NIM : P17240203027
TINGKAT : 2A
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
2022
LAPORAN PENDAHULUAN
MASALAH KESEHATAN : SC
AREA KEPERAWATAN
…………………………………………………… (...…) Masalah system Pernafasan
…………………………………………………… (…….) Masalah system Kardiovaskuler
…………………………………………………… (…….) Masalah system Pencernaan
…………………………………………………… (…….) Masalah system Perkemihan
…………………………………………………… (…….) Masalah system Persyarafan
…………………………………………………… (…….) Masalah system Endokrin
…………………………………………………… (…….) Masalah system Integumen
…………………………………………………… (…….) Masalah system Muskuloskeletal
…………………………………………………… (…….) Masalah system Imunitas
…………………………………………………… (…….) Masalah Kegawatan
…………………………………………………… ( ) Masalah Maternitas
…………………………………………………… (…….) Masalah syatem THT
…………………………………………………… (…….) Masalah system Penglihatan
A. DEFINISI KASUS :
Seksio secaria merupakan prosedur operatif, yang di lakukan di bawah
anestesia sehingga janin, plasentadan ketuban di lahirkan melalui insisi dinding
abdomendan uterus. Prosedurini biasanya di lakukan setelah viabilitas tercapai ( mis,
usia kehamilan lebih dari 24 minggu (Myles, 2011)
Sectio sesarea adalah pengeluaran janin melalui insisi abdomen. Teknik ini
digunakan jika kondisi ibu menimbulkan distres pada janin atau jika telah terjadi
distres janin. Sebagian kelainan yang sering memicu tindakan ini adalah malposisi
janin, plasenta previa, diabetes ibu, dan disproporsi sefalopelvis janin dan ibu. Sectio
sesarea dapat merupakan prosedur elektif atau darurat .Untuk sectio caesarea
biasanya dilakukan anestesi spinal atau epidural. Apabila dipilih anestesi umum, maka
persiapan dan pemasangan duk dilakukan sebelum induksi untuk mengurangi efek
depresif obat anestesi pada bayi. (Muttaqin A, 2008)
Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen
bawah rahim sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh Ostium Uteri Internum
(OUI) atau plasenta yang ada di depan jalan lahir. Jadi yang dimaksud dengan
plasenta adalah plasenta yang implantasinya tidak normal sehingga menutupi seluruh
atau sebagian jalan lahir (Ostium Uteri Internum) (Hanaiah, 2004).
Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi pada bagian bawah rahim
(Bobak, 2004). plasenta previa merupakan implantasi di bagian bawah sehingga
menutupi ostium uteri internum, serta menimbulkan perdarahan saat pembentukan
segmen bawah rahim (Garry, 2005)
B. PATOFISIOLOGI :
Indikasi section caesarea
a. CPD (Chepalo pelvic Disproportion
b. PEB (Pre-Eklamsi Berat)
c. KPD (Ketuban Pecah Dini)
d. Bayi kembar
e. Kelainan letak janin
1. Kelainan pada letak kepala
a) Letak kepala
tengadah
b) Presentasi muka
c) Presentasi dahi
2. Letak sungsang
Post partum
Post anestesi Sectio Caesarea (SC)
nifas
\
Penekanan medula Penurunan Luka post operasi
Oblongata kerja PONS
Lanjutan
Invasi bakteri
Dx. Kep.
Nyeri akut
Uraian
Sectio caesarea merupakan tindakan untuk melahirkan bayi dengan berat di
atas 500 gr dengan sayatan pada dinding uterus yang masih utuh. Indikasi dilakukan
tindakan ini yaitu distorsi kepala panggul, disfungsi uterus, distorsia jaringan lunak,
plazenta previa dll, untuk ibu. Sedangkan untuk janin adalah gawat janin. Janin besar
dan letang lintang setelah dilakukan SC ibu akan mengalami adaptasi post partum
baik dari aspek kognitif berupa kurang pengetahuan. Akibat kurang informasi dan dari
aspek fisiologis yaitu produk oxsitosin yang tidak adekuat akan mengakibatkan ASI
yang keluar hanya sedikit, luka dari insisi akan menjadi post de entries bagi kuman.
Oleh karena itu perlu di berikan antibiotic dan perawatan luka dengan prinsip steril.
