Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN SECTIO CAESAREA (SC)


DI RUMAH SAKIT KOTA MATARAM

OLEH :

Nama Mahasiswa : DEDE JULIANSYAH


NPM : 021.02.1143

PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANGKATAN XVII


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM
2022
BAB I

A. WOC SECTIO CAESAREA

Sectio Caesarea
B. adalah Etiologi : Tanda dan Gejala :
A. Indikasi Ibu 1. Nyeri akibat ada luka pembedahan
suatu pembedahan guna
C. - Panggul sempit absolute 2. Adanya luka insisi pada bagian abdomen
melahirkan anak lewat - Placenta previa 3. Tinggi fundus uteri lebih tinggi dibandingkan
- Ruptura uteri imminen dengan persalinan normal
insisi pada dinding
- Partus lama 4. Aliran lokhea lebih banyak
abdomen dan uterus - Partus tak maju 5. Kehilangan darah selama prosedur
- Pre eklampsia, dan hipertensi pembedahan kira-kira 600-800ml
(Oxorn & William,
B. Indikasi Janin 6. Emosi labil/perubahan emosional dengan
2010). - Kelainan Letak mengekspresikan ketidakmampuan menghadapi
 Letak lintang/sungsang situasi baru
- Gawat Janin 7. Pasien terpasang kateter urinarius
- Janin Besar 8. Auskultasi bising usus tidak terdengar atau
samar pada pasien yang menggunakan anestesi
lokal
9. Pasien mendapatkan terapi larutan infus
10. Status pulmonary bunyi paru jelas dan
vesikuler
11. Pengaruh anastesi menimbulkan gejala mual
Sectio Caesaria
muntah
Terputusnya kontinitas jaringan 12. Pada kelahiran secara SC emergency, pasien
bisanya kurang paham prosedur tindakan, karena
mendadak untuk segera dilakukan tindakan
Fisik

Kelemahan fisik
Estrogen dan progesterone
menurun Psikologis
Dx. Kep : Dx. Kep :
Defisit Perawatan Diri Kurang informasi ansietas
Prolaktin meningkat
tentang prosedur,
Terputusnya kontinutas jaringan
tindakan, dan
Isapan bayi adekuat perawatan setelah
pembedahan
Pelepasan mediator nyeri :
histamin dan prostaglandin
Oksitosin
meningkat Dx. Kep :
Dx. Kep : Kurang Pengetahuan
Gangguan
Integritas Kulit
Kontraksi uterus
inadekuat
Kontraksi duktus dan Nyeri saat beraktivitas
alveoli tidak efektif
Dx. Kep: Resiko
perdarahan
Tidak ada produksi ASI
Dx Kep : Dx Kep :
Nyeri Akut Intoleransi Aktivitas
Dx. Kep :
Menyusui tidak efektif
BAB II
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama : keluhan yang dialami saat tiba RS
b. Riwayat kesehatan sekarang : meliputi keluhan atau yang berhubungan
dengan gangguan atau penyakit dirasakan saat ini dan keluhan yang
dirasakan setelah pasien operasi.
c. Riwayat Kesehatan Dahulu : meliputi penyakit yang lain yang dapat
mempengaruhi penyakit sekarang.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga : meliputi penyakit yang diderita pasien
dan apakah keluarga pasien ada juga mempunyai riwayat persalinan
plasenta previa.
2. Pemeriksaan Fisik
1)      Kepala
Bagaimana bentuk kepala, kebersihan kepala, kadang-kadang terdapat
adanya cloasma gravidarum, dan apakah ada benjolan
2)      Leher
Kadang-kadang ditemukan adanya penbesaran kelenjar tioroid, karena
adanya proses menerang yang salah
3)      Mata
Terkadang adanya pembengkakan paka kelopak mata, konjungtiva, dan
kadang-kadang keadaan selaput mata pucat (anemia) karena proses
persalinan yang mengalami perdarahan, sklera kunuing
4)      Telinga
Biasanya bentuk telingga simetris atau tidak, bagaimana kebersihanya,
adakah cairan yang keluar dari telinga.
5)      Hidung
Adanya polip atau tidak dan apabila pada post partum kadang-kadang
ditemukan pernapasan cuping hidung
6)      Dada
Terdapat adanya pembesaran payudara, adanya hiper pigmentasi areola
mamae dan papila mamae
7)      Pada klien nifas abdomen kendor kadang-kadang striae masih terasa
nyeri. Fundus uteri 3 jari dibawa pusat.
8)      Genitalia
Pengeluaran darah campur lendir, pengeluaran air ketuban, bila terdapat
pengeluaran mekomium yaitu feses yang dibentuk anak dalam kandungan
menandakan adanya kelainan letak anak.
9)      Anus
Kadang-kadang pada klien nifas ada luka pada anus karena ruptur
10)  Ekstermitas
Pemeriksaan odema untuk mrlihat kelainan-kelainan karena membesarnya
uterus, karenan preeklamsia atau karena penyakit jantung atau ginjal.
11)  Tanda-tanda vital
Apabila terjadi perdarahan pada pos partum tekanan darah turun, nadi
cepat, pernafasan meningkat, suhu tubuh turun.

3. Pemeriksaan penunjang
1) Elektroensefalogram ( EEG ), Untuk membantu menetapkan jenis dan
fokus dari kejang.
2) Pemindaian CT, Untuk mendeteksi perbedaan kerapatan jaringan.
3) Magneti resonance imaging (MRI), Menghasilkan bayangan dengan
menggunakan lapangan magnetik dan gelombang radio, berguna untuk
memperlihatkan daerah – daerah otak yang itdak jelas terliht bila
menggunakan pemindaian CT.
4) Pemindaian positron emission tomography ( PET ), Untuk
mengevaluasi kejang yang membandel dan membantu menetapkan
lokasi lesi, perubahan metabolik atau alirann darah dalam otak.
5) Uji laboratorium, Fungsi lumbal: menganalisis cairan serebrovaskuler,
Hitung darah lengkap: mengevaluasi trombosit dan hematocrit, Panel
elektrolit, Skrining toksik dari serum dan urin, AGD, Kadar kalsium
darah, Kadar natrium darah, Kadar magnesium darah.

B. Diagnosa keperawatan
1. Resiko infeksi berhubungan dengan  luka operasi
2. Nyeri akut berhubungan dengan  injury fisik jalan lahir.
3. Defisit perawatan diri berhubungan dengan  kelelahan sehabis bersalin
4. Defisit pengetahuan berhubungan dengan tidak mengenal atau familiar dengan
sumber informasi tentang cara perawatan bayi.
5. Menyusui tidak efektif berhubungan dengan  kurangnya pengetahuan ibu
tentang cara menyusui yang bernar
C. Rencana tindakan keperawatan
RENCANA KEPERAWATAN
N DIAGNOSA KRITERIA HASIL INTERVENSI (NIC)
O KEPERAWATA (NOC)
N
Kontrol infeksi
1 Risiko infeksi b.d Setelah dilakuakan   Bersihkan lingkungan setelah
tindakan invasif, asuhan keperawatan dipakai pasien lain
paparan selama 1x24 jam pasien   Pertahankan teknik isolasi
lingkungan dapat memperoleh   Batasi pengunjung bila perlu
pathogen 1.Pengetahuan:Kontro  Instruksikan pada pengunjung untuk
l infeksi mencuci tangan saat berkunjung dan
Indikator: setelah berkunjung meninggalkan
- Menerangkan cara- pasien
cara penyebaran  Gunakan sabun antimikrobia untuk
infeksi cuci tangan
- Menerangkan  Cuci tangan setiap sebelum dan
factor-faktor yang sesudah tindakan kperawtan
berkontribusi  Gunakan baju, sarung tangan
dengan penyebaran sebagai alat pelindung
- Menjelaskan tanda-  Pertahankan lingkungan aseptik
tanda dan gejala selama pemasangan alat
- Menjelaskan  Ganti letak IV perifer dan line
aktivitas yang dapat central dan dressing sesuai dengan
meningkatkan petunjuk umum
resistensi terhadap  Gunakan kateter intermiten untuk
infeksi menurunkan infeksi kandung
Keterangan: kencing
1 : tidak pernah  Tingktkan intake nutrisi
2 : terbatas  Berikan terapi antibiotik bila perlu
3 : sedang Proteksi Terhadap Infeksi
4 : sering  Monitor tanda dan gejala infeksi
5 : selalu sistemik dan lokal
2.Status Nutrisi  Monitor hitung granulosit, WBC
- Asupan nutrisi  Monitor kerentanan terhadap
- Asupan makanan infeksi
dan cairan  Batasi pengunjung
- Energi  Saring pengunjung terhadap
- Masa tubuh penyakit menular
- Berat badan  Partahankan teknik aspesis pada
Keterangan: pasien yang beresiko
1 : sangat bermasalah  Pertahankan teknik isolasi k/p
2 : bermasalah  Berikan perawatan kulit pada area
3 : sedang epidema
4 : sedikit bermasalah  Inspeksi kulit dan membran mukosa
