Pasien
IGD POLI
Ruangan Ruangan
b. BPJS
Pasien
IGD POLI
IKPK untuk
mendapatkan SIM
dari poli) sebanyak 2 lembar, resume medis, kelengkapan severity level 3 seperti
fotocopy hasil laboraturium pendukung diagnosis, bukti transfer darah, laporan
operasi dan tindakan besar. Bagi bayi baru lahir terdapat syarat surat keterangan
lahir, kartu keluarga, surat nikah, KTP orang tua. Syarat untuk mengurus surat
keterangan lahir adalah fotokopi KSK, fotokopi KTP suami istri, fotokopi
buku/akta nikah, fotokopi kartu BPJS masing-masing berkas rangkap 3. Berkas
tersebut kemudian diserahkan ke loket BPJS dalam jangka waktu 2x24 jam
setelah klien KRS. Kemudian berkas tersebut diverifikasi dan akan diklaimkan ke
pihak BPJS.
Peserta BPJS terdiri dari:
a. PBI (Penerima Bantuan Iuran)
Peserta PBI merupakan peserta yang iuran BPJSnya ditanggung oleh
pemerintah antara lain program jamkesmas, jamkesda, SKTM dan Kartu
Indoensia Sehat (KIS). Peserta PBI mendapatkan kelas perawatan kelas
III dan tidak diperbolehkan mengajukan kelas perawatan yang lebih
tinggi.
b. Non PBI
Peserta Non PBI antara lain adalah pegawai swasta, PNS (guru, dosen,
TNI, POLRI dan PNS dengan profesi yang lain). Peserta BPJS Non PBI
ini mendapatkan kelas perawatan kelas II dan bisa mengajukan kelas
perawatan yang lebih tinggi. BPJS Non PBI menanggung anak ke 1, 2
dan 3. Anak yang lahir dari ibu yang berstatus BPJS Non PBI maka anak
secara otomatis memiliki status BPJS sama dengan ibunya dengan syarat
harus melengkapi syarat administrasi dalam jangka waktu 3x24 jam.
c. Mandiri atau Umum
Peserta BPJS mandiri merupakan peserta yang pembayaran iuran BPJS
dilakukan secara mandiri atau pribadi bukan dari perusahaan. Peserta
BPJS mandiri ini mendapat pelayanan sesuai dengan kelas BPJS yang
didaftarkan dan dapat mengajukan kelas perawatan yang lebih tinggi.
Anak yang lahir dari ibu dengan status BPJS tidak secara otomatis
berstatus BPJS. Pada sata ibu mengandung sudah dapat mendaftarkan
janinnya menjadi peserta BPJS dengan syarat anak yang didaftarkan
70
sudah memiliki denyut jantung. Bukti bahwa janin telah memiliki denyut
jantung adalah dengan memberikan hasil USG. Pada saat pendaftaran
memakai nama ibu. Berkas yang harus disiapkan untuk mendaftarkan
janin menjadi peserta BPJS adalah membawa USG kandungan, kartu
keluarga dan KTP orang tua.
d. Tarif Rawat Inap
Tabel 2.39 Tarif Pelayanan Ruang Bobo RSUD Dr. Soetomo Surabaya
Kelas Perawatan Tarif
Bobo I (Kelas 1) Rp. 110.000,00
Fasilitas :
a. 1 Bed Pasien
b. 1 Bed penunggu
c. 1 Meja bedside
d. 1 Kursi bedside
e. 1 Kamar mandi dalam
f. 1 TV luar
g. AC
h. Handrub
Bobo II (Kelas II) Rp 55.000,00
Fasilitas :
a. 2 Bed Pasien
b. 2 Meja Bedside
c. 2 Kursi Bedside
d. Kamar Mandi Luar
e. TV Luar
f. AC
g. Hand Rub
Nakula Sadewa (Kelas III) Rp 45.000,00
Fasilitas :
a. 3 Bed Pasien
b. 3 Meja Bedside
c. 3 Kursi Bedside
d. Kamar mandi dalam
e. TV luar
f. AC
g. Hand rub
Sumber : Data Primer (2018)
71
Tabel 2.44 Jumlah Pasien di Ruang Rawat Inap Bobo II RSUD Dr.
Soetomo Surabaya
No. Jenis Januari Februari Maret
Pembayaran
1. BPJS Non PBI 53 49 64
2. Umum 1 1 1
3. BPJS PBI 7 - -
Total 61 50 65
Sumber : Data Primer (2018)
Tabel 2.45 Jumlah Pasien di Ruang Rawat Inap Nakula Sadewa RSUD
Dr. Soetomo Surabaya
No. Jenis Januari Februari Maret
Pembayaran
1. BPJS Non PBI 13 15 29
2. BPJS PBI 4 8 2
Total 17 23 31
Sumber : Data Primer (2018)
i. Billing system
Pelaksanaan billing pasien di Ruang Bobo RSUD Dr. Soetomo Surabaya
dilakukan oleh petugas administrasi ruangan. Adanya petugas yang
melaksanakan billing dapat mengurangi beban kerja perawat. Untuk
pembayaran, pasien umum dilakukan di kasir IRNA anak, sedangkan
untuk pembayaran BPJS dilakukan di Tim Pengendali.
73
j. Penggajian Pegawai
1) Gaji Pokok
Gaji pegawai dengan status kepegawaian PNS mendapatkan gaji dari
negara, sedangkan Pegawai Non PNS mendapatkan gaji dari RSUD
Dr. Soetomo sesuai dengan Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit
Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya Nomor 188.4/737/301/SK/2011
tanggal 20 Januari 2011 tentang pedoman pemberian gaji pegawai
harian kontrak di lingkungan RSUD Dr. Soetomo Surabaya yang
terdiri dari gaji pokok, remunerasi, serta tunjangan daerah.
Berikut adalah rincian gaji pokok pegawai berdasarkan status
kepegawaian dan golongan:
a. Golongan IIIC : Rp 3.300.000,00
b. Golongan IIIB : Rp 3.100.000,00
c. Golongan III A : Rp 2.935.000,00
d. Golongan IID : Rp 2.886.000,00
e. Golongan IIC : Rp 2.669.000,00
f. BLUD : Rp 2.445.000,00
k. Remunerasi
Berdasarkan hasil wawancara dengan perawat Ruang Bobo, remunerasi
mulai ada sejak kurang lebih beberapa tahun yang lalu. Remunerasi
merupakan pengganti dari jasa pelayanan yang diberikan setiap 1 bulan
sekali. Ada dua jenis remunerasi yaitu remunerasi IKUM (Indeks Kerja
Umum) dan Remunerasi IKI (Indeks Kerja Individu).
l. Status Kepegawaian
Tabel 2.46 Status Kepegawaian dan Golongan Karyawan Ruang Inap
Bobo RSUD Dr. Soetomo Surabaya
No. Nama Pegawai Status Golongan Pendidikan
Kepegawaian Terakhir
1. Sulistiawati Ningsih PNS IIID S1
2. Ari Oktiweni PNS IIIB S1
3. Mesiran PNS IIIB D3
4. Sri Restu PNS IIIA D3
5. Pujiati PNS IIIB D3
6. Panca R PNS IID D3
7. Lely S PNS IIIA D3
8. Ratih M BLUD - D3
74
Mutu asuhan kesehatan sebuah rumah sakit akan selalu terkait dengan
struktur, proses, dan outcome system pelayanan rumah sakit. Secara umum aspek
penilaian meliputi evaluasi, dokumentasi, instrument, dan audit (EDIA)
(Nursalam, 2015). Menurut Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit (2018)
dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan pasien dan menjamin keselamatan
pasien maka rumah sakit perlu mempunyai program peningkatan mutu dan
keselamatan pasien (PMKP) yang menjangkau ke seluruh unit kerja di rumah
sakit.
Berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilakukan pada tanggal 02 April
2018 Ruang Bobo dan Nakula Sadewa RSUD DR. Soetomo Surabaya telah
menerapkan upaya penjaminan mutu perawatan pasien, dimana terdapat beberapa
aspek penilaian penting, diantaranya sebagai berikut:
1. Patient safety
Berdasarkan Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit Edisi 1/ SNARS
(2018) seluruh pejabat structural dan pemberi layanan wajib mendorong
pelaksanaan program peningkatan mutu dan keselamatan pasien (PMKP),
berupaya mendorong pelaksanaan budaya mutu dan keselamatan (quality
and safety culture), secara proaktif melakukan identifikasi dan
menurunkan variasi, menggunakan data agar fokus kepada prioritas isu
dan berupaya menunjukkan perbaikan yang berkelanjutan. Sasaran
keselamatan pasien (SKP) yang dikeluarkan oleh SNARS, Standar
Akreditasi Rumah Sakit Edisi 1 (Kemenkes, 2011) dan JCI accreditation,
maka sasaran tersebut meliputi 6 elemen berikut :
1) Sasaran 1 : Mengidentifikasi Pasien dengan Benar
Sasaran ini memiliki 2 (dua) maksud dan tujuan yakni untuk
memastikan ketepatan pasien yang akan menerima layanan atau tindakan
dan untuk menyelaraskan layanan atau tindakan yang dibutuhkan oleh
pasien. Identifikasi pasien dilakukan untuk menghindari kesalahan pasien.
Identifikasi dilakukan dengan menggunakan gelang untuk identitas pasien
di pasang saat pasien dilakukan penilaian risiko mulai dari IGD atau di
ruang perawatan.Gelang terdiri dari 4 warna yang memiliki definisi
tersendiri pada masing-masing warna.
76
a. Phlebitis
Penilaian phlebitis dilakukan pada periode Januari-Februari 2018
dengan instrumen VIS (Visual Infussion Score). Berdasarkan hasil
penilaian tersebut didapatkan semua pasien (100%) tidak mengalami
phlebitis pada saat dilakukan pengkajian. Selain itu berdasarkan hasil
pengkajian dan observasi pada tanggal 2 April 2018 diperoleh hasil dari
25 pasien tidak ada yang mengalami phlebitis.
81
Tabel 2.48 Kejadian Phlebitis pada Pasien di Ruang Bobo RSUD Dr.
Soetomo pada bulan (Januari-Februari) 2018
Phlebitis
No Bulan
N D %
1 Januari 0 0 0
2 Februari 0 0 0
Sumber: Data Sekunder Rekapitulasi Administrasi Bobo (2018)
Tabel 2.50 Kejadian ISK pada Pasien di Ruang Bobo RSUD Dr.
Soetomo pada tanggal 02-06 April 2018
S
ISK 02/04/2018 03/04/2018 04/04/2018 05/04/2018 06/04/2018
Ya 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%)
Tidak 25 (100%) 28 (100%) 28 (100%) 29 (100%) 28 (100%)
Total 25 (100%) 28 (100%) 28 (100%) 29 (100%) 28 (100%)
Sumber: Data Primer (2018)
Tabel 2.51 Kejadian ILO pada Pasien di Ruang Bobo RSUD Dr.
Soetomo pada tanggal 02 – 06 April 2018
ILO 02/03/2018 03/04/2018 04/04/2018 05/04/2018 06/04/2018
untuk selalu menutup side rail setiap kali akan meninggalkan pasien.
Penilaian risiko jatuh umumnya ada pada setiap status pasien tetapi
belum diisi secara rutin setiap hari. Berdasarkan hasil data 2 bulan
terakhir (Januari-Februari) 2018 didapatkan data insiden pasien jatuh
selama perawatan rawat inap di Rumah Sakit mencapai target 0%.
Tabel 2.52 Insiden Pasien Jatuh Selama Perawatan Rawat Inap di Rumah
Sakit pada bulan (Januari-Februari) 2018
No Bulan N D Prosentase (%)
1 Januari 2 164 1,22
2 Februari 0 0 0
Sumber: Data Sekunder Rekapitulasi Administrasi Bobo (2018)
a. Restrain
Pasien yang dirawat di Ruang Bobo RSUD Dr. Soetomo tidak ada
yang dilakukan restrain pada tanggal 02-06 April 2018, pemberian
restrain tidak dianjurkan untuk di terapkan di Ruang Bobo, hal tersebut
dikarenakan dengan intervensi restrain menimbulkan efek samping
mengganggu tumbuh kembang anak dan berisiko mencederai.