Anda di halaman 1dari 58

ANTIBIOTIK BIJAK DAN

PENGAMBILAN SPESIMEN
MIKROBIOLOGI
LEONARDUS WIDYATMOKO

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Antibiotik bijak
Economist, cover May 23 2016
Pendahuluan
• Penggunaan antibiotik bijak: penggunaan antibiotik secara
rasional guna mengoptimalkan terapi infeksi dengan
mempertimbangkan dampak muncul dan menyebarnya bakteri
resisten → Penatagunaan Antibiotik (PGA) / Antibiotic
stewardship
• Perbaikan kualitas penggunaan antibiotik:
– Penegakan diagnosis
– Pemilihan jenis antibiotik
– Pemilihan dosis, interval, rute dan lama pemberian
• Pengendalian penggunaan antibiotik dilakukan dengan
pengelompokan antibiotik dalam AWaRe (Access, Watch,
Reserve) Permenkes 28 / 2021
The Pattern of Host-Microbes relationships
Overuse
Pada infeksi
ringan

Misuse
Tidak ada
sarana
Penggunasalahan Resistensi
antibiotik
Diagnostik
Antimikroba

Underuse
Dukungan
finansial (-)
WHO Global Strategy for containment of antimicrobial Resistance. 2001
PPRA

PPI
Tim PPRA (Program Pengendalian Resistensi
Antimikroba)

Permenkes 8 / 2015
AWaRe Antibiotik

Permenkes 28 / 2021
AWaRe Antibiotik

Permenkes 28 / 2021
AWaRe Antibiotik
Pertimbangan
saat hendak
memberikan
terapi
antimikroba
Kerangka Berpikir Pemberian Antimikroba
berdasarkan hasil kultur mikrobiologi
Antibiotic Pharmacodynamics

Kemampuan aktivitas suatu antimikroba ditentukan oleh:


-Konsentrasi AM di lokasi infeksi,
-Load bakteri
-Fase pertumbuhan bakteri
-MIC dari patogen tsb
Penyebab Kegagalan Terapi AM
6 Tahapan Pemberian
Antibiotik Bijak di RS:
“Alur Gyssens”

Permenkes 8 / 2015
Pengambilan Sampel
Mikrobiologi
Darah, urine, sputum, luka,
Cairan tubuh steril
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil mikrobiologi

Sample Sample
Transport Sample
handling
Sample receiving
Collection
Analysis
Patient Outside laboratory
preparation
Within laboratory

Requisition Results

Patient
Doctor Reports
Specimen Collection –
Awal adalah yang terpenting!!!!

Laboratory Training for Field Epidemiologists


Darah
Urine
Indikasi Pemeriksaan Kultur Urine
Sepsis workup

Memiliki gejala ISK

Pasien Immunokompromais

Bumil

Pasien pembedahan dengan risiko trauma urogenital


Kultur urine pada pemasangan kateter
indwelling lebih dari 48 jam

Clinical Excellence Commission 2015


Kriteria Penolakan spesimen urine

Urine lebih dari 2 jam Urine dari


Urine 24 jam
dalam suhu ruang kantung kateter

Permintaan kultur
anaerob untuk urine
Saluran pernapasan bagian bawah
Pendahuluan
Kultur dari sal. nafas bagian bawah sangat bermanfaat
walau tidak mudah

Spesimen mudah terkontaminasi dengan sekret air liur


dari sal. nafas atas

Tidak semua agen penyebab pneumonia dapat dengan


mudah dikultur (co. Legionella spp., Chlamydia spp.,
Mycoplasma pneumoniae)

Apabila terdapat efusi pleura maka pilihan pengambilan


sampel adalah thorakocentesis
Sputum sampel
Pasien dilarang untuk berkumur
Spesimen sebaiknya berasal dari
kumur dahulu dengan air non steril
proses batuk yang dalam bukan
untuk menghindari kontaminasi
dari air liur
dengan mikroba lingkungan

Lebih dianjurkan sputum saat


bangun di pagi hari (efek Spesimen ditampung pada pot
pooling) sputum steril yang tertutup

• Deep coughing:
• Pasien bernafas dalam lalu diminta menahan nafas 2-3 detik
Teknik : • Gunakan otot perut (bukan otot leher) untuk mengeluarkan dahak
secara kuat
• Tampung spesimen di wadah sputum steril
Sputum Induksi
Sikat gigi sekitar 10-15 menit sebelum
dilakukan induksi dengan Jangan gunakan pasta gigi
menggunakan sikat gigi dan air steril

Pasien diminta untuk diuap


Pasien diminta berkumur dengan menggunakan 20-30 ml
dengan NaCl fisiologis steril NaCl 3% (hipertonik) dengan alat
nebuliser

Tampung sputum yang


dihasilkan dalam pot
sputum
Trakeostomi dan ETT
Sedot sputum dengan menggunakan mesin
suction yang sudah dihubungkan ke mucus trap

Jangan melakukan kultur kecuali pasien


memang sudah terindikasi pneumonia karena
dalam 24 jam setelah terpasang trakeostomi
atau ETT sudah akan terjadi kolonisasi bakteri
Hidung
Swab pada Hidung
• Manfaat: deteksi karier MRSA, M. leprae, C.
diphteriae, SARS-CoV-2
• APD: Sarung tangan, Masker N95, Face Shield,
Gaun (Level 3)
• Ekstensikan posisi kepala/leher pasien
• Gunakan lidi kapas steril
• Masukkan sekitar 2 cm ke dalam lubang hidung
lalu rotasikan pada mukosa hidung
• Kirim ke lab untuk dilakukan kultur dan pewarnaan
• Bila pemeriksaan terhadap Virus SARS-CoV-2
segera masukkan lidi kapas steril ke tabung VTM
Nasofaring
Nasofaring
Indikasi : ILI, COVID, dsb Persiapan: Minta pasien tengadah (ekstensi leher)
maksimal
Pastikan sisi hidung yang akan diswab tidak ada
sumbatan

Masukkan swab dacron/rayon NP sepanjang 2/3 batang


swab di sisi medial nasal dengan sudut mengarah ke arah
nasofaring sampai menemui tahanan

Putar/rotasi swab selama kira-kira 10


detik

Tarik keluar dan masukkan swab ke Tanda positif mengenai nasofaring:


dalam medium (co. VTM) pasien mengeluarkan reflex air mata
Tenggorokan
Tenggorok
• Indikasi : Tonsilofaringitis
• Persiapan: Minta pasien bernafas dengan
menggunakan mulut
• Tekan pangkal lidah dengan menggunakan spatula
• Swab dengan lidi kapas steril/ Amies pada area
pilar tonsil, uvula posterior dan faring posterior
tanpa menyentuh sisi lateral dari mukosa bukal
mulut
• Apabila terdapat membran maka wajib diswab !
– Difteri: sampai berdarah (tanda pseudomembran)
• Segera kirim ke lab
Luka
Patogen:
• S. aureus
• S. pyogenes
• P. aeruginosa
• P. mirabilis
• E. faecalis
• E. coli
• C. perfringens
Prinsip sampling
Bersihkan dahulu luka dengan NaCl fisiologis steril
(debridement terlebih dahulu lebih dianjurkan) →
minimalisasi kontaminasi flora
Jangan ambil pus permukaan tapi ambilah sampel
dari dasar lesi/tepi luka yang meluas
Jaringan lebih dianjurkan daripada swab

Metode swab:
• Gulirkan swab pada lesi sebanyak lima kali
dengan melakukan penekanan ringan
sehingga eksudat dapat terangkat (Levine
teknik)
• Z method
Abses tertutup: aspirasi
Kirim ke lab untuk dilakukan kultur dan pewarnaan
Prinsip sampling
Jangan kirim sampel dalam formalin

Saat pewarnaan Gram menunjukkan banyak


terdapat sel epitel (>10/LPF) maka besar
kemungkinan sampel terkontaminasi oleh flora
kulit

Swab harus dikirim kurang dari 2 jam,


untuk jaringan dapat bertahan lebih lama
(kec. anaerob)
Cairan Tubuh Steril
Tipe Cairan tubuh yang dikirim untuk
kultur
Prinsip
Sebaiknya pengambilan sampel sebelum pemberian
antimikroba

Disinfeksi area aspirasi dengan swab alkohol-chlorhexidine

Aspirasi

Inokulasi pada botol BacT Alert aerob dan anaerob (sesuai


kebutuhan)
PENUTUP
• Pengambilan spesimen yang baik merupakan awal
yang penting dalam penegakan diagnosis infeksi
• Setiap prosedur memiliki indikasi, tahapan dan
kriteria rejeksi
• Garbage in - garbage out !
• IPCN dan IPCLN memegang peranan penting
sebagai penyelia pengambilan spesimen yang baik
dan benar serta memantau “Start Smart then Focus”
dalam pemberian Antimikroba
Hatur nuhun

Anda mungkin juga menyukai