Anda di halaman 1dari 87

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn S PADA IBU Y (56 TAHUN) DENGAN

MASALAH KESEHATAN HIPERTENS DI KELURAHAN REGENCI 1 RT001/RW002,


CIBITUNG
2021

Dosen Pembimbing :
Ernauli Meliyana, S.Kep,.Ners,.M.Kep

Disusun oleh:
OOM KOMARIYAH, S.Kep
211560311082

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES MEDISTRA INDONESIA
2021
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Keluarga
1. Definisi Keluarga
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang bergabung karena hubungan darah,
perkawinan, atau adopsi, hidup dalam satu rumah tangga, saling berinteraksi satu
sama lainnya dalam perannya dan menciptakan dan mempertahankan suatu budaya
(Stanhope dan Lancester.,1996 di dalam Buku Ajar Keperawatan Keluarga.,2012).
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang bergabung karena hubungan
darah, perkawinan, atau adopsi, hidup dalam satu rumah tangga, saling berinteraksi
satu sama lainnya dalam perannya, menciptakan dan mempertahankan suatu budaya
(Bailon dan Maglaya.,1997 di dalam Buku Ajar Keperawatan Keluarga.,2012).
Keluarga adalah salah satu atau lebih individu yang tinggal bersama, sehingga
mempunyai ikatan emosional, dan mengembangkan dalam interelasi social,peran dan
tugas (Allender dan Spradley.,2001 di dalam Buku Ajar Keperawatan
Keluarga.,2012).
Keluarga merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan oleh perkawinan,
adopsi dan kelahiaran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang
umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan social dari individu
yang ada di dalamnya terlihat dari pola interaksi yang saling ketergantungan untuk
mencapai tujuan Bersama.

2. Jenis/Tipe Keluarga
1. Tradisional
 The Nucle Family (Keluarga Inti)
Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak.
 The Extended Family (Keluarga Besar)
Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu
rumah seperti “Nuclear Family” disertai paman, tante, orang tua (kakek-
nenek) dan keponakan.
 The Dyad Family
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup
bersama dalam satu rumah.
 The Childless Family
Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk mendapatkan
anak terlambat waktunya yang disebabkan karena mengejar karir/pendidikan
yang terjadi pada wanita.
 The Single-Parent Family
Keluarga yang terdiri dari satu orangtua (ayah atau ibu) dengan anak, hal
ini terjadi biasanya melalui proses perceraian, kematian atau karena
ditinggalkan (menyalahi hukum pernikahan).
 Commuter Family
Kedua orangtua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota
tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang berkerja di luar kota bisa
berkumpul pada anggota keluarga pada saat “Weekends” atau pada waktu-
waktu tertentu.
 Multigenerational Family
Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal
bersama dalam satu rumah.
 Kin-network Famil
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling
berdekatan dan saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama,
contoh: dapur, kamar mandi, televisi, telepon, dan lainlain.
 Blended Family
Duda atau janda (karena perceraian) yang menikah kembali dan
membesarkan anak dari hasil perkawinan sebelumnya.
 The Single Adult Living Alone/Single-Adult Family
Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena
pilihannya atau perpisahan (separasi) seperti: perceraian atau ditinggal mati.
2. Non-Tradisional
 The Unmarried Teenage Mother
Keluarga yang terdiri dri orangtua (terrutama ibu) dengan anak dari
hubungan tanpa nikah.
 The Stepparent Family
Keluarga dengan orangtua tiri.
 Commune Family
Beberapa pasangan kelurga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan
saudara yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang
sama, pengalaman yang sama, sosialisasi anak dengan melalui aktivitas
kelompok/membesarkan anak bersama.
 The Nonmarital Heterosexual Cohabiting Family
Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui
pernikahan.
 Gay and Lesbian Families
Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama “Marital
Partners”.
 Cohabitating Family
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena
beberapa alasan tertentu.
 Group Marriage Family
Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga
bersama, yang saling merasa menikah satu dengan yang lainnya, berbagi
sesuatu termasuk sexual dan membesarkan anaknya.
 Group Network Family
Keluarga inti yang dibatasi oleh suatu aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan
satu sama lain dan saling menggunakan barang-barangumah tangga bersama,
pelayanan, dan bertanggung jawab membearkan anaknya.
 Foster Family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara di
dalam waktu sementara, pada saat orangtua anak tersebut perlu mendapatkan
bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya.
 Homeless Family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang
permanen karena krisis personal yang dihubunngkan dengan keadaan ekonomi
dan atau problem kesehatan mental.

 Gang
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang-orang muda yang
mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian tetapi
berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.

3. Struktur Keluarga
Struktur keluarga menurut ( Friedman, 1998 dalam Setiadi 2008) :
 Patrilinel
Keluarga yang berhubungan atau disusun melalui jalur garis ayah. Sukusuku di
Indonesia rata-rata menggunkan struktur keluarga.
 Matrilineal
Keluarga yang dihubungkan atau disusun melalui jalur garis ibu. Suku padang
salah satu suku yang menggunakan struktur keluarga.
 Patrilokal
Keberadaan tempat tinggal satu keluarga yang tinggal dengan keluarga sedarah
dari pihak suami.
 Matrilokal
Keberadaan tempat tinggal satu keluarga yang tinggal dengan keluarga sedarah
dari pihak istri.
 Patriakal
Dominasi pengambilan keputusan ada pada pihak suami.
 Matriakal
Dominasi pengambilan keputusan ada pada pihak istri.
4. Ciri-ciri Struktur Keluarga
 Terorganisasi
Keluarga adalah cerminan organisasi, dimana masing-masing anggota
keluarga memiliki peran dan fungsi masing-masing sehingga tujuan keluarga
dapat tercapai. Organisasi yang baik ditandai dengan adanya hubungan yang kuat
antara anggota sebagai bentuk saling ketergantungan dalam mencapai tujuan.

 Keterbatasan
Dalam mencapai tujuan, setiap anggota keluarga memiliki peran dan
tanggung jawabnya masing-masing sehingga dalam berinteraksi setiap anggota
tidak bias semena-mena, tetapi mempunyai keterbatasan yang dilandasi oleh
tanggung jawab masing-masing anggota keluarga.
 Perbedaan dan kekhususan
Adanya peran yang beragam dalam keluarga menunjukkan masing-masing
anggota keluarga mempunyai peran dan fungsi yang berbeda dank has seperti
halnya peran ayah sebagai pencarian nafkah utama, peran ibu yang merawat anak-
anak.

5. Peran Keluarga
Peran adalah sesuatu yang diharapkan secara normatif dari seseorang dalam
situasi tertentu agar dapat memenuhi harapan-harapan. Peranan keluarga
menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan
dengan individu dalam posisi dan sitasi tertentu. Dalam UU kesehatan no.23 th 1992
pasal 5 menyebutkan “Setiap orang berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara
dan meningkatkan derajat kesehatan seseorang”. Setiap anggota keluarga mempunyai
peranan masingmasing, antara lain:
 Ayah
Ayah yaitu seorang pemimpin keluarga yang mempunyai peran sebagai
pencari nafkah, pendidik, pelindung, pemberi rasa aman bagi setiap anggota
keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat kelompok sosial.
 Ibu
Ibu yaitu sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak-
anak, pelindung keluarga dan juga sebagai pencari nafkah tambahan keluarga dan
juga sebagai anggota masyarakat kelompok sosial.
 Anak
Anak berperan sebagai perilaku psikososial sesuai dengan perkembangan
fisik, mental, sosial dan spiritual.
6. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga menurut Friedman dalam Setiadi (2008) adalah :
 Fungsi Afektif
Fungsi afektif adalah fungsi internal keluarga sebagai dasar kekuatan
keluarga. Didalamnya terkait dengan saling mengasihi, saling mendukung dan
saling menghargai antar anggota keluarga.
 Fungsi Sosialisasi
Fungsi sosialisasi adalah fungsi yang mengembangkan proses interaksi
dalam keluarga. Sosialisasi dimulai sejak lahir dan keluarga merupakan tempat
individu untuk belajar bersosialisasi.
 Fungsi Reproduksi
Fungsi reproduksi adalah fungsi keluarga untuk meneruskan kelangsungan
keturunan dan menambah sumber daya manusia.
 Fungsi Ekonomi
Fungsi ekonomi adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan
seluruh anggota keluarganya yaitu: sandang, pangan dan papan.
 Fungsi Perawatan Keluarga
Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan, pakaian, perlindungan
serta merawat anggota keluarga yang sakit. Sejauh mana pengetahuan keluarga
mengenai sehat sakit. Kesanggupan keluarga dalam melaksanakan perawatan
kesehatan dapat dilihat dari kemampuan keluarga dalam melaksanakan 5 tugas
kesehatan keluarga yaitu: keluarga mampu mengenal masalah kesehatan,
mengambil keputusan untuk melakukan tindakan, melakukan perawatan terhadap
anggota keluarga yang sakit, menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan
kesehatan keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat di
lingkungan setempat.
Hal-hal yang perlu dikaji untuk mengetahui sejauh mana keluarga melakukan
pemenuhan tugas perawatan keluarga adalah:

a. Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan, yang


perlu dikaji adalah sejauh mana keluarga memahami fakta-fakta dari masalah
mempengaruhinya serta persepsi keluarga terhadap masalah
b. Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai
tindakan kesehatan yang tapat, hal yang perlu dikaji adalah:
1) Sejauh mana kemampuan keluarga mengenal sifat dan luasnya masalah
2) Apakah masalah kesehatan dirasakan oleh keluarga
3) Apakah keluarga merasa menyerah terhadap masalah yang dialami
4) Apakah keluarga merasa takut akan akibat dari penyakit
5) Apakah keluarga mempunyai sikap negatif terhadap masalah kesehatan
6) Apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas kesehatan yang ada
7) Apakah keluarga kurang percaya terhadap tenaga kesehatan
8) Apakah keluarga mendapat informasi yang salah terhadap tindakan
dalam mengatasi masalah
c. Mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga merawat anggota keluarga
yang sumber/fasilitas kesehatan yang ada dimasyarakat, yang perlu dikaji
adalah:
1) Apakah keluarga mengetahui sifat dan perkembangan perawatan yang
dibutuhkan untuk menanggulangi masalah kesehatan/penyakit
2) Apakah keluarga mempunyai sumber daya dan fasilitas yang diperlukan
untuk perawatan
3) Keterampilan keluarga mengenai macam perawatan yang diperlukan
memadai
4) Apakah keluarga mempunyai pandangan negatif terhadap perawatan
yang diperlukan
5) Adakah konflik individu dan perilaku mementingkan diri sendiri dalam
keluarga
6) Apakah keluarga kurang dapat memelihara keuntungan dalam
memelihara lingkungan dimasa mendatang
7) Apakah keluarga mempunyai upaya peningkatan kesehatan dan
pencegahan penyakit
8) Apakah keluarga sadar akan pentingnya fasilitas kesehatan dan
bagaimana pandangan keluarga akan fasilitas tersebut
9) Apakah keluarga merasa takut akan akibat dari tindakan (diagnostik,
pengobatan dan rehabilitasi)
10) Bagaimana falsafah hidpu keluarga berkaitan dengan upaya perawatan
dan pencegahan
a. Menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan
Ketika memodifikasi lingkungan rumah yang sehat kepada anggota keluarga
yang sakit, keluarga harus mengetahui hal-hal sebagai berikut:
(1) Sumber-sumber keluarga yang dimiliki
(2) Manfaat pemeliharaan lingkungan
(3) Pentingnya hiegiene sanitasi
(4) Upaya pencegahan penyakit
(5) Sikap atau pandangan keluarga
(6) Kekeompakan antra anggota keluarga
(7) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat Ketika merujuk
anggota keluarga ke fasilitas kesehatan,
b. Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat di
lingkungan setempat.keluarga harus mengetahui hal-hal berikut ini:
(1) Keberadaan fasilitas kesehatan
(2) Keuntungan-keuntungan yang dapat diperoleh dari fasilitas kesehatan
(3) Tingkat kepercayaan keluarga terhadap petugas dan fasilitas kesehatan
(4) Pengalaman yang kuranmg baik terhadap petugas dan fasilitas kesehatan
(5) Fasilitas kesehatan yang ada terjangkauoleh keluarga
7. Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga
Tahapan dan Tugas Perkembangan Keluarga Tahap dan tugas perkembangan
keluarga di bagi sesuai dengan kurun waktu tertentu yang dianggap stabil, misalnya
keluarga dengan anak pertama berbeda dengan keluarga dengan remaja. Menurut
Rodgers (Friedman, 1998), meskipun setiap keluarga melalui tahap perkembangannya
secara unik, namun secara umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama. Tiap
tahap perkembangan membutuhkan tugas atau fungsi keluarga agar dapat melalui
tahap tersebut dengan sukses. Tahap-tahap perkembangan keluarga yang paling
banyak digunakan untuk keluarga inti dengan dua orang tua adalah delapan tahap
siklus kehidupan keluarga :

a) Tahap I Pasangan Baru Menikah (Keluarga Baru)


Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki (suami) dan
wanita (istri) membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan
meninggalkan keluarga masing-masing dan berakhir ketika lahirnya anak
pertama. Dua orang yang membentuk keluarga perlu mempersiapkan kehidupan
keluarga yang baru karena keduanya membutuhkan penyesuaian peran dan fungsi
dalam kehidupan sehari-hari. Tugas perkembangan pada tahap pasangan baru
adalah :
 Membina hubungan intim yang memuaskan, yaitu pemenuhan kebutuhan
psikologis suami dan istri. Suami maupun istri perlu saling memerhatikan,
menciptakan komunikasi terbuka dan menyenangkan, serta saling menghargai
dan menghormati keberdaannya (fungsi afektif keluarga).
 Membina hubungan persaudaraan secara harmonis, suami maupun istri harus
saling menjalin hubungan dengan keluarga pasangannya sehingga terbentuk
interaksi sosial yang harmonis (fungsi sosialisasi keluarga).
 Mendiskusikan rencana memiliki anak, pasangan suami istri harus mulai
merencanakan, kapan dimulainya kehamilan sampai berapa anak yang
diinginkan dengan mempertimbangankan kemampuan yang dimiliki (fungsi
perawatan anaksecara fisik, psikologis maupun sosial dan fungsi ekonomi)
(Tantut, 2012).
b) Tahap II Keluarga Dengan “Child Bearing” (Kelahiran Anak Pertama)
Tahapan ini dimulai dari lahirnya anak pertama sampai dengan anak
berusia 30 bulan atau 2,5 tahun. Kehadiran bayi pertama ini akan menimbulkan
suatu perubahan yang besar dalam kehidupan rumah tangga. Kelahiran anak
pertama merupakan pengalaman keluarga yang sangat penting dan sering
merupakan krisis keluarga. Masalah-masalah yang lazim ditemukan pada tahap
ini adalah:
 Suami merasa diabaikan
 Terdapat peningkatan perselisihan dan argument antara suami dan istri
 Interupsi dalam jadwal yang kontinu
 Kehidupan seksual dan sosial terganggu dan menurun

Oleh karena itu, keluarga dituntut untuk mampu beradaptasi terhadap peran
baru yang dimilikinya dan harus mampu melaksanakan tugas dari peran baru
tersebut. Tugas perkembangan pada tahap child bearing adalah :
 Persiapan menjadi orang tua, yaitu keluarga mulai mengintegrasikan bayi ke
dalam kehidupan keluarga sehingga keluarga mulai memainkan peran sebagai
orang tua. Bayi membutuhkan perhatian besar untuk pertumbuhan dan
perkembangannya.
 Adaptasi dengan perubahan anggota kelurga (peran, interaksi, hubungan
seksual dan kegiatan), keluarga perlu mengidentifikasi tugas perkembangan
pribadi dan perannya sebagai orang tua. Hal ini dibutuhkan agar tidak terjadi
penyimpangan dalam menjalankan tugasnya, serta membantu menyelesaikan
tugas yang dibebankan.
 Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan, hubungan
yang kokoh dan bergairah sangat penting bagi stabilitas dan moral keluarga
(Tantut,2012).
c) Tahap III keluarga dengan Prasekolah
Tahap ini dimulai saat anak pertama berusia 2,5 tahun dan berakhir saat
anak berusia 5 tahun. Pada tahap ini kesibukan akan bertambah sehingga
menuntut perhatian yang lebih banyak dari orang tua. Orang tua adalah arsitek
keluarga sehingga orang tua harus merancang dan mengarahkan perkembangan
keluarga agar dapat semakin memperkokoh kemitraan dan perkawinan mereka
(dalam Tantut (2012)). Tugas perkembangan pada tahap prasekolah :
 Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti tempat tinggal, privasi dan
rasa aman membantu anak untuk bersosialisasi.
 Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara anak yang lain juga harus
terpenuhi.
 Mempertahankan hubungan yang sehat baik di dalam maupun diluar keluarga
(keluarga lain dan lingkungan sekitar).
 Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak.
 Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.
 Kegiatan dan waktu stimulasi tumbuh dan kembang anak (Tantut, 2012)

d) Tahap IV Keluarga Dengan Anak Usia Sekolah


Dimulai saat anak pertama berusia 6 tahun dan berakhir saat anak berusia
12 tahun. Keluarga perlu membantu meletakkan dasar penyesuaian diri anak
dengan teman sebaya. Tugas perkembangan pada tahap anak usia sekolah adalah :
 Mambantu sosialisasi anak : tetangga, sekolah dan lingkungan, kegiatan
mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual,
menyediakan aktivitas untuk anak dan membantu sosialisasi anak keluar
rumah merupakan kegiatan yang harus dilakukan oleh orang tua.
 Mempertahankan keintiman pasangan, saat ini hubungan perkawinan sering
mengalami penurunan. Orang tua lebih focus pada karir dan pendidikan anak.
 Memenuhi kebutuhan fisik anggota keluarga, keluarga perlu menyediakan
kebutuhan gizi bagi anggota kelurganya. Keluarga perlu pula menyediakan
anak akan kesehatan terutama kesehatan kulit dan gigi (Tuntut, 2012).
e) Tahap V keluarga dengan Remaja
Tahap ini dimulai saat anak pertama berusia 13 tahun dan berakhir pada 6-
7 tahun kemudian. Tahap ini merupakan tahap yang paling sulit, karena orang tua
melepas otoritasnya dan membimbing anak untuk bertanggung jawab. Sering kali
muncul konflik antara orang tua dan remaja karena anak menginginkan kebebasan
untuk melakukan aktivitasnya sementara orang tua mempunyai hak untuk
mengontrol. Tugas perkembangan pada tahap remaja adalah :
 Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab, orang tua
harus mempercayai anak agar mandiri secara premature, dengan mengabaikan
kebutuhan ketergantungannya.
 Mempertahakan hubungan yang intim dalam keluarga, pada masa ini anak
telah lebih bertanggung jawab terhadap diri sendiri sehingga pasangan suami
istri akan lebih banyak waktu untuk dapat meniti karir atau menciptakan
kesenangan perkawinan.
 Mempertahankan komunikasi terbuka
 Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga,
meskipun peraturan dalam keluarga perlu diubah, etika dan standar moral
keluarga perlu dipertahankan oleh orng tua, sementara remaja mencari nilai
dan keyakinan mereka sendiri (Tantut, 2012).
f) Tahap VI Keluarga Dengan Dewasa Awal
Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan
berakhir saat anak terakhir meninggalkan rumah. Keluarga menyiapkan/
membantu anak tertua dalam melepaskan diri untuk membentuk keluarga sendiri
dan tetap membantu anak terakhir/ yang lebih kecil untuk mandiri. Tugas
perkembangan pada tahap dewasa awal adalah :
 Mencari dan menemukan calon pasangan hidup
 Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
 Membina hubungan rumah tangga
 Mempertahankan keintiman pasangan
 Membantu orang tua suami/ istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua
 Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga
g) Tahap VII Keluarga Usia Pertengahan
Tahap ini anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saat
pension atau kematian salah satu pasangan. Atau pada saat orang tua berusia 45-
55 tahun dan berakhir 16-18 tahun kemudian. Tugas perkembangan pada tahap
usia pertengahan adalah:
 Mempertahankan kesehatan
 Mempertahankan hubungan sebaya dan anak-anak
 Memperkokoh hubungan perkawinan
h) Tahap VIII keluarga Lansia
Tahap ini merupakan tahap terakhir dimana, dimulai ketika salah satu atau
kedua pasangan pension, sampai salah satu pasangan meninggal dan berakhir
ketika kedua pasangan meninggal. Proses lanjut usia dan pensiun merupakan
realitas yang tidak dapat dihindari karena berbagai stressor dan kehilangan yang
harus dialami keluarga. Dengan memenuhi tugas perkembangan pada fase ini
diharapkan orang tua mampu beradaptasi menghadapi stressor tersebut. Tugas
perkembanga pada tahap lansia adalah:
 Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
 Menyesuaikan diri dengan perubahan
 Mempertahankan hubungan perkawinan
 Mempertahankan ikatan keluarga antargenerasi
 Melakukan life review

8. Tugas Keluarga Bidang Kesehatan


Tugas keluarga dalam bidang kesehatan Friedman (1981) membagi 5 tugas keluarga
dalam bidang kesehatan yang harus dilakukan, yaitu :
 Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya
 Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi keluarga
 Memberikan keperawatan anggotanya yang sakit
 Memodifikasi lingkungan
 Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
B. KONSEP HIPERTENSI
1. Definisi Hipertensi
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg. Pada populasi lansia,
hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90
mmHg. (Smeltzer, 2001).
Hipertensi didefinisikan oleh Joint National Committee on Detection (JIVC)
sebagai tekanan yang lebih tinggi dari 140/90 mmHg dan diklasifikasikan sesuai
derajat keparahannya, mempunyai rentang dari tekanan darah (TD) normal tinggi
sampai hipertensi maligna.
Hipertensi dikategorikan ringan apabila tekanan diastoliknya antara 95 – 104
mmHg, hipertensi sedang jika tekanan diastoliknya antara 105 dan 114 mmHg, dan
hipertensi berat bila tekanan diastoliknya 115 mmHg atau lebih. Pembagian ini
berdasarkan peningkatan tekanan diastolik karena dianggap lebih serius dari
peningkatan sistolik (Smith Tom, 1995).

2. Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi hipertensi menurut WHO, yaitu:
a. Tekanan darah normal yaitu bila sistolik kurang atau sama dengan 140 mmHg dan
diastolik kurang atau sama dengan 90 mmHg
b. Tekanan darah perbatasan (broder line) yaitu bila sistolik 141-149 mmHg dan
diastolik 91-94 mmHg
c. Tekanan darah tinggi (hipertensi) yaitu bila sistolik lebih besar atau sama dengan
160 mmHg dan diastolik lebih besar atau sama dengan 95mmHg.
Klasifikasi menurut The Joint National Committee on the Detection and Treatment of
Hipertension, yaitu:
1) Diastolik
a) < 85 mmHg : Tekanan darah normal
b) 85 – 99 mmHg : Tekanan darah normal tinggi
c) 90 -104 mmHg : Hipertensi ringan
d) 105 – 114 mmHg : Hipertensi sedang
e) >115 mmHg : Hipertensi berat
2) Sistolik (dengan tekanan diastolik 90 mmHg)
a) < 140 mmHg : Tekanan darah normal
b) 140 – 159 mmHg : Hipertensi sistolik perbatasan terisolasi
c) > 160 mmHg : Hipertensi sistolik teriisolasi

Krisis hipertensi adalah Suatu keadaan peningkatan tekanan darah yang


mendadak (sistole ≥180 mmHg dan/atau diastole ≥120 mmHg), pada penderita
hipertensi, yg membutuhkan penanggulangan segera yang ditandai oleh tekanan darah
yang sangat tinggi dengan kemungkinan timbulnya atau telah terjadi kelainan organ
target (otak, mata (retina), ginjal, jantung, dan pembuluh darah).

Tingginya tekanan darah bervariasi, yang terpenting adalah cepat naiknya


tekanan darah, diantaranya yaitu:

1. Hipertensi Emergensi
Situasi dimana diperlukan penurunan tekanan darah yang segera dengan
obat antihipertensi parenteral karena adanya kerusakan organ target akut atau
progresif target akut atau progresif. Kenaikan TD mendadak yg disertai kerusakan
organ target yang progresif dan di perlukan tindakan penurunan TD yg segera
dalam kurun waktu menit/jam.
2. Hipertensi Urgensi
Situasi dimana terdapat peningkatan tekanan darah yang bermakna tanpa
adanya gejala yang berat atau kerusakan organ target progresif bermakna tanpa
adanya gejala yang berat atau kerusakan organ target progresif dan tekanan darah
perlu diturunkan dalam beberapa jam. Penurunan TD harus dilaksanakan dalam
kurun waktu 24-48 jam (penurunan tekanan darah dapat dilaksanakan lebih
lambat (dalam hitungan jam sampai hari).
3. Etiologi
Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik
(idiopatik). Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau
peningkatan tekanan perifer.  Namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi
terjadinya hipertensi:
1. Genetik: Respon neurologi terhadap stress atau kelainan eksresi atau transport
Na.
2. Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan tekanan
darah meningkat.
3. Stress Lingkungan.
4. Hilangnya Elastisitas jaringan dan arterosklerosis pada orang tua serta pelebaran
pembuluh darah.
Berdasarkan etiologinya Hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu:
1. Hipertensi Primer
Penyebab tidak diketahui namun banyak factor yang mempengaruhi
seperti genetika, lingkungan, hiperaktivitas, susunan saraf simpatik, system
rennin angiotensin, efek dari eksresi Na, obesitas. Ciri lainnya yaitu: umur (jika
umur bertambah maka TD meningkat), jenis kelamin (laki-laki lebih tinggi dari
perempuan), ras (ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih), kebiasaan hidup
(konsumsi garam yang tinggi melebihi dari 30 gr, kegemukan atau makan
berlebihan, stres, merokok, minum alcohol, dan minum obat-obatan (ephedrine,
prednison, epineprin).
2. Hipertensi Sekunder
Dapat diakibatkan karena penyakit parenkim renal/vaskuler renal, diabetes
melitus, stroke.
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan-
perubahan pada:
1. Elastisitas dinding aorta menurun.
2. Katub jantung menebal dan menjadi kaku.
3. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah
berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun
menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
4. Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi karena kurangnya
efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi Meningkatnya resistensi
pembuluh darah perifer.

4. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula
jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari
kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat
vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system
saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan
asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah,
dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh
darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon
pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat
sensitiv terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal
tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh
darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang,
mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi
epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol
dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh
darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan
pelepasan rennin. Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian
diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya
merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan
retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra
vaskuler. Semua faktor ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.
Sebagai pertimbangan gerontologis dimana terjadi perubahan structural dan
fungsional pada system pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan
darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis,
hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos
pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya
regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang
kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung
(volume sekuncup) mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan
tahanan perifer (Smeltzer, 2001).
Pada usia lanjut perlu diperhatikan kemungkinan adanya “hipertensi palsu”
disebabkan kekakuan arteri brachialis sehingga tidak dikompresi oleh cuff
sphygmomanometer (Darmojo, 1999).
Menurunnya tonus vaskuler merangsang saraf simpatis yang diteruskan ke sel
jugularis. Dari sel jugularis ini bisa meningkatkan tekanan darah. Dan apabila
diteruskan pada ginjal, maka akan mempengaruhi eksresi pada rennin yang berkaitan
dengan Angiotensinogen. Dengan adanya perubahan pada angiotensinogen II
berakibat pada terjadinya vasokontriksi pada pembuluh darah, sehingga terjadi
kenaikan tekanan darah.Selain itu juga dapat meningkatkan hormone aldosteron yang
menyebabkan retensi natrium. Hal tersebut akan berakibat pada peningkatan tekanan
darah. Dengan peningkatan tekanan darah maka akan menimbulkan kerusakan pada
organ-organ seperti jantung. (Suyono, Slamet. 1996).
5. Pathway
6. Tanda Dan Gejala
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi
nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala terlazim
yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.
Menurut Rokhaeni (2001) manifestasi klinis beberapa pasien yang
menderita hipertensi yaitu: mengeluh sakit kepala, pusing lemas, kelelahan, sesak
nafas, gelisah, mual muntah, epistaksis, kesadaran menurun.
Manifestasi klinis pada klien dengan hipertensi adalah:
1. Peningkatan tekanan darah > 140/90 mmHg.
2. Sakit kepala
3. Pusing / migraine
4. Rasa berat ditengkuk
5. Penyempitan pembuluh darah
6. Sukar tidur
7. Lemah dan lelah
8. Nokturia
9. Azotemia
10. Sulit bernafas saat beraktivitas

7. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang dilakukan dua cara yaitu:
1. Pemeriksaan yang segera seperti:
a. Darah rutin (Hematokrit/Hemoglobin): untuk mengkaji hubungan dari
sel-sel terhadap volume cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan
factor resiko seperti: hipokoagulabilitas, anemia.
b. Blood Unit Nitrogen/kreatinin: memberikan informasi tentang perfusi /
fungsi ginjal.
c. Glukosa: Hiperglikemi (Diabetes Melitus adalah pencetus hipertensi)
dapat diakibatkan oleh pengeluaran Kadar ketokolamin (meningkatkan
hipertensi).
d. Kalium serum: Hipokalemia dapat megindikasikan adanya aldosteron
utama (penyebab) atau menjadi efek samping terapi diuretik.
e. Kalsium serum: Peningkatan kadar kalsium serum dapat menyebabkan
hipertensi.
f. Kolesterol dan trigliserid serum: Peningkatan kadar dapat
mengindikasikan pencetus untuk/ adanya pembentukan plak ateromatosa
(efek kardiovaskuler).
g. Pemeriksaan tiroid: Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi
dan hipertensi.
h. Kadar aldosteron urin/serum: untuk mengkaji aldosteronisme primer
(penyebab).
i. Urinalisa: Darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal dan
ada DM.
j. Asam urat: Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko
hipertensi.
k. Steroid urin: Kenaiakn dapat mengindikasikan hiperadrenalisme.
l. EKG: 12 Lead, melihat tanda iskemi, untuk melihat adanya hipertrofi
ventrikel kiri ataupun gangguan koroner dengan menunjukan pola
regangan, dimana luas, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda
dini penyakit jantung hipertensi.
m. Foto dada: apakah ada oedema paru (dapat ditunggu setelah pengobatan
terlaksana) untuk menunjukan destruksi kalsifikasi pada area katup,
pembesaran jantung.
2. Pemeriksaan lanjutan (tergantung dari keadaan klinis dan hasil pemeriksaan
yang pertama):
a. IVP :Dapat mengidentifikasi penyebab hipertensi seperti penyakit
parenkim ginjal, batu ginjal / ureter.
b. CT Scan: Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati.
c. IUP: mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti: Batu ginjal,
perbaikan ginjal.
d. Menyingkirkan kemungkinan tindakan bedah neurologi: Spinal tab, CAT
scan.
e. USG untuk melihat struktur gunjal dilaksanakan sesuai kondisi klinis
pasien

