Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN POST SECTIO CAESARIA

DENGAN INDIKASI PEB


DIRUANG NIFAS
RSUD DR.H.M. ANSARI SALEH BANJARMASIN

Untuk Menyelesaikan Tugas Profesi Keperawatan Maternitas


Program Profesi Ners

Disusun Oleh:
Florentina,S.Kep
NIM. 11194692110101

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MULIA
BANJARMASIN
2022
LEMBAR PERSETUJUAN

JUDUL KASUS : Post Sectio Caesaria Dengan Indikasi PEB


NAMA MAHASISWA : Florentina, S.Kep
NIM : 11194692110101

Banjarmasin, 18 April 2022

Menyetujui,

Preseptor Klinik (PK) Preseptor Akademik (PA)

Nurdiana, S.Kep., Ners Malisa Ariani, Ns., M.Kep


NIK. 198110282009032005 NIK. 1166042009023
1. Definisi
Pre eklampsia adalah sekumpulan gejala yang timbul pada wanita
hamil, bersalin dan nifas yang terdiri dari hipertensi, edema dan protein uria
tetapi tidak menjukkan tanda-tanda kelainan vaskuler atau hipertensi
sebelumnya, sedangkan gejalanya biasanya muncul setelah kehamilan
berumur 28 minggu atau lebih (Nanda, 2013).
Post partum atau masa nifas (puerpurium) adalah masa setelah
placenta lahir dan berakhir ketika alat-alat organ reproduksi kembali seperti
keadaan sebelum hamil (Siti Saleha, 2013). Post Partum (puerpurium) adalah
masa yang dimulai setetelah partus selesai dan berakhir kira-kira setelah
enam minggu, tetapi seluruh organ genitalia baru pulih kembali seperti
sebelum hamil dalam waktu tiga bulan ( Winkjosastro, 2015). Masa pasca
partum adalah suatu masa antara pelahiran sampai organ-organ reproduksi
kembali ke keadaan sebelum masa hamil. Istilah puerperium (puer, seorang
anak ,ditambah kata parere, kembali kesemula) merujuk pada masa enam
minggu antara terminasi persalinan dan kembalinya organ reproduksi
kekondisi sebelum hamil. (Reeder, Martin, Koniak-Griffin, 2011; 4). (Dewi,
2020). Masa nifas atau post partum adalah masa setelah persalinan selesai
sampai 6 minggu atau 42 hari. Setelah masa nifas, organ reproduksi secara
perlahan akan mengalami perubahan seperti sebelum hamil. Selama masa
nifas perlu mendapat perhatian lebih dikarenakan angka kematian ibu 60%
terjadi pada masa nifas. Dalam angka kematian ibu (AKI) adalah penyebab
banyaknya wanita meninggal dari suatu penyebab kurangnya perhatian pada
wanita post partum (Yanti, 2020). Periode nifas disebut juga trimester
keempat kehamilan.
Sectio Caesaria adalah pembedahan untuk mengeluakan janin dengan
membuka dinding perut dan dinding uterus (Wiknjosastro,2015). Sectio
Caesaria ialah tindakan untuk melahirkan janin dengan berat badan diatas
500 gram melalui sayatan pada dinding uterus yang utuh (Gulardi &
Wiknjosastro, 2013). Sectio caesaria adalah alternative dari kelahiran vagina
bila keamanan ibu dan janin terganggu ( Doengoes, 2017). Dengan demikian
perawatan pada ibu nifas dengan post operasi sectio caesarea adalah
perawatan pada ibu pada masa setelah melahirkan janin dengan carain
sisi/pembedahan dengan membuka dinding perut dan dinding rahim sampai
organ- organ reproduksi ibu kembali pulih yang berakhir kira-kira 6 minggu.
2. Etiologi
Penyebab preeklamsi beratsampaisekarangbelum di ketahui secara
pasti, tapi pada penderita yang meninggal karena preeklamsia terdapat
perubahan yang khas pada berbagai alat. Tapi kelainan yang menyertai
penyakit ini adalah spasmus arteriole, retensi Na dan air dan coogulasi
intravaskulaer. Walaupun vasospasmus mungkin bukan merupakan sebab
primer penyakit ini, akan tetapi vasospasmus ini yang menimbulkan
berbagai gejala yang menyertai preeklamsi. Sebab pre eklamasi belum
diketahui, Vasospasmus menyebabkan :
- Hipertensi, Pada otak (sakit kepala, kejang)
- Pada plasenta (solution placentae, kematian janin)
- Pada ginjal (oliguri, insuffisiensi)
- Pada hati (icterus)
- Pada retina (amourose)

Ada beberapa teori yang dapat menjelaskan tentang penyebab


preeklamsia yaitu :
- Bertambahnya frekuensi pada primigravida, kehamilan ganda,
hidramnion dan molahidatidosa
- Bertambahnya frekuensi seiring makin tuanya kehamilan
- Dapat terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan kematian
janin dalam uterus

3. Patofisiologi
Kadar hemoglobin untuk wanita tidak hamil biasanya adalah 13,5 g/dL.
Namun kadar hemoglobin selama trimester kedua dan ketiga kehamilan
berkisar 11,6 g/dL sebagai akibat pengenceran darah ibu karena peningkatan
volume plasma, ini disebut sebagai anemia fisiologis dan merupakan keadaan
yang normal selama kehamilan. Selama kehamilan, zat besi tidak dapat
dipenuhi secara adekuat dalam makanan sehari- hari. Zat dalam makanan
seperti susu, teh dan kopi menurunkan absorbs besi. Selama kehamilan,
tambahan zat besi diperlukan untuk meningkatkan sel- sel darah ibu dan
transfer ke janin untuk penyimpanan dan produksi sel- sel darah merah. Janin
harus menyimpan cukup zat besi pada 4 sampai 6 bulan terkhir setelah
kelahiran. Selama trimester ketiga, jika asupan zat besi wanita tersebut tidak
memadai, hemoglobin tidak akan meningkat sampai nilai 12,5 g/dL dan dapat
terjadi anemia karena nutrisi. Ini akan mengakibatkan penurunan transfer zat
besi ke janin.
Pada pre eklampsia terdapat penurunan plasma dalam sirkulasi dan
terjadi peningkatan hematokrit. Perubahan ini menyebabkan penurunan
perfusi ke organ ,termasuk ke utero plasental fatal unit. Vasospas
memerupakan dasar dari timbulnya proses pre eklampsia. Konstriksi vaskuler
menyebabkan resistensi aliran darah dan timbulnya hipertensi arterial.
Vasospasme dapat diakibatkan karena adanya peningkatan sensitifitas dari
sirculating pressors. Pre eklampsia yang berat dapat mengakibatkan
kerusakan organ tubuh yang lain. Gangguan perfusi plasenta dapat sebagai
pemicu timbulnya gangguan pertumbuhan plasenta sehingga dapat berakibat
terjadinya Intra Uterin (Growth Retardation 2015).
4. Pathway

Faktor risiko : + Frekuensi primigravida, kehamilan


ganda, hidramnion, molahidatidosa, riwayat hipertensi

Preeklamsia Berat

Sectio Caesarea

Post operasi SC

Post anestesi Luka post operasi Nifas


spinal
Penurunan medulla
oblongata
Uterus
Penurunan kerja Jaringan Jaringan
pons terputus terbuka
Penurunan Kontraksi uterus
reflek batuk Penurunan kerja Merangsang Proteksi
otot elimiinasi area sensorik kurang
Tidak adekuat
motorik
Bersihan jalan
napas tidak Konstipasi
Invasi
efektif Nyeri akut Atonia uteri
bakteri

Risiko Infeksi perdarahan

HB  kekurangan
cairan

suplai o2 
Risiko syok

kelemahan

Defisit
perawatan diri

Sumber : Lalenoh, 2018


5. ManifestasiKlinis
Menurut Nanda Nic noc (2015) :
a. Manifestasi klinis yang sering muncul:
1) Pusing
2) Mudah berkunang-kunang
3) Lesu
4) Aktivitas berkurang
5) Rasa mengantuk
6) Susah berkonsentrasi
7) Cepatlelah
8) Prestasi kerja fisik / pikiran menurun
b. Penambahan berat badan yang berlebihan, terjadi kenaikan 1 kg
seminggu beberapa kali.
c. Edema terjadi peningkatan berat badan, pembengkakan kaki, jari tangan
dan muka
d. Hipertensi (di ukur setelah pasien beristirahat selama 30 menit)
1) TD > 140/90 mmHg atau tekanan sistolik meningkat > 30 mmHg
diastolik>15 mmHg
2) Tekanan diastolic pada trimester ke II yang >85 mmHg patut di
curigai sebagai preeklamsi
e. Proteinuria
1) Terdapat protein sebanyak 0,3 g/l dalam urin 24 jam atau
pemeriksaan kuwalitatif  +1 /  +2.
2) Kadar protein > 1 g/l dalam urine yang di keluarkan dengan kateter
atau urine porsi tengah, di ambil 2 kali dalam waktu 6 jam

5. Komplikasi

a. Tergantung derajat pre-eklampsianya, yang termasuk komplikasi antara


lain atonia uteri (uterus couvelaire), sindrom HELLP (Haemolysis Elevated
Liver Enzymes, Low Platelet Cown), ablasi retina, KID (Koagulasi Intra
VaskularDiseminata), gagal ginjal, perdarahan otalk, oedem paru, gagal
jantung, syok dan kematian
b. Infeksi
1) Endometritis (radang edometrium)
2) Miometritis atau metritis (radang otot-otot uterus)
3) Perimetritis (radang peritoneum disekitar uterus)
4) Caked breast / bendungan asi (payudara mengalami distensi,
menjadi keras dan berbenjol-benjol)
5) Mastitis (Mamae membesar dan nyeri dan pada suatu tempat, kulit
merah, membengkak sedikit, dan nyeri pada perabaan. Jika tidak ada
pengobatan bisa terjadi abses)
6) Trombophlebitis (terbentuknya pembekuan darah dalam vena
varicose superficial yang menyebabkan stasis dan hiperkoagulasi
pada kehamilan dan nifas, yang ditandai dengan kemerahan atau
nyeri.)
7) Luka perineum (Ditandai dengan :nyeri local, disuria, temperatur naik
38,3 °C, nadi< 100x/ menit, edema, peradangan dan kemerahan
pada tepi, pus atau nanah warna kehijauan, luka kecoklatan atau
lembab, lukanya meluas)

6. Penatalaksanaan
a. Medis
1) Diberikan obat anti kejang MgSO4 dalam infus dextrose 5%
sebanyak 500cc tiap 6 jam. Cara pemberian MgSO4: dosis awal 2
gram intravena diberikan dalam 10 menit dilanjutkan dengan dosis
pemeliharaan sebanyak 2 gram perjam drip infus (80ml/jam atau 15-
20 tetes/menit)
2) Obat anti hipertensi diberikan bila tekanan darah sistolik lebih dari
160 mmHgdan tekanan diastolic lebih dari 110 mmHg
3) Obat nifedipin dengan dosis 3-4 kali 10mg oral. Bila dalam 2 jam
belum turun dapat diberi tambahan 10 mg lagi (Rohan,2013).
4) Observasi ketat 2 jam post partum (adanya komplikasi perdarahan)
5) 6-8 jam pasca persalinan : istirahat dan tidur tenang, usahakan miring
kanan kiri
6) Hari ke- 1-2 :memberikan KIE kebersihan diri, cara menyusui yang
benar dan perawatan payudara, perubahan-perubahan yang terjadi
pada masa nifas,
7) pemberian informasi tentang senam nifas.
8) Hari ke- 2 :mulai latihan duduk
9) Hari ke- 3 :diperkenankan latihan berdiri dan berjalan
7. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada pasien dengan
pre eklamsia yaitu sebagai berikut:
a. Pemeriksaan Laboratorium
1) Pemeriksaan Darah Lengkap dan Apusan Darah
- Penurunan hemoglobin (nilai rujukan atau kadar normal
hemoglobin untuk wanita hamil adalah 12-14 gr%).
- Hematokrit meningkat (nilai rujukan 37-43 vol%).
- Trombosit menurun (nilai rujukan 150.000-450.000/mm3)
2) Urinalisis ditemukan protein dalam urine.
3) Pemeriksaan Fungsi Hati
- Bilirubin meningkat (N= < 1 mg/dL).
- LDH (laktat dehidrogenase) meningkat.
- Aspartat aminomtransferase (AST) > 60 uL.
- Serum Glutamat Pirufat Transaminase (SGPT) meningkat (N= 15-
45 u/ml)
- Serum Glutamat Oxaloacetic transaminase (SGOT) meningkat (N=
< 31 u/ml)
- Total protein serum menurun (N= 6,7 – 8,7 g/dL)
4) Tes Kimia Darah
Asam urat meningkat> 2,7 mg/dL, dimana nilai normalnya yaitu 2,4 –
2,7 mg/dL

b. Pemeriksaan Radiologi
1) Ultrasonografi (USG).
Hasil USG menunjukan bahwa ditemukan retardasi perteumbuhan
janin intra uterus. Pernafasan intra uterus lambat, aktivitas janin
lambat, dan volume cairan ketuban sedikit.
2) Kardiotografi
Hasil pemeriksaan dengan menggunakan kardiotografi menunjukan
bahwa denyut jantung janin lemah

