Disusun Oleh :
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salahsatuindikatoruntukmenentukanderajatkesehatansuatubangsaditandaidenga
ntinggirendahnyaangkakematianibudanbayi.Masanifasmerupakanhalpentinguntukdiper
hatikangunamenurunkanangkakematianibu dan bayi.
Selama15 tahun, angkakematianibudan
bayidiIndonesiamengalamipenurunanyanglebihlambatdariyangdiharapkan.AngkaKem
atianIbu(AKI)menurundari390per100.000kelahiranhidupdi1994menjadi228/100.000di
2010.AKBmenurundari30per1000kelahiranhidupdi1994menjadi19/1000 di 2007.
Masanifasmerupakanmasayangrawanbagiibu,sekitar60%kematianibuterjadiset
elahmelahirkandanhampir50%darikematianpadamasanifasterjadipada24jampertamaset
elahpersalinan,diantaranyadisebabkanolehadanyakomplikasimasanifas.Selamainiperda
rahanpascapersalinanmerupakanpenyebabkematianibu,namundenganmeningkatnyaper
sediaandarahdansistemrujukan,makainfeksimenjadilebihmenonjolsebagaipenyebabke
matiandanmordibitasibu (Saleha,2009)
Padamasanifasibujugaseringkalimengalamidepresi.Sebagaiperempuanmengan
ggapbahwamasa-masasetelahmelahirkanadalahmasa-masasulityangakan
menyebabkanmereka mengalamitekanansecara emosional. Untukitu dukungandari
keluargasangatdiperlukan untukmempercepatkesembuhandari depresi yangdialami
oleh ibu.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada Ny R denganpost partum
2. Tujuan Khusus
- Melakukan pengkajianpadakasus Ny.Rdengan post partum spontan
- Merumuskan dan menegakkan diagnosa keperawatan yang muncul pada kasus
Ny.R dengan post partum spontan.
- MenyusunintervensiyangtepatpadakasusNy.Rdenganpostpartumspontan.
- Melaksanakan implementasipada kasusNy.Rdengan postpartumspontan.
- MelakukanevaluasihasilasuhankeperawatanpadaNy.Rdenganpostpartum spontan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
B. PERIODE
Masa nifas dibagi dalam 3 periode:
1. Early post partum :Dalam 24 jam pertama.
2. Immediate post partum :Minggu pertama post partum.
3. Late post partum :Minggu kedua sampai dengan minggu keenam.
2. Lochea
Adalah cairan sekret yang berasal dari kavum uteri dan vagina dalam masa nifas.
Locea Rubra (Cruenta)
Berasal dari kavum uteri dan berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel
desidua, vernik kaseosa, lanugo dan mekonium, selama 2 hari pasca persalinan.
Lochea Sanguinolenta
Berwarna merah kuning berisi darah dan lendir. Hari ke 3 – 7 pasca pesalinan.
Lochea Serosa
Berwarna pink (merah muda) kecoklatan. Cairan tidak berdarah lagi. Pada hari ke 7 –
14 pasca persalinan.
Lochea Alba
Berwarna kuning putih. Setelah 2 minggu. Tanda bahaya jika setelah lochea rubra
berhenti warna darah tidak muda, bau seperti menstruasi. Lochea Purulenta jika
terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau busuk, Locheostiasis Lochea tidak
lancar keluarnya. Pengeluran rata-rata lochea 240 – 270 ml. (Mochtar, 2008).
3. Servik dan Vagina
Segera setelah melahirkan servik lunak dan dapat dilalui oleh 2 jari, sisinya tidak rata
karena robekan saat melahirkan. Bagaimanapun juga servik tidak dapat kembali secara
sempurna ke masa sebelum hamil. Osteum externum akan menjadi lebih besar karena
adanya. Dalam beberapa hari bentuk servik mengalami distersi, struktur internal
kembali dalam 2 minggu. Struktur eksternal melebar dan tampak bercelah. Sedangkan
vagina akan menjadi lebih lunak dengan sedikit rugae dan akan kembali mengecil tetapi
akan kembali ke ukuran semula seperti sebelum hamil dalam 6 – 8 minggu meskipun
bentuknya tidak akan sama persis hanya mendekati bentuk awalnya saja.
4. Perineum
Selama persalinan Perinum mendapatkan tekanan yang besar, yang kemudian setelah
persalinan menjadi edema. Perawat perlu mengkaji tingkat kenyamanan sehubungan
dengan adanya luka episiotomi, laserasi dan hemoroid. Perawat perlu melaporkan
adanya edema, khimosis, kemerahan dan pengeluaran (darah, pus, serosa). Dan apabila
ada luka episiotomy kaji tanda-tanda infeksi dan luka episiotomy ini akan sembuh
dalam 2 minggu. (Hacker, 2009).