8. Komplikasi
Efek pada organ, otak (pemekaran pembuluh darah, perdarahan, kematian
sel otak: stroke), ginjal (malam banyak kencing, kerusakan sel ginjal, gagal
ginjal), jantung (membesar, sesak nafas, cepat lelah, gagal jantung).
9. Penatalaksanaan
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan
mortalitas akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan
pencapaian dan pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.
Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi:
1. Terapi tanpa Obat  Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk
hipertensi ringan dan sebagai tindakan suportif pada hipertensi sedang dan
berat. Terapi tanpa obat ini meliputi: diet destriksi garam secara moderat dari
10 gr/hr menjadi 5 gr/hr, diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh.
2. Penurunan berat badan
3. Penurunan asupan etanol
4. Menghentikan merokok
5. Latihan Fisik
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan untuk
penderita hipertensi adalah olah raga yang mempunyai empat prinsip yaitu:
Macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari, jogging, bersepeda,
berenang dan lain-lain. Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari
kapasitas aerobik atau 72-87 % dari denyut nadi maksimal yang disebut zona
latihan. Lamanya latihan berkisar antara 20 – 25 menit berada dalam zona
latihan Frekuensi latihan sebaiknya 3 x perminggu dan paling baik 5 x
perminggu
6. Edukasi Psikologis
Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi:
a. Tehnik Biofeedback
Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan
pada subyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh
subyek dianggap tidak normal.
Penerapan biofeedback terutama dipakai untuk mengatasi
gangguan somatik seperti nyeri kepala dan migrain, juga untuk gangguan
psikologis seperti kecemasan dan ketegangan.
b. Tehnik relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk
mengurangi ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita
untuk dapat belajar membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks
Pendidikan Kesehatan (Penyuluhan).
Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan
pengetahuan pasien tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya
sehingga pasien dapat mempertahankan hidupnya dan mencegah
komplikasi lebih lanjut.
7. Terapi dengan Obat
Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja
tetapi juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar
penderita dapat bertambah kuat. Pengobatan hipertensi umumnya perlu
dilakukan seumur hidup penderita.
Pengobatan standar yang dianjurkan oleh Komite Dokter Ahli Hipertensi
(Joint National Committee On Detection, Evaluation And Treatment Of High
Blood Pressure, Usa, 1988) menyimpulkan bahwa obat diuretika, penyekat
beta, antagonis kalsium, atau penghambat ACE dapat digunakan sebagai obat
tunggal pertama dengan memperhatikan keadaan penderita dan penyakit lain
yang ada pada penderita.
a. Diuretik
Obat-obatan jenis diuretic bekerja dengan mengeluarkan cairan tubuh
(lewat kencing), sehingga volume cairan tubuh berkurang mengakibatkan
daya pompa jantung menjadi lebih ringan dan berefek pada turunnya
tekanan darah. Contoh obat-obatan ini adalah: Bendroflumethiazide,
chlorthizlidone, hydrochlorothiazide, dan indapamide.
b. ACE-Inhibitor
Kerja obat golongan ini menghambat pembentukan zat angiotensin II (zat
yang dapat meningkatkan tekanan darah). Efek samping yang sering
timbul adalah 10 batuk kering, pusing sakit kepala dan lemas. Contoh
obat yang tergolong jenis ini adalah Catopril, enalapril, dan lisinopril.
c. Calsium channel blocker
Golongan obat ini berkerja menurunkan menurunkan daya pompa
jantung dengan menghambat kontraksi otot jantung (kontraktilitas).
Contoh obat yang tergolong jenis obat ini adalah amlodipine, diltiazem
dan nitrendipine.
d. ARB
Kerja obat ini adalah dengan menghalangi penempelan zat angiotensin II
pada reseptornya yang mengakibatkan ringannya daya pompa jantung.
Obat-obatan yang termasuk golongan ini adalah eprosartan, candesartan,
dan losartan.
e. Beta blocker
Mekanisme obat antihipertensi ini adalah melalui penurunan daya pompa
jantung. Jenis obat ini tidak dianjurkan pada penderita yang telah
diketahui mengidap gangguan pernafasan seperti asma bronchial. Contoh
obat yang tergolong ke dalam beta blocker adalah atenolol, bisoprolol,
dan beta metoprolol.
10. Cara Pencegahan
1. Pencegahan Primer
Faktor resiko hipertensi antara lain: tekanan darah diatas rata-rata, adanya
hipertensi pada anamnesis keluarga, ras (negro), tachycardi, obesitas dan
konsumsi garam yang berlebihan dianjurkan untuk:
a. Mengatur diet agar berat badan tetap ideal juga untuk menjaga agar tidak
terjadi hiperkolesterolemia, Diabetes Mellitus, dsb.
b. Dilarang merokok atau menghentikan merokok.
c. Merubah kebiasaan makan sehari-hari dengan konsumsi rendah garam.
d. Melakukan exercise untuk mengendalikan berat badan.
2. Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder dikerjakan bila penderita telah diketahui menderita
hipertensi berupa:
a. Pengelolaan secara menyeluruh bagi penderita baik dengan obat maupun
dengan tindakan-tindakan seperti pada pencegahan primer.
b. Harus dijaga supaya tekanan darahnya tetap dapat terkontrol secara
normal dan stabil mungkin.
c. Faktor-faktor resiko penyakit jantung ischemik yang lain harus dikontrol.
d. Batasi aktivitas.

11. Diit Hipertensi


1. Konsumsi lemak dibatasi
2. Konsumsi kolesterol dibatasi
3. Konsumsi kalori dibatasi untuk yang terlalu gemuk atau obese
4. Makanan yang boleh dikonsumsi
a. Sumber kalori (beras,tales,kentang,macaroni,mie,bihun,tepung-tepungan,
gula).
b. Sumber protein hewani (daging,ayam,ikan,semua terbatas kurang lebih
50 gram perhari, telur ayam,telur bebek paling banyak satu butir sehari,
susu tanpa lemak).
c. Sumber protein nabati (kacang-kacangan kering seperti
tahu,tempe,oncom).
d. Sumber lemak (santan kelapa encer dalam jumlah terbatas).
e. Sayuran (sayuran yang tidak menimbulkan gas seperti
bayam,kangkung,buncis, kacang panjang, taoge, labu siam, oyong,
wortel).
f. Buah-buahan (semua buah kecuali nangka, durian, hanya boleh dalam
jumlah terbatas).
g. Bumbu (pala, kayu manis,asam,gula, bawang merah, bawang putih,
garam tidak lebih 15 gram perhari).
h. Minuman (teh  encer, coklat encer, juice buah).
5. Makanan yang tidak boleh dikonsumsi
a. Makanan yang banyak mengandung garam.
b. Makanan yang banyak mengandung kolesterol
c. Makanan yang banyak mengandung lemak jenuh.
d. Lemak hewan: sapi, babi, kambing, susu jenuh, cream, keju, mentega.
e. Makanan yang banyak menimbulkan gas.
6. Obat Tradisional Untuk Hipertensi
Banyak tumbuhan obat yang telah lama digunakan oleh masyarakat secara
tradisional untuk mengatasi hipertensi atau tekanan darah tinggi. Hal yang
perlu diinformasikan kepada masyarakat adalah cara penggunaannya, dosis,
serta kemungkinan adanya efek samping yang tidak diketahui. Obat – obat
tradisional tersebut diantaranya:
a. Buah Belimbing
Buah ini dapat mengontrol tekanan darah dalam keadaan normal
dan juga bisa menurunkan tekanan darah bagi mereka yang sudah
mengalaminya. Caranya yaitu buah belimbing yang sudah masak diparut
halus. Kemudian parutan belimbing diperas sehingga menjadi satu gelas
sari belimbing. Air perasan ini diminum setiap pagi, lakukan selama tiga
minggu sampai satu bulan. Setelah satu bulan sari belimbing ini dapat
diminum dua hari sekali. Tidak perlu menambahkan gula pasir atau sirup
pada air perasan. Bagi mereka yang sudah terlanjur menderita hipertensi,
sebaiknya gunakan buah belimbing yang besar sehingga air perasannya
lebih banyak.
b. Daun Seledri
Cara penggunaannya dengan menumbuk segenggam daun seledri
sampai halus, saring dan peras deengan kain bersih dan halus. Air
saringan usahakan satu gelas diamkan selama satu jam, kemudian
diminum pagi dan sore dengan sedikit ampasnya yang ada di dasar gelas.
Menurut penelitian daun seledri bisa memperkecil fluktuasi kenaikan
tekanan darah.
c. Bawang Putih
Caranya dengan memakan langsung tiga siung bawang putih
mentah setiap pagi dan sore hari. Pilih bawang putih yang kulitnya
berwarna coklat kehitaman karena mutunya lebih baik. Jika tidak mau
memakannya dalam keadaan mentah bisa direbus atau dikukus dulu.
Namun karena banyak zatnya yang bisa berkhasiat yang dapat ikut larut
ddalam air rebusannya, sebaiknya ditambaah menjadi 8 sampai 9 siung
sekali makan.
d. Buah Mengkudu / Pace
Buah ini sebagai alternatif untuk menekan hipertensi. Caranya
hampir sama dengan buah belimbing, yaitu dengan cara memarut halus,
kemudian diperas memakai kain kassa yang bersih, diambil airnya.
Minum sari mengkudu setiap pagi dan sore hari secara teratur
e. Avokad
Caranya lima daun avokad dicuci bersih, kemudian direbus dengan
4 gelas air putih. Tunggu air rebusan hingga menjaadi 2 gelas, saring.
Satu gelas diminum pagi hari, satu gelas lagi diminum sore hari.
f. Melon
g. Semangka
h. Mentimun
12. Pengkajian Keperawatan
1. Aktivitas / istirahat
Gejala : kelemahan, letih, napas pendek, gaya hidup monoton.
Tanda : frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea.
2. Sirkulasi
Gejala : giwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner /  
katup, penyakit serebrovaskuler.
Tanda : kenaikan TD, nadi (denyutan jelas), frekuensi / irama (takikardia,
berbagai disritmia), bunyi jantung (murmur, distensi vena jugularis,
ekstermitas, perubahan warna kulit), suhu dingin (vasokontriksi perifer), 
pengisian kapiler mungkin lambat.
3. Integritas Ego
Gejala : riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria,
marah, faktor stress multiple (hubungsn, keuangan, pekerjaan).
Tanda : letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kontinue perhatian,
tangisan yang meledak, otot muka tegang (khususnya sekitar mata),
peningkatan pola bicara.
4. Eliminasi
Gejala : gangguan ginjal saat ini atau yang lalu (infeksi, obstruksi, 
riwayat penyakit ginjal).
5. Makanan / Cairan
Gejala : makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan tinggi
garam, lemak dan kolesterol, mual, muntah, riwayat penggunaan diuretik.
Tanda : BB normal atau obesitas, edema, kongesti vena, peningkatan
JVP, glikosuria.
6. Neurosensori
Gejala : keluhan pusing / pening, sakit kepala, episode kebas, kelemahan
pada satu sisi tubuh, gangguan penglihatan (penglihatan kabur, diplopia),
episode epistaksis.
Tanda : perubahan orientasi, pola nafas, isi bicara, afek, proses pikir atau
memori (ingatan), respon motorik (penurunan kekuatan genggaman),
perubahan retinal optik.
7. Nyeri / ketidaknyamanan
Gejala : nyeri hilang timbul pada tungkai, sakit kepala oksipital berat,
nyeri abdomen.
8. Pernapasan
Gejala : dispnea yang berkaitan dengan aktivitas, takipnea, ortopnea,
dispnea nocturnal proksimal, batuk dengan atau tanpa sputum, riwayat
merokok.
Tanda : distress respirasi/ penggunaan otot aksesoris pernapasan, bunyi
napas tambahan (krekles, mengi), sianosis.
9. Keamanan
Gejala : gangguan koordinasi, cara jalan.
Tanda       : episode parestesia unilateral transien.
10. Pembelajaran / Penyuluhan
Gejala       : faktor resiko keluarga (hipertensi, aterosklerosis, penyakit
jantung, DM , penyakit serebrovaskuler, ginjal), faktor resiko etnik,
penggunaan pil KB atau hormon lain, penggunaan obat / alkohol.
  
13. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul
a) Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan
peningkatan afterload, vasokonstriksi, hipertrofi/rigiditas ventrikuler, iskemia
miokard.
b) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan, ketidakseimbangan
suplai dan kebutuhan oksigen.
c) Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral.
d) Cemas berhubungan dengan krisis situasional sekunder adanya hipertensi
yang diderita klien.
e) Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang
proses penyakit.
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA IBU Y (42 TAHUN) DENGAN


MASALAH KESEHATAN HIPERTENS DI KELURAHAN WANASASRI RT001/RW002,
CIBITUNG TAHUN 2021
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MEDISTRA INDONESIA
KEPERAWATAN KELUARGA

PENGKAJIAN

I. Data Umum
1. Nama KK : TN.S
2. Usia : 42 Tahun
3. Pendidikan : SD
4. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
5. Alamat :PERUMAHAN REGENCI 1 RT/RW 001/002
6. Komposisi anggota keluarga :

No Nama Jenis Hub dgn TTL/Umur Pendidikan Pekejaan Status


(Inisial) Kelamin KK Imunisasi
1. Y P ISTERI Bekasi, 17 SMP IRT Lengkap
Mei 1979
2. S P Anak Bekasi, 30 SMA suwasta Lengkap
Juni 1999
3 A L Anak Bekasi 15 SMA Belum Lengkap
Mei 2003 bekerja

Genogram :
+

Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Klien (Ny. Y, 42 tahun)
: Tinggal serumah

7. Tipe keluarga
Tipe keluarga Bapak s adalah keluarga inti (nuclear family) yang terdiri dari suami, istri
dan anak
8. Suku
Ny. Y dan anak-anaknya berasal dari suku jawa sehingga tidak ada perbedaan suku di
dalam keluarga.
9. Agama
Agama Ny. Y adalah Islam, begitu pula dengan anak-anaknya. Status sosial ekonomi
keluarga
a. Pekerjaan anggota keluarga
Ny. Y mengatakan ia tidak bekerja
Penghasilan Anggota keluarga
Ny. Y mengatakan ia sudah tidak bekerja lagi sehingga tidak memiliki penghasilan,
tetapi anaknya yang sudah bekerja selalu memberikan uang sebesar Rp. 1.000000
setiap bulannya kepada Ny. Y.
b. Pemenuhan kebutuhan sehari-hari
Ny. Y mengatakan penghasilan yang diberikan oleh anaknya cukup untuk kebutuhan
keluarga sehari-hari.
c. Tabungan/Asuransi
Ny. Y mengatakan ia tidak memiliki tabungan untuk masa depan karena uangnya
dipakai untuk keperluan sehari-hari

10. Aktivitas rekreasi keluarga


Ny y lebih seneang mengfhabis kan waktunya untuk bercocock tanam saja jarang
melakukan rekreasi atau pergi ke mol

II. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga


11. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga Ny. Y berada pada tahap keluarga dengan anak dewasa. Tugas perkembangna
keluarga mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima kepergian anaknya,
menata kembali fasilitas dan sumber yang ada dalam keluarga, berperan sebagai suami
istri, kakek dan nenek. Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah:
a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
b. Mempertahankan keintiman
c. Mebantu anak untuk mandiri sebagai eluarga baru di masyarakat
d. Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima kepergian anaknya
e. Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada keluarga.
f. Berperan suami-istri kakek dan nenek
g. Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh bagi anak-anaknya.

12. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi


Tahapan perkembangan keluarga Ny. Y adalah ingin anaknya segera menikah dan
mendapat jodoh.
13. Riwayat keluarga inti
Ny. Y sudah menderita hipertensi semenjak tahun 2016,Ny y kadang kadang berobat
kepuskesmas makanan yang dimakan tetep yang mengandung tinggi garam makanan
kesukaaannya ikan asin pada saat sakit kepalanya kambuh Ny Y hanya meminum obat
warung saja
14. Riwayat keluarga sebelumnya
Ibu S memiliki riwayat penyakit hipertensi dimana ibu dari Ibu Y menderita penyakit
yang sama yaitu Hipertensi. Bapak S tidak memiliki riwayat penyakit keturunan..
III. Lingkungan
15. Karakteristik rumah
a. Luas rumah : 72 M2
b. Type rumah : Permanen
c. Kepemilikan : Pribadi
d. Jumlah ruangan : Ruang tengah, 1 kamar tidur, dapur, kamar mandi.
e. Ventilasi/jendela : Ada 1 ventilasi yang terdapat di dalam rumah.
f. Septic tank : Ada, letak didepan rumah berjarak 3 meter dari rumah dan
masih dalam tahap pembangunan
g. Sumber air minum : Air galon.
h. Kamar Mandi/ WC : Memiliki 1 kamar mandi.
i. Tempat sampah : Berada di samoing rumah sejauh 10 meter dari rumah.
Kebersihan lingkungan : Keadaan kebersihan lingkungan selalu terjaga, tidak ada
sampah berserakan digang menuju rumah Ny. Y. setiap bulan masyarakat selalu
mengadakan gotong royong untuk membersihkan lingkungan
j. Keadaan didalam rumah: Ny. Y tinggal bersama kedua anaknya dirumah. Rumah
yang ia tempati adalah milik pribadi dan merupakan rumah permanen dengan status
kepemilikan pribadi seluas 32 m2lantai rumah menggunakan keramik dan hanya
terdiri dari 1 ruangan kamar, 1 kamar mandi dan dapur. Didalam rumah hanya
terdapat 1 jendela dan memiliki ventilasi yang selalu dibuka setiap pagi. Tidak ada
ventilasi atau jendela sehigga saat perawat melakukan kunjungan kamar terlihat
gelap, sinar matahari hanya masuk pada ruang tamu, kamar pun tampak tidak rapih
karena banyak kasur-kasur yang tertumpuk dan tidak ditata juga banyak barang yang
disimpan di kamar sehingga terlihat sumpek.
16. Karakteristik tetangga dan komunitas
a. Kebiasaan :Rumah Ny. Y terletak di dalam gang sehingga meskipun rumah satu
dengan yang lain berdekatan, Ny.Y sering berinteraksi dengan tetangga dan main ke
rumah-rumah tetangga.
b. Aturan/kesepakatan : ada aturan untuk membayar uang iuran sampah dan keamanan
sebulan sekali sebesar Rp20.000,-. Ny. Y mengatakan selalu membayar uang iuran
itu dengan rutin.

17. Mobilitas geografis keluarga


Ny. Y mengatakan dia lahir di jawa setelah ,menikah ikut dengan suami nya yang tinggal
di perumahan regensi hingga saat ini keluarga Ny Y masih tinggal diregensi

18. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat


Keluarga Ny. Y memanfaatkan waktu luang dengan menonton TV, berinteraksi dengan
tetangga. Ny. Y sering mengikuti kegiatan kemasyarakatan. Ny.Y dalam keluarganya
terdapat perkumpulan khusus dan biasanya berkumpul di waktu-waktu tertentu seperti
lebaran atau seperti acara pernikahann semua keluarga berkumpul. Ny. Y sudah tidak
berkumpul dengan keluarga suaminya karena sudah lama tidak pulang ke kampung
suaminya. Interaksi keluarga dengan masyarakat sekitar baik karena sering bersosialisai
dan ikut serta dalam kegiatan di lingkungan rumahnya. Di wilayahnya sudah menjadi
kebiasaan untuk saling membantu.

19. Sistem Pendukung keluarga


Jumlah anggota keluarga yang sehat sebanyak 3 orang. Keluarga Bapak S tidak memeilili
alat kesehatan . Jika ada anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan, keluarga
Bapak S datang ke puskesmas untuk berobat atau berobat ke mantri/bidan..

IV. Sruktur keluarga


20. Pola komunikasi keluarga
Pola komunikasi dalam keluarga Tn.S sangat terbuka. Antara ibu Y sebagai ibu dan
sebagai anak komunikasi berjalan dengan baik. Bila ada masalah ibu Y selalu bercerita
kepada anaknya ibu Y. Anggota keluarga tetap memperhatikan sopan santun kepada ibu
Y. Bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi sehari-hari adalah menggunakan bahasa
indonesia.

21. Struktur kekuatan keluarga


Keluarga bergantung kepada Tn.S sebagai kekuatan dalam keluarga. Pengambilan
keputusan pada keluarga Ny.Y adalah Ny.Y meskipun demikian Ny.Y akan
mendiskusikan terlebih dahulu dengan anaknya, umumnya keluarga puas dengan
keputusan yang diambil oleh Ny.Y.
22. Struktur peran
a. Ny.Y
Peran formal : Ny. Y sebagai ibu t sebagai ibu rumah tangga Ny. Y yang mengatur
keuangan anak-anaknya. Sedangkan peran mengurus rumah tangga dilakukan oleh
Ny.Y seperti menyiapkan bekal makan untuk anak, dan lain sebagainya.
Peran informal : Peran informal yang dilakukan oleh ibu Y adalah memberikan
masukan kepada anaknya yang sudah bekerja bila memang ingin menikah, menikah
saja tidak perlu memikirkan ibu. Ny. Y sebagai kepala keluarga yang dicintai dan
dihormati oleh keluarganya
b. Nn.s
Peran formal : Nn s sebagai anak pertama belum memiliki suami bertanggung jawab
dalam mencari nafkah didalam keluarga Ny. Y.
Peran Informal : Nn t sebagai contoh bagi adik-adiknya dan harus mengajarkan adik-
adiknya untuk berbakti kepada orang tua.
c. sdr. A
Peran formal : sdr. A sebagai anak terakhir dan sedang mencari lowongan pekerjaan
Peran Informal : sebagai anak laki-laki pertama sdr A sangat menghormati kakak-
kakaknya dan ibunya.

23. Nilai dan norma budaya


Nilai dan norma yang dianut keluarga umumnya dilatar belakangi oleh budaya betawi,
banyak mitos-mitos yang masih dipercaya oleh keluarga. Namun kepercayaan tersebut
tidak sampai menimbulkan konflik. Nilai dan norma yang dianut digunakan sebagai
pertimbangan dan dasar untuk pengambilan keputusan khususnya dalam masalah
kesehatan. Ny.Y mengatakan rajin mengikuti kegiatan keagamaan, yaitu pengajian rutin.
Ny.Y mengatakan dalam keluarga menghormati satu sama lain namun tetap menjaga
agar suasana rumah bisa hidup dengan saling menghargai namun jika ada masalah
keluarga membicarakan dengan serius antaranggota.

V. Fungsi keluarga
24. Fungsi afektif
Hubungan antar anggota keluarga berjalan baik, saling mendukung satu sama lain. Setiap
anggota keluarga merasa saling memiliki satu sama lain..

25. Fungsi sosialisasi


Keluarga Ny. Y sering berinteraksi dengan tetangga dan orang banyak, begitupun anak-
anak dari keluarga Ny.Y juga sering berinteraksi dengan lingkungan sekitar rumah.

