Anda di halaman 1dari 30

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.

S
DENGAN STATUS OBSTETRI P1A0 H1 POST PARTUM SPONTAN DENGAN KPD di
UPTD PUSKESMAS JIKEN

“Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Profesi Ners”

Disusun Oleh :
Ristian Teguh Dwi Wahyuni
202303047

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
CENDEKIA UTAMA KUDUS
2023
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. S


DENGAN STATUS OBSTETRI P1A0 H1 POST PARTUM SPONTAN DENGAN KPD di
UPTD PUSKESMAS JIKEN

Telah di setujui oleh


Tanggal Juni 2023

Pembimbing Kinik Pembimbing Akademik

Apt.Dadang Kun Septianto, S.Farm Biyanti Dwi Winarsih, S.Kep., Ns., M.Kep
NIP. 19820928 201001 1 019 NIDN. 060797801
BAB I
TINJAUAN TEORI

I. KONSEP TEORI POST PARTUM


A. PENGERTIAN
Post partum adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan kembali sampai alat-alat
kandungan kembali seperti sebelum hamil. Lama masa nifas / purperiumini yaitu 6 – 8
minggu (Mochtar, 2008). Akan tetapi seluruh alat genital akan kembali dalam waktu 3
bulan. Kejadian yang terpenting dalam nifas adalah involusi dan laktasi Hanifa, 2012).
Post portum / masa nifas dibagi dalam 3 periode (Mochtar, 2008) :
1. Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-
jalan.
2. Purperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya
mencapainya 6 – 8 minggu.
3. Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna
terutama bila selama hamil / waktu persalinan mempunyai komplikasi untuk sehat
sempurna bisa berminggu-minggu bulanan atau tahunan.

B. PERIODE
Masa nifas dibagi dalam 3 periode:
1. Early post partum :Dalam 24 jam pertama.
2. Immediate post partum :Minggu pertama post partum.
3. Late post partum :Minggu kedua sampai dengan minggu keenam.

C. PERUBAHAN FISIOLOGI DAN PSIKOLOGI POST PARTUM


 Perubahan Fisiologis
1. Uterus
Secara berangsur-angsur menjadi kecil (involusi) sehingga akhirnya kembali seperti
sebelum hamil. Pada waktu bayi lahir tinggi fundus uteri setinggi pusat dan berat uterus
1000 gram, waktu uri lahirtinggi fundus uteri 2 jari di bawah pusat dengan berat uterus
750 gram. 1 jam setelah lahir tinggi fundus uteri setinggi umbilikus dengan konsistensi
lembut dan kontraski masih ada. Setelah 12 jam tinggi fundus uteri 1 cm di atas
umbilikus setelah 2 hari tinggi fundus uteri turun 1 cm. Satu minggu setelah persalinan
tinggi fundus uteri pertengahan pusat simfisis dengan berat uterus 500 gram, dua
minggu setelah persalinan tinggi fundus uteri tidak teraba di atas simfisis dengan berat
uterus 350 gram. 6 minggu setelah persalinan tinggi fundus uteri bertambah kecil
dengan berat uterus 50 gram, dan 8 minggu setelah persalinan tinggi fundus uteri
kembali normal dengan berat 30 gram (Mochtar, 2008).
No Waktu TFU Konsistensi After pain Kontraksi
1. Segera setelah Pertengahan simpisis Terjadi
lahir dan umbilikus
2. 1 jam setelah Umbilikus Lembut
lahir
3. 12 jam setelah 1 cm di atas pusat
lahir
4. setelah 2 hari Turun 1 cm/hari Berkurang
Proses ini dipercepat oleh rangsangan pada puting susu.

2. Lochea
Adalah cairan sekret yang berasal dari kavum uteri dan vagina dalam masa nifas.
Locea Rubra (Cruenta)
Berasal dari kavum uteri dan berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel
desidua, vernik kaseosa, lanugo dan mekonium, selama 2 hari pasca persalinan.
Lochea Sanguinolenta
Berwarna merah kuning berisi darah dan lendir. Hari ke 3 – 7 pasca pesalinan.
Lochea Serosa
Berwarna pink (merah muda) kecoklatan. Cairan tidak berdarah lagi. Pada hari ke 7 –
14 pasca persalinan.
Lochea Alba
Berwarna kuning putih. Setelah 2 minggu. Tanda bahaya jika setelah lochea rubra
berhenti warna darah tidak muda, bau seperti menstruasi. Lochea Purulenta jika
terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau busuk, Locheostiasis Lochea tidak
lancar keluarnya. Pengeluran rata-rata lochea 240 – 270 ml. (Mochtar, 2008).
3. Servik dan Vagina
Segera setelah melahirkan servik lunak dan dapat dilalui oleh 2 jari, sisinya tidak rata
karena robekan saat melahirkan. Bagaimanapun juga servik tidak dapat kembali secara
sempurna ke masa sebelum hamil. Osteum externum akan menjadi lebih besar karena
adanya. Dalam beberapa hari bentuk servik mengalami distersi, struktur internal
kembali dalam 2 minggu. Struktur eksternal melebar dan tampak bercelah. Sedangkan
vagina akan menjadi lebih lunak dengan sedikit rugae dan akan kembali mengecil tetapi
akan kembali ke ukuran semula seperti sebelum hamil dalam 6 – 8 minggu meskipun
bentuknya tidak akan sama persis hanya mendekati bentuk awalnya saja.
4. Perineum
Selama persalinan Perinum mendapatkan tekanan yang besar, yang kemudian setelah
persalinan menjadi edema. Perawat perlu mengkaji tingkat kenyamanan sehubungan
dengan adanya luka episiotomi, laserasi dan hemoroid. Perawat perlu melaporkan
adanya edema, khimosis, kemerahan dan pengeluaran (darah, pus, serosa). Dan apabila
ada luka episiotomy kaji tanda-tanda infeksi dan luka episiotomy ini akan sembuh
dalam 2 minggu. (Hacker, 2009).
5. Proses Laktasi
Di awal kehamilan, peningkatan estrogen yang diproduksi oleh placenta menstimulasi
perkembangan kelenjar susu. Pada hari pertama post partum terdapat perubahan pada
mammae ibu post partum. Semenjak masa kehamilan kolostrum telah disekresi. Pada 3
hari pertama post partum mammae terasa penuh atau membesar oleh karena kelahiran
plasenta diikuti dengan meningkatnya kadar prolaktin menstimulasi produksi susu.
(Hacker, 2009).
6. Sistem Kardiovaskuler
a. Tanda-tanda Vital
Jumlah denyut nadi normal antara 50 – 70 x/menit. Takikardi mengidentifikasi
perdarahan penyakit jantung infeksi dan kecemasan. Tekanan darah terus selalu
konsisten dengan keadaan sebelum melahirkan. Penurunan tekanan darah secara
drastis dicurigai adanya peradarahan. Kenaikan tekanan darah sistole 30 mmHg dan
distol 15 mmHg atau keduanya dicuriagi kehamilan dengan hipertensi atau eklamsi.
Kenaikan suhu tubuh hingga 38o C pada 24 jam pertama atau lebih diduga terjadi
infeksi atau karena dehidrasi. Perawat perlu mengkaji tanda-tanda vital, karena
sebagai petunjuk adanya peradarahan, infeksi atau komplikasi post partum lainnya.
b. Volume darah
Menurun karena kehilangan darah dan kembali normal 3-4 minggu
Persalinan normal : 200 – 500 cc, sesaria : 600 – 800 cc.
c. Perubahan hematologik
Ht meningkat, leukosit meningkat, neutrophil meningkat.
d. Jantung
Kembali ke posisi normal, COP meningkat dan normal 2-3 minggu.
7. Sistem Pernafasan
Diafragma turun dan paru kembali ke tingkat sebelum melahirkan dalam 6 – 8 minggu
post partum. Respiratory rate 16 – 24 kali per menit. Keseimbangan asam basa akan
kembali normal dalam 3 minggu post partum. Dan metabolisme basal akan meningkat
selama 14 hari post partum. (Hacker, 2009).
8. Sistem Muskuloskeletal
Pada kedua ekstremitas atas dan bawah dikaji apakah ada oedema atau perubahan
vaskular. Ekstermitas bawah harus diobservasi akan adanya udema dan varises. Jika ada
udema observasi apakah ada pitting udema, kanaikan suhu, pelebaran pembuluh vena,
kemerahan yang diduga sebagai tanda dari tromboplebitis (Hacker, 2009).
9. Sistem Persyarafan
Ibu post partum hiper refleksi mungkin terpapar kehamilan dengan hipertensi. Jika
terdapat tanda-tanda tersebut perawat harus mengkaji adanya peningkatan tekanan
darah, proteinuria, udema, nyeri epigastritik dan sakit kepala. (Hacker, 2009).
10. Sistem Perkemihan
Pada umumnya dalam 4 – 8 jam setelah melahirkan ibu post partum, mempunyai
dorongan untuk mengosongkan kandung kemih. Dalam waktu 48 jam kemudian ibu
post partum akan sering berkemih tiap 3 – 4 jam sekali untuk menghidari distensi
kandung kemih. (Hacker, 2009).
11. Sistem Pencernaan
Karakteristik dari fungsi normal usus adalah adanya bising usu 5 – 35 /menit.
Kurangnya pergerakan usus pada hari pertama post partum adalah hal yang biasa
terjadi. Sebagai akibat terjadinya udema saat kelahiran, kurang asupan makan (puasa)
sesaat sebelum melahirkan selanjutnya pada beberapa hari pertama post partum.
(Hacker, 2009).

 Perubahan Psikologis
1. Taking in Phase
Timbul pada jam pertama kelahiran 1 – 2 hari selama masa ini ibu cenderung pasif, ibu
cenderung dilayani dalam memenuhi cenderung sendiri. Hal ini disebabkan rasa tidak
nyaman pada perineal, nyeri setelah melahirkan.
2. Taking Hold Phase
Ibu post partum mulai berinisiatif untuk melakukan tindakan sendiri, telah suka
membuat keputusan sendiri. Ibu mulai mempunyai ketertarikan yang kuat pada bayinya
pada hari 4 – 7 hari post partum.
3. Letting Go Phase
Ibu post partum dapat menerima keadaan dirinya apa adanya. Proses ini perlu
menyesuaikan diri terjadi pada hari terakhir minggu pertama.

D. TANDA-TANDA BAHAYA POSTPARTUM


o Perdarahan vagina yang hebat atau tiba-tiba bertambah banyak
o Pengeluaran vagina yang baunya menusuk
o Rasa sakit di bagian bawah abdomen atau punggung
o Sakit kepala terus-menerus, nyeri ulu hati, atau masalah penglihatan
o Pembengkakan di wajah/tangan
o Demam, muntah, rasa sakit waktu BAK, merasa tidak enak badan
o Payudara yang berubah menjadi merah, panas, dan atau terasa sakit
o Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang sama
o Rasa sakit, merah, lunak, dan pembengkakan di kaki
o Merasa sedih, merasa tidak mampu mengasuh sendiri bayinya/diri sendirinafas
terengah-engah
II. KONSEP TEORI KPD ( Ketuban Pecah Dini)
A. Pengertian
Ketuban pecah dini (KPD) adalah pecahnya/rupturnya selaput amnion
sebelum dimulainya persalinan yang sebenarnya atau pecahnya selaput amnion
sebelum usia kehamilannya mencapai 37 minggu dengan atau tanpa kontraksi.
(Mitayani, 2011.buku keperawatan maternitas,hal:74)
Ketuban pecah ini atau ketuban pecah sebelum waktunya adalah keluarnya
cairan dari jalan lahir / vagina sebelum proses persalinan. (Marmi, 2011)
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum waktu melahirkan atau
sebelum inpartu, pada pembukaan < 4cm (fase laten) . Nugroho,(2010)

B. Etiologi
1. Ketuban yang abnormal
2. Infeksi vagina / serviks
3. Kehamilan ganda
4. Polihidramnion
5. Trauma
6. Distensi urine
7. Serviks yang pendek
8. Prosedur medis
(Fadlun,dkk.2011.Asuhan Kebidanan Patologis)