5. Proses Laktasi
Di awal kehamilan, peningkatan estrogen yang diproduksi oleh placenta menstimulasi
perkembangan kelenjar susu. Pada hari pertama post partum terdapat perubahan pada
mammae ibu post partum. Semenjak masa kehamilan kolostrum telah disekresi. Pada 3
hari pertama post partum mammae terasa penuh atau membesar oleh karena kelahiran
plasenta diikuti dengan meningkatnya kadar prolaktin menstimulasi produksi susu.
(Hacker, 2009).
6. Sistem Kardiovaskuler
a. Tanda-tanda Vital
Jumlah denyut nadi normal antara 50 – 70 x/menit. Takikardi mengidentifikasi
perdarahan penyakit jantung infeksi dan kecemasan. Tekanan darah terus selalu
konsisten dengan keadaan sebelum melahirkan. Penurunan tekanan darah secara
drastis dicurigai adanya peradarahan. Kenaikan tekanan darah sistole 30 mmHg dan
distol 15 mmHg atau keduanya dicuriagi kehamilan dengan hipertensi atau eklamsi.
Kenaikan suhu tubuh hingga 38o C pada 24 jam pertama atau lebih diduga terjadi
infeksi atau karena dehidrasi. Perawat perlu mengkaji tanda-tanda vital, karena
sebagai petunjuk adanya peradarahan, infeksi atau komplikasi post partum lainnya.
b. Volume darah
Menurun karena kehilangan darah dan kembali normal 3-4 minggu
Persalinan normal : 200 – 500 cc, sesaria : 600 – 800 cc.
c. Perubahan hematologik
Ht meningkat, leukosit meningkat, neutrophil meningkat.
d. Jantung
Kembali ke posisi normal, COP meningkat dan normal 2-3 minggu.
7. Sistem Pernafasan
Diafragma turun dan paru kembali ke tingkat sebelum melahirkan dalam 6 – 8 minggu
post partum. Respiratory rate 16 – 24 kali per menit. Keseimbangan asam basa akan
kembali normal dalam 3 minggu post partum. Dan metabolisme basal akan meningkat
selama 14 hari post partum. (Hacker, 2009).
8. Sistem Muskuloskeletal
Pada kedua ekstremitas atas dan bawah dikaji apakah ada oedema atau perubahan
vaskular. Ekstermitas bawah harus diobservasi akan adanya udema dan varises. Jika ada
udema observasi apakah ada pitting udema, kanaikan suhu, pelebaran pembuluh vena,
kemerahan yang diduga sebagai tanda dari tromboplebitis (Hacker, 2009).
9. Sistem Persyarafan
Ibu post partum hiper refleksi mungkin terpapar kehamilan dengan hipertensi. Jika
terdapat tanda-tanda tersebut perawat harus mengkaji adanya peningkatan tekanan
darah, proteinuria, udema, nyeri epigastritik dan sakit kepala. (Hacker, 2009).
10. Sistem Perkemihan
Pada umumnya dalam 4 – 8 jam setelah melahirkan ibu post partum, mempunyai
dorongan untuk mengosongkan kandung kemih. Dalam waktu 48 jam kemudian ibu
post partum akan sering berkemih tiap 3 – 4 jam sekali untuk menghidari distensi
kandung kemih. (Hacker, 2009).
11. Sistem Pencernaan
Karakteristik dari fungsi normal usus adalah adanya bising usu 5 – 35 /menit.
Kurangnya pergerakan usus pada hari pertama post partum adalah hal yang biasa
terjadi. Sebagai akibat terjadinya udema saat kelahiran, kurang asupan makan (puasa)
sesaat sebelum melahirkan selanjutnya pada beberapa hari pertama post partum.
(Hacker, 2009).
Perubahan Psikologis
1. Taking in Phase
Timbul pada jam pertama kelahiran 1 – 2 hari selama masa ini ibu cenderung pasif, ibu
cenderung dilayani dalam memenuhi cenderung sendiri. Hal ini disebabkan rasa tidak
nyaman pada perineal, nyeri setelah melahirkan.
2. Taking Hold Phase
Ibu post partum mulai berinisiatif untuk melakukan tindakan sendiri, telah suka
membuat keputusan sendiri. Ibu mulai mempunyai ketertarikan yang kuat pada bayinya
pada hari 4 – 7 hari post partum.
3. Letting Go Phase
Ibu post partum dapat menerima keadaan dirinya apa adanya. Proses ini perlu
menyesuaikan diri terjadi pada hari terakhir minggu pertama.
