M DENGAN DENGUE
HAEMORAGIC FEVER GRADE II DI RUANG MAWAR UPTD
PUSKESMAS JIKEN
“Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Profesi Ners Keperawatan Anak”
Disusun Oleh :
202303048
1
LEMBAR PENGESAHAN
2
LAPORAN PENDAHULUAN
B. DEFINISI
Dengue Haemoragic Fever (DHF) adalah penyakit demam akut yang disertai dengan adanya
Dengue Haemoragic Fever (DHF) adalah infeksi akut yang disebabkan oleh Arbovirus
(arthropodborn virus) dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes
Dengue Haemoragic Fever (DHF) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus
dengue dengan tipe I – IV dengan infestasi klinis dengan 5 – 7 hari disertai gejala perdarahan
dan jika timbul tengatan angka kematiannya cukup tinggi (UPF IKA, 1994 ; 201)
Dengue Haemoragic Fever (DHF) adalah penyakit demam yang berlangsung akut menyerang
baik orang dewasa maupun anak – anak tetapi lebih banyak menimbulkan korban pada anak
– anak berusia di bawah 15 tahun disertai dengan perdarahan dan dapat menimbulkan syok
yang disebabkan virus dengue dan penularan melalui gigitan nyamuk Aedes. (Soedarto,
1990 ; 36).
Dengue Haemoragic Fever (DHF) adalah penyakit yang terutama terdapat pada anak dengan
gejala utama demam, nyeri otot dan sendi, dan biasanya memburuk pada dua hari pertama
C. ETIOLOGI
1. Virus dengue
Virus dengue yang menjadi penyebab penyakit ini termasuk ke dalam Arbovirus
(Arthropodborn virus) group B, tetapi dari empat tipe yaitu virus dengue tipe 1,2,3 dan 4
keempat tipe virus dengue tersebut terdapat di Indonesia dan dapat dibedakan satu dari yang
lainnya secara serologis virus dengue yang termasuk dalam genus flavivirus ini berdiameter
40 nonometer dapat berkembang biak dengan baik pada berbagai macam kultur jaringan baik
3
yang berasal dari sel – sel mamalia misalnya sel BHK (Babby Homster Kidney) maupun sel –
2. Vektor
Virus dengue serotipe 1, 2, 3, dan 4 yang ditularkan melalui vektor yaitu nyamuk aedes
aegypti, nyamuk aedes albopictus, aedes polynesiensis dan beberapa spesies lain merupakan
vektor yang kurang berperan berperan.infeksi dengan salah satu serotipe akan menimbulkan
antibodi seumur hidup terhadap serotipe bersangkutan tetapi tidak ada perlindungan terhadap
Nyamuk Aedes Aegypti maupun Aedes Albopictus merupakan vektor penularan virus
dengue dari penderita kepada orang lainnya melalui gigitannya nyamuk Aedes Aegyeti
merupakan vektor penting di daerah perkotaan (Viban) sedangkan di daerah pedesaan (rural)
kedua nyamuk tersebut berperan dalam penularan. Nyamuk Aedes berkembang biak pada
genangan Air bersih yang terdapat bejana – bejana yang terdapat di dalam rumah (Aedes
Aegypti) maupun yang terdapat di luar rumah di lubang – lubang pohon di dalam potongan
bambu, dilipatan daun dan genangan air bersih alami lainnya ( Aedes Albopictus). Nyamuk
betina lebih menyukai menghisap darah korbannya pada siang hari terutama pada waktu pagi
3. Host
Jika seseorang mendapat infeksi dengue untuk pertama kalinya maka ia akan mendapatkan
imunisasi yang spesifik tetapi tidak sempurna, sehingga ia masih mungkin untuk terinfeksi
virus dengue yang sama tipenya maupun virus dengue tipe lainnya. Dengue Haemoragic
Fever (DHF) akan terjadi jika seseorang yang pernah mendapatkan infeksi virus dengue tipe
tertentu mendapatkan infeksi ulangan untuk kedua kalinya atau lebih dengan pula terjadi
pada bayi yang mendapat infeksi virus dengue huntuk pertama kalinya jika ia telah mendapat
imunitas terhadap dengue dari ibunya melalui plasenta. (Soedarto, 1990 ; 38).