5 : tidak bemasalah terhadap kemerahan, panas,
drainase
 Ispeksi kondisi luka / insisi bedah
 Dorong masukkan nutrisi yang
cukup
 Dorong masukan cairan
 Dorong istirahat
 Instruksikan pasien untuk minum
antibiotik sesuai resep
 Ajarkan pasien dan keluarga tanda
dan gejala infeksi
 Ajarkan cara menghindari infeksi
 Laporkan kecurigaan infeksi
Setelah dilakukan  Laporkan kultur positif
2. Nyeri akut b.d asuhan keperawatan
agen injuri fisik selama 3x24 jam pasien
(luka insisi mampu untuk
Management Nyeri
operasi)  Mengontrol nyeri
- Lakukan pengkajian nyeri secara
dengan indikator:
komprehensif termasuk lokasi,
  Mengenal factor-faktor
karakteristik, durasi, frekuensi,
penyebab nyeri kualitas dan faktor presipitasi
  Mengenal onset nyeri - Observasi reaksi nonverbal dari
  Melakukan tindakan ketidaknyamanan
pertolongan non- - Gunakan teknik komunikasi
analgetik terapeutik untuk mengetahui
  Menggunakan pengalaman nyeri pasien
analgetik - Kaji kultur yang mempengaruhi
  Melaporkan gejala- respon nyeri
gejala kepada tim - Evaluasi pengalaman nyeri masa
kesehatan lampau
  Mengontrol nyeri - Evaluasi bersama pasien dan tim
kesehatan lain tentang
Keterangan: ketidakefektifan kontrol nyeri
1. tidak pernah masa lampau
dilakukan - Bantu pasien dan keluarga untuk
2. jarang dilakukan mencari dan menemukan
3.Kadang-kadang dukungan
dilakukan - Kontrol lingkungan yang dapat
4. Sering dilakukan mempengaruhi nyeri seperti suhu
5.Selalu dilakukan ruangan, pencahayaan dan
pasien     kebisingan
- Kurangi faktor presipitasi nyeri
Menunjukan tingkat - Pilih dan lakukan penanganan
nyeri nyeri (farmakologi, non
Indikator: farmakologi dan inter personal)
  Melaporkan nyeri - Kaji sumber nyeri untuk
  Melaporkan frekuensi menentukan intervensi
nyeri - Ajarkan tentang teknik non
  Melaporkan lamanya farmakologi
episode nyeri - Berikan analgetik untuk
  Mengekspresi nyeri: mengurangi nyeri
wajah - Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
  Menunjukan posisi - Tingkatkan istirahat
melindungi tubuh - Kolaborasikan dengan dokter jika
  kegelisahan ada keluhan dan tindakan nyeri
  perubahan respirasi tidak berhasil
rate - Monitor penerimaan pasien tentang
  perubahan Heart Rate manajemen nyeri
  Perubahan tekanan Pemberian Analgesik
Darah - Tentukan lokasi, karakteristik,
  Perubahan ukuran kualitas, dan derajat nyeri sebelum
Pupil pemberian obat
  Perspirasi - Cek instruksi dokter tentang jenis
  Kehilangan nafsu obat, dosis, dan frekuensi
makan - Cek riwayat alergi
- Pilih analgesik yang diperlukan
Keterangan: atau kombinasi dari analgesik
1 :  Berat ketika pemberian lebih dari satu
2 :  Agak berat - Tentukan pilihan analgesik
3 : Sedang tergantung tipe dan beratnya nyeri
4 : Sedikit - Tentukan analgesik pilihan, rute
5 : Tidak ada pemberian, dan dosis optimal
- Pilih rute pemberian secara IV, IM
untuk pengobatan nyeri secara
teratur
- Monitor vital sign sebelum dan
sesudah pemberian analgesik
pertama kali
- Berikan analgesik tepat waktu
terutama saat nyeri hebat
- Evaluasi efektivitas analgesik,
tanda dan gejala (efek samping)

3
Self Care assistane : ADLs
Defisit perawatan Setelah dilakukan - Monitor kemempuan klien untuk
diri b.d. Kelelahan asuhan keperawatan perawatan diri yang mandiri.
selama 1x24 jam ADLs - Monitor kebutuhan klien untuk
klien meningkat  dengan alat-alat bantu untuk kebersihan
indicator: diri, berpakaian, berhias, toileting
 Self care : Activity of dan makan.
Daily Living (ADLs) - Sediakan bantuan sampai klien
- Klien terbebas dari mampu secara utuh untuk
bau badan melakukan self-care.
- Menyatakan - Dorong klien untuk melakukan
kenyamanan aktivitas sehari-hari yang normal
terhadap sesuai kemampuan yang dimiliki.
kemampuan untuk - Dorong untuk melakukan secara
melakukan ADLs mandiri, tapi beri bantuan ketika
- Dapat melakukan klien tidak mampu melakukannya.
ADLS dengan - Ajarkan klien/ keluarga untuk
bantuan mendorong kemandirian, untuk
Keterangan: memberikan bantuan hanya jika
1 : tidak pernah pasien tidak mampu untuk
2 : terbatas melakukannya.
3 : sedang - Berikan aktivitas rutin sehari- hari
4 : sering sesuai kemampuan.
5 : selalu
1. Pembelajaran : proses penyakit
4 - Kaji tingkat pengetahuan klien
Pengetahuan : proses tentang penyakit
Kurang penyakit - Jelaskan patofisiologi penyakit
pengetahuan - Mengenal nama dan bagaimana kaitannya
tentang perawatan penyakit dengan anatomi dan fisiologi
ibu nifas dan - Deskripsi proses tubuh
perawatan post penyakit - Deskripsikan tanda dan gejala
operasi b/d - Deskripsi faktor umum penyakit
kurangnya sumber penyebab atau - Identifikasi kemingkinan
informasi faktor pencetus penyebab
- Deskripsi tanda - Berikan informasi tentang
dan gejala kondisi klien
- Deskripsi cara - Berikan informasi tentang hasil
meminimalkan pemeriksaan diagnostik
perkembangan - Diskusikan tentang pilihan
penyakit terapi
- Deskripsi - Instruksikan klien untuk
komplikasi melaporkan tanda dan gejala
penyakit kepada petugas
- Deskripsi tanda 2. Pembelajaran :
dan gejala prosedur/perawatan
komplikasi - Informasikan klien waktu
penyakit pelaksanaan
- Deskripsi cara prosedur/perawatan
mencegah - Informasikan klien lama waktu
komplikasi pelaksanaan
Skala : prosedur/perawatan
1 : tidak ada - Kaji pengalaman klien dan
2 : sedikit tingkat pengetahuan klien
3 : sedang tentang prosedur yang akan
4 : luas dilakukan
5 : lengkap - Jelaskan tujuan
2.    Pengetahuan : prosedur/perawatan
prosedur perawatan - Instruksikan klien untuk
- Deskripsi prosedur berpartisipasi selama
perawatan prosedur/perawatan
- Penjelasan tujuan - Jelaskan hal-hal yang perlu
perawatan dilakukan setelah
- Deskripsi langkah- prosedur/perawatan
langkah prosedur
- Deskripsi adanya
pembatasan
sehubungan dengan
prosedur
- Deskripsi alat-alat
perawatan

Skala :
1 : tidak ada
2 : sedikit
3 : sedang
4 : luas
5 : lengkap

5
Setelah diberikan Health Education:
Menyusui tidak tindakan keperawatan
  Berikan informasi mengenai :
efektif selama 1x24 jam klien
 Fisiologi menyusui
berhubungan menunjukkan respon
 Keuntungan menyusui
dengan  kurangnya breast feeding adekuat
 Perawatan payudara
pengetahuan ibu dengan indikator:
 Kebutuhan diit khusus
tentang cara -klien mengungkapkan
 Faktor-faktor yang menghambat
menyusui yang puas dengan
proses menyusui 
benar kebutuhan untuk
menyusui
- Demonstrasikan breast care dan
-klien mampu
pantau kemampuan klien untuk
mendemonstrasikan
melakukan secara teratur
perawatan payudara
- Ajarkan cara mengeluarkan ASI
Skala :
dengan benar, cara menyimpan,
1 : tidak ada
cara transportasi sehingga bisa
2 : sedikit
diterima oleh bayi
3 : sedang
- Berikan dukungan dan semangat
4 : luas
pada ibu untuk melaksanakan
5 : lengkap
pemberian Asi eksklusif
- Berikan penjelasan tentang tanda
dan gejala bendungan payudara,
infeksi payudara
- Anjurkan keluarga untuk
memfasilitasi dan mendukung klien
dalam pemberian ASI
- Diskusikan tentang sumber-sumber
yang dapat memberikan 
informasi/memberikan pelayanan
KIA
DAFTAR PUSTAKA

Garbani, Ndari Annisa. Diposting pada 22 Januari 2014. “Laporan Pendahuluan SC”.
https://www.academia.ed/document/342270999/Pendahuluan_laporan. Diakses pada 26
Februari 2022.

Heather, Herdman T. 2015. Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2015-2017 Edisi 10.
Jakarta : EGC.

Ismail, Nurkhayat. Diposting pada 29 November 2017. “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Post
Partum Sectio Caesarea (Sc) Dengan Indikasi Presentasi Bokong Di Ruang Bougenvil
Rsud Dr. Soedirman Kebumen”. elib.stikesmuhgombong.ac.id/566/. Diakses pada 16 Mei
2018.

Nurarif, Huda dan Hardhi Kusuma.2015. Aplikasi Asuhan Keperawayan Berdasarkan Diagnosa
Medis dan Nanda Nic-Noc Edisi Revisi Jilid 3. Yogyakarta : Mediaction Publishing.

Nur Laeli, Alifah. 2016. “Asuhan Keperawatan pada Pasien Post Operasi Sectio Caesaria”.
https://id.scribd.com/document/365644785/Alifah-Nur-Laeli-Bab-II. Diakses pada 26
Februari 2022.

Oxorn Harry & Forte, R. William (2010). Ilmu Kebidanan Patologi & Fisiologi Persalinan.
Yogyakarta : ANDI

Anda mungkin juga menyukai