26. Fungsi perawatan kesehatan


Tn S mengatakan kalau Ny Y hanya minum obat dari warung saja dan susah untuk
diajak ke kelinik sehingga hanya mengkonsumsi obat warung saja dan makan mkanan
kesukaannya yang menyebab kan tensi nya tinggi maka mengakibat kan sering terjadi
sakit kepala dan nyeri pada tengkuknya. Jadi keluarga Tn S jika sedang sakit cukup
minum obat warung saja

1. Kemampuan mengenal masalah kesehatan


Ny. Y mengatakan sering pusing dan berat di tengkuk, nyeri yang dirasakan
terkadang terus menerus dan juga terkadang hilang jika dipijit oleh anaknya, nyeri
yang dirasakan seperti tertekan benda berat.Ny Y tidak tau penyebab sakit kepala nya
itu dan tidak tau penyebab nyeri pada tengkuknya itu jadi kadang -kadang NY Y
hanya membeli obat pereda nyeri saja diwarung.dan setelah nyeri hilang Ny Y
makan makan yang dia suka yang memacu napsu makan nya .Ny. Y tidak mengatur
pola makan nya .walau tau sedikit pengetahuan tentang hipertensi tapi makan
mkanan yang tinggi garam sehingga mengakibat kan tekanan darahnya tinggi.NY Y
mengatakan ingin segera sembuh dari penyakit nya.
2. Kemampuan memutuskan untuk mengambil keputusan
Ny. Y mengatakan sedikit mengetahui tentang penyakit nya tapi ny Y tidak
memahami makanan apa saja yang tidak boleh dimakan nya
3. Kemampuan melakukan perawatan keluarga yang sakit
Tn s mengatakan jika ada keluarga yang sakit diberikan obat warung oleh Ny. Y, jika
tidak kunjung sembuh maka dibawa ke klinik untuk berobat.
4. Kemampuan keluarga menciptakan lingkungan atau memodifikasi lingkungan
rumah yang sehat
Ny. Y mengatakan mengetahui tentang hipertensi tetapi tidak pernah berobat hanya
minum obat warung aja
5. kemampuan memanfaatkan menggunaan pelayanan kesehatan
Keluarga Ny. Y mengatakan jika ada salah satu anggotanya yang sakit demam biasa
maka hanya berobat di warung saja, namun jika tidak ada perubahan maka keluarga
memeriksakan kesehatannya ke fasilitas kesehatan yang berada di lingkungan
terdekat.

VI. Stress dan koping keluarga


27. Stresor jangka pendek
Stresor yang dirasakan oleh keluarga adalah Ny. Y merasa pusing dan pundaknya nyeri,
keluarga beranggapan bahwa ada peningkatan tekanan darah Ny. Y.

28. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah


Jika Ny. Y merasa sedang pusing dan nyeri tengkuk, anak-anaknya selalu memberikan
perhatian dan memijat punggung Ny.Y.

29. Strategi koping yang digunakan


Strategi koping yang digunakan keluarga adalah menggunakan problem-focused coping,
dimana keluarga dalam menyelesaikan masalah selalu membicarakan langsung kepada
keluarga selain itu saat membahas masalah fokus terhadap solusi yang ingin dicapai.
Sehingga masalah yang ada bisa diselesaikan dengan baik dan tidak berlarut-larut.
30. Strategi adaptasi disfungsional
Ibu Y mengatakan jika merasakan pusing dan tengkuk terasa berat ia segera beristirahat tidur.
31. Pemeriksaan fisik
Nama Anggota Keluarga
Pemeriksaan
Ny. Y TN.S. Nn. S sdr. A
Fisik
Tanda-Tanda TD :170/100 mmHg TD: 140/100 TD :130/90 mmHg TD :120/80
Vital: TD, N, N : 80x /mnt mmHg N : 82x /mnt mmHg
RR, S S : 36 C N : 82x /mnt S : 36 C N : 100x /mnt
RR : 20x /mnt S : 36,5 C RR : 24x /mnt S : 36 C
RR : 22x /mnt RR : 24x /mnt
Px. Fisik Head Bentuk kepala Bentuk kepala Bentuk kepala Bentuk kepala
to Toe mesosepal, tidak mesosepal, mesosepal, tidak mesosepal,
Kepala ada udem/ tidak ada udem/ ada udem/ tidak ada udem/
benjolan, tidak benjolan, tidak benjolan, tidak benjolan, tidak
ada lesi, rambut ada lesi, rambut ada lesi, rambut ada lesi, rambut
warna hitam, warna coklat, warna hitam, warna hitam,
tidak rontok. rontok. tidak rontok. tidak rontok.
Mata Fungsi Fungsi Fungsi Fungsi
penglihatan penglihatan penglihatan penglihatan
baik, baik, baik, baik,
konjungtiva konjungtiva konjungtiva konjungtiva
unanemis, sclera unanemis, unanemis, sclera unanemis,
unikterik. sclera unikterik. unikterik. sclera unikterik.
Hidung Bentuk normal, Bentuk normal, Bentuk normal, Bentuk normal,
tidak ada polip, tidak ada polip. tidak ada polip. tidak ada polip.
Mulut Mulut bersih, Mulut bersih, Mulut bersih, Mulut bersih,
mukosa bibir mukosa bibir mukosa bibir mukosa bibir
lembab, lidah lembab, lidah lembab, lidah lembab, lidah
bersih, gigi bersih, gigi bersih, gigi bersih, gigi
lengkap lengkap. lengkap. lengkap.
Telinga Telinga simetris, Telinga Telinga Telinga
tidak ada simetris, tidak simetris, tidak simetris, tidak
eritema, bersih, ada eritema, ada eritema, ada eritema,
fungsi bersih, fungsi bersih, fungsi bersih, fungsi
pendengaran pendengaran pendengaran pendengaran
baik. baik. baik. baik.
Leher Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
kelenjar tiroid. kelenjar tiroid. kelenjar tiroid. kelenjar tiroid.
Pundak dan
leher belakang
terasa pegal
Px. Dada Paru: Paru: Paru: Paru:
Inpeksi, I : Dada I : Dada I : Dada I : Dada
Palpasi, simetris, tidak simetris, tidak simetris, tidak simetris, tidak
Perkusi, ada lesi. ada lesi. ada lesi. ada lesi.
Auskultasi P : Tidak ada P : Tidak ada P : Tidak ada P : Tidak ada
nyeri tekan nyeri tekan nyeri tekan nyeri tekan
P : Sonor P : Sonor P : Sonor P : Sonor
A : Vesikuler A : Vesikuler A : Vesikuler A : Vesikuler

Jantung: Jantung: Jantung: Jantung:


I : Ictus cordis I : Ictus cordis I : Ictus cordis I : Ictus cordis
tidak tampak tidak tampak tidak tampak tidak tampak
P : Letak P : Letak P : Letak P : Letak
jantung teraba di jantung teraba jantung teraba jantung teraba
ICS 4-5 di ICS 4-5 di ICS 4-5 di ICS 4-5
P : Pekak P : Pekak P : Pekak P : Pekak
A : s1 s2 reguler A : s1 s2 reguler A : s1 s2 reguler A : s1 s2
reguler
Abdomen I : Bentuk I : Bentuk I : Bentuk I : Bentuk
Inpeksi, simetris, tidak simetris, tidak simetris, tidak simetris, tidak
Auskultasi, ada lesi. ada lesi. ada lesi. ada lesi.
Palpasi, A : Bising usus A : Bising usus A : Bising usus A : Bising usus
Perkusi, 12x /mnt 10x /mnt 16x /mnt 16x /mnt
P : Tidak ada P : Tidak ada P : Tidak ada P : Tidak ada
nyeri tekan nyeri tekan nyeri tekan nyeri tekan
P : Timpani P : Timpani P : Timpani P : Timpani
Ekstremitas Atas : akral Atas : akral Atas : akral Atas : akral
atas dan bawah hangat, hangat, hangat, hangat,
pergerakan pergerakan pergerakan pergerakan
normal normal normal normal
Bawah : akral Bawah : akral Bawah : akral Bawah : akral
hangat, hangat, hangat, hangat,
pergerakan pergerakan pergerakan pergerakan
normal normal normal normal

VII. Harapan keluarga terhadap asuhan keperawatan keluarga


Harapan keluarga dengan adanya tenaga kesehatan yang hadir secara rutin dapat
membantu menstabilkan darah Ny.Y dan Ny.Y dapat kembali istirahat tanpa terganggu,
dan juga berharap ada pengobatan gratis untuk warga dan masyarakat.
ANALISA DATA

No. Data Masalah Keperawatan


1. Data Subjective
- Ny. Y mengeluh kadang -kadang sakit
kepala dan nyeri pada daerah tengkuk
kepala
P :Ny. Y mengatakan saat sakit kepala
dan nyeri tengkuk biasanya tensi sedang
naik
Q : Ny. Y mengatakan sakit tengkuk
pada leher tiba tiba dirasakan seperti
tertimpah benda berat Nyeri Akut (D.0077) tentang
R :Ny. Y mengatakan keluhan nyeri di bagian tengkuk akibat
dirasakan pada daerah kepala dan dari peningkatan tekanan darah
tengkuk leher dan ketidakmampuan keluarga
S : Skala nyeri 5 merawat anggota keluarga yang
T: Ny. Y mengatakan keluhan timbul sakit
secara tiba-tiba, sakit kepala yang
dirasakan hilang timbul
- Ny. Y mengatakan ia minum obatnya
rutin tetapi masih sering sakit kepala
dan tengkuknya sakit

Data Objective
- Ny. Y tampak cemas dan tidak
nyaman
- Ny.Y tampak meringis dan
memegangi tengkuknya yang sakit
 TD : 170/100 mmHg
 N : 80x /mnt
 S : 36 C
 RR : 20x /mnt

2. Data Subjectif
- Ny. Y mengetahui sedikit tentang
penyakit nya
- Ny. Y mengatakan lebih sering
memakan makanan yang mengandung
garam, makan ikan asin keju makanan
kesukaan dia
- Ny. Y mengatakan kalau saya sakit
kepala kadang kadang saya minum obat
warung dan tetap makan-makanan
kesukaan saya,jadi Ny Y tidak pernah Ketidakpatuhan (D.0114) akibat
menjaga pola makan nya. Ny Y dari tidak menjaga pola makan
mengatakan kalau tidak makan makanan dan mengabaikan pantangan
kesuakaan saya kadang napsu makan makanan yang sudah ditetapkan
saya kurang.selain makan makanan oleh tenaga kesehatan, kesulitan
yang mengandung garam Ny.Y juga menjalani program perawatan
jarang sekali makan makanaan buah dan tidak menjaga pola hidup.
buahan
- Ny.juga mengatakan jarang sekali
berolah raga .
- Ny. Y mengatakan tidak menjaga pola
makan tidak mengatur pola hidup yang
baik, dan menghiraukan pantangan
untuk makan makanan yang
menyebabkan tekanan darah naik
- Ny. Y mengatakan ingin segea sembuh
dari penyakitnya
Data Objectif :
- TTD
 TD : 170/100 mmHg
 N : 80x /mnt
 S : 36 C
 RR : 20x /mnt
1. Nyeri Akut (D.0077) tentang ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang
sakit.

KRITERIA SKOR BOBOT NILAI PEMBENARAN


Aktual (tidak/kurang sehat).
Masalah ini adalah actual
Sifat Masalah : actual karena sudah terjadi pada
 Tidak sehat Ny.Y, tekanan darah Ny.Y
3
 Ancaman kesehatan 1 3
/3 X 1 = 1 adalah 170/100 dan mengeluh
2
 Krisis atau keadaan sakit kepala dan nyeri pada
1
sejahtera tengkuk leher serta kepalanya
pusing

Kemungkinan masalah dapat


Kemungkinan Masalah Dapat
diubah : mudah, karena Ny. Y
Di ubah
2/2 x 2 = tidak ingin memiliki penyakit
 Mudah 2 2
2 hipertensi lagi
 Hanya Sebagian 1
 Tidak dapat 0

Potensial Masalah Dapat


Dicegah Sedang. Masalah sedang, dan
2
/3 x 1 =
 Tinggi 3 1 dapat diatasi dengan penkes
2
/3
 Sedang 2 dan kolaborasi
 Rendah 1
Menonjolnya Masalah
2 Masalah berat, harus segera
 Masalah berat, harus
ditangani. Ny. Y mengatakan
segera ditangani
1 1 2
/2 x 1 = 1 cemas dan tidak nyaman
 Ada masalah, tapi tidak
nyaman jika penyakitnya
perlu segera ditangani
0 kambuh
 Masalah tidak dirasakan
TOTAL 42/3

2. Ketidak patuhan (D.0114) akibat dari tidak menjaga pola makan dan mengabaikan pantangan
makanan yang sudah ditetapkan oleh tenaga kesehatan, kesulitan menjalani program perawatan
dan tidak menjaga pola hidup.
KRITERIA SKOR BOBOT NILAI PEMBENARAN
Sifat Masalah : actual
Ancaman kesehatan
 Tidak sehat
3 Ny.Y tidak bisa mengontrol
 Ancaman kesehatan 1 2
/3 X 1 = 2/3
2 makanan yang mengandung
 Krisis atau keadaan
1 garam
sejahtera
Kemungkinan Masalah Dapat
Kemungkinan masalah dapat
Di ubah
2
/2 x 2 = diubah : Mudah, karena Ny.
 Mudah 2 2
2 Y ingin segera sembuh dari
 Hanya Sebagian 1
penyakitnya
 Tidak dapat 0
Potensial Masalah Dapat
Potensi masalah dapat
Dicegah
2
/3 x 1 = dicegah jika Ny. Y dapat
 Tinggi 3 2 2
/3 mengontrol makanan dan
 Sedang 2
menerapkan pola hidup sehat
 Rendah 1
Menonjolnya Masalah
2
 Masalah berat, harus Masalah berat, harus segera
segera ditangani ditangani. Menurut keluarga,
1 1 2
/2 x 1 = 1/2
 Ada masalah, tapi tidak masalah ini harus segera
perlu segera ditangani ditangani
0
 Masalah tidak dirasakan
TOTAL 35/6
No Keluhan Skor
1. Nyeri Akut (D.0077) tentang nyeri di bagian tengkuk akibat dari peningkatan 4 2/3
tekanan darah dan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga
yang sakit
2. Ketidak patuhan (D.0114) akibat dari tidak menjaga pola makan dan 3 5/6
mengabaikan pantangan makanan yang sudah ditetapkan oleh tenaga
kesehatan, kesulitan menjalani program perawatan dan tidak menjaga pola
hidup.
Kriteria Batasan SDKI SLKI SIKI
No
Karakteristik Dx. Kep Kode Hasil Kode Intervensi Kode
Data Subjective Nyeri Akut Setelah dilakukan tindakan Keluarga Ny. Y mampu I.08238
- Ny. Y sering sakit (D.0077) tentang keperawatan selama 3 hari memahami tentang
kepala dan susah tidur nyeri di bagian pada keluarga penyebab nyeri.
apalagi ditambah tengkuk akibat Ny.R.Keluarga mampu Managemen Nyeri
daerah tengkuk yang dari peningkatan mengenal masalah 1. Jelaskan
sakit tekanan darah dan penyebab nyeri akut yang penyebab, dan
P :Ny. Y mengatakan ketidak mampuan dirasakan dan perilaku pemicu nyeri
ingin cepat sembuh keluarga merawat kesehatan 2. Jelaskan strategi
Q : Ny. Y mengatakan anggota keluarga 1. Tingkat pengetahuan meredakan nyeri
keluhan yang dirasakan yang sakit  Kemampuan L.12111 3. Identifikasi lokasi,
seperti tertekan benda menjelaskan karakteristik,
berat. pengetahuan tentang durasi, intensitas
R: Ny. Y mengatakan suatu topik (penyebab dan skala nyeri
keluhan dirasakan pada nyeri akibat hipertensi) 4. Identifikasi faktor
daerah kepala dan (2→5) yang memperberat
tengkuk leher  Pertanyaan tentang dan memeringan
S: Skala nyeri 5 masalah yang dihadapi nyeri
T: Ny. Y mengatakan (3→5) 5. Berikan teknik
keluhan timbul secara  Persepsi keliru nonfarmakologis
tiba-tiba, sakit kepala terhadap masalah kompres hangat
yang dirasakan hilang
timbul
- Ny. Y mengatakan ia
minum obatnya rutin
tetapi masih sering sakit
(3→5)
kepala dan tengkuknya
sakit L.10100
2. Proses Informasi
Data Objective untuk mengurangi
 Menjelaskan kesamaan
- Ny. Y tampak cemas rasa nyeri
antara dua item (3→5)
dan tidak nyaman
 Menjelaskan
- Ny.Y tampak
perbedaan antara 2
mengusap-usap
item (3→5)
tengkuknya
 TD : 170/100 mmHg
 N : 80x /mnt
 S : 36 C

RR : 20x /mnt
Keluarga mampu Keluarga mampu
memutuskan tindakan memutuskan tindakan
untuk meningkatkan untuk meningkatkan
memperbaiki Kesehatan memperbaiki Kesehatan
yang dirasakan Ny.Y Kompres Panas
(Nyeri akut yang 1. Jelaskan prosedur
dirasakan oleh Ny.Y penggunaan kompres
berkurang) hangat
1. Perilaku kesehatan L.12107 2. Identifikasi kondisi
 Kemampuan kulit yang akan
melakukan tindakan dilakukan kompres
pencegahan masalah hangat
kesehatan (2→5) 3. Pilih metode kompres
 Kemampuan yang nyaman
peningkatan kesehatan (menggunakan handuk
(2→5) kecil)
2. Tingkat Nyeri I.08066 4. Pilih kolasi kompres
 Keluhan nyeri (3→5) 5. Lakukan kompres

 Meringis (3→5) hangat di daerah yang

 Tekanan darah (2→5) sakit

3. Kontrol nyeri
 Melaporkan nyeri
I.08063
terkontrol (3→5)
 Kemampuan
menggunakan teknik
non farmakologis
(1→5)

Keluarga mampu Keluarga mampu


merawat anggota merawat anggota
keluarga keluarga
1. Dukungan Keluarga I.13112 Perawatan kenyamanan I.08245
 Mendukung anggota 1. Berikan posisi yang
keluarga yang sakit nyaman
(3→5) 2. Dukung keluarga
 Bekerjasama dalam terlibat dalam terapi
menentukan
perawatan(3→5)mnn

Keluarga mampu Keluarga mampu I.08245


memodifikasi lingkungan memodifikasi
lingkungan Kompres
1. Status kenyamanan panas
 Dukungan sosial I.08064 1. Fasilitasi lingkungan
dari keluarga(2→5). yang nyaman selama
 Perawatan sesuai waktu pelaksanaan
kebutuhan(2→5). kompres hangat
2. Atur posisi yang
nyaman selama waktu
2. Kompres Panas pelaksanaan kompres
 pilih metode hangat
kompres yang
nyaman
(menggunakan air I.08235

hangat) (3→5).
 Lakukan kompres
panas pada daerah
yang nyeri (3→5).

Keluarga mampu Keluarga mampu


memanfaatkan fasilitas memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan. pelayanan kesehatan
1. Tingkat Pegetahuan 1. Informasikan fasilitas
Manajemen Nyeri kesehatan yang ada di I.3477
(2→4). L.12111 lingkungan keluarga.
2. Tingkat Kepatuhan 2. Anjurkan
 Perilaku mengikuti menggunakan
L.12110 fasilitas kesehatan
menjalankan yang ada.
anjuran. (3→5).

Data Subjectif Ketidakpatuhan D.0114 Setelah dilakukan tindakan Keluarga mampu I.12444
- Ny. Y hanya sedikit (D.0114) akibat keperawatan selama 3 hari memahami tentang
mengetahui tentang dari tidak pada keluarga Ny.Y hipertensi dan cara
2. penyakit nya menjaga pola Keluarga Ny. Y dapat mencegahnya
- Ny. Y mengatakan makan dan menangani Edukasi Proses Penyakit
lebih sering memakan mengabaikan masalah kesehatan Hipertensi
makanan yang pantangan tentang hipertensi 1. jelaskan penyebab
mengandung garam, makanan yang 1. Tingkat Pengetahuan dan faktor resiko
ikan asin keju sudah ditetapkan  Perilaku sesuai penyakit
- Ny. S mengatakan oleh tenaga anjuran (1→5) 2. jelaskan tanda dan
bahwa Ny. Y masih kesehatan,  Kemampuan gejala yang
sering makan makanan kesulitan menjelaskan L.12111 ditimbulkan oleh
yang mengandung menjalani tentang suatu topik penyakit
garam. program (3→5) 2. Jelaskan
- Ny. Y mengatakan perawatan dan  Kemampuan kemungkinan
anaknya selalu tidak menjaga menggambarkan komplikasi yang
mengingatkan untuk pola hidup. pengalaman terjadi
minum obat, tetapi sebelumnya yang 3. Ajarkan cara
Ny.Y hanya minum sesuai dengn topik meredakan atau
obat ketika sakit kepala. (3→5) mengatasi yang
Keluarga Ny. Y jarang  Perilaku sesuai diredakan
mengingatkan atau dengan
menjaga pola makan pengetahuan (3→5)
Ny. Y. Ny. Y mengakui  Persepsi yang
terkadang makan keliru terhadap
makanan yang masalah (3→5)
mengandung garam (sedang→menurun)
tinggi, dan jarang
mengkonsumsi buah,
Ny. Y juga jarang
melakukan aktivitas
fisik atau berolahraga
- Ny. Y mengatakan
tidak menjaga pola
makan tidak mengatur
pola hidup yang baik,
dan menghiraukan
pantangan untuk makan
makanan yang
menyebabkan tekanan
darah naik
- Ny. Y mengatakan
ingin segera sembuh
dari penyakitnya

Data Objectif :
- TTD
 TD : 170/100 mmHg
 N : 80x /mnt
 S : 36 C

RR : 20x /mnt
Keluarga mampu Keluarga mampu
memutuskan untuk memutuskan untuk
meningkatkan atau meningkatkan atau
memperbaiki kesehatan: memperbaiki kesehatan:
Dukungan pengambilan
1. Tingkat Kepatuhan
keputusan :
 Verbalisasikemauan 1. Diskusikan
mematuhi program kekurangan dan
pengobatan(3→5) kelebihan dari setiap
 Perilaku mengikuti solusi
L.12110
program 2. Motivasi
perawatan/pengobat mengungkapkan
an (2→5) tujuan harapan yang
 Perilaku diharapkan
menjalankan 3. Berikan informasi
anjuran (2→5) yang diminta pasien
Keluarga mampu Dukungan kepatuhan
merawat anggota program pengobatan
keluarga 1. Buat komitmen
1. Dukungan Keluarga L.13112 menjalani program
 Bekerja sama dengan baik
dengan anggota 2. Diskusikan hal yang
keluarga yang dapat mendukung
sakit dalam atau mengambat I.12361
menentukan berjalannya program
perawatan (2→5) pengobatan
3. Informasikan
program pengobatan
dan rencana
perawatan yang akan
dijalani

Keluarga mampu L.14127 Keluarga mampu


memodifikasi lingkungan memodifikasi
1. Kontrol gejala lingkungan
 Kemampuan Dukungan kepatuhan
melakukan program pengobatan I.12361
tindakan 1. Libatkan keluarga
pencegahan (2→5) utuk mendukung
 Kemampuan program pengobatan
melakukan yang dijalani
tindakan untuk
mengurangi
gejala(2→5)

Keluarga mampu L.13112 Keluarga mampu


memanfaatkan fasilitas memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan. pelayanan kesehatan
1. Dukungan Keluarga Dukungan kepatuhan
 Bekerja sama program kesehatan
dengan penyedia L.14127 1. Anjurkan pasien dan
layanan kesehatan keluarga melakukan
dalam konsultasi ke
menentukan pelayanan kesehatan
perawatan (3→5) terdekat, jika perlu
2. Kontrol Gejala
 Mendapatkan
perawatan
kesehatan saat
gejala bahaya
muncul (3→5)
 Kemampuan
menggunakan
sumber-sumber
daya yang
tersedia(3→5)

CATATAN PERKEMBANGAN
No Diagnose Keperawatan Tanggal Implementasi Dokumentasi Tanda
/ Tangan
Jam
1. Nyeri Akut (D.0077) Senin, TUK 1 Subjectif:
tentang nyeri di bagian 18 Keluarga mampu mengenal  Keluarga menjelaskan
tengkuk akibat dari Oktober masalah penyebab nyeri kembali penyebab dan
peningkatan tekanan 2021 akut yang dirasakan dan pemicu nyeri
darah dan perilaku kesehatan  Keluarga memahami dan
ketidakmampuan  Memberikan menjelaskan strategi
keluarga merawat anggota penjelasan penyebab, meredakan nyeri
keluarga yang sakit dan pemicu nyeri  Keluarga mampu
 Menjelaskan strategi mengidentifikasi nyeri
meredakan nyeri yang dirasaannya
 Mengidentifikasi  Keluarga memahami
lokasi, karakteristik, faktor yang memperberat
durasi, intensitas dan dan memperingan nyeri.
skala nyeri Yaitu ia merasakan nyeri
 Mengidentifikasi disaat Ny.R tidak patuh
faktor yang terhadap pengobatan, dan
memperberat dan tidak merasakan nyeri
memeringan nyeri disaat setelah ia
 Memberikan teknik meminum obat
nonfarmakologis  Keluarga memahami
kompres hangat untuk prosedur teknik kompres
mengurangi rasa nyeri hangat di tengkuk untuk
mengurangi rasa nyeri.

Objective :
 Keluarga kooperatif saat
menerima penjelasan
tentang nyeri
 Keluarga tampak antusias
mengungkapkan perasaan
dan keinginan
menurunkan tekanan
darahnya agar lebih
terkontrol
Analisis
TUK 1 tercapai, dimana
pasien mampu mengenal
penyebab nyeri

Perencanaan :
Lanjutkan ke TUK 2
kemampuan keluarga
mengambil keputusan
Senin, TUK 2 Subjective
18 Keluarga mampu  Keluarga mmemahami
Oktober memutuskan tindakan prosedur terapi kompres
2021 untuk meningkatkan hangat
memperbaiki Kesehatan  Keluarga mampu
yang dirasakan Ny.R (Nyeri menjelaskan kondisi
akut yang dirasakan oleh pengunaan terapi
Ny.R berkurang) kompres hangat
 Menjelaskan prosedur  Keluarga mampu
penggunaan kompres memahami penggunaan
hangat metode terapi kompres
 Mengidentifikasi kondisi hangat yang nyaman
kulit yang akan dilakukan  Ny. Y mengatakan
kompres hangat setelah di kompres
 Memilih metode kompres lehernya menjadi lebih
yang nyaman rileks dan tidak tegang
(menggunakan handuk
kecil) Objective
 Memlih kolasi kompres  Keluarga tampak
 Melakukan kompres kooperatif saat
hangat di daerah yang pelaksanaan praktik
sakit terapi kompres hangat
 Keluarga dapat
memutuskan tindakan
untuk menangani nyeri
 Keluarga tampak antusias
saat mengetahui bahwa
tekanan darah menurun
dari 150/100 mmHg
menjadi 140/90 mmHg

Analisis :
 Keluarga mampu memutuskan
tindakan yang tepat dalam
merawat anggota keluarga
dengan hipertensi tercapai.
Perencanaan:
Lanjutkan ke TUK 3
kemampuan merawat
anggota keluarga
Selasa, TUK 3 Subjective
19 Keluarga mampu merawat  Pasien mngatakan posisi
Oktober anggota keluarga nyaman saat melakukan
2021 Perawatan kenyamanan terapi adalah duduk
1. Memberikan posisi yang  Keluarga mengatakan
nyaman akan mendukung Ny.Y
2. Mendukung keluarga dalam melaksanakan
terlibat dalam terapi terapi secara mandiri
Objective
 Ny. Y tampak nyaman
 Keluarga tampak setuju
dengan teknik kompres
hangat yang disarankan
oleh petugas kesehatan
karena sangat mudah
untuk dilakukan.
Analisis:
Keluarga mampu
melakukan perawatan yang
nyaman kepada Ny. Y
apabila Ny. Y mengalami
hipertensi

Perencanaan
Lanjutkan ke TUK
kemampuan keluarga
memodifikasi lingkungan

Selasa, TUK 4 Subjective


19 Keluarga mampu  Keluarga mengatakan
Oktober memodifikasi lingkungan karena rumahnya sempit
2021 1. Menyediakan ruangan sehingga tempat
yang tenang dan berkumpulnya hanya
mendukung. diruang tamu
2. Memfasilitasi  Keluarga mengatakan
kenyamanan lingkungan selalu merapihkan rumah
3. Mengatur posisi yang agar lingkungan rumah
nyaman tetap nyaman sehingga
Ny.Y tidak lelah dan
semakin pusing
Objective
 Keluarga tampak sangat
kompak dalam
memodifikasi lingkungan
agar selalu nyaman dan
tidak membuat Ny.Y
merasa terbebani karena
rumahnya yang sempit

Analisis
Keluarga mampu melakukan
modifikasi lingkungan

Perencanaan
Lanjutkan ke TUK 5
kemampuan keluarga
memanaatkan fasilitas
kesehatan
Rabu, 20 TUK 5 Subjective
Oktober Keluarga mampu  Keluarga mengatakan
2021 memanfaatkan fasilitas selalu pergi ke fasilitas
pelayanan kesehatan kesehatan terdekat jika
1. Menginformasikan ada keluarga yang sakit
fasilitas kesehatan yang Objective
ada di lingkungan  Keluarga sesekali terlihat
keluarga. menganggukan kepalanya
2. Menganjurkan saat perawat memberikan
menggunakan fasilitas penjelasan dan motivasi
kesehatan yang ada. kepada keluarga untuk
melakukan pemantauan rutin
kesehatan di pelayanan
kesehatan.
Analisis
 Keluarga mampu
memanfaatkan fasilitas
kesehatan
 Pengetahuan keluarga
meningkat mengenai sumber
pelayanan kesehatan
 Meminta bantuan dari petugas
kesehatan pl untuk masalah
hipertensi
 Partisipasi keluarga dalam
perawatan keluarga
Meningkat
Perencanaan
-
2. Ketidakpatuhan (D.0114) Senin, TUK 1 Subjective
akibat dari tidak menjaga 20 Keluarga mampu  Keluarga mampu
pola makan dan Oktober memahami tentang memahami dan
mengabaikan pantangan 2021 hipertensi dan cara menjelaskan penyebab
makanan yang sudah mencegahnya dan faktor resiko penyakit
ditetapkan oleh tenaga  Keluarga mampu
kesehatan, kesulitan Edukasi Proses Penyakit memahami dan
menjalani program Hipertensi menjelaskan menjelaskan
perawatan dan tidak  Menjelaskan penyebab tanda gejala yang
menjaga pola hidup.. dan faktor resiko ditimbulkan oleh penyakit
penyakit  Keluarga mampu
 Menjelaskan tanda dan memahami dan
gejala yang ditimbulkan menjelaskan menjelaskan
oleh penyakit komplikasi yang munkin
 Menjelaskan terjadi
kemungkinan komplikasi Objective
yang terjadi  Keluarga tampak
memperhatikan dan fokus
kepada tenaga kesehatan
saat menjelaskan tentang
penyakit hipertensi

Analisis
 TUK 1 tercapai, dimana mampu
mengenal masalah insomnia
 Mengetahui faktor penyebab
hipertensi
 Tanda dan gejala hipertensi
 Upaya yang dapat
dilakukan untuk mencegah
hipertensi

Perencanaan
Lanjutkan ke TUK 2
kemampuan keluarga
mengambil keputusan
Senin, TUK 2 Subjective
18 Keluarga mampu  Keluarga mampu
memutuskan untuk
Oktober mendiskusikan solusi
meningkatkan atau
2021 memperbaiki kesehatan: dari penyakit yang
Dukungan pengambilan
diderita Ny.Y
keputusan :
 Keluarga mampu
1. Diskusikan kekurangan menyebutkan alternatif
pemecahan masalah
dan kelebihan dari setiap
hipertensi yaitu perawatan di
solusi rumah dan kunjungan ke
pelayanan kesehatan apabila
2. Motivasi mengungkapkan
gejala hipertensi bertambah
tujuan harapan yang  Keluarga dapat
mengungkapkan harapannya
diharapkan
bahwa ia ingin segera
3. Berikan informasi yang sembuh dari hipertensi dan
ingin tekanan darahnya
diminta pasien
kembali normal
 Ny.Y bertanya terkait
penyakit hipertensi,
pengobatan dan
pengobatan alternatif
Objective
 pