Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN POSTNATAL PADA NY. L


DENGAN P2A0 POST SECTIO CAESARE
DENGAN KETIDAKEFEKTIFAN PEMBERIAN ASI
DI RUANG NIFAS
RUMAH SAKIT UMUM KUNINGAN MEDICAL CENTER

NAMA: MAHARANI SYAFIRA


NIM: CKR0180138

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN
TAHUN AJARAN 2019/2020
A. Konsep Dasar PenyakitDefinisi SC
I. Definisi SC
Sectio caesarea adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka
dinding perut dan uterus. (Sarwono, 2005)
Sectio caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada
dinding uterus melalui dinding depan perut atau vagina atau sectio caesaria adalah suatu
histerotomia untuk melahirkan janin dari dalam rahim (Mochtar R, 2002: 117)

II. Etiologi
A. Indikasi Ibu
1. Plasenta previa sentralis dan lateralis (posterior) dan totalis
2. Panggul sempit
3. Disporposi sefalo-pelvij: yaitu etidakseimbangan antara ukuran kepala dan
panggul
4. Partus lama (pronologed labor)
5. Rupture uteri mengancam
6. Partus tak maju (obstructed labor)
7. Distosia serviks
8. Pre-eklampsia dan hipertensi
9. Disfungsi uterus
10. Distosia jaringan lunak
11. Ketuban pecah dini (KPD)
B. Indikasi Anak
1. Letak lintang
2. Letak sungsang (janin besar)
3. Letak bokong
4. Gawat janin
5. Janin mati
6. Presentasi rangkap bila reposisi tidak berhasil
7. Presentasi dahi dan muka (letak defleksi) bila reposisi dengan cara lain tidak
berhasil

III. Pathway

Presentasi bokong
multigravida

Kesulitan posisi
persalinan

Dilakukan tindakan SC

Trauma pembedahan Kelahiran anak Efek anastesia spinal


Agens cedera efek pembedahan Perubahan peran Relaksasi otot

Nyeri akut luka Kurang pengetahuan Penurunan motilitas


traklus gastrointestinal

Tempat masuk
Menekan ujung
kuman Konstipasi
syaraf

Resiko Infeksi Penurunan


kekuatan/kelemahan
fisik

Intoleransi aktivitas

IV. Manifestasi Klinis


Menurut Prawirohardjo (2007) manifestasi klinis pada klien dengan post sectio
caesarea, antara lain:
1. Kehilangan darah selama prosedur pembedahan 600-800 ml
2. Terpasang kateter: urine jernih dan pucat
3. Abdomen lunak dan tidak ada distensi
4. Bising usus tidak ada
5. Ketidakmampuan untuk menghadapi situasi baru
6. Balutan abdomen tanpak sedikit noda
7. Aliran lokhia sedang dan bebas bekuam, berlebih dan banyak
8. Emosi labil / perubahan emosional dengan mengekspresikan ketidakmampuan
menghadapi situasi baru
9. Pengaruh anastesi dapat menimbulkan mual dan muntah
10. Status pulmonary yntu paru jelas dan vesikuler
11. Pada kelahiran secara SC tidak direncanakan maka biasanya kurang paham prosedur.

V. Penatalaksanaan
Teknik SC transperitaneal profunda
a. Persiapan Pasien
Pemberian cairan perintavena dan mengandung elektrolit agar tidak terjadi hipotermi,
dehidrasi atau komplikasi pada organ tubuh lainnya lalu selanjutnya diet. Pasien
dalam posisi trandenburg ringan. Dilakukan anastesi spinal/peridural pada operasi
efektif atau anastesi umum pada darurat alat operasi, obat dan darah dipersiapkan
b. Pelaksanaan
1. Mula-mula dilakukan disinfeksi pada dindig oerut dan lapangan operasi
dipersempit dengan kain suci hama
2. Pada dinding perut dibuat insisi mediana mulai dari atas simpissi sampah dibawah
umbilicus lapos demi lapis sehingga kavum peritoneum terbuka
3. Dalam rongga perut di sekitar rahm dilingkari dengan kasa laparatomi
4. Dibuat bladder flap yaitu dengan menggunting peritoneum kandung kenving di
depan segmen bawah rahim secara melintang pada vesikounterma ini disisihkan
secara tumpul kea rah bawah dan samoung dilindungi dengan speculum kandung
kencing
5. Dibuat insisi pada segmen bawah rahim 1 cm dibawah irisan plikavesikouretra
tadi sc tajam dengan pisau sedang sekitar 2 cm. kemudian diperlebar sc melintang
secara tumpul dengan kedua jari telunjuk operator. Arah insisi pada segmen awah
rahim dapat melintang (transversal)
6. Setelah kavum uteri terbuka selaput ketuban dipecahkan, janin dilahirkan. Badan
janin dilahirkan dnegan mengait kedua ketiaknya. Taki pusat dijepit dan dipotong
plasenta dilahirkan secara manual ke dalam otot rahim intramuscular disuntik
oksitosin. Lapisan dinding rahim dijait:
Lapisan 1 : dijahit jelujur pada emdometrium dan miometrium
Lapisan II : dijahit jelujur hanya pada miometrium saja
Lapisan III : dijahit jelujur pada plika vesikounterata
7. Setelah dinding rahim selesai dijahit kedua admeksa dieskplorasi
8. Rongga perut dibebrsihkan dari sisa-sisa darah dan akhirnya luka dinding perut
dijahit

VI. Komplikasi
Komplikasi yang sering terjadi pada ibu dengan sectio carsaea menurut (Mohtar
R, 2002: 121) adalah sebagai berikut:
a. Inspeksi puerperal (nifas)
1. Ringan dengan kenaikan suhu beberapa hari saja
2. Sedang dengan kenaikan suhu yang lebih tinggi disertai dehdrasi dan perut edikit
kembung
3. Berat dengan peritonitis, sepsis dan ileus terbuka
b. Perdarahan
1. Banyak pembuluh darah yang terputus dan terbuka
2. Atonia uteri
3. Perdarahan pada placental bed
c. Luka kandung kemih, emboli paru dan keluhan kadning kemih bila reperitonealisasi
terlalu tinggi
d. Kemungkinan ruptura uteri spontan pada kehamilan sekarang.

VII. Diagnosa Banding


Diagnosa banding adalah penyakit-penyakit yang mempunyai persamaan gejala
dan tanda tertentu. Semua data yang terhimpun akan menentukan relavan atau tidaknya
diagnose banding yang semula dipikirkan. Makin banyak data yang terhimpun, maka
semaki sedikit diagnose banding yang dipikirkan.
B. Pengkajian
I. Wawancara
Wawancara adalah Tanya jawab antara pihak peraway dan pasien/keluarga pasien
untuk memperoleh data, keterangan atau pendapat dari data subjektif dan data objektif.
a. Pengkajian
 Identitas klien dan penanggung jawab
Meliputi nama, umur, jenis kelamn, agama, pekerjaan, pendidikan,
suku/bangsa, gol. darah, alamat, tanggal masuk RS, tanggal pengkajian, nomor
medrek, diagnose medis dan hubungan dengan klien.
 Keluhan utama
 Riwayat kesehatan sekarang
 Riwayat kesehatan dahulu
Meliputi riwayat penyakit dahulu, riwayat hospitalisasi, riwayat
pembedahan atau cedera, riwayat alergi, riwayat pengobatan dan riwayat
bepergian.
 Riwayat kesehatan keluarga
Meliputi riwayat penyakit keturunan dan genogram
 Riwayat obstetri dan ginekologi
Melipiti riwayat genikologi seperti riwayat menstruasi, riwayat
perkawinan, riwayat kontrasepsi dan riwwayat obstetri seperti tanggal
persalinan, tipe persalinan, lama persalinan, jumlah pendarahan, perawatan dan
pengobatan yang diberikan, penyulit persalinan, jenis kelamin bayi, berat lahir
bayi, panjang badan bayi, dan APGAR score
 Riwayat psikososial
Meliputi kemampuan mengenal masalah kesehatan, konsep diri, sumber stress,
mekanisme koping, kebiasaan dan pengaruh budaya, spriritual, dukungan
keluarga seperti emosional dan finansial.
 Pola kebutuhan sehari-hari
Meliputi nutrisi, istirahat dan tidur, dan personal hygine

II. Pemeriksaan Fisik


1. Pemerikasaan keadaan umum dan tingkat kesadaran
2. Pemerikasaan Tanda Tanda Vital meliputi tekanan darah, frekuensi nadi, frekuensi
denyut nadi, dan suhu
3. Pemeriksaan kepala, rambut dan kesimetrisan kepala
4. Pemeriksaan leher tidak terdapat benjolan/pembengkakan kelenjar tyroid
5. Pemeriksaan dada meliputi kesimetrisan, inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi
bagian paru-paru dan jantung.
6. Pemeriksaan payudara inspeksi dan palpasi, dan pengecekan kolostrum
7. Pemeriksaan abdomen adanya bekas luka post op, adanya nyeri tekan atau tidak,
adanya garis linea nigra atau tidak, di perkusi di bagian lambung dan hati lalu di
auskultasi dengarkan bising usus.
8. Pemeriksaan ekstremitas bawah meliputi inspeksi dan palpasi dan kaji reflek patella.
Pada ekstremitas bagian menginspeksi dan palpasi.
III. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan Laboratorium
 Hemoglobin untuk mengkaji dan mengevaluasi efek kehilangan darah pada
pembedahan
 Hematokrit untuk mengkaji dan mengevaluasi efek kehilangan darah pada
pembedahan
 Leukosit untuk mengidentifikasi adanya penyakit
 Trombosit untuk mendiagnosis berbagai penyakit atau kondisi yang dapat
menyebabkan masalah.
2. Pemeriksaan USG
Untuk melihat keadaan janin.

IV. Analisa Data


No. Data Etiologi Masalah
1. Berisi data subjektif dan objektif Berasal tentang Masalah yang
yang di dapat dari pengkajian penyakit yang di dialami oleh
keperawatan. derita pasien pasien seperti
nyeri akut, resiko
infeksi, kesulitan
melakukan
mobilitas, dll.
Dst.

C. Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul


1. Nyeri akut berhubungan dengan cedera fisik bekas operasi pada abdomen
2. Ketidakefektifan pemberian ASI berhubungan dengan suplai ASI yang tidak adekuat.

D. Rencana Asuhan Keperawatan


No. Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional Evaluasi
Keperawatan
1. Nyeri akut - Nyeri berkurang - Anjurkan pasien - Untuk - Ditulis
berhubungan atau hilang untuk miring mencegah sesuai
dengan cedera - Pasien dapat kanan dan miring terjadinya dengan data
fisik bekas melakukan kiri, lalu duduk ketegangan otot SOAPIER
operasi pada aktivitas - Ajarkan teknik dan juga jika
abdomen kembali pengurang rasa melatih agar intervensi
- Ketegangan otot nyeri seperti dapat belum
berkurang nafas teratur dan melakukan terpenuhi
relaksasi aktivitas seperti - Ditulis
- Anjurkan biasa sesuai
mobilitas sesuai - Untuk dengan data
kemampuan meningkatkan SOAP jika
- Lakukan oksigen dan intervensi
pengkajian relaksasi dapat terpenuhi
mengenai tingkat menurunkan
nyeri pasien ketegangan otot
- Untuk
meningkatkan
aliran balik
vena dan
melancarkan
peredaran darah
- Untuk
membandingka
n dengan gejala
nyeri
sebelumnya
2. Ketidakefektif - Setelah - Anjurkan pasien - Untuk - Ditulis
an pemberian melakukan untuk memperbanyak sesuai
ASI tindakan mengonsumsi penghasilan dengan data
berhubungan keperawatan sayuran hijau ASI SOAPIER
dengan suplai diharapkan - Anjurkan pasien - Untuk jika
ASI yang kolostrum untuk selalu merangsang intervensi
tidak adekuat pasien dapat menyusui bayi ASI keluar belum
keluar agar memancing - Untuk terpenuhi
- Pasien dapat keluarnya ASI memantau - Ditulis
dengan efektif - Lakukan perkembangan sesuai
memberikan pengkajian keadaan dengan data
ASI kepada bayi keadaan payudara pasien SOAP jika
payudara pasien - Untuk intervensi
- Lakukan memberikan terpenuhi
pemberian pendidikan
informasi pasien
mengenai nutrisional
perawatan mengenai ASI
payudara - Untuk
- Lakukan terapi memberikan
atau pijatan pada kenyamanan
payudara pasien dan mengurangi
sumbatan ASI
dan merangsang
ASI keluar
E. Daftar Pustaka
Syarifuddin, Abdul Bari, 2006. Buku panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: YBP-SP
Sarwono Prawiroharjo, 2009. Ilmu Kebidanan, Edisi 4 Cetakan II. Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka
Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Jakarta: Prima
Medika
Mochtar, Rustam. 1998. Synopsis Obstetri, Edisi 2, Jilid 2. Jakarta : EGC
Aria Wibawa dept obstetri dan ginekologi FKUI-RSUPN CM
Chandranita Manuaba, Ida Ayu, dkk. 2009. Buku Ajar Patologi Obstetri. Jakarta. EGC

Anda mungkin juga menyukai