Sampling Handling Unisa
Sampling Handling Unisa
oleh:
dr. R.Ludhang Pradipta R, M.Biotech, Sp.MK
Pendahuluan Penegakan diagnosis penyakit infeksi memerlukan adanya
hubungan antara barbagai data.
PEMERIKSAAN
ANAMNESIS
FISIK
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
MIKROBIOLOGI
KLINIK
PERMINTAAN JELAS
Permintaan pemeriksaan dengan jelas.
TRANSPORTASI SAMPEL :
Semua spesimen sebaiknya dibawa ke laboratorium segera setelah
diambil (< 1 jam) namun jika spesimen tidak dapat dibawa segera ke lab
dapat disimpan pada suhu 2 - 8C. (dengan pertimbangan tertentu)
Kultur Darah PENGAMBILAN SAMPEL BERDASAR JENIS SPESIMEN
INDIKASI :
Pemeriksaan darah diindikasikan pada pasien yang dicurigai bakteremia, seperti
infeksi intravaskular (endokarditis infektif, myotic aneurism, tromboflebitis
supuratif, bakteremia terkait kateter intravena) dan infeksi ekstravaskular
yang masuk ke darah (pneumonia, meningitis, atau abses liver), termasuk
pada pasien dengan gejala septikemia atau sepsis dan syok septik
Kultur Darah
BAHAN PEMERIKSAAAN:
Pemilihan spesimen diawali dengan Pemilihan vena tempat pengambilan
specimen dengan cara:
Jika pada pasien terpasang infus, Jika terpasang vascular shunt
daerah pengambilan dipilih di bawah (IV kateter) tidak dianjurkan
tempat pemasangan infus. pengambilan spesimen karena sulit
dekontaminasi secara komplit.
Murray PR., Baron EJ., Jorgensen JH., Landry ML., Pfaller MA. Manual of Clinical Microbiology 9th ed. Washington DC, USA. 2007. ASM Press
Kultur Darah
VOLUME :
Volume darah berkorelasi langsung dengan peluang hasil kultur
Murray PR., Baron EJ., Jorgensen JH., Landry ML., Pfaller MA. Manual of Clinical Microbiology 9th ed. Washington DC, USA. 2007. ASM Press
Kultur Darah
PROSEDUR:
1. Segera setelah menentukan tempat pengambilan darah,
maka bagian septum karet dari botol kultur darah
dibersihkan dengan alcohol 70% dan biarkan kering.
2. Kulit tempat pengambilan spesimen bersihkan dengan
alcohol 70% membentuk lingkaran dengan diameter ± 5cm,
usap dan biarkan kering.
3. Bersihkan kulit dengan antiseptik (povidon iodine) dengan
membentuk lingkaran mulai dari tengah (dalam) ke luar
(biarkan kering selama 1 menit).
4. Bila setelah itu bagian yang telah diantisepsis harus
dipalpasi, maka sebelum menyentuh tenaga medis tersebut
harus membersihkan sarung tangannya dengan desinfektan.
5. Masukkan jarum suntik ke dalam vena dan ambil darah
secukupnya. Jangan mengubah posisi jarum sebelum
diinjeksikan ke dalam botol kultur darah.
6. Setelah jarum dikeluarkan dari kulit, pindahkan darah ke
dalam botol kultur darah kemudian bersihkan kembali kulit
dengan alkohol 70%.
7. Ulangi prosedur yang sama untuk pengambilan darah yang
kedua di tempat yang berbeda, dengan mengganti jarum
steril yang akan digunakan untuk mengambil darah
Murray PR., Baron EJ., Jorgensen JH., Landry ML., Pfaller MA. Manual of Clinical Microbiology 9th ed. Washington DC, USA. 2007. ASM Press
Kultur Darah
LAPORAH HASIL
Kemungkinan kontaminasi: Kemungkinan patogen
1. Pertumbuhan Bacillus spp.(kecuali 1. Pertumbuhan mikroorganisme yang
Bacillus anthracis), sama dari hasil kultur berulang, baik
Corynebacterium spp., dari tempat yang berbeda dan waktu
Propionibacterium acnes, atau yang berbeda.