Nyeri adalah salah utama karena insisi yang mengakibatkan gangguan rasa
nyaman. Sebelum dilakukan operasi pasien perlu dilakukan anestesi bisa bersifat
regional dan umum. Namun anestesi umum lebih banyak pengaruhnya terhadap janin
maupun ibu anestesi janin sehingga kadang – kadang bayi lahir dalam keadaan upnoe
yang tidak dapat diatasi dengan mudah. Akibatnya janin bisa mati, sedangkan
pengaruhnya anestesi bagi ibu sendiri yaitu terhadap tonus uteri berupa otonia uteri
sehingga darah banyak yang keluar. Untuk pengaruh terhadap nafas yaitu jalan nafas
yang tidak efektif akibat secret yang berlebihan karena kerja otot nafas silia yang
menutup.
Anestesi ini juga mempengaruhi saluran pencernaan dengan menurunkan
mobilitas usus. Seperti yang telah diketahui setelah makanan masuk lambung akan
terjadi proses penghancuran dengan bantuan peristaltic usus. Kemudian diserap untuk
metabolisme sehingga tubuh memperoleh energy. Akibat dari mortilitas yang
menurun maka peristaltik juga menurun. Makanan yang ada di lambung akan
menumpuk dan karena reflek untuk batuk juga menurun. Maka pasien sangat berisiko
terhadap aspirasi sehingga perlu dipasang pipa endotracheal. Selain itu mobilitas yang
menurun juga berakibat pada perubahan pola eliminasi yaitu konstipasi (Saifuddin,
Mansjoer & Prawirohardjo, 2002)
1. Dilihat dari fisik :
a. Post anestesi akan terjadi penurunan kerja pons akibat otot eliminasi
juga menurun. Jika terjadi penurunan peristaltik usus ini bisa
menimbulkan masalah keperawatan gangguan eliminasi alvi, dan jika
terjadi penurunan sensitifitas dan sensasi kandung kemih akan
mengakibatkan masalah keperawatan gangguan eliminasi uri. Pada
sistem cardiovaskuler dapat menyebabkan gangguan sirkulasi dan
menyebabkan gangguan imobilitas, pada sistem pernafasan terjadi
penurunan kerja syaraf pernafasan yang dapat menyebabkan bersihan
jalan nafas inefektif
b. Luka post operasi akan terjadi jika jaringan terputus terbuka, luka
terbuka dan mengakibatkan post d’entry kuman sehingga terjadi
infeksi bakteri yang akan menimbulkan masalah resiko tinggi infeksi
c. Post partum nifas mempengaruhi sistem endokrin yang menyebabkan
penurunan hormon prolaktin akan meningkat yang menimbulkan ejeksi
ASI dan apabila tidak mengetahui cara perawatan payudara yang benar
akan menyebabkan gangguan proses laktasi yang cukup lama. Pada
sistem reproduksi akan menurun hormone FSH dan LH dimana
hormone tersebut dapat mempengaruhi kontraksi uterus apabila lemah
akan terjadi Antonia uteri dan menimbulkan resiko tinggi pendarahan.
Sedangkan jika kontraksi uterus kuat dan terjadi involusi uteri yang
mengeluarkan lochea yang apabila perawatan kurang baik akan
menimbulkan resiko tinggi infeksi.
2. Dilihat dari psikis
a. Fase taking in (dependen, pasif, focus pada diri sendiri, perlu tidur dan
makan, konsentrasi menurun). Timbul pada hari 1-2 post partum dapat
menyebabkan adanya kelemahan menjadi masalah Defisit Perawatan
Diri
b. Fase taking hold (dependen, focus melibatkan bayi, melakukan
perawatan diri, dapat menerima tanggung jawab, konsentrasi kembali),
jika tidak ada informasi yang didapat dapat menimbulkan masalah
kurang pengetahuan.
c. Fase letting go (Independen, sistem keluarga, dapat menyesuaikan diri,
tubuh klien sembuh). Terjadi setelah 10 hari post partum, akan
menimbulkan perubahan peran pada ibu, jika belum siap terhadap
perannya akan menimbulkan masalah Ansietas.
3. Fase post partum blues
Post partum blues adalah keadaan depresi ringan dan spintas
yang umumnya terjadi dalam minggu pertama atau lebih sesudah
melahirkan.
A. ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN FOKUS
1) Identitas
Pada penderita dengan indikasi sectio caesaria dapat terjadi pada setiap umur
kehamilan yang dapat dilihat pada kehamilan muda.
2) Keluhan utama
Pada klien dengan post operasi keluhan utamanya yaitu klien mengeluh nyeri
pada luka bekas operasi, badannya lemah, tidak berani bergerak dan rasa haus
yang berlebihan
3) Riwayat Penyakit Sekarang
Pada riwayat penyakit sekarang yang perlu dikaji yaitu jam selesai operasi
kesadaran klien, keadaan umu, letak dan ukuran dari luka operasi
4) Riwayat Penyakit Dahulu
Apakah klien pernah mengalami riwayat tindakan operasi sebelumnya
5) Riwayat penyakit keluarga
Peranan keluarga atau keturunan merupakan faktor penyebab penting yang
perlu dikaji yaitu penyakit berat yang pernah diderita salah satu anggota yang
ada hubunganya dengan operasi misalnya: TBC, DM, dan Hypertensi
6) Riwayat Obstetri
Untuk mengetahui riwayat obstetri pada klien dengan letang lintang yang perlu
di ketahui adalah
- Keadaan haid
Perlu di tanyakan kapan datangnya menarche siklus haid, hari pertama haid
terakhir untuk dapat diketahui yang keluar darah muda atau darah tua, encer atau
menggumpal, lamanya nyeri atau tidak, pada sebelum atau sesudah haid, berbau
atau tidak, dimana untuk mengetahui gambaran tentang keadaan alat kandungan.
- Perkawinan
Berapa kali kawin dan berapa lama dengan suami yang sekarang.
- Kehamilan
Riwayat kehamilan pada klien dengan partus bisa terdapat pada
primi/multigravida
- Riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu
Ditanyakan kelangsungan dari kehamilan dan persalinan serta nifas yang
lalu, bagaimana keadaan bayi yang dilahirkan, apakah cukup bulan atau tidak,
kelahirannya normal atau tidak, siapa yang menolong persalinan dan dimana
melahirkannya, sehingga mendapat gambaran yang jelas tentang riwayat
kehamilan, persalinan yang lalu.
a. Kepala
Meliputi bentuk wajah apakah simetris atau tidak, keadaan rambut dan keadaan kulit
kepala
b. Wajah
Apakah ada cloasma gravidarum, konjungtiva pucat atau merah, adanya oedema.
c. Mata – telinga – hidung
Pada daerah wajah dikaji bentuk wajah, keadaan mata, hidung, telinga, mulut dan
gigi.
d. Leher
Perlu dikaji apakah terdapat benjolan pada leher, pembesaran vena jugu laris dan
adanya pembesaran kelenjar teroid.
e. Dada dan punggung
Perlu dikaji kesimetrisan dada, ada tidaknya retraksi intercostae, pernafasan
tertinggal, suara wheezing, ronchi, bagaimana irama dan frekuensi pernafasan, pada
jantung dikaji bunyi jantung (interval) adakah bunyi gal lop, mur-mur.
f. Payudara/mammae
Apakah putting menonjol atau tidak, areola menghitam, kolostrum.
g. Abdomen
Ada tidaknya distensi abdomen, bagaimana dengan luka operasi adakah perdarahan,
berapa tinggi fundus uterinya, bagaimana dengan bising usus, adakah nyeri tekan.
h. Ekstermitas atas dan bawah
- Ekstermitas atas
Kesimetrisannya, ujung-ujung jari sianosis atau tidak, ada tidaknya oedem klien
dengan post operasi biasanya terpasang infuse.
- Ekstermitas bawah
Kesimetrisannya, ada tidaknya oedema, bagaimana dengan pergerakannya, biasanya
klien dengan post operasi sering takut menggerakkan kakinya, apakah tanda – tanda
hormon, refleks patella, adakah tanda – tanda thrombosis vena.
i. Genetalia
Adakah pengeluaran lochea, bagaimana warnanya, banyaknya, bau serta adakah
oedema vulva, bagaimana posisi kateter terpasang dengan baik atau tidak, apakah
lancar dan bagaimana kebersihan klien pada post operasi yang biasanya akan tampak
kotor karena banyak usia darah yang belum dibersihkan.
B. ETIOLOGI
Indikasi SC :
Indikasi klasik yang dapat dikemukakan sebagai dasar section caesarea adalah:
a. Prolog labour sampai neglected labour.
b. Ruptura uteri imminen
c. fetal distress
d. janin besar
e. Perdarahan antepartum
(Manuaba, I.B, 2001)
Sedangkan indikasi yang menambah tingginya angka persalinan dengan sectio adalah:
a. Malpersentasi janin
1. Letak lintang
bila terjadi kesempitan panggul, maka sectio caesarea adalah jalan / cara
yang terbaik dalam melahirkan janin dengan segala letak lintang yang jani
nnya hidup dan besarnya biasa. Semua primigravida dengan letak lintang
harus ditolong dengan sectio caesarea walaupun tidak ada
perkiraan panggul sempit.Multipara dengan letak lintang dapat lebih
dulu ditolong dengan cara lain.
2. Letak belakang
Sectio caesarea disarankan atau dianjurkan pada letak belakang bila
panggul sempit, primigravida, janin besar dan berharga.
b. Plasenta previa sentralis dan lateralis
c. Distosia serviks
B. MASALAH KEPERWATAN :
1. Nyeri akut
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif
3. Konstipasi
4. Gangguan eliminasi urine
5. Resiko syok hipovolemia
6. Resiko Menyusui tidak efektif
7. Gangguan pola tidur
C. MASALAH KOLABORATIF :
1. Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian terapi, seperti pemberian terapi
oksigenasine.
2. Kolaborasi dengan tim laboratorium untuk pemeriksaan lab.
3. Kolaborasi dengan tim medis dan dokter dalam pelaksanaan sc (seksio secaria)
D. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. Pemeriksaan ultrasound. Digunakan untuk memastikan perkiraan klinis
presentasi bokong, bila mungkin untuk mengidentifikasi adanya anomali
janin. USG dilakukan pada usia kehamilan 32-34 minggu yang bergunan
baik untuk menegakkan diagnosis maupun untuk memperkirakan ukuran dan
konfigurasi panggul ibu.(Fadlun, 2012: 124)
b. Pemeriksaan sinar-X. Meskipun sudah digantikan secara besar-besaran
oleh ultrasound, sinar-X memiliki manfaat tambahan yang memungkinkan
dilakukannya pelvimetri secara bersamaan. (Myles, 2009: 553)
E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Berikut beberapa diagnosa yang bisa diambil dari kasus post operasi sectio caesarea :
1. Nyeri akut berhubungan dengan trauma jaringan
DS :
- Mengeluh nyeri
DO :
- Tampak meringis
- Bersikap protektif
- Gelisah
- Frekuensi nadi meningkat
- Sulit tidur
2. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasive yang di tandai dengan
klien mengeluh sakit bila bergerak, keadaan umum lemah
Faktor resiko :
1. Penyakit kronis (mis. Diabetes militus)
2. Efek prosedur invasif
3. Malnutrisi
4. Peningkatan paparan organisme patogen lingkungan
5. Ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer :
a. Gangguan peristaltic
b. Kerusakan integritas kulit
c. Perubahan sekresi pH
d. Penurunan kerja siliaris
e. Ketuban pecah lama
f. Ketuban pecah sebelum waktunya
g. Merokok
h. Statis cairan tubuh
6. Ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder :
a. Penurunan hemoglobin
b. Imununosupresi
c. Leukopenia
d. Supresi respon inflamasi
e. Vaksinasi tidak adekuat
DO :
- Frekuensi jantung meningkat > 20% dari kondisi istirahat
DO :
1. Tidak mampu mandi/ menggenakan pakaian/ makan/
ketoilet/berhias secara mandiri
2. Minat melakukan perawatan diri kurang
F. INTERVENSI KEPERAWATAN
a. Dx 1 Nyeri akut berhubungan dengan trauma jaringan
Kriteria hasil :
- Klien dapat mengetahui penyebab nyeri, onset nyeri
- Klien mampu menggunakan teknik non farmakologi untuk mengurangi nyeri,
dan tindakan pencegahan nyeri
- Klien melaporkan nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri
- Klien mengatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
Intervensi :
Kriteria hasil :
Kriteria hasil :
- Klien menerima bantuan atau perawatan total dari pemberi perawatan jika
diperlukan
- Klien mengungkapkan secara verbal kepuasan tentang kebersihan tubuh dan
hygiene mulut
- Klien mempertahankan mobilitas yang diperlukan untuk ke kamar mandi dan
menyediakan perlengkapan mandi
- Klien mampu membersihkan dan mengeringkan tubuh
- Klien mampu melakukan perawatan mulut