S
DENGAN STATUS OBSTETRI P1A0 H1 POST PARTUM SPONTAN DENGAN KPD di
UPTD PUSKESMAS JIKEN
Disusun Oleh :
Ristian Teguh Dwi Wahyuni
202303047
Apt.Dadang Kun Septianto, S.Farm Biyanti Dwi Winarsih, S.Kep., Ns., M.Kep
NIP. 19820928 201001 1 019 NIDN. 060797801
BAB I
TINJAUAN TEORI
B. PERIODE
Masa nifas dibagi dalam 3 periode:
1. Early post partum :Dalam 24 jam pertama.
2. Immediate post partum :Minggu pertama post partum.
3. Late post partum :Minggu kedua sampai dengan minggu keenam.
2. Lochea
Adalah cairan sekret yang berasal dari kavum uteri dan vagina dalam masa nifas.
Locea Rubra (Cruenta)
Berasal dari kavum uteri dan berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel
desidua, vernik kaseosa, lanugo dan mekonium, selama 2 hari pasca persalinan.
Lochea Sanguinolenta
Berwarna merah kuning berisi darah dan lendir. Hari ke 3 – 7 pasca pesalinan.
Lochea Serosa
Berwarna pink (merah muda) kecoklatan. Cairan tidak berdarah lagi. Pada hari ke 7 –
14 pasca persalinan.
Lochea Alba
Berwarna kuning putih. Setelah 2 minggu. Tanda bahaya jika setelah lochea rubra
berhenti warna darah tidak muda, bau seperti menstruasi. Lochea Purulenta jika
terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau busuk, Locheostiasis Lochea tidak
lancar keluarnya. Pengeluran rata-rata lochea 240 – 270 ml. (Mochtar, 2008).
3. Servik dan Vagina
Segera setelah melahirkan servik lunak dan dapat dilalui oleh 2 jari, sisinya tidak rata
karena robekan saat melahirkan. Bagaimanapun juga servik tidak dapat kembali secara
sempurna ke masa sebelum hamil. Osteum externum akan menjadi lebih besar karena
adanya. Dalam beberapa hari bentuk servik mengalami distersi, struktur internal
kembali dalam 2 minggu. Struktur eksternal melebar dan tampak bercelah. Sedangkan
vagina akan menjadi lebih lunak dengan sedikit rugae dan akan kembali mengecil tetapi
akan kembali ke ukuran semula seperti sebelum hamil dalam 6 – 8 minggu meskipun
bentuknya tidak akan sama persis hanya mendekati bentuk awalnya saja.
4. Perineum
Selama persalinan Perinum mendapatkan tekanan yang besar, yang kemudian setelah
persalinan menjadi edema. Perawat perlu mengkaji tingkat kenyamanan sehubungan
dengan adanya luka episiotomi, laserasi dan hemoroid. Perawat perlu melaporkan
adanya edema, khimosis, kemerahan dan pengeluaran (darah, pus, serosa). Dan apabila
ada luka episiotomy kaji tanda-tanda infeksi dan luka episiotomy ini akan sembuh
dalam 2 minggu. (Hacker, 2009).
5. Proses Laktasi
Di awal kehamilan, peningkatan estrogen yang diproduksi oleh placenta menstimulasi
perkembangan kelenjar susu. Pada hari pertama post partum terdapat perubahan pada
mammae ibu post partum. Semenjak masa kehamilan kolostrum telah disekresi. Pada 3
hari pertama post partum mammae terasa penuh atau membesar oleh karena kelahiran
plasenta diikuti dengan meningkatnya kadar prolaktin menstimulasi produksi susu.
(Hacker, 2009).
6. Sistem Kardiovaskuler
a. Tanda-tanda Vital
Jumlah denyut nadi normal antara 50 – 70 x/menit. Takikardi mengidentifikasi
perdarahan penyakit jantung infeksi dan kecemasan. Tekanan darah terus selalu
konsisten dengan keadaan sebelum melahirkan. Penurunan tekanan darah secara
drastis dicurigai adanya peradarahan. Kenaikan tekanan darah sistole 30 mmHg dan
distol 15 mmHg atau keduanya dicuriagi kehamilan dengan hipertensi atau eklamsi.
Kenaikan suhu tubuh hingga 38o C pada 24 jam pertama atau lebih diduga terjadi
infeksi atau karena dehidrasi. Perawat perlu mengkaji tanda-tanda vital, karena
sebagai petunjuk adanya peradarahan, infeksi atau komplikasi post partum lainnya.
b. Volume darah
Menurun karena kehilangan darah dan kembali normal 3-4 minggu
Persalinan normal : 200 – 500 cc, sesaria : 600 – 800 cc.
c. Perubahan hematologik
Ht meningkat, leukosit meningkat, neutrophil meningkat.
d. Jantung
Kembali ke posisi normal, COP meningkat dan normal 2-3 minggu.
7. Sistem Pernafasan
Diafragma turun dan paru kembali ke tingkat sebelum melahirkan dalam 6 – 8 minggu
post partum. Respiratory rate 16 – 24 kali per menit. Keseimbangan asam basa akan
kembali normal dalam 3 minggu post partum. Dan metabolisme basal akan meningkat
selama 14 hari post partum. (Hacker, 2009).
8. Sistem Muskuloskeletal
Pada kedua ekstremitas atas dan bawah dikaji apakah ada oedema atau perubahan
vaskular. Ekstermitas bawah harus diobservasi akan adanya udema dan varises. Jika ada
udema observasi apakah ada pitting udema, kanaikan suhu, pelebaran pembuluh vena,
kemerahan yang diduga sebagai tanda dari tromboplebitis (Hacker, 2009).
9. Sistem Persyarafan
Ibu post partum hiper refleksi mungkin terpapar kehamilan dengan hipertensi. Jika
terdapat tanda-tanda tersebut perawat harus mengkaji adanya peningkatan tekanan
darah, proteinuria, udema, nyeri epigastritik dan sakit kepala. (Hacker, 2009).
10. Sistem Perkemihan
Pada umumnya dalam 4 – 8 jam setelah melahirkan ibu post partum, mempunyai
dorongan untuk mengosongkan kandung kemih. Dalam waktu 48 jam kemudian ibu
post partum akan sering berkemih tiap 3 – 4 jam sekali untuk menghidari distensi
kandung kemih. (Hacker, 2009).
11. Sistem Pencernaan
Karakteristik dari fungsi normal usus adalah adanya bising usu 5 – 35 /menit.
Kurangnya pergerakan usus pada hari pertama post partum adalah hal yang biasa
terjadi. Sebagai akibat terjadinya udema saat kelahiran, kurang asupan makan (puasa)
sesaat sebelum melahirkan selanjutnya pada beberapa hari pertama post partum.
(Hacker, 2009).
Perubahan Psikologis
1. Taking in Phase
Timbul pada jam pertama kelahiran 1 – 2 hari selama masa ini ibu cenderung pasif, ibu
cenderung dilayani dalam memenuhi cenderung sendiri. Hal ini disebabkan rasa tidak
nyaman pada perineal, nyeri setelah melahirkan.
2. Taking Hold Phase
Ibu post partum mulai berinisiatif untuk melakukan tindakan sendiri, telah suka
membuat keputusan sendiri. Ibu mulai mempunyai ketertarikan yang kuat pada bayinya
pada hari 4 – 7 hari post partum.
3. Letting Go Phase
Ibu post partum dapat menerima keadaan dirinya apa adanya. Proses ini perlu
menyesuaikan diri terjadi pada hari terakhir minggu pertama.
B. Etiologi
1. Ketuban yang abnormal
2. Infeksi vagina / serviks
3. Kehamilan ganda
4. Polihidramnion
5. Trauma
6. Distensi urine
7. Serviks yang pendek
8. Prosedur medis
(Fadlun,dkk.2011.Asuhan Kebidanan Patologis)
D. PENATALAKSANAAN
Konservatif
Rawat di rumah sakit.
Berikan antibiotik (ampisilin 4 x 500 mg atau eritromisin bila tidak tahan dengan
ampisilin dan metronidazol 2 x 500 mg selama 7 hari).
Jika umur kehamilan < 32 – 34 minggu, dirawat selama air ketuban masih keluar
atau sampai air ketuban tidak keluar lagi.
Jika umur kehamilan 32-37 minggu, belum inpartu, tidak ada infeksi, tes busa
negatif : beri deksametason, observasi tanda-tanda infeksi dan kesejahteraan janin.
Terminasi pada kehamilan 37 minggu.
Jika usia kehamilan 32-37 minggu, sudah in partu, tidak ada infeksi, berikan
tokolitik (salbutamol), deksametason dan induksi sesudah 24 jam.
