RHEUMATOID ARTRITIS
DISUSUN OLEH:
.
Pokok bahasan : Konsep Reumathoid Atritis
Sub pokok bahasan : Rheumatoid Artritis
Pertemuan : 1 x pertemuan
Hari/Tanggal :
Waktu : 30 menit
Tempat :
Sasaran : lansia
A. ANALISA SITUASI
1. Peserta:
2. Ruang/tempat :
3. Penyuluh :
B. TUJUAN
1. TUJUAN INTRUSIONAL UMUM
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan lansia mampu memahami
F. ALAT BANTU :
peralatan simulasi
G. KEGIATAN :
pemberian pendidikan kesehatan pada lansia
No. Tahap/waktu Fasilitator Peserta
Memberikan
kesempatan peserta
untuk bertanya
Melakukan evaluasi
Memberikan
reinforcement positif
H. EVALUASI
1. Evaluasi dilaksanakan selama proses dan pada akhir kegiatan penkes dengan
memberikan pertanyaan secara lisan sebagai berikut :
1) Definisi rheumatoid artritis
a. Penyakit yang terjadi akibat dari perilaku hidup yang tidak
sehat seperti mengkonsumsi garam yang berlebih.
b. Adalah suatu penyakit autoimun dimana secara simetris
persendian (biasanya sendi tangan dan kaki) mengalami
peradangan.
c. Penyakit yang terjadi karena kelemahan daya tahan tubuh
d. Penyakit akibat dari gangguan metabolisme
2) Apa penyebap dari rheumatoid artritis
a. Terlalu banyak mengkonsumsi garam
b. Reaksi inflamasi pada sendi dan tendon. Dan usia yang di atas
40 tahun
c. Terlalu banyak beraktivitas yang berat
d. Sering mengangkat beban berat
3) Apa saja Tanda dan gejala dari rheumatoid artritis :
a. Nyeri dan kaku pada bagian persendian disertai dengan
pembengkakan dan kesemutan
b. Demam tinggi dan gatal
c. Keram dan sakit pada bagian kepala
d. Susah tidur
4) Bagaimana cara pencegahan rheumatoid artritis?
a. Mengkonsumsi sayuran dan buah
b. Olahraga yang rutin
c. Mengurang konsumsi makanan yang berlemak
d. Kurangi beraktivitas berat
b. Evaluasi proses
1) Sasaran memperhatikan dan mendengarkan selama penkes
berlangsung
2) Sasaran aktif bertanya bila ada hal yang belum dimengerti
3) Sasaran memberi jawaban atas pertanyaan pemberi materi
4) Sasaran tidak meninggalkan tempat saat penkes berlangsung
5) Tanya jawab berjalan dengan baik
I. SUMBER KEPUSTAKAAN :
Adellia, 2010. Libas Rematik Dan Nyeri Otot Dari Hidup Anda.
Yoygyakarta : Briliant Books. Fatimah, 2010. Merawat Lanjut Usia.
Jakarta : Trans Info Media.
J. MATERI TERLAMPIR
1. Definisi Rheumatoid Arthritis
Rheumatoid arthritis merupakan penyebab paling sering dari
penyakit radang sendi kronis yaitu gangguan autoimun kronik yang
menyebabkan proses inflamasi pada sendi serta adanya kelainan inflamasi
terutama mengenai membran sinovial dari persendian dan umumnya
ditandai dengan nyeri persendian, kaku sendi, penurunan mobilitas dan
keletihan yang terjadi pada semua jenjang umur dari kanak-kanak sampai
lanjut usia. Namun risiko akan meningkat dengan meningkatnya umur.
(Sya'diyah, 2018):36 dan (Asikin, 2013):36
Artritis Rheumatoid adalah suatu penyakit autoimun dimana secara
simetris persendian (biasanya sendi tangan dan kaki) mengalami
peradangan sehingga menyebabkan terjadinya pembengkakan, nyeri, dan
sering kali menyebabkan kerusakan pada bagian dalam sendi .
Karakteristik artritis rheumatoid adalah cairan sendi (sinovitis inflamatior)
yang persisten, biasanya menyerang sendi-sendi perifer dengan penyebaran
yang sistematis (Junaidi, 2013).
2. ETIOLOGI
Menurut (Sya'diyah, 2018):206 dan (Asikin, 2013) :36
a. Faktor kerentanan genetik.
b. Reaksi imunologi.
c. Usia lebih dari 40 tahun
d. Jenis kelamin wanita lebih sering
e. Reaksi inflamasi pada sendi dan tendon.
f. Proses inflamasi yang berkepanjangan.
g. Kepadatan tulang
4. PENCEGAHAN
Etiologi untuk penyakit RA ini belum diketahui secara pasti, namun
berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, ada beberapa hal yang
dapat dilakukan untuk menekan faktor risiko:
1. Membiasakan berjemur di bawah sinar matahari pagi untuk
mengurangi risiko peradangan oleh RA. Oleh penelitian Nurses Health
Study AS yang menggunakan 1.314 wanita penderita RA didapatkan
mengalami perbaikan klinis setelah rutin berjemur di bawah sinar UV-
B.
2. Melakukan peregangan setiap pagi untuk memperkuat otot sendi.
Gerakan-gerakan yang dapat dilakukan antara lain, jongkok-bangun,
menarik kaki ke belakang pantat, ataupun gerakan untuk melatih otot
lainnya. Bila mungkin, aerobik juga dapat dilakukan atau senam taichi.
3. Menjaga berat badan. Jika orang semakin gemuk, lutut akan bekerja
lebih berat untuk menyangga tubuh. Mengontrol berat badan dengan
diet makanan dan olahraga dapat mengurang risiko terjadinya radang
pada sendi.
4. Mengonsumsi makanan kaya kalsium seperti almond, kacang polong,
jeruk, bayam, buncis, sarden, yoghurt, dan susu skim. Selain itu
vitamin A,C, D, E juga sebagai antioksidan yang mampu mencegah
inflamasi akibat radikal bebas.
5. Memenuhi kebutuhan air tubuh. Cairan synovial atau cairan pelumas
pada sendi juga terdiri dari air. Dengan demikian diharapkan
mengkonsumsi air dalam jumlah yang cukup dapat memaksimalkan
sisem bantalan sendi yang melumasi antar sendi, sehingga gesekan
bisa terhindarkan. Konsumsi air yang disrankan adalah 8 gelas setiap
hari. (Candra, 2013)
6. Berdasarkan sejumlah penelitian sebelumnya, ditemukan bahwa
merokok merupakan faktor risiko terjadinya RA. Sehingga salah satu
upaya pencegahan RA yang bisa dilakukan masyarakat ialah tidak
menjadi perokok akif maupun pasif. (Febriana, 2015).