Dibuat oleh :
NIM : A2R20042
A. DEFINISI
Masa nifas atau post partum atau disebut juga masa puerperium merupakan waktu
yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ reproduksinya seperti saat sebelum
hamil atau disebut involusi terhitung dari selesai persalinan hingga dalam jangka
waktu kurang lebih 6 Minggu atau 42 hari (Maritalia, 2017).
Dalam bahasa latin, waktu mulai tertentu setelah melahirkan anak disebut dengan
puerperium yang berasal dari kata Puer yang artinya bayi dan Parous yang artinya
melahirkan. Jadi, puerperium merupakan masa setelah melahirkan bayi dan masa
pulih kembali mulai kala IV selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti saat
sebelum hamil. Masa nifas (puerperium) dimulai sejak 2 jam setelah lahirnya plasenta
hingga dengan 6 Minggu atau 42 hari setelah (Dewi & Sunarsih 2012 dalam
Aprilianti, 2019).
B. ETIOLOGI
C. MANIFESTASI KLINIS
1. PATOFISIOLOGI
Pada saat persalinan terjadi, plasenta akan terpisah secara spontan dari
tempat implantasinya beberapa menit setelah bayi lahir. Dibalik tempat
melekatnya plasenta terdapat pembuluh-pembuluh darah uterus yang melintas
di antara serat-serat otot miometrium. Selama proses melahirkan, otot-otot ini
akan mengalami kontraksi dan retraksi. Proses kontraksi dan retraksi akan
mengkompresi pembuluh-pembuluh darah tersebut sehingga perdarahan
dapat berhenti. Hal ini ini sering kali disebut sebagai “jahitan fisiologis” atau
mekanisme pertahanan tubuh pada wanita hamil tanpa penyulit ataupun
komplikasi
2. Pathway (Bagan WOC)
Persalinan Normal
Masa Nifas
psikologis
Terputusnya
inkontinyuitas
jaringan
Proses Reva rubing
parenting
Luka jahitan
mekanis Fase taking in perinium
Gangguan
Kelemahan Fase fetinggo Pola Tidur
fisik
Gangguan Penambahan
pemenuhan anggota baru
ADL
E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Rubra 1-3 hari Merah kehitaman Terdiri dari sel desidua, verniks caseosa,
rambut lanugo, sisa mekonium dan sisa darah.
• Sanguile ntal 3-7 hari Putih bercampur merah Sisa darah dan lender
• Serosa 7-14 hari Kekuningan /kecoklatan Lebih sedikit darah dan lebih
banyak serum, juga terdiri dari leukosit dan robekan laserasi plasenta
• Alba ˃14 hari Putih Mengandung leukosit,selaput lender serviks dan
serabut jaringan yang mati
F. PENATALAKSANAAN
1. Tatalaksana Medis
• Observasi ketat setelah post partum adanya pendarahan atau tidak
• 6-8 jam pasca persalinan : istirahat dan tidur tenang usahakan miring
kanan kiri
• Hari 1-2 memberikan KIE kebersihan diri ,cara menyusui yang benar dan
perawatan payudara perubahan-perubahan yang terjadi pada masa nifas,
pemberian informasi tentang senam nifas
• Hari 2 : mulai latihan duduk
• Hari 3: diperkenankan latihan berdiri dan berjalan
2. Tatalaksana Keperawatan
a. Penilaian kegawatdaruratan, tanda-tanda syok, dan pemberian oksigen
b. Memasang jalur intravena dengan menggunakan jarum besar (ukuran 16
G atau 18 G) untuk resusitasi
c. Pemberian cairan kristaloid atau normal saline. Dapat diberikan secara
bolus jika terdapat syok hipovolemik
d. Pada pasien PPH primer dengan perdarahan aktif yang masif atau gejala
hipovolemia pada PPH primer dan sekunder, dilakukan pemeriksaan
golongan darah, crossmatch dan darah lengkap, serta transfusi sesuai
protocol
e. Memasang kateter urin untuk memantau urine output
G. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Identitas pasien (nama, umur, alamat, agama, pekerjaan, suku,bangsa
suami/istri).
2. Riwayat Haid (apakah haid teratur, siklusnya berapa haari, apakah ada
keluhan selama haid, HPHT/HPMT).
4. Riwayat obsterti
2. Riwayat Persalinan
b. Riwayaat nifas pada persalinan lau (masalah nifas dan laktasi yang
pernah dialami, masalah bayi yang pernah dialami, keaadaan aanak.0
yang direncanakaan
5. Riwayat penyakit daahulu Penyakit yang pernah diderita paada masa lalu ,
bagaimana cara pengobatan yang dijalani, dimana mendapat pertolongan
H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
2. Risiko Infeksi b/d luka jahitan perineum d/d kerusakan integritas kulit (D.0142)
I. INTERVENSI KEPERAWATAN
Intervensi:
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Intervensi:
Observasi
1. Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik
Terapeutik
Observasi
Terapeutik
Edukasi
4. Ajarkan ambulasi sederhana yang harus dilakukan (mis. berjalan dari tempat
tidur ke kursi roda, berjalan dari tempat tidur ke kamar mandi, berjalan sesuai
toleransi)
Observasi
dikonsumsi
Terapeutik
5. Modifikasi lingkungan
sebelum tidur
kenyamanan
Edukasi
K. Evaluasi Keperawatan
DAFTAR PUSTAKA
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2511/4/Chapter%202.pdf
http://digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-disusunole-1550-1-fullbab.pdf
http://www.depkes.go.id/resources/donwlod/profil/Profil_Kes_Provinsi_20
SDKI,SLKI,SIKI