Anda di halaman 1dari 8

41

BAB lll

METODOLOGI STUDI KASUS

3.1 Rancangan Studi Kasus

Laporan studi kasus ini menggunakan metode observasional deskriptif

dengan rancangan studi kasus yang dilakukan dengan tujuan utama untuk

memaparkan atau membuat gambaran tentang studi keadaan secara objektif

(notoatmojo, 2012). Dalam menyusun studi kasus ini penulis menggunakan

metode deskriftif dengan pendekatan proses keperawatan yang terdiri dari

pengkajian, prioritas masalah, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

3.2 Subjek Studi Kasus

Dalam penulisan studi kasus ini subjek merupakan orang yang dijadikan

sebagai responden untuk mengambil kasus (notoatmodjo, 2012).Subjek laporan

kasus ini adalah Ny.”A”

3.3 Fokus Studi

Fokus penelitian dalam study kasus ini difokuskan pada asuhan

keperawatan pada Ny.”A” dengan Partus Prematurus Imminens dengan Ny”A”

sebagai objek penelitian yang dilakukan di Ruang Shafa Rumah Sakit Islam Siti

Khadijah Palembang sebagai tempat penelitian.


42

3.4 Defenisi Operasional

3.4.1 Asuhan Keperawatan dengan Partus Prematurus Imminens

Peran yang dilakukan perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan

dengan memperhatikan keadaan dan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan

dengan menggunakan proses keperawatan mulai dari pengkajian, menentukan

diagnosa, melakukan perencanan, implementasi dan evaluasi.

3.4.2 Pengkajian

Pengkajian merupakan data yang dikumpulkan oleh perawat melalui

wawancara pengumpulan riwayat kesehatan, pengkajian fisik, pemerikasaan

laboratorium dan diagnostik, serta review catatan sebelumnya pada klien Partus

Prematurus Imminens Diagnosa keperawatan merupakan penelitian klinik oleh

perawat tentang respon individu, keluarga, atau komunitas terhadap masalah

kesehatan/proses kehidupan yang actual atau pontensial pada klien Partus

Prematurus Imminens.

3.4.3 Rencana Keperawatan

Rencana asuhan keperawatan merupaka proses informasi, penerimaan,

pengiriman dan evaluasi pusa trencana yang dilaksanakan oleh perawat pada klien

Partus Prematurus Imminens.


43

3.4.4 Implementasi

Implementasi merupakan tahap ketika perawat mengaplikasikan rencana

asuhan keperawatan kedalam bentuk intervensi keperawatan guna membantu

klien Partus Prematurus Imminens untuk mencapai tujuan yang telah direrapkan.

3.4.5 Evaluasi

Evaluasi merupakan tahap akhir pada proses keperawatan yang merupakan

perbandingan yang sistematis dan rencana antara hasil akhir yang teramati dan

tujuan untuk kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan pada klien Partus

Prematurus Imminens.

3.5 Instrumen Studi Kasus

Instrumen adalah alat yang digunakan oleh peneliti untuk pengumpulan

data (notoatmodjo, 2012). Instrumen yang akan dipakai dalam pengambilan data

klien Partus Prematurus Imminens meggunakan Format asuhan keperawtan.

Setelah itu mempelajari data yang didapat oleh penulis baik dari catatan medis

maupun tim kesehatan lain yang berhubungan dengan kasus, sebagai bahan untuk

menunjang tindakan keperawatan dan perkembangan klien.

3.6 Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data klien adalah dengan cara mengambil data

primer dan data sekunder.


44

3.6.1 Data Primer

Data primer adalah data yang diambil secara langsung diambil dari objek

penelitian oleh peneliti perorangan maupun organisasi (Nursalam, 2013). Data

primer diperoleh dengan cara :

3.6.1.1 Wawancara

Wawancara yaitu suatu metode yang digunakan untuk mengumpulkan

data, dimana peneliti mendapatkan keterangan atau informasi secara lisan dari

seseorang sasaran peneliti atau responden, atau bercakap-cakap berhadapan muka

dengan orang tersebut (Notoatmodjo, 2012). Pada studi kasus ini wawancara akan

dilakukan pada klien, keluarga, dokter dan petugas kesehatan lainnnya.

Pada saat pengkajian, wawancara yang dilakukan untuk menggali

informasi pasien mengenai identitas pasien, alasan masuk rumah sakit, keluhan

yang di alami saat ini, riwayat penyakit, yang pernah di alami dan pola aktivitas

sehari-hari.

3.6.1.2 Observasi

Menurut Notoatmodjo (2012), observasi adalah teknik pengumpulan data

yang berencana, antara lain meliputi :melihat, mencatat jumlah antar afaktivitas

tertentu yang ada hubungannya dengan masalah yang di teliti. Observasi

direncanakan setiap hari dan pada waktu tertentu, dimulai dari klien datang. Pada

kasus klien Partus Prematurus Imminens yang di observasikan adalah tanda-tanda


45

vital sign dan perilaku klien dengan rasional untuk mengetahui status kesehatan

klien.

3.6.2 Data Sekunder

Data sekunder adalah dokumentasi catatan adalah dokumentasi catatan

medis merupakan sumber informasi yang penting bagi tenaga kesehatan

mengidentifikasi masalah untuk menegakan diagnosa, merencanakan tindakan dan

memonitor respon pasien terhadap tindakan (Notoatmodjo, 2012).

3.6.2.1 Studi Dokumentasi

Study dokumentasi adalah setiap bahan tertulis yang dipersiapkan karena

adanya permintaan seseorang yang menyidik (Nursalam, 2013). Dalam kasus ini

studi dokumentasi akan dilakukan dengan mengumpulkan data yang diambil dari

catatan rekam medik klien.

Hasil nilai laboratorium yang menjadi rujukan dalam penegakkan diagnosa

Partus Prematurus Imminens adalah pada pemeriksaan darah terutama pada

pemeriksaan (hemoglobin, leukosit, trombosit, hematocrit, glukosa darah sewaktu,

ureum dan kreatinin). Untuk mengetahui masa perdarahan pada penyakit Partus

Prematurus Imminens.

3.6.2.2 Studi Perpustakaan

Studi perpustakan adalah bahan-bahan pustaka yang sangat penting dalam

menunjang latar belakang teoritis dalam suatu penelitian (Notoatmodjo, 2012).

Studi perpustakaan Partus Prematurus Imminens.


46

3.7 Lokasi dan Waktu Studi Kasus

3.7.1 Lokasi Study Kasus

Penelitin dilakukan di Ruang Shafa Rumah Sakit Islam Siti Khadijah Palembang.

3.7.2 Waktu Studi Kasus

Penelitian dilakukan pada tanggal 19 sampai 23 bulan Mei Tahun 2017.

3.8 Analisa Data

Analisa data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data

yang diperoleh oleh hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain,

sehingga dapat dipahami, dan temuannya dapat di informasikan kepada orang

lain, analisa data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya

kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana

yang pentingdan yang akan di pelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat

diceritakan kepada orang lain (sugiono, 2013).

Prosedur analisa data dalam penelitian ini dilakukan mereduksi data berarti

merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang

penting dari tema dan pola nya dan membuang hal-hal yang tidak diperlukan

dalam penelitian. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan

gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan

pengumpulan data mengenai asuhan keperawatan Partus Prematurus Imminens.


47

3.8.1 Penyajian Data

Data yang sudah terangkum ditafsirkan dan dijelaskan untuk

mengambarkan proses asuhan keperawatan pada klien. Partus Prematurus

Imminens. Penyajian data yang sudah ditafsirkan dan dijelaskan berbentuk uraian

teks atau bersifat naratif.

3.9 Etika Studi Kasus

Penelitian studi kasus sering kali berkaitan dengan kepentingan umum,

namun yang tidak diketahui adalah adanya ‘hak untuk tahu’ secara public ataupun

akademis narasumber atau pusat informasi untuk mendapatkan data juga memiliki

hak untuk tidak dipublikasikan identitasnya hal ini di karenakan menyangkut

privasi yang menjadi subjek dalam penelitian. Bagaimana pun juga, seorang

peneliti. Jadi peneliti harus bias bersikap baik kepada mereka dan kode etik harus

benar-benar dipatuhi (Sugiyono, 2013).

Norman dkk (2009) dalamsugiono (2013), memberikan penjelasan tentang

kode etik penelitian studi kasus bahwa peneliti harus benar-benar

mengkomunikasikan maksud dan tujuannya secara intens dengan sudut pandang

dan situasi sang subjek, karena bias jadi penelitian tersebut dapat membahayakan

kelangsungan hidup sang subjek, misalnya, jika hasil penelitian diekpose, sang

subjek akan kehilangan harga diri, kehilangan pekerjaan, dan kehilangan rasa

percaya diri, isu-isu seputar observasi dan repotasi harusbenar-benar di

komunikasikan dengan sang subjek secara serius. Perlu juga peneliti untuk

menjelaskan desain awal kepada partisipan yang membuat tentang bagaimanakah


48

sebaiknya mereka di tampilkan, dakutif dan ditafsirkan.Sedangkan bagi peneliti

sendiri harus mendengar keluhan atau problem dari partisipan. Jaminan keamanan

juga harus menjadi bagian yang di perhitungkan oleh peneliti dalam melakukan

penelitian.

Anda mungkin juga menyukai