TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Keluarga
Menurut Ferry Effendi (2009) yang dikutip dari Duval dan Logan.
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat
1998).
Menurut Ferry Effendi (2009) yang dikutip dari Salvicion G Bailon dan
Aracelis Maglaya. Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang
mempertahankan kebudayaan.
1. Keluarga inti (nuclear family). Keluarga yang terdiri dari ayah, ibu
dan anak-anak.
sebagainya.
dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu
keluarga inti.
4. Keluarga duda atau janda (single family). Keluarga ini terjadi karena
1. Traditional nuclear. Keluarga inti (ayah, ibu, dan anak) tinggal dalam
3. Middle age atau aging couple. Suami sebagai pencari uang, istri di
karier.
4. Dyadic nuclear. Pasangan suami istri yang sudah berumur dan tidak
7. Single adult. Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan
8. Three generation. Tiga generasi atau lebih yang tinggal dalam satu
rumah.
10. Communal. Satu rumah terdiri dari dua atau lebih pasangan yang
11. Groub marriage. Satu rumah terdiri dari orang tua dan satu kesatuan
keluarga.
12. Unmarried parent and child. Ibu dan anak pernikahannya tidak
13. Cohabitating couple. Dua orang tua atau satu pasangan yang bersama
tanpa menikah.
tinggal dalam satu rumah dan berorientasi pada satu kepala keluarga
(Effendi, 2009).
Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain
situasi dan kondisi tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh
1. Menjaga dan merawat kondisi fisik anggota keluarga yang lanjut usia ,
mengalaminya
1. Fungsi Afektif
memiliki, perasaan yang berarti, dan merupakan sumber kasih sayang. Hal
dalam keluarga.
3. Fungsi Reproduksi
fungsi ini sedikit terkontrol. Disisi lain, banyak kelahiran yang tidak
4. Fungsi Ekonomi
dan lain-lain.
keluarga dalam fungsi ini adalah memperkenalkan dan mengajak anak dan
yang mengatur kehidupan ini dan ada kehidupan lain setelah di dunia ini
(Effendi, 2009).
karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dank arena
dicatat kapan terjadinya, perubahan yang akan terjadi, dan berapa basar
psikososial).
(Effendi, 2009).
2.2 Lansia
Penuaan adalah normal, dengan perubahan fisik dan tingkah laku yang
dapat diramalkan yang sering terjadi pada semua orang pada saat mereka
sistem. Walaupun hal itu terjadi pada tingkat kecepatan yang berbeda, di
Ada beberapa teori yang berkaitan dengan proses penuaan yaitu teori
1. Teori Biologis
seluler dalam sistem organ utama dan kemampuan tubuh untuk berfungsi
penuaan dengan cara yang berbeda dari waktu ke waktu dan faktor apa
2. Teori Psikologis
Pada usia lanjut, proses penuaan terjadi secara alamiah seiring dengan
menjadi karakteristik konsep diri dari seorang lansia. Konsep diri yang
kognitif, memori, dan belajar pada usia lanjut menyebabkan mereka sulit
3. Teori Sosiologi
Terdapat tiga teori utama mengenai penuaan yang timbul dari studi ilmiah
awal penuaan yang dilakukan empat atau lima dekade yang lalu:
lanjut.
individu lansia, dengan menarik diri dari masyarakat pada saat yang sama
mencapai moral dan kepuasan hidup yang tinggi. Teori ini telah disangkal
oleh temuan riset yang menunjuukkan bahwa individu yang terikat, aktif
pada individu lansia normal mencakup memelihara gaya hidup aktif saat
pada masa lalu. Kebiasaan, nilai-nilai, dan minat masa lalu adalah bagian
integral dari kehidupan individu saat ini (Smeltzer dan Brenda, 2001).
tahun.
tahun.
3. Lanjut usia tua (old), yaitu umur antara 75 sampai dengan 90 tahun.
juga bisa terjadi pada tingkat usia yang lain, seperti halnya bahaya fisik,
bahaya psikologis tidak hanya lebih sering terjadi pada usia lanjut dari
pada usia muda, tetapi tampaknya pada penyesuaian pribadi dan sosial
lebih besar.
pada orang usia lanjut, beberapa bahaya yang akan dijelaskan dibawah ini
merupakan bahaya yang paling bersifat umum dan paling serius yaitu:
tradisional dan pendapat klise tentang kebudayaan dari suatu usia. Hal ini
lanjut untuk merasa tidak enak dan rendah mutunya. Akibatnya lebih
Bahaya psikologis yang kedua bagi orang usia lanjut adalah perasaan
rendah diri dan tidak enak yang akan datang bersama dengan perubahan
fisik. Hilangnya daya tarik dan penampilan seksual yang tepat mungkin
dengan orang lain. Sebagai tambahan, banyak orang usia lanjut yang
tidak cocok lagi. Ini juga merupakan suatu bukti yang dapat menghambat
Bahaya psikologis yang ketiga adalah orang usia lanjut perlu menetapkan
pola hidup yang berbeda dengan keadaan masa lalu dan cocok dengan
kondisi usia lanjut. Misalnya mereka tidak perlu lagi memiliki rumah yang
penurunan mental sudah mulai terjadi. Bagi banyak orang usia lanjut
menemui kesulitan dalam belajar fakta dan nama-nama baru, dan mereka
merasa tidak dapat bertahan terhadap tekanan yang berat yang biasa
mereka terlalu tua untuk apa saja yang baru. Sebagai pengganti terhadap
tidak bekerja sedang orang lain masih bekerja. Banyak orang usia lanjut
lanjut. Hal ini karena pekerjaan mereka lebih bersifat rekreasional atau
sesungguhnya.
pendapatan. Setelah pensiun, banyak orang usia lanjut yang tidak dapat
bahwa sebagian besar programnya disajikan untuk anak muda atau orang
dewasa. Acara seperti itu menimbulkan sedikit daya tarik bagi orang usia
lanjut.
Bahaya psikologis yang ketujuh dan sejauh ini merupakan yang paling
sosial. Seperti yang telah dijelaskan pada uraian yang terdahulu, munkin
pelepasan ini secara sukarela, tetapi lebih sering dilakukan secara terpaksa
bijak sehingga para lansia dapat menikmati hari tua mereka dengan
bahagia. Adapun beberapa faktor yang dihadapi para lansia yang sangat
energi menurun, kulit makin keriput, gigi makin rontok, tulang makin
rapuh, dan sebagainya. Secara umum kondisi fisik seseorang yang sudah
Dalam kehidupan lansia agar dapat tetap menjaga kondisi fisik yang sehat,
psikologik maupun sosial, sehingga mau tidak mau harus ada usaha untuk
Penurunan fungsi dan potensi seksual pada lanjut usia sering kali
lansia
lansia menjadi kurang cepat atau agresif. Dengan adanya penurunan kedua
tipe ini tidak banyak mengalami gejolak, tenang dan mantap sampai
sangat tua.
dari kedukaannya.
e. Tipe Kepribadian Kritik Diri (Self Hate personalitiy), pada lansia tipe
tujuan ideal pensiun adalah agar para lansia dapat menikmati hari tua atau
kedudukan, jabatan, peran, kegiatan, status dan harga diri. Reaksi setelah
kepribadiannya.
Dalam kenyataan ada menerima, ada yang takut kehilangan, ada yang
merasa senang memiliki jaminan hari tua dan ada juga yang seolah-olah
diri, bukan hanya diberi waktu untuk masuk kerja atau tidak dengan
yang jelas dan positif. Untuk merencanakan kegiatan setelah pensiun dan
berwiraswasta, cara membuka usaha sendiri yang sangat banyak jenis dan
macamnya.
pekerjaan yang selama ini ditekuninya, masih ada alternatif lain yang
yang tidak punya keluarga atau sanak saudara karena hidup membujang,
namun tidak punya anak dan pasangannya sudah meninggal, apalagi hidup