1. Diskusikan dengan keluarga tentang
pelayanan kesehatan utama/primer
(jelaskan pengertian puskesmas)
2. Diskusikan dengan keluarga tentang
fungsi dan manfaat sarana pelayanan
kesehatan
3. Diskusikan dengan keluarga tentang
sarana pelayanan kesehatan yang ada

3. Selasa, 14 1. Mengidentifikasi kesiapan keluarga S : klien dan keluarga mengatakan sudah


desember 2021 menerima informasi yang akan diberikan paham dan mengerti apa itu hipertensi
Jam 16:00 2. Menjelaskan pada keluarga mengenai dan bagaimana cara penanganaan
penyakit hipertensi mulai dari( pengertian, anggota keluarga yang mengalami
tanda dan gejala, penyebap, komplikasi, dan hipertensi
cara mencegah penyakit hipertensi ) O : keluarga mengerti dan dapat menjelaskan
3. Memberikan kesempatan kepada keluarga kembali materi yang disampaikan
untuk bertanya mengenai materi yang sudah mengenai penyakit hipertensi
disampaikan Klien dan keluarga hanya bisa
4. Mengevaluasi pengetahuan yang sudah menjelaskan tentang penyakit hipertensi
diperoleh oleh keluarga mengenai penyakit dan belum mampu menjabarkan
hipertensi mengenai cara perawatan anggota
keluarga yang menderita hipertensi
A : Masalah Defisit Pengetahuan Teratasi
Sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
1. Identifikasi kesiapan keluarga
menerima informasi yang akan
diberikan
2. Jelaskan pada keluarga mengenai
penyakit hipertensi mulai
dari( pengertian, tanda dan gejala,
penyebap, komplikasi, dan cara
mencegah penyakit hipertensi )
3. Berikan kesempatan kepada keluarga
untuk bertanya mengenai materi yang
sudah disampaikan
4. Evaluasi pengetahuan yang sudah
diperoleh oleh keluarga mengenai
penyakit hipertensi

1. Rabu, 15 1. Memberikan penjelasan pada keluarga S : klien mengatakan sudah memahami dan
Desember tentang diet yang sesuai untuk penderita mengerti mengenai perawatan anggota
2021 hipertensi yaitu diet rendah garam, rendah keluarga dengan penyakit hipertensi
15.00 lemak dan kolesterol O : klien tampak antusias dalam menerima
2. Menganjurkan pada keluarga untuk informasi yang disampaikan oleh
mengkonsumsi makanan sesuai dengan diet perawat tentang penanganan anggota
hipertensi keluarga yang mengalami peningkatan
3. Menganjurkan pada keluarga untuk tekanan darah
mengatur aktifitas klien Klien dapat menjelaskan kembali apa
4. Menganjurkan kepada keluarga yang sudah dijelaskan
memeriksakan kesehatan klien secara A : masalah menejemen teratasi sebagian
teratur P : intervensi dilanjurtkan
5. Melatih dan mengajarkan senam hipertensi. 1. Berikan penjelasan pada keluarga
tentang diet yang sesuai untuk penderita
hipertensi yaitu diet rendah garam,
rendah lemak dan kolesterol
2. Anjurkan pada keluarga untuk
mengkonsumsi makanan sesuai dengan
diet hipertensi
3. Anjurkan pada keluarga untuk mengatur
aktifitas klien
4. Anjurkan kepada keluarga memeriksakan
kesehatan klien secara teratur
5. Melatih dan mengajarkan senam
hipertensi.

2. Rabu, 15 1. Mendiskusikan dengan keluarga tentang S : klien mengatakan kedepan akan


Desember pelayanan kesehatan utama/primer (jelaskan memanfaatkan fasilitas kesehatan yang
2021 15.30 pengertian puskesmas) ada disekitar lingkungan rumah dengan
2. Mendiskusikan dengan keluarga tentang maksimal
fungsi dan manfaat sarana pelayanan O : klien memahami dan kpaham manfaat
kesehatan dari fasilitas kesehatan seperti puskesmas
3. Mendiskusikan dengan keluarga tentang Saat ini keluarga belum memanfaatkan
sarana pelayanan kesehatan yang ada dengan maksimal fasilitas kesehatan
yang ada dilingkungan sekitarnya
A : masalah teratasi sebagian
P: intervensi dilanjutkan
4. Mendiskusikan dengan keluarga tentang
pelayanan kesehatan utama/primer
(jelaskan pengertian puskesmas)
5. Mendiskusikan dengan keluarga tentang
fungsi dan manfaat sarana pelayanan
kesehatan

Mendiskusikan dengan keluarga tentang


sarana pelayanan kesehatan yang ada
3. Rabu, 15 1. Mengidentifikasi kesiapan keluarga S : klien dan keluarga mengatakan sangat
Desember menerima informasi yang akan diberikan mengerti materi yang disampaikan
2021 2. Menjelaskan pada keluarga mengenai O : klien dan keluarga memiliki antusias yang
16.00 penyakit hipertensi mulai dari( pengertian, tinggi dan ingin meningkatkan
tanda dan gejala, penyebap, komplikasi, dan pengetahuaannya mengaenai penyakit
cara mencegah penyakit hipertensi ) yang diderita oleh klien
3. Memberikan kesempatan kepada keluarga A: Masalah Teratasi Sebagian
untuk bertanya mengenai materi yang sudah P : Lanjutkan Intervensi
disampaikan 1. Mengidentifikasi kesiapan keluarga
4. Mengevaluasi pengetahuan yang sudah menerima informasi yang akan diberikan
diperoleh oleh keluarga mengenai penyakit 2. Menjelaskan pada keluarga mengenai
hipertensi penyakit hipertensi mulai
dari( pengertian, tanda dan gejala,
penyebap, komplikasi, dan cara
mencegah penyakit hipertensi )
3. Memberikan kesempatan kepada keluarga
untuk bertanya mengenai materi yang
sudah disampaikan
4. Mengevaluasi pengetahuan yang sudah
diperoleh oleh keluarga mengenai
penyakit hipertensi

1. Kamis, 16 1. Memberikan penjelasan pada keluarga S : Keluarga mengatakan sudah menyiapkan


Desember tentang diet yang sesuai untuk penderita makanan untuk Tn. S secara terpisah
2021, 15:00 hipertensi yaitu diet rendah garam, rendah dengan anggota keluarga yang lain
lemak dan kolesterol Klien mengatakan sudah mengurangi
2. Menganjurkan pada keluarga untuk konsumsi makanan yang dapat
mengkonsumsi makanan sesuai dengan diet menimbulkan kekambuhan penyakit
hipertensi yang diderita
hipertensi O : klien mengatakan sudah tidak khawatir
3. Menganjurkan pada keluarga untuk lagi dengan tensinya
mengatur aktifitas klien Makanan yang diberikan untuk Tn. S
4. Menganjurkan kepada keluarga dipisahkan dengan anggota keluarga
memeriksakan kesehatan klien secara yang lain
teratur A : masalah menejemen kesehatan teratasi
5. Melatih dan mengajarkan senam hipertensi. P : intervensi dihentikan

2. Kamis, 16 1. Mendiskusikan dengan keluarga tentang S : klien dan keluarga mengatakan sudah
Desember
pelayanan kesehatan utama/primer sangat memahami mengenai fasilitas
2021, 15:30
(jelaskan pengertian puskesmas) pelayanan kesehatan yang ada disekitar
2. Mendiskusikan dengan keluarga tentang tempat tinggal
fungsi dan manfaat sarana pelayanan O : klien dapat menjelaskan fungsi dan
kesehatan manfaat pelayanan kesehatan yang ada
3. Mendiskusikan dengan keluarga tentang disekitar tempat tinggal
sarana pelayanan kesehatan yang ada Klien dan keluarga juga sudah sangat
memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan yang ada disekitar tempat
tinggal khusunya puskesmas
Mampu menjawab pertanyaan perawat
tentang tujuan penggunaan fasilitas
kesehatan dan apasaja fasilitas kesehatan
yang dapat dimanfaatkan ketika ada
anggota keluarga yang membutuhkan
bantuan medis
A : masalah mencari bantuan kesehatan
teratasi
P : intervensi dihentikan
3. Kamis, 16 1. Menjelaskan pada keluarga mengenai S : klien dan keluarga mengatakan sudah
Desember
penyakit hipertensi mulai sangat memahami tentang hipertensi
2021, 16:00
dari( pengertian, tanda dan gejala, mulai dari pengertian hipertensi, tanda
penyebap, komplikasi, dan cara dan gejala, komplikasi serta cara
mencegah penyakit hipertensi ) penangannan anggota keluarga yang
2. Memberikan kesempatan kepada mengalami hipertensi
keluarga untuk bertanya mengenai O : keluarga mampu menyebutkan tentang
materi yang sudah disampaikan penyakit hipertensi, tanda dan gejala
3. Mengevaluasi pengetahuan yang sudah hipertensi, komplikasi, serta penanganan
diperoleh oleh keluarga mengenai hipertensi
penyakit hipertensi A : Masalah Defisit Pengetahuan Teratasi
P : Intervensi Dihentikan
BAB 5

PEMBAHASAN

A. Kesimpulan
1. Kasus keluarga Tn. S telah dilakukan asuhan keperawatan keluarga
yang dimulai dari pengkajian sampai tahap evaluasi.
2. Pendokumentasian asuhan keperawatan keluarga Tn. S dilakukan
bersama-sama keluarga Tn. S melalui proses yang dimulai dari
pengkajian sampai tahap evaluasi dengan diawali penulisan tanggal,
jam dan diakhiri nama dan tanda tangan.
B. Saran
1. Keluarga
Diharapkan keluarga dapat menerapkan pendidikan kesehatan yang
telah diberikan antara lain senam hipertensi secara teratur.
DAFTAR PUSTAKA

Friedman, M.M et al. (2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset, Teori,
dan Praktik. Ed 5. Jakarta: EGC.

Irianto, Koes. (2014). Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular,


Panduan Klinis. Bandung: Alfa Beta.

Nanda, (2018). Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi . Jakarta:


EGCC

Anda mungkin juga menyukai