Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

DAN ASUHAN KEPERAWATAN


TIMPANOPLASTI
NAMA KELOMPOK 3 :
SITI FATIMAH (106117005)
LINTANG RETNO RAHAYU (106117007)
NILA KAMILATUN NI’MAH (106117010)
FINDA NINGRUM (106117013)
ERLINA ARIANTI (106117020)
ADEVIA LIANA (106117024)
DESSY MELLIANI (106117029)
RIZAL NUNGROHO (106117030)
DEFINISI
TIMPANOPLASTI MERUPAKAN SUATU PROSEDUR PEMBEDAHAN
YANG DIRANCANG UNTUK DAPAT MENUTUP ROBEKNYA MEMBRAN
TIMPANI.
TIMPANOPLASTI ADALAH PROSEDUR PEMBEDAHAN ATAU
REKONSTRUKSI PADA MEMBRAN TIMPANI DISERTAI ATAU TIDAK
DISERTAI OLEH PENCANGKOKAN MEMBRAN TIMPANI, SERING KALI
HARUS DILAKUKAN JUGA REKONSTRUKSI TULANG PENDENGARAN.
TUJUAN
DARI TIMPANOPLASTI ADALAH UNTUK MEMPERBAIKI
GENDANG TELINGA BERLUBANG, DAN KADANG-
KADANG TULANG TELINGA TENGAH (OSSICLES) YANG
TERDIRI DARI INKUS,MALEUS, DAN STAPES. CANGKOK
MEMBRAN TIMPANI MUNGKIN DAPAT DIPERLUKAN. JIKA
DIPERLUKAN,CANGKOK BIASANYA DIAMBIL DARI VENA
ATAU FASIA (OTOT KELOPAK) JARINGAN PADA CUPING
TELINGA.BAHAN SINTETIS DAPAT DIGUNAKAN JIKA
PASIEN MEMILIKI OPERASI SEBELUMNYA DAN TELAH
CANGKOK MEMBRAN TIMPANI.
 INDIKASI
 Indikasi dan keadaan diperlukan untuk dilakukannya timpanoplasti:
 1.Penderita dengan tuli konduksi karena perforasi membran timpani atau
disfungsiossikular.
 2.Otitis media kronik atau rekuren sekunder terhadap kontaminasi.
 3.Tuli konduksi progresif karena patologi telinga tengah.
 4.Perforasi atau tuli persisten lebih dari 3 bulan karena trauma, infeksi atau pembedahan.
 5.Ketidakmampuan untuk mandi atau berpartisipasi dalam olahraga air dengan aman
 Sedangkan syarat dilakukannya timpanoplasti adalah:
 1.Perforasi terjadi di sentral dimana keadaan telinga sudah kering paling tidak 6 minggu.
 2.Mukosa telinga tengah normal.
 3.Osikular yang utuh dan Keadaan koklea baik.
 PENATALAKSAAN
 1.Tipe Timpanoplasti
 a.Tipe I timpanoplasti
 Hanya merekonstruksi membran timpaniyang berlubang.
 b. Tipe II timpanoplasti
 Digunakan untuk perforasi membran timpani dengan erosi maleus. Ini melibatkan pencangkokan pada
inkus atau sisa-sisa maleus tersebut.
 c. Tipe III timpanoplasti
 Diindikasikan untuk penghancuran dua ossicles, dengan stapesmasih utuh dan mobile. Ini melibatkan
penempatan cangkokan ke stapes, danmenyediakan perlindungan untuk perakitan.
 d. Tipe IV timpanoplasti
 Digunakan untuk penghancuran tulang pendengaran, yangmencakup semua atau bagian dari
lengkungan stapes. Ini melibatkan penempatancangkokan pada atau sekitar kaki stapes mobile.
 e.Tipe V timpanoplasti
 Digunakan ketika kaki dari stapes menetap.
 KOMPLIKASI
 Setiap tindakan tidak lepas dari resiko yang akan terjadi. Pada tindakan
timpanoplasti,komplikasi yang bisa terjadi adalah:
 1. Infeksi: akibat tindakan operasi yang aseptiknya kurang baik, kontaminasi
alat-alat,kegagalan graft berhubungan dengan infeksi pasca operasi.
 2. Kegagalan graft: akibat infeksi, inadequate packing (anterior
mesotympanum),kesalahan teknik.
 3. Kondroitis
 4. Trauma nervus korda timpani
 5. Tuli sensorineural dan vertigo: akibat manipulasi berlebihan terhadap osikel.
 6. Peningkatan tuli konduksi: akibat blunting dan meluasnya graft ke dinding
kanal pada lateral grafting, lateralisasi membran timpani dari malleus.
 7. Stenosis kanal auditori eksternal
Pathway

Timpanoplasti

Pre Intra Post

Akan dilakukan Pembiusan Pembedahan Insisi bedah


tindakan operasi

Kesadaran di Insisi Terputusnya


turunkan jaringan
Cemas /Anseitas
Terputusnya
mobilitas jaringan
Penurunan fungsi Merangsang
pembuluh darah area sensorik
otot pernapasan

Resiko
Penurunan tekanan Nyeri
perdarahan
inspiraso dan
ekspirasi
Syok
hipovolemik
Pola nafas tidak
efektif
Hb

Suplai O 2

Sianosis

Gangguan
perfusi
jaringan
 DIAGNOSA KEPERAWATAN
 a. Pre Operasi :
 1) Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang prosedur tindakan operasi
 b. Intra Operasi :
 1) Pola nafas tidakefektif
 2) Gangguan perfusi jaringan
 3) Resiko tinggi cedera berhubungan dengan kehilangan pendengaran.
 c. Post Operasi :
 1) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan trauma jaringan akibat prosedur invasive/
tindakan operatif dan adanya proses inflamasi luka post operasi
 2) Nyeri akut b.d agens cidera fisik

Anda mungkin juga menyukai