Anda di halaman 1dari 6

WEB OF CAUTION (WOC)

CKD ON HD

Disusun oleh:

Maharani Syafira Hidayaningrum

18220000005

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


BERSIHAN JALAN NAPAS TIDAK EFEKTIF (D.0001) INTOLERANSI AKTIVITAS (D.0056)
Tujuan: dalam 1x8 jam masalah keperawatan intoleransi
Tujuan: setelah dilakukan keperawatan 1 x 8 jam diharapkan bersihan aktivitas dapat teratasi dengan kriteria hasil
jalan napas membaik dengan kriteria hasil: UNIVERSITAS INDONESIA MAJU
SLKI
TAHUN 2022
SLKI Toleransi Aktivitas (L.05047)
Bersihan jalan napas (L.01001) Indikator Skala awal Skala target
Indikator Skala awal Skala target Frekuensi Nadi 3 5
Produksi sputum 2 4 (sedang) (membaik)
(cukup (cukup membaik) Saturasi Oksigen 4 5
memburuk) (cukup meningkat) (membaik)
Wheezing/ 2 4 Tekanan darah 2 5
ronchi (cukup (cukup membaik) (cukup (membaik)
memburuk) memburuk)
Frekuensi napas 2 4 Kekuatan tubuh 1 3
(cukup (cukup membaik) bagian atas (menurun) (sedang)
memburuk) Kekuatan tubuh 1 3
bagian bawah (menurun) (sedang)
Respon Ventilasi Mekanin (L.01005)
Indikator Skala awal Skala target SIKI
Tingkat 1 3 Manajemen Energi (I.05178)
kesadaran (menurun) (sedang) Observasi
Saturasi oksigen 3 5  Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan
(sedang) (meningkat) kelelahan
Suara napas 2 4 Terapeutik:
tambahan (cukup meningkat) (cukup  Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus
menurun)  Lakukan Latihan rentang gerak pasif dan atau aktif
SIKI  Damping dalam melakukan perawatan diri (Dukungan
Manajemen Jalan Napas (I.01011) Perawatan Diri (I.11348) )
Observasi Kolaborasi:
 Identifikasi kemampuan batuk
 Kolaborasi dengan ahli gizi mengenai cara meningkatkan
 Monitor adanya retensi sputum
asupan makanan
 Monitor adanya tanda dan gejal infeksi saluran napas
 Monitor intake dan output cairan
Terapeutik:
 Posisikan semi fowler
 Berikan minum hangat
HIPERVOLEMA (D.0022)

Tujuan: setelah dilakukan keperawatan 1 x 8 jam diharapkan


hipervolemia membaik dengan kriteria hasil:

SLKI
Keseimbangan Cairan (L.05020)
Indikator Skala awal Skala target
Asupan cairan 2 4
(cukup menurun) (cukup
membaik)
Keluaran urin 2 4
(cukup menurun) (cukup
membaik)
Kelembaban 2 4
membrane (cukup menurun) (cukup
mukosa membaik)
Edema 2 4
(cukup meningkat) (cukup
menurun)

SIKI
Manajemen Jalan Napas (I.01011)
Observasi
 Identifikasi kemampuan batuk
 Monitor adanya retensi sputum
 Monitor adanya tanda dan gejal infeksi saluran napas
 Monitor intake dan output cairan
Terapeutik:
 Posisikan semi fowler
 Berikan minum hangat
 Lakukan penghisapan lender kurang dari 15 detik
 Berikan oksigen, bila perlu
Kolaborasi:
 Kolaborasi pemberian mukolitik atau ekspektoran jika perlu
HIPOVOLEMIA (D.0022)

Tujuan: setelah dilakukan keperawatan 1 x 8 jam diharapkan


hipervolemia membaik dengan kriteria hasil:

SLKI
Keseimbangan Cairan (L.05020)
Indikator Skala awal Skala target
Asupan cairan 2 4
(cukup menurun) (cukup
membaik)
Keluaran urin 2 4
(cukup menurun) (cukup
membaik)
Kelembaban 2 4
membrane (cukup menurun) (cukup
mukosa membaik)
Edema 2 4
(cukup meningkat) (cukup
menurun)

SIKI
Manajemen Jalan Napas (I.01011)
Observasi
 Identifikasi kemampuan batuk
 Monitor adanya retensi sputum
 Monitor adanya tanda dan gejal infeksi saluran napas
 Monitor intake dan output cairan
Terapeutik:
 Posisikan semi fowler
 Berikan minum hangat
 Lakukan penghisapan lender kurang dari 15 detik
 Berikan oksigen, bila perlu
Kolaborasi:
 Kolaborasi pemberian mukolitik atau ekspektoran jika perlu
Etiologi: Insidensi: Penyakit Ginjal Kronis di dunia saat ini
 Infeksi misalnya pielonefritis kronik, glomerulonefritis mengalami peningkatan dan menjadi masalah
 Penyakit vaskuler hipertensif misalnya nefrosklerosis kesehatan serius, hasil penelitian Global Burden of
benigna, nefrosklerosis maligna, stenosis arteria renalis Disease tahun 2010, Temuan Secara global pada tahun
 Gangguan jaringan penyambung misalnya lupus 2017 menunjukkan bahwa 1,2 juta orang meninggal
eritematosus sistemik, poliarteritis nodosa,sklerosis akibat CKD. Secara global, semua tingkat kematian
sistemik progresif akibat CKD pada segala usia meningkat sebesar 41,5%
 Gangguan kongenital dan herediter misalnya penyakit antara tahun 1990 dan 2017, meskipun tidak ada
ginjal polikistik,asidosis tubulus ginjal perubahan signifikan dalam angka kematian
 Penyakit metabolik misalnya DM, gout, berdasarkan usia. Pada tahun 2017, tercatat 697, 5 juta
hiperparatiroidisme, amyloidosis kasus CKD pada semua-tahap perkembangannya,
dengan prevalensi global tercatat sebesar 9, 1%. Secara
 Nefropati toksik misalnya penyalahgunaan analgesik,
global pada semua usia, prevalensi CKD meningkat
nefropati timbal
29,3%.
 Nefropati obstruktif misalnya saluran kemih bagian
Pada tahun 2013, sebanyak 2 per 1000 penduduk atau
atas: kalkuli neoplasma, fibrosis netroperitoneal. CKD adalah kondisi dimana 499.800 penduduk Indonesia menderita Penyakit
Saluran kemih bagian bawah: hipertropi prostat, ginjal mengalami penurunan Gagal Ginjal. Sebanyak 6 per 1000 penduduk atau
striktur uretra, anomali kongenital pada leher kandung
fungsi secara lambat, progresif, 1.499.400 penduduk Indonesia menderita Batu Ginjal
kemih dan uretra
irreversibel, dan samar (Riskesdas, 2013). Prevalensi gagal ginjal pada laki-
 Batu saluran kencing yang menyebabkan hidrolityasis laki (0,3%) lebih tinggi dibandingkan dengan
(insidius)dimana kemampuan
tubuh gagal dalam perempuan (0,2%). Berdasarkan karakteristik umur
Jenis-jenis: prevalensi tertinggi pada kategori usia diatas 75 tahun
a. Primary pneumothorax (Spontaneus pneumothorax) mempertahankan metabolisme,
(0,6%), dimana mulai terjadi peningkatan pada usia 35
Terjadi pada riwayat penyakit paru yang mendasari cairan dan elektrolit, sehingga
tahun ke atas.
sebelumnya. terjadi uremia
b. Secondary pneumothorax Terjadi sebagai akibat dari
kondisi atau kejadian yang mendasari misalnya
disebabkan benturan dada yang keras. Manifestasi Klinis:
 Hipertensi  Sesak nafas
Penatalaksanaan:  Pitting edema  Kelelahan
a. Terapi konservatif  Anoreksia  Berat badan menurun
 Dilakukan pemeriksaan lab.darah dan urin  Mual muntah
 Observasi balance cairan
 Observasi adanya odema
Pemeriksaan penunjang:
 Batasi cairan yang masuk
 Laboratorium
b. Terapi dialysis
 Radiologis
 Peritoneal dialysis
 Hemodialisis  Foto polos abdomen
 AV fistule  Foto dada
c. Transplantasi ginjal/pengambilan batu  Urine lengkap
Sekresi eriprotein Kerusakan glomerulus BUN, kreatinin

Produksi sampah di aliran darah


Produksi hemoglobin proteinuria
Filtrasi glomelurus

hipoalbuminemia Pruritus Gangguan


Suplai oksigen ke jaringan Sel kekurangan protein
GFR saluran GI
Katabolisme protein dalam sel
Fatigue/malaise Retensi Na, H2O System Lesi pada
Gangguan Mual
imun kulit muntah
perfusi Ureum Produksi asam
jaringan Intoleransi aktivitas Edema
Masuk kulit Asidosis metabolik Resiko
Asam lambung infeksi Kerusakan Defisit
Preload
integritas nutrisi
Pruritus Kompensasi respiratorik kulit
Kelebihan Nyeri perut
Hipertrofi ventrikel kiri
volume cairan
Kerusakan Hiperventilasi Gangguan
COP inteegritas rasa nyaman
kulit
Penurunan Perubahan
curah jantung pola napas

Sputum/sekret

Bersihan
jalan napas
tidak efektif

Anda mungkin juga menyukai