Anda di halaman 1dari 5

PNEUMONIA

RSUD BERKAH
KABUPATEN
PANDEGLANG No. Dokumen: No. Revisi: Halaman:
00 1/4

Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh


6 Juni 2022 Direktur RSUD Berkah
Kabupaten Pandeglang

STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
NIP.

Definisi Pneumonia adalah suatu infeksi atau peradangan


pada organ paru-paru yang disebabkan oleh
bakteri, virus, jamur, ataupun parasit, dimana
pulmonary alveolus (alveoli), organ yang
bertanggung jawab menyerap oksigen dari
atmosfer, mengalami peradangan dan terisi oleh
cairan (Shaleh, 2013). Pneumonia adalah salah
satu bentuk infeksi saluran nafas bawah akut
(ISNBA).
Asesmen Keperawatan 1. Batuk tidak efektif atau tidak mampu batuk,
Sputum berlebih, obstruksi dijalan nafas,
Mengi, wheezing atau ronkhi, Sulit bicara,
Ortopnea, Gelisah, Sianosis, Bunyi nafas
menurun, Frekuensi nafas berubah, Pola nafas
berubah
2. Dispnea, PCO2 meningkat atau menurun, PO2
menurun, Takikardi, PH arteri meningkat atau
menurun, Bunyi nafas tambahan, Pusing,
Penglihatan kabur, Sianosis, Diaforesis,
Gelisah, Nafas cuping hidung, Pola nafas
abnormal (cepat/lambat, regular/ireguler,
dalam atau dangkal), Warna kulit abnormal,
Kesadaran menurun
3. Dispnea, Penggunaan otot bantu pernafasan,
fase ekspirasi memanjang, Pola nafas abnormal
(takipnea, bradipnea, hiperventilasi),
Pernafasan pursed-lip, Pernafasaan cuping
hidung, Diameter thoraks anterior–posterior
meningkat, Kapasitas vital menurun, Tekanan
ekspirasi menurun, Tekanan inspirasi
menurun, bentuk dada berubah
4. Mengeluh nyeri, skala nyeri (1-10), Tampak
meringis, Bersikap proktektif seperti
menghindari posisi nyeri, Gelisah, Frekuensi
nadi meningkat, Sulit tidur, Tekanan darah
meningkat, Pola nafas berubah, Nafsu makan
berubah, Proses berfikir terganggu, Menarik
diri, Berfokus pada diri sendiri, Diaforesis
Diagnosis Keperawatan 1. Bersihan jalan nafas tidak efektif (D.0001)
2. Gangguan pertukaran gas (D.0003)
3. Pola nafas tidak efektif (D.0005)
4. Nyeri akut (D.0077)
Kriteria Evaluasi 1. Batuk efektif meningkat, Produksi sputum
menurun, Mengi dan Wheezing tidak terdengar,
tidak terjadi Dispnea dan Sianosis, frekuensi
nafas membaik, pola nafas membaik
2. Tidak terjadi (Dispnea, Sianosis, Bunyi nafas
tambahan, Pusing Penglihatan kabur, Nafas
cuping hidung), PCO2 dan PO2 dalam rentang
normal, Pola nafas membaik
3. Kapasitas vital meningkat, Tekanan ekspirasi
dan inspirasi meningkat, Dispnea dan
Pernafasan cuping hidung tidak terjadi, tidak
menggunakan otot bantu pernafasan,
Frekuensi dan Kedalaman nafas membaik,
Ekskursi dada membaik
4. Kemampuan menuntaskan aktivitas meningkat,
Keluhan nyeri menurun, tidak Meringis,
bersikap kooperatif, kualitas tidur membaik,
Nafsu makan membaik, Pola tidur membaik,
skala nyeri dibawah 5
Intervensi Keperawatan Dx : Bersihan jalan nafas tidak efektif (D.0001)
Manajemen Batuk
1. Latihan batuk efektif
2. Identifikasi kemampuan batuk
3. Monitor adanya retensi sputum
4. Monitor tanda dan gejala infeksi saluran nafas
5. Monitor input dan output cairan (jumlah dan
karakteristik)
6. Atur posisi semi-fowler atau fowler
7. Anjurkan banyak minum air putih dan hangat
8. Anjurkan tarik nafas dalam melalui hidung
selama 4 detik, ditahan selama 2 detik,
kemudian keluarkan dari mulut dengan bibir
dibulatkan selama 8 detik
9. Anjurkan tarik nafas dalam hingga 3 kali
10. Anjurkan batuk dengan kuat langsung setelah
tarik nafas dalam yang ke-3
11. Observasi perubahan TTV
12. Lakukan fisioterapi dada
13. Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15
detik
14. Berikan bantuan oksigenasi jika pasien
mengalami sesak nafas
15. Kolaborasi dengan tenaga medis lain dalam
pemberian mukolitik atau ekspektoran, jika
diperlukan.

Dx : Gangguan pertukaran gas (D.0003)


1. Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya
nafas
2. Monitor pola nafas (bradipnea, takipnea,
hiperventilasi)
3. Monitor kemampuan batuk efektif
4. Monitor adanya produksi sputum
5. Monitor adanya sumbatan jalan nafas
6. Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
7. Auskultasi bunyi nafas
8. Monitor saturasi oksigen
9. Observasi adanya perubahan TTV
10. Atur interval pemantuan respirasi sesuai
kondisi pasien
11. Kolaborasi dengan tenaga medis lain untuk
pemeriksaan Analisa Gas Darah (AGD), x-ray
toraks
12. Dokumentasikan hasil pemantauan

Dx : Pola nafas tidak efektif (D.0005)


1. Monitor pola nafas (frekuensi, kedalaman,
usaha nafas)
2. Monitor bunyi nafas tambahan (misalnya
gurgling, mengi, wheezing, ronchi)
3. Monitor adanya Pernafasan cuping hidung
4. Monitor adanya penggunaan otot bantu
pernafasan
5. Observasi adanya perubahan TTV
6. Posisikan semi-fowler atau fowler
7. Berikan minum putih dan hangat
8. Berikan oksigen sesuai kebutuhan
9. Kolaborasi dengan tenaga medis lain dalam
pemberian terapi inhalasi

Dx : Nyeri akut (D.0077)


Manajemen nyeri
1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri.
2. Identifikasi dan catat skala nyeri
3. Identifikasi respon nyeri non verbal
4. Identifikasi faktor yang memperberat dan
memperingan nyeri
5. Ajarkan teknik non farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
6. Kontrol lingkungan yang dapat memperberat
rasa nyeri (suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan dan lain-lain)
7. Fasilitasi istirahat dan tidur
8. Membimbing terapi relaksasi, Imajinasi
terpimpin atau hypnosis
9. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan nyeri
10. Kolaborasi dengan tenaga medis lainnya dalam
pemberian analgetik
11. Monitor efek samping penggunaan analgetik
12. Memberikan pendidikan kesehatan
Informasi dan Edukasi Manajemen batuk efektif
Manajemen cairan
Manajemen nyeri
Monitoring TTV
Evaluasi Mengevaluasi respon subjektif dan objektif setelah
dilaksanakan intervensi dan di bandingkan dengan
NOC serta analisis terhadap perkembangan
diagnosis keperawatan yang telah ditetapkan.
Penelaah Kritis Sub Komite Mutu Keperawatan
Kepustakaan 1. Riasmini, Ni Made (dkk), 2017. Panduan Asuhan
Keperawatan, Jakarta: Universitas Indonesia (UI-
Press).
2. Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017. Standar
Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Indikator Diagnostik, Edisi 1, Jakarta Selatan:
DPP PPNI.
3. Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018. Standar
Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Tindakan Keperawatan, Edisi l, Jakarta Selatan:
DPP PPNI.
4. Tim Pokja SLKI DPP PPNI, 2019. Standar Luaran
Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria
Hasil Keperawatan, Edisi l, Jakarta Selatan: DPP
PPNI.
5. Rohmah, N. (2010). Integrasi Proses Keperawatan
Dalam Pembelajaran Klinik Keperawatan. The
Indonesian Journal Of Health Science, 1(1), 51-54

Anda mungkin juga menyukai