Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Ny.

S
DENGAN P20002 POST SC HARI KE-2 ATAS INDIKASI CPD DI RUANG
BERSALIN RSUD Dr. R. SOEDARSONO PASURUAN

Oleh
Roslince Umbu Pati
2021611039

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI
MALANG
2022
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Ny.S


DENGAN P20002 POST SC HARI KE-2 ATAS INDIKASI CPD DI RUANG
BERSALIN RSUD Dr. R. SOEDARSONO PASURUAN

Mengetahui Mahasiswa

( Roslince Umbu Pati )

Menyetujui :

CI Lahan Ruang Bersalin CI Institusi unitri

Isnaeni,S.Tr.keb Pertiwi Perwiraningtyas M.Kep,.NS


Nip :197901032006042013 NIDN:

Kepala Ruangan Bersalin

Ririn Wijayanti,S.Tr.Keb
Nip:197904022006042020
A Pengertian Sectio Caesarea
Sectio caesarea merupakan tindakan alternaf dalam proses persalinan untuk
menyelamatkan ibu dan janin. Persalinan secara SC memberikan dampak bagi ibu dan bayi. Pada
ibu post SC, ibu akan mengalami rasa nyeri.(Sari, 2019).
Sectio Caesarea adalah persalinan yang dilakukan dengan membuat sayatan pada dinding
uterus melalui dinding depan perut. Persalinan melalui Sectio Caesarea menyebabkan adanya
luka bekas operasi yang cukup besar, luka operasi ini menimbulkan nyeri dan membuat ibu
khawatir untuk bergerak, sehingga ibu lebih memilih berbaring dan tidak mau melakukan
mobilisasi setelah operasi(Pakamundi & Samiun, 2021)
B. Etiologi
CPD adalah singkatan dari Cephalopelvic Disporpotion atau panggul sempit. CPD dapat
diartikan sebagai suatu kondisi saat kepala atau tubuh bayi terlalu besar dan tidak muat untuk
melewati panggul. Namun, tak jarang CPD juga dicurigai terjadi karena kepala bayi gagal untuk
turun ke dalam panggul. Sebenarnya kondisi CPD ini cukup sulit agar dapat benar-benar
terhindarkan. Kondisi ini tergantung bentuk tubuh atau ukuran kepala bayi yang seiring
berjalannya waktu bisa semakin besar.
Menurut (Puspitasari & Sumarsih, 2011) penyebab dari timbulnya kelainan panggul
seseorang adalah sebagai berikut :
a) Kelainan karena gangguan pertumbuhan
1) Panggul sempit seluruh
2) Panggul picak
3) Panggul sempit picak
4) Panggul corong
5) Panggul belah yaitu symfisis terbuka.
b) Kelainan karena penyakit tulang panggul atau sendi-sendinya seperti : Panggul
Rachitis,Panggul osteomalasia , Radang artikulasi sakroiliaka
c) Kelainan panggul disebabkan kelainan tulang belakang seperti :Kifosis ,Skoliosis
d) Kelainan panggul disebabkan kelainan anggota bawah seperti: Koksitis,Luksasi dan
Atrofi
C. Patofisiologi
Dalam proses operasinya dilakukan tindakan anestesi yang akan menyebabkan pasien
mengalami imobilisasi sehingga akan menimbulkan masalah intoleransi aktivitas. Efek anestesi
juga dapat menimbulkan otot relaksasi dan menyebabkan konstipasi. Kurangnya informasi
mengenai proses pembedahan, penyembuhan, dan perawatan post operasi akan menimbulkan
masalah ansietas pada pasien. Selain itu, dalam proses pembedahan juga akan dilakukan tindakan
insisi pada dinding abdomen sehingga menyebabkan terputusnya inkontinuitas jaringan,
pembuluh darah, dan saraf - saraf di sekitar daerah insisi. Hal ini akan merangsang pengeluaran
histamin dan prostaglandin yang akan menimbulkan rasa nyeri (nyeri akut), (Astutik &
Kurlinawati, 2017).

Tindakan SC
Pathway Post SC

Adaptasi post Anestesi Pembatasan Insisi


partum cairan peroral

Bedrest
Resiko
Psikologis Fisiologis Ketidakseimbangan
Gangguan Cairan
Taking in, Mobilitas Fisik
Laktasi
taking
hold, Penurunan Nyeri Luka
Penurunan
letting go saraf
Prolaktin peristaltik
simpatis
menurun
Gangguan
Obstipasi Eliminasi Urine Resiko
Penampilan Peran
Produksi Infeksi
Tidak Efektif
ASI
menurun Konstipasi
Kondisi diri menurun

Hisapan
menurun

Menyusui
Tidak Efektif
D. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis pada ibu post SC menurut (Sulistyani et al., 2020)
1) Nyeri akibat luka pembedahan
2) Adanya luka insisi pada bagian abdomen
3) Fundus uterus kontraksi kuat dan terletak di umbilicus
4) Aliran lokhea sedang dan bebas bekuan yang berlebihan
5) Kehilangan darah selama prosedur pembedahan kira-kira 600-800 ml
6) Emosi labil
7) Terpasang kateter urinaria
8) Auskultasi bising usus tidak terdengar atau samar
9) Pengaruh anestesi dapat menimbulkan mual dan miuntah
10) Status pulmonary bunyi paru jelas dan vesikuler
11) Pada kelahiran Sc tidak di rencanakan maka biasanya kurang paham prosedur
12) Bonding dan attachment pada anak yang baru dilahirkan
E. pemeriksaan
Dalam (Kwatolo et al., 2019) pemeriksaan penunjang yang dilakukan yaitu:
a. Pemantauan janin terhadap kesehatan janin
b. Pemantauan EKG
c. JDL dengan diferensial
d. Elektrolit
e. Hemoglobin/Hematokrit
f. Golongan Darah
g. Urinalis
h. Amniosentesis terhadap maturitas paru janin sesuai indikasi
i. Pemeriksaan sinar X sesuai indikasi.
j. Ultrasound sesuai pesanan.
F. penatalaksanaan
Perawatan post Sectio Caesarea menurut (Achadyah & Sestu Retno DA, 2017) yaitu :
1) Ruang pemulihan
Dalam ruang pemulihan prosedur yang harus dilakukan yaitu memantau dengan cermat
jumlah perdarahan dari vagina dan palpasi fundus uteri untuk memastikan bahwa uterus
berkontraksi dengan baik
2) Pemberian Cairan Intravena
Perdarahan yang tidak disadari di vagina selama tindakan dan perdarahan yang
tersembunyi didalam uterus atau keduanya, sering menyebabkan perkiraan kehilangan
darah menjadi lebih rendah daripada sebenarnya. Cairan intravena yang perlu disiapkan
untuk memenuhi kebutuhan klien yaitu larutan Ringer Laktat atau larutan Kristaloid
ditambah Dektrosa 5%. Bila kadar Hb rendah diiberikan transfusi darah sesuai
kebutuhan.
3) Tanda-Tanda Vital
Setelah pulih dari ansetesi, observasi pada klien dilakukan setiap setengah jam setelah 2
jam pertama dan tiap satu jam selama minimal 4 jam setelah didapatkan hasil yang stabil.
Tanda vital yang perlu dievaluasi yaitu Tekanan darah, Nadi, Jumlah urin, Jumlah
perdarahan, Status fundus uteri, Suhu tubuh.
4) Analgesik
Pemberian analgesik dapat diberikan paling banyak setiap 3 jam untuk mengurangi nyeri
yang dirasakan. Pemberian analgesik dapat berupa Meperidin 75-100mg intramuskuler
dan morfin sulfat 1015mg intramuskuler.
5) Pengawasan fungsi vesika urinaria dan usus
Kateter vesika urinaria biasanya dapat dilepas dalam waktu 12 jam setelah operasi
dilakukan. Sedangkan untuk makanan padat dapat diberikan kurang lebih 8 jam stelah
operasi, atau jika klien tidak mengalami komplikasi.
6) Pemeriksaan laboratorium
Hematrokit secara rutin diukur pada pagi hari stelah pembedahan. Pemeriksaan dilakukan
lebih dini apabila terdapat kehilangan darah yang banyak selama operasi atau
menunjukkan tanda-tanda lain yang mengarah ke hipovoemik
7) Menyusui
Menyusui dilakukan pada hari 0 post Sectio Caesarea. Apabila klien memutuskan untuk
tidak menyusui, dapat diberikan bebat untuk menopang payudara yang bisa mengurangi
rasa nyeri pada payudara.
8) Pencegahan infeksi pasca operasi
Infeksi panggul pasca operasi merupakan penyebab tersering dari demam dan tetap
terjadi pada 20% wanita walaupun telah diberikan antibiotik profilaksis. Sejumlah uji
klinis acak telah membuktikan bahwa antibiotik dosis tunggal dapat diberikan saat Sectio
Caesarea untuk menrunkan angka infeksi.
9) Mobilisasi
Mobilisasai dilakukan secara bertahap meliputi miring kanan dan kiri dapat dimulai sejak
6-10 jam setelah operasi. Hari kedua post operasi penderita dapat didudukkan selama 5
menit dan diminta untuk bernafas dalam. Kemudian posisi tidur telentang dapat
diubahmenjadi posisi setengah duduk. Selanjutnya dengan berturrut-turut selama hari
demi hari pasien dianjurkan belajar untuk selama sehari, belajar berjalan, dan kemudian
berjalan sendiri pada hari ketiga sampai hari kelima pasca operasi sectio caesarea.
G. Kondisi Klinis Terkait
Kondisi klinis yang terkait yaitu : stroke, cedera medula
spinalis,trauma,fraktur,osteoarthritis,ostemalasia dan keganasan.
H. Diagnosa keperawatan
a. Nyeri akut
b. Gangguan mobilitas fisik
c. Menyusui tidak efektif
d. Resiko infeksi
e. Gangguan pola tidur
f. Konstipasi
g. Gangguan eliminasi urine
h. Resiko ketidakseimbangan cairan
I. Intervensi keperawatan
I.08238 (Manajemen Nyeri)
- Mengidentifikasi lokasi,karakteristik,duurasi,frekuensi,kualitas,insensitas nyeri
- Memonitor skala nyeri
- Mengidentifikasi respon nyeri non verbal.
- Mengidentifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri.
- Monitor tanda-tanda vital
- Memberikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
- Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri
- Fasilitasi istrahat tidur
- Menjelaskan penyebab,periode dan pemicu nyeri
- Menjelaskan strategi meredahkan nyeri
- Menganjurkan memonitor nyeri secara mandiri
- Mengajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri
- Mengajarkan teknik relaksasi napas dalam
Dukungan mobilisasi(1.05173)
 Mengidentefikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
 Mengidentifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan
 Menjelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
DAFTAR PUSTAKA
Achadyah, R. K., & Sestu Retno DA, M. (2017). Hubungan Kecemasan Dengan Pelaksanaan

Inisiasi Menyusu Dini (Imd) Pada Ibu Post Sectio Caesarea (Sc) Di Ruang Edelweis

Rsud Jombang. Jurnal Bidan, 3(2), 30–37.

Astutik, P., & Kurlinawati, E. (2017). Pengaruh Relaksasi Genggam Jari Terhadap Penurunan

Nyeri Pada Pasien Post Sectio Caesarea. Strada Jurnal Ilmiah Kesehatan, 6(2), 30–37.

Kwatolo, R. I., Mudrikatin, S., & Fatmawati, I. (2019). OBSTETRICS AND GYNAECOLOGY

IN NY." S" P20002 POST SC WITH INDICATION OF PEB IN ANNEX MELATI

CLASS IIB HOSPITAL JOMBANG. Jurnal Akademika Husada, 1(2), 64–77.

Pakamundi, V. O., & Samiun, Z. (2021). Penerapan Asuhan Keperawatan Pada Ibu Post Operasi

Sectio Caesarea Dalam Pemenuhan Kebutuhan Aktivitas Dan Istirahat. Jurnal

Mitrasehat, 11(2), 252–261.

Puspitasari, H. A., & Sumarsih, T. (2011). Faktor-faktor yang mempengaruhi Penyembuhan

Luka Post Operasi Sectio Caesarea (SC). Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, 7(1).

Sari, D. N. (2019). Foot Massage Reduce Post Operation Pain Sectio Caesarea At Post Partum.

JAWARA (Jurnal Ilmiah Keperawatan), 1, 74–82.

Sulistyani, Dp. D., Santi, M. Y., & Setya, D. N. (2020). HUBUNGAN JENIS PERSALINAN

SECTIO CAESAREA DENGAN EJADIAN IKTERUS NEONATORUM DI RS PKU

MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2018 [PhD Thesis]. Poltekkes Kemenkes

Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai