Anda di halaman 1dari 41

MAKALAH

“HIPERTENSI PORTAL DAN ASITES ”


Dosen Pengajar : Karmitasari,Y.K.,Ners.,M.Kep.

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 7
1. Dandung setiadi ( 2017.C.09a.0880)
2. Friska Amelia ( 2017.C.09a.0888)
3. Halimatussyadiah ( 2017.C.09a.0889)
4. Marlinda Angelina ( 2017.C.09a.0898)
5. Tirta Tarun ( 2017.C.09a.0911)
6. Yosep Ekstrada ( 2017.C.09a.0919)
7. Yulia Tikai ( 2017.C.09a.0920)

YAYASAN STIKES EKA HARAP PALANGKARAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PRODI S1 KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai dengan judul “HIPERTENSI PORTAL DAN ASITES” .
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Palangka raya, 18 Maret 2019

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Konsep Penyakit
1.1.1 Definisi
Hipertensi portal adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan peningkatan tekanan
darah pada vena-vena di sistem portal hati dikarenakan adanya sumbatan pada aliran
darah.vena porta adalah vena utama yang membentang dari organ pencernaan ke hati.
Biasanya darah dari berbagai organ seperti lambung usus limpa dan
pankreas menyatu kedalam vena portal yangkemudian berjalan ke hati. Pada kondisi ini,
obstruksi aliran darah yang masuk melewati hati menyebabkan terbentuknya tekanan.
esophagus danlambung akan berkembang dengan tujuan
untuk memotong sumbatan. Hipertensi portal
adalah peningkatan tekanan aliran darah portal diatas 10-12 mmHg yang menetap! dimana t
ekanandalam keadaan normal berkisar 6-8 mmHg.
Hipertensi portal juga didefinisikan sebagai sekumpulan gejala yang te
r j a d i   k a r e n a  peningkatan tekanan vena portal yang kronis. merupakan salah satu penyeba
b morbiditas dan mortalitas pada anak dengan penyakit hati.
1.1.2 Etiologi
Tanpa memandang penyakit dasarnya mekanisme primer penyebab hipertensi portal adalah
peningkatan resistensi terhadap aliran darah melalui hati. Selain itu biasanya terjadi
peningkatan aliran arteria splangnikus. kombinasi kedua faktor yaitu menurunnya aliran
keluar melalui vena hepatika dan meningkatnya aliran masuk bersama sama menghasilkan
beban berlebihan pada sistem portal. pembebanan berlebihan sistem portal ini merangsang
timbulnyaaliran kolateral guna menghindari obstruksi hepatik (varises). Tekanan balik pada
sistem portal menyebabkan splenomegali dan sebagian bertanggung jawab atas tertimbunnya
asites. (sites merupakan penimbunan cairan encer intraperitoneal yang mengandung
sedikit protein. )aktor utama patogenesis asites adalah peningkatan tekanan hidrostatik pada 
kapiler usus hipertensi portal dan penurunan tekanan osmotik koloid akibat
hipoalbuminemia. faktor lain yang berperan adalah retensi natrium dan air serta peningkatan
sintesis dan aliran limfe hati. saluran kolateral penting yang timbul akibat sirosis
dan hipertensi portal terdapat padaesofagus bagian bawah. Air darah melalui saluran ini ke
vena kava menyebabkan dilatasi vena irkulasi kolateral juga melibatkan vena superfisial
dinding abdomen dan timbulnya sirkulasi ini menyebabkan dilatasi vena-vena sekitar
umbilikus selaput medusa. sistem vena rektal membantu dekompensasi tekanan portal
sehingga vena-vena berdilatasi dan dapat menyebabkan berkembangnya hemoroid interna.
perdarahan dari hemoroid yang pecah biasanya tidak hebat karena tekanan di daerah ini
tidak setinggi tekanan pada esofagus karena jarak yanglebih jauh dari vena porta.
Splenomegali pada sirosis dapat dijelaskan berdasarkan kongesti pasif kronis akibat aliran
balik dan tekanan darah yang lebih tinggi pada vena linealis.
1.1.3 Patofisiologi
1.1.3.1 Peningkatan resistensi di presinusoid
Peningkatan ini biasanya terjadi pada obstuksi pada vena fortal utama atau vena
dibawahnya. Kondisi ini terjadi karena fibrosis anunular pada penula portal intrahepatik
karena pembentukan granuloma yang distimulasi oleh pengeluaran telut pleh
Schistosomamansonii yang hidup pada vena portal.
Penyempitan di sinusoidal dikarenakan tiga hal yaitu:
1) Deposisi kolagen subendotelial diruang disse.
2) Distorsi dari regenerasi nodul nodul.
3) K o n t r i k s   y a n g   d i s e b a b k a n k a r e n a   r u s a k n y a   s i n t e s i s N O   d a n
p e n i n g k a t a n   s i n t e s i s d a r i endorelin oleh endothelium sinusoidal. Kompresi
sinusoid dan venul hepatic oleh tumor  primer atau sekunder merupakan penyebab
lain
1.1.3.2 Peningkatan  resistensi di postsinusoidal 
peningkatan resistensi di postsinusoidal dapat terjadi karena tiga hal yaitu :

1) Obstruksi multi tempat pada venul hepatic kecil biasa karena radiasi atau kemoterapi
atau juga karena racun. 
2) Sindrom buddi chiari
Obstruksi dari vena hepatic utama! atau pada vena kava inferior atau yg ada di atas
hati.thrombosis endophlebitis congenital penyebab kanker hati atau ginjal
yang berkembang intravascular.
3) C H V b a g i a n k a n a n y g p a r a h meningkatkan tekanan arteri bagian kanan
dan menghalangi vena return
1.1.4 Manifestasi Klinis
1.1.4.1 tidak mau makan dan sulit tidur
1.1.4.2 Kenaikan tekanan darah
1.1.4.3Hernia umbikalis karena tekanan intraabdomen yang meninggi sedangkan
otot-otot atrofi sehingga kekuatannya berkurang
1.1.4.4Gizi kurang dan kelelahan
1.1.4.5 Perut membuncit
1.1.5 Komplikasi
Munculnya hipertensi portal tidak selalu disertai gejala gejala klinis biasanya
munculakibat komplikasi yaitu :
1.1.5.1 Hematesis
1.1.5.2 Melena
1.1.5.3 Ensefalopati akibat fungsi hati yang buruk
1.1.5.4 Asites
1.1.5.5 Hepatomegali
1.1.5.6 Splenomegali
1.1.5.7 Pelebaran pada dinding perut dan caput medusa
1.1.5.8 Ikterus
1.1.6 Pemeriksaan Penunjang
1.1.6.1 Pemeriksaan laboratorium dan antropemetrik
1.1.6.2 USG
1.1.6.3 Pemeriksaan shifting dullnes atau dengan mendeteksi gelombang cairan
1.1.7 Penatalaksanaa Medis
1.1.7.1 Medis
1) Istirahat dan diet rendah garam
2) Diuretik
4) Perawatan Kulit
5)Pendidikan pasien dan pertimbangan perawatan dirumah
6) Terapi Parasentensis
1.1.7.2 Keperawatan
1) Pengkajian
2) Kaji asupan diet dan status nutrisi lewat riwayat diet dan food diary
3)Kaji tingkat toleransi aktivitas dan derejat kelelahan
4)Kaji perubahan ini dibagi pasien serta keluarga
5) Kaji tingkat kesadaran

1.3 Manajemen Asuhan Keperawatan


1.3.1 Pengkajian

Menurut Nurarif & Kusuma (2015) , pengkajian pada pasien dengan sirosis hati
meliputi
1.3.1.1 Identitas pasien

meliputi nama, tempat tanggal lahir, jenis kelamin, status kawin,agama,


pendidikan,pekerjaan, alamat, nomor MR,dan Diagnosa medis
2 Riwayat kesehatan

1) keluhan utama : nyeri pada abdomen, sesak napas, gangguan BAB dan BAK

2) Riwayat kesehatan sekarang :

Biasanya pasien datang dengan mengeluh lemah/ letih, otot lemah, anoreksia (susah makan
), nausea, kembung,pasien merasa perut tidak enak , berat badan menurun, mengeluh perut
semakin membesar, perdarahan pada gusi, ganguan BAK (inkotenensia urin), ganguan
BAB (konstipasi/ diare), juga sesak napas
3) Riwayat kesehatan Dahulu

Pasien dengan sirosis hepatis memiliki riwayat penggunaan alkohol dalam jangka waktu
yang lama, sebelumnya ada riwayat hepatitis kronis, riwayat gagal jantung, riwayat
pemakaian obat-obatan, dan merokok
4) Riwayat kesehatan keluarga

Adanya keluarga yang menderita penyakit hepatitis atau sirosis hepatis c.


Pemeriksaan Fisik paien dengan sirosis hepatis ( Lynn S Bickley, 2012)
1) Wajah

Tampak ikterik, lembab,

2) Mata

Konjungtiva tampak anemis/ pucat, sclera ikterik

3) Mulut

Bau napas khas disebabkan karena peningkatan konsentrasi dimetil sulfide akibat pintasan
porto sistemik yang berat. Membran mukosa kering dan ikterik . Bibir tampak pucat
4) Hidung

Terdapat pernapasan cuping hidung

5) Thorax

a. Jantung

Inpeksi : biasanya pergerakan apeks kordis tak terlihat


Paslpasi : biasanya apeks kordis tak teraba

Perkusi : biasanya tidak terdapat pembesaran jantung

Auskultasi : biasanya normal, tidak ada bunyi suara jantung ketiga b. Paru-
paru
Inspeksi : biasanya pasien menggunakan otot bantu

Palpasi : biasanya vocal fremitus kiri dan kanan sama

Perkusi : biasanya resonance, bila terdapat efusi pleura bunyinya redup


Auskultsi : biasanya vesikuler c.
Abdomen
Inpeksi : umbilicus menonjol, asites

Palpasi : sebagian besar penderita hati muda teraba dan terasa keras. Nyeri tumpul atau
berasaan berat pada epigrastrium atau kuadran kanan atas. Perkusi : dulness
Auskultasi : Biasanya bising usus cepat d.
Ekstremitas
Pada ektermitas atas telapak tangan menjadi hiperemesis (erithema palmare). Pada
ektremitas bawah ditemukan edema, capillary refill time > 2 detik
e. Kulit

Fungsi hati yang terganggu mengakibatkan bilirubin tidak terkonjugasi sehingga


kulit tampak ikterik. Turgaor kulit jelek, ada luka akibat edema.
D. Pemeriksaan penunjang

1. Uji faal Hepar

a. Bilirubin meningkat (> 1.3 mg/dL)

b. SGOT meningkat (> 3-45 u/L)

c. SGPT meningkat (> 0-35 u/L)

d. Protein total menurun (< 6.1- 8.2 gr %)

e. Albumin menurun (< 3.5-5.2 mg/L)

2. USG
Gambaran USG tergantung pada tingkat berat ringannya penyakit. Pada tingkat permulaan
sirosis akan tampak hati membesar, permulaan irregular tepi hati tumpul . Pada fase lanjut
terlihat perubahan gambar USG, yaout tempak penebalan permukaan hati yang irregular.
Sebagian hati tampak membesar dan sebagian lagi dalam batas normal.
3. CT (chomputed tomography) dan MRI

Memberikan informasi tentang pembesaran hati dan aliran darah hepatic serta
obstruksi aliran tersebut.
4. Analisa Gas Darah

Analisa gas darah arterial dapat mengungkapkan gangguan keseimbangan ventilasi-


perfusi dan Hipoksia
2.2.1 Diagnosa Keperawatan (Nanda, 2015)

Masalah Penyebab Batasan Karakteristik

Ketidakefektifan pola napas Sindrom hipoventilasi, Bradipnea,dispnea,

penggunaan otot bantu


pernapasan, pola napas
Ketidakefektifan perfusi Penurunan abnormal,
warna takipnea
kulit pucat, Edema,

jaringan perifer konsentrasi hemoglobin perubahan tekanan darah,


waktu pengisihan darah
Kelebihan volume cairan kapiler> melebihi
gangguan mekanisme regulasi, Asupan 3 detik, haluaran ,

kelebihan asupan cairan, dispnea, edema, gangguan


kelebihan asupan natrium. pola napas, penambahan berat
badan dalam waktu singkat,
penurunan hematokrit,
penurunan hemoglobin,
perubahan berat jenis urin
2.2.3 Intervensi keperawatan

Diagnosa Goal dan objektif Intervensi Rasional

Ketidakefektifan Pasien akan 1) kaji dan catat status 1. Untuk mendeteksi


pola napas meningkatkan pola pernapasan pasien tanda awal terjadi
berhubungan napas yang efektif setiap 4 jam gangguan pada
dengan ekpansi selama dalam perawtan. system pernapasan
paru yang Objektif: Dalam jangka 2) auskultasi suara napas 2. Untuk mengetahui
terganggu waktu 1x 15 menit adanya suara
pasien akan napas tambahan
menunjukkan 3. Untuk memantau
1. Pasien tidak tampak 3) kaji kadar Analisa status oksigenasi
sesak Gas Darah dan ventilasi
2. Tidak ada 4. Untuk
pernapasan cuping 4) bantu pasien dalam meningkatkan
hidung posisi semi fowler ekspansi paru
3. Tidak ada retraksi 5. Untuk
dinding dada 5) kolaborasi pemberian menurunkan
4. Frekuensi napas oksigen sesuai distress
dalam batas normal kebutuhan pasien pernapasan yang
(16- 20 kali/ menit ) disebabkan oleh
hipoksemia

Ketidakefektifan konsentrasi Pasien akan akan Objektif : Dalam


perfusi jaringan hemoglobin meningkatkan perfusi jangka waktu 2 x 24
perifer jaringan perifer yang menit pasien akan
berhubungan efektif selama dalam menunjukkan :
dengan perawatan . 1. Tidak ada
penurunan tanda- tanda
1. Kaji dan catat 1. Untuk mengetahui
anemis : keluhan pasien keluhan pasien
pasien tidak seperti pusing, sulit
lemah, tidur 2. Untuk
konjungtiva 2. Lakukan mengidentifikasi
merah merah pengukuran dan catat adanya perubahan
muda suhu, frekuensi nadi, tanda-tanda vital
laju pernapasan dan
tekanan darah
detiap
4 jam 3. Untuk mengetahui
3. Lakukan pemantauan perubahan hasil
hasil laboratorium setelah dilakukan
(darah lengkap ) tindakan
4. Agar pasien dan
4. Beri informasi keluarga
tentang
2. Tekanan darah diet bagi penderita mengetahui diet
normal (120/ 80 anemia tepat untuk
mmHg ) penderita anemia
5. Lakukan Kolaborasi 5. Untuk
pemberian tranfusi meningkatkan
darah kadar Hemoglobin
darah pasien

Kelebihan pasien akan 1. Kaji pitiing udem


volume cairan mempertahankan
berhubungan volume cairan yang 5. Kolaborasi
dengan gangguan adekuat selama dalam pemberian terapi
mekanisme perawatan. 2. Kaji asites pasien diuretic (misalnya
regulasi Objektif: Dalam jangka furosemid)
waktu 3x 24 jam pasien
akan menunjukkan
1) Pitting udem 3. Kaji dan catat
berkurang masukan dan haluaran
2) Masukkan dan pasien/ 24
haluaran sama jam(misalnya setiap
3) Tekanan darah jam 6 pagi )
dalam batas normal
(120/80 mmHg ) 4. Lakukan observasi
tanda-tanda vital
1. Untuk mengetahui adanya kelebihan volume
mengetahui kelebihan cairan cairan
adanya tanda 3. Untuk mengetahui 5. Membantu
kelebihan keseimbangan 4. Untuk mengetahui pengeluaran garam
cairan masukan dan tanda awal dan air dalam
2. Untuk haluaran komplikasi akibat tubuh

Ketidakseimbang pasien akan 1. Observasi dan catat 1. Untuk mengetahui


an nutrisi kurang mempertahankan asupan nutrisi (cair zat gizi dan
dari kebutuhan keseimbangan nutris dan padat) suplemen yang
tubuh selama dalam dikonsumsi pasien
berhubungan perawatan. 2. Tentukan makan yang 2. Untuk
dengan Objektif: Dalam jangka di sukai pasien meningkatkan
ketidakmampuan waktu 2 x 24 jam napsu makan
mengabsorbsi pasien akan pasien
nutrien menunjukkan: 3. Untuk memenuhi
1. Pasien tidak tampak 3. Beri makanan sedkit kebutuhan nutrisi
lemah tapi sering pasien
2. Tidak ada 4. Untuk
penurunan berat 4. Beri makanan yang meningkatkan
3. badan
Tidak ada tanda hangat napsu makan
pasien
anemis: Konjungtiva 5. Untuk memnuhi
dan merman mukosa kebutuhan tubuh
merah mudah 5. Kolaborasi pasien akan
pemeberian makanan asupan kalori dan
tinggi kalori dan protein
tinggi protein

Intoleransi pasien akan 1. Dorong pasien 1. Partisipasi pasien


aktivitas meningkatkan toleransi untuk dalam perencanaan
berhubungan aktivitas selama dalam mernecanakan dapat menguatkan
dengan perawatan. peningkatan keyakinannya
kelemahan Objektif: Dalam jangka aktivitas
waktu 2x 24 jam pasien 2. Intruksi dan bantu 2. Menurunkan
akan menunjukkan: pasien untuk kebutuhan oksigen
1. Bebas dari melakukan oleh tubuh dan
kelemahan akvitas diselingi mencegah
2. Mampu melakukan aktivitas secara dengan istirahat keletihan

mandiri 3. Pantau respon 3. Untuk mengetahui


3. Tanda- tanda vital pasien terhadap respon tubuh
dalam batas normal setiap aktivitas pasien
(TD : 120/ 80
mmHg, N : 60- 100 4. Lakukan 4. Untuk menilai
Kerusakan Pasien akan 1. Lakukan observasi
integritas kulit mempertahakan luka setiap hari (luas
berhubungan integritas kulit yang luka)
dengan edema, adekuat selama dalam 2. Lakukan perawatan
ikterus perawatan. luka
Objektif : dalam jangka
waktu 1x24 jam pasien
akan menunjukkan:
1. Kulit luka kering 6. Kolaborasi
2. Kulit luka tampak pemberian salep kulit
merah mudah sesuai indikasi
3. Tidak ada tanda
infeksi (tidak ada
nanah , tidak 3. Lakukan observasi
bengkak ) tanda- tanda infeksi
4. Suhu tubuh pasien pada luka :
dalam batas normal • suhu tubuh pasien
36,5- 37.5 C • ada tidaknya
nanah,
• warna luka

4. Atur posisi pasien


nyaman dan tidak ada
penekanan pada luka

5. Atur reposisi pasien


tiap 2 jam
1. Untuk darah dan
mengetahui penekanan pada
kondisi luka tempat yang sama
dengan waktu
2. Agar luka lama
tetap bersih,
mengangkat 6. Untuk
jaringan mempercepat
tidak terjadi proses
infeksi dan penyembuhan luka
mempercepat
penyembuhan
luka

3. Untuk
mengetahui
tanda-tanda
infeksi pada
luka

4. Untuk
menghindari
ketegangan
pada luka
5. Untuk
menghindari
ketidakefektifa
n sirkulasi
2.2.4.Implementasi Keperawatan

Tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien sirosis hati bertujuan untuk menyelesaikan masalah
keperawatan yang ada pada pasien. Tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien dengan sirosis hepatis
adalah kaji dan catat status pernapasan pasien setiap 4 jam jika pasien sesak napas , auskultasi suara napas,
mengatur posisi dan pemberin O2, melakukan pengkajian pada masukan dan haluaran pasien serta
menghitung balance cairan, penimbangan berat badan, menganjurkan pasien membatasi asupan cairan dan
natrium, pemberian diuretik , melakukan perawatan luka dan melakukan observasi tanda- tanda infeksi.
pemberian tranfusi, memberikan makanan tinggi protein dan rendah natrium.
2.2.5 Evaluasi Keperawatan

Evaluasi keperawatan dilakukan untuk menilai pencapaian tujuan dari pemberian asuhan
keperawatan pada pasien sirosis hepatis. Tujuan pemberian asuhan keperawatan pada pasien sirosis hepatis
antara lain pola napas yang efektif selama dalam perawatan, keseimbangan volume cairan, asupan nutrisi
yang adekuat, serta perfusi jaringan yang efektif.
BAB 2
ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTENSI PORTAL DAN ASITES
2.1 Pengkajian
Nama Pasien
:Tn.B.L.P Ruang/Kamar
:Teratai
Diagnosa Medis : CIRRHOSIS HEPAR+ ASITES

No. Medical Record :0-49-20-25

Tanggal Pengkajian :11-06-2018 Jam :10.00

Masuk Rumah Sakit :28-05-2018 Jam :11:48


Identitas Pasien

Nama Pasien :Tn.B.L.P Jenis Kelamin :Laki-laki

Umur/Tanggal Lahir :45/11 januari 1973 :Belum


Status
menikah
Perkawinan

Agama :Kristen prorestan Suku Bangsa :Sabu/Indonesia


Pendidikan Terakhir :SMP Pekerjaan :Tidak
bekerja

Alamat :Tarus

Identitas Penanggung

Nama :Ny.Y.B Pekerjaan


:IRT

Jenis Kelamin :Perempuan Hubungan :Adik


dengan
kandung
klien

Alamat :Tarus
Riwayat Kesehatan

1. Alasan masuk Rumah Sakit : pasien di bawa oleh keluarga ke RS karena tidak sadarkan
diri.

2. Keluhan Utama saat ini : Saat dikaji pasien mengatakan merasa pusing .

3. Riwayat Keluhan Utama : klien masuk rumah sakit hari (minggu, 28 Juni 2018)
dengan keadaan tidak sadar (V 3/M 5/E 3). Sebelumnya, 2 hari yang lalu pasien
mengkonsumsi alcohol (sopi), sedangkan pasien tidak makan dan minum, pasien saat ini
dirawat diruang teratai, saat dikaji pasien mengatakan merasa pusing saat bangun tidur dan
duduk lama.
3. Mulai timbulnya keluhan : : pasien mengatakan keluhan pusing dirasakan sejak 1
minggu lalu, . Faktor pencetus yang menimbulkan keluhan pusing bertambah adalah jika
pasien tiba- tiba terkejut dari tidur , dan jika suhu ruangan meningkat. Jika pasien
mengalami pusing upaya yang dilakukan untuk mengatasi keluhan tersebut, ia akan
duduk tenang dan sejenak memejamkan mata

4. Riwayat Penyakit Sebelumnya : pasien mengatakan belum pernah masuk rumah sakit
dan dirawat sebelum ini . pasien juga tidak mempunyai riwayat sakit yang pernah
diderita dan belum pernah mendapatkan tindakan pembedahan
5. Kebiasaan : pasien mengatakan sering merokok , dalam sehari dapat menghabiskan
sebungkus rokok . pasien juga mengkonsumsi alcohol jenis bir bintang dan sopi . pasien
tidak minum kopi dan tidak pernah mengkonsumsi obat- obatan lain
1. Tanda – Tanda Vital

- Tekanan darah :90/60 mmHg

- Nadi : 98/menit

- Pernapasan : 18 x/menit -
- Suhu badan : 37.5 derajat Celsius

- Kepala dan leher : saat dilakukan pemeriksaan fisik pada pasien di dapatkan
pasien mengeluh kepala terasa pusing. Saat diinspeksi bentuk kepala dan wajah simetris,
tidsak ada nyeri tekan dan udem, rambut beruban, penyebaran rambut merata, rambut tidak
mudah rontok, kulit kepala bersih, tidak tampak adanya lesi dan massa
- Pendengaran : pasien tidak mengalami gangguan pendengaran

- Hidung : pasien tidak mengalami gangguan penghidu


- Tenggorokan dan mulut : keadaan mulut pasien , keadaan gigi tidak lengkap ,
tampak karies pada gigi dan pasien tidak mengalami gangguan menelan, mukosa bibir
tampak pucat

2. Sistem Kardiovaskuler : pasien tidak merasakan nyeri dada , saat diinspeksi


didapakan kesadaran pasien composmentis dengan GCS 15 , bentuk dada normal , bibir
tampak pucat , Capilary refill < 2 detik , tampak udem pada kaki + 1 mm, vena jugularis
tidak teraba . Saat diperkusi, tidak ada tanda-tanda pembesaran jantung, bunyi jantung
normal
3. Sistem Respirasi : Saat dikaji, tidak Ada keluhan , bentuk dada normal, jenis
pernapasan vesikuler , irama napas teratur , tidak ada suara napas tambahan , dan clubbing
finger normal
4. Sistem Pencernaan : saat dikaji , pasien mengatakan tidak ada keluhan pada
pencernaan, saat diinspeksi didapatkan turgor kulit nomal, keadaan bibir lembab , tidak ada
luka , tidak tampak radang, keadaan gusi pasien normal . warna abdomen cokelat , tampak
ada lesi pada bagian abdomen kanan bawah akibat gesekkan ikat pinggang . tampak
asites(+) pada abdomen kuadran kanan atas. Lingkar perut 78 cm Didapatkan Bising usus
pasien 16 kali/ menit , tidak ada nyeri tekan pada abdomen. Keadaan rectal normal , tidak
ada luka dan hemmoroid ,

5. Sistem Persyarafan : pasien mengatakan tidak ada keluhan. Kesadaran composmentis,


GCS 15

, Saat dilakukan inspeksi didapatkan pupil tampak isokor,. pasien juga tidak
mengalami gangguan pada koordinasi gerak dan reflexes.
6. Sistem Musculoskeletal : pasien mengatakan sejak lahir mengalami kelumpuhan
pada kaki kanan. Tidak ada nyeri otot dan sendi, kekuatan otot normal
7. Sistem Integumentari : saat dikaji , tidak ada lesi , warna kulit coklat , turgor kulit baik
, kelembapan kulit normal . Didapatkan ada ganggrene pada kaki kanan dengan luas luka p:
18 cm x L : 7 cm
8. Sistem Perkemihan : pasien mengatakan tidak ada keluhan pada perkemihan ,
pasien tidak menggunakan kateter . Pasien mengatakan minum 3- 4 gelas/ hari (720 cc/
hari ) , parenteral
500 cc/ 24 jam, produksi urine 1000 cc/ 24 jam.

9. Sistem Endokrin : pasien mengatakan tidak ada keluhan .

10. Sistem Reproduksi : pasien mengatakan tidak ada keluhan.

11. Pola Kegiatan Sehari-hari (ADL)

A. Nutrisi : pasien mengatakan sebelum sakit pola makan baik , pasien makan nasi,
sayur, lauk pauk , makan 3 x dalam s ehari , makanan dihabiskan. Pasien mengatakan suka
makan yang rebus dan salam (lalapan) . minum dalam sehari 5-6 gelas air putih (2000-
2.500 cc). pasien mengatakan selama sakit ada perubahan pola nutrisi , yaitu minum
hanya 3-4 gelas air putih/ 24 jam. Sedangkan pola makan tidak ada perubahan
B. Eliminasi

1. Buang air kecil (BAK) : Pasien mengatakan sebelum sakit BAK 4-5 kali/ 24jam , bau
pesing, warna kuning . Saat sakit BAK 2-3 kali/ 24 jam. Pasien menggunakan pempers
diganti 2-3 kali/ 24 jam dengan keadaan penuh
2. Buang air besar (BAB) : pasien mengatakan sebelum sakit BAB 1-2 kali/ hari , warna
kuning kecoklatan, bau busuk sesuai dnegan apa yang dimakan, BAB tidak keras .
Selama sakit pasien mengatakab BAB 1 kali/ hari, lunak, kunign kecoklatan
C. Olah raga dan Aktivitas : pasien mengatakan kalau dirumah ia hanya jalan-jalan ke
tetangga atau tidur .
D. Istirahat dan tidur : pasien mengatakan sebelum sakit biasanya tidur jam 10
malam dan bangun jam 5 pagi , kalau siang tidur jam 1 siang hingga jam 4 sore . selama
sakit pasien mengatakan pola tidur masih tetp sama . pasien mengatakan kalau susah tidur ,
ia akan menonton televisi.
12. Pola Interaksi Sosial : pasien mengatakan orang terpenting dan terdekat dengan
dirinya adalah ibu kandung. Pasien mengatakan jika ada masalah biasanya ia lebih suka
minum alcohol untuk menghilangkan masalah tersebut, menurut keluarga dan pasien,
ia tidak pernah menceritakan atau mengeluh apapapun tentang masalahnya.
13. Kegiatan Keagamaan/ Spiritual : keluarga mengatakan pasien jarang mengikuti gerja
karena malas , pasien juga tidak mengikuti kegiatan keagamaan
14. Keadaan Psikologis Selama Sakit : pasien mengatakan sakit yang dialami karena sering
mengkonsumsi alcohol , sehingga tubuh menderita. Pasien mengatakan ia percaya akan sembuh .
pasien dan keluarga menerima dngan baik setiap petugas yang akan merawat dirinya
b. Diagnostik Test

1. Pemeriksaan-pemeriksaan khusus

Ultrasonographi : CIRRHOSIS HEPAR+ ASITES

Penatalaksanaan/pengobatan

(pembedahan, obat-obatan, dan lain-lain)

• Pengobatan :

