Anda di halaman 1dari 15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Sectio Caesarea


1. Pengertian
Tindakan Sectio Caesareamerupakan pilihan utama bagi tenaga medis
untuk menyelamatkan ibu dan janin. Ada beberapa indikasi untuk
dilakukan tindakan sectio caesarea adalah gawat janin, persalinan tidak
maju, plasenta previa, prolaps tali pusat, mal presentase janin/letak
lintang, panggul sempit dan preeklamsi (Nurhayati, Andriyani, & Malisa,
2015).Sectio Caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan
membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut
(Nurarif & Kusuma, 2013). Sectio Caesaria adalah proses kelahiran janin
melalui insisi bedah di dinding abdomen (laparotomi) dan dinding uterus
(histerektomi) (Sukowati; dkk, 2010)

2. Menurut (Nurarif & Kusuma, 2013)dan (Kristiyanasari & Jitowiyono,


2012)jenis-jenis operasi sectio caesarea:
1) Abdomen (sectio caesarea abdominalis)
Sectio caesarea secara transperitonealis meliputiSC Klasik atau
corporal (dengan insisi memanjang pada corpus uteri). Dilakukan
dengan membuat sayatan memanjang pada korpus uteri kira-kira 10
cm dan SC ismika porfundal (low servical dengan insisi pada
segmen bawah rahim). Dilakukan dengan melakukan sayatan
melintang pada segmen bawah rahim kira-kira 10 cm.

2) Vagina (sectio caesarea vaginalis)


Menurut sayatan pada rahim, sectio caesarea dapat dilakukan yaitu
sayatan memanjang (longtidional), sayatan melintang (transversal)
dan sayatan huruf T (T insicion)

6
7

3. Indikasi
Beberapa indikasi dilakukannya tindakan operasi SC menjadi tiga garis
besar yaitu pertama indikasi pada janin antara lain bayi terlalu besar,
kelainan letak janin seperti letak sungsang atau letak lintang, presentasi
bokong, berat lahir sangat rendah, ancaman gawat janin, janin abnormal,
kelainan tali pusat, dan bayi kembar. Kedua indikasi pada ibu antara lain
Cephalo Pelvis Disporoportion (CPD), tumor uterus dan ovarium
karsinoma serviks, ruptur uteri, perdarahan hebat, ketuban pecah dini
(KPD), dan distocia. Ketiga pada kombinasi keduanya antara lain plasenta
previa atau solusio plasenta dan riwayat SC sebelumnya (Sukowati; dkk,
2010).

4. Patofisologi
Prosedur SC membuat ibu akan mengalami adaptasi post partum dengan
terjadi penurunan progesteron dan estrogen dan aspek fisiologis yaitu
produk oxytosin yang tidak adekuat akan mengakibatkan ASI yang keluar
hanya sedikit, luka pada insisi akan menjadi port de entri kuman (sebelum
seseorang terinfeksi), maka perlu diberikan antibiotic dan perawatan luka
dengan prinsip steril.

Nyeri adalah masalah utama karena insisi yang mengakibatkan gangguan


rasa aman dan nyaman. Hal yang dilakukan sebelum operasi pasien perlu
dilakukan anestesi bisa bersifat regional dan umum, namun anestesi umum
lebih banyak pengaruhnya terhadap janin maupun ibu. Pengaruh anestesi
terhadap janin sehingga bayi lahir dalam keadaan apnoe, sedangkan
pengaruh anestesi terhadap ibu yaitu tonus uteri berupa atonia uteria
sehingga darah banyak keluar dan proses pengeluaran lochea yang
terkadang mempengaruhi jumlah Hb didalam tubuh menurun, ibu akan
mengalami kelemahan dan keengganan akan perawatan diri, sedangkan
pengaruh terhadap nafas yaitu jalan nafas yang tidak efektif akibat secret
yang berlebihan karena kerja nafas silia menutup.
8

Anestesi ini juga mempengaruhi saluran pencernaan ibu dengan


menurunkan mobilitas usus, akibatnya peristaltik juga menurun. Peristaltik
menurun menyebabkan perubahan pola eliminasi yaitu konstipasi. Pada
ibu post op Sectio Caesarea terjadi permasalahan pada ASI atau yang
sering di sebut menyusui tidak efektif karena ibu mengalami bengkak pada
payudara yang di sebabkan oleh ASI tidak memancar/menetes(Nurarif &
Kusuma, 2013).
9

