Anda di halaman 1dari 5

PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN Terbit : 15 Januari 2020

(PAK) Revisi : 02
RSU SURYA HUSADHA

RESPIRATORY DISTRESS SYNDROME (RDS)

1. Pengertian (Definisi)
Respiratory Distress Syndrom atau RDS adalah suatu keadaan dimana bayi mengalami kegawatan
pernafasan yang diakibatkan kurang atau tidak adanya surfaktan dalam paru-paru (Nelson, 2000)
2. Pengkajian Keperawatan

a. Pemeriksaan Fisik
1) Kesulitan dalam memulai respirasi normal
2) Dengkingan (grunting) pada saat ekspirasi, diamati pada saat bayi tidak dalam keadaan
menangis (disebabkan oleh penutupan glottis) merupakan tanda/ indikasi awal penyakit,
berkurangnya dengkingan mungkin merupakan tanda pertama perbaikan
3) Refraksi sternum dan interkosta
4) Nafas cuping hidung
5) Sianosis pada udara kamar
6) Respirasi cepat atau kadang lambat jika sakit parah
7) Auskultai: udara yang masuk kurang
8) Edema ekstremitas
b. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan hasil Analisa Gas Darah
a) Hipoksemia (penurunan PaO2)
b) Hipokapnia (penurunan PCO2) pada tahap awal karena hiperventilasi)
c) Hiperkapnia (peningkatan PCO2) menunjukkan gagal ventilasi
d) Alkalosis respiratori (pH > 7,45) pada tahap dini
e) Asidosis respiratori/ metabolik terjadi pada tahap lanjut
2) Pemeriksaan Rontgen Dada:
a) Tahap Awal : sedikit normal, infiltrasi pada perihilir paru
b) Tahap lanjut : Interstisial bilateral difus pada paru, infiltrat di alveoli
3) Test Fungsi Paru:
a) Penurunan komplian paru dan volume paru
b) Piru kanan-kiri meningkat

3. Diagnosa, Tujuan dan Intervensi Keperawatan

60
1. Diagnosis Pola nafas Tidak efektif (D.0005) berhubungan dengan
Keperawatan (SDKI) Depresi Pusat Pernafasan
Hambatan upaya nafas (nyeri saat bernafas,
kelemahan
otot pernafasan.
Gangguan Neuromuskular
Penurunan Energi
Sindrom hipoventilasi
………………………………………………………
Dibuktikan dengan :
Subjektif
Dispnea
………………………………………………………
Objektif
Penggunaan otot bantu pernafasan
Fase ekspirasi memanjang
Pola Nafas tidak normal (Takipnea /Bradipnea/
Kussmaul / Cheyne stokes)
……………………………………………………
Tujuan (SLKI) Setelah diberikan asuhan keperawatan selama
………………. diharapkan pola nafas membaik, dengan
kriteria hasil:
Dispnea menurun (5)
Penggunaan otot bantu nafas menurun (5)
Pemanjangan fase ekspirasi menurun (5)
Frekuensi nafas membaik (5)
Kedalaman nafas membaik (5)
Intervensi (SIKI) Observasi
Monitor pola nafas
Monitor bunyi nafas tambahan
Terapeutik
Pertahankan kepatenan jalan nafas
Posisikan semi Fowler atau fowler
Berikan minum hangat
Lakukan pengisapan lendir kurang dari 15 detik
Edukasi
Ajarkan teknik batuk efektif
Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak
kontraindikasi
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik

2. Diagnosis Keperawatan Hipovolemia (D.0023)


(SDKI) Berhubungan dengan :
Kehilangan cairan aktive
Kegagalan mekanisme regulasi
Peningkatan permebialitas kapiler
Kekurangan intake cairan
Evaporasi
Dibuktikan dengan :
Subjektif :

61
Merasa lemas
Mengeluh haus
Objektif
Frekuensi nadi meningkat
Nadi teraba lemah
Tekanan Darah Menurun
Tekanan Nadi Menyempit
Turgor kulit menurun
Membran mukosa kering
Volume urine menurun
Hematokrit meningkat
Pengisian vena menurun
Status mental berubah
Suhu tubuh meningkat
Berat badan turun tiba-tiba
Tujuan (SLKI) Setelah diberikan asuhan keperawatan
selama ................ diharapkan status cairan membaik
dengan kriteria :
Kekuatan nadi meningkat (5)
Turgor kulit meningkat (5)
Output urine meningkat (5)
Ortopneu menurun (5)
Paroxysmal / noctural dypsnea (PND) menurun
(5)
Edema anasarka menurun (5)
Edema perifer menurun (5)
Berat badan
Frekuensi nadi membaik (5)
Tekanan darah membaik (5)
Tekanan nadi membaik (5)
Membran mukosa membaik (5)
Intervensi (SIKI) Obsersi
Monitor status cardiopulmonal (frekuensi dan
kekuatan nadi, frekuensi nafas, TD, MAP)
Monitor status oksigen (oksimetri, nadi, AGD)
Monitor status cairan (masukan dan haluaran,
turgor kulit, CRT)
Monitor adanya hipotensi ortostatik dan pusing
saat berdiri
Periksa tingkat kesadarn dan respon pupil
Periksa seluruh permukaan tubuh terhadap adanya
DOTS (deformyti/deformitas, open wound/luka
terbuka, tendeness/nyeri tekan, swelling/ bengkak)
Terapeutik
Pertahankan jalan nafas paten
Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi
oksigen > 94 %
Lakukan penekanan langsung pada perdarahan
eksternal
Berikan posisi syock
Pasang jalur IV berukuran besar (misal nomer
14 / 16)
Pasang kateter urin untuk menilai produksi urin

62
Pasang selang nasogstrik untuk dekompresi
lambung
Ambil sempel darah untuk pemeriksaan darah
lengkap dan elektrolit

Collaboration
Kolaborasi pemeberian infus caitan kristaloid 1 - 2
liter pada dewasa
Kolaborasi pembrian infus cairan kristaloid 20
ml/kgBB pada anak
Kolaborasi pemberian tranfusi darah jika perlu

3. Diagnosa Keperawatan Risiko ketidakseimbangan cairan (D.0036)


(SDKI) Berhubungan dengan :
Prosedur pembedahan mayor
Trauma / perdarahan
Luka bakar
Aferesis
Asites
Obstriksi intestinal
Peradangan pancreas
Penyakit ginjal dan kelenjar
Disfungsi intestinal

Tujuan (SLKI) Setelah diberikan asuhan keperawatan selama


…………….diharapkan Ekuilibrium antara volume
cairan di ruang intraselular dan extraselular tubuh
meningkat dengan kriteria hasil:
Asupan cairan ( 5)
Membran mukosa meningkat (5)
Output urine meningkat(5)
Edema menurun ( 5 )
Dehidrasi menurun ( 5 )
Tekanan darah membaik (5)
Frekuensi nadi membaik (5)
Kekuatan Nadi membaik ( 5 )
Tekanan arteri rata rata membaik (5)
Mata cekung membaik (5)
Turgor kulit membaik (5)
Intervensi (SIKI) Observasi
Monitor status hidrasi
Monitor berat badsn harian
Monitor berat badan sebelum dan sesudah dialysis
Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Monitor status hemodinamik
Terapeutik
catat intake/ output dan hitung balance cairan 24
jam

Berikan asupan cairan sesuai kebutuhan


Berikan cairan intravena jika perlu

63
Kollaborasi
Kolaborasi pemberian diuretik jika perlu

4. Evaluasi Keperawatan
a. Pola nafas membaik
b. Status cairan membaik.
c. Ekuilibrium antara volume cairan di ruang intraselular dan extraselular tubuh meningkat
5. Discharge Planning
a. Jadwal kontrol
b. Obat yang diminum dirumah
c. Leaflet/ informasi kesehatan tentang penyakitnya
6. Penelaah Kritis
Komite Keperawatan
7. Kriteria pulang
a. Fungsi paru yang normal dan bebas dari tanda-tanda distres pernafasan
b. Pernapasan 30-60X/menit, pengembangan dada simetris
c. Suhu 36-37,50C
8. Kepustakaan
Anonym.2010. Sindroma Distres Pernafasan (Penyakit Membran Hialin).Medicastore.com.2 april 2010.
19.07
Anur, Risa Etika dan kawan-kawan.2005.Pemberian Surfaktan pada Bayi dengan RDS (Lab/SMF Ilmu
Kesehatan Anak Fk.Unair/ Rs. Dr Soetomo). http://searchwinds.com/redirect?id=235186. 2 april
2010
Budiman Arief.2008. Asuhan Keperawatan Pada Neonatus Dengan Gangguan Sistem Pernafasan
Respiratory Distress Syndrom (Rds) Diruang Nicu Rsud Gunung Jati Kota Cirebon.Icoel’s Blog. 5
april 2010
Budi Santosa.Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda. 2005-2006. Prima Medika
Betz, Cecily Lynn dan Sowden Linda A. 2004. Keperawatan Pediatri (Penyakit RDS / PMH)
Wilkinson J.M .2006.Buku Saku Diagnosis Keperawatan NIC NOC, Edisi 7.Jakarta:EGC
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Definisi dan Indikator
Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Definisi dan Indikator
Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria
Hasil Keperawatan (1st ed.). Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional

64

Anda mungkin juga menyukai