Oleh:
Nama : Octaviani Defi
NIM : 190614901265
DISUSUN OLEH
Octaviani Defi
190614901265
Disetujui Oleh
1. Definisi
Persalinan dengan kala I lama adalah persalinan yang fase latennya
berlangsung lebih dari 8 jam dan pada fase aktif laju pembukaannya tidak
adekuat atau bervariasi; kurang dari 1 cm setiap jam selama sekurang-
kurangnya 2 jam setelah kemajuan persalinan; kurang dari 1,2 cm per jam pada
primigravida dan kurang dari 1,5 per jam pada multipara; lebih dari 12 jam sejak
pembukaan 4 sampai pembukaan lengkap (rata-rata 0,5 cm per jam). Insiden ini
terjadi pada 5 persen persalinan dan pada primigravida insidensinya dua kali
lebih besar daripada multigravida (Saifuddin, 2016).
2. Etiologi
5. Pemeriksaan dalam
Edema serviks
Bagian terendah sulit didorong ke atas
Terdapat kaput pada bagian terendah
4. Patofisiolgis
Tanda-tanda permulaan
persalinan (kala pendahuluan)
Tanda-tanda inpartu
Proses persalinan
Kelelahan
2. Bagi janin
Persalinan dengan kala I lama dapat menyebabkan detak jantung
janin mengalami gangguan, dapat terjadi takikardi sampai bradikardi.
Pada pemeriksaan dengan menggunakan NST atau OCT menunjukkan
asfiksia intrauterin. Dan pada pemeriksaan sampel darah kulit kepala
menuju pada anaerobik metabolisme dan asidosis. Selain itu, persalinan
lama juga dapat berakibat adanya kaput suksidaneum yang besar
(pembengkakan kulit kepala) seringkali terbentuk pada bagian kepala
yang paling dependen, dan molase (tumpang tindih tulang-tulang
kranium) pada kranium janin mengakibatkan perubahan bentuk kepala.
7. Prognosis
1. Bagi ibu
Persalinan lama terutama fase aktif memanjang menimbulkan efek
terhadap ibu. Beratnya cedera meningkat dengan semakin lamanya
proses persalinan, resiko tersebut naik dengan cepat setelah waktu 24
jam serta terdapat kenaikan insidensi atonia uteri, laserasi, perdarahan,
infeksi, kelelahan ibu dan syok. Angka kelahiran dengan tindakan yang
tinggi semakin memperburuk bahaya bagi ibu (Oxorn, 2010).
2. Bagi janin
Oxorn (2010) mengatakan bahwa semakin lama persalinan,
semakin tinggi morbiditas serta mortalitas janin dan semakin sering terjadi
keadaan berikut ini :
Asfiksia akibat partus lama itu sendiri
Trauma cerebri yang disebabkan oleh penekanan pada kepala janin
Cedera akibat tindakan ekstraksi dan rotasi dengan forceps yang sulit
Pecahnya ketuban lama sebelum kelahiran. Keadaan ini
mengakibatkan terinfeksinya cairan ketuban dan selanjutnya dapat
membawa infeksi paru-paru serta infeksi sistemik pada janin
membawa akibat yang buruk bagi anak. Bahaya tersebut lebih besar
lagi jika kemajuan persalinan pernah terhenti. Kenyataan ini
khususnya terjadi saat kepala bayi macet pada dasar perineum untuk
waktu yang lama sementara tengkorak kepala terus terbentur pada
panggul ibu.
8. Penanganan Medis
Menurut Saifuddin, dkk (2016), dan Wikjosastro, dkk (2012), penanganan
umum pada ibu bersalin dengan kala I lama yaitu:
Nilai keadaan umum, tanda-tanda vital dan tingkat hidrasinya.
Tentukan keadaan janin:
- Periksa DJJ selama atau segera sesudah his, hitung frekuensinya
minimal sekali dalam 30 menit selama fase aktif.
- Jika terdapat gawat janin lakukan sectio caesarea kecuali jika syarat
dipenuhi lakukan ekstraksi vacum atau forceps.
- Jika ketuban sudah pecah, air ketuban kehijau-hijauan atau
bercampur darah pikirkan kemungkinan gawat janin.
Jika tidak ada air ketuban yang mengalir setelah selaput ketuban
pecah, pertimbangkan adanya indikasi penurunan jumlah air ketuban
yang dapat menyebabkan gawat janin.
9. Pemeriksaan Penunjang
Manuaba, dkk (2013) mengatakan untuk menegakkan diagnosis
diperlukan beberapa pemeriksaan penunjang antara lain :
Pemeriksaan USG untuk mengetahui letak janin.
Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kadar haemoglobin guna
mengidentifikasi apakah pasien menderita anemia atau tidak.
Pemeriksaan sinar rontgen dilakukan jika diagnosis sulit ditegakkan
karena terjadi moulage yang cukup banyak dan caput succedanum yang
besar, pemeriksaan sinar rontgen dapat membantu menentukan posisi
janin disamping menentukan bentuk dan ukuran panggul.
Asuhan keperawana yang mungkin muncul pada kasus inpartu kala 1
memanjang menurut Herdman & Kamitsuru (2014) ,sebagai berikut:
1. Pengkajian
Identitas
Terdiri dari identitas pasien (nama, tanggal lahir/umur pasien, suku/bangsa,
agama, pendidikan, pekerjaan, alamat, status perkawinan, diagnosa medis,
no RM dan tanggal masuk rumah sakit). Identitas penanggung jawab/suami
(nama, tanggal lahir/umur pasien, suku/bangsa, agama, pendidikan,
pekerjaan, alamat).
Riwayat Penyakit Sekarang, Dahulu dan Keluarga
a. Riwayat penyakit sekarang
Mulai kapan klien merasakan adanya keluhan, dan usaha apa saja yang
telah dilakukan untuk mengatasi keluhan ini.
b. Riwayat penyakit dahulu
1) Riwayat kesehatan klien
Menarche pada usia berapa, haid teratur atau tidak, siklus haid
berapa hari, warna darah haid, HPHT kapan, terdapat rasa sakit
waktu haid atau tidak.
2) Riwayat kehamilan, persalinan dan nipas yang lalu
Hamil dan persalinan berapa kali, anak hiup atau mati, usia, sehat
atau tidak, penolong siapa, nipas normal atau tidak.
3) Riwayat pemakaian alat kontrasepsi
Untuk mengetahui jenis KB yang digunakan oleh pasien.
c. Riwayat penyakit keluarga
Meliputi pengkajian komposisi keluarga, lingkungan rumah dan
komunitas, pendidikan dan pekerjaan anggota keluarga, fungsi dan
hubungan antar anggota keluarga, kultur dan kepercayaan, prilaku yang
dapat mempengaruhi kesehatan, perepsi keluarga terhadap penyakit
pasien dan lain-lain.
Pengkajian Fisik
Review Of System:
a. Sistem pulmonary (B1): tidak ada keluhan
b. Sistem Kardiovaskuler (B2): nadi pasien tidak teratur, tekanan darah
kurang dari normal
c. Sistem Neurologi (B3): nyeri, pusing, peningkatan suhu tubuh
d. Sistem Perkemihan (B4): retensi urine
e. Sistem pencernaan (B5): pasien mengalami mual, muntah, dan juga
konstipasi
f. Sistem muskoluskeletal: merasa lemah
Pemeriksaan Penunjang
a. USG
USG abdominal dan transvaginal digunakan untuk memantau apakah
mioma tadi bertambah besar atau tidak. Mioma dengan ukuran kecil
dapat diketahui dan letaknya terhadap cavum uteri juga dapat
ditentukan, apakah suatu mioma submukosum, intramural, atau
subserosum.
b. Laboraturium dan Pemeriksaan darah lengkap
Pada mioma uteri yang disertai dengan perdarahan banyak dapat terjadi
penurunan kadar hemoglobin, albumin turun, lekosit turun/meningkat,
dan eritrosit turun.
2. Diagnosa Keperawatan
1) Sebelum SC
a) Nyeri akut berhubungan dengan kontraksi uterus
b) Cemas berhubungan dengan krisis situasional
c) Keletihan fisik berhubungan dengan peningkatan kebutuhan energi
akibat peningkatan metabolism sekunder akibat nyeri selama persalinan
3. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan NOC NIC
1 Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan askep selama a. Kaji ketidaknyamanan,
dengan kontraksi uterus proses persalinan nyeri klien perhatikan pengaruh
ditandai dengan: berkurang dengan criteria hasil: budaya dan respon
a) waktu persalinan a. Ibu dapat menggunakan b. Bantu teknik relaksasi
lama. teknik dalam mengontrol dan massase
b) Pembukaan belum nyeri c. Hitung waktu,
lengkap b. Ibu tampak rileks diantara frekuensi kontraksi
kontraksi secara berkala
c. Ibu terhindar dari analgesik/ d. Observasi TD
anastesia efek
2 Cemas berhubungan Setelah Setelah dilakukan a. Kaji tingkat dan
dengan krisis askep selama proses persalinan penyebab kecemasan
situasional, ditandai kecemasan klien berkurang b. Pantau TTV sesuai
dengan: dengan criteria hasil: indikasi
a) waktu persalinan a. Tampak rileks c. Pantau pola kontraksi
lama. b. Pasien kooperatif dalam uterus
b) Pembukaan belum Teknik relaksasi dan napas d. Laporkan disfungsi
lengkap dalam, persalinan
c) Presentasi bokong c. Pasien melaporkan cemas e. Anjurkan klien untuk
d) Ibu tampak berkurang mengungkapkan
kelelahan d. TD stabil perasaan, masalah
dan rasa takut
f. Kolaborasi dengan
tenaga medis untuk
penatalaksanaan
selanjutnya sesuai
kondisi pasien
3) Intervensi Keperawatan
No Diagnosa NOC NIC
Keperawatan
1 Hipertermi Setelah dilakukan a. ukur suhu tubuh pasien setiap
berhubungan dengan askep selama 2 x 24 jam
proses inflamasi, jam masalah teratasi b. berikan kompres hangat
ditandai dengan: dengan criteria hasil: c. anjurkan untuk banyak minum
a. Satu minggu a. suhu tubuh pasien air putih
setelah operasi, 36 – 37 C
o
d. kolaborasi: pemberian antipiretik
ibu mengeluh sesuai indikasi
demam e. kolaborasi: pemberian antibiotic
jika terindikasi terjadi infeksi
sistemik
2 kurang pengetahuan Setelah dilakukan 1. Kaji tingkat pengetahuan
berhubungan dengan askep selama 1 jam pasien
kurang terpaparnya masalah kurang 2. Berikan informasi sesuai
informasi (tentang pengetahuan teratasi dengan tingkat pemahaman
antenatal care dan dengan criteria hasil: dan Pendidikan pasien
persalinan), ditandai a. Pasien 3. Berikan pertanyaan tentang
dengan: menunjukkan informasi yang telah
a. SMRS pasien pemahaman disampaikan
ditolong oleh b. Feed back positif
dukun
b. Antenatal care
tidak terkontrol
DAFTAR PUSTAKA