B. Etiologi
1. Ketuban yang abnormal
2. Infeksi vagina / serviks
3. Kehamilan ganda
4. Polihidramnion
5. Trauma
6. Distensi urine
7. Serviks yang pendek
8. Prosedur medis
(Fadlun,dkk.2011.Asuhan Kebidanan Patologis)
Post Partum
Involusi uterus
episiotomi Kurang Proses
Kontraksi pengetahuan Parenting
Kontraksi Laserasi jalan
dalam menyusui
uterus lambat uterus lahir Terputsnya
Mekanisme Tak
(perineum, kontinuitas
Atonia uteri Pelepasan jaringan Terpenuhi
vagina) jaringan Menyusui
endometrium
tidak efektif Kelemahan
perdarahan
Fisik
Lokhea
Vol. Cairan turun keluar Nyeri Akut
Defisit
Kurang Port of the perawatan diri
Perub. Perfusi
perawatan entri
jaringan
Invasi Resiko
bakteri
Resiko syok infeksi
hipovolemik
Perubahan. Psikologis
Kondisi ibu lemah belajar tentang hal baru mampu menyesuaikan diri dengan keluarga
Resiko perubahan
menjadi orang tua
baru
F. PEMERIKSAANLABORATORIUM
Pemeriksaan leboratorium yang dilaksanakan antara lain :
1. Preparat saline basah untuk memeriksa adanya tricomona
2. Preparat basah potasium peroxide digunakan untuk memeriksa adanya jamur candidia
dan adanya gardnerela.
3. Urinalisis
4. Kultur gonorrhoe dan herpes servik
5. Kultur cerviks
6. Pemeriksaan darah lengkap,
7. Pemerilsaan virus herpes simplek tipe 1 dan 2
8. Westrern blood untuk pemeriksaan virus HIV
9. Chlamidia yaitu tes kultur atau tes untuk mendeteksi antigen
b. Perubahan Psikologis
1) Peran Ibu meliputi:Kondisi Ibu, kondisi bayi, faktor sosial-ekonomi, faktor
keluarga, usia ibu, konflik peran.
2) Baby Blues:Mulai terjadinya, adakah anxietas, marah, respon depresi dan
psikosis.
3) Perubahan Psikologis
- Perubahan peran, sebagai orang tua.
- Attachment yang mempengaruhi dari faktor ibu, ayah dan bayi.
- Baby Blues merupakan gangguan perasaan yang menetap, biasanya pada
hari III dimungkinkan karena turunnya hormon estrogen dan pergeseran
yang mempengaruhi emosi ibu.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Resiko syok hipovolemik berhubungan dengan perdarahan sekunder terhadap
atonia uteri.
b. Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan trauma jaringan perineum dan
kontraksi uterus berlebih.
c. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan masuknya kuman pada luka episiotomi
d. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelelahan setelah melahirkan.
e. Potensial terhadap perubahan peran orang tua yang berhubungan dengan transisi
pada masa menjadi orang tua dan perubahan peran.
3. Intervensi Keperawatan
a. Resiko syok hipovolemik b.d. perdarahan sekunder terhadapatonia uteri.
Tujuan : Syok hipovolemi tidak terjadi.
Kriteria hasil:
- Tekanan darah siastole 110-120 mmHg, diastole 80-85 mmHg.
- Nadi 60-80 kali permenit.
- Akral hangat, tidak keluar keringat dingin
- Perdarahan post partum kurang dari 100 cc
Intervensi :
- Monitor vital sign
- Kaji adanya tanda-tanda syok hipovelomik
- Monitor pengeluaran pervagina.
- Lakukan massage segera mungkin pada fundus uteri.
- Susukan bayi sesegera mungkin.
b. Gangguan rasa nyaman: nyeri b.d trauma jaringan perineum, kontraksi uterus
berlebih.
Tujuan :Nyeri berkurang atau hilang
Kriteria hasil :
- Ekspresi wajah klien tenang.
- Klien mengatakan nyeri berkurang atau hilang.
- Skala nyeri kurang dari 4.
- Nadi antara 60-80 kali permenit.
Intervensi :
- Kaji sebab-sebab nyeri pada klien.
- Ajarkan pada klien tentang metode distraksi dan relaksasi.
- Anjurkan pada klien untuk melakukan kompres dingin pada daerah perineum.
- Kolaborasi pemberian analgesic sesuai advis dokter.
f. Potensial terhadap perubahan peran orang tua yang b.d. transisi pada masa menjadi
orang tua dan perubahan peran.
Tujuan : Keluarga dapat memahami adanya perubahan proses dalam keluarga.
Kriteria hasil :
- Orang tua menunjukkan tingkah laku kasih saying terhadap bayinya
Intervensi :
- Observasi interaksi antara keluarga dengan bayinya.
- Anjukan ibu untuk menyentuh, merawat dan segera memberikan ASI.
- Berikan penjelasan semua tentang kebutuhan informasi yang diperlukan
pasien tentang kondisinya dan perawatan bayi.
- Fasilitasi keluarga dan sibling untuk menjenguk / menyentuh bayi.
DAFTAR PUSTAKA
Gulardi Hanifa Wiknjosastro. 2012. Ilmu Kebidanan. Edisi 6. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawiroharjo
Hacker, Moore (2009), Esensial Obstetri dan Ginekologi Edisi 2, Penerbit Buku Kedokteran
EGC, Jakarta.
Mochtar, Rostam. 2008. Sinopsis Obstetri Fisiologi Obstetri Patologi. Jakarta : EGC.