Jika usia kehamilan 32-37 minggu, ada infeksi, beri antibiotik dan lakukan induksi.
Nilai tanda-tanda infeksi (suhu, leukosit, tanda-tanda infeksi intrauterin).
Pada usia kehamilan 32-34 minggu, berikan steroid untuk memacu kematangan
paru janin dan kalau memungkinkan periksa kadar lesitin dan spingomielin tiap
minggu. Dosis betametason 12 mg sehari dosis tunggal selama 2 hari,
deksametason i.m 5 mg setiap 6 jam sebanyak 4 kali.9
Aktif
Kehamilan > 37 minggu, induksi dengan oksitosin, bila gagal pikirkan seksio
sesarea. Dapat pula diberikan misoprostol 50µg intravaginal tiap 6 jam maksimal 4
kali.
Bila ada tanda-tanda infeksi, berikan antibiotika dosis tinggi dan persalinan diakhiri
jika :
a. Bila skor pelvik < 5, lakukanlah pematangan serviks, kemudian induksi. Jika tidak
berhasil, akhiri persalinan dengan seksio sesarea.
b. Bila skor pelvik > 5, induksi persalinan, partus pervaginam.9
E. PATHWAYS
10
F. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pemeriksaan leboratorium yang dilaksanakan antara lain :
1. Preparat saline basah untuk memeriksa adanya tricomona
2. Preparat basah potasium peroxide digunakan untuk memeriksa adanya jamur candidia dan adanya gardnerela.
3. Urinalisis
4. Kultur gonorrhoe dan herpes servik
5. Kultur cerviks
6. Pemeriksaan darah lengkap,
7. Pemerilsaan virus herpes simplek tipe 1 dan 2
8. Westrern blood untuk pemeriksaan virus HIV
9. Chlamidia yaitu tes kultur atau tes untuk mendeteksi antigen
b. Perubahan Psikologis
1) Peran Ibu meliputi:Kondisi Ibu, kondisi bayi, faktor sosial-ekonomi, faktor keluarga, usia ibu, konflik peran.
2) Baby Blues:Mulai terjadinya, adakah anxietas, marah, respon depresi dan psikosis.
3) Perubahan Psikologis
- Perubahan peran, sebagai orang tua.
- Attachment yang mempengaruhi dari faktor ibu, ayah dan bayi.
- Baby Blues merupakan gangguan perasaan yang menetap, biasanya pada hari III dimungkinkan karena
turunnya hormon estrogen dan pergeseran yang mempengaruhi emosi ibu.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Menyusui Tidak Efektif (D.0029) Hal 76
b. Resiko Hipovolemia (D.0034) Hal 85
c. Gangguan Pola Tidur (D. 0055) Hal 126
d. Ketidaknyamanan Pasca Partum (D.0075) Hal 168
e. Nyeri Akut (D.0077) Hal 172
f. Defisit Pengetahuan (D. 0111) Hal 246
g. Resiko Gangguan Perlekatan (D.0127) Hal 278
13
h. Resiko Infeksi (D. 0142) Hal 304
3. Intervensi Keperawatan
Tabel Intervensi Keperawatan (Sumber : SDKI,SIKI,SLKI, 2016)
1. Menyusui Tidak Efektif Status Menyusui (L.03029) Hal 119 Edukasi Menyusui (I.12393) Hal 71
(D. 0029)
Diharapkan status menyusui membaik, Observasi:
dengan kriteria hasil: 1. Identifikasi kesiapan dan kemapuan menerima
1. Perlekatan bayi pada payudara ibu informasi
membaik 2. Identifikasi tujuan atau keinginan menyusui
2. Kemampuan ibu memposisikan bayi
dengan benar membaik Terapeutik:
3. Berat badan bayi membaik 1. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
4. Tetesan/panacaran ASI membaik 2. Dukung ibu untuk meningkatkan kepercayaan diri
5. Suplai ASI adekuat dalam menyusui
6. Putting tidak lecet setelah 2 minggu 3. Libatkan sistem pendukung
membaik
7. Kepercayaan ibu membaik Edukasi:
1. Berikan konseling menyusui
2. Ajarkan empat posisi menyusui dan perlekatan
dengan benar
3. Ajarkan perawatan payudara post partum
2. Resiko Hipovolemia Status Cairan (L.03028) Hal 107 Pemantauan cairan (I.03121) Hal 238
(D.0023)
Diharapkan status cairan membaik, dengan Observasi:
kriteria hasil: 1. Monitor frekuensi dan kekuatan nadi
1. Kekuatan nadi meningkat 2. Monitor frekuensi napas
2. Tugor kulit meningkat 3. Monitor tekanan darah
3. Frekuensi nadi membaik 4. Monitor berat badan
4. Tekanan darah membaik 5. Monitor waktu pengisian kapiler
5. Tekanan nadi membaik 6. Monitor elastisitas atau tugor kulit
6. Membran mukosa membaik 7. Monitor jumlah, warna dan berat jenis urine
7. Kadar HB membaik 8. Monitor kadar albumin dan protein total
8. Kadar HT membaik
14
Terapeutik:
1. Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan
kondisi pasien
2. Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi:
1. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
2. Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
3. Gangguan Pola Tidur Pola Tidur (L.05045) Hal 96 Edukasi aktivitas/istirahat (I.12362)
(D.0055)
Diharapkan kualitas tidur membaik, dengan Observasi:
kriteria hasil: Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
1. Kesulitan sulit tidur membaik informasi
2. Keluhan sering terjaga membaik
3. Keluhan tidak puas tidur membaik Terapeutik:
4. Keluhan istirahat tidak cukup membaik 1. Sediakan materi dan media pengaturan aktivitas dan
istirahat
2. Jadwalkan pemberian pendidikan kesehatan sesuai
kesepakatan
3. Berikan kesempatan kepada pasien dan keluarga
untuk bertanya
Edukasi:
15
Terapeutik:
1. Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri
2. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
3. Fasilitasi istirahat dan tidur
4. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredahkan nyeri
Edukasi:
1. Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri
16
Kolaborasi:
Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
5. Nyeri Akut Tingkat nyeri (Hal 145) Manajemen nyeri (I.08238) Hal 201
Terapeutik:
1. Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri
2. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
3. Fasilitasi istirahat dan tidur
4. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredahkan nyeri
Edukasi:
1. Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri
2. Kelaskan strategi meredakan nyeri
3. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
17
Kolaborasi:
Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
6. Defisit Pengetahuan Tingkat Pengetahuan (L.12111) Hal 146 Edukasi kesehatan (I.12383) Hal 65
Edukasi :
1. Jelaskan faktor resiko yang dapat mempengaruhi
kesehatan
2. Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
3. Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk
meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat
7. Resiko gangguan perlekatan Perlekatan (L.13122) Hal 92 Promosi perlekatan (I. 10342) Hal 383
4. Mencium bayi meningkat bayi terbuka lebar, bibir bayi terputar keluar dan
5. Tersenyum kepada bayi meningkat dagu bayi menempel pada payudara ibu)
6. Melakukan kontak mata dengan bayi
meningkat Terapeutik :
7. Berbicara dengan baik meningkat 1. Hindari memegang kepala bayi
8. Bermain dengan bayi meningkat 2. Diskusikan dengan ibu masalah selama proses
9. Berespon dengan isyarat bayi menyusui
meningkat
10. Kekhawatiran menjalankan peran orang Edukasi :
tua menurun 1. Ajarkan ibu menopang seluruh tubuh bayi
11. Konflik hubungan orang tua dengan 2. Anjurkan ibu melepas pakaian bagian atas agar bayi
bayi/anak menurun dapat menyentuh payudara ibu
3. Anjurkan bayi yang mendekati kearah payudara ibu
dari bagian bawah
4. Anjurkan ibu memegang payudara menggunakan
jarinya seperti huruf “C” pada posisi jam 12-6 atau
3- 9 saat mengarahkan ke mulut bayi
5. Anjurkan ibu untuk menyusui menunggu mulut bayi
terbuka lebar sehingga aerola bagian bawah dapat
masuk sempurna
6. Anjurkan ibu mengenali tanda bayi siap menyusu
7. Resiko infeksi Tingkat Infeksi (L.14137) Hal 139 Pencegahan infeksi (I.14539) Hal 278
Edukasi :
1. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
19
yang sudah ditetapkan atau bila memungkinkan tergantung pada situasi dan kondisi klien (Putri, 2021)
5. Evaluasi Keperawatan
Dilaksanakan suatu penilaian terhadap asuhan keperawatan yang telah diberikan dengan berpegang teguh terhadap target
yang diharapakan, pada evaluasi ditentukan apakah perencanaan sudah mencapai target atau masih belum hingga masalah
5. RIWAYAT OBSTETRI
i. RIWAYAT MENSTRUASI
Menarche : 14 tahun Siklus : 30 hari
Banyaknya : 1 Pembalut penuh dihari pertama Lamanya : 6-7 hari
HPHT : 03/09/2022
HPL : 10/06/2023
ii. RIWAYAT KEHAMILAN
Anak Ke Kehamilan Persalinan Komplikasi Nifas Anak
No Th U Penyuli Jenis Peno Penyulit Laserasi Infeksi Perdar Jenis BB PB
k t Long ahan
6. RIWAYAT SEKARANG
Pasien datang sendiri tanggal 08/5/2023 pukul 06.30 dengan G1P0A0 Ketuban Pecah
Dini (KPD)
9. RIWAYAT KB
Pasien mengatakan belum pernah menggunakan KB
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan rasa nyaman dan nyeri berhubungan dengan luka perineum
2. Defisit Pengetahuan b.d kurang terpapar informasi
3. Resiko Infeksi b.d Efek prosedur invasif
C. INTERVENSI
D. IMPLEMENTASI
Tgl/Jam Diagnosa Implementasi Respon Pasien TTD
Keperawatan
08/6/2023 DX.1 1. mengidentifikasi S: Pasien Ristian
jam 11.10 lokasi, karakteristik, mengatakan
durasi, skala, frekuensi, kurang nyaman
dan kualitas nyeri. dan nyeri
dibagian jalan
lahir
P: Jalan Lahir
Q: Tertusuk-
tusuk
R: Luka
Perineum
S: 4
T: Hilang
timbul
O:Pasien
tampak
meringis,
2. Mengindentifikasi gelisah dan
Respon nyeri non verbal kurang nyaman
S: Pasien
mengtakan
3. memonitor Tanda nyeri di luka
tanda Vital perineum
O: Pasien
tampak
meringis
S: -
O: pasien
4. mengajarkan Teknik tampak
Non farmakologi (teknik kooperatif
tarik nafas dalam) TD: 128/73
N: 69x/menit
RR: 20 x/menit
S: 36,5
S: Pasien
mengatakan
bersedia
melakukan
teknik nafas
dalam
O: Pasien
tampak paham
dan mengikuti
08/06/2023 DX.2 1.Menjadwalkan S: Pasien Ristian
jam 11.15 pendidikan kesehatan mengatakan
sesuai kesepakatan setuju
pendidikan
kesehatan
dilaksanakan tgl
26/5/2023 jam
11.00
O: Pasien
tampak antusias
09/6/2023 DX.1 1. mengidentifikasi S: Pasien Ristian
jam 09.00 lokasi, karakteristik, mengatakan
durasi, skala, frekuensi, kurang nyaman
dan kualitas nyeri. dan nyeri
dibagian jalan
lahir
P: Jalan Lahir
Q: Tertusuk-
tusuk
R: Luka
Perineum
S: 3
T: Hilang
timbul
O:pasien
tampak
meringis, tetapi
2. Mengindentifikasi sudah sedikit
Respon nyeri non verbal nyaman
S: Pasien
mengtakan
nyeri di luka
3. memonitor Tanda perineum
tanda Vital berkurang
O: Pasien
tampak
meringis
S: -
O: pasien
4. mengajarkan Teknik tampak
Non farmakologi (teknik kooperatif
tarik nafas dalam) TD: 110/73
N: 80x/menit
RR: 20 x/menit
S: 36,5
S: Pasien
mengatakan
Setelah
diajarkan teknik
tarik nafas ,
nyeri luka
jahitan
berkurang
O: Pasien
tampak
kooperatif dan
mengatakan
dengan baik
09/6/2023 DX. 2 1.Mengidentifikasi S: Pasien Ristian
jam 11.00 Kesiapan dan mengatakan
kemampuan menerima siap diberitahu
informasi cara merawat
payudara yang
benar dan baik
O: Pasien
Tampak
semnagat
E. EVALUASI
Tgl/jam Diagnosa Keperawatan Catatan Perkembangan
09/6/2023 Gangguan Rasa nyaman S: Pasien mengatakan nyeri
jam 14.00 berhubungan dengan luka berkurang
jahitan perineum P: Jalan lahir
Q: Tertusuk-tusuk
R: Luka perineum
S: 3
T: Hilang timbul