Staphylococcus coagulase negatif 2. Pertumbuhan mikroorganisme
hanya pada satu atau beberapa tertentu pada kasus yang sesuai.
hasil kultur spesimen. 3. Pertumbuhan mikroorganisme
2. Pertumbuhan organisme multiple tertentu seperti Enterobactericeae,
dari hanya satu atau beberapa Streptoococcus pneumoniae,
kultur. Streptococcus pyogenes, bakteri
3. Mikroorganisme penyebab infeksi anaerob gram negatif.
di tempat infeksi primer tidak sama 4. Isolasi mikroba komensal pada darah
dengan infeksi dari hasil pada pasien yang dicurigai
pemeriksaan kultur darah. bakteremia (pasien immunosupresan
atau pasien dengan prostetik)
Murray PR., Baron EJ., Jorgensen JH., Landry ML., Pfaller MA. Manual of Clinical Microbiology 9th ed. Washington DC, USA. 2007. ASM Press
Kultur Cairan Serebrospinal PENGAMBILAN SAMPEL BERDASAR JENIS SPESIMEN
INDIKASI :
Infeksi pada sistem syaraf pusat
(Enchepalitis, Meningitis)
BAHAN PEMERIKSAAAN :
Specimen cairan serebrospinal
diambil sesuai prosedur
PROSEDUR:
Pengambilan sampel
dilakukan oleh tenaga medis
yang terlatih (dokter spesialis
syaraf-dokter spesialis anak)
Murray PR., Baron EJ., Jorgensen JH., Landry ML., Pfaller MA. Manual of Clinical Microbiology 9th ed. Washington DC, USA. 2007. ASM Press
Kultur Cairan Serebrospinal 1.
PROSEDUR:
Specimen cairan serebrospinal diambil sesuai prosedur.
2. Satu ml spesimen dimasukkan dalam botol media, satu ml
dimasukkan dalam vial steril.
3. Dikirim ke Laboratorium Mikrobiologi dalam waktu kurang
dari 2 jam.
4. Spesimen dalam vial disentrifus 3000 rpm 15 menit.
Dilakukan penilaian mikroskopis endapan cairan LCS dengan
pemeriksaan gram, pengecatan tahan asam.
5. Tunggu botol media menunjukkan hasil positip (+)
6. Jika botol Media kultur positif , botol dikeluarkan dari mesin
7. Diambil spesimen dari botol media dengan menggunakan
spuit injeksi steril, sebelumnya karet tutup botol Bactec
didesinfeksi dengan alkohol 70%
8. Diteteskan spesimen pada permukaan medium agar darah,
agar Mc Conkey dan kaca obyek secara aseptik (steril) untuk
pengecatan Gram.
9. Kultur diinkubasi dalam inkubator suhu 35-37C selama 18-
24 jam.
10. Dilakukan penilaian koloni kuman yang tumbuh dalam
medium Agar darah dan Mc Conkey
11. Dilakukan konfirmasi dengan pengecatan Gram dari koloni
yang tumbuh.
12. Identifikasi kuman disimpulkan dari pemeriksaan Gram,
penilaian koloni dan pemeriksaan biokimia
13. Uji sensitivitas antimikroba dari kuman yang ditemukan pada
medium Muller Hinton Agar
Murray PR., Baron EJ., Jorgensen JH., Landry ML., Pfaller MA. Manual of Clinical Microbiology 9th ed. Washington DC, USA. 2007. ASM Press
Kultur ILO/PUS/Eksudat PENGAMBILAN SAMPEL BERDASAR JENIS SPESIMEN
Terdapatnya pus pada bagian tubuh menunjukkan adanya infeksi akibat invasi
mikroorganisme ke dalam rongga, jaringan, atau organ tubuh
INDIKASI :
Semua kasus infeksi supuratif,
Pus dapat berasal dari luka permukaaan (ulkus) atau luka dalam (abses)
BAHAN PEMERIKSAAAN :
Murray PR., Baron EJ., Jorgensen JH., Landry ML., Pfaller MA. Manual of Clinical Microbiology 9th ed. Washington DC, USA. 2007. ASM Press
Kultur ILO/PUS/Eksudat 1.
PROSEDUR PENGIRIMAN :
Pengiriman ke laboratorium harus dilakukan dalam jangka waktu 2 jam dari
pengambilan pus, dengan temperatur ruangan.
2. Apabila waktu pengiriman memakan waktu lebih dari 2 jam, maka diperlukan
media transpor khusus dimana bisa didapatkan suhu 2°-8°C.
3. Spesimen boleh disimpan dalam jangka waktu paling lama 24 jam sebelum
mulai diproses, dengan suhu lemari es 2°-8°C.
4. Jangan menyimpan spesimen lebih dari 24 jam.
5. Pada spesimen yang memerlukan pemeriksaan anaerob, tidak boleh
disimpan pada refrigerator dan wadah spesimennya harus steril dan bebas
dari oksigen.
KRITERIA PENOLAKAN SPESIMEN :
Secara MAKROSKOPIK, spesimen dapat ditolak untuk diproses lebih lanjut
apabila memenuhi salah satu saja atau lebih kondisi-kondisi seperti :
1. Ada ketidakcocokan data pada label spesimen dengan data pada lembar
permintaan pemeriksaan.
2. Spesimen ditempatkan pada suhu atau media transpor yang tidak tepat
3. Jumlah spesimen yang tidak memadai QNS (Quantity Not Sufficient)
4. Wadah spesimen mengalami kebocoran atau spesimen telah mengering
5. Waktu transpor spesimen > 2jam setelah pengambilan dan tanpa preservasi
6. Spesimen diterima dalam keadaan terfiksasi dalam formalin
Murray PR., Baron EJ., Jorgensen JH., Landry ML., Pfaller MA. Manual of Clinical Microbiology 9th ed. Washington DC, USA. 2007. ASM Press
Kultur ILO/PUS/Eksudat KRITERIA PENOLAKAN SPESIMEN :
Secara MIKROSKOPIK, spesimen dapat ditolak untuk diproses lebih lanjut apabila
telah dilakukan pengecatan Gram terdapat kondisi-kondisi seperti :
1. Lakukanlah pengecatan gram dari salah satu sisi kapas swab.
2. Amati hasil pengecatan di bawah mikroskop.
3. Spesimen yang dapat diterima adalah spesimen yang mengandung < 2+ sel
epitel skuamus dan tampak adanya sel-sel PMN.
4. Spesimen yang tidak dapat diterima (ditolak) adalah spesimen yang terdiri dari
> 2+ sel epitel skuamus dan tidak mengandung sel-sel PMN (lihat tabel).
Murray PR., Baron EJ., Jorgensen JH., Landry ML., Pfaller MA. Manual of Clinical Microbiology 9th ed. Washington DC, USA. 2007. ASM Press
Kultur ILO/PUS/Eksudat KRITERIA SPESIMEN DITERIMA :
Rekomendasi :
Spesimen pus yang DITERIMA adalah spesimen yang mengandung sel-sel bakteri
dan lebih dari 25 sel PMN serta kurang dari 10 sel epitel skuamus.
Catatan:
Jumlah sel epitel skuamus yang berlebihan mengindikasikan adanya kontaminasi
oleh flora normal kulit. Dalam hal ini, spesimen yang tidak memenuhi syarat
dapat tidak diperiksa (diidentifikasi) lebih lanjut.
Deep Intra-Operative Shoulder Wound: Deep wound smear for Gram stain:
4+ (>10/oif) PMNs, 4+ (> 10 per low power field) neutrophils, 3+ (11-50/
4+ (>50/oif) gram negative bacilli, oil immersion field) gram-positive cocci, 3+ (11-50/
3+ (11-50/oif) gram positive cocci. oil immersion field) gram-negative bacilli or
coccobacilli (S. aureus and B. fragilis)
Murray PR., Baron EJ., Jorgensen JH., Landry ML., Pfaller MA. Manual of Clinical Microbiology 9th ed. Washington DC, USA. 2007. ASM Press
Kultur ILO/PUS/Eksudat AEROB PROSEDUR KULTUR ANAEROB
1. Setelah dilakukan pewarnaan Gram, sediaan 1. Spesimen pus (aspirat) yang sudah
pus dari swab kapas pada sisi yang kedua dimasukkan ke dalam kaldu Thioglycolate
(sisi yang lain selain sisi yang telah diinkubasikan dalam selama 24-48 jam
digunakan untuk pewarnaan Gram) ditanam pada suhu 37°C.
pada media Blood Agar atau Chocolate Agar 2. Amati pertumbuhan koloni bakteri pada
dan pada Mac Conkey Agar. kaldu Thioglycolate, yang ditandai dengan
2. Inkubasikan selama 18-24 jam pada suhu adanya kekeruhan pada kaldu, pada hari
37°C pada Inkubator. kedua (jam ke-48) dan atau hari keempat
3. Amati pertumbuhan koloni bakteri, bila ada (jam ke-96).
pertumbuhan koloni, lanjutkan dengan 3. Lakukan pewarnaan Gram dari kaldu
pewarnaan Gram kembali (untuk cek ulang Thioglycolate.
jenis Gram bakteri) dan uji identifikasi. 4. Apabila didapatkan bentukan bakteri, baik
4. Pertumbuhan bakteri aerobik dikatakan bersifat Gram positif maupun Gram negatif,
negatif apabila tidak didapatkan maka dilaporkan bahwa didapatkan
pertumbuhan koloni bakteri pada Blood pertumbuhan bakteri anaerobik pada
Agar atau Chocolate Agar dan pada Mac spesimen pus dari luka dalam (abses) yang
Conkey Agar. dikirimkan (tidak perlu dilanjutkan dengan
uji identifikasi jenis bakteri anaerob dan uji
sensitifitas antimikroba).
5. Pertumbuhan bakteri anaerobik dikatakan
negatif apabila tidak didapatkan kekeruhan
pada kaldu Thioglycolate setelah diinkubasi
selama 3-5 hari.
Catatan:
Pengambilan spesimen menggunakan tabung
berisi kaldu Thioglycolate.
Murray PR., Baron EJ., Jorgensen JH., Landry ML., Pfaller MA. Manual of Clinical Microbiology 9th ed. Washington DC, USA. 2007. ASM Press
Kultur Urin PENGAMBILAN SAMPEL BERDASAR JENIS SPESIMEN
Spesimen urin dikultur dari pasien di rumah sakit maupun diluar rumah sakit
yang mempunyai gejala infeksi saluran kemih dan dari penderita yang
asimptomatik dengan resiko tinggi
INDIKASI :
Semua kasus infeksi saluran kemih terbatas, dengan mayoritas agen infeksi :
Escherichia coli, Enterococcus spp, Enterobacter spp,
Staphylococcus saprophyticus dan Pseudomonas aeruginosa
BAHAN PEMERIKSAAAN :
Spesimen urine yang memenuhi persyaratan untuk pemeriksaan Mikrobiologi
WAKTU PEMERIKSAAAN :
1. Spesimen diambil sebelum pemberian antimikroba atau 48-72 jam atau
setelah pemberian antibiotika terakhir.
2. Spesimen terbaik adalah urine pagi pertama (malam hari tidak BAK).
3. Bila hal tersebut tidak memungkinkan maka spesimen dapat diambil 2 jam
setelah buang air kecil terakhir.
Murray PR., Baron EJ., Jorgensen JH., Landry ML., Pfaller MA. Manual of Clinical Microbiology 9th ed. Washington DC, USA. 2007. ASM Press
Kultur Urin PRIA
TEKNIK PENGAMBILAN SPESIMEN
WANITA
(Midstream urine)
1. Penderita harus mencuci tangan dengan sabun
kemudian dikeringkan
2. Jika tidak disunat, tarik kulit prepusium
kebelakang, keluarkan urine, aliran pertama 1. Penderita harus mencuci tangan dengan
dibuang, aliran urine selanjutnya ditampung sabun kemudian dikeringkan dan tanggalkan
dalam wadah yang sudah disediakan. pakaian dalam.
3. Hindari urine mengenai lapisan tepi wadah. 2. Lebarkan labia dengan satu
4. Pengumpulan urine selesai sebelum aliran urine tangan,bersihkan labia dan vulva
habis. menggunakan kasa steril dengan arah dari
5. Wadah ditutup rapat dan segera dikirimkan ke depan kebelakang.
laboratorium. 3. Bilas dengan air hangat dan keringkan
6. Pada penderita yang tidak mampu melakukan dengan kasa steril yang lain.
sendiri, hal ini dilakukan dengan bantuan 4. Selama proses ini berlangsung, labia harus
perawat. tetap terbuka lebar dan jari tangan jangan
1 2 menyentuh daerah yang sudah steril.
5. Keluarkan urine, aliran urine selanjutnya
ditampung dalam wadah yang sudah
disediakan.
6. Hindari urine mengenai lapisan tepi wadah.
7. Pengumpulan urine selesai sebelum aliran
3 4 urine habis.
8. Wadah ditutup rapat dan dengan segera
spesimen dikirim ke laboratorium
Murray PR., Baron EJ., Jorgensen JH., Landry ML., Pfaller MA. Manual of Clinical Microbiology 9th ed. Washington DC, USA. 2007. ASM Press
Kultur Urin TEKNIK PENGAMBILAN SPESIMEN
(Urine kateter)
TEKNIK PENGAMBILAN SPESIMEN
(Aspirasi Suprapubic)
TEKNIK PENGAMBILAN SPESIMEN
(Bayi dan Anak-Anak)
Dengan menggunakan Ose standard (vol. 1 ul)Sebanyak 1 µl urine diteteskan masing-masing pada
media agar darah/agar coklat dan agar McConkey. Spesimen ditanam pada media dengan
metode gores/streak 4 kuadran kemudian diinkubasi 37 oC selama 18 – 24 jam. Amati
pertumbuhan koloni bakteri setelah proses inkubasi.
Interpretasi hasil kultur harus ditelaah bersama dengan pelaporan hasil pemeriksaan preparat basah,
pewarnaan Gram dan AMA test. Pelaporan jumlah leukosit dari pemeriksaan preparat basah dan
pewarnaan Gram sangat berhubungan dengan proses infeksi pada penderita dan menentukan
pertumbuhan (perkiraan jumlah) koloni bakteri pada media kultur. Hal tersebut juga sangat terkait
oleh hasil interpretasi AMA test.
Murray PR., Baron EJ., Jorgensen JH., Landry ML., Pfaller MA. Manual of Clinical Microbiology 9th ed. Washington DC, USA. 2007. ASM Press
Kultur Urin
Murray PR., Baron EJ., Jorgensen JH., Landry ML., Pfaller MA. Manual of Clinical Microbiology 9th ed. Washington DC, USA. 2007. ASM Press
Kultur Feses PENGAMBILAN SAMPEL BERDASAR JENIS SPESIMEN
BAHAN PEMERIKSAAAN :
Spesimen feses yang akan dikultur harus dalam kondisi segar (masih hangat),
diambil pada stadium dini (bakteri dalam jumlah terbanyak) dan sebelum
pemberian antibiotika
Murray PR., Baron EJ., Jorgensen JH., Landry ML., Pfaller MA. Manual of Clinical Microbiology 9th ed. Washington DC, USA. 2007. ASM Press
Kultur Feses
Formed
sof
loose
fluid
Murray PR., Baron EJ., Jorgensen JH., Landry ML., Pfaller MA. Manual of Clinical Microbiology 9th ed. Washington DC, USA. 2007. ASM Press
Kultur Feses FESES SEGAR PENGAMBILAN SPESIMEN SWAB REKTUM
Dilakukan hanya jika penderita mengalami kesulitan
untuk mengeluarkan tinja. Spesimen diambil dengan
Penderita diharuskan buang air kecil terlebih dahulu,
menggunakan swab dimasukkan kedalam dubur,
karena tinja tidak boleh tercemar urine. Tinja
kemudian swab dimasukkan kedalam Carry-Blair
ditampung secara langsung dalam pot steril ± 5 gr.
transport medium (bagian kapas terbenam dalam
media).
Identifikasi kuman disimpulkan dari pemeriksaan Gram, penilaian koloni, uji aglutinasi dan
pemeriksaan biokimia kemudian dilakukan uji sensitivitas antimikroba dari kuman yang
ditemukanpada medium Muller Hinton Agar menggunakan metode difusi cakram menurut
Kirby-Bauer (CLSI).
Murray PR., Baron EJ., Jorgensen JH., Landry ML., Pfaller MA. Manual of Clinical Microbiology 9th ed. Washington DC, USA. 2007. ASM Press
Swab Genitalia PENGAMBILAN SAMPEL BERDASAR JENIS SPESIMEN
Infeksi bacteria pada saluran genital mungkin disebabkan oleh berbagai jenis
agen penyebab, dimana keberhasilan dalam mendiagnosis infeksi genital
tergantung dari keakuratan membedakan patogen dengan flora normal.
INDIKASI :
Swab servik, uretra, rektal, direkomendasikan untuk N. gonorhoeae sedangkan
introitus (swab vagina bawah) dan swab anorektal untuk Grup B Streptococci.
BAHAN PEMERIKSAAAN :
Swab atau cairan (aspirat) yang memenuhi persyaratan untuk dilakukan
pemeriksaan Mikrobiologi
JENIS PEMERIKSAAAN :
1. Preparat basah NaCl (Mikroskopik)
2. Preparat basah KOH (Mikroskopik)
3. Pewarnaan Gram (Mikroskopik)
4. Kultur Aerob (Makroskopik)
5. Kultur Anaerob (Makroskopik)
Murray PR., Baron EJ., Jorgensen JH., Landry ML., Pfaller MA. Manual of Clinical Microbiology 9th ed. Washington DC, USA. 2007. ASM Press
Swab Genitalia UROGENTAL WANITA PENGAMBILAN SPESIMEN UROGENITAL PRIA
1. Usap vagina, usap serviks.
2. Jangan gunakan pelumas (lumbricant), 1. Ambil sampel paling sedikit 2 jam setelah
analgetik atau antiseptik. penderita berkemih.
3. Bersihkan vulva dengan kapas / kassa yang 2. Bersihkan glans penis dengan kapas/kassa
dibasahi dengan aquades atau NaCl steril. yang dibasahi dengan air/NaCl steril.
4. Masukkan spekulum dengan hati-hati. 3. Lakukan urutan ringan dari pangkal ke ujung
5. Ambil sampel dari forniks posterior vagina penis, dan ambil sekret yang keluar dengan
atau endoserviks dengan lidi kapas steril, lidi kapas steril.
ambil 2 swab. 4. Bila tidak terlihat sekret, masukkan swab
6. Bila penderita belum menikah, jangan urogenital kira-kira 2 cm ke endouretra,
gunakan spekulum, ambil sampel dengan lidi putar perlahan 5-10 detik.
kapas steril dengan hati-hati .
Murray PR., Baron EJ., Jorgensen JH., Landry ML., Pfaller MA. Manual of Clinical Microbiology 9th ed. Washington DC, USA. 2007. ASM Press
Kultur Sputum PENGAMBILAN SAMPEL BERDASAR JENIS SPESIMEN
Cara pengumpulan spesimen yang paling mudah untuk saluran nafas bawah
adalah dengan pengambilan sputum. Namun, bila cara pengumpulan sputum
tidak dilakukan dengan baik akan memudahkan terjadinya kontaminasi
dengan flora normal yang berada di daerah orofaring.
INDIKASI :
infeksi saluran nafas bawah
PROSEDUR PEMERIKSAAN :
1. Pasien kumur-kumur dengan air sebelum sputum dibatukkan untuk
mengurangi kontaminasi flora normal orofaring
2. Batuk sedalam mungkin disertai dengan pengeluaran sputum lalu masukkan
ke pot steril (sputum ekspetorasi). Jumlah sputum tidak perlu banyak asalkan
bukan saliva.
3. Untuk pemeriksaan basil tahan asam (BTA) diambil sputum pertama pagi 3
hari berturut-turut atau sputum sewaktu-pagi-sewaktu (SPS) dibawah
pengawasan. Jumlah sputum minimal ± 3 ml .
Murray PR., Baron EJ., Jorgensen JH., Landry ML., Pfaller MA. Manual of Clinical Microbiology 9th ed. Washington DC, USA. 2007. ASM Press