Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

MARTENITAS DENGAN DIAGNOSA POST PARTUM

DI RUANG NIFAS RS BHAYANGKARA TULUNGAGUNG

Dibuat oleh :

NAMA : YUALITA MURIA MUMPUNI

PROGRAM STUDI : SARJANA KEPERAWATAN TINGKAT/2A

NIM : A2R20042

DOSEN PEMBIMBING PEMBIMBING KLINIK


( ) ( )

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


“HUTAMA ABDI HUSADA”
Ijin Pendirian Mendiknas RI Nomor : 113/D/O/2009

Jl. Dr. Wahidin Sudiro Husodo Telp./Fax: 0355-322738


Tulungagung 66224
Alamat E-mail : stikeshahta@yahoo.co.id

LAPORAN PENDAHULUAN POST PARTUM

A. DEFINISI

Masa nifas atau post partum atau disebut juga masa puerperium merupakan waktu
yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ reproduksinya seperti saat sebelum
hamil atau disebut involusi terhitung dari selesai persalinan hingga dalam jangka
waktu kurang lebih 6 Minggu atau 42 hari (Maritalia, 2017).

Dalam bahasa latin, waktu mulai tertentu setelah melahirkan anak disebut dengan
puerperium yang berasal dari kata Puer yang artinya bayi dan Parous yang artinya
melahirkan. Jadi, puerperium merupakan masa setelah melahirkan bayi dan masa
pulih kembali mulai kala IV selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti saat
sebelum hamil. Masa nifas (puerperium) dimulai sejak 2 jam setelah lahirnya plasenta
hingga dengan 6 Minggu atau 42 hari setelah (Dewi & Sunarsih 2012 dalam
Aprilianti, 2019).

B. ETIOLOGI

Menurut Dewi Vivian,Sunarsih(2013),Etiologi post partum dibagi menjadi 2 yaitu:


1. Post partum dini

post partum dini adalah Atoni uteri,laserasi jalan lahir,dan hematoma.

2. Post partum lambat

Post partum lambat adalah tertinggalnya sebagian plasenta ubinvolusi


didaerah insersi plasenta dari luka bekas secsio sesaria

C. MANIFESTASI KLINIS

Menurut Masriroh (2013) tanda dan gejala masa post partumadalah sebagai


berikut: 

• Organ-organ reproduksi kembali normal pada posisi sebelum kehamilan.


• Perubahan-perubahan psikologis lain yang terjadi selama kehamilan
berbalik (kerumitan).
• Masa menyusui anak dimulai. 
• Penyembuhan ibu dari stress kehamilan dan persalinan di asumsikan

sebagai tanggung jawab untuk menjaga dan mengasuh bayinya.

D. PATOFISIOLOGI & PATHWAY

1. PATOFISIOLOGI

Dari perdarahan postpartum disebabkan oleh beberapa faktor, namun


sebelum membahas mengenai patofisiologi, perlu diketahui bahwa selama
masa kehamilan volume darah ibu meningkat hingga 50% atau setara dengan
4-6 liter. Volume plasma mengalami peningkatan hingga melebihi kadar total
sel darah merah (red blood cell / RBC), sehingga menimbulkan kesan
penurunan konsentrasi hemoglobin dan penurunan jumlah hematokrit.
Peningkatan volume darah ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan perfusi
uteroplasenta serta agar dapat menggantikan volume perdarahan yang akan
terjadi pada saat proses persalinan.

Pada saat persalinan terjadi, plasenta akan terpisah secara spontan dari
tempat implantasinya beberapa menit setelah bayi lahir. Dibalik tempat
melekatnya plasenta terdapat pembuluh-pembuluh darah uterus yang melintas
di antara serat-serat otot miometrium. Selama proses melahirkan, otot-otot ini
akan mengalami kontraksi dan retraksi. Proses kontraksi dan retraksi akan
mengkompresi pembuluh-pembuluh darah tersebut sehingga perdarahan
dapat berhenti. Hal ini ini sering kali disebut sebagai “jahitan fisiologis” atau
mekanisme pertahanan tubuh pada wanita hamil tanpa penyulit ataupun
komplikasi

2. Pathway  (Bagan WOC)

Penyebab persalinan (penurunan hormone ,

plasenta menjadi tua, distensi Rahim)

Persalinan Normal

Masa Nifas

psikologis
Terputusnya
inkontinyuitas
jaringan
Proses Reva rubing
parenting
Luka jahitan
mekanis Fase taking in perinium

Tidak Fase taking


terpenuhi hold
Nyeri akut Resiko infeksi

Gangguan
Kelemahan Fase fetinggo Pola Tidur
fisik

Gangguan Penambahan
pemenuhan anggota baru
ADL
E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK 

Pemeriksaan penunjang menurut Kumalasari I (2015), antara lain: pemeriksaan urine,


Hemoglobin dan Hematokrit 12-24 jam post partum (jika Hb <10 g% dibutuhkan
suplemen Fe ), Eritrosit, Leukosit, dan Trombosit

• Lochea Waktu Warna Ciri-ciri 

Rubra 1-3 hari Merah kehitaman Terdiri dari sel desidua, verniks caseosa,
rambut lanugo, sisa mekonium dan sisa darah.

• Sanguile ntal 3-7 hari Putih bercampur merah Sisa darah dan lender
• Serosa 7-14 hari Kekuningan /kecoklatan Lebih sedikit darah dan lebih
banyak serum, juga terdiri dari leukosit dan robekan laserasi plasenta
• Alba ˃14 hari Putih Mengandung leukosit,selaput lender serviks dan
serabut jaringan yang mati
F. PENATALAKSANAAN
1. Tatalaksana Medis 
• Observasi ketat setelah post partum adanya pendarahan atau tidak  
• 6-8 jam pasca persalinan : istirahat dan tidur tenang usahakan miring
kanan kiri 
• Hari 1-2 memberikan KIE kebersihan diri ,cara menyusui yang benar dan
perawatan payudara perubahan-perubahan yang terjadi pada masa nifas,
pemberian informasi tentang senam nifas
• Hari 2 : mulai latihan duduk 
• Hari 3: diperkenankan latihan berdiri dan berjalan 
2. Tatalaksana Keperawatan
a. Penilaian kegawatdaruratan, tanda-tanda syok, dan pemberian oksigen
b. Memasang jalur intravena dengan menggunakan jarum besar (ukuran 16
G atau 18 G) untuk resusitasi
c. Pemberian cairan kristaloid atau normal saline. Dapat diberikan secara
bolus jika terdapat syok hipovolemik
d. Pada pasien PPH primer dengan perdarahan aktif yang masif atau gejala
hipovolemia pada PPH primer dan sekunder, dilakukan pemeriksaan
golongan darah, crossmatch dan darah lengkap, serta transfusi sesuai
protocol
e. Memasang kateter urin untuk memantau urine output

Pada PPH sekunder, persiapkan transfusi darah apabila Hb <8g/dL atau


secara klinikmenunjukkan tanda-tanda anemia berat

f. Pantau terus tanda-tanda vital pasien

Menentukan penyebab atau sumber perdarahan dan mulai dilakukan


tatalaksana khusus

G. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Identitas pasien (nama, umur, alamat, agama, pekerjaan, suku,bangsa
suami/istri).

2. Riwayat Haid (apakah haid teratur, siklusnya berapa haari, apakah ada
keluhan selama haid,  HPHT/HPMT). 

3. Riwayat perkawinan (menikah, belum menikah, berapa lama menikah,


beraapa kali). 

4. Riwayat obsterti

1. Riwayat kehamilan Berapa kali dilakukan pemeriksaan ANC, Hasil


laboratorium; USG,Darah, Urine, keluhan selama kehamilan termasuk
situasi, emosional dan impresi, upaya mengatasi keluhan, tindakan dan
pengobaatan yang diperoleh.

2. Riwayat Persalinan 

a. Riwayat persalinan lalu : Jumlah Gravida, jumlah partal, dan jumlah


abortus, umur kehamilan, saat bersalin, jenis persalinan , penolong
persalinan, BB bayi, kelaianan fisik, kondisi anak saat ini.

b. Riwayaat nifas pada persalinan lau (masalah nifas dan laktasi yang
pernah dialami, masalah bayi yang pernah dialami, keaadaan aanak.0 

c. Riwayat KB; Jenis kontsepsi yang pernah digunakan setelah persalinan,


jumlah anak 

yang direncanakaan

5. Riwayat penyakit daahulu Penyakit yang pernah diderita paada masa lalu ,
bagaimana cara pengobatan yang dijalani, dimana mendapat pertolongan
H. DIAGNOSA KEPERAWATAN 

1. Nyeri melahirkan b/d injuri fisik d/d pengeluaran janin (D.0079)

2. Risiko Infeksi b/d luka jahitan perineum d/d kerusakan integritas kulit (D.0142)

3. Gangguan pemenuhan ADL b/d kelemahan fisik

4. Gangguan pola tidur b/d respon hormonal

psikologis,proses persalinan dan proses melelahkan d/d periode pasca partum


(D.0055)

I. INTERVENSI KEPERAWATAN

• NYERI MELAHIRKAN (D.0079)

Tujuan dan kriteria hasil: nyeri menurun,perineum terasa tertekan menurun,fungsi


berkemih membaik

Intervensi:

MANAJEMEN NYERI (1.08238)

Observasi

1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas


nyeri
2. Identifikasi skala nyeri

3. Identifikasi respon nyeri non verbal


4. Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
5. Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
6. Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
7. Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
8. Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
9. Monitor efek samping penggunaan analgetik

Terapeutik

10. Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis.


