RSUD MAJALAYA
STANDAR ASUHAN
KEPERAWATAN
DAN
KEBIDANAN
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN (RAK)
NO DIAGNOSIS KRITERIA HASIL INTERVENSI
SDKI SLKI SIKI
RESPIRASI
1. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif (D.0001) Setelah dilakukan intervensi selama……X 24 jam, Intervensi Utama :
b.d/berhubungan dengan : maka bersihan jalan nafas (L.01001) meningkat, Latihan Batuk Efektif (I.01006)
Spasme jalan nafas dengan kriteria hasil : Manajemen jalan nafas (I.01011)
Hipersekresi jalan nafas Batuk efektif meningkat skala 5 Pemantauan Respirasi (I.01014)
Benda asing dalam jalan nafas Produksi sputum menurun
Sekresi yang tertahan Mengi, wheezing menurun Observasi :
Proses infeksi Dispneu menurun Identifikasi kemampuan batuk
Respon alergi Sulit bicara menurun Monitor adanya retensi sputum
Efek agen farmakologis (mis. Anastesi) Ortopneu menurun Monitor Pola Nafas (frekuensi, kedalaman, dan
Sianosis menurun usaha nafas)
dd/dibuktikan dengan : Frekuensi nafas membaik Monitor bunyi nafas tambahan (gurgling, mengi,
Subjektif : Pola nafas membaik wheezing, ronchi kering)
Dispneu Monitor sputum
Sulit bicara Monitor saturasi oksigen
Ortopneu Terapeutik :
……………………………………… Atur posisi semi-fowler atau fowler
Objektif : Berikan minum air hangat
Tanda & Gejala Mayor Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
Batuk tidak efektif Lakukan penghisapan lender kurang dari 15 detik
Tidak mampu batuk Berikan oksigen, jika perlu
Sputum berlebih Edukasi :
Mengi, wheezing dan atau ronchi kering Anjurkan teknik batuk efektif
Kakonium jalan nafas (pada neonates) Anjurkan Tarik nafas dalam memalui hidung
Tanda & Gejala Minor selama 4 detik, ditahan selama 2 detik, kemudian
Gelisah keluarkan dari mulut dengan bibir mencucu
Sianonis (dibulatkan) selama 8 detik
Bunyi nafas menurun Anjurkan batuk dengan kuat langsung setelah
Frekuensi nafas berubah : RR……… Tarik nafas dalam yang ke 3
Pola nafas berubah : retraksi/cuping Kolaborasi :
hidung Kolaborasi pemberian bronkodilator, mukolitik
atau ekspektoran, jika perlu
2. Pola Nafas Tidak Efektif (D.0005) Setelah dilakukan intervensi selama……X 24 jam, Intervensi Utama :
b.d/berhubungan dengan : maka pola nafas (L.01004) membaik, dengan Manajemen jalan nafas (I.01011)
Depresi pusat pernapasan kriteria hasil : Pemantauan respirasi (I.01014)
Hambatan upaya napas Frekuensi nafas membaik Intervensi Pendukung :
Deformitas dinding dada Kedalaman nafas membaik Dukungan Ventilasi (I.01002)
Gangguan neuromuscular Ventilasi semenit meningkat
Gangguan neurologis Kapasitas vital meningkat Observasi :
Obesitas Tekanan ekspirasi meningkat Identifikasi adanya kelemahan otot bantu nafas
Cedera pada medulla spinalis Tekanan inspirasi meningkat Monitor status respirasi dan oksigenasi
Efek agen farmakologis Dispneu menurun (frekuensi, kedalaman napas, penggunaan otot
Penggunaan otot bantu nafas menurun bantu nafas, bunyi napas tambahan, saturasi
kecemasan
oksigen)
Ortopeneu menurun
dd/dibuktikan dengan : Pernapasan pursed-lip Monitor nilai AGD
Subsektif : Monitor hasil x-ray toraks
Dispneu Terapeutik :
Ortopnea Pertahankan kepatenan jalan nafas
………………………………. Posisikan semi-fowler atau fowler
Objektif : Berikan oksigen seseuai kebutuhan (nasal canul,
Tanda & Gejala Mayor simple mask, rebreathing mask, non rebreathing
Penggunaan otot bantu nafas mask)
Fase ekspirasi memanjang Gunakan bag-valve mask, jika perlu
Pola nafas abnormal Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam
Tanda & Gejala Minor Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi
Pernapasan cuping hidung pasien
Ventilasi semenit menurun Edukasi :
Tekanan ekspirasi menurun Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Tekanan inspirasi menurun Kolaborasi :
Pernapasan pursed-lip Kolaborasi pemberian bronkodilator
3. Gangguan Pertukaran Gas (D.003) Setelah dilakukan intervensi selama……X 24 jam, Intervensi Utama :
b.d/berhubungan dengan : maka pertukaran gas (L.01003) meningkat, Pemantauan respirasi (I.01014)
Ketidakseimbangan ventilasi-perfusi dengan kriteria hasil : Terapi Oksigen (I.01026)
Perubahan membrane alveolus-kapiler PO2 membaik
dd/dibuktikan dengan : PO2 membaik Observasi :
Subjektif : Takikardi Membaik Monitor frekuensi, irama, kedalaman, dan upaya
Dispneu pH arteri membaik napas serta pola nafas
Pusing Dispneu menurun Monitor adanya sumbatan jalan nafas
Penglihan kabur Bunyi nafas tambahan menurun Monitor kecepatan aliran oksigen
……………………………… Sianonis membaik Monitor tanda-tanda hipoventilasi
Objektif : Pola nafas membaik Monitor tanda gejala toksikasi oksigen dan
Tanda & Gejala Mayor Gelisah menurun atelectasis
PCO2 meningkat/menurun Monitor efektifitas terapi oksigen (oksimetri,
PO2 menurun AGD)
Takikardi Terapeutik :
pH arteri meningkat/menurun Berikan oksigrn tambahan
Bunyi nafas tambahan Pertahankan kepatenan jalan nafas
Tanda & Gejala Minor Tetap berikan oksigen saat pasien ditransportasi
Sianosis Edukasi :
Gelisah Ajarkan pasien dan keluarga cara menggunakan
Nafas cuping hidung oksigen di rumah
Pola napas abnormal Kolaborasi :
Kesadaran menurun Kolaborasi penentuan dosis oksigen
Kolaborasi penggunaan oksigen saat aktivitas
dan/atau tidur
4. Gangguan Ventilasi Spontan (D.0004) Setelah dilakukan intervensi selama……X 24 jam, Intervensi Utama :
b.d/berhubungan dengan : maka ventilasi spontan (L.01007) meningkat, Dukungan ventilasi (I.01002)
Gangguan metabolism dengan kriteria hasil : Pemantauan respirasi (I.01014)
Kelelahan otot pernapasan PCO2 membaik Intervensi Pendukung :
dd/dibuktikan dengan : PO2 membaik Manajemen ventilasi mekanik (I.01013)
Subjektif : Dispenu menurun
Dispneu Penggunaan otot bantu napas menurun Observasi :
……………………………. Volume tidak menurun Identifikasi adanya kelemahan otot bantu napas
Objektif : Takikardi membaik Monitor status respirasi dan oksigenasi
Tanda & Gejala Mayor Gelisah menurun Periksa indikasi ventilator mekanik
Penggunaan otot bantu nafas meningkat Monitor efek ventilator terhadap status
Volume tidak menurun oksigenasi
PCO2 meningkat Monitor kriteria perlunya penyapihan ventilator
PO2 menurun Terapeutik :
SaO2 menurun Pertahankan kepatenan jalan napas
Tanda & Gejala Minor Atur posisi kepala 45-60 untuk mecegah aspirasi
Gelisah Reposisi pasien setiap 2 jam, jika perlu
Takikardi Lakukan penghisapan lender sesuai kebutuhan
Ganti sirkuit ventilator setiap 24 jam atau sesuai
prosedur
Siapkan bag-valve mask disamping tempat tidur
pasien
Dokumentasikan respon terhadap ventilator
Edukasi :
Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Kolaborasi :
Kolaborasi pemilihan mode ventilator (control
volume, control tekanan atau gabungan)
Kolaborasi agen pelumpuh otot sedative
analgesic sesuai kebutuhan
Kolaboarasi penggunaan PS atau PEEp untuk
meminimalkan hipoventilasi alveolus
5. Gangguan Penyapihan Ventilator (D.0002) Setelah dilakukan intervensi selama……X 24 jam, Intervensi Utama :
b.d/berubungan dengan : maka penyapihan ventilator (L.01002) meningkat, Penyapihan Ventilasi Mekanik (I.01021)
Hipersekresi jalan napas dengan kriteria hasil : Pemantauan Respirasi (I.01014)
Ketidakcukupan energy Kesingkronan bantuan ventilator
Hambatan upaya napas meningkat Observasi :
Riwayat ketergantungan ventilator >4 Penggunaan otot bantu napas menurun Periksa kemampuan untuk disapih
hari Napas megap-megaap menurun (hemodinamik stabil, kondisi optimal, bebas
Ketidaktepatan kecepatan proses Napas dangkal menurun infeksi)
penyapihan Agitasi menurun Monitor predictor kemampuan untuk mentolerir
dd/dibuktikan dengan : Frekuensi napas membaik penyapihan (parameter ventilator)
Subjektif : Nilai AGD membaik Monitor tanda kelemahan otot pernapasan
Lelah Auskultasi suara inspirasi membaik Monitor cairan dan elektrolit
Gelisah Sianonis membaik Terapeutik :
…………………………….. Posisikan pasien semi fowler (30-45 derajat)
Objektif : Lakukan penghisapan jalan napas, jika perlu
Tanda & Gejala Mayor Berikan fisioterapi dada, jika perlu
Frekuensi napas meningkat Lakukan uji coba penyapihan (30-120 menit
Penggunaan otot bantu napas dengan napas spontan yang dibantu ventilator)
Napas megap-megap (gasping) Hindari pemberian sedasi farmakologis selama
Upaya napas dan bantuan ventilator percobaan penyapihan
tidak sinkron Berikan dukungan psikologis
Napas dangkal Edukasi :
Agitasi
Nilai gas darah abnormal Ajarkan cara pengontrolan napas saat
Tanda & Gejala Minor penyapihan
Auskultasi suara inspirasi menurun Kolaborasi :
Sianosis Kolaborasi pemberian obat yang
meningkatkan kepatenan jalan napas dan
pertukaran gas
6. Resiko Aspirasi (D.0006) Setelah dilakukan intervensi selama……X 24 jam, Intervensi Utama :
dd/dibuktikan dengan : maka tingkat aspirasi menurun (L.01006) dengan Manajemen Jalan Nafas (I.01011)
Penurunan tingkat kesadaran kriteria hasil : Pencegahan Aspirasi (I.01018)
Penurunan reflex muntah atau batuk Tingkat kesadaran meningkat
Gangguan menelan Kemampuan menelan meningkat Observasi :
Disfagia Dispneu menurun Monitor tingkat kesadaran, batuk, muntah dan
Peningkatan residu lambung Frekuensi nafas membaik kemampuan menelan
Penurunan motilitas gastrointestinal Monitor status pernapasan
Terpasang selang NGT Monitor bunyi napas, terutama setelah
Trauma makan/minum
Efek agen farmakologis Periksa residu gaster sebelum memberi asupan
oral
Periksa kepatenan selang nasogastric sebelum
memberi asupan oral
Terapeutik :
Posisikan semi fowler (30-45 derajat) 30
menit seebelum memberi asupan oral
Pertahankan posisi semifowler paada pasien
tidak sadar
Pertahankan kepatenan jalan napas
Pertahankan pengembangan balon ETT
Lakukan penghisapan jalan napas
Hindari memberikan makan melalui selang
gastrointestinal jika residu banyak
Berikan makanan dengan ukuran kecil atau
lunak
Berikan obat oral dalam bentuk cair
Anjurkan makan secara perlahan
SIRKULASI
1. Penurunan Curah Jantung (D.0008) Setelah dilakukan intervensi selama……X 24 jam, Intervensi Utama :
b.d/berhubungan dengan : maka curah jantung (L.02008) meningkat, dengan Perawatan Jantung (I.02075)
Perubahan irama jantung. kriteria hasil : Perawatan Jantung Akut (I.02076)
Perubahan frekuensi jantung Kekuatan nadi perifer Ejection fraction
Perubahan kontraktilitas. (EF) meningkat Observasi :
Perubahan preload. Cardiac todex (CI) meningkat Identifikasi tanda/gejala primer penurunan curah
Perubahan afterload. LVSWI atau SVI meningkat jantung (meliputi dispnea, kelelahan, edema,
dd/dibuktikan dengan : Palpitasi menurun ortopnea,paroxysmal nocturnal dyspnea,
Subjektif Bradikardi menurun peningkatan cvp)
Perubahan irama jantung : Palpitasi. Takikardia menurun Identifikasi tanda/gejala sekunder penurunan
Perubahan preload : Lelah. Gambaran EKG aritmia menurun curah jantung (meliputi peningkatan berat badan,
Perubahan afterload : Dispnea Edema menurun hepatomegali, distensi vena jugularis, palpitasi,
ronki basah, oliguria, batuk, kulit pucat)
Perubahan kontraktilitas : Paroxysmal PND menurun
Monitor tekanan darah, saturasi oksigen
nocturnal dyspnea (PND), Ortopnea, Suara jantung S3 dan S4 menurun
Batuk. Tekanan Darah membaik Monitor intake dan output cairan
Perilaku/emosional : Cemas, Gelisah Monitor berat badan setiap hari pada waktu yang
Capillaryrefill Time (CRT) membaik
Objektif : sama
Tanda & Gejala Mayor Monitor keluhan nyeri dada
Perubahan irama jantung : Monitor EKG 12 sadapan
Bradikardia/takikardia, Gambaran ekg Monitor aritmia
aritmia atau gangguan konduksi
Perubahan preload : Edema, Distensi Monitor nilai laboratorium jantung (Kalium,
vena jugularis, Central venous pressure magnesium serum, CK, CK-MB,Troponin T,
(cvp) meningkat/menurun, Troponin I)
Hepatomegaly Monitor fungsi alat pacu jantung
Perubahan afterload: Tekanan darah Periksa tekanan darah dan frekuensi nadi
meningkat/menurun, Nadi perifer teraba sebelum dan sesudah aktivitas
lemah, Capillary refill time >3 detik, Periksa tekanan darah dan frekuensi nadi
Oliguria, Warna kulit pucat dan/atau sebelum pemberian obat
sianosis Terapeutik :
Perubahan kontraktilitas : Terdengar Posisikan pasien semi-fowler atau fowler dengan
suara jantung s3 dan/atau s4, Ejection kaki ke bawah atau posisi nyaman
fraction (ef) menurun Pertahankan tirah baring minimal 12 jam
Tanda & Gejala Minor Berikan diet jantung yang sesuai
Perubahan preload : murmur jantung, Gunakan stocking elastis atau pneumatik
berat badan bertambah, pulmonary intermiten sesuai indikasi
artery wedge pressure (PAWP) menurun Berikan terapi relaksasi untuk mengurangi stres,
Perubahan afterload : pulmonary jika perlu
vascular resistance (PVR), systemic Berikan dukungan emosional dan spiritual
vascular resistance (SVR) Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi
meningkat/menurun oksigen >94%
Perubahan kontraktilitas : Cardiac Index Edukasi :
(CI) menurun, left ventricular stroke Anjurkan beraktivitas fisik sesuai toleransi dan
work index (LVSWI) menurun, stroke bertahap
volume index (SVI) menurun
Anjurkan berhenti merokok
Ajarkan pasien dan keluarga mengukur berat
badan harian
Ajarkan pasien dan keluarga mengukur intake
dan output cairan harian
Kolaborasi :
Rujuk ke program rehabilitasi jantung
Kolaborasi pemberian
antiplatelet/antiangina/morfin/inotropic/antikoa
gulan jika perlu
Kolaborasi pemeriksaan x-ray dada, jika perlu
2. Perfusi Perifer Tidak Efektif (D.0009) Setelah dilakukan intervensi selama……X 24 jam, Intervensi Utama :
b.d/berubungan dengan : maka perfusi perifer (L.02011) meningkat, dengan Perawatan sirkulasi (I.02079)
Hiperglikemia kriteria hasil : Manajemen sensasi perifer (I.06195)
Penurunan konsentrasi hemoglobin Denyut nadi perifer meningkat
Peningkatan tekanan darah Warna kulit pucat menurun Observasi :
Kekurangan volume cairan Pengisian kapiler membaik Periksa sirkulasi perifer (mis. Nadi perifer,
Penurunan aliran arteri dan / atau vena Akral membaik edema, pengisian kapiler, warna, suhu, ankle-
Kurang terpapar informasi tentang Turgor kulit membaik brachial index)
faktor pemberat (mis. merokok, gaya Tekanan darah sistolik dan diastolic Identifikasi faktor risiko gangguan sirkulasi
hidup monoton, trauma, obesitas, asupan membaik (mis. Diabetes, perokok, orangtua, hipertensi dan
garam , imobilitas) kadar kolesterol tinggi)
Kurang terpapar informasi tentang Monitor perubaan kulit (panas, kemerahan,
proses penyakit (mis. diabetes mellitus, nyeri, dan bengkak pada ekstremitas)
hiperlipidemia) Monitor adanya tromboflebitis dan
Kurang aktivitas fisik. tromboemboli vena
dd/dibuktikan dengan : Terapeutik :
Subektif : Hindari pemasangan infus atau pengambilan
Paratesia darah di area keterbatasan perfusi
Nyeri ekstremitas (klaudikasi Hindari pengukuran tekanan darah pada
intermiten) ekstremitas dengan keterbatasan perfusi
Obektif : Hindari penekanan dan pemasangan torniquet
Tanda & Gejala Mayor pada area yang cedera
Pengisian kapiler >3 detik. Lakukan pencegahan infeksi
Nadi perifer menurun atau tidak teraba. Lakukan perawatan kaki dan kuku
Akral teraba dingin. Lakukan hidrasi
Warga kulit pucat. Edukasi :
Turgor kulit menurun Anjurkan berhenti merokok
Tanda & Gejala Minor Anjurkan berolahraga rutin
Edema. Anjurkan menggunakan obat penurun tekanan
Penyembuhan luka lambat. darah, antikoagulan, dan penurun kolesterol, jika
Indeks ankle-brachial < 0,90. perlu
Bruit femoral. Anjurkan melakukan perawatan kulit yang tepat
(mis. Melembabkan kulit kering pada kaki)
Anjurkan program rehabilitasi vaskuler
Ajarkan program diet untuk memperbaiki
sirkulasi (mis. Rendah lemak jenuh, minyak ikan
omega 3)
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian analgesic, kortikosteroid,
jika perlu
3. Resiko Perdarahan (D.0012) Setelah dilakukan intervensi selama……X 24 jam, Intervensi Utama :
dd/dibuktikan dengan : maka tingkat pendarahan menurun (L.02017), Pencegahan Perdarahan (I.02067)
Aneurisma dengan kriteria hasil :
Gangguan gastrointestinal Kelembapan membaran mukosa meningkat Observasi :
Gangguan fungsi hati Kelembapan kulit meningkat Monitor tanda dan gejala perdarahan
Komplikasi kehamilan Hemoptysis menurun Monitor nilai Hematokrit/haemoglobin sebelum
Komplikasi pasca partum Hematemesis menurun dan setelah kehilangan darah
Gangguan koagulasi Hematuria menurun Monitor tanda-tanda vital ortostatik
Tindakan pembedahan Hemoglobin membaik Monitor koalgulasi ( mis. Prothrombin time
Trauma Hematocrit membaik (PT), partial thromboplastin time (PTT),
Proses keganasan Tekanan darah membaik fibrinogen, degradasi fibrin dan/ atau platelet)
Terapeutik :
Pertahankan bedrest selama perdarahan
Batasi tindakan invasive, jika perlu
Gunakan Kasur pencegahan decubitus
Hindari pengukuran suhu rektal
Edukasi :
Jelaskan tanda dan gejala perdarahan
Anjurkan menggunakan kaus kaki saat ambulasi
Anjurkan meningkatkan asupan cairan untuk
menghindari konstipasi
Anjurkan menghindari aspirin atau antikoagulan
Anjurkan meningkatkan asupan makanan dan
vitamin k
Anjurkan segera melapor jika terjadi perdarahan
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian obat pengontrol
perdarahan, produk darah, pelunak tinja, jika
perlu
4. Resiko Perfusi Serebral Tidak Efektif Setelah dilakukan intervensi selama……X 24 jam, Interensi Utama :
(D.0017) maka perusi serebral (L.02014) meningkat, dengan Manajemen peningkatan tekanan intracranial
dd/dibuktikan dengan : kriteria hasil : (I.09325)
Aterosklerosis aorta Tingkat kesadaran meningkat Pemantauan tekanan intracranial (I.06198)
Fibrilasi atrium Tekanan Intrakranial menurun
Tumor otak Nilai rata-rata tekanan dara membaik Observasi :
Aneurisma serebri Identifikasi penyebab peningkatan TIK (mis.
Koagulopati (mis. anemia sel sabit) Lesi, gangguan metabolisme, edema serebral)
Embolisme Monitor tanda/ gejala peningkatan TIK (mis.
Cedera kepala Tekanan darah meningkat, tekanan nadi melebar,
Hiperkolesterolemia bradikardia, pola nafas ireguler, kesadaran
Hipertensi menurun)
Monitor TD, MAP (Mean Arterial Pressure),
CVP ( Central venous pressure), PCWP, PAP,
ICP (Intracranial Pressure), CPP (Cerebral
Perfusion Pressure)
Monitor tingkat kesadaran dan status pernafasan
Monitor intake dan output cairan
Monitor cairan serebrospinalis (mis. Warna,
konsistensi)
Terapeutik :
Minimalkan stimulus dengan menyediakan
lingkungan yang tenang
Pertahankan posisi kepala dan leher netral
Hindari manuver valsava
Cegah terjadinya kejang
Hindari penggunaan PEEP
Hindari pemberian cairan IV hipotonik
Atur ventilator agar PaCO2 optimal
Pertahankan suhu tubuh normal
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian sedasi dan antikonvulsan,
diuretik osmosis, pelunak tinja, jika perlu
NUTRSI DAN CAIRAN
1. Defisit Nutrisi (D.0019) Setelah dilakukan intervensi selama……X 24 jam, Intervensi Utama :
b.d/berhubungan dengan : maka status nutrisi membaik (L.03030), dengan Manajemen nutrisi (I.03119)
Ketidakmampuan menelan makanan kriteria hasil : Promosi berat badan (I.03136)
Ketidakmampuan mencerna makanan Porsi makanan yang diabiskan
Ketidakmampuan mengabsorbsi meningkat Observasi :
nutrient Berat badan membaik Identifikasi status nutrisi dan penyebab BB
Peningkatan kebutuhan metabolism Indeks Massa Tubu (IMT) membaik menurun
Faktor ekonomi (mis, finansial tidak Diare menurun Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
mencukupi) Nyeri abdomen menurun Identifikasi makanan yang disukai
Faktor psikologis (mis, stres, Nafsu makan membaik Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient
keengganan untuk makan Frekuensi makan membaik Identifikasi perlunya penggunaan selang
dd/dibuktikan dengan : Bising usus membaik nasogastric
Subjektif : Monitor asupan makan,, mual dan muntah
Cepat kenyang setelah makan Monitor berat badan
Kram/nyeri abdomen Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Nafsu makan menurun (albumin, limfosit dan elektrolit, serum)
Objektif : Terapeutik :
Tanda & Gejala Mayor Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
Berat badan menurun minimal 10% di Fasilitasi menentukan pedoman diet ( mis.
bawah rentang ideal Piramida makanan)
Tanda & Gejala Minor Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang
Bising usus hiperaktif sesuai
Otot pengunyah lemah Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah
Otot menelan lemah konstipasi
Membran mukosa pucat Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
Sariawan Berikan suplemen makanan, jika perlu
Serum albumin turun Hentikan pemberian makanan melalui selang
Rambut rontok berlebihan nasogastric jika asupan oral dapat ditoleransi
Diare Edukasi :
Anjurkan posisi duduk, jika mampu
Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan
(mis. Pereda nyeri, antiemetic), jika perlu
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis nutrien yang dibutuhkan,
jika perlu
2. Diare (D.0020) Setelah dilakukan intervensi selama……X 24 jam, Intervensi Utama :
b.d/berhubungan dengan : maka eliminasi fekal membaik (L.04033), dengan Manajemen diare
Inflamasi gastrointestinal. kriteria hasil : Pemantauan cairan
Iritasi gastrointestinal. Control pengeluaran feses meningkat
Proses infeksi. Keluhan defekasi lama dan sulit Observasi :
Malabsorbsi. menurun Identifikasi penyebab diare
Kecemasan. Mengejan saat defekasi menurun Identifikasi gejala invaginasi ( mis. Tangisan
Tingkat stres tinggi. Konsistensi feses membaik keras, kepucatan pada bayi )
Terpapar kontaminan. Frekuensi defekasi membaik Monitor warna, volume, frekuensi, dan
Terpapar toksin. Peristaltic usus membaik konsistensi tinja
Penyalahgunaan laksatif. Distensi abdomen menurun Monitor tanda dan gejala hipovolemia ( mis.
dd/dibuktikan dengan Nyeri/kram abdomen berkurang Takikardi, nadi teraba lemah, tekanan darah
Subjektif : turun, turgor kulit turun, mukosa mulut kering,
Urgency CRT melambat, BB Menurun )
Nyeri/kram abdomen Monitor iritasi dan ulserasi kulit daerah perianal
Objektif : Monitor hasil pemeriksaan serum ( mis. albumin
Tanda & Gejala Mayor dan protein total. Osmolaritas serum, hematokrit,
Defekasi lebih dari tiga kali dalam 24 natrium, kalium, BUN)
jam. Monitor intake dan output cairan
Feses lembek atau cair. Terapeutik :
Tanda & GejalaMinor Berikan asupan cairan oral
Frekuensi peristaltik meningkat. Pasang jalur intravena dan Berikan cairan
Bising usus hiperaktif. intravena, jika perlu
Ambil sampel darah untuk pemeriksaan darah
lengkap dan elektrolit
Ambil sampai feses untuk kultur, jika perlu
Edukasi :
Anjurkan makanan porsi kecil dan sering secara
bertahap
Anjurkan menghindari makanan bentuk gas,
pedas, mengandung laktosa
Anjurkan melanjutkan pemberian ASI
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian obat antimotilitas, obat
antispasmodic/spasmolitik, obat pengeras feses
3. Hipervolemia (D.0022) Setelah dilakukan intervensi selama……X 24 jam, Intervensi Utama :
b.d/berhubungan dengan : maka keseimbangan cairan meningkat (L.05020), Manajemen Hipervolemia
Gangguan mekanisme regulasi dengan kriteria hasil : Pemantauan cairan
Kelebihan asupan cairan Asupan cairan meningkat
Kelebihan asupan natrium Keluaran urin meningkat Observasi :
Gangguan aliran balik vena Kelembaban membaran mukosa meningkat Periksa tanda dan gejala hipervolemia (mis.
Efek agen farmakologis (mis. Edema menurun Ortopnea, dispnea, edema, JVP/CVP meningkat,
kartikosteroid, chlorpropamide, Dehidrasi menurun reflek hepatojugular positif, suara nafas
tolbutamide, vincristine, Tekanan darah membaik tambahan)
tryptilinescarbamazepine) Denyut nadi radial membaik Monitor status hemodinamik (mis. Frekuensi
dd/dibuktikan dengan : Mata cekung membaik nadi, napas, tekanan darah, MAP, CVP, PAP,
PCWP, CO,CI), jika tersedia
Subjektif : Turgor kulit membaik
Ortopnea Monitor intake dan output cairan
Dispnea Monitor tanda hemokonsentrasi (mis. Kadar
Paroxysmal nocturnal dyspnea (PND) natrium, BUN, Hematokrit, berat jenis urine)
Objektif : Monitor tanda peningkatan tekanan onkotik
Tanda & Gejala Mayor plasma (mis. Kadar protein dan albumin
Edema anasarka dan/atau edema perifer meningkat)
Berat badan meningkat dalam waktu Monitor kecepatan infus secara ketat
singkat
Jugular Venous Pressure (JVP) dan/atau Monitor efek samping diuretic (mis. Hipotensi
Central Venous Pressure (CVP) ortostatik, hypovolemia, hipokalemia,
meningkat hiponatremia)
Refleks hepatojugular positif Terapeutik :
Tanda & Gejala Minor Timbang berat badan setiap hari pada waktu
Distensi vena jugularis yang sama
Terdengar suara nafas tambahan Batasi asupan cairan dan garam
Hepatomegali inggikan kepala tempat tidur 30-40’
Kadar Hb/Ht turun Edukasi :
Oliguria Anjurkan melapor jika haluaran urin <0,5
Intake lebih banyak dari output (balans ml/kg/jam dalam 6 jam
cairan positif) Anjurkan melapor jika BB bertambah >1kg
Kongesti paru dalam sehari
Ajarkan cara mengukur dan mencatat asupan dan
haluaran cairan
Ajarkan cara membatasi cairan
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian diuretic
Kolaborasi penggantian kehilangan kalium
akibat diuretic
Kolaborasi pemberian continuous renal
replacement therapy (CRRT), jika perl
4. Hipovolemia (D.0023) Setelah dilakukan intervensi selama……X 24 jam, Intervensi Utama :
b.d/berhubungan dengan : maka status cairan membaik (L.03028), dengan Manajemen hypovolemia
Kehilangan cairan aktif kriteria hasil : Manajemen syok Hipovolemik
Kegagalan mekanisme regulasi Kekuatan nadi meningkat
Peningkatan permeabilitas kapiler Turgor kulit meningkat Observasi :
Kekurangan intake cairan Output urine meningkat Periksa tanda dan gejala hypovolemia
Evaporasi Ortopneu menurun Monitor intake dan output cairan
dd/dibuktikan dengan : Dispneu menurun Monitor status kardiopulmonal (frekuensi dan
Subjektif : Pnd menurun kekuatan nadi, frekuensi nafas, TD, MAP)
Merasa lemah Edema anasarka atau perifer menurun Monitor status oksigenasi (oksimetri nadi, AGD)
Mengeluh haus Frekuensi nadi membaik Monitor status cairan (masukan dan haluaran,
Objektif : Tekanan darah membaik turgor kulit, CRT)
Tanda & Gejala Mayor Tekanan nadi membaik Periksa tingkat kesadaran dan respon pupil
Frekuensi nadi meningkat Jvp membaik Periksa seluruh permukaan tubuh terhadap
Nadi teraba lemah Kadar Hb dan Ht membaik adanya DOTS (deformity/deformitas), open
Tekanan darah menurun wound/luka terbuka, tenderness/nyeri tekan,
Tekanan Nadi menyempit swelling/bengkak)
Turgor kulit menyempit Terapeutik :
Membran mukosa kering Hitung kebutuhan cairan
Volume urin menurun Berikan posisi modified Trendelenburg
Hematokrit meningkat Berikan asupan cairan oral
Tanda & Gejala Minor Pasang jalur IV berukuran besar (mis. Nomor 14
Pengisian vena menurun atau 16)
Status mental berubah Pasang kateter urine untuk menilai produksi
Suhu tubuh meningkat urine
Konsentrasi urin meningkat Pasang selang nasogastric untuk dekompresi
Berat badan turun tiba-tiba lambung
Ambil sampel darah untuk pemeriksaan darah
lengkap dan elektrolit
Pertahankan jalan nafas paten
Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi
oksigen >94%
Persiapkan intubasi dan ventilasi mekanis, jika
perlu
Lakukan penekanan langsung (direct pressure)
pada perdarahan eksternal
Edukasi :
Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
Anjurkan menghindari perubahan posisi
mendadak
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis (mis.
NaCL, RL)
Kolaborasi pemberian cairan IV Hipotonis (mis.
Glukosa 2,5%, NaCl 0,4%)
Kolaborasi pemberian cairan koloid (mis.
Albumin, Plasmanate)
Kolaborasi pemberian produk darah
Kolaborasi pemberian infus cairan kristaloid 1-2
L pada dewasa, 20 ml/kgbb pada anak
5. Ketidakstabilan Kadar Gula Darah (D.0027) Setelah dilakukan intervensi selama……X 24 jam, Intervensi Utama :
b.d/berhubungan dengan : maka kestabilan gula darah meningkat (L.03022), Manajemen Hiperglikemia
Disfungsi Pankreas dengan kriteria hasil : Manajemen Hipoglikemia
Resistensi insulin Kadar gula darah dalam darah membaik
Gangguan toleransi glukosa darah Koordinasi/kesadaran meningkat Observasi :
Gangguan glukosa darah puasa Mengantuk menurun Identifikasi kemungkinan penyebab
Penggunaan insulin atau obat glikemik Pusing menurun hiperglikemia atau hipoglikemi
oral Lelah menurun Identifikasi situasi yang menyebabkan
Hiperinsulinemia (mis. insulinoma) Keluhan lapar menurun kebutuhan insulin meningkat (mis. Penyakit
Endokrinopati (mis. kerusakan adrenal Kambuhan)
atau pituitari) Monitor kadar glukosa darah, jika perlu
dd/dibuktikan dengan : Monitor tanda dan gejala hiperglikemia ( mis.
Subjektif : Polyuria, polydipsia, polifagia, kelemahan,
Mengantuk malaise, pandangan kabur, sakit kepala)
Pusing Monitor intake dan output cairan
Lelah atau lesu Monitor keton urin, kadar Analisa gas darah,
Palpitasi elektrolit, tekanan darah, ortostatik dan frekuensi
Mengeluh lapar nadi
Mulut kering Terapeutik :
Haus meningkat Berikan asupan cairan oral
Objektif : Konsultasi dengan medis jika tanda dan gejala
Tanda & Gejala Mayor hiperglikemia tetap ada atau memburuk
Gangguan koordinasi Fasilitasi ambulasi jika ada hipotensi ortostatik
Kadar glukosa dalam darah/urin rendah Berikan koagulan, jika perlu
Kadar glukosa dalam darah/urin tinggi Berikan karbohidrat kompleks dan protein sesuai
Tanda & Gejala Minor diet
Gemetar Pertahankan akses IV, jika perlu
Kesadaran menurun Edukasi :
Berkeringat Anjurkan menghindari olahraga saat kadar
Jumlah urin meningkat glukosa darah lebih dari 250 mg/dL
Anjurkan monitor kadar glukosa darah secara
mandiri
Anjurkan kepatuhan terhadap diet dan olahraga
Ajarkan pengelolaan diabetes
Anjurkan membawa karbohidrat sederhana
setiap saat
Ajarkan pengelolaan hipoglikemia (mis. Tanda
dan gejala, faktor risiko, dan pengobatan
hipoglikemia)
Ajarkan perawatan mandiri untuk mencegah
hipoglikemia (mis. Mengurangi insulin/agen oral
dan/atau meningkatkan asupan makanan untuk
berolahraga)
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian insulin, cairan IV, kalium
jika perlu
Kolaborasi pemberian dextrose, glukagon, jika
perlu
6. Resiko Syok (D.0039) Setelah dilakukan intervensi selama……X 24 jam, Intervensi Utama :
dd/dibuktikan dengan : maka tingkat syok menurun (L.03032), dengan Pencegahan Syok
Hipoksemia kriteria hasil : Pemantauan Cairan
Hipoksia Kekuatan nadi meningkat
Hipotensi Output urine meningkat Observasi :
Kekurangan volume cairan Tingkat kesadaran meningkat Monitor status kardiopulmonal (frekuensi dan
Sepsis Akral dingin menurun kekuatan nadi, frekuensi nafas, TD, MAP)
Sindrom respon inflamasi sismetik Pucat menurun Monitor status Oksigenasi (oksimetri nadi,
(systemic inflammatory response Tekanan darah membaik AGD)
syndrome [SIRS]) Frekuensi nadi dan nafas membaik Monitor status cairan (masukan dan haluaran,
turgor kulit, CRT)
Monitor tingkat kesadaran dan respon pupil
Monitor hasil pemeriksaan serum ( mis. albumin
dan protein total,Osmolaritas serum, hematokrit,
natrium, kalium
Terapeutik :
Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi
oksigen >94%
Persiapan intubasi dan ventilasi mekanis, jika
perlu
Pasang jalur IV, jika perlu
Pasang kateter urine untuk menilai produksi
urine, jika perlu
Lakukan skintest untuk mencegah reaksi alergi
Edukasi :
Jelaskan penyebab/faktor risiko syok
Jelaskan tanda dan gejala awal syok
Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
Anjurkan menghindari alergen
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian IV, transfusi darah, anti
inflamasi, jika perlu
ELIMINASI
1. Gangguan Eliminasi Urin (D.0040) Setelah dilakukan intervensi selama……X 24 jam, Intervensi Utama :
b.d/berhubungan dengan : maka eliminasi urine membaik (L.04034), dengan Dukungan Perawatan Diri : BAB/BAK
Penurunan kapasitas kandung kemih kriteria hasil : Manajemen Eliminasi Urine
Iritasi kandung kemih Sensasi berkemih meningkat
Penurunan kemampuan menyadari Desakan berkemih menurun Observasi :
tanda-tanda gangguan kandung kemih Nokturia menurun Identifikasi kebiasaan BAB/BAK sesuai Usia
Efek tindakan medis dan diagnostik Frekuensi BAK membaik Monitor integritas kulit pasien
(mis. operasi ginjal , operasi saluran Distensi kandung kemih menurun Identifikasi tanda dan gejalà retensi atau
kemih, anestesi, dan obat-obatan) inkontinensia urine
Kelemahan otot pelvis Identifikasi faktor yang menyebabkan retensi
Ketidakmampuan mengakses toilet atau Inkontinensia urine
Hambatan lingkungan Monitor eliminasi urine (mis. frekuensi,
Outlet kandung kemih tidak lengkap konsistensi, aroma, volume, dan warna)
(mis. anomali saluran kemih Terapeutik :
kongenital) Dukung penggunaan
Imaturitas (pada anak usia < 3 tahun) toileT/commode/pispot/urinal secara konsisten
dd/dibuktikan dengan : Jaga privasi selama eliminasi
Subjektif : Latih BAK/BAB sesuai jadwal, jika perlu
Desakan berkemih (Urgensi) Sediakan alat bantu (mis. kateter eksternal,
Urin menetas (dribbling) urinal). jika perlu
Sering buang air kecil Catat waktu-waktu dan haluaran berkemih
Nokturia Batasi asupan cairan, jika perlu
Mengompol Ambil sampel urine tengah (midstream) atau
Enuresis kultur
Objektif : Edukasi :
Tanda & Gejala Mayor Anjurkan BAK/BAB secara rutin
Distensi kandung kemih Anjurkan ke kamar mandi/toilet, jika perlu
Berkemih tidak tuntas (Hesitancy) Ajarkan terapi modalitas penguatan otot-otot
Volume residu urin meningkat panggul/perkemihan
Anjurkan minum yang cukup, jika tidak ada
kontraindikasi
Anjurkan mengurangi minum menjelang tidur
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian obat suppositoria uretra,
jika perlu
2. Konstipasi (D.0049) Setelah dilakukan intervensi selama……X 24 jam, Intervensi Utama :
b.d/berubungan dengan : maka eliminasi fekal membaik (L.04033), dengan Manajemen Diare
Inflamasi gastrointestinal. kriteria hasil : Pemantauan cairan
Iritasi gastrointestinal. Control pengeluaran feses meningkat
Proses infeksi. Keluhan defekasi lama dan sulit menurun Observasi :
Malabsorbsi. Mengejan saat defekasi menurun Identifikasi penyebab diare ( mis. Inflamasi
dd/dibuktikan dengan : Konsistensi feses membaik gastrointestinal, iritasi gastrointestinal proses
Subjektif : Frekuensi defekasi membaik infeksi, malabsorbsi, ansietas, stress, efek obat-
Urgency Peristaltic usus membaik obatan, pemberian botol susu)
Nyeri/kram abdomen Identifikasi riwayat pemberian makanan
Objektif : Identifikasi gejala invaginasi ( mis. Tangisan
Tanda & Gejala Mayor keras, kepucatan pada bayi )
Defekasi lebih dari tiga kali dalam 24 Monitor warna, volume, frekuensi, dan
jam. konsistensi tinja
Feses lembek atau cair.
Tanda & Gejala Minor Monitor tanda dan gejala hipovolemia ( mis.
Frekuensi peristaltik meningkat. Takikardi, nadi teraba lemah, tekanan darah
Bising usus hiperaktif. turun, turgor kulit turun, mukosa mulut kering,
CRT melambat, BB Menurun )
Monitor iritasi dan ulserasi kulit daerah perianal
Monitor intake dan output cairan
Terapeutik :
Berikan asupan cairan oral
Pasang jalur intravena
Berikan cairan intravena, jika perlu
Ambil sampel darah untuk pemeriksaan darah
lengkap dan elektrolit
Ambil sampai feses untuk kultur, jika perlu
Edukasi :
Anjurkan makanan porsi kecil dan sering secara
bertahap
Anjurkan menghindari makanan bentuk gas,
pedas, mengandung laktosa
Anjurkan melanjutkan pemberian ASI
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian obat antimotilitas
antispasmodic/spasmolitik, pengeras feses
3. Inkontinensia Fekal (D.0041) Setelah dilakukan intervensi selama……X 24 jam, Interensi Utama :
b.d/berhubungan dengan : maka motilitas gastrointestinal membaik Manajemen Nutrisi
Asupan enteral (L.03023), dengan kriteria hasil : Pengontrolan Infeksi
Intoleransi makanan Nyeri menurun
Imobilisasi Kram abdomen menurun Observasi :
Makanan kontaminan Mual muntah menurun Identifikasi status nutrisi
Malnutrisi Distensi abdomen menurun Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
Pembedahan Diare menurun Identifikasi makanan yang disukai
Efek agen farmakologis (mis. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient
narkotik/opiat, antibiotik, laksatif, Identifikasi perlunya penggunaan selang
anatesia nasogastric
Proses penuaan Identifikasi pasien-pasien yang mengalami
Kecemasan penyakit infeksi menular
dd/dibuktikan dengan : Monitor asupan makan, berat badan, hasil
Subektif : pemeriksaan laboratorium
Mengungkapkan flatus tidak ada Terapeutik :
Nyeri/kram abdomen Terapkan kewaspadaan universal
Merasa mual Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
Obektif : Fasilitasi menentukan pedoman diet ( mis.
Tanda & Gejala Mayor Piramida makanan)
Suara peristaltik berubah (tidak ada, Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah
hipoaktif, atau hiperaktif) konstipasi dan makanan tinggi kalori dan tinggi
Tanda & Gejala Minor protein
Residu lambung meningkat/menurun Hentikan pemberian makanan melalui selang
Muntah nasogastric jika asupan oral dapat ditoleransi
Regurgitasi Edukasi :
Pengosongan lambung cepat Anjurkan posisi duduk, jika mampu
Distensi abdomen Ajarkan diet yang diprogramkan
Diare Kolaborasi :
Feses kering dan sulit keluar 8. fese Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan
keras (mis. Pereda nyeri, antiemetic), jika perlu
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis nutrien yang dibutuhkan,
jika perlu
4. Retensi Urin (D.0050) Setelah dilakukan intervensi selama……X 24 jam, Intervensi Utama :
b.d/berhubungan dengan : maka eliminasi urin membaik (L.04034), dengan Kateterisasi urine
Peningkatan tekanan uretra kriteria hasil :
Kerusakan arkus refleks. Sensasi berkemih meningkat Observasi :
Blok spingter Desaka berkemih menurun Periksa kondisi pasien (mis. kesadaran, tanda-
Disfungsi neurologis (mis. trauma, Distensi kandung kemih menurun tanda vital, daerah perineal, distensi kandung
penyakit saraf). Berkemih tidak tuntas menurun kemih, inkontinensia urine, refleks berkemih)
Efek agen farmakologis (mis, atropine, Frekuensi BAK membaik Terapeutik :
belladonna, psikotropik, antihistamin, Nokturia menurun Siapkan peralatan, bahan-bahan dan ruangan
opiate) Dysuria menurun tindakan
dd/dibuktikan dengan : Siapkan pasien: bebaskan pakaian bawah dan
Subjektif : posisikan dorsal rekumben (untuk wanita) dan
Sensasi penuh pada kandung kemih supine (untuk laki-laki)
Dribbling Pasang sarung tangan
Objektif : Bersihkan daerah perineal atau preputium
Tanda & Gejala Mayor dengan cairan NaCl atau aquades
Disuria/anuria Lakukan insersi kateter urine dengan
Distensi kandung kemih menerapkan prinsip aseptic
Tanda & Gejala Minor Sambungkan kateter urin dengan urine bag
Inkontinensia berlebih Isi balon dengan NaCl 0,9% sesuai anjuran
Residu urin 150 ml atau lebih pabrik
Fiksasi selang kateter diatas simpisis atau di paha
Pastikan kantung urine ditempatkan lebih rendah
dan kandung kemih
Berikan label waktu pemasangan
Edukasi :
Jelaskan tujuan dan prosedur pemasangan kateter
urine
Anjurkan menarik napas saat insersi selang
kateter
AKTIVITAS DAN ISTIRAHAT
1. Gangguan Mobilitas Fisik (D.0054) Setelah dilakukan intervensi selama……X 24 jam, Intervensi Utama :
b.d/berhubungan dengan : maka mobilitas fisik meningkat (L.05042), dengan Dukungan ambulasi
Kerusakan integritas struktur tulang kriteria hasil : Dukungan mobilisasi
Perubahan metabolism Pergerakan ekstremitas meningkat
Penurunan kekuatan otot Kekuatan otot meningkat Observasi :
Keterlambatan perkembangan Rentang gerak (ROM) meningkat Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik
Nyeri Kelemahan fisik menurun lainnya
Kontraktur Identifikasi toleransi fisik melakukan ambulasi
Malnutrisi Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah
Gangguan muskuloskeletal sebelum memulai ambulasi
Gangguan neuromuscular Monitor kondisi umum selama melakukan
dd/dibuktikan dengan ambulasi
Subjektif : Terapeutik :
Mengeluh sulit menggerakkan Fasilitasi aktivitas ambulasi dengan alat bantu
ekstremitas (mis. tongkat, kruk)
Nyeri saat bergerak Fasilitasi melakukan mobilisasi fisik, jika perlu
Enggan melakukan pergerakan Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam
Merasa cemas saat bergerak meningkatkan ambulasi
Objektif : Edukasi :
Tanda & Gejala Mayor Jelaskan tujuan dan prosedur ambulasi
Kekuatan otot menurun Anjurkan melakukan ambulasi dini
Rentang gerak (ROM) menurun Ajarkan ambulasi sederhana yang harus
Tanda & Gejala Minor dilakukan (mis, berjalan dari tempat tidur ke
Sendi kaku kursi roda, berjalan dari tempat tidur ke kamar
mandi, berjalan sesuai toleransi)
Gerakan tidak terkoordinasi
Gerakan terbatas
Fisik lemah
2. Intoleransi Aktivitas (D.0056) Setelah dilakukan intervensi selama……X 24 jam, Intervensi Utama :
b.d/berhubungan dengan : maka toleransi aktivitas meningkat (L.05047), Manajemen energy
Ketidakseimbangan antara suplai dan dengan kriteria hasil : Terapi aktivitas
kebutuhan oksigen Frekuensi nadi menurun
Tirah baring Saturasi oksigen meningkat Observasi :
Kelemahan Keluhan lelah menurun Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang
Imobilitas Dispneu saat aktivitas menurun mengakibatkan kelelahan
dd/dibuktikan dengan : Dispneu setelah aktivitas menurun Monitor kelelahan fisik dan emosional
Subjektif : Tekanan darah membaik Mo Identifikasi strategi meningkatkan partisipasi
Mengeluh lelah Frekuensi nafas membaik dalam aktivitasnitor pola dan jam tidur
Dispnea saat/setelah aktivitas EKG iskemia membaik Terapeutik :
Merasa tidak nyaman setelah Sediakan lingkungan nyaman dan rendah
beraktivitas stimulus (mis. cahaya, suara, kunjungan)
Merasa lemah Lakukan latihan rentang gerak pasif dan/atau
Objektif : aktif
Tanda & Gejala Mayor Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan
frekuensi jantung meningkat >20% dari Fasilitasi duduk disisi tempat tidur, jika tidak
kondisi sehat dapat berpindah atau berjalan
Tanda & Gejala Minor Fasilitasi aktivitas fisik rutin (mis. ambulasi,
Tekanan darah berubah >20% dari mobilisasi, dan perawatan diri), sesuai kebutuhan
kondisi istirahat Edukasi :
Gambaran EKG menunjukan aritmia Anjurkan tirah baring
saat/setelah aktivitas Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
Gambaran EKG menunjukan iskemia Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan
Sianosis gejala kelelahan tidak berkurang
Ajarkan strategi koping untuk mengurangi
kelelahan
Kolaborasi :
Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan makanan.
3. Keletihan (D.0057) Setelah dilakukan intervensi selama……X 24 jam, Intervensi Utama :
b.d/berhubungan dengan : maka tingkat keletihan menurun (L.05046), dengan Edukasi aktivitas/istirahat
Gangguan tidur kriteria hasil :
Kondisi fisiologis (mis. penyakit kronis, Kemampuan melakukan aktivitas rutin Observasi :
penyakit terminal, anemia. malnutrisi, meningkat Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
kehamilan) Verbalisasi kepulihan energy tenaga informasi
Program perawatan/pengobatan jangka meningkat Terapeutik :
panjang Verbalisasi lela menurun Sediakan materi dan media pengaturan aktivitas
Peristiwa hidup negative Lesu menurun dan istirahat
Stres berlebihan Pola istirahat membaik Jadwalkan pemberian pendidikan kesehatan
Depresi sesuai kesepakata
dd/dibuktkan dengan : Berikan kesempatan kepada pasien dan keluarga
Subjektif : untuk bertanya
Merasa energi tidak putih walaupun Edukasi :
telah tidur Jelaskan pentingnya melakukan aktivitas fisik /
Merasa kurang tidur olahraga secara rutin
Mengeluh lelah Anjurkan terlibat dalam aktivitas kelompok,
Merasa bersalah akibat tidak mampu aktivitas bermain atau aktivitas lainnya
menjalankan tanggung jawab Anjurkan menyusun jadwal aktivitas dan
libido menurun istirahat
Objektif : Ajarkan cara mengidentifikasi kebutuhan
Tanda & Gejala Mayor istirahat (mis. kelelahan, sesak nafas saat
Tidak mampu mempertahankan aktivitas aktivitas)
rutin Ajarkan cara mengidentifikasi target dan jenis
Tampak lesu aktivitas sesuai kemampuan
Tanda & Gejala Minor
Kebutuhan istirahat meningkat
NEUROSENSORI
1. Gangguan Menelan (D.0063) Setelah dilakukan intervensi selama……X 24 jam, Intervensi Utama :
b.d/berhubungan dengan : maka status menelan membaik (L.06052), dengan Dukungan perawatan diri: makan/minum
Gangguan serebrovaskular kriteria hasil : Pencegahan Aspirasi
Gangguan saraf kranialis Frekuensi tersedak menurun
Abnormalitas jalan nafas Batuk menurun Observasi :
Defek anatomik kongenital Reflek menelan meningkat Identifikasi diet yang dianjurkan
Defek rongga nasofaring Mempertahankan makanan di mulut Monitor tingkat kesadaran, batuk, muntah dan
Defek trakea meningkat kemampuan menelan
Refluk gastroesofagus Monitor status hidrasi pasien, jika perlu
Obstruksi mekanis Periksa residu gaster sebelum memberi asupan
Prematuritas oral
dd/dibuktikan dengan : Periksa kepatenan selang nasogastrik sebelum
Subjektif : memberi asupan oral
Mengeluh sulit menelan Terapeutik :
Mengeluh bangun di malam hari Posisikan semi Fowler (30-45 derajat) 30 menit
Nyeri epigastrik sebelum memberi asupan oral
Objektif : - Pertahankan posisi semi Fowler (30-45 derajat)
Tanda & Gejala Mayor pada pasien tidak sadar
Batuk sebelum menelan Anjurkan makan secara perlahan
Batuk setelah makan atau minum Letakkan makanan di sisi mata yang sehat
Tersedak Sediakan sedotan untuk minum, sesuai
Makanan tertinggal dirongga mulut kebutuhan
Tanda & Gejala Minor Sediakan makanan dan minuman yang disukai
Muntah Berikan bantuan saat makan/minum sesuai
Sulit mengunyah tingkat kemandirian, jika perlu
Muntah sebelum menelan Edukasi :
Jelaskan posisi makanan pada pasien yang
mengalami gangguan penglihatan dengan
menggunakan arah jarum jam (mis. sayur di jam
12, rendang di jam 3)
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian obat (mis. analgesik,
antiemetik), sesuai indikasi
2. Penurunan Kapasitas Adaptif Intrakranial Setelah dilakukan intervensi selama……X 24 jam, Intervensi Utama :
(D.0066) maka kapasitas adaptif intracranial meningkat Manajemen Peningkatan Tekanan Intrakranial
b.d/berhubungan dengan : (L.06049), dengan kriteria hasil : Pemantauan Tekanan Intrakranial
Lesi Tingkat kesadaran meningkat
Gangguan metabolism Sakit kepala menurun Observasi :
Edema serebral Tekanan darah membaik Identifikasi penyebab peningkatan TIK
Peningkatan tekanan vena Tekanan nadi membaik Monitor tanda gejala TIK
Obstruksi aliran cairan serebrospinalis Bradikardi membaik Monitor MAP, CVP, PAP, CPP, ICP jika
Hipertensi intracranial idiopatik Pola nafas membaik tersedia
dd/dibuktikan dengan : Respon pupil membaik Monitor status pernapasan
Subjektif : Reflex neurologis membaik Monitor intake output
Sakit kepala Tekanan intracranial membaik Monitor cairan serebro spinalis
Objektif : Terapeutik :
Tanda & Gejala Mayor Berikan posisi semi fowler
Tekanan darah meningkat dengan Hindari maneuver valsava
tekanan nadi Cegah terjadinya kejang
Bradikardi Hindari penggunaan PEEP
Pola nafas ireguler Hindari pemberian cairan IV hipotonik
Kesadaran menurun Atur ventilator agar PaCO2 optimal
Respon pupil melambat Pertahankan suhu tubuh
Reflex neurologi terganggu Kolaborasi :
Tanda & Gejala Minor Kolaborasi pemberian sedasi dan anti konvulsan,
Gelisah diuretic osmosis, pelunak tinja, jika perlu
Agitasi
Muntah
TTIK >20 mmHg
Papilledema
NYERI DAN KENYAMANAN
1. Gangguan Rasa Nyaman (D.0074) Setelah dilakukan intervensi selama……X 24 jam, Intervensi Utama :
b.d/berhubungan dengan : maka status kenyamanan meningkat (L.08064), Manajemen nyeri
Gejala penyakit dengan kriteria hasil : Pengaturan posisi
Kurang pengendalian Keluhan tidak nyaman menurun
situasional/lingkungan Gelisah menurun Observasi :
Kurangnya privasi Keluhan sulit tidur menurun Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
Efek samping terapi (mis. medikasi, Gatal menurun frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
radiasi, kemoterapi) Pola hidup membaik Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
Gangguan adaptasi kehamilan Pola tidur membaik Monitor efek samping penggunaan analgetik
dd/dibuktikan dengan : Monitor status oksigenasi sebelum dan sesudah
Subjektif : mengubah posisi
Mengeluh tidak nyaman Monitor alat traksi agar selalu tepat
Mengeluh sulit tidur Terapeutik :
Tidak mampu rileks Berikan teknik non farmakologis untuk
Mengeluh kedinginan/kepanasan mengurangi rasa nyeri (mis. TEENS, hipnosis,
Merasa gatal akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi
Mengeluh mual pijat, aromaterapi, teknik imajinasi terbimbing,
Mengeluh lelah kompres hangat/dingin, terapi bermain)
Objektif : Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
Tanda & Gejala Mayor (mis. suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan)
Gelisah Fasilitasi istirahat dan tidur
Tanda & Gejala Minor Tinggikan anggota gerak 20° atau lebih di atas
Menunjukan gejala distress leve! Jantung
Tampak merintih/menangis Motivasi melakukan ROM aktif atau pasif
Pola eliminasi berubah Ubah posisi setiap 2 jam
Postur tubuh berubah Edukasi :
Iritabilitas Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
Jelaskan strategi meredakan nyeri
Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
Ajarkan teknik non farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
2. Nyeri Akut (D.0077) Setelah dilakukan intervensi selama……X 24 jam, Intervensi Utama :
b.d/berhubungan dengan : maka tingkat nyeri menurun (L.08066), dengan Manajemen Nyeri
Agen pencedera fisiologis (mis. kriteria hasil : Pemberian Analgesik
infarmasi, leukemia, neoplasma) Keluhan nyeri menurun
Agen pencedera kimiawi (mis. terbakar, Meringis menurun Observasi :
bahan kimia iritan) Gelisah menurun Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
Agen pencedera fisik (mis.abses, Frekuensi nadi membaik frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
amputasi, terbakar, terpotong, Pola nafas membaik Identifikasi skala nyeri
mengangkat berat, prosedur operasi, Tekanan darah membaik Identifikasi respons nyeri non verbal
trauma, latihan fisik berlebihan) Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
dd/dibuktikan dengan : Monitor keberhasilan terapi komplementer yang
Subjektif : sudah diberikan
Mengeluh nyeri Monitor efek samping penggunaan analgetik
Objektif : Identifikasi kesesuaian jenis analgesik (mis.
Tanda & Gejala Mayor narkotika, non-narkotik, atau NSAID) dengan
Tampak meringis tingkat keparahan nyeri
Bersikap protektif (mis. waspada, posisi Monitor tanda-tanda vital sebelum dan sesudah
menghindari nyeri) pemberian analgesik
Gelisah Terapeutik :
Frekuensi nadi meningkat Berikan teknik non farmakologis untuk
Sulit tidur mengurangi rasa nyeri (mis. TEENS, hipnosis,
Tanda & Gejala Minor akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi
Tekanan darah meningkat pijat, aromaterapi, teknik imajinasi terbimbing,
Pola napas berubah kompres hangat/dingin, terapi bermain)
Nafsu makan berubah Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
(mis. suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan)
Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi :
Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri!
Jelaskan strategi meredakan nyeri
Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
Ajarkan teknik non farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Jelaskan efek terapi dan efek samping obat
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian dosis dan jenis analgesik,
sesuai indikasi
3. Nausea (D.0076) Setelah dilakukan intervensi selama……X 24 jam, Intervensi Utama :
b.d berhubungan dengan : maka tingkat nausea menurun (L.08066), dengan Manajemen Mual
Gangguan biokimiawi (mis. uremia, kriteria hasil : Manajemen Muntah
ketoasidosis diabetik)
Gangguan pada esophagus Observasi :
Distensi lambung Identifikasi pengalaman mual
Iritasi lambung Identifikasi Isyarat nonverbal ketidaknyamanan
Gangguan pancreas (mis. bayi, anak-anak, dan mereka yang tidak
Efek agen farmakologis dapat berkomunikasi secara efektif)
dd/dibuktikan dengan : Identifikasi dampak mual terhadap kualitas
Subjektif : hidup (mis. nafsu makan, aktivitas, kinerja.
Mengeluh mual tanggung jawab peran, dan tidur)
Merasa ingin muntah
Tidak berminat makan Identifikasi faktor penyebab mual (mis.
Merasa asam di mulut pengobatan dan prosedur)
Sensasi panas/dingin Identifikasi antiemetik untuk mencegah mual
Sering menelan (kecuali mual pada kehamilan)
Objektif : Monitor mual (mis. frekuensi, durasi, dan tingkat
Tanda & Gejala keparahan)
Salva meningkat Monitor asupan nutrisi dan kalori
Pucat Terapeutik :
Diaforesis Kendalikan faktor lingkungan penyebab mual
Takikardia (mis. bau tak sedap, suara, dan rangsangan visual
Pupil dilatasi yang tidak menyenangkan)
Berikan makanan dalam jumlah kecil dan
menarik
Berikan makanan dingin, cairan bening, tidak
berbau dan tidak berwarna, jika perlu
Edukasi :
Anjurkan istirahat dan tidur yang cukup
Anjurkan makanan tinggi karbohidrat dan rendah
lemak
Ajarkan penggunaan teknik non farmakologis
untuk mengatasi mual (mis, biofeedback,
hipnosis, relaksasi, terapi musik, akupresur)
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian antiemetik, jika perlu
LINGKUNGAN
1. Gangguan Integritas Kulit (D.0129) Setelah dilakukan intervensi selama……X 24 jam, Intervensi Utama :
b.d/berhubungan dengan : maka integritas kulit dan jaringan meningkat Perawatan Integritas Kulit
Perubahan sirkulasi (L.14125), dengan kriteria hasil : Perawatan Luka
Kerusakan jaringan menurun
Perubahan status nutrisi (kelebihan atau Kerusakan lapisan kulit menurun Observasi :
kekurangan) Perfusi jaringan meningkat Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit
Kelebihan/kekurangan volume cairan Perdarahan menurun (mis. perubahan sirkulasi, perubahan status
Penurunan mobilitas Kemerahan menurun nutrisi, penurunan kelembaban, suhu lingkungan
Faktor mekanis (mis. penekanan pada Hematoma menuru ekstrim, penurunan mobilitas)
tonjolan tulang,gesekan) Monitor karakteristik luka (mis. drainase, warna,
Kelembaban ukuran, bau)
Proses penuaan Monitor tanda-tanda infeksi
dd/dibuktikan dengan : Terapeutik :
Subjektif : Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah baring
……………………………… Lakukan pemijatan pada area penonjolan tulang,
Objektif : jika perlu
Tanda & Gejala Mayor Bersihkan perineal dengan air hangat, terutama
Kerusakan jaringan dan/atau lapisan selama periode diare
kulit Gunakan produk berbahan petroleum atau
Tanda & Gejala Minor minyak pada kulit kering
Nyeri Gunakan produk berbahan ringan/alami dan
Perdarahan hipoalergenik pada kulit sensitive
Kemerahan Hindari produk berbahan dasar alkohol pada
Hematoma kulit kering
Lepaskan balutan dan plester secara perlahan
Cukur rambut di sekitar daerah luka, jika perlu
Bersihkan dengan cairan NaCl atau pembersih
non toksik, sesuai kebutuhan
Bersihkan jaringan nekrotik
Berikan salep yang sesuai ke kulit lesi, jika perlu
Pasang balutan sesuai jenis luka
Pertahankan teknik steril saat melakukan
perawatan luka
Ganti balutan sesuai jumlah eksudat dan drainase
Berikan diet dengan kalori 30-35 kkal kgBB/hari
dan protein 1,25-1,5 g/kgBB/hari
Berikan suplemen vitamin dan mineral (mis.
vitamin A, vitamin C, Zinc, asam amino), sesuai
indikasi
Edukasi :
Anjurkan menggunakan pelembab (mis. lotion,
serum)
Anjurkan minum air yang cukup
Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
Anjurkan menggunakan tabir surya SPF minimal
30 saat berada di luar rumah
Jelaskan tanda dan gejala infeksi
Kolaborasi :
Kolaborasi prosedur debridement (mis.
enzimatik, biologis, mekanis, autolitik), jika
perlu
Kolaborasi pemberian antibiotik, jika perlu
2. Hipertermia (D.0130) Setelah dilakukan intervensi selama……X 24 jam, Intervensi Utama :
b.d/berhubungan dengan : maka termoregulasi membaik (L.14134), dengan Manajemen Hipotermia
Dehidrasi kriteria hasil : Regulasi Temperatur
Terpapar lingkungan panas Mengigil menurun
Proses penyakit (mis. infeksi, kanker) Suhu tubuh membaik Observasi :
Peningkatan laju metabolism Suhu kulit membaik Identifikasi penyebab hipertermi (mis. dehidrasi,
Respon trauma Takikardi menurun terpapar lingkungan panas,
Aktivitas berlebihan Kejang menurun penggunaanninkubator)
Penggunaan incubator Takipneu menurun Monitor suhu tubuh, Monitor tekanan darah,
dd/dibuktikan dengan : Hipoksia menurun frekuensi pernapasan dan nadi
Subjektif : Monitor kadar elektrolit
……………………………….. Monitor haluaran urine
Objektif : Monitor komplikasi akibat hipertermia
Tanda & Gejala Mayor Terapeutik :
Suhu tubuh diatas nilai normal Sediakan lingkungan yang dingin
Kulit merah Longgarkan atau lepaskan pakaian
Kejang Berikan cairan oral
Takikardi Ganti linen setiap hari atau lebih sering jika
Takipnea mengalami hiperhidrosis (keringat berlebih)
Kulit terasa hangat Lakukan kompres hangat (tepid sponge)
didaerah pembuluh darah besar
Hindari pemberian antipiretik atau aspirin
Berikan oksigen, jika perlu
Atur suhu dan kelembaban inkubator sesuai
kebutuhan
Edukasi :
Anjurkan tirah baring
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit
intravena, jika perlu
Kolaborasi pemberian antipiretik, jika perlu
3. Hipotermia (D.0131) Setelah dilakukan intervensi selama……X 24 jam, Intervensi Utama :
b.d/berhubungan dengan : maka termoregulasi membaik (L.14134), dengan Manajemen Hipotermia
Kerusakan hipotalamus kriteria hasil : Terapi Papapran Panas
Konsumsi alcohol Mengigil menurun
Berat badan ekstrem Suhu tubuh membaik Observasi :
Trauma Suhu kulit membaik Monitor suhu tubuh
Terpapar suhu lingkungan rendah Takikardi menurun Identifikasi penyebab hipotermia (mis. terpapar
Malnutrisi suhu lingkungan rendah, pakaian tipis, kerusakan
dd/dibuktikan dengan : Kejang menurun hipotalamus, penurunan laju metabolisme,
Subjektif : Takipneu menurun kekurangan lemak subkutan)
……………………………… Hipoksia menurun Monitor tanda dan gejala akibat hipotermia
Objektif : (Hipotermia ringan: takipnea, disartria,
Tanda & Gejala Mayor menggigil, hipertens!, diuresis; Hipotermia
Kulit teraba dingin sedang: aritmia, hipotensi, apatis, koagulopati,
Menggigil reflex menurun; Hipotermia berat: oliguria,
Suhu tubuh dibawah nilai normal refleks menghilang, edema paru, asam-basa
Tanda & Gejala Minor abnormal)
Bradikardi Terapeutik :
Dasar kuku sianotik Sediakan lingkungan yang hangat (mis. atur suhu
Hipoglikemia ruangan, inkubator)
Hipoksia Ganti pakaian dan/atau linen yang basah
Pengisian kapiler >3 detik Lakukan penghangatan pasif (mis. selimut,
Ventilasi menurun menutup kepala, pakaian tebal)
Takikardia Lakukan penghangatan aktif eksternal (mis.
kompres hangat, botol hangat, selimut hangat,
Vasokonstriksi perifer
perawatan metode kanguru)
Kulit memerah (pada neonatus)
Lakukan penghangatan aktif internal (mis. infus
cairan hangat, oksigen hangat, lavase peritoneal
dengan cairan hangat)
Edukasi :
Anjurkan makan minum hangat
4. Risiko Cedera (D.0136) Setelah dilakukan intervensi selama……X 24 jam, Intervensi Utama :
dd/dibuktikan dengan : maka tingkat cedera menurun (L.14136), dengan Manajemen keselamatan lingkungan
Terpapar patogen kriteria hasil : Pencegahan Cedera
Terpapar zat kimia toksik Kejadian cedera menurun
Terpapar agen nosokomial Luka/lecet menurun Observasi :
Ketidaknyamanan Transportasi Tekanan darah membaik Identifikasi kebutuhan keselamatan (mis, kondisi
fisik, fungsi kognitif dan riwayat perilaku)
Perubahan sensasi Frekuensi nadi membaik Monitor perubahan status keselamatan
Hipoksia jaringan Frekuensi napas membaik lingkungan
Malnutrisi Toleransi aktivitas meningkat Terapeutik :
Hilangkan bahaya keselamatan lingkungan (mis.
fisik, biologi,dan kimia), jika memungkinkan
Modifikasi lingkungan untuk meminimalkan
bahaya dan risiko
Sediakan alat bantu keamanan lingkungan (mis.
commode chair dan pegangan tangan)
Gunakan perangkat pelindung (mis.
pengekangan fisik, rel samping, pintu terkunci,
pagar)
Hubungi pihak berwenang sesuai masalah
komunitas (mis. puskesmas, polisi, damkar)
Fasilitasi relokasi ke lingkungan yang aman
Lakukan program skrining bahaya lingkungan
(mis. limbal)
Sediakan pencahayaan yang memadai
Pastikan bel panggilan atau telepon mudah
dijangkau
Pastikan barang-barang pribadi mudah dijangkau
Edukasi :
Ajarkan individu, keluarga dan kelompok risiko
tinggi bahaya lingkungan
Jelaskan alasan intervensi pencegahan jatuh ke
pasien dan keluarga
Anjur Kan berganti posisi secara perlahan dan
duduk selama beberapa menit sebelum berdiri
5. Resiko Infeksi (D.0142) Setelah dilakukan intervensi selama……X 24 jam, Intervensi Utama :
dd/dibuktikan dengan : maka tingkat infeksi menurun (L.14137), dengan Manajemen imunisasi/vaksinasi
Penyakit kronis (mis. diabetes. melitus). kriteria hasil : Pencegahan infeksi
Efek prosedur invasif. Demam menurun
Malnutrisi. Kemerahan menurun Observasi :
Peningkatan paparan organisme patogen Nyeri menurun Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan
lingkungan. Bengkak menurun sistemik
Ketidakadekuatan pertahanan tubuh Kadar sel darah putih membaik Identifikasi status imunisasi setiap kunjungan ke
pelayanan kesehatan
Terapeutik :
Batasi jumlah pengunjung
Berikan perawatan kulit pada area edema
Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan
pasien dan lingkungan pasien
Pertahankan teknik aseptik pada pasien berisiko
tinggi
Edukasi :
Jelaskan tanda dan gejala infeksi
Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
Ajarkan etika batuk
Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka
operasi
Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
Anjurkan meningkatkan asupan cairan
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian imunisasi, jika pertu
Kolaborasi pemberian antibiotik
RENCANA ASUHAN KEBIDANAN
NO DIAGNOSIS KRITERIA HASIL INTERVENSI