5. Pathway

Letak Lintang Sectio Caesarea

Post Anesthesi spinal Luka Post Operasi

Penurunan Penurunan kerja Jaringan Jaringan


reflek batuk otot eliminasi terputus terbuka

Akumulasi Penurunan Merangsang Proteksi


sekret peristaltik usus area sensorik kurang

Bersihan jalan Nyeri akut Invasi


Konstipasi
nafas tidak bakteri
efektif
Resiko
Penurunan syaraf
infeksi
ekstremitas bawah
Penurunan progesteron
Kelemahan dan estrogen
pada otot
involusi
Hambatan mobilitas
fisik
Adekuat Tidak
adekuat

Merangsang Perdarahan
laktasi Pengeluaran lochea

Ejeksi ASI
Resiko
ketidakseimbangan
Nutrisi bayi terpenuhi volume cairan
(tidak adekuat)

Bengkak

Ketidakefektifan
pemberian ASI
Gambar 2.1 Bagan Sectio Caesarea (Nurarif & Kusuma, 2013)
10

6. Manifestasi Klinis
Persalinan dengan Sectio Caesaria, memerlukan perawatan yang lebih
komprehensif yaitu perawatan post operatif dan post partum, manifestasi
klinis Sectio Caesarea menurut Dongoes 2010 yaitu :
1. Nyeri akibat ada luka pembedahan
2. Adanya luka insisi pada bagian abdomen
3. Fundus uterus terletak di umbilicus
4. Aliran lockhea sedang bebas membeku yang tidak berlebihan
5. Kehilangan darah selama prosedur pembedahan kira-kira 750 – 1000
6. Menahan batuk akibat rasa nyeri yang berlebihan
7. Biasanya terpasang kateter urinarius
8. Pengaruh anestesi dapat menimbulkan mual dan muntah
9. Akibat nyeri terbatas untuk melakukan pergerakan
10. Bonding attachment pada anak yang baru lahir

B. Konsep Dasar Manusia Pada Kasus Post Sectio Caesarea


Manusia mempunyai kebutuhan yang harus dipenuhi, baik fisiologis maupun
psikologis, banyak ahli fisiologis dan psikologis yang menguraikan
kebutuhan manusia dari berbagai segi salah satunya Abraham Maslow,
seorang psikologis mengembangkan teori tentang kebutuhan dasar manusia.
Menurut Abraham Maslow kita perlu memahami bahwa manusia selalu
berkembang, kebutuhan yang lebih tinggi tidak akan terpenuhi dengan baik
sampai kebutuhan terbawahnya terpenuhi. Kebutuhan dasar Abraham
Maslow lebih dikenal dengan istilah Hierarki Kebutuhan Dasar Manusia
Maslow . Hierarki tersebut meliputi lima kategori kebutuhan dasar, yakni :
11

Gambar 2.2 Hierarki kebutuhan dasar manusia Maslow

1. Kebutuhan Fisiologis (Physiologic Needs).


Kebutuhan fisiologis memiliki prioritas tertinggi dalam hierarki Maslow.
Kebutuhan fisiologis merupakan hal yang mutlak dipenuhi manusia
untuk bertahan hidup. Manusia memiliki delapan macam kebutuhan
,yaitu: kebutuhan oksigen dan pertukaran gas, kebutuhan cairan dan
elektrolit, kebutuhan makanan, kebutuhan eliminasi urine dan alvi,
kebutuhan istirahat dan tidur, kebutuhan aktivitas, kebutuhan kesehatan
temperature tubuh, kebutuhan seksual.
2. Kebutuhan Keselamatan dan Rasa Aman (Safety and Security Needs).
Kebutuhan ini meliputi: kebutuhan perlindungan diri dari udara, dingin,
panas, kecelakaan dan infeksi, bebas dari rasa takut dan kecemasan,
bebas dari perasaan terancam karena pengalaman yang baru atau asing.
3. Kebutuhan Rasa Cinta, memiliki dan Dimiliki (Love and Belonging
Neeeds).
Kebutuhan ini meliputi: memberi dan menerima kasih sayang, perasaan
dimiliki dan hubungan yang berarti dengan orang lain, kehangatan,
persahabatan, mendapat tempat atau diakui dalam keluarga, kelompok,
serta lingkungan social.
4. Kebutuhan Harga Diri (Self-Esteem Needs).
Kebutuhan ini meliputi: perasaan tidak bergantung pada orang lain,
kompeten, penghargaan terhadap diri sendiri dan orang lain.
12

5. Kebutuhan Aktualisasi Diri (Need for Self Actualization).


Kebutuhan ini meliputi: dapat mengenal diri sendiri dengan baik
(mengenal dan memahami potensi diri), belajar memenuhi kebutuhan diri
sendiri, tidak emosional, mempunyai dedikasi yang tinggi, kreatif,
mempunyai kepercayaan diri yang tinggi, dan sebagainya.

Berdasarkan teori Abraham Maslow diatas, pada pasien dengan kasus post
sectio caesarea mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan dasar nomor 2
yaitu kebutuhan keselamatan dan rasa aman. Pasien dengan kasus post sectio
caesarea mengalami nyeri pada luka post sectio caesare.

Peran perawat dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia pada pasien


postsectio caesareayaitu memberikan asuhan keperawatan dan
penatalaksanaan yang sesuai dengan keadaan pasien setelah dilakukannya
pengkajian keperawatan, seperti pemenuhan kebutuhan keselamatan dan rasa
aman nyeri dengan mengupayakan rasa kenyamanan seperti mengubah posisi,
mangganjal insisi dengan bantal, memberi kompres panas abdomen, dan
tehnik relaksasi. Untuk perawatan sehari-hari meliputi perawatan perineum,
perawatan payudara, dan perawatan higienis (Bobak, Lowdermilk, & Jensen,
2005)

Tindakan perawat yang dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan keselamatan


dan rasa aman nyeri yaitu pertama dengan tehnik relaksasi dengan cara posisi
ibu berbaring, ruangan dalam kondisi tenang, menggunakan musik untuk
relaksasi, dan berikan aroma terapi ruangan. Kedua dengan cara distraksi
seperti menonton televisi dan mendengarkan musik. Selain itu tindakan yang
dilakukan perawat adalah perawatan payudara, perawatan luka operasi sectio
caesarea, danlatihan mobilisasi(Hartati & Maryunani, 2015)
13

C. Proses Keperawatan Post Sectio Caesarea


Proses keperawatan merupakan suatu metode bagi perawat untuk
memberikan asuhan keperawatan kepada klien. Proses keperawatan meliputi:
pengkajian, penegakan diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi.
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses
keperawatan. Tahap pengkajian terdiri atas pengumpulan data dan
perumusan kebutuhan atau masalah klien. Data yang dikumpulkan
meliputi data biologis, psikologis, sosial dan spiritual (Keliat,
Windarwati, Pawirowiyono, & Subu, 2015)

Saat dilakukan pengkajian setelah pembedahan terdapat akibat anestesi


spinal meliputi tungkai bawah terasa baal, tidak dapat digerakan selama
beberapa jam sedangkan akibat anestesi umum klien akan mengalami
nyeri kerongkongan, mulut terasa kering setelah beberapa jam pertama
setelah operasi, timbulnya nyeri setelah anestesi hilang (Rasjidi, 2009).
Nyeri yang dirasakan dapat menimbulkan masalah pada ibu seperti ibu
malas melakukan mobilisasi. Selain itu ibu akan mengalami perubahan
fisiologis pada masa nifas seperti involusi dan laktasi (Danuatmaja dan
Meiliasari, 2007). Selain itu untuk anetesi umum dan spinal klien
berisiko mengalami masalah mual, muntah, pernapasan dan apabila
dibatukkan klien merasakan nyeri pada luka operasi. Pada ibu post sectio
caesarea akan mengalami perubahan kebutuhan cairan karena adanya
tindakan operasi seksio kurang lebih darah yang dikeluarkan 750-1000 cc
dan masa nifas. Tindakan operasi seksio kemungkinan menimbulkan
risiko bagi klien akibat luka operasi yaitu perdarahan dan infeksi pada
ibu (Hartati & Maryunani, 2015).

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah memberikan dasar untuk memilih tindakan
keperawatan untuk mencapai hasil yang merupakan tanggung jawab
14

perawat (Nurarif & Kusuma, Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosa Medis dan Nanda Nic Noc, 2013).
Sesuai dengan data pada tahap pengkajian penulis mengambil diagnosa
yang berfokus pada efek anestesi dan insisi abdomen, karena post Sectio
Caesarea lebih berfokus pada kedua hal tersebut, maka diagnosa
mungkin muncul pada ibu dengan post Sectio Caesarea (Hartati &
Maryunani, 2015), patofisiologi teori (Nurarif & Kusuma, Aplikasi
Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic Noc,
2013) dapat dilihat pada tabel 2.1.
Tabel 2.1
Diagnosa Keperawatan
pada pasien post op Sectio Caesarea

NO DATA Diagnosa NANDA Diagnosa (SDKI)


1 Timbulnya nyeri Nyeri Akut Nyeri akut
setelah anestesi hilang
2 Terdapat luka operasi Resiko Infeksi Resiko infeksi
3 Mual muntah efek Resiko Resiko
anestesi ketidakseimbangan ketidakseimbangan
elektrolit cairan
4 Mengalami perubahan Ketidakefektifan Menyusui tidak efektif
fisiologi yaitu laktasi pemberian asi
5 Tungkai bawah terasa Hambatan mobilitas Gangguan mobilitas fisik
baal, tidak dapat fisik
digerakkan
6 Mengungkapkan Hambatan mobilitas Gangguan mobilitas fisik
malas untuk fisik
melakukan mobilisasi
7 Peristaltik menurun Konstipasi Konstipasi
efek anestesi
8 Nyeri kerongkongan, Resiko Resiko
mulut terasa kering ketidakseimbangan ketidakseimbangan
volume cairan volume cairan
9 Saat batuk klien Ketidakefektifan Ketidakefektifan
merasakan nyeri bersihan jalan nafas bersihan jalan nafas
10 Tindakan operasi Resiko Resiko
seksio kurang lebih ketidakseimbangan ketidakseimbangan
darah yang volume cairan volume cairan
dikeluarkan 750-1000
cc
15

3. Rencana Keperawatan
Rencana keperawatan atau NOC (Nursing Outcome Classification)
adalah semua penanganan yang didasarkan pada penilain dan keilmuan
pada tatanan klinik, dimana perawat melakukan tindakan untuk
meningkatkan hasil/outcome sesuai dengan diagnosa yang telah
ditegakkan berdasarkan data yang ada (Bulechek, 2013).
Rencana keperawatan yang dapat di susun berdasarkan diagnosa
keperawatan yang telah teridentifikasi adalah sebagai berikut
Tabel 2.2
Rencana Keperawatan
Pada Pasien Post Op Sectio Caesarea

DIAGNOSA NOC NIC


KEPERAWATAN (Nursing Outcome Classification) (Nursing Intervention Classification)
Nyeri akut berhubungan Meminimalisir keparahan Manajemen Nyeri
dengan agen pecidera fisik Tingkat Nyeri 1. Identifikasi lokasi, karateristik, durasi, frekuensi,
(prosedur operasi) ditandai 1. Nyeri yang dilaporkan dengan kualitas, intensitas nyeri
dengan klien tampak skala 2 2. Identifikasi skala nyeri
meringis 2. Tidak ada ekspresi nyeri wajah 3. Identifikasi faktor yang memperberat rasa nyeri
3. Denyut nadi 80 x/menit 4. Pantau tanda-tanda vital
4. Frekuensi nafas 20 x/menit 5. Ajarkan terapi komplementer untuk mengurangi nyeri
5. Tekanan darah 120 /80 mmHg (relaksasi)
6. Kolaborasi pemberian analgetik jika perlu

Resiko infeksi ditandai Keparahan Infeksi Perawatan Area Sayatan


dengan efek prosedur 1. Tidak ada kemerahan 1. Periksa daerah sayatan terdapat kemerahan dan bengkak
invasif 2. Tidak demam (Suhu: 36,6 oC) 2. Bersihkan daerah sekitar sayatan dengan pembersihan
3. Tidak ada nyeri yang tepat
4. Tidak ada cairan pada luka yang 3. Bersihkan daerah sekitar sayatan dengan pembersihan
berbau busuk yang tepat
4. Bersihan dari area yang bersih ke area kurang bersih
5. Monitor sayatan untuk tanda dan gejala infeksi

16
1 2 3
Gangguan mobilitasfisik Pergerakan Edukasi Mobilisasi
berhubungan dengan nyeri 1. Keseimbangan 1. Jelaskan prosedur, tujuan, indikasi, kontraindikasi dan
ditandai dengan nyeri saat 2. Mampu berjalan secara mandiri dampak mobilisasi
bergerak 3. Bergerak dengan mudah 2. Demonstrasikan cara mobilisasi pasien di tempat tidur
meliputi : mekanika tubuh, posisi pasien digeser kearah
berlawaann dari posisi dimiringkan, tehnik-tehnik
memiringkan, tehnik-tehnik memiringkan, penempatan
posisi bantal penyangga.
3. Demonstrasikan cara melatih rentang gerak meliputi :
gerakkan dilakukan dengan perlahan dimulai dari kepala
ke ke ekstermitas, gerakan semua persendian sesuai
rentang gerak normal, cara ke ekstermitas, gerakan
semuapersendian sesuai rentang gerak normal, cara
melatih rentang gerak yang parise dengan menggunakan
ekstermitas yang normal, frekuensi setiap gerakan
4. Instrusikan pasien/keluarga untuk mendemonstrasikan
kembali miring kanan/miring kiri/latihan rentang gerak,
sesuai yang didemonstrasikan

17
1 2 3
Menyusui tidak efektif Keberhasilan Menyusui Bayi Konseling Laktasi
berhubungan dengan 1. Kesejajaran tubuh yang sesuai dan 1. Bantu menjamin kelekatan bayi ke dada dengan cara
payudara bengkak ditandai menempel yang tepat, monitor posisi tubuh bayi dengan cara yang
dengan ASI tidak keluar 1. Bayi mampu refleks menghisap tepat
2. Menyusui minimal 5-10 menit per 2. Instrusikan posisi menyusui yang bervariasi
payudara 3. Monitor kemampuan bayi menghisap
3. Minimal 8 kali menyusui per hari 4. Tunjukan latihan menghisap (menggunakan jari yang
bersih untuk menstimulasi refleks menghisap dan
Keberhasilan Menyusui : Maternal perlekatan mulut bayi ke aerolaibu dengan tepat)
1. Posisi nyaman selama menyusui 5. Instrusikan pada ibu mengenai bagaimana memutuskan
2. Pengeluaran ASI baik hisapan pada saat menyusui bayi
6. Instrusikan untuk menyendawakan bayi setelah menyusui
7. Diskusikan strategi yang bertujuan untuk
mengoptimalkan suplai air susu (pijat payudara) atau
brestcare

Konstipasi berhubungan Eliminasi Usus Manajemen Konstipasi


dnegan penuurnan motilitas 1. Warna feses kuning 1. Monitor tanda dan gejala konstipasi
gastrointestinal ditandai 2. Feses lembut dan berbentuk 2. Monitor bising usus
dengan peristaltik otot 3. Kemudahan BAB 3. Monitor frekuensi, konsistensi, bentuk, dan awarna
menurun 4. Suara bising usus 4. Dukung peningkatan cairan
5. Instrusikan pasien /keluarga penggunaan laksatif

18
1 2 3
Ketidakefektifan bersihan Status Pernapasan : Kepatenan Jalan Monitor Pernapasan
jalan napas berhubungan Napas 1. Monitor kecepatan irama, frekuensi, kedalaman
dengan anestesi ditandai 1. Frekuensi pernapasan normal (20 pernapasan
dnegan tidak mampu batuk x/menit) 2. Monitor suara tambahan (ronkhi, wheezing, mengi)
2. Irama pernapasan 3. Monitor sekresi pernapasan pasien
Kemampuan untuk mengeluarkan 4. Catat karateristik dan lamanya batuk
sekret 5. Monitor sesak napas
Dispnea saat istirahat
Mampu batuk
Resiko ketidakseimbangan Keseimabangan Cairan Manajemen Cairan
cairan ditandai dengan 1. Tekanan darah normal 120/80 1. Monitor status hidrasi (membran mukosa lembab)
membran mukosa kering mmHg 2. Monitor tanda-tanda vital
2. Turgor kulit elastis 3. Berikan teapi IV
3. Membran mukosa lembab 4. Distribusikan asupan cairan selama 24 jam
4. Tidak kehausan

19
20

4. Implementasi Keperawatan
Komponen ini merupakan rangkaian prilaku atau aktivitas yang di
kerjakan oleh perawat untuk mengimplementasikan intervensi
keperawatan. Tindakan keperawatan mencakup tindakan observasi,
teraupeutik, edukasi, mandiri dan kolaborasi (Bermen; et al, 2015:11).
Implementasi keperawatan adalah tindakan yang sesuai dengan yang
telah direncanakan mencakup tindakan mandiri dan kolaborasi. Tindakan
mandiri adalah tindakan keperawatan berdasarkan analisis dan
kesimpulan perawat serta bukan atas petunjuk tenaga kesehatan lain.
Tindakan kolaboratif adalah tindakan keperawatan yang didasarkan oleh
hasil keputusan bersama dengan dokter, atau petugas kesehatan lain
(Mitayani, 2011).

5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan merupakan penilaian perkembangan ibu hasil
implementasi keperawatan dengan berpedoman kepada hasil dan tujuan
yang hendak dicapai.
Evaluasi yang diharapkan pada pasien post Sectio Caesarea adalah
sebagai berikut: kembalinya fungsi fisiologis, tidak terjadi komplikasi
pascabedah, dapat beristirahat dan memperoleh rasa nyaman, tidak
terjadi infeksi luka operasi, hilangnya rasa cemas (Mutaqin & Sari, 2019)

Anda mungkin juga menyukai