Anda di halaman 1dari 9

Kewaspadaan Berdasar 

Transmisi 3. Melalui kontak

1. Melalui udara (airborne) : percikan  Kontak langsung meliputi kontak dengan


produk saluran napas atau debu infeksius, permukaan kulit yang terbuka dengan
ukuran < 5um, melayang di udara, kulit terinfeksi atau kolonisasi.
terbawa aliran udara.  Transmisi kontak tidak langsung  kontak
dengan cairan sekresi pasien terinfeksi
Transmisi melalui udara secara
yang ditransmisikan melalui tangan
epidemiologi dapat terjadi bila seseorang
petugas yang belum dicuci atau benda
menghirup percikan partikel nuklei yang
mati dilingkungan pasien.
berdiameter 1- 5 μm (<5 μm) yang
misalnya instrumen, jarum, kasa, mainan
mengandung mikroba penyebab infeksi.
anak, dan sarung tangan yang tidak
 Mikroba tersebut akan terbawa aliran
diganti.
udara >2 m dari sumber, dapat terhirup
oleh individu rentan di ruang yang sama
atau yang jauh dari sumber mikroba. 
Penting mengupayakan pertukaran udara
>12 x/jam (12 Air Changes per Hour/ACH).

• Pertukaran udara alamiah (natural


ventilation) dapat dikombinasikan dengan
pertukaran udara mekanis yang
menggunakan kipas angin dan ekshaust
fan untuk mengatur udara di dalam suatu
ruangan agar menghindari/meminimalkan
terjadinya penularan.

• Jenis transmisi airborne dapat terjadi


pada kasus : tuberkulosis,
measles/campak, SARS.

2. Melalui droplet  :  percikan produk saluran


napas, ukuran > 5um, hanya akan
mengenai jarak 1m, melalui batuk, bersin,
berbicara, melakukan suction,
bronkoskopi, mengenai selaput mata,
mukosa hidung / mulut.

 Transmisi droplet terjadi ketika partikel


droplet berukuran >5 μm yang
dikeluarkan pada saat batuk, bersin,
muntah, bicara, selama prosedur suction,
bronkhoskopi, melayang di udara dan
akan jatuh dalam jarak <2 m dan
mengenai mukosa atau konjungtiva,
untuk itu dibutuhkan APD atau masker
yang memadai, bila memungkinkan
dengan masker 4 lapis atau yang
mengandung pembunuh kuman (germ
decontaminator).

1
2
3
mencegah transmisi mikroorganisme
kepada pasien, petugas dan pengunjung.

5. Pengelolaan limbah
Berikut adalah jenis wadah limbah medis
sesuai kategorinya.
Kewaspadaan standar
6. Penatalaksanaan linen
Linen dibagi menjadi 2, yaitu linen
1. Kebersihan tangan
infeksius dan non infeksius.

Cuci tangan dapat dilakukan dengan 7. Perlindungan kesehatan petugas


menggunakan cairan antiseptik berbasis Lakukan pemeriksaan kesehatan berkala
alkohol selama 20-30 detik atau dengan terhadap semua petugas, baik tenaga
air mengalir dan sabun selama 40-60 kesehatan maupun tenaga nonkesehatan.
detik. Jangan lupa mengikuti program imunisasi
wajib dan pahami standar prosedur
Kita melakukan cuci tangan dengan sabun operasional tatalaksana pajanan bahan
dan air mengalir ketika tangan tampak infeksius.
kotor dan terpapar darah dan cairan
tubuh lainnya serta bahan kimia seperti 8. Penempatan pasien
disinfektan. Tempatkan pasien infeksius terpisah dari
Selain itu yang perlu diperhatikan ialah 5 pasien noninfeksius
momen penting kebersihan tangan Penempatan pasien disesuaikan dengan
pola transmisi infeksi penyakit pasien
(kontak, droplet, airborne) sebaiknya
2. Penggunaan Alat pelindung diri (APD) ruangan tersendiri.
APD merupakan alat kesehatan yang
terdiri dari masker, topi, sarung 9. Kebersihan pernapasan dan etika batuk
tangan,pelindung wajah, sepatu yang 10. Praktik menyuntik yang aman
digunakan petugas maupun pasien untuk Gunakan spuit dan jarum suntik steril
melindungi diri dari kontaminasi penyakit sekali pakai untuk setiap suntikan
infeksi. Buang spuit dan jarum suntuk bekas pakai
ke tempat yang benar (wadah benda
tajam)
3. Dekontaminasi peralatan dan perawatan
11. Praktik lumbal pungsi yang aman
pasien
Petugas harus memakai masker bedah,
Rendam peralatan bekas pakai dalam air gaun bersih, sarung tangan steril saat
dan detergen atau enzim lalu dibersihkan akan melakukan tindakan lumbal pungsi,
dengan menggunakan spons sebelum anestesi spinal/ epidural/pasang kateter
dilakukan disinfeksi tingkat tinggi (DTT) vena sentral
atau sterilisasi

prinsip pembuangan sampah dan limbah


yang benar. Hal ini juga berlaku untuk alat
yang dipakai berulang, jika akan dibuang

4. Pengendalian Lingkungan
Upaya perbaikan kualitas udara, kualitas
air dan permukaan lingkungan serta
desain dan konstruksi bangunan untuk

4
kerentanan yang
dilakukan

• Laporkan uji kerentanan


antimikroba sesuai
dengan pedoman CLSI

Mikroba saluran napas bawah

Pelaporan hasil

• Laporkan keberadaan sel dan


bakteri dari pewarnaan Gram
pada spesimen. Jika morfotipe
bakteri yang signifikan
ditemukan dalam pewarnaan
Gram, dan tidak tumbuh dalam
kultur, informasikan diskrepansi
ini pada laporan.
• Laporkan “Tidak ada
pertumbuhan patogen atau
mikroorganisme normal saluran
pernapasan bagian atas” jika
tidak ada pertumbuhan apapun
pada plat.
• Pelaporan hasil positif:
• Laporkan hasil awal dan
akhir sebagai “Isolat
yang konsisten dengan
mikroorganisme normal
pada saluran
pernapasan atas” jika
tidak ada patogen yang
diisolasi.
• Laporkan semua
patogen dan uji

5
a) Infeksi yang terjadi pada daerah insisi dalam
waktu 30 hari pasca bedah dan hanya meliputi
kulit, subkutan atau jaringan lain diatas fascia.
b) Terdapat paling sedikit satu keadaan berikut:
– Pus keluar dari luka operasi atau drain yang
dipasang diatas fascia, – Biakan positif dari cairan
yang keluar dari luka atau jaringan yang diambil
secara aseptik,
– Terdapat tanda–tanda peradangan (paling sedikit
Bundle VAP terdapat satu dari tanda-tanda infeksi berikut:
Membersikan tangan setiap akan melakukan nyeri, bengkak lokal, kemerahan dan hangat lokal),
kegiatan terhadap pasien yaitu dengan kecuali jika hasil biakan negatif.
menggunakan lima momen kebersihan tangan. – Dokter yang menangani menyatakan terjadi
2. Posisikan tempat tidur antara 30-45Obila tidak infeksi.
ada kontra indikasi misalnya trauma kepala 2) Infeksi Daerah Operasi Profunda/Deep Incisional
ataupun cedera tulang belakang. Infeksi daerah operasi profunda harus memenuhi
3. Menjaga kebersihan mulut atau oral paling sedikit satu kriteria berikut ini:
hygiene setiap 2-4 jam dengan menggunakan a) Infeksi yang terjadi pada daerah insisi dalam
bahan dasar anti septik clorhexidine 0,02% dan waktu 30 hari pasca bedah atau sampai satu tahun
dilakukan gosok gigi setiap 12 jam untuk pasca bedah (bila ada implant berupa non human
mencegah timbulnya flaque pada gigi derived implant  yang dipasang permanan) dan
karena flaque merupakan media tumbuh kembang meliputijaringan lunak yang dalam (misal lapisan
bakteri patogen yang pada akhirnya akan masuk ke fascia dan otot) dari insisi.
dalam paru pasien. b) Terdapat paling sedikit satu keadaan berikut:
4. Manajemen sekresi oroparingeal dan trakeal – Pus keluar dari luka insisi dalam tetapi bukan
yaitu: berasal dari komponen organ/rongga dari daerah
a. Suctioning  bila dibutuhkan saja dengan pembedahan.
memperhatikanteknik aseptik bila harus – Insisi dalam secara spontan mengalami dehisens
melakukan tindakan tersebut. atau dengan sengaja dibuka oleh ahli bedah bila
b. Petugas yang melakukan suctioningpada pasien pasien mempunyai paling sedikit satu dari tanda-
yang terpasang ventilator menggunakan alat tanda atau gejala-gejala berikut: demam (> 38ºC)
pelindung diri (APD). atau nyeri lokal, terkecuali biakan insisi negatif.
c. Gunakan kateter suctionsekali pakai. – Ditemukan abses atau bukti lain adanya infeksi
d. Tidak sering membuka selang/tubing ventilator. yang mengenai insisi dalam pada pemeriksaan
e. Perhatikan kelembaban pada humidifire langsung, waktu pembedahan ulang, atau dengan
ventilator. pemeriksaan histopatologis atau radiologis.
f. Tubing ventilator  diganti bila kotor. – Dokter yang menangani menyatakan terjadi
5.  Melakukan pengkajian setiap hari ‘sedasi dan infeksi.
extubasi”: 3) Infeksi Daerah Operasi Organ/Rongga.
a. Melakukan pengkajian penggunaan obat sedasi Infeksi daerah operasi organ/rongga memiliki
dan dosis obat tersebut. kriteria sebagai berikut:
b. Melakukan pengkajian secara rutin akan respon a) Infeksi timbul dalam waktu 30 hari setelah
pasien terhadap penggunaan obat sedasi tersebut. prosedur pembedahan, bila tidak
Bangunkan pasien setiap hari dan menilai dipasang implantatau dalam waktu satu tahun bila
responnya untuk melihat apakah sudah dapat dipasang implant dan infeksi tampaknya ada
dilakukan penyapihan modus pemberian ventilasi. hubungannya dengan prosedur pembedahan.
6. Peptic ulcer disease Prophylaxis  diberikan pada b) Infeksi tidak mengenai bagian tubuh manapun,
pasien-pasiendengan risiko tinggi. kecuali insisi kulit, fascia atau lapisan lapisan otot
7. Berikan Deep Vein Trombosis  (DVT) yang dibuka atau dimanipulasi selama prosedur
pembedahan.
Pasien paling sedikit menunjukkan satu gejala
Bundle IDO berikut:
Kriteria Infeksi Daerah Operasi a) Drainase purulen dari drain yang dipasang
1) Infeksi Daerah Operasi Superfisial melalui luka tusuk ke dalam organ/rongga.
Infeksi daerah operasi superfisial harus memenuhi b) Diisolasi kuman dari biakan yang diambil secara
paling sedikit satu kriteria berikut ini: aseptik dari cairan atau jaringan dari dalam organ
atau rongga:

6
– Abses atau bukti lain adanya infeksi yang b) Antiseptik tangan dan lengan untuk tim bedah
mengenai organ/rongga yang ditemukan pada – Jaga agar kuku selalu pendek dan jangan
pemeriksaan langsung waktu pembedahan ulang memakai kuku palsu.
atau dengan pemeriksaan histopatologis atau – Lakukan kebersihan tangan bedah (surgical
radiologis. scrub) dengan antiseptik yang sesuai. Cuci tangan
– Dokter menyatakan sebagai IDO organ/rongga. dan lengan sampai ke siku.
Pencegahan infeksi daerah operasi terdiri dari – Setelah cuci tangan, lengan harus tetap
pencegahan infeksi sebelum operasi (pra bedah), mengarah ke atas dan di jauhkan dari tubuh
pencegahan infeksi selama operasi dan supaya air mengalir dari ujung jari ke siku.
pencegahan infeksi setelah operasi. Keringkan tangan dengan handuk steril dan
1) Pencegahan Infeksi Sebelum Operasi (Pra kemudian pakailah gaun dan sarung tangan.
Bedah) – Bersihkan sela-sela dibawah kuku setiap hari
Persiapan pasien sebelum operasi : sebelum cuci tangan bedah yang pertama.
– Jika ditemukan ada tanda-tanda infeksi, – Jangan memakai perhiasan di tangan atau
sembuhkan terlebih dahulu infeksi nya sebelum lengan.
hari operasi elektif, dan jika perlu tunda hari – Tidak ada rekomendasi mengenai pemakaian cat
operasi sampai infeksi tersebut sembuh. kuku, namun sebaiknya tidak memakai.
– Jangan mencukur rambut, kecuali bila rambut c) Tim bedah yang terinfeksi atau terkolonisasi
terdapat pada sekitar daerah operasi dan atau – Didiklah dan biasakan anggota tim bedah agar
akan menggangu jalannya operasi. melapor jika mempunyai tanda dan gejala penyakit
– Bila diperlukan mencukur rambut, lakukan di infeksi dan segera melapor kepada petugas
kamar bedah beberapa saat sebelum operasi dan pelayan kesehatan karyawan.
sebaiknya menggunakan pencukur listrik (Bila tidak – Susun satu kebijakan mengenai perawatan
ada pencukur listrik gunakan silet baru). pasien bila karyawan mengidap infeksi yang
– Kendalikan kadar gula darah pada pasien kemungkinan dapat menular. Kebijakan ini
diabetes dan hindari kadar gula darah yang terlalu mencakup:
rendah sebelum operasi. -) Tanggung jawab karyawan untuk menggunakan
– Sarankan pasien untuk berhenti merokok, jasa pelayanan medis karyawan dan melaporkan
minimun 30 hari sebelum hari elektif operasi. penyakitnya.
– Mandikan pasien dengan zat antiseptik malam -) Pelarangan bekerja.
hari sebelum hari operasi. -) Ijin untuk kembali bekerja setelah sembuh
– Cuci dan bersihkan lokasi pembedahan dan penyakitnya.
sekitarnya untuk menghilangkan kontaminasi -) Petugas yang berwewenang untuk melakukan
sebelum mengadakan persiapan kulit dengan anti pelarangan bekerja.
septik. – Ambil sampel untuk kultur dan berikan larangan
– Gunakan antiseptik kulit yang sesuai untuk bekerja untuk anggota tim bedah yang memiliki
persiapan kulit. luka pada kulit, hingga infeksi sembuh atau
– Oleskan antiseptik pada kulit dengan gerakan menerima terapi yang memadai.
melingkar mulai dari bagian tengah menuju ke – Bagi anggota tim bedah yang terkolonisasi
arah luar. Daerah yang dipersiapkan haruslah mikroorganisme seperti AureusBagi anggota tim
cukup luas untuk memperbesar insisi, jika bedah yang terkolonisasi mikroorganisme
diperlukan membuat insisi baru atau memasang seperti S. Aureus atau Streptococcus grup A tidak
drain bila diperlukan. perlu dilarang bekerja, kecuali bila ada hubungan
– Masa rawat inap sebelum operasi diusahakan epidemiologis dengan penyebaran
sesingkat mungkin dan cukup waktu untuk mikroorganisme tersebut di rumah sakit.
persiapan operasi yang memadai. 2) Pencegahan Infeksi Selama Operasi
– Belum ada rekomendasi mengenai penghentian a) Ventilasi
atau pengurangan steroid sistemik sebelum -) Pertahankan tekanan lebih positif dalam kamar
operasi. bedah dibandingkan dengan koridor dan ruangan
– Belum ada rekomendasi mengenai makanan di sekitarnya.
tambahan yang berhubungan dengan pencegahan -) Pertahankan minimun 15 kali pergantian udara
infeksi untuk pra bedah. per jam, dengan minimun 3 di antaranya adalah
– Belum ada rekomendasi untuk memberikan udara segar.
mupirocin melalui lubang hidung untuk mencegah -) Semua udara harus disaring, baik udara segar
IDO. maupun udara hasil resirkulasi.
– Belum ada rekomendasi untuk mengusahakan -) Semua udara masuk harus melalui langit-langit
oksigenisasi pada luka untuk mencegah IDO. dan keluar melalui dekat lantai.

7
-) Jangan menggunakan fogging  dan sinar e) Teknik aseptik dan bedah.
ultraviolet di kamar bedah untuk mencegah infeksi -)Lakukan tehnik aseptik saat memasukkan
IDO. peralatan intravaskuler (CVP), kateter anastesi
– )Pintu kamar bedah harus selalu tertutup, kecuali spinal atau epidural, atau bila menuang atau
bila dibutuhkan untuk lewatnya peralatan, petugas menyiapkan obat-obatan intravena.
dan pasien. -) Siapkan peralatan dan larutan steril sesaat
-) Batasi jumlah orang yang masuk dalam kamar sebelum penggunaan.
bedah. -) Perlakukan jaringan dengan lembut, lakukan
b) Membersihkan dan disinfeksi permukaan hemostatis yang efektif, minimalkan jaringan mati
lingkungan. atau ruang kosong (deadspace) pada lokasi
-) Bila tampak kotoran atau darah atau cairan operasi.
tubuh lainnya pada permukaan benda atau -) Biarkan luka operasi terbuka atau tertutup
peralatan, gunakan disinfektan untuk dengan tidak rapat, bila ahli bedah menganggap
membersihkannya sebelum operasi dimulai. luka operasi tersebut sangat kotor atau
-) Tidak perlu mengadakan pembersihan khusus terkontaminasi.
atau penutupan kamar bedah setelah selesai -) Bila diperlukan drainase, gunakan drain
operasi kotor. penghisap tertutup. Letakkan drain pada insisi
-) Jangan menggunakan keset berserabut untuk yang terpisah dari insisi bedah. Lepas drain
kamar bedah ataupun daerah sekitarnya. sesegera mungkin bila drain sudah tidak
-) Pel dan keringkan lantai kamar bedah dan dibutuhkan lagi.
disinfeksi permukaan lingkungan atau peralatan 3) Pencegahan Infeksi Setelah Operasi
dalam kamar bedah setelah selesai operasi Perawatan luka setelah operasi:
terakhir setiap harinya dengan disinfektan. a) Lindungi luka yang sudah dijahit dengan perban
-) Tidak ada rekomendasi mengenai disinfeksi steril selama 24 sampai 48 jam paska bedah.
permukaan lingkungan atau peralatan dalam b) Lakukan Kebersihan tangan sesuai ketentuan:
kamar bedah di antara dua operasi bila tidak sebelum dan sesudah mengganti perban atau
tampak adanya kotoran. bersentuhan dengan luka operasi.
c) Sterilisasi instrumen kamar bedah c) Bila perban harus diganti gunakan tehnik
-) Sterilkan semua instrumen bedah sesuai aseptik.
petunjuk. d) Berikan pendidikan pada pasien dan
– ) Laksanakan sterilisasi kilat hanya untuk keluarganya mengenai perawatan luka operasi
instrumen yang harus segera digunakan seperti yang benar, gejala IDO dan pentingnya melaporkan
instrumen yang jatuh tidak sengaja saat operasi gejala tersebut.
berlangsung. Jangan melaksanakan sterilisasi kilat
dengan alasan kepraktisan, untuk menghemat
pembelian instrumen baru atau untuk menghemat
waktu.
d) Pakaian bedah dan drape.
-) Pakai masker bedah dan tutupi mulut dan
hidung secara menyeluruh bila memasuki kamar
bedah saat operasi akan di mulai atau sedang
berjalan, atau instrumen steril sedang dalam
keadaan terbuka. Pakai masker bedah selama
operasi berlangsung.
-) Pakai tutup kepala untuk menutupi rambut di
kepala dan wajah secara menyeluruh bila
memasuki kamar bedah (semua rambut yang ada
di kepala dan wajah harus tertutup).
-) Jangan menggunakan pembungkus sepatu untuk
mencegah IDO.
-) Bagi anggota tim bedah yang telah cuci tangan
bedah, pakailah sarung tangan steril. Sarung
tangan dipakai setelah memakai gaun steril.
-) Gunakan gaun dan drape yang kedap air.
-) Gantilah gaun bila tampak kotor, terkontaminasi
percikan cairan tubuh pasien.
-) Sebaiknya gunakan gaun yang dispossable

8
9

Anda mungkin juga menyukai