C. Tanda dan gejala


1. Kencang-kencang (nyeri ringan dibagian bawah)
2. Keluarnya cairan ketuban dari vagina
3. Dapat disertai demam bila sudah ada infeksi.
4. Tampak air ketuban mengalir / selaput ketuban tidak ada dan air ketuban sudah
kering
5. Berbau anyir
6. Warna cairan putih agak keruh seperti santan encer
(Fadlun,dkk.dkk.2011.asuhan kebidanan patologis)

D. PENATALAKSANAAN
Konservatif
 Rawat di rumah sakit.
 Berikan antibiotik (ampisilin 4 x 500 mg atau eritromisin bila tidak tahan dengan
ampisilin dan metronidazol 2 x 500 mg selama 7 hari).
 Jika umur kehamilan < 32 – 34 minggu, dirawat selama air ketuban masih keluar
atau sampai air ketuban tidak keluar lagi.
 Jika umur kehamilan 32-37 minggu, belum inpartu, tidak ada infeksi, tes busa
negatif : beri deksametason, observasi tanda-tanda infeksi dan kesejahteraan janin.
Terminasi pada kehamilan 37 minggu.
 Jika usia kehamilan 32-37 minggu, sudah in partu, tidak ada infeksi, berikan
tokolitik (salbutamol), deksametason dan induksi sesudah 24 jam.
 Jika usia kehamilan 32-37 minggu, ada infeksi, beri antibiotik dan lakukan induksi.
 Nilai tanda-tanda infeksi (suhu, leukosit, tanda-tanda infeksi intrauterin).
 Pada usia kehamilan 32-34 minggu, berikan steroid untuk memacu kematangan
paru janin dan kalau memungkinkan periksa kadar lesitin dan spingomielin tiap
minggu. Dosis betametason 12 mg sehari dosis tunggal selama 2 hari,
deksametason i.m 5 mg setiap 6 jam sebanyak 4 kali.9
Aktif
 Kehamilan > 37 minggu, induksi dengan oksitosin, bila gagal pikirkan seksio
sesarea. Dapat pula diberikan misoprostol 50µg intravaginal tiap 6 jam maksimal 4
kali.
 Bila ada tanda-tanda infeksi, berikan antibiotika dosis tinggi dan persalinan diakhiri
jika :
a. Bila skor pelvik < 5, lakukanlah pematangan serviks, kemudian induksi. Jika tidak
berhasil, akhiri persalinan dengan seksio sesarea.
b. Bila skor pelvik > 5, induksi persalinan, partus pervaginam.9
E. PATHWAYS
10
F. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pemeriksaan leboratorium yang dilaksanakan antara lain :
1. Preparat saline basah untuk memeriksa adanya tricomona
2. Preparat basah potasium peroxide digunakan untuk memeriksa adanya jamur candidia dan adanya gardnerela.
3. Urinalisis
4. Kultur gonorrhoe dan herpes servik
5. Kultur cerviks
6. Pemeriksaan darah lengkap,
7. Pemerilsaan virus herpes simplek tipe 1 dan 2
8. Westrern blood untuk pemeriksaan virus HIV
9. Chlamidia yaitu tes kultur atau tes untuk mendeteksi antigen

G. PENATALAKSANAAN POST PARTUM


1. Early Ambulation
Ibu post partum diharapkan sedini mungkin melakukan early ambulation, dimana ibu 8 jam pertama istirahat tidur
terlentang, setelah 8 jam diperbolehkan miring ke kiri atau ke kanan untuk mencegah trombosis dan boleh bangun dari
tempat tidur setelah 24 jam sampai 48 jam post partum.
2. Perawatan Payudara
Perhatikan kebersihan mammae, putting bila ada luka segera obati, dan pada ibu yang belum mampu mengeluarkan ASI
dilakukan perawatan payudara post partum.
3. Pemberian Nutrisi
Nutrisi ibu diberikan harus memenuhi gizi seimbang porsinya lebih banyak daripada waktu hamil, disamping untuk
mempercepat pulihnya kesehatan setelah kelahiran juga untuk meningkatkan produksi ASI.
4. Aktivitas Seksual
11
Pasangan dianjurkan untuk menunggu sampai terdapat pengeluaran lochea akhir minggu ke 4. Perhatikan posisi, sebaiknya
wanita pada posisi atas untuk menghindari adanya penetrasi yang telalu dalam.

H. PERAWATAN POST PARTUM


Perawatan post partum dimulai sejak kala uri dengan menghindarkan adanya kemungkinan perdarahan post partum dan
infeksi. Bila ada laserasi jalan lahir atau luka episiotomi, lakukan penjahitan dan perawatan luka dengan baik. Penolong harus
tetap waspada sekurang-kurangnya 1 jam post partum, untuk mengatasi kemungkinan terjadinya perdarahan post partum.
Delapan jam post partum harus tidur telentang untuk mencegah perdarahan post partum. Sesudah 8 jam, pasien boleh miring ke
kanan atau ke kiri untuk mencegah trombhosis. Ibu dan bayi dapat ditempatkan dalam satu kamar. Pada hari seterusnya dapat
duduk dan berjalan. Diet yang diberikan harus cukup kalori, protein, cairan serta banyak buah-buahan. Miksi atau berkemih
harus secepatnya dapat dilakukan sendiri, bila pasien belum dapat berkemih sendiri sebaiknya dilakukan kateterisasi. Defekasi
harus ada dalam 3 hari post partum. Bila ada obstipasi dan timbul komprestase hingga vekal tertimbun di rektum, mungkin
akan terjadi febris. Bila hal ini terjadi dapat dilakukan klisma atau diberi laksan per os. Bila pasien mengeluh adanya mules,
dapat diberi analgetika atau sedatif agar dapat istirahat. Perawatan mamae harus sudah dirawat selama kehamilan, areola dicuci
secara teratur agar tetap bersih dan lemas, setelah bersih barulah bayi disusui.

I. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN POST PARTUM


1. PENGKAJIAN
a. Pemeriksaan Fisik
1) Monitor Keadaan Umum Ibu
- Jam I : tiap 15 menit, jam II tiap 30 menit
- 24 jam I : tiap 4 jam
- Setelah 24 jam : tiap 8 jam
2) Monitor Tanda-tanda Vital
3) Payudara : Produksi kolustrum 48 jam pertama.
12
4) Uterus : Konsistensi dan tonus, posisi tinggi dan ukuran.
5) Kandung Kemih dan Output Urine : Pola berkemih, jumlah distensi, dan nyeri.
6) Bowel : Pergerakan usus, hemoroid dan bising usus.
7) Lochea : Tipe, jumlah, bau dan adanya gumpalan.
8) Perineum : Episiotomi, laserasi dan hemoroid, memar, hematoma, edema, discharge dan approximation.
Kemerahan menandakan infeksi.
9) Ekstremitas : Tanda Homan, periksa redness, tenderness, warna.

b. Perubahan Psikologis
1) Peran Ibu meliputi:Kondisi Ibu, kondisi bayi, faktor sosial-ekonomi, faktor keluarga, usia ibu, konflik peran.
2) Baby Blues:Mulai terjadinya, adakah anxietas, marah, respon depresi dan psikosis.
3) Perubahan Psikologis
- Perubahan peran, sebagai orang tua.
- Attachment yang mempengaruhi dari faktor ibu, ayah dan bayi.
- Baby Blues merupakan gangguan perasaan yang menetap, biasanya pada hari III dimungkinkan karena
turunnya hormon estrogen dan pergeseran yang mempengaruhi emosi ibu.

2. Diagnosa Keperawatan
a. Menyusui Tidak Efektif (D.0029) Hal 76
b. Resiko Hipovolemia (D.0034) Hal 85
c. Gangguan Pola Tidur (D. 0055) Hal 126
d. Ketidaknyamanan Pasca Partum (D.0075) Hal 168
e. Nyeri Akut (D.0077) Hal 172
f. Defisit Pengetahuan (D. 0111) Hal 246
g. Resiko Gangguan Perlekatan (D.0127) Hal 278
13
h. Resiko Infeksi (D. 0142) Hal 304

3. Intervensi Keperawatan
Tabel Intervensi Keperawatan (Sumber : SDKI,SIKI,SLKI, 2016)

NO Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

1. Menyusui Tidak Efektif Status Menyusui (L.03029) Hal 119 Edukasi Menyusui (I.12393) Hal 71
(D. 0029)
Diharapkan status menyusui membaik, Observasi:
dengan kriteria hasil: 1. Identifikasi kesiapan dan kemapuan menerima
1. Perlekatan bayi pada payudara ibu informasi
membaik 2. Identifikasi tujuan atau keinginan menyusui
2. Kemampuan ibu memposisikan bayi
dengan benar membaik Terapeutik:
3. Berat badan bayi membaik 1. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
4. Tetesan/panacaran ASI membaik 2. Dukung ibu untuk meningkatkan kepercayaan diri
5. Suplai ASI adekuat dalam menyusui
6. Putting tidak lecet setelah 2 minggu 3. Libatkan sistem pendukung
membaik
7. Kepercayaan ibu membaik Edukasi:
1. Berikan konseling menyusui
2. Ajarkan empat posisi menyusui dan perlekatan
dengan benar
3. Ajarkan perawatan payudara post partum
2. Resiko Hipovolemia Status Cairan (L.03028) Hal 107 Pemantauan cairan (I.03121) Hal 238
(D.0023)
Diharapkan status cairan membaik, dengan Observasi:
kriteria hasil: 1. Monitor frekuensi dan kekuatan nadi
1. Kekuatan nadi meningkat 2. Monitor frekuensi napas
2. Tugor kulit meningkat 3. Monitor tekanan darah
3. Frekuensi nadi membaik 4. Monitor berat badan
4. Tekanan darah membaik 5. Monitor waktu pengisian kapiler
5. Tekanan nadi membaik 6. Monitor elastisitas atau tugor kulit
6. Membran mukosa membaik 7. Monitor jumlah, warna dan berat jenis urine
7. Kadar HB membaik 8. Monitor kadar albumin dan protein total
8. Kadar HT membaik
14

9. Intake cairan membaik 9. Monitor hasil pemeriksaan serum (mis. osmolaritas


10. Suhu tubuh membaik serum, hematokrit, natrium, kalium, BUN)
10. Monitor intake dan output cairan
11. Indentifikasi tanda-tanda hipovolemia (mis. frekuensi
nadi meningkat, nadi teraba lemah, tekanan darah
menurun, tekanan nadi menyempit, tugor kulit
menurun, membran mukosa lering, volume urin
menurun, hematokrit meningkat, haus, lemah,
konsentrasi urine meningkat, volume urine menurun
dalam waktu singkat)

Terapeutik:
1. Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan
kondisi pasien
2. Dokumentasikan hasil pemantauan

Edukasi:
1. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
2. Informasikan hasil pemantauan, jika perlu

3. Gangguan Pola Tidur Pola Tidur (L.05045) Hal 96 Edukasi aktivitas/istirahat (I.12362)
(D.0055)
Diharapkan kualitas tidur membaik, dengan Observasi:
kriteria hasil: Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
1. Kesulitan sulit tidur membaik informasi
2. Keluhan sering terjaga membaik
3. Keluhan tidak puas tidur membaik Terapeutik:
4. Keluhan istirahat tidak cukup membaik 1. Sediakan materi dan media pengaturan aktivitas dan
istirahat
2. Jadwalkan pemberian pendidikan kesehatan sesuai
kesepakatan
3. Berikan kesempatan kepada pasien dan keluarga
untuk bertanya

Edukasi:
15

1. Jelaskan pentingnya melakukan aktivitas


fisik/olahraga secara rutin
2. Anjurkan terlibat dalam aktivitas kelompok,
aktivitas bermain atau aktivitas lainnya
3. Anjurkan menyusun jadwal aktivitas dan istirahat
4. Ajarkan cara mengidentifikasi kebutuhan istirahat
(mis. kelelahan, sesak nafas saat aktivitas)
5. Ajarkan cara mengidentifikasi target dan jenis
aktivitas sesuai kemampuan
4. Ketidaknyamanan pasca partum Status kenyamanan pasca partum (L.07061) Manajemen nyeri (I.08238) Hal 201
(D. 0029) Hal 111
Observasi:
Diharapkan perasaan nyaman setelah 1. Identifikasi lokasi, karakterisik, durasi, frekuensi,
melahirkan meningkat, dengan kriteria kualitas, intensitas nyeri
hasil: 2. Identifikasi skala nyeri
1. Meringis meningkat 3. Identifikasi respon neyeri non verbal
2. Kontraksi uterus meningkat 4. Identifikasi faktor yang memperberat dan
3. Tekanan darah menurun memperingan nyeri
4. Frekuensi nadi menurun 5. Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
6. Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
7. Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
8. Monitor keberhasilan terapi komplementer yang
sudah diberikan
9. Monitor efek samping penggunaan analgetik

Terapeutik:
1. Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri
2. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
3. Fasilitasi istirahat dan tidur
4. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredahkan nyeri

Edukasi:
1. Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri
16

2. Kelaskan strategi meredakan nyeri


3. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
4. Anjurkan menggunakan analgesik secara tepat
5. Anjarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri

Kolaborasi:
Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
5. Nyeri Akut Tingkat nyeri (Hal 145) Manajemen nyeri (I.08238) Hal 201

Diharapkan nyeri menurun, dengan kriteria Observasi:


hasil: 1. Identifikasi lokasi, karakterisik, durasi, frekuensi,
1. Keluhan nyeri menurun kualitas, intensitas nyeri
2. Meringis menurun 2. Identifikasi skala nyeri
3. Gelisah menurun 3. Identifikasi respon neyeri non verbal
4. Kesulitan tidur menurun 4. Identifikasi faktor yang memperberat dan
5. Perasaan depresi menurun memperingan nyeri
5. Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
6. Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
7. Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
8. Monitor keberhasilan terapi komplementer yang
sudah diberikan
9. Monitor efek samping penggunaan analgetik

Terapeutik:
1. Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri
2. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
3. Fasilitasi istirahat dan tidur
4. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredahkan nyeri

Edukasi:
1. Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri
2. Kelaskan strategi meredakan nyeri
3. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
17

4. Anjurkan menggunakan analgesik secara tepat


5. Anjarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri

Kolaborasi:
Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
6. Defisit Pengetahuan Tingkat Pengetahuan (L.12111) Hal 146 Edukasi kesehatan (I.12383) Hal 65

Diharapkan kecukupan informasi kognitif Observasi :


membaik, dengan kriteria hasil: 1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
1. Perilaku sesuai anjuran meningkat informasi
2. Kemampun menjelaskan 2. Indentifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan
pengetahuan tentang suatu topik dan menurunkan motivasi perilaku hidup bersih dan
meningkat sehat
3. Perilaku sesuai dengan
kemampuan meningkat Terapeutik :
4. Perilaku membaik 1. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
2. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
3. Berikan kesempatan untuk bertanya

Edukasi :
1. Jelaskan faktor resiko yang dapat mempengaruhi
kesehatan
2. Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
3. Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk
meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat
7. Resiko gangguan perlekatan Perlekatan (L.13122) Hal 92 Promosi perlekatan (I. 10342) Hal 383

Diharapkan interaksi antara ibu dan anak Observasi :


meningkat, dengan kriteria hasil: 1. Monitor kegiatan menyusul
1. Mempraktikkan perilaku sehat selama 2. Identifikasi kemampuan bayi menghisap dan
hamil meningkat menelan ASI
2. Menyiapkan perlengkapan bayi 3. Identifikasi payudara ibu (mis. bengkak, puting
sebelum kelahiran meningkat lecet, mastitis, nyeri pada payudara)
3. Verbalisasi perasaan positif terhadap 4. Monitor perlekatan saat menyusui (mis. aerola
bayi meningkat bagian bawah lebih kecil dari pada aerola baian
atas, mulut
18

4. Mencium bayi meningkat bayi terbuka lebar, bibir bayi terputar keluar dan
5. Tersenyum kepada bayi meningkat dagu bayi menempel pada payudara ibu)
6. Melakukan kontak mata dengan bayi
meningkat Terapeutik :
7. Berbicara dengan baik meningkat 1. Hindari memegang kepala bayi
8. Bermain dengan bayi meningkat 2. Diskusikan dengan ibu masalah selama proses
9. Berespon dengan isyarat bayi menyusui
meningkat
10. Kekhawatiran menjalankan peran orang Edukasi :
tua menurun 1. Ajarkan ibu menopang seluruh tubuh bayi
11. Konflik hubungan orang tua dengan 2. Anjurkan ibu melepas pakaian bagian atas agar bayi
bayi/anak menurun dapat menyentuh payudara ibu
3. Anjurkan bayi yang mendekati kearah payudara ibu
dari bagian bawah
4. Anjurkan ibu memegang payudara menggunakan
jarinya seperti huruf “C” pada posisi jam 12-6 atau
3- 9 saat mengarahkan ke mulut bayi
5. Anjurkan ibu untuk menyusui menunggu mulut bayi
terbuka lebar sehingga aerola bagian bawah dapat
masuk sempurna
6. Anjurkan ibu mengenali tanda bayi siap menyusu
7. Resiko infeksi Tingkat Infeksi (L.14137) Hal 139 Pencegahan infeksi (I.14539) Hal 278

Diharapkan tingkat infeksi menurun, Observasi :


dengan kriteria hasil: Monitor tanda dam gejala infeksi lokal dam sistemik
1. Kebersihan tangan meningkat
2. Kebersihan badan meningkat Terapeutik :
3. Demam menurun 1. Batasi jumlah pengunjung
4. Kemeraha menurun 2. Berikan perawatan kulit pada aera edema
5. Nyeri menurun 3. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan
6. Bengkak menurun pasien dan lingkungan pasien
7. Kadar sel darah putih membaik 4. Pertahankan teknik aseptik pada pasien berisiko
8. Kadar sel darah merah membaik tinggi

Edukasi :
1. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
19

2. Ajarkan cara mencuci tangan denggan benar


4. 3. Ajarkan etika batuk
4. Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka
operasi
5. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
6. Anjurkan meningkatkan asupan
cairan Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian imunisasi, jika perlu
Implementasi Keperawatan
Implementasi Keperawatan Rencana keperawatan tindakan yang diberikan kepada pasien sesuai rencana keperawatan

yang sudah ditetapkan atau bila memungkinkan tergantung pada situasi dan kondisi klien (Putri, 2021)

5. Evaluasi Keperawatan
Dilaksanakan suatu penilaian terhadap asuhan keperawatan yang telah diberikan dengan berpegang teguh terhadap target

yang diharapakan, pada evaluasi ditentukan apakah perencanaan sudah mencapai target atau masih belum hingga masalah

teratasi sebagian atau timbul masalah baru (Putri, 2021)


Nama mahasiswa : RISTIAN TEGUH DWI WAHYUNI
NIM : 202303047
1. IDENTITAS KLIEN
Nama klien (inisial) : Ny. S
Umur : 25 Th
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Ds Cabak Kec. Jiken Kab. Blora
Diagnosa medis : G1P0A0 39 Mg Kala I dengan KPD
Tanggal masuk Puskesmas : 08/6/2023
Tanggal pengkajian : 08/6/2023

2. IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB


Nama ( inisial) : Tn. M
Umur : 27 th
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Alamat : Ds. Cabak Kec. Jiken Kab. Blora
Hubungan dengan klien : Suami

3. KELUHAN UTAMA SAAT PENGKAJIAN


Pasien mengatakan nyeri pada luka jahitan
P: Penyebab Luka jahitan
Q: Terasa seperti tersayat sayat
R: perinium
S: 4
T: Hilang timbul

4. RIWAYAT KLIEN MASUK PUSKESMAS


Pasien datang ke IGD Puskesmas Jiken pada tanggal 08 Juni 2023 dengan keluhan
kenceng kenceng, keluar cairan bening dari jalan lahir.

5. RIWAYAT OBSTETRI
i. RIWAYAT MENSTRUASI
Menarche : 14 tahun Siklus : 30 hari
Banyaknya : 1 Pembalut penuh dihari pertama Lamanya : 6-7 hari
HPHT : 03/09/2022
HPL : 10/06/2023
ii. RIWAYAT KEHAMILAN
Anak Ke Kehamilan Persalinan Komplikasi Nifas Anak
No Th U Penyuli Jenis Peno Penyulit Laserasi Infeksi Perdar Jenis BB PB
k t Long ahan

iii. RIWAYAT PERSALINAN SAAT INI


Jenis persalinan : Spontan
Tgl/jam : 08-6-2023/11.00
Jenis kelamin bayi : Laki - Laki
BB/PB : 2995 gram/49cm
Pendarahan : 120 cc
Masalah dalam persalinan : Ketuban Pecah Dini (KPD)

6. RIWAYAT SEKARANG
Pasien datang sendiri tanggal 08/5/2023 pukul 06.30 dengan G1P0A0 Ketuban Pecah
Dini (KPD)

7. RIWAYAT MASA LALU


Pasien mengatakan tidak ada riwayat penyakit terdahulu.

8. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA


Keluarga mengatakan tidak ada masalah kesehatan keluarga.

9. RIWAYAT KB
Pasien mengatakan belum pernah menggunakan KB

10. PENGKAJIAN POLA FUNGSIONAL (HANDERSON/GORDON)


a. Pola nutrisi
Pasien mengatakan pada saat 3 bulan pertama awal kehamilan makan nasi hanya
sedikit , setelah itu makan Kembali normal dengan komposisi nasi, sayur, lauk
makan 3 kali sehari.
b. Pola eliminasi
Pasien mengatakan BAK & BAB tidak ada masalah
c. Pola personal hygiene
Pasien mengatakan mandi sehari 2 kali, gosok gigi pagi dan sebelum tidur.
d. Pola aktifitas dan latihan
Pasien mengatakan tidak ada masalah dalam aktifitas sehari-hari
e. Pola istirahat dan tidur
Pasien mengatakan saat hamil pola tidur sedikit terganggu karena merasa begah.
f. Pola kognitif/perseptual
Pasien mengatakan nyeri pada luka jahitan
P: Penyebab Luka jahitan
Q: Terasa seperti tersayat sayat
R: perinium
S: 4
T: Hilang timbul
g. Persepsi diri/konsep diri
Identitas diri: pasien mampu mengenali dirinya sendiri sebagai seorang istri dan
ibu.
Gambaran diri: Pasien merasa kalau dirinya sakit memerlukan pertolongan
Ideal diri: Pasien mengatakan ingin segera pulang
Harga diri: Pasien mengatakan sangat memerlukan keluarganya.
h. Pola peran/hubungan
Pasien mengatakan hubungan dengan keluarga dan tetangga sekitar baik.
i. Pola seksual / reproduksi
Pasien mengatakan tidak ada masalah
j. Pola koping / toleransi stress
Pasien mengatakan jika ada masalah ia akan menceritakannya kepada keluarga.

11. PEMERIKSAAN FISIK


Keadaan umum : Pasien dengan kesadaran compos mentis, dengan GCS 15,
tanda vital TD: 100/60 mmHg. Nadi 80x/menit, Respirasi
20x/menit, Suhu 36,5oC, SPO2 98%
Kepala : Mesocephal, kulit kepala bersih, rambut hitam lurus.
Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih
Hidung : Simetris, bersih, tidak ada sekret, tidak ada polip
Mulut : Bibir lembab, lidah bersih, gigi tidak karies, gusi tidak
bengkak dan berdarah
Telinga : Simetris, bersih, tidak ada serumen
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada nyeri
telan. Tidak ada pembesaran kelenjar limfe
Dada : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada, ictus cordis tak
tampak, tidak ada benjolan, tidak ada wheezing, tidak ada
stridor maupun ronkhi
Ekstremitas : Simetris, tidak ada oedema pada tangan dan kaki, tidak
ada varices, ujung kuku tidak pucat, pergerakan normal
Jantung : I: Tidak terlihat ictus cordis
P: Ictus kordis tidak teraba
P: Terdengar suara pekak pada ICS 2- ICS 6 bagian kiri
A: Irama terdengar S1= lup S2= dup, tidak ada suara
tambahan.
Paru – paru : I: Gerakan dada kanan dan kiri simetris tidak terdapat
lesi,tidak terdapat retraksi dinding dada
P: Pengembangan dada kanan dan kiri sama fremitus
vokalkanandankirisama
P: Terdengar suara sonor pada lapang paru ICS 1-5
A: Terdengar vesikuler tidak ada suara whezing, ronki
maupun krekles
Payudara I: Payudara kanan dan kiri simetris, tidk terdapat lesi
maupun scar
Pal: Tidak ada benjolan
Abdomen : I : Simetris dan bentuk cembung
A : Peristaltik usus 22 X/menit
P : terdapat nyeri tekan
P : 2 jari di bawah pusat terdengar suara timpani
TFU :
Kontraksi uterus : Keras
Nyeri : skala nyeri : 4
Posisi uterus : 2 jarii di bawah pusat , posisi: dikanan
Kondisi post partum :
Diastasis rektoabdominalis : 2 saat dilatasi/5 saat relaks
Genitalia
a. Pendarahan
Jumlah :120 cc
Warna : merah segar
Konsistensi : cair
Nyeri :4
Bau : anyir
b. Flour albus
Jumlah : Tidak ada
Warna : Tidak ada
Konsistensi : Tidak ada
Nyeri : Tidak ada
Bau :tidak ada
c. Lokhea
Jumlah : 90cc
Warna : merah gelap/lochea rubra
Konsistensi : cair
Nyeri :4
Bau : anyir
d. Luka episiotomi
Kondisi luka : baik
Nyeri :4
Redness : Tidak ada
Edema : tidak ada
Ekhimosis : Tidak
Dischart : tidak ada
Aproximation : baik
e. Pemasangan kateter: Tidak ada
Ekstremitas atas
Kekuatan otot : kuat
Pergerakan : aktif
Keluhan : tidak ada
Ekstremitas bawah
Keluhan : tidak ada
Edema : tidak
Kekuatan otot : kuat
Pergerakan : normal
Homan sighns : tidak ada

12. PEMERIKSAAN PENUNJANG


Tanggal :08/6/2023
Nama Test Flag Hasil Satuan Nilai Rujukan
HEMATOLOGI
Hema 5 Diff :
Lekosit (WBC) 10,89 10^3/Ul 3,6-11,0
Hemoglobin (HGB) L 10,3 g/dl. 11,7-15,5
Hematokrit (HCT) L 31,5 % 35-47
Trombosit (PLT) 300 10^3/Ul 150-440
Hitung jenis lekosit :
Granulosit H 74,8 % 50-70
Limfosit L 19,3 % 25-40
Monosit 4,9 % 2-8
Eosinophil L 0,6 % 2-4
Basofil 0,4 % 0-1
Elektrolit :
Natrium (Na) L 129,9 Mmol/l 135-147
Kalium (K) 4.04 Mmol/l 3.5-5,0
Chlorida (Cl) 101,5 Mmol/l 95-105
13. TERAPI
Pada tanggal 08/6/2023 pasien mendapat terapi post partum spontan P/O Claneksi
3x50mg, As. Mefenamat 3x500mg, Hemafort 1x1

14. PROSES KEPERAWATAN


A. Analisa Data
Tgl/jam Data Problem Etiologi
08/6/202 Ds: Gangguan rasa Luka perinium
3 jam Pasien mengatakan kurang nyaman nyeri
11.00 nyaman dan nyeri bagian luka
jahitan.
P: Jalan Lahir
Q: Tertusuk-tusuk
R: Perinium
S: 4
T: Hilang timbul
Do:
Klien tampak meringis kesakitan,
TD: 115/78mmhg
N: 89 x/menit
S: 36,5
RR: 20x/menit
08/6/202 Ds: Defisit Kurang terpapar
3 jam Pasien mengatakan belum tahu pengetahuan informasi
11.00 cara merawat payudara setelah
melahirkan karena ini anak
pertama
Do:
Klien tampak menggelengkan
kepala saat ditanya tentang
perawatan payudara dan tampak
ingin tahu bagaimana cara
perawtan payudara yang baik dan
benar
08/6/202 Ds: - Resiko Infeksi Efek prosedur
3 Do : invasif
Jam - Terdapat luka Episiotomy
17.00 - Terdapat lochea rubra, bau
amis
- Nilai Hb : 10,3
- Tidak ada tanda REEDA

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan rasa nyaman dan nyeri berhubungan dengan luka perineum
2. Defisit Pengetahuan b.d kurang terpapar informasi
3. Resiko Infeksi b.d Efek prosedur invasif
C. INTERVENSI

Tgl/Jam Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Renacana


kriteria hasil Tindakan
08/6/2023 Gangguan rasa nyaman dan Setelah dilakukan 1. Identifikasi
jam 11.00 nyeri berhubungan dengan Tindakan lokasi,
luka jahitan perinium keperawatan 2x24 karakteristik,
jam diharapkan durasi, skla,
pasien merasa frekuensi dan
nyaman dan tidak kualitas nyeri
nyeri dengan 2. Identifikasi
kriteria hasil: respon nyeri Non-
1. keluhan tidak verbal
nyaman dan nyeri 3. Monitor TTV
menurun 4. Jarkan Teknik
2. meringis Non Farmakologi
menurun (tarik nafas
3. Tekanan darah dalam)
membaik
4. Skala nyeri
berkurang
5. Pasien tampak
Rileks
1.
08/6/2023 Defisit pengetahuan Setelah dilakukan 1. Identifikasi
jam 11.00 berhubungan dengan kurang Tindakan kesiapan dan
terpapar informasi keperawatan kemampuan
2x24jam menerima
diharapkan pasien informasi
mengerti tentang 2. Sediakan
perawatan materi dan media
payudara dengan Pendidikan
kriteria hasil: Kesehatan
1. Mengerti cara 3. jadwalkan
perawatan Pendidikan
payudara Kesehatan sesuai
2. Menerapkan kesepakatan
dan mmperagakan 4. Beri
bagaimana cara kesempatan untuk
merawat payudara bertanya
yang benar dan 5. Ajarkan
baik 3. perawatan
Menerima dan Payudara
memahami apa
yang disampaikan
oleh perawat
08/6/2023 Resiko infeksi b.d efek Setelah dilakukan 1. Inspeksi insisi
jam 11.00 prosedur invasif Tindakan atau robekan
keperawatan perineum
2x24jam 2. Berikan posisi
diharapkan nyaman
tingkat infeksi 3. Pertahankan
pasien dapat perineum tetap
menurun dengan kering
kriteria hasil : 4. Anjarkan
1. Nyeri menurun keluarga dan
2. Kebersihan pasien
Tangan mengobservasi
meningkat tanda abnormal
3. Kebersihan diri pada Perineum
meningkat 5. Kolaborasi
4. Nafsu makan pemberian
meningkat analgetik

D. IMPLEMENTASI
Tgl/Jam Diagnosa Implementasi Respon Pasien TTD
Keperawatan
08/6/2023 DX.1 1. mengidentifikasi S: Pasien Ristian
jam 11.10 lokasi, karakteristik, mengatakan
durasi, skala, frekuensi, kurang nyaman
dan kualitas nyeri. dan nyeri
dibagian jalan
lahir
P: Jalan Lahir
Q: Tertusuk-
tusuk
R: Luka
Perineum
S: 4
T: Hilang
timbul

O:Pasien
tampak
meringis,
2. Mengindentifikasi gelisah dan
Respon nyeri non verbal kurang nyaman

S: Pasien
mengtakan
3. memonitor Tanda nyeri di luka
tanda Vital perineum
O: Pasien
tampak
meringis

S: -
O: pasien
4. mengajarkan Teknik tampak
Non farmakologi (teknik kooperatif
tarik nafas dalam) TD: 128/73
N: 69x/menit
RR: 20 x/menit
S: 36,5

S: Pasien
mengatakan
bersedia
melakukan
teknik nafas
dalam
O: Pasien
tampak paham
dan mengikuti
08/06/2023 DX.2 1.Menjadwalkan S: Pasien Ristian
jam 11.15 pendidikan kesehatan mengatakan
sesuai kesepakatan setuju
pendidikan
kesehatan
dilaksanakan tgl
26/5/2023 jam
11.00
O: Pasien
tampak antusias
09/6/2023 DX.1 1. mengidentifikasi S: Pasien Ristian
jam 09.00 lokasi, karakteristik, mengatakan
durasi, skala, frekuensi, kurang nyaman
dan kualitas nyeri. dan nyeri
dibagian jalan
lahir
P: Jalan Lahir
Q: Tertusuk-
tusuk
R: Luka
Perineum
S: 3
T: Hilang
timbul

O:pasien
tampak
meringis, tetapi
2. Mengindentifikasi sudah sedikit
Respon nyeri non verbal nyaman

S: Pasien
mengtakan
nyeri di luka
3. memonitor Tanda perineum
tanda Vital berkurang
O: Pasien
tampak
meringis

S: -
O: pasien
4. mengajarkan Teknik tampak
Non farmakologi (teknik kooperatif
tarik nafas dalam) TD: 110/73
N: 80x/menit
RR: 20 x/menit
S: 36,5

S: Pasien
mengatakan
Setelah
diajarkan teknik
tarik nafas ,
nyeri luka
jahitan
berkurang
O: Pasien
tampak
kooperatif dan
mengatakan
dengan baik
09/6/2023 DX. 2 1.Mengidentifikasi S: Pasien Ristian
jam 11.00 Kesiapan dan mengatakan
kemampuan menerima siap diberitahu
informasi cara merawat
payudara yang
benar dan baik
O: Pasien
Tampak
semnagat

2.Menyediakan Materi S: Pasien


dan media pendidikan mengatakan
kesehatan siap menerima
informasi
pendidikan
kesehatan
O: Pasien
tampak
memperhatikan
informasi
3.Mengajarkan
perawatan payudara S: Pasien
mengatakan
setelah
menerima
materi pasien
lebih paham
O: Pasien
tampak
mempraktekan
sendiri apa yang
sudah
4.Memberikan disampaikan
kesempatan untuk pemateri
bertanya
S: Pasien
bertanya
tentang materi
yang
disamopaikan
O: Pasien
tampak aktif
bertanya
09/6/2023 Dx 3 1. Inspeksi insisi atau S: - Ristian
jam 12.00 robekan perineum O:
2. Berikan posisi - Terdapat luka
nyaman episiotomy
3. Pertahankan perineum - Terdapat
tetap kering lochea rubra,
4. Anjarkan keluarga bau amis
dan pasien - Hasil Lab
mengobservasi tanda Leukosit :
abnormal pada 13,7
Perineum - Tidak ada
tanda
REEDA

E. EVALUASI
Tgl/jam Diagnosa Keperawatan Catatan Perkembangan
09/6/2023 Gangguan Rasa nyaman S: Pasien mengatakan nyeri
jam 14.00 berhubungan dengan luka berkurang
jahitan perineum P: Jalan lahir
Q: Tertusuk-tusuk
R: Luka perineum
S: 3
T: Hilang timbul

O: Pasien mengatakan sudah


sedikit nyaman dan nyeri
berkurang
TD: 110/73
N: 80x/menit
RR: 20 x/menit
S: 36,5
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
- Mengajarkan teknik
nonfarmakologi (teknik
nafas dalam)
09/6/2023 Defisit pengetahuan S: Pasien mengatakan sudah
berhubungan dengan kurang paham tentang perawatan
terpapar informasi payudara yang diajarkan oleh
perawat
O: Pasien kooperatif
A: Masalah teratasi
P: Hentikan Intervensi
09/6/2023 Resiko Infeksi berhubungan S:-
dengan efek prosedur invasif O:
- Terdapat luka episiotomy
- Terdapat lochea rubra, bau
amis
- Hasil Lab leukosit :13,7
- Tidak ada tanda REEDA
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan Intervensi

Anda mungkin juga menyukai