1. Demam
Demam terjadi secara mendadak berlangsung selama 2 – 7 hari kemudian turun menuju suhu
normal atau lebih rendah. Bersamaan dengan berlangsung demam, gejala – gejala klinik yang
4
tidak spesifik misalnya anoreksia. Nyeri punggung , nyeri tulang dan persediaan, nyeri kepala
4. Perdarahan
Perdaran biasanya terjadi pada hari ke 2 dan 3 dari demam dan umumnya terjadi pada kulit
dan dapat berupa uji tocniguet yang positif mudah terjadi perdarahan pada tempat fungsi
vena, petekia dan purpura. ( Soedarto, 1990 ; 39). Perdarahan ringan hingga sedang dapat
terlihat pada saluran cerna bagian atas hingga menyebabkan haematemesis. (Nelson, 1993 ;
296). Perdarahan gastrointestinat biasanya di dahului dengan nyeri perut yang hebat.
5. Hepatomegali
Pada permulaan dari demam biasanya hati sudah teraba, meskipun pada anak yang kurang
gizi hati juga sudah. Bila terjadi peningkatan dari hepatomegali dan hati teraba kenyal harus
di perhatikan kemungkinan akan tejadi renjatan pada penderita . (Soederita, 1995 ; 39).
6. Renjatan (Syok)
Permulaan syok biasanya terjadi pada hari ke 3 sejak sakitnya penderita, dimulai dengan
tanda – tanda kegagalan sirkulasi yaitu kulit lembab, dingin pada ujung hidung, jari tangan,
jari kaki serta sianosis disekitar mulut. Bila syok terjadi pada masa demam maka biasanya
KLASIFIKASI DHF
Menurut derajat ringannya penyakit, Dengue Haemoragic Fever (DHF) dibagi menjadi 4
e. Derajat I
Panas 2 – 7 hari , gejala umum tidak khas, uji taniquet hasilnya positif
f. Derajat II
Sama dengan derajat I di tambah dengan gejala – gejala pendarahan spontan seperti petekia,
ekimosa, epimosa, epistaksis, haematemesis, melena, perdarahan gusi telinga dan sebagainya.
g. Derajat III
5
Penderita syok ditandai oleh gejala kegagalan peredaran darah seperti nadi lemah dan cepat
(> 120 / menit) tekanan nadi sempit (< 20 mmHg) tekanan darah menurun (120 / 80 mmHg)
h. Derajat IV
Nadi tidak teraba,tekanan darah tidak terukur (denyut jantung > - 140 mmHg) anggota gerak
WHO, 1986 mengklasifikasikan DHF menurut derajat penyakitnya menjadi 4 golongan, yaitu
a. Derajat I
Demam disertai gejala klinis lain, tanpa perdarahan spontan. Panas 2-7 hari, Uji tourniquet
b. Derajat II
Sama dengan derajat I, ditambah dengan gejala-gejala perdarahan spontan seperti petekie,
c. Derajat III
Ditandai oleh gejala kegagalan peredaran darah seperti nadi lemah dan cepat (>120x/mnt )
tekanan nadi sempit ( 120 mmHg ), tekanan darah menurun, (120/80 120/100
d. Derajat IV
Nadi tidak teraba, tekanan darah tidak teatur (denyut jantung 140x/mnt) anggota gerak
perdarahan lain.
c. Derajat III : Ditemukan kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lemah,
tekanan nadi menurun/ hipotensi disertai dengan kulit dingin lembab dan
6
d. Derajat IV : Syock berat dengan nadi yang tidak teraba dan tekanan darah
Selain tanda dan gejala yang ditampilkan berdasarkan derajat penyakitnya, tanda dan
- Asites
Gejala klinik lain yaitu nyeri epigasstrium, muntah – muntah, diare maupun obstipasi dan
I. PATOFISIOLOGI
Virus dengue yang telah masuk ketubuh penderita akan menimbulkan virtemia. Hal tersebut
pengaktifan tersebut akan membetuk dan melepaskan zat (3a, C5a, bradikinin, serotinin,
trombin, Histamin), yang akan merangsang PGE 2 di Hipotalamus sehingga terjadi termo
regulasi instabil yaitu hipertermia yang akan meningkatkan reabsorbsi Na + dan air sehingga
pembuluh darah yang menyebabkan kebocoran palsma. Adanya komplek imun antibodi –
virus juga menimbulkan Agregasi trombosit sehingga terjadi gangguan fungsi trombosit,
jika berlanjut terjadi shock dan jika shock tidak teratasi terjadi Hipoxia jaringan dan akhirnya
terjadi Asidosis metabolik. Asidosis metabolik juga disebabkan karena kebocoran plasma
yang akhirnya tejadi perlemahan sirkulasi sistemik sehingga perfusi jaringan menurun jika
Masa virus dengue inkubasi 3-15 hari, rata-rata 5-8 hari. Virus hanya dapat hidup dalam sel
yang hidup, sehingga harus bersaing dengan sel manusia terutama dalam kebutuhan protein.
Persaingan tersebut sangat tergantung pada daya tahan tubuh manusia.sebagai reaksi terhadap
infeksi terjadi (1) aktivasi sistem komplemen sehingga dikeluarkan zat anafilaktosin yang
ruang intravaskular ke ekstravaskular, (2) agregasi trombosit menurun, apabila kelainan ini
7
berlanjut akan menyebabkan kelainan fungsi trombosit sebagai akibatnya akan terjadi
mobilisasi sel trombosit muda dari sumsum tulang dan (3) kerusakan sel endotel pembuluh
Ketiga faktor tersebut akan menyebabkan (1) peningkatan permiabilitas kapiler; (2) kelainan
PATHWAY
Untuk mendiagnosis Dengue Haemoragic Fever (DHF) dapat dilakukan pemeriksaan dan
didapatkan gejala seperti yang telah dijelaskan sebelumnya juga dapat ditegakan dengan
Trombositopenia (< 100.000 / mm3) , Hb dan PCV meningkat (> 20%) leukopenia (mungkin
8
Pemeriksaan serologik yaitu titer CF (complement fixation) dan anti bodi HI
Pada infeksi pertama dalam fase akut titer antibodi HI adalah kurang dari 1/20 dan akan
meningkat sampai < 1/1280 pada stadium rekovalensensi pada infeksi kedua atau
selanjutnya, titer antibodi HI dalam fase akut > 1/20 dan akan meningkat dalam stadium
Apabila titer HI pada fase akut > 1/1280 maka kadang titernya dalam stadium rekonvalensi
Pada renjatan yang berat maka diperiksa : Hb, PCV berulangkali (setiap jam atau 4-6 jam
apabila sudah menunjukan tanda perbaikan) faal haemostasis x-foto dada, elektro kardio
Klinis:
- Demam tinggi dengan mendadak dan terus menerus selama 2-7 hari.
- Pembesaran hepar.
- Syock yang ditandai dengan nadi lemah, cepat, tekanan darah menurun, akral dingin dan
Laboratorium:
- Trombositopenia (< 100.000/ uL) dan terjadi hemokonsentrasi lebih dari 20%.
K. DIAGNOSA BANDING
1. Campak
2. Infeksi bakteri / virus lain (tonsilo faringitis, demam dari kelompok pnyakit
2. Dengan renjatan
1. Demam tipoid
9
3. Dengan perdarahan
1. Leukimia
2. Anemia aplastik
4. Dengan kejang
1. Ensefalitis
2. meningitis
Pemberantasan Dengue Haemoragic Fever (DHF) seperti juga penyakit menular laibn
didasarkan atas meutusan rantai penularan, terdiri dari virus, aedes dan manusia. Karena
sampai saat ini belum terdapat vaksin yang efektif terdapat virus itu maka pemberantasan
2) memutuskan lingkaran penularan dengan menahan kepadatan vektor pada tingkat sangat
Pemberantasan penyakit Dengue Haemoragic Fever (DHF) ini yang paling penting
3) Menguburkan / menyingkirkan barang kaleng bekas yang dapat menampung air hujan
10
M. PENATALAKSANAAN
Pada dasarnya pengobatan pasien Dengue Haemoragic Fever (DHF) bersifat simtomatis dan
Dengue Haemoragic Fever (DHF) ringan tidak perlu dirawat, Dengue Haemoragic Fever
(DHF) sedang kadang – kadang tidak memerlukan perawatan, apabila orang tua dapat
yaitu perburukan gejala klinik pada hari 3-7 sakit ( Purnawan dkk, 1995 ; 571)
Indikasi rawat tinggal pada dugaan infeksi virus dengue (UPF IKA, 1994 ; 203) yaitu: Panas
1-2 hari disertai dehidrasi (karena panas, muntah, masukan kurang) atau kejang–kejang.
Panas 3-5 hari disertai nyeri perut, pembesaran hati uji torniquet positif/negatif, kesakitan, Hb
Sedangkan penatalaksanaan Dengue Haemoragic Fever (DHF) menurut UPF IKA, 1994 ;
Grade I dan II
1. Hiperpireksia (suhu 400C atau lebih) diatasi dengan antipiretika dan “surface cooling”.
Antipiretik yang dapat diberikan ialah golongan asetaminofen,asetosal tidak boleh diberikan
2. Terapi cairan
1) infus cairan ringer laktat dengan dosis 75 ml / kg BB / hari untuk anak dengan BB < 10
3) Apabila anak tidak suka minum sama sekali sebaiknya jumlah cairan infus yang harus
diberikan sesuai dengan kebutuhan cairan penderita dalam kurun waktu 24 jam yang
11
diestimasikan sebagai berikut :
12
Dengan Renjatan ;
Grade III
Apabila menunjukkan perbaikan (tensi terukur lebih dari 80 mmHg dan nadi teraba dengan
frekuensi kurang dari 120/mnt dan akral hangat) lanjutkan dengan Ringer Laktat 10
mL/KgBB/1jam. Jika nadi dan tensi stabil lanjutkan infus tersebut dengan jumlah cairan
dihitung berdasarkan kebutuhan cairan dalam kurun waktu 24 jam dikurangi cairan yang
sudah masuk dibagi dengan sisa waktu ( 24 jam dikurangi waktu yang dipakai untuk
berikut :
75 mL/Kg BB/24 jam untuk anak dng berat badan 26-30 Kg.
2. Apabila satu jam setelah pemakaian cairan RL 20 mL/Kg BB/1 jam keadaan tensi masih
terukur kurang dari 80 mmHg dan andi cepat lemah, akral dingin maka penderita tersebut
memperoleh plasma atau plasma ekspander (dextran L atau yang lainnya) sebanyak 10 mL/
Kg BB/ 1 jam dan dapat diulang maksimal 30 mL/Kg BB dalam kurun waktu 24 jam. Jika
keadaan umum membai dilanjutkan cairan RL sebanyk kebutuhan cairan selama 24 jam
dikurangi cairan yang sudah masuk dibagi sisa waktu setelah dapat mengatasi renjatan.
3. Apabila satu jam setelah pemberian cairan Ringer Laktat 10 mL/Kg BB/ 1 jam keadaan tensi
menurun lagi, tetapi masih terukur kurang 80 mmHg dan nadi cepat lemah, akral dingin maka
penderita tersebut harus memperoleh plasma atau plasma ekspander (dextran L atau lainnya)
sebanyak 10 Ml/Kg BB/ 1 jam. Dan dapat diulang maksimal 30 mg/Kg BB dalam kurun
waktu 24 jam.
13
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
IDENTITAS
- Umur: DHF merupakan penyakit daerah tropik yang sering menyebabkan kematian pada
- Jenis kelamin: secara keseluruhan tidak terdapat perbedaan pada penderita DHF. Tetapi
kematian lebih sering ditemukan pada anak perempuan daripada anak laki-laki.
- Tempat tinggal: penyakit ini semula hanya ditemukan di beberapa kota besar saja,
pedesaan dengan jumlah penduduk yang padat dan dalam waktu relatif singkat.
KELUHAN UTAMA
Penderita mengeluh badannya panas (peningkatan suhu tubuh) sakit kepala, lemah, nyeri ulu
Sering terdapat riwayat sakit kapala, nyeri otot dan pegal pada seluruh badan, panas. Sakit
pada saat menelan, lemah, nyeri ulu hati, mual, muntah dan penurunan nafsu makan.
Tidak ada hubungan antara penyakit yang pernah diderita dahulu dengan penyakit DHF yang
dialami sekarang, tetapi kalau dahulu pernah menderita DHF, penyakit itu bisa terulang
Penyakit ini tidak ada hubungan dengan faktor genetik dari ayah atau ibu.
Riwayat adanya penyakit DHF didalam keluarga yang lain (yang tinggal didalam satu rumah
atau beda rumah dengan jarak rumah yang berdekatan) sangat menentukan karena penyakit
14
RIWAYAT KESEHATAN LINGKUNGAN
- Aedes aigepty: Merupakan nyamuk yang hidup di daerah tropis terutama hidup dan
berkembang biak di dalam rumah, yaitu pada tempat penampungan air bersih, seperti
kaleng bekas, ban bekas, tempat air minum burung yang jarang diganti airnya, bak
- Aedes albapictus.
A. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas : umur, alamat (daerah endemis ?, lingkungan rumah / sekolah ada yang terkena DB
?)
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan utama (keluhan yang dirasakan pasien saat pengkajian) : panas, muntah,
2) Riwayat kesehatan sekarang (riwayat penyakit yang diderita pasien saat masuk
3) Riwayat kesehatan yang lalu (riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain yang
4) Riwayat kesehatan keluarga (riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain yang
pernah diderita oleh anggota keluarga yang lain baik bersifat genetik atau tidak)
6) Riwayat imunisasi
c. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum : kesadaran, vital sign, status nutrisi (berat badan, panjang badan, usia)
2) Pemeriksaan persistem
15
c. Sistem pernafasan : epistaksis, dispneu, kusmaul, sianosis, cuping hidung, odem
pulmo, krakles.
d. Sistem kardiovaskuler : takikardi, nadi lemah dan cepat / tak teraba, kapilary refill
e. Sistem gastrointestinal :
lingkar perut ?
konsistensi, darah, melena
f. Sistem integumen : RL test (+) ?, petekie, ekimosis, kulit kering / lembab, perdarahan
3) Pola eleminasi
16
2. Diagnosa Keperawatan
c. Takut b.d prosedur pengambilan darah (cek AT dan Hmt serial), hospitalisasi.
RENCANA KEPERAWATAN
17
5. Monitor derajat penurunan kesadaran
16. Berikan oksigen
3. Batasi pengunjung
18
Mengontrol Infeksi (6540)
19
ml/jam hipovolemia.
(00148)
3. Terangkan klien / keluarga tentang semua
Fear control (1404) :
pemeriksaan dan pengobatan
Klien tidak menye-rang
Batasan
atau menghin-dari sumber
4. Sampaikan sikap empati (diam, mem-berikan
karakteristik :
yang menakutkan Klien
20
Panik menggunakan relaksasi sentuhan, mengijinkan menangis, berbicara dll)
untuk mengurangi
Teror
takut Klien mampu5. Dorong orang tua untuk selalu menemani anak
Nadi, respirasi, TD Klien kooperatif 7. Dorong klien untuk melakukan aktifitas social dan
saat
sistolik meningkat dilakukan perawatan dan komunitas
pengobatan
Anoreksia
8. Dorong penggunaan sumber spiritual
Mual, muntah
Anxiety control (1402) Anxiety Reduction (5820)
Pucat
Tidur pasien adekuat 1. Jelaskan semua prosedur termasuk pe-rasaan yang
Stimulus sebagai
ancaman Tidak ada manifestasi fisik mungkin dialami selama menjalani prosedur
ningkat pasien
Menyatakan takut
6. Dengarkan klien dengan penuh perhatian
Menangis
7. Ciptakan suasana saling percaya
Protes
8. Dorong klien mengungkapkan perasaan, persepsi
Melarikan diri
klien dan takut secara verbal
mengurangi ketegangan
21
kesukaan dari rumah
pengambilan darah
pengobatan
pengunjung
Defisit self care berhu- NOC: NIC: Membantu perawatan diri klien Mandi dan
bungan dengan
Perawatan diri :(mandi, toiletting
kelemah-an
Makan Toiletting,
Aktifitas:
berpakaian)
22
NIC: ADL Makan
23
Dengarkan dengan penuh perhatian
Coping (1302)
Ciptakan suasana saling percaya
Mampu mengidentifikasi
Dorong orang tua mengungkapkan pera-saan,
pola koping yang efektif dan
tidak efektif Mampu persepsi dan cemas secara verbal
mengontrol verbal
Berikan peralatan / aktivitas yang meng-hibur
Melaporkan stress /
untuk mengurangi ketegangan
cemasnya berkurang
Menggunakan teknik
relaksasi untuk mengurangi
cemas
Berinteraksi social
Menghindari perila-ku
24
yang merusak
Mampu mengontrol
verbal
Coping (1302)
Melaporkan stress /
cemasnya berkurang
Memanfaatkan dukungan
social
25
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. (1999). Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan. Edisi 2. (terjemahan).
Carpenito, Lynda Juall. (2000.). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. (terjemahan). Penerbit
Doenges, Marilynn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. (terjemahan). Penerbit buku
Mansjoer, Arif & Suprohaita. (2000). Kapita Slekta Kedokteran Jilid II. Fakultas Kedokteran UI : Media
Aescullapius. Jakarta.
Ngastiyah (1997). Perawatan Anak Sakit. Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Soeparman. (1987). Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi kedua. Penerbit FKUI. Jakarta.
26
Nama : Ristian Teguh Dwi wahyuni
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
Nama : An.M
TTL : Blora, 05 November 2012
Usia : 10 tahun
Nama Ayah/ibu : Tn. S dan Ny. K
Pekerjaan Ayah : Petani
Pekerjaan ibu : IRT
Alamat : Dk. Bleboh 01/02 Jiken
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan Ayah : SMP
Pendidikan Ibu : SD
Tanggal masuk : 19 Juni 2023 pukul 16.00 WIB
Tanggal pengkajian : 20 Juni 2023 pukul 15.00 WIB
2. Riwayat penyakit
a. Keluhan utama
Pasien mengatakan tubuhnya panas sudah 3 hari.
b. Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengeluh demam sejak tanggal 17 Juni 2023, kepala pusing, nafsu makan
menurun. Kemudian pasien di berikan obat paracetamol oleh ibunya dan demam
sempat turun, namun selang 4 jam demam kembali tinggi. Di hari kedua demam mulai
menurun, tetapi ada keluhan mual, nyeri ulu hati, namun di hari ketiga demam kembali
tinggi disertai menggigil dan lemas. Kemudian pasien di bawa oleh orangtuanya ke
IGD Puskesmas Jiken dan di sarankan untuk rawat inap.
c. Riwayat Kehamilan dan Kelahiran
1. Prenatal
Kehamilan ibu pasien G1P0A0
Penerimaan kehamilan : kehamilnnya adalah yang kedua dan sangat dinantikan.
Gizi ibu selama mengandung : Baik, Ibu menyukai sayuran buah buahan dan
minum susu dan vitamin secara teratur
Makanan yang tidak di perbolehkan : makanan yang pedas dan asam.
Pertumbuhan dan kenaikan BB selama hamil :
27
Trimester I : 1 kg
Trimester II : 4 kg
Trimester III : 5 kg
Keluhan utama saat hamil muda : mual muntah terutma bila makan nasi dan bau
masakan itu sampai ± 3 bulan
2. Natal
Bayi lahir di tolong oleh bidan
Jenis persalinan partus spontan
Keadaan waktu bersalin normal
3. Post natal
Apgar score : 10
BBL : 2900 gr
PBL : 49 cm
d. Riwayat Masa Lampau
Pasien mengatakan baru kali ini dirawat di puskesmas. Sebelumnya pasien pernah
mengalami demam dan diberikan obat penurun panas dari bidan kemudian sembuh.
Keluarga pasien mengatakan jika anaknya tidak mempunyai alrgi obat – obatan
maupun makanan.
Ibu pasien juga mengatakan apabila pasien telah meneruma imunisasi secara lengkap.
Imunisasi
28
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Anak Laki-laki
: Keturunan
: Pernikahan
Nilai Rujukan
Hematologi Hasil Satuan
Laki-Laki Perempuan
29
Ibu pasien mengatakan jika ada keluarga yang sakit maka segera berobat ke
puskesmas. Ketika pasien sakit, orang tua segera memeriksakan anaknya ke
puskesmas demi keselamatan anaknya.
Intake makanan
Sebelum sakit : pasien makan 3x sehari dengan menu nasi, sayur dan lauk
Selama sakit : pasien makan 3x sehari dengan menu bubur, habis 3 sdm
Intake cairan
Pola eliminasi
BAB
Sebelum sakit : pasien BAB 1x/hari, konsistensi lembek berwarna uning kecoklatan
BAK
Pola aktivitas
Terbaring di tempat
bermain dengan
2 Aktivitas sehari-hari tidur dan bermain
teman (sepak bola)
gadget
30
kemandirian :
Makan
Paien dapat merespon dengan baik, berkomunikasi dengan baik, baik dengan suara
maupun dengan sentuhan. Anak dapat mengikuti objekmata dan vocal suara, kata kata
dan kalimat juga jelas.
Pasien adalah ank tunggal, dalam keluarga tidak ada permasalahan yang membuat stress,
interaksi antar keluarga baik, pasien kadang bermain dengan temannya.
Sexualitas
Pasien adalah seorang ank laki-lkai dan merupakan ank tunggal, berpenampilan seperti
anak laki-laki dan memiliki banyak teman laki-laki dan perempuan.
Ibu pasien percaya bahwa anaknya akan sembuh karena sudah mendapatkan perawatan
dan selalu berdo’a untuk kesembuhan anaknya.
Ibu pasien mengatakan merasa takut dan mencemaskan keadaan anknya, karena
sebelumnya jika demam bisa diatasi sendiri dengan minum obat, tetapi demam yang
sekarang tak kunjung turun.
Status nutrisi
BB : 15 kg
TB : 125 cm
3. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : Lemah
Penampilan : Pola kebersihan terawat
Kesadaran : Composmentis
GCS : E4V5M6
Antropometri : BB : 25 kg, TB: 135 cm
31
TTV : TD : 90/60 mmHg
N : 110 x/mnt
S : 39℃
RR : 24 x/mnt
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik
Hidung : Tidak ada secret, bentuk dan fungsi dalam batas normal
Telinga : Simetris, fungsi pendengaran normal
Mulut : Mukosa bibir kering
Pemeriksaan jantung
Inspeksi : Tampak ictus cordis pada costae 4 dan 5
Palpasi : Teraba ictus cordis di midclavicula sinistra
Perkusi : Pekak
Auskultasi : S1 dan S2 reguler
Pemeriksaan dada
Inspeksi : Retraksi dada datar
Auskultasi : Vesikuler
Palpasi : Vokal Fremitus teraba kanan kiri sama
Perkusi : Sonor
Pemeriksaan perut
Inspeksi : Tidak ada lesi
Auskultasi : Paristaltik usus 16x/menit
Palpasi : Nyeri tekan pada ulu hati dan ada pembesaran hepar
Perkusi : Tympani
Pemeriksaan kulit : Akral hangat, turgor kulit tidak elastis.
Ekstremitas : Terpasang infuse RL 12 tpm pada tangan kiri
CRT < 2 detik.
4. Pemeriksaan perkembangan
Pasien berumur 10 tahun
Ibu pasien mengatakan anaknya lahir dengan BB : 2,9 Kg dan PB : 49 cm dengan
kelahiran spontan dan cukup umur kelahirannya pada usia 6 bulan BB anaknya 5
Kg setelah umur 1 tahun BB : 10 Kg dan saat ini BB anaknya 15 Kg.
Pertumbuhan gigi
Ibu pasien mengatakan gigi mulai tumbuh pada usia 1 tahun jumlahnya 4 buah
atas dan bawah. Tidak ada masalah dengan pertumbuhan gigi.
Usia saat menegakan kepala : Ibu pasien mengatakan saat usia 3 bulan, duduk
pada usia 6 bulan dan berjalan dengn berkata-kata pertama pada usia satu tahun.
Ibu pasien mengatakan interaksi dengan lingkungan dan keluarga baik
32
Ibu pasien mengatakan setelah bangun tidur siang pasien kadang bermain dengan
temannya
B. ANALISA DATA
33
terasa panas
DO : - SUhu ubuh 39 °
C
- Akral hangat
- Leukosit = 6 x
10³µL
- Hb : 14,2 g/dl
- Ht : 29,5 %
- Trombosit : 81
x 10³µL
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko kurang cairan b.d peningkatan permeabilitas vaskuler
2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d anoreksia
3. Hipertermi b.d proses infeksi
D. RENCANA KEPERAWATAN
34
keperawatan penyebab
selama 1x24 jam 2. Anjurkan
diharapkan pasien untuk
kebutuhan nutrisi makan sedikit
pasien terpenuhi dalam porsi
dengan criteria kecil dan sering
hasil : 3. Catat jumlah
- Pasien porsi yang
mampu dihabiskan
menghabis pasien
kan
makanan
yang telah
disediakan
- Nafsu
makam
meningkat
- Tidak ada
mual
3 Agar tubuh
tetap
terhidrasi
4 Sebagai
obat
35
antipiretik
E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
TD : 90/60 mmHg
N : 110x/mnt
RR : 24x/mnt
S : 39° C
Pasien dikompres
hangat pada dahi
dan ketiaknya
36
tidak muntah
TD : 100/60 mmHg
RR : 25x/Menit
N : 102x/Menit
37
kering
- Kulit kering
- Turgor kulit
turun
F. EVALUASI
P : Hentikan intervensi
TD : 100/60mmHg
38
N : 102 x/mnt
RR : 25 x/mnt
S : 36,8° C
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
39