TINJAUAN PUSTAKA
6
7
3. Indikasi
Beberapa indikasi dilakukannya tindakan operasi SC menjadi tiga garis
besar yaitu pertama indikasi pada janin antara lain bayi terlalu besar,
kelainan letak janin seperti letak sungsang atau letak lintang, presentasi
bokong, berat lahir sangat rendah, ancaman gawat janin, janin abnormal,
kelainan tali pusat, dan bayi kembar. Kedua indikasi pada ibu antara lain
Cephalo Pelvis Disporoportion (CPD), tumor uterus dan ovarium
karsinoma serviks, ruptur uteri, perdarahan hebat, ketuban pecah dini
(KPD), dan distocia. Ketiga pada kombinasi keduanya antara lain plasenta
previa atau solusio plasenta dan riwayat SC sebelumnya (Sukowati; dkk,
2010).
4. Patofisologi
Prosedur SC membuat ibu akan mengalami adaptasi post partum dengan
terjadi penurunan progesteron dan estrogen dan aspek fisiologis yaitu
produk oxytosin yang tidak adekuat akan mengakibatkan ASI yang keluar
hanya sedikit, luka pada insisi akan menjadi port de entri kuman (sebelum
seseorang terinfeksi), maka perlu diberikan antibiotic dan perawatan luka
dengan prinsip steril.
5. Pathway
Merangsang Perdarahan
laktasi Pengeluaran lochea
Ejeksi ASI
Resiko
ketidakseimbangan
Nutrisi bayi terpenuhi volume cairan
(tidak adekuat)
Bengkak
Ketidakefektifan
pemberian ASI
Gambar 2.1 Bagan Sectio Caesarea (Nurarif & Kusuma, 2013)
10
6. Manifestasi Klinis
Persalinan dengan Sectio Caesaria, memerlukan perawatan yang lebih
komprehensif yaitu perawatan post operatif dan post partum, manifestasi
klinis Sectio Caesarea menurut Dongoes 2010 yaitu :
1. Nyeri akibat ada luka pembedahan
2. Adanya luka insisi pada bagian abdomen
3. Fundus uterus terletak di umbilicus
4. Aliran lockhea sedang bebas membeku yang tidak berlebihan
5. Kehilangan darah selama prosedur pembedahan kira-kira 750 – 1000
6. Menahan batuk akibat rasa nyeri yang berlebihan
7. Biasanya terpasang kateter urinarius
8. Pengaruh anestesi dapat menimbulkan mual dan muntah
9. Akibat nyeri terbatas untuk melakukan pergerakan
10. Bonding attachment pada anak yang baru lahir
Berdasarkan teori Abraham Maslow diatas, pada pasien dengan kasus post
sectio caesarea mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan dasar nomor 2
yaitu kebutuhan keselamatan dan rasa aman. Pasien dengan kasus post sectio
caesarea mengalami nyeri pada luka post sectio caesare.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah memberikan dasar untuk memilih tindakan
keperawatan untuk mencapai hasil yang merupakan tanggung jawab
14
3. Rencana Keperawatan
Rencana keperawatan atau NOC (Nursing Outcome Classification)
adalah semua penanganan yang didasarkan pada penilain dan keilmuan
pada tatanan klinik, dimana perawat melakukan tindakan untuk
meningkatkan hasil/outcome sesuai dengan diagnosa yang telah
ditegakkan berdasarkan data yang ada (Bulechek, 2013).
Rencana keperawatan yang dapat di susun berdasarkan diagnosa
keperawatan yang telah teridentifikasi adalah sebagai berikut
Tabel 2.2
Rencana Keperawatan
Pada Pasien Post Op Sectio Caesarea
16
1 2 3
Gangguan mobilitasfisik Pergerakan Edukasi Mobilisasi
berhubungan dengan nyeri 1. Keseimbangan 1. Jelaskan prosedur, tujuan, indikasi, kontraindikasi dan
ditandai dengan nyeri saat 2. Mampu berjalan secara mandiri dampak mobilisasi
bergerak 3. Bergerak dengan mudah 2. Demonstrasikan cara mobilisasi pasien di tempat tidur
meliputi : mekanika tubuh, posisi pasien digeser kearah
berlawaann dari posisi dimiringkan, tehnik-tehnik
memiringkan, tehnik-tehnik memiringkan, penempatan
posisi bantal penyangga.
3. Demonstrasikan cara melatih rentang gerak meliputi :
gerakkan dilakukan dengan perlahan dimulai dari kepala
ke ke ekstermitas, gerakan semua persendian sesuai
rentang gerak normal, cara ke ekstermitas, gerakan
semuapersendian sesuai rentang gerak normal, cara
melatih rentang gerak yang parise dengan menggunakan
ekstermitas yang normal, frekuensi setiap gerakan
4. Instrusikan pasien/keluarga untuk mendemonstrasikan
kembali miring kanan/miring kiri/latihan rentang gerak,
sesuai yang didemonstrasikan
17
1 2 3
Menyusui tidak efektif Keberhasilan Menyusui Bayi Konseling Laktasi
berhubungan dengan 1. Kesejajaran tubuh yang sesuai dan 1. Bantu menjamin kelekatan bayi ke dada dengan cara
payudara bengkak ditandai menempel yang tepat, monitor posisi tubuh bayi dengan cara yang
dengan ASI tidak keluar 1. Bayi mampu refleks menghisap tepat
2. Menyusui minimal 5-10 menit per 2. Instrusikan posisi menyusui yang bervariasi
payudara 3. Monitor kemampuan bayi menghisap
3. Minimal 8 kali menyusui per hari 4. Tunjukan latihan menghisap (menggunakan jari yang
bersih untuk menstimulasi refleks menghisap dan
Keberhasilan Menyusui : Maternal perlekatan mulut bayi ke aerolaibu dengan tepat)
1. Posisi nyaman selama menyusui 5. Instrusikan pada ibu mengenai bagaimana memutuskan
2. Pengeluaran ASI baik hisapan pada saat menyusui bayi
6. Instrusikan untuk menyendawakan bayi setelah menyusui
7. Diskusikan strategi yang bertujuan untuk
mengoptimalkan suplai air susu (pijat payudara) atau
brestcare
18
1 2 3
Ketidakefektifan bersihan Status Pernapasan : Kepatenan Jalan Monitor Pernapasan
jalan napas berhubungan Napas 1. Monitor kecepatan irama, frekuensi, kedalaman
dengan anestesi ditandai 1. Frekuensi pernapasan normal (20 pernapasan
dnegan tidak mampu batuk x/menit) 2. Monitor suara tambahan (ronkhi, wheezing, mengi)
2. Irama pernapasan 3. Monitor sekresi pernapasan pasien
Kemampuan untuk mengeluarkan 4. Catat karateristik dan lamanya batuk
sekret 5. Monitor sesak napas
Dispnea saat istirahat
Mampu batuk
Resiko ketidakseimbangan Keseimabangan Cairan Manajemen Cairan
cairan ditandai dengan 1. Tekanan darah normal 120/80 1. Monitor status hidrasi (membran mukosa lembab)
membran mukosa kering mmHg 2. Monitor tanda-tanda vital
2. Turgor kulit elastis 3. Berikan teapi IV
3. Membran mukosa lembab 4. Distribusikan asupan cairan selama 24 jam
4. Tidak kehausan
19
20
4. Implementasi Keperawatan
Komponen ini merupakan rangkaian prilaku atau aktivitas yang di
kerjakan oleh perawat untuk mengimplementasikan intervensi
keperawatan. Tindakan keperawatan mencakup tindakan observasi,
teraupeutik, edukasi, mandiri dan kolaborasi (Bermen; et al, 2015:11).
Implementasi keperawatan adalah tindakan yang sesuai dengan yang
telah direncanakan mencakup tindakan mandiri dan kolaborasi. Tindakan
mandiri adalah tindakan keperawatan berdasarkan analisis dan
kesimpulan perawat serta bukan atas petunjuk tenaga kesehatan lain.
Tindakan kolaboratif adalah tindakan keperawatan yang didasarkan oleh
hasil keputusan bersama dengan dokter, atau petugas kesehatan lain
(Mitayani, 2011).
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan merupakan penilaian perkembangan ibu hasil
implementasi keperawatan dengan berpedoman kepada hasil dan tujuan
yang hendak dicapai.
Evaluasi yang diharapkan pada pasien post Sectio Caesarea adalah
sebagai berikut: kembalinya fungsi fisiologis, tidak terjadi komplikasi
pascabedah, dapat beristirahat dan memperoleh rasa nyaman, tidak
terjadi infeksi luka operasi, hilangnya rasa cemas (Mutaqin & Sari, 2019)