Anda di halaman 1dari 15

OTITIS MEDIA AKUT

Nama Anggota :

Velyna Okke Sudrajat (106117014)


Hesti Retno Arum (106117017)
Asri Melati (106117021)
Rizal Nugroho (106117030)
Definisi

 Otitis Media adalah infeksi telinga


meliputi infeksi saluran telinga luar
(Otitis Eksterna), saluran telinga tengah
(Otitis Media), dan telinga bagian dalam
(Otitis Interna). (Rahajoe, N. 2012).
 Otitis Media Akut (OMA) adalah
peradangan akut sebagian atau seluruh
telinga tengah, tuba eustachi, antrum
mastoid, dan sel-sel mastoid. (Djaafar,
Z.A, 2007).
Prevalensi

 OMA biasanya terjadi karena peradangan


saluran napas atas dan sering mengenai bayi
dan anak-anak. Kecenderungan menderita OMA
pada anak-anak berhubungan dengan belum
matangnya system imun. Pada anak-anak,
makin tinggi frekuensi ISPA, makin besar resiko
terjadinya OMA. Bayi dan anak-anak mudah
terkena OMA Karena anatomi saluran eustachi
yang masih relative pendek, lebar, dan letaknya
lebih horizontal. (Djaafar, Z.A, 2007).
 OMA lebih sering terjadi pada kelompok umur
yang lebih muda (0 sampai 5 tahun)
dibandingkan pada kelompok umur yang lebih
tua (5 sampai 11 tahun).
 Terjadinya penyakit OMA dijabarkan melalui
beberapa tahap yaitu efusi pada telinga tengah yang
akan bekembang menjadi pus yang disebabkan oleh
infeksi mikroorganisme disertai tanda-tanda
inflamasi akut, demam, othalgia, dan iritabilitas.
ETIOLOGI

 Bakteri
 Contoh bakteri penyebab Otitis Media adalah
Staphylococcus aureus, Pneumococcus, Haemophilus
influenza, Escherichia coli, Streptococcus
anhemolyticus, Streptococcus hemolyticus, Proteus
vulgaris, dan Pseudomoas aeruginosa.
 Virus

 Beberapa virus juga dapat menyebabkan Otitis Media


Akut. Contoh: Virus Influenza.
Faktor Resiko

 Berikut factor resiko terjadinya Otitis


Media Akut:

 -Usia (Bayi dan Anak-anak)


 -Konsumsi ASI yang menurun

 -Alergi

 -Kongenital

 -Trauma atau cedera


BERDASARKAN PERUBAHAN MUKOSA

 -Stadium Oklusi : Stadium ini ditandai dengan gambaran


retraksi membran timpani akibat tekanan negatif telinga tengah
 -Stadium Hiperemis :

 -Stadium Supurasi :
 -Stadium Perforasi

 -Stadium Resolusi : Membran timpani berangsur normal,


perforasi membran timpani kembali menutup dan sekret
purulen tidak ada lagi
Manifestasi Klinis

 Othalgia (Nyeri telinga)


 Demam, batuk, pilek

 Membran timpani abnormal (sesuai stadium)

 Gangguan pendengaran

 Keluarnya secret di dari telinga berupa nanah

 Anak rewel, menangis, gelisah

 Kehilangan nafsu makan, dan lain-lain.


Pemeriksaan Penunjang

 Dalam menegakkan diagnosis OMA


terdapat tiga hal yang harus diperhatikan:
 -Penyakit muncul secara mendadak (akut)

 -Ditemukan tanda efusi pada telinga tengah

 -Terdapat tanda atau gejala peradangan pada


telinga tengah

 Berikut pemeriksaan penunjang yang dapat


digunakan:
 -Otoskopi
 -Otoskop Pneumatic
 -Timpanometri
Timpanometri
 -Timpanosintesis
 -Uji Rinne
 -Uji Webber
 -Uji Swabach

 Penatalaksanaan Medis
 Berdasarkan stadium : Stadium Oklusi bertujuan untuk
membuka tuba eustachius diberikan obat tetes
hidung.
 HCl Efedrin 0,5% dalam larutan fisiologik untuk anak <12 tahun
 HCl Efedrin 1% dalam larutan fisiologik untuk anak >12 tahun
atau dewasa.
 Sumber infeksi juga harus diobati dengan memberikan antibiotik.

 Stadium Presupurasi diberikan antibiotik, obat tetes hidung,


dan analgetik.
 Ampisilin 4 x 50-100 mg/KgBB

 Amoksisilin 4 x 40 mg/KgBB/hari

 Eritromisin 4 x 40 mg/KgBB/hari
 -Stadium Supurasi : Pasien harus dirujuk untuk
dilakukan miringotomi bila membran timpani masih
utuh. Selain itu, analgesik juga diperlukan agar nyeri
dapat berkurang.
 Stadium Perforasi : Diberikan obat cuci telinga H2O2 3%
selama 3-5 hari serta antibiotik yang adekuat sampai 3 minggu
 Stadium Resolusi : Biasanya akan tampak sekret keluar

 Tindakan :
 -Timpanosintesis : Tindakan dengan cara mengambil cairan
dari telinga tengah dengan menggunakan jarum untuk
pemeriksaan mikrobiologi
 -Miringotomi : Tindakan insisi pada membran timpani untuk
drainase cairan dari telinga tengah. Pada miringotomi dilakukan
pembedahan kecil di kuadran posterior-inferior membran
timpani

 Komplikasi :

 Intra-Temporal
 Abses subperiosteal
 Labirintitis
 Paresis fasial
 Petrositis
 Intra-Kranial

 Abses ekstradura
 Abses perisinus
 Tromboflebitis sinus lateral
 Abses otak
 Meningitis otikus
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai