Disusun Oleh
Tingkat 2B :
Afelika Wirahma Puri (183110201)
Dosen pembimbing :
Ns,Elvia MEtti,S.Kep,M.Kep,Sp.Mat
2020
PENGKAJIAN POST PARTUM BEDASARKAN FASE
1. PENGKAJIAN
Meninjau ulang catatan prenatal dan intra opeatif dan adanya Indikasi untuk kelahiran
abnormal cara pengumpulan data ,wawancara observasi pemekrisaan fisik ( IPPA)
a)Riwayat kesehatan
kehamilan yang direncanakan ,masalah saat hamil atau ANC,dan imunisasi yang diberikan
c.Riwayat melahirkan
tanggal melahirkan,lamanya persalinan,posisi fetus ,tipe malahirkan ,analgetik,masalah
selama melahirkan,jahitan pada perineum,dan pendarahan
d.Data bayi meliputi jenis kelamin dan BB bayi kesulitan dalam melahirkan bayi, Apsgar
Scor,,untuk menyusui atau pemberian susu formula,kelainan kongenital
B.Pemekrisaan fisik
1) Rambut Memngkaji adanya kekuatan rambut karena diet yg baik selama kehamilan
akan mempengarui kesehatan rambut
2) Muka mengkaji adanya bengkak pada wajah dan edema pada kelopak mata atau
lipatan bawah mata yg menonjol
3) Mata mengkaji adanya konjungttiva yg anemis bila bewarna merah dan basah (
normal) kering( dehidrasi) dan pucat ( anemia)
4) Payudara ( pembesaran ukuran,bentuk,konsistensi,warna payudara,kondisi utting
,kebersihan putting,inpeksi bentuk putting,dan perut untuk mengetahui adanya
distensi pada perut palpasi TFU dan konsitensi dan kontraksi uterus )
5) Locea mengkaji karakter jumlah warna bekuan darah yang keluar ,dan baunya
6) Sistem perkemihan palpasi dan perkusi untuk mengetahui adanya distensi pada
abdomen bawah
7) Perinium apakah ada tanda REEDA ( redness/Kemerahan ,Echymosis /Pendarahan
bawah kulit edema bengkak discharge perubahan locea approximation atau pertautan
jaringan
8) Ektremitas edema varises dapat bergerak bebas
f. Pemekrisaan penunjang
a.Jumlah darah lengkap HB,HT,mengkaji perubahan dan kadar pra operasi dan menegvaluasi
efek dari kehilangan darah
Diameter
Berat
Involusi TFU Bekas Melekat Keadaan Cervix
Uterus
Plasenta
Setelah Sepusat 1000 gr 12,5 Lembik
plasenta Pertengahan 500 gr 7,5 cm Dapat dilalui 2 jari
lahir pusat
1 minggu symphisis 350 gr 5 cm Dapat dimasuki 1 jari
Tak teraba
2 minggu 50 gr 2,5 cm
Sebesar hamil
6 minggu 2 minggu
30 gr
Normal
8 minggu
c. Lochia
Lochia adalah cairan yang dikeluarkan dari uterus melalui vagina dalam masa nifas.
Lochia bersifat alkalis, jumlahnya lebih banyak dari darah menstruasi. Lochia ini berbau
anyir dalam keadaan normal, tetapi tidak busuk.
Pengeluaran lochia dapat dibagi berdasarkan jumlah dan warnanya yaitu lokia rubra
berwarna merah dan hitam terdiri dari sel desidua, verniks kaseosa, rambut lanugo, sisa
mekonium, sisa darah dan keluar mulai hari pertama sampai hari ketiga.
6) Lochea rubra (cruenta)
Berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, vernik caseosa, lanugo,
mekonium. Selama 2 hari pasca persalinan.
2) Lochea sanguinolenta
Berwarna merah kuning berisi darah dan lendir, hari 3–7 pasca persalinan.
3) Lochea serosa
Berwarna kuning cairan tidak berdarah lagi. Pada hari ke 2–4 pasca persalinan.
4) Lochea alba
Cairan putih setelah 2 minggu.
5) Lochea purulenta
Terjadi infeksi keluar cairan seperti nanah, berbau busuk.
6) Lacheostatis
Lochea tidak lancar keluarnya.
d. Dinding perut dan peritonium
Setelah persalinan dinding perut longgar karena diregang begitu lama, biasanya akan
pulih dalam 6 minggu.
e. Sistim Kardiovasculer
Selama kehamilan secara normal volume darah untuk mengakomodasi penambahan
aliran darah yang diperlukan oleh placenta dan pembuluh darah uterus. Penurunan dari
estrogen mengakibatkan diuresis yang menyebabkan volume plasma menurun secara cepat
pada kondisi normal. Keadaan ini terjadi pada 24 sampai 48 jam pertama setelah kelahiran.
f. Ginjal
Aktifitas ginjal bertambah pada masa nifas karena reduksi dari volume darah dan
ekskresi produk sampah dari autolysis. Puncak dari aktifitas ini terjadi pada hari pertama post
partum.( V Ruth B, 1996: 230)
g. System Hormonal
6) Oxytoxin
Oxytoxin disekresi oleh kelenjar hipofise posterior dan bereaksi pada otot uterus dan
jaringan payudara. Selama kala tiga persalinan aksi oxytoxin menyebabkan pelepasan
plasenta. Setelah itu oxytoxin beraksi untuk kestabilan kontraksi uterus, memperkecil bekas
tempat perlekatan plasenta dan mencegah perdarahan.
Pada wanita yang memilih untuk menyusui bayinya, isapan bayi menstimulasi
ekskresi oxytoxin diamna keadaan ini membantu kelanjutan involusi uterus dan pengeluaran
susu. Setelah placenta lahir, sirkulasi HCG, estrogen, progesteron dan hormon laktogen
placenta menurun cepat, keadaan ini menyebabkan perubahan fisiologis pada ibu nifas.
2) Prolaktin
Pada wanita yang menyusui kadar prolaktin terus tinggi dan pengeluaran FSH di
ovarium ditekan.
Pada wanita yang tidak menyusui kadar prolaktin turun pada hari ke 14 sampai 21
post partum dan penurunan ini mengakibatkan FSH disekresi kelenjar hipofise anterior untuk
bereaksi pada ovarium yang menyebabkan pengeluaran estrogen dan progesteron dalam
kadar normal, perkembangan normal folikel de graaf, ovulasi dan menstruasi
3) Laktasi
Pada hari ke 3 postpartum, buah dada menjadi besar, keras dan nyeri. Ini menandai
permulaan sekresi air susu, dan kalau areola mammae dipijat, keluarlah cairan puting dari
puting susu.
( Obstetri Fisiologi UNPAD, 1983: 318 )
h. Tanda-tanda vital
Perubahan tanda-tanda vital pada massa nifas meliputi:
d) Tekanan darah :
Tekanan darah berubah rendah semua, ortistatik hipotensi adalah indikasi merasa pusing
atau pusing
tiba-tiba setelah terbangun, dapat terjadi 48 jam pertama.
Penyimpangan dari kondisi dan penyebab masalah :
a. Kecepatan rata-rata nadi adalah satu yang bertambah mungkin indikasi
hipovolemik akibat perdarahan.
b. Hipoventilasi mungkin mengikuti keadaan luar biasanya karena tingginya sub
arachnoid (spinal) blok.
c. Tekanan darah rendah mungkin karena refleksi dari hipovolemik sekunder
dari perdarahan, bagaimana tanda
d. terlambat dan gejala lain dari perdarahan kadang-kadang merupakan sinyal
tenaga medis
a.Ansietas b/d Kekhawatiran mengalami kegagalan d/d Merasa khawatir terhdap kondisi
yang dihadapi hal 180
b. Nyeri Akut b/d Agen cedera fisik ( hal.172) d/d tampak meringis dan bersikap protektif
Nyeri yg dirasakan pada ibu akan hilang setelah dilakukan tindakan dengan KH :
c.Risiko infeksi b/d Efek prosedur infasiv ( hal.304) d/d ketuban pecah,Hb menurun
Tanda-tanda infeksi yg terlihat pada ibu akan berkurang setelah dilakukan tindakan dengan
KH :
d. Risiko ketidakseimbangan cairan (hal 87) b/d trauma atau pembedahan d/d kulit
kering,locea banyak
e.Konstipasi ( hal 113 ) b/d ketidak cukupan diet d/d tidak teratur defekasi
Kelelahan yg dirasakan pada ibu akan hilang setelah dilakukan tindakan dengan KH :
Ibu mampu merawat kebersihan dirinya dan kenyaman yg dirasakan pada ibu akan muncul
setelah dilakukan tindakan dengan KH
Kesiapan peran menjadi orang tua yg dirasakan pada ibu akan timbul setelah dilakukan
tindakan dengan KH :
g.gangguan pola tidur b/d hambatan lingkungan d/d Mengeluh sulit tidur hal 126
SIKI 463
DAFTAR PUSTAKA