8. Masalah Keperawatan
a. Pengkajian
1) Aktifitas
- Keletihan, kelamahan, malaise umum
- Kehilangan produktivitas, kehilangan semangat untuk bekerja
2) Sirkulasi
- Riwayat kehilangan darah kronis
- Palpitasi
- CRT lebih dari 2detik
3) Eliminasi
- Konstipasi
- Seringkencing
- Makanan/ cairan: nafsu makan menurun, mual/muntah
4) Nyeri/ kenyamanan: di daerah abdomen dankepala
5) Pernapasan: napas pendek pada saat istirahat
maupunaktivitas
6) Seksual
- Dapat terjadi perdarahan pervagina
- Perdarahan akut sebelumnya
- Tinggi fundus tidak sesuai dengan umurnya

b. DiagnosaKeperawatan
1) Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d efek agen farmakologis
(anestesi)
2) Konstipasi b.d efek agen farmakologis (anestesi)
3) Nyeri akut b.d agen pencedera fisik
4) Defisit perawatan diri b.d kelemahan
5) Risiko syok
6) Risiko Infeksi

c. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa SLKI SIKI


Keperawatan
1 Bersihan jalan Bersihan jalan nafas (L. Latihan batuk efektif
nafas tidak efektif 01001) (I.01006)
b.d efek agen Setelah dilakukan tindakan Observasi
farmakologis keperawatan selama 1x8 jam  Identifikasi
(anestesi) bersihan jalan nafas dapat kemampuan batuk
(D.0001) teratasi Terapeutik
Kriteria hasil :  Atur posisi semi fowler
1. Batuk efektif dari skala 3 atau fowler
(sedang) menjadi skala 5 ( Edukasi
meningkat)  Jelaskan tujuan dan
2. Ronki dari skala 3 prosedur batuk efektif
(sedang) menjadi skala 5  Anjurkan tarik napas
(menurun) dalam melalui hidung
3. Sulit bicara dari skala 2  Anjurkan menggulangi
(cukup memburuk) tarik napas dalam
menjadi 3 (sedang) hingga 3 kali
4. Frekuensi napas 2 (cukup  Anjurkan pasien untuk
memburuk) menjadi 3 batuk kuat
(sedang) Kolaborasi
5. Pola napas 2 (cukup Kolaborasi pemberian
memburuk) menjadi 3 mukolitik atau
(sedang) ekspektoran, jika perlu

2 Konstipasi b.d Eleminasi Fekal (l.04033) Manajemen Eliminasi


efek agen Setelah dilakukan tindakan Fekal (I.04151)
farmakologis keperawatan selama 1x8 jam Observasi
(anestesi) konstipasi dapat teratasi  Identifikasi masalah
(D.0049) Kriteria hasil : usus
1. Kontrol pengeluaran  Monitor tanda gejala
feses (1) menurun konstipasi
menjadi (3) sedang
2. Distensi abdomen (1) Terapeutik
meningkat menjadi (3)  Berikan air hangat
sedang  Sediakan makan tinggi
3. Urgency (1) meningkat serat
menjadi (3) sedang
Edukasi
4. Nyeri abdomen (1)
 Ajarkan makan tinggi
meningkat menjadi (3)
serat
sedang
5. Kram abdomen (1)
meningkat menjadi (3)
sedang
3 Nyeri akut b.d Tingkat Nyeri (L.08066) Manajemen Nyeri
agen pencedera Setelah dilakukan tindakan (I.08238)
fisik (D.0077) keperawatan selama 1 x 8 Observasi
jam diharapkan masalah 1. Identifikasi lokasi,
keperawatan nyeri dapat karakteristrik, durasi,
teratasi dengan kriteria hasil: frekuensi, kualiats
1. Keluhan nyeri (1) dan intensitas nyeri
meningkat menjadi (3) 2. Identitas skala nyeri
sedang 3. Identifikasi faktor
2. Meringis (1) yang memperberat
meningkat menjadi (4) nyeri
cukup menurun Terapeutik
3. Kesulitan tidur (2) 1. Berikan teknik non
cukup meningkat farmakologis dalam
menjadi (4) cukup menangani nyeri
menurun 2. Kontrol lingkungan
4. Pola napas (2) cukup yang memperberat
meningkat menjadi (4) rasa nyeri
cukup menurun 3. Fasilitasi istirahat dan
5. Tekanan darah (2) tidur
cukup meningkat Edukasi
menjadi (4) cukup 1. Jelaskan strategi
menurun mengurangi nyeri
2. Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri
3. Ajarkan tehnik non
farmakologis untuk
mengurangi nyeri
Kolaborasi
Kolaboratif pemberian
analgetik sesuai order

4 Defisit perawatan Perawatan diri (L. 11103) I.05178 Manajemen


diri b,d Tujuan tangka panjang: Energi
kelemahan Untuk meningkatkan derajat Observasi :
(D.0109) kesehatan , memelihara 1. Monitor kebersihan
kebersihan diri dan tubuh
memperbaiki perawatan diri. 2. Minitor integritas kulit
Tujuan jangka pendek: Terapeutik :
Setelah dilakukan tindakan 1. Sediakan peralatan
keperawatan 1 x 8 jam mandi
diharapkan perawatan diri 2. Fasilitasi menggosok
meningkat. gigi
Kriteria Hasil: 3. Pertahankan
1. Kemampuan mandi kebiasaan kebersihan
meningkat menjadi 5 diri
2. Mempertahankan Edukasi :
kebersihan diri meningkat 1. Jelaskan manfaat
menjadi 5 mandi dan dampak
3. Mempertahankan tidak mandi terhadap
kebersihan mulut kesehatan
meningkat menjadi 5
5 Risiko syok Tingkat Syok (L.03032)
Pemantauan Cairan
(D.0039) Setelah dilakukan tindakan
(I.03121)
keperawatan selama 1x30
Observasi
menit tingkat syok teratasi
- Monitor frekuensi
dengan Kriteria Hasil :
dan kekuatan nadi
- Kekuatan nadi (4) cukup
- Monitor frekuensi
meningkat menjadi (2)
nafas
cukup menurun
- Monitor tekanan
- Tingkat kesadaran (2)
darah
cukup menurun menjadi
- Monitor turgor kulit
(4) cukup meningkat
- identifikasi tanda-
- Saturasi oksigen (2)
tanda hipovelemia
cukup menurun menjadi
- identifikasi faktor
(4) cukup
risiko
- Akral dingin (2) cukup
ketidakseimbangan
meningkat menjadi (5)
cairan
menurun
Terapeutik
- Dokumentasikan
hasil pemantauan
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan
prosedur
pemantauan
- Informasikan hasil
pemantauan

6 Resiko infeksi Kontrol Resiko (L.14128) Pencegahan infeksi


(D.01420 Setelah diberikan asuhan (I.14539)
keperawatan selama 1x8 jam Observasi
diharapkan risiko infeksi tidak  Monitor tanda dan
terjadi gejala infeksilocal
Kriteria Hasil:
- Kemampuan mencari Terapeutik
informasi tentang faktor  Cuci tangan sebelum
risiko (1) menurun dan sesudah kontak
menjadi (5) meningkat dengan pasien dan
- Kemampuan lingkungan pasien
mengidentifikasi faktor  Pertahankan teknik
risiko (1) menurun aseptic pada pasien
menjadi (5) meningkat beresiko tinggi
- Kemampuan melakukan
strategi control resiko (1)
Edukasi
menurun menjadi (5)
 Jelaskan tanda dan
meningkat
gejala infeksi
- Kemampuan
 Anjurkan
menghindari faktor resiko
meningkatkannutrisi
(1) menurun menjadi (5)
 Anjurkanmeningkatkan
meningkat
asupan cairan

Kolaborasi
 Kolaborasi
pemberianimunisasi,
jikaperlu
DAFTAR PUSTAKA

Bobak. 2010. Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4. Jakarta: EGC

Manuaba, I.B. 2012. Kapita Selekta PenatalaksanaanRutinObstetri Ginekologi


dan KB. Jakarta : EGC

Nanda. 2015.Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2015-2017 Edisi10.


Jakarta: EGC.

Nurarif AH dan Kusuma H. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jogyakarta: MediAction.

Nugroho, T. 2011. Asuhan Keperawatan Maternitas, Anak, Bedah Dan Paenyakit


Dalam. Yogyakarta : NuhaMedika

PPNI. 2016. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia Definisi dan Indikator


Diagnostik Edisi 1. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI

PPNI. 2016. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi dan Tindakan


Keperawatan Edisi 1. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI

PPNI. 2016. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan Edisi 1. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI

Prawirohardjo, Sarwono. 2012. IlmuKebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

Tarwoto dan Wartonah. 2015. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses


Keperawatan. Edisi:4 .Jakarta

Anda mungkin juga menyukai