TENS, hypnosis, akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi pijat, aroma
terapi, teknik imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi bermain)
11. Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. Suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
12. Fasilitasi istirahat dan tidur 
13. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri

Edukasi

14. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri


15. Jelaskan strategi meredakan nyeri
16. Anjurkan memonitor nyri secara mandiri
17. Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
18. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
19.  Kolaborasi pemberian analgetic

 RISIKO INFEKSI ( D.0142)

Tujuan dan kriteria hasil: kultur area luka membaik

Intervensi:

PENCEGAHAN INFEKSI (I.14539)

Observasi
1. Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik

Terapeutik

2. Batas jumlah pengunjung


3. Berikan perawatan kulit pada area edema
4. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan lingkungan
pasien
5. Pertahankan Teknik aseptic pada pasien berisiko tinggi
Edukasi
6. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
7. Ajarkan cara mencuci tangan yang benar
8. Ajarkan etika batuk
9. Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka operasi
10. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
11. Anjurkan meningkatkan asupan cairan
Kolaborasi
12. Kolaborasi pemberian imunisasi,jika perlu

 Gangguan pemenuhan ADL

Observasi

1. Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya

Terapeutik

2. Fasilitasi aktivitas ambulasi dengan alat bantu (mis. tongkat, kruk)


3. Fasilitasi melakukan mobilisasi fisik, jika perlu

Edukasi
4. Ajarkan ambulasi sederhana yang harus dilakukan (mis. berjalan dari tempat
tidur ke kursi roda, berjalan dari tempat tidur ke kamar mandi, berjalan sesuai
toleransi)

 GANGGUAN POLA TIDUR (D.0055)


Tujuan dan kriteria hasil: keluhan tidak puas tidur menurun,keluhan sulit tidur
menurun,keluhan sering terjaga menurun

Dukungan Tidur (1.05174)

Observasi

1. Identifikasi pola aktivitas dan tidur

2. Identifikasi fak tor penganggu tidur

3. Identifikasi makanan dan minuman

yang mengganggu tidur

4. Mengidentifikasi obat tidur yang

dikonsumsi

Terapeutik

5. Modifikasi lingkungan

6. Batasi waktu tidur siang

7. Fasilitasi menghilangkan stres

sebelum tidur

8. Tetapkan jadwal rutin tidur

9. Lakukan prosedur untuk eningkatkan

kenyamanan

10. Sesuaikan jadwal pemberian obat

dan/atau tindakan unruk menunjang


siklus tidur terjaga

Edukasi

11. Jelaskan pentingnya tidurcukup selama sakit

12. Anjurkan menepati kebiasaan tidur

J. Implementasi Keperawatan (Konsep teori)

Implementasi keperawatan adalah pelaksanaan rencana keperawatan oleh


perawat dan pasien. Implementasi keperawatan adalah pengelolaan dan
perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap
perencanaan (Setiadi, 2012).

K. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi keperawatan adalah mengkaji respon pasien setelah dilakukan


intervensi keperawatan dan mengkaji ulang asuhan keperawatan yang telah
diberikan. Evaluasi keperawatan adalah kegiatan yang terus menerus dilakukan
untuk menentukan apakah rencana

keperawatan efektif dan bagaimana rencana keperawatan dilanjutkan, merevisi


rencana atau menghentikan rencana keperawatan (Manurung, 2011)

 
DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2511/4/Chapter%202.pdf

http://digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/31/01-gdl-disusunole-1550-1-fullbab.pdf

http://www.depkes.go.id/resources/donwlod/profil/Profil_Kes_Provinsi_20

15/23_Kaltim_2015.pdf. (Diakses pada tanggal 04 Oktober 2018).

Doenges, Marilyn E & Moorhouse Frances M (2001). Rencana Perawatan

Maternal/Bayi: pedoman untuk perencanaan dan dokumentasi perawatanklien.


Jakarta : ECG,2001

SDKI,SLKI,SIKI

Anda mungkin juga menyukai