DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 7
1. Dandung setiadi ( 2017.C.09a.0880)
2. Friska Amelia ( 2017.C.09a.0888)
3. Halimatussyadiah ( 2017.C.09a.0889)
4. Marlinda Angelina ( 2017.C.09a.0898)
5. Tirta Tarun ( 2017.C.09a.0911)
6. Yosep Ekstrada ( 2017.C.09a.0919)
7. Yulia Tikai ( 2017.C.09a.0920)
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai dengan judul “HIPERTENSI PORTAL DAN ASITES” .
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Konsep Penyakit
1.1.1 Definisi
Hipertensi portal adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan peningkatan tekanan
darah pada vena-vena di sistem portal hati dikarenakan adanya sumbatan pada aliran
darah.vena porta adalah vena utama yang membentang dari organ pencernaan ke hati.
Biasanya darah dari berbagai organ seperti lambung usus limpa dan
pankreas menyatu kedalam vena portal yangkemudian berjalan ke hati. Pada kondisi ini,
obstruksi aliran darah yang masuk melewati hati menyebabkan terbentuknya tekanan.
esophagus danlambung akan berkembang dengan tujuan
untuk memotong sumbatan. Hipertensi portal
adalah peningkatan tekanan aliran darah portal diatas 10-12 mmHg yang menetap! dimana t
ekanandalam keadaan normal berkisar 6-8 mmHg.
Hipertensi portal juga didefinisikan sebagai sekumpulan gejala yang te
r j a d i k a r e n a peningkatan tekanan vena portal yang kronis. merupakan salah satu penyeba
b morbiditas dan mortalitas pada anak dengan penyakit hati.
1.1.2 Etiologi
Tanpa memandang penyakit dasarnya mekanisme primer penyebab hipertensi portal adalah
peningkatan resistensi terhadap aliran darah melalui hati. Selain itu biasanya terjadi
peningkatan aliran arteria splangnikus. kombinasi kedua faktor yaitu menurunnya aliran
keluar melalui vena hepatika dan meningkatnya aliran masuk bersama sama menghasilkan
beban berlebihan pada sistem portal. pembebanan berlebihan sistem portal ini merangsang
timbulnyaaliran kolateral guna menghindari obstruksi hepatik (varises). Tekanan balik pada
sistem portal menyebabkan splenomegali dan sebagian bertanggung jawab atas tertimbunnya
asites. (sites merupakan penimbunan cairan encer intraperitoneal yang mengandung
sedikit protein. )aktor utama patogenesis asites adalah peningkatan tekanan hidrostatik pada
kapiler usus hipertensi portal dan penurunan tekanan osmotik koloid akibat
hipoalbuminemia. faktor lain yang berperan adalah retensi natrium dan air serta peningkatan
sintesis dan aliran limfe hati. saluran kolateral penting yang timbul akibat sirosis
dan hipertensi portal terdapat padaesofagus bagian bawah. Air darah melalui saluran ini ke
vena kava menyebabkan dilatasi vena irkulasi kolateral juga melibatkan vena superfisial
dinding abdomen dan timbulnya sirkulasi ini menyebabkan dilatasi vena-vena sekitar
umbilikus selaput medusa. sistem vena rektal membantu dekompensasi tekanan portal
sehingga vena-vena berdilatasi dan dapat menyebabkan berkembangnya hemoroid interna.
perdarahan dari hemoroid yang pecah biasanya tidak hebat karena tekanan di daerah ini
tidak setinggi tekanan pada esofagus karena jarak yanglebih jauh dari vena porta.
Splenomegali pada sirosis dapat dijelaskan berdasarkan kongesti pasif kronis akibat aliran
balik dan tekanan darah yang lebih tinggi pada vena linealis.
1.1.3 Patofisiologi
1.1.3.1 Peningkatan resistensi di presinusoid
Peningkatan ini biasanya terjadi pada obstuksi pada vena fortal utama atau vena
dibawahnya. Kondisi ini terjadi karena fibrosis anunular pada penula portal intrahepatik
karena pembentukan granuloma yang distimulasi oleh pengeluaran telut pleh
Schistosomamansonii yang hidup pada vena portal.
Penyempitan di sinusoidal dikarenakan tiga hal yaitu:
1) Deposisi kolagen subendotelial diruang disse.
2) Distorsi dari regenerasi nodul nodul.
3) K o n t r i k s y a n g d i s e b a b k a n k a r e n a r u s a k n y a s i n t e s i s N O d a n
p e n i n g k a t a n s i n t e s i s d a r i endorelin oleh endothelium sinusoidal. Kompresi
sinusoid dan venul hepatic oleh tumor primer atau sekunder merupakan penyebab
lain
1.1.3.2 Peningkatan resistensi di postsinusoidal
peningkatan resistensi di postsinusoidal dapat terjadi karena tiga hal yaitu :
1) Obstruksi multi tempat pada venul hepatic kecil biasa karena radiasi atau kemoterapi
atau juga karena racun.
2) Sindrom buddi chiari
Obstruksi dari vena hepatic utama! atau pada vena kava inferior atau yg ada di atas
hati.thrombosis endophlebitis congenital penyebab kanker hati atau ginjal
yang berkembang intravascular.
3) C H V b a g i a n k a n a n y g p a r a h meningkatkan tekanan arteri bagian kanan
dan menghalangi vena return
1.1.4 Manifestasi Klinis
1.1.4.1 tidak mau makan dan sulit tidur
1.1.4.2 Kenaikan tekanan darah
1.1.4.3Hernia umbikalis karena tekanan intraabdomen yang meninggi sedangkan
otot-otot atrofi sehingga kekuatannya berkurang
1.1.4.4Gizi kurang dan kelelahan
1.1.4.5 Perut membuncit
1.1.5 Komplikasi
Munculnya hipertensi portal tidak selalu disertai gejala gejala klinis biasanya
munculakibat komplikasi yaitu :
1.1.5.1 Hematesis
1.1.5.2 Melena
1.1.5.3 Ensefalopati akibat fungsi hati yang buruk
1.1.5.4 Asites
1.1.5.5 Hepatomegali
1.1.5.6 Splenomegali
1.1.5.7 Pelebaran pada dinding perut dan caput medusa
1.1.5.8 Ikterus
1.1.6 Pemeriksaan Penunjang
1.1.6.1 Pemeriksaan laboratorium dan antropemetrik
1.1.6.2 USG
1.1.6.3 Pemeriksaan shifting dullnes atau dengan mendeteksi gelombang cairan
1.1.7 Penatalaksanaa Medis
1.1.7.1 Medis
1) Istirahat dan diet rendah garam
2) Diuretik
4) Perawatan Kulit
5)Pendidikan pasien dan pertimbangan perawatan dirumah
6) Terapi Parasentensis
1.1.7.2 Keperawatan
1) Pengkajian
2) Kaji asupan diet dan status nutrisi lewat riwayat diet dan food diary
3)Kaji tingkat toleransi aktivitas dan derejat kelelahan
4)Kaji perubahan ini dibagi pasien serta keluarga
5) Kaji tingkat kesadaran
Menurut Nurarif & Kusuma (2015) , pengkajian pada pasien dengan sirosis hati
meliputi
1.3.1.1 Identitas pasien
1) keluhan utama : nyeri pada abdomen, sesak napas, gangguan BAB dan BAK
Biasanya pasien datang dengan mengeluh lemah/ letih, otot lemah, anoreksia (susah makan
), nausea, kembung,pasien merasa perut tidak enak , berat badan menurun, mengeluh perut
semakin membesar, perdarahan pada gusi, ganguan BAK (inkotenensia urin), ganguan
BAB (konstipasi/ diare), juga sesak napas
3) Riwayat kesehatan Dahulu
Pasien dengan sirosis hepatis memiliki riwayat penggunaan alkohol dalam jangka waktu
yang lama, sebelumnya ada riwayat hepatitis kronis, riwayat gagal jantung, riwayat
pemakaian obat-obatan, dan merokok
4) Riwayat kesehatan keluarga
2) Mata
3) Mulut
Bau napas khas disebabkan karena peningkatan konsentrasi dimetil sulfide akibat pintasan
porto sistemik yang berat. Membran mukosa kering dan ikterik . Bibir tampak pucat
4) Hidung
5) Thorax
a. Jantung
Auskultasi : biasanya normal, tidak ada bunyi suara jantung ketiga b. Paru-
paru
Inspeksi : biasanya pasien menggunakan otot bantu
Palpasi : sebagian besar penderita hati muda teraba dan terasa keras. Nyeri tumpul atau
berasaan berat pada epigrastrium atau kuadran kanan atas. Perkusi : dulness
Auskultasi : Biasanya bising usus cepat d.
Ekstremitas
Pada ektermitas atas telapak tangan menjadi hiperemesis (erithema palmare). Pada
ektremitas bawah ditemukan edema, capillary refill time > 2 detik
e. Kulit
2. USG
Gambaran USG tergantung pada tingkat berat ringannya penyakit. Pada tingkat permulaan
sirosis akan tampak hati membesar, permulaan irregular tepi hati tumpul . Pada fase lanjut
terlihat perubahan gambar USG, yaout tempak penebalan permukaan hati yang irregular.
Sebagian hati tampak membesar dan sebagian lagi dalam batas normal.
3. CT (chomputed tomography) dan MRI
Memberikan informasi tentang pembesaran hati dan aliran darah hepatic serta
obstruksi aliran tersebut.
4. Analisa Gas Darah
3. Untuk
mengetahui
tanda-tanda
infeksi pada
luka
4. Untuk
menghindari
ketegangan
pada luka
5. Untuk
menghindari
ketidakefektifa
n sirkulasi
2.2.4.Implementasi Keperawatan
Tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien sirosis hati bertujuan untuk menyelesaikan masalah
keperawatan yang ada pada pasien. Tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien dengan sirosis hepatis
adalah kaji dan catat status pernapasan pasien setiap 4 jam jika pasien sesak napas , auskultasi suara napas,
mengatur posisi dan pemberin O2, melakukan pengkajian pada masukan dan haluaran pasien serta
menghitung balance cairan, penimbangan berat badan, menganjurkan pasien membatasi asupan cairan dan
natrium, pemberian diuretik , melakukan perawatan luka dan melakukan observasi tanda- tanda infeksi.
pemberian tranfusi, memberikan makanan tinggi protein dan rendah natrium.
2.2.5 Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan dilakukan untuk menilai pencapaian tujuan dari pemberian asuhan
keperawatan pada pasien sirosis hepatis. Tujuan pemberian asuhan keperawatan pada pasien sirosis hepatis
antara lain pola napas yang efektif selama dalam perawatan, keseimbangan volume cairan, asupan nutrisi
yang adekuat, serta perfusi jaringan yang efektif.
BAB 2
ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTENSI PORTAL DAN ASITES
2.1 Pengkajian
Nama Pasien
:Tn.B.L.P Ruang/Kamar
:Teratai
Diagnosa Medis : CIRRHOSIS HEPAR+ ASITES
Alamat :Tarus
Identitas Penanggung
Alamat :Tarus
Riwayat Kesehatan
1. Alasan masuk Rumah Sakit : pasien di bawa oleh keluarga ke RS karena tidak sadarkan
diri.
2. Keluhan Utama saat ini : Saat dikaji pasien mengatakan merasa pusing .
3. Riwayat Keluhan Utama : klien masuk rumah sakit hari (minggu, 28 Juni 2018)
dengan keadaan tidak sadar (V 3/M 5/E 3). Sebelumnya, 2 hari yang lalu pasien
mengkonsumsi alcohol (sopi), sedangkan pasien tidak makan dan minum, pasien saat ini
dirawat diruang teratai, saat dikaji pasien mengatakan merasa pusing saat bangun tidur dan
duduk lama.
3. Mulai timbulnya keluhan : : pasien mengatakan keluhan pusing dirasakan sejak 1
minggu lalu, . Faktor pencetus yang menimbulkan keluhan pusing bertambah adalah jika
pasien tiba- tiba terkejut dari tidur , dan jika suhu ruangan meningkat. Jika pasien
mengalami pusing upaya yang dilakukan untuk mengatasi keluhan tersebut, ia akan
duduk tenang dan sejenak memejamkan mata
4. Riwayat Penyakit Sebelumnya : pasien mengatakan belum pernah masuk rumah sakit
dan dirawat sebelum ini . pasien juga tidak mempunyai riwayat sakit yang pernah
diderita dan belum pernah mendapatkan tindakan pembedahan
5. Kebiasaan : pasien mengatakan sering merokok , dalam sehari dapat menghabiskan
sebungkus rokok . pasien juga mengkonsumsi alcohol jenis bir bintang dan sopi . pasien
tidak minum kopi dan tidak pernah mengkonsumsi obat- obatan lain
1. Tanda – Tanda Vital
- Nadi : 98/menit
- Pernapasan : 18 x/menit -
- Suhu badan : 37.5 derajat Celsius
- Kepala dan leher : saat dilakukan pemeriksaan fisik pada pasien di dapatkan
pasien mengeluh kepala terasa pusing. Saat diinspeksi bentuk kepala dan wajah simetris,
tidsak ada nyeri tekan dan udem, rambut beruban, penyebaran rambut merata, rambut tidak
mudah rontok, kulit kepala bersih, tidak tampak adanya lesi dan massa
- Pendengaran : pasien tidak mengalami gangguan pendengaran
, Saat dilakukan inspeksi didapatkan pupil tampak isokor,. pasien juga tidak
mengalami gangguan pada koordinasi gerak dan reflexes.
6. Sistem Musculoskeletal : pasien mengatakan sejak lahir mengalami kelumpuhan
pada kaki kanan. Tidak ada nyeri otot dan sendi, kekuatan otot normal
7. Sistem Integumentari : saat dikaji , tidak ada lesi , warna kulit coklat , turgor kulit baik
, kelembapan kulit normal . Didapatkan ada ganggrene pada kaki kanan dengan luas luka p:
18 cm x L : 7 cm
8. Sistem Perkemihan : pasien mengatakan tidak ada keluhan pada perkemihan ,
pasien tidak menggunakan kateter . Pasien mengatakan minum 3- 4 gelas/ hari (720 cc/
hari ) , parenteral
500 cc/ 24 jam, produksi urine 1000 cc/ 24 jam.
A. Nutrisi : pasien mengatakan sebelum sakit pola makan baik , pasien makan nasi,
sayur, lauk pauk , makan 3 x dalam s ehari , makanan dihabiskan. Pasien mengatakan suka
makan yang rebus dan salam (lalapan) . minum dalam sehari 5-6 gelas air putih (2000-
2.500 cc). pasien mengatakan selama sakit ada perubahan pola nutrisi , yaitu minum
hanya 3-4 gelas air putih/ 24 jam. Sedangkan pola makan tidak ada perubahan
B. Eliminasi
1. Buang air kecil (BAK) : Pasien mengatakan sebelum sakit BAK 4-5 kali/ 24jam , bau
pesing, warna kuning . Saat sakit BAK 2-3 kali/ 24 jam. Pasien menggunakan pempers
diganti 2-3 kali/ 24 jam dengan keadaan penuh
2. Buang air besar (BAB) : pasien mengatakan sebelum sakit BAB 1-2 kali/ hari , warna
kuning kecoklatan, bau busuk sesuai dnegan apa yang dimakan, BAB tidak keras .
Selama sakit pasien mengatakab BAB 1 kali/ hari, lunak, kunign kecoklatan
C. Olah raga dan Aktivitas : pasien mengatakan kalau dirumah ia hanya jalan-jalan ke
tetangga atau tidur .
D. Istirahat dan tidur : pasien mengatakan sebelum sakit biasanya tidur jam 10
malam dan bangun jam 5 pagi , kalau siang tidur jam 1 siang hingga jam 4 sore . selama
sakit pasien mengatakan pola tidur masih tetp sama . pasien mengatakan kalau susah tidur ,
ia akan menonton televisi.
12. Pola Interaksi Sosial : pasien mengatakan orang terpenting dan terdekat dengan
dirinya adalah ibu kandung. Pasien mengatakan jika ada masalah biasanya ia lebih suka
minum alcohol untuk menghilangkan masalah tersebut, menurut keluarga dan pasien,
ia tidak pernah menceritakan atau mengeluh apapapun tentang masalahnya.
13. Kegiatan Keagamaan/ Spiritual : keluarga mengatakan pasien jarang mengikuti gerja
karena malas , pasien juga tidak mengikuti kegiatan keagamaan
14. Keadaan Psikologis Selama Sakit : pasien mengatakan sakit yang dialami karena sering
mengkonsumsi alcohol , sehingga tubuh menderita. Pasien mengatakan ia percaya akan sembuh .
pasien dan keluarga menerima dngan baik setiap petugas yang akan merawat dirinya
b. Diagnostik Test
1. Pemeriksaan-pemeriksaan khusus
Penatalaksanaan/pengobatan
• Pengobatan :
Ranitidin 2x1 mg/ Iv Tukak lambung dan duodenum Diare, muntah, sakit
kepala, insomnia,
vertigo, ruam,
konstipasi, urine
keruhtampak keruh,
bingung dan
berhalusinasi
Aminofusin 1x 500 cc/ Fungsi otak menurun akibat Ruam, urtikaria,
pruritus, hipotensi,
hepar infus Iv penyakit hati, overdosis mengi, sesak napas,
paracetamol, pencegahan meal- muntah,
nefropati radiocontrast-induksi. stomatitis dan demam.
Gula darah rendah,
dehidrasi,skizofreniaalkoholism
e, infeksi herpes simpleks,
kekurangan kalium dan
ketidakseimbangan
pro albumin infus 2x 200 mg Menangani elektrolit.
defisiensi albumin Urtikaria, demam, haus,
sensasi rasa panas,
/ IV berkeringat, dan jantung
berdebar, peningkatan
tekanan darah,
keala, mual, dan muntah
Paracetamol 3x 500 mg/ Analgesik (pereda nyeri ) dan Penurunan jumlah sel
darah, muncul ruam.
oral antipiretik (penurun demam) Terjadi pembenagkakan
dan sesak napas akibat
alergi, thipotensi,
jantung berdetak cepat,
dan kerusakan pada hati
dan ginjal jika
overdosis pemakaian
Albumin tablet 3x 500 mg/ Menangani defisiensi albumin Urtikaria, demam, haus,
sensasi rasa panas,
oral berkeringat, dan jantung
berdebar, peningkatan
tekanan darah, sakit
keala, mual, dan muntah
Vitamin B1 2x 1 mg/ Menangani defisensi Vitamin Hangat, gatal,
kesemutan, dan mual
oral B1, penyakit beriberi
2. Diagnosa Keperawatan