Nama obat/infus Dosis Efek Efek samping

Ranitidin 2x1 mg/ Iv Tukak lambung dan duodenum Diare, muntah, sakit
kepala, insomnia,
vertigo, ruam,
konstipasi, urine
keruhtampak keruh,
bingung dan
berhalusinasi
Aminofusin 1x 500 cc/ Fungsi otak menurun akibat Ruam, urtikaria,
pruritus, hipotensi,
hepar infus Iv penyakit hati, overdosis mengi, sesak napas,
paracetamol, pencegahan meal- muntah,
nefropati radiocontrast-induksi. stomatitis dan demam.
Gula darah rendah,
dehidrasi,skizofreniaalkoholism
e, infeksi herpes simpleks,
kekurangan kalium dan
ketidakseimbangan
pro albumin infus 2x 200 mg Menangani elektrolit.
defisiensi albumin Urtikaria, demam, haus,
sensasi rasa panas,
/ IV berkeringat, dan jantung
berdebar, peningkatan
tekanan darah,
keala, mual, dan muntah

Sucrafat 3x 2 g / Gastristis kronis, ulkus pepik, Mual, muntah, tidak


enak perut, konstipasi,
oral profilaksis perdarahan saluran diare, gatal-gatal, ruam
cerna pada kulit, insomnia,
pusing, sakit kepala,
sakit tulang belakang
Spiro 1 x 100 mg Menurunkan tekanan darah Mati rasa, myeri otot
atau lemah, detak
/ oral tinggi, dapat mencegah stroke, jantung tidak beraturan,
serangan jantung, masalah pada merasa lelah, gelisah
ginjal , dan edema dengan atau pusing, jarang BAK
mengeluarkan kelebihan cairan. bahkan tidak sam sekali,
napas cepat, tromor,
reaksi alergi pada kulit
Furosemid 3x 40 mg / Mengatasi penumpukan cairan Pusing, vertigo, mual
(ruam), demam,
muntah, diare dan
oral dan edema pada tubuh konstipasi serta
penglihatan buram

Paracetamol 3x 500 mg/ Analgesik (pereda nyeri ) dan Penurunan jumlah sel
darah, muncul ruam.
oral antipiretik (penurun demam) Terjadi pembenagkakan
dan sesak napas akibat
alergi, thipotensi,
jantung berdetak cepat,
dan kerusakan pada hati
dan ginjal jika
overdosis pemakaian

Albumin tablet 3x 500 mg/ Menangani defisiensi albumin Urtikaria, demam, haus,
sensasi rasa panas,
oral berkeringat, dan jantung
berdebar, peningkatan
tekanan darah, sakit
keala, mual, dan muntah
Vitamin B1 2x 1 mg/ Menangani defisensi Vitamin Hangat, gatal,
kesemutan, dan mual
oral B1, penyakit beriberi

2. Diagnosa Keperawatan

2.1 Analisa Data

Masalah Penyebab Data-Data


Ketidakefektifan Sirosis hepar DS : pasien mengatakan merasa pusing
perfusi perifer saat bangun tidur dan duduk lama
DO: - Pasien tampak lemah
- Konjungtiva pucat/ anemis
- Mukosa bibir tampak pucat
- TD : 90/60 mmHg
Kerusakan integritas Edema DS : pasien mengatakan ada luka pada
kulit kaki kiri dan abdomen bawah
DO : - ada luka gangrene di kaki bagian
bawah
- luka dengan jaringan nekrotik .
- luas Luka p : 20 cm , lebar : 7 cm
L : 4 cm
-
Kelebihan volume Gangguan mekanisme DS :-
cairan regulasi DO: -asites + pada kuadran kanan atas ,
- Pitting udem pada kaki +1
- Hb : 7.7
Defisiensi Kurang informasi DS : pasien dan keluarga mengatakan
pengetahuan perlu pernah mendengar tentang
penyakit sirosis hepatis,
DO : - Pasien dan keluarga tampak
bingung
- Pasien dan keluarga tidak dapat
menyebutkan pengertian dan tanda

2.2 Diagnosa keperawatan


1. Ketidakefektifan perfusi perifer berhubungan dengan Sirosis hepar yang ditandai dengan
DS : pasien mengatakan merasa pusing saat bangun tidur , duduk lama
DO: - pasien tampak lemah
- Konjungtiva pucat/ anemis
- TD : 90/60 mmHg
- Hb : 7.7
- Hasil USG : CIRRHOSIS HEPAR
2. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan Gangguan mekanisme regulasi yang
ditandai dengan
DS :
DO :- asites + pada kuadran kanan atas , Lingkar perut 78 cm
- Pitting udem pada kaki +1
- Hb : 7.7
- Hasil USG : asites
3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan Diabetes mellitus yang ditandai dengan
DS : pasien mengatakan ada luka pada kaki kiri dan abdomen bawah
DO : - ada luka gangrene di kaki bagian bawah
- luka dengan jaringan nekrotik
- luas Luka p : 20 cm , lebar : 7 cm
- ada luka trauma di abdomen kanan bawah , jenis luka granulasi, luas luka p : 2 cm
L : 4 cm
4. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi yang ditandai dengan:
DS : pasien dan keluarga mengatakan perlu pernah mendengar tentang penyakit sirosis
hepatis,
DO : - Pasien dan keluarga tampak bingung;
- Pasien dan keluarga tidak dapat menyebutkan pengertian dan tanda gejala penyakit
sirosis hepar
NO. Diagnosa keperawatan Goal dan objektif Intervensi Rasional
1 Kelebihan volume pasien akan 6. Kaji pitiing udem Untuk mengetahui adanya
cairan berhubungan mempertahankan volume tanda kelebihan cairan
dengan Gangguan cairan yang adekuat
mekanisme regulasi selama dalam perawatan. Untuk mengetahui adanya
Objektif: Dalam jangka 7. Kaji asites pasien kelebihan cairan
waktu 3x 24 jam pasien
akan menunjukkan: Untuk mengetahui
5. Pitting udem berkurang keseimbangan masukan dan
6. Masukkan dan haluaran 8. Kaji dan catat haluaran
sama masukan dan haluaran
7. Tekanan darah dalam pasien/ 24 jam(setiap jam
batas normal (120/80 mmHg 7 pagi )
2 Ketidakefektifan Pasien akan akan 6. Kaji dan catat Untuk mengetahui keluhan
perfusi perifer meningkatkan perfusi keluhan pasien seperti pasien
berhubungan dengan jaringan perifer yang pusing, sulit tidur
sirosis hepar efektif selama dalam Untuk mengidentifikasi
perawatan . 7. Lakukan pengukuran adanya perubahan tanda-
Objektif : Dalam jangka dan catat suhu, frekuensi tanda vital
waktu 3 x 24 menit pasien nadi, laju pernapasan dan
akan menunjukkan : tekanan darah detiap 4
2. Tidak ada tanda-tanda jam
anemis : pasien tidak lemah, 8. Lakukan pemantauan Untuk mengetahui
3. Intervensi keperawatan
mmHg menjadi 120/80
mmHg 10. Lakukan Untuk meningkatkan
Kolaborasi pemberian kadar
3 Kerusakan integritas Pasien akan mempertahakan 5. Lakukan observasi luka Untuk mengetahui kondisi
kulit berhubungan integritas kulit yang adekuat setiap hari (luas luka) luka
dengan Gangguan selama dalam perawatan.
mekanisme regulasi Objektif : dalam jangka 6. Lakukan Agar luka tetap
waktu 1x24 jam pasien perawatan luka bersih, mengangkat
akan menunjukkan jaringan tidak terjadi
5. Kulit luka kering infeksi dan mempercepat
6. Kulit luka tampak 7. Lakukan observasi penyembuhan luka.
merah mudah tanda- tanda infeksi pada
7. Tidak ada tanda infeksi luka : Untuk mengetahui tanda-
(tidak ada nanah , tidak • suhu tubuh pasien tanda infeksi pada luka
bengkak ) • ada tidaknya nanah,
8. Suhu tubuh pasien • warna luka
dalam batas normal
36,5- 37.5 C 8. Atur posisi pasien Untuk menghindari
4 Defisiensi pasien akan meningkatkan 1. kaji tingkat Untuk pengetahui tingkat
pengetahuan pengetahuan selama pengetahuan pasien tentang pengetahuan pasien
berhubungan dalam perawatan. penyakitnya tentang
dengan Objektif: Dalama jangka penyak
kurang informasi waktu 1x 30 menit pasien itnya
pengertian sirosis hati dan media)
2. Mampu menyebutkan
penyebab sirosis hati
3. Mampu menyebutkan
tanda dan gejala sirosis hati 3. Lakukan Agar pasien dan keluarga
4. Mampu menyebutkan kegiatan penyuluhan kesehatan dapat meningkatkan
pencegahan dan komplikasi tentang sirosis hati (pengertian, pengetahuan tentang
sirosis hati penyebab, tanda dan gejala, penyakit pasien
komplikasi dan pencegahan
penyakit sirosis hepar)
Agar dapat mencegah
4. Diskusikan bersama komplikasi .
pasien dan keluarga perubahan
Daftar Pustaka

Amin & Hardhi. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnoa Medis

NANDA NIC-NOC. Yogyakarta: MediAction

Herdman, T. Heather. 2015. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi


2015-2017, edisi 10. Jakarta: EGC

Kemenkes RI. 2013.Riset Kesehatan dasar. Jakarta : Kemenkes RI

Lynn S Bickley.2012.Buku saku pemeriksaan fisik dan riwayat.Jakarta:EGC

Nugroho, Taufan 2011. Asuhan Keperawatan Maternitas, Anak, Bedah


dan Penyakit

Dalam. Nuha Medika : Yogyakarta

Taylor, Cyntia M. 2010. Diagnosa Keperawatan : Dengan Rencana Asuhan.


Jakarta: EGC Smeltzer & Bare, 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.
Brunner & Suddart Edisi
8 Volume 1,2,3. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai