PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Yang paling dikenal sebagai tiga penyebab klasik kematian ibu
disamping infeksi dan preeklamsi adalah perdarahan. Perdarahan Pasca
Persalinan (PPP) adalah perdarahan yang masih berasal dari tempat
implantasi plasenta, robekan pada jalan lahir dan jaringan sekitarnya dan
merupakan salah satu penyebab kematian ibu, karena hamil ektopik dan
abortus. Apabila PPP tidak mendapatkan penanganan yang semestinya
akan meningkatkan morbiditas dan mortalitas serta proses penyembuhan
kembali. Dengan berbagai kemajuan pelayanan obstetri diberbagai tempat
di Indonesia, maka telah terjadi pergeseran kausal kematian ibu bersalin
dengan perdarahan dan infeksi yang semakin berkurang tetapi penyebab
eklamsi dan penyakit medik non kehamilan semakin menonjol
(Prawirohardjo,2010:522-523)
Definisi Perdarahan Pasca Persalinan adalah perdarahan yang
melebihi 500 ml setelah bayi lahir. Pada praktisnya tidak perlu mengukur
jumlah perdarahan sampai sebanyak itu sebab menghentikan perdarahan
lebih dini akan memberi prognosis lebih baik. Pada umumnya bila terdapat
perdarahan yang lebih dari normal, apalagi telah menyebabkan perubahan
tanda vital (seperti kesadaran menurun, pucat, limbung, berkeringat
dingin, sesak nafas serta tensi < 90 mmHg dan nadi > 100 x/menit), maka
penanganan harus segera dilakukan (Prawirohardjo, 2010:523)
Efek perdarahan ibu hamil tergantung pada volume darah saat ibu
hamil, seberapa tingkat hipervolemia yang sudah dicapai dan kadar
hemoglobin sebelumnya. Anemia dalam kehamilan yang masih sangat
tinggi di Indonesia (46%) serta fasilitas transfusi darah yang masih
terbatas menyebabkan PPP akan mengganggu penyembuhan pada masa
nifas, proses involusi, dan laktasi. PPP bukanlah suatu diagnosis akan
tetapi suatu kejadian yang harus dicari kausalnya. Misalnya PPP karena
atonia uteri, PPP oleh karena robekan jalan lahir, PPP oleh karena sisa
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Rest Plasenta adalah tertinggalnya sisa plasenta dan membranya
dalam cavum uteri. (http://jogjalib.com)
Rest plasenta merupakan tertinggalnya bagian plasenta dalam
uterus yang dapat menimbulkan perdarahan post pasrtum sekunder.
(http://jogjalib.com)
Sisa plasenta yang masih tertinggal disebut sisa plasenta atau
plasenta rest. Gejala klinis sisa plasenta adalah terdapat subinvolusi uteri,
terjadi perdarahan sedikit yang berkepanjangan, dapat juga terjadi
perdarahan banyak mendadak setelah berhenti beberapa waktu, perasaan
tidak nyaman di perut bagian bawah. (http://www.academia.edu)
Selaput yang mengandung pembuluh darah ada yang tertinggal,
perdarahan segera. Gejala yang kadang kadang timbul uterus berkontraksi
baik tetapi tinggi fundus tidak berkurang. Sisa plasenta yang masih
tertinggal di dalam uterus dapat menyebabkan terjadinya perdarahan.
Bagian
plasenta
yang
masih
menempel
pada
dinding
uterus
plasenta
yang
ketinggalan
tana
diketahui
biasanya
D. Diagnosa
1. Penemuan secara dini, hanya
darah.
(http://ninyomannovita072.blogspot.com)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Rest Plasenta adalah tertinggalnya potongan-potongan plasenta seperti
kotiledon dan selaput plasenta yang menyebabkan terganggunya kontraksi
uterus sehinggasinus-sinus darah tetap terbuka dan menimbulkan perdarahan
post partum.
Perdarahan postpartum dini dapat terjadi sebagai akibat tertinggalnya sisa
plasenta atau selaput janin. Bila hal tersebut terjadi, harus dikeluarkan secara
manual atau di kuratase dan pemberian obat-obat uterotonika intravena.
B. Saran
Usaha
untuk
mencegah
terjadinya
perdarahan
post
partum
c. Penyebab
terjadinya
Rest
Plasenta
oleh
tenaga
kesehatan
DAFTAR PUSTAKA