Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

EKSISI FAM

OLEH :

Arpiadiansyah, S.Kep
1614901210755

PROGRAM PROFESI NERS ALIH JENIS


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
TAHUN AJARAN 2017/2018
LEMBAR PENGESAHAN
Nama Mahasiswa : Arpiadiansyah, S.Kep
NIM : 1614901210755
Judul : Laporan Pendahuluan eksisi FAM

Banjarmasin, September 2017

Menyetujui,

Preseptor Akademik Preseptor Klinik

( ) ( )
LAPORAN PENDAHULUAN
EKSISI FAM

I. Konsep Eksisi Fam


2.1 Definisi

Fibroadenoma mamae (FAM) adalah tumor jinak payudara yang biasa


terdapat pada usia muda (15-30 tahun), dengan konsistensi padat kenyal,
batas tegas, tidak nyeri, dan mobile.

Jenis operasi untuk FAM yang biasa dilakukan adalah eksisi dan
ekstirpasi. Eksisi merupakan suatu tindakan pembedahan dengan membuang
jaringan (FAM), sedangkan ekstirpasi adalah tindakan pembedahan
pengangkatan seluruh massa tumor beserta kapsulnya yang berada di bawah
lapisan kulit.

Jadi eksisi FAM adalah suatu tindakan untuk bedah untuk membuang
jaringan atau tumor jinak yang tumbuh di payudara.

2.2 Tujuan
2.2.1 Untuk membuang tumor didalam payudara
2.2.2 Untuk mencegah terjadinya CA mamae
2.2.3 Agar benjolan tidak membesar
2.2.4 Mencegah progresifitas penyakit

2.3 Indikasi Operasi


Lesi jinak yang memberikan keluhan atau tidak berhasil dengan terapi
konservatif

2.4 Kontra Indikasi Operasi


Bukan lesi maligna
Tidak ada komorbid yang berat
2.5 Komplikasi
1. Infeksi
2. Pendarahan
3. Gumpalan darah

2.6 Persiapan Preoperative di Ruangan


1. Status Pasien
Lembar status pasien harus diisi dengan lengkap meliputi BB,
Riwayat pemberian ats, riwayat perkawinan, last meal.
2. Informed Consent
Merupakan penjelasan kepada pasien sampai pasien mengerti.
Sebelum dilakukan tindakan operasi, keluarga pasien diminta
persetujuannya, sebaiknya dalam hal ini ada saksi, pasien, dan
petugas.
3. Daerah operasi
a. Persiapan daerah operasi
b. Pasien sudah mandi
c. Kepala dipakaikan topi operasi
d. Daerah yang akan diiris dibersihkan dengan alcohol, NaCl, dan
betadin
e. Setelah dibersihkan lalu tutup dengan kasa

4. Barang-barang
Segala macam perhiasan yang menempel pda tubuh pasien harus
dicopot
5. Darah
Transfuse darah pada pasien pre op harus disediakan terutama pada
kasus- kasus emergensi dengan HB kurang dari 10

2.7 Persiapan Atau Prosedur di Ruang Operasi


1. Persiapan meja operasi dan alat-alatnya
Persiapan meja operasi diposisikan datar.
2. Lampu
Cek lampu operasi, lampu operasi harus nyala semua. Perhatikan
dalam penggeseran lampu saat akan memfokuskan lampu pada dear
ah operasi jangan sampai menyentuh daerah steril.
3. Kursi
Kursi harus ada, kursi ini dibutuhkan untuk operasi yang
membutuhkan waktu lama.
4. Meja instrument
Meja instrument harus sudah disiapkan lengkap dengan set
instrumennya. Yang harus diingat antara medan operasi dengan meja
instrument harus terpasang duk steril karena daerah ini harus daerah
steril. Siapkan juga BHP yang akan dibutuhkan
5. Suction apparatus
Terdiri dari 2 tabung:
a. Tabung penampung
b. Tabung vacuum
Alat ini berfungsi untuk menyedo cairan pada daerah operasi misalnya
setelah dilakukan pencucian dengan NaCl. Usahakan cairan kotor
hanya tertampung pada tabung penampunan. Bila suction tidak
berfungsi dengan baik cek dulu bagian tutup tabung, mungkin
tutupnya kurang kencang.
6. Elektro couter
Cek alat ini dengan menyalakannya semua harus pada angka 30.
Untuk ground sebelum digunakanhars diolesi dengan jelly ultra sonic.
Ground jangan ditempatkan pada daerah yang menyeberangi jantung.
Tombol kuning berfungsi sebagai pisau, tombol biru berfungsi untuk
menghentikan perdarahan. Bila elektro coouter tidak berfungsi cek
dulu groundnya jangan langsung menambahkan angka.
Yang peru diperhatikan saat akan mematikan couter semua tombol
harus pada angka 30.
7. Anastesi set
Anastesi disiapkan oleh anestiolog
8. Tempat limbah operasi
Tempat limbah harus dibedakan antara tempat limbah medis dan non
medis
9. Obat-obat emergency
Obat-obat emergency harus disiapkan dahulu
10. Oksigen dan NO2
Pastikan oksigen dan NO2 masih, oksigen dengan selang hijau
sedangkan NO2 dengan selang biru.

2.5 Perawatan Pasca operasi


2.5.1 Menjaga kestabilan jalan nafas
2.5.2 Mengawasi keadaan umum pasien
2.5.3 Mengawasi tanda-tanda vital
2.5.4 Mengatur posisi sesuai kebutuhan kondisi pasien
2.5.5 Mengawasi intake dan output cairan
2.5.6 Menilai aldrette skor
2.5.7 Melaksanakan serah terima pasien dengan petugas ruangan
2.5.8 Bila ada kegawatan segera melapor dokter anestesi

2.6 Pemeriksaan Penunjang


2.6.1 Rongen
2.6.2 Dada X-ray
2.6.3 Scan tulang atau CT scan, Jika dokter mencurigai penyebaran
kanker.
2.7 Pathway

FAM

Pre Intra Post

Akan dilakukan Pembiusan Pembedahan Insisi bedah


tindakan operasi

Kesadaran di Insisi Terputusnya


turunkan jaringan
Cemas/Anseitas
Terputusnya
mobilitas jaringan
Penurunan fungsi Merangsang
pembuluh darah
otot pernapasan area sensorik

Resiko
Penurunan tekanan Nyeri
perdarahan
inspiraso dan
ekspirasi
Syok
hipovolemik
Pola nafas tidak
efektif
Hb

Suplai O2

Sianosis

Gangguan
perfusi
jaringan
II. Rencana Asuhan Keperawatan pada Klien dengan EKSISI FAM
3.1 Diagnosa Keperawatan
3.1.1 Pre Operasi
3.1.1.1 Ansietas/cemas berhubungan dengan krisis situasi,
perubahan status kesehatan, kekhawatiran tentang
pengaruhnya pada ADL atau menghadapi prosedur bedah.
3.1.2 Intra Operasi
3.1.2.1 Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan terjadinya
sianosis, perdarahan
3.1.3 Post Operasi
3.1.3.1 Nyeri akut berhubungan dengan dengan spasme otot,
gerakan fragmen tulang, edema dan cedera pada jaringan
lunak, alat traksi/ immobilisasi

3.2 Intervensi
3.2.1 Pre Operasi
3.2.1.1 Ansietas/cemas berhubungan dengan krisis situasi,
perubahan status kesehatan, kekhawatiran tentang
pengaruhnya pada ADL atau menghadapi prosedur bedah.
Tujuan : pasien tampak rileks.
Kriteria Hasil : menyatakan pengetahuan yang akurat
tentang situasi, menunjukkan rentang tepat tentang
perasaan dan penurunan rasa takut.
Intervensi :
a. Damping pasien dan bina hubungan saling percaya
Rasional : menunjukkan perhatian dan keinginan
untuk membantu.
b. Berikan informasi tentang prosedur tindakan yang
akan dilakukan
Rasional : Membantu pasien dalam memahami tujuan
dari suatu tindakan.
c. Dorong pasien/orang terdekat untuk menyatakan
masalah/perasaan
Rasional : Memberikan kesempatan pada pasien dan
konsep solusi pemecahan masalah
d. Beri informasi pada pasien sebelum dilakukan
tindakan
Rasional : memungkinkan pasien untuk menerima
kenyataan dan menguatkan kepercayaan pada pemberi
perawatan dan pemberian informasi.
3.2.2 Intra Operasi
3.2.2.1 Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan terjadinya
sianosis, perdarahan
Tujuan : integritas jaringan: kulit dan membrane mukosa
dan perfusi jaringan perifer adekuat.
Kriteria hasil : tekanan dalam batas normal, warna kulit
tidak berubah, pengisian kapiler.
Intervensi:
a. Lakukan pengkajian komprehensif terhadap sirkulasi
perifer
b. Pantau perbedaan ketajaman atau ketumpulan, panas
atau dingin
c. Letakkan ekstremitas pada posisi menggantung, jika
perlu
d. Evaluasi ekstremitas yang terkena 20 derajat atau
lebih diatas jantung jika perlu
3.2.3 Post Operasi
3.2.3.1 Nyeri akut berhubungan dengan spasme otot, gerakan
fragmen tulang, edema dan cedera pada jaringan lunak,
alat traksi/ immobilisasi.
Tujuan : Nyeri berkurang atau hilang.
Kriteria Hasil :
a. Pasien mengatakan nyeri berkurang
b. Ekspresi wajah pasien tenang
c. Pasien akan menunjukkan ketrampilan relaksasi
d. Pasien akan tidur/istirahat dengan tepat
e. Tandatanda vital dalam batas normal.
Intervensi :
a. Kaji nyeri, perhatikan lokasi, intensitas (skala 0-10)
b. Ajarkan tehnik relakasi napas dalam
Rasional : Kien dapat mengontrol nyeri
c. Atur posisi kaki yang sakit (abduksi) dengan bantal
d. Ajarkan dan dorong tehnik relaksasi napas dalam
e. Kolaborasi berikan obat sesuai program
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall. (2000). Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan.


Edisi 2. (terjemahan). Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarata.

Carpenito, Lynda Juall. (2000.). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8.


(terjemahan). Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Doenges, Marilynn E. (2001). Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3.


(terjemahan). Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Engram, Barbara. (2013). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah.


Volume 2, (terjemahan). Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Junadi, Purnawan. (2014). Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta: Media


Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Long, Barbara C. (2011). Perawatan Medikal Bedah. Volume I. (terjemahan).


Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran. Bandung.

Mansjoer, Arif., et all. (2010). Kapita Selekta Kedokteran. Fakultas Kedokteran UI :


Media Aescullapius.

Anda mungkin juga menyukai