Anda di halaman 1dari 5

NEOPLASMA

1 Pengertian ( Definisi )
Pneumonia adalah suatu infeksi atau peradangan pada organ paru-
.
paru yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, ataupun parasit,
dimana pulmonary alveolus (alveoli), organ yang bertanggung
jawab menyerap oksigen dari atmosfer, mengalami peradangan
dan terisi oleh cairan (Shaleh, 2013). Pneumonia adalah salah satu
bentuk infeksi saluran nafas bawah akut (ISNBA).
2 Assesmen keperawatan 1. Batuk tidak efektif atau tidak mampu batuk, Sputum berlebih,
. obstruksi dijalan nafas, Mengi, wheezing atau ronkhi, Sulit
bicara, Ortopnea, Gelisah, Sianosis, Bunyi nafas menurun,
Frekuensi nafas berubah, Pola nafas berubah
2. Dispnea, PCO2 meningkat atau menurun, PO2 menurun,
Takikardi, PH arteri meningkat atau menurun, Bunyi nafas
tambahan, Pusing, Penglihatan kabur, Sianosis, Diaforesis,
Gelisah, Nafas cuping hidung, Pola nafas abnormal
(cepat/lambat, regular/ireguler, dalam atau dangkal), Warna
kulit abnormal, Kesadaran menurun
3. Dispnea, Penggunaan otot bantu pernafasan, fase ekspirasi
memanjang, Pola nafas abnormal (takipnea, bradipnea,
hiperventilasi), Pernafasan pursed-lip, Pernafasaan cuping
hidung, Diameter thoraks anterior–posterior meningkat,
Kapasitas vital menurun, Tekanan ekspirasi menurun, Tekanan
inspirasi menurun, bentuk dada berubah
4. Mengeluh nyeri, skala nyeri (1-10), Tampak meringis,
Bersikap proktektif seperti menghindari posisi nyeri, Gelisah,
Frekuensi nadi meningkat, Sulit tidur, Tekanan darah
meningkat, Pola nafas berubah, Nafsu makan berubah, Proses
berfikir terganggu, Menarik diri, Berfokus pada diri sendiri,
Diaforesis
3 Diagnosa Keperawatan 1. Bersihan jalan nafas tidak efektif
. 2. Gangguan pertukaran gas
3. Pola nafas tidak efektif
4. Nyeri akut
4 Kriteria Evaluasi 1. Batuk efektif meningkat, Produksi sputum menurun, Mengi
. dan Wheezing tidak terdengar, tidak terjadi Dispnea dan
Sianosis, frekuensi nafas membaik, pola nafas membaik
2. Tidak terjadi (Dispnea, Sianosis, Bunyi nafas tambahan, Pusing
Penglihatan kabur, Nafas cuping hidung), PCO2 dan PO2
dalam rentang normal, Pola nafas membaik
3. Kapasitas vital meningkat, Tekanan ekspirasi dan inspirasi
meningkat, Dispnea dan Pernafasan cuping hidung tidak
terjadi, tidak menggunakan otot bantu pernafasan, Frekuensi
dan Kedalaman nafas membaik, Ekskursi dada membaik
4. Kemampuan menuntaskan aktivitas meningkat, Keluhan nyeri
menurun, tidak Meringis, bersikap kooperatif, kualitas tidur
membaik, Nafsu makan membaik, Pola tidur membaik, skala
nyeri dibawah 5
5 Intervensi Keperawatan 1. Bersihan jalan nafas tidak efektif
. Manajemen Batuk
a. Latihan batuk efektif
b. Identifikasi kemampuan batuk
c. Monitor adanya retensi sputum
d. Monitor tanda dan gejala infeksi saluran nafas
e. Monitor input dan output cairan (jumlah dan karakteristik)
f. Atur posisi semi-fowler atau fowler
g. Anjurkan banyak minum air putih dan hangat
h. Anjurkan tarik nafas dalam melalui hidung selama 4 detik,
ditahan selama 2 detik, kemudian keluarkan dari mulut
dengan bibir dibulatkan selama 8 detik
i. Anjurkan tarik nafas dalam hingga 3 kali
j. Anjurkan batuk dengan kuat langsung setelah tarik nafas
dalam yang ke-3
k. Observasi perubahan TTV
l. Lakukan fisioterapi dada
m. Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik
n. Berikan bantuan oksigenasi jika pasien mengalami sesak
nafas
o. Kolaborasi dengan tenaga medis lain dalam pemberian
mukolitik atau ekspektoran, jika diperlukan.

2. Gangguan pertukaran gas


a. Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya nafas
b. Monitor pola nafas (bradipnea, takipnea, hiperventilasi)
c. Monitor kemampuan batuk efektif
d. Monitor adanya produksi sputum
e. Monitor adanya sumbatan jalan nafas
f. Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
g. Auskultasi bunyi nafas
h. Monitor saturasi oksigen
i. Observasi adanya perubahan TTV
j. Atur interval pemantuan respirasi sesuai kondisi pasien
k. Kolaborasi dengan tenaga medis lain untuk pemeriksaan
Analisa Gas Darah (AGD), x-ray toraks
l. Dokumentasikan hasil pemantauan
3. Pola nafas tidak efektif
a. Monitor pola nafas (frekuensi, kedalaman, usaha nafas)
b. Monitor bunyi nafas tambahan (misalnya gurgling, mengi,
wheezing, ronchi)
c. Monitor adanya Pernafasan cuping hidung
d. Monitor adanya penggunaan otot bantu pernafasan
e. Observasi adanya perubahan TTV
f. Posisikan semi-fowler atau fowler
g. Berikan minum putih dan hangat
h. Berikan oksigen sesuai kebutuhan
i. Kolaborasi dengan tenaga medis lain dalam pemberian
terapi inhalasi
4. Nyeri akut
Manajemen nyeri
a. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri.
b. Identifikasi dan catat skala nyeri
c. Identifikasi respon nyeri non verbal
d. Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan
nyeri
e. Ajarkan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri
f. Kontrol lingkungan yang dapat memperberat rasa nyeri
(suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan dan lain-lain)
g. Fasilitasi istirahat dan tidur
h. Membimbing terapi relaksasi, Imajinasi terpimpin atau
hypnosis
i. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan
strategi meredakan nyeri
j. Kolaborasi dengan tenaga medis lainnya dalam pemberian
analgetik
k. Monitor efek samping penggunaan analgetik
l. Memberikan pendidikan kesehatan
6 Informasi dan Edukasi 1. Manajemen hipovolemia
. 2. Pemantauan pada pola nafas
3. Manajemen pada nutrisi
7 Evaluasi Mengevaluasi respon subjektif dan objektif setelah dilaksanakan
. intervensi dan di bandingkan dengan NOC serta analisis terhadap
perkembangan diagnosis keperawatan yang telah ditetapkan.

Anda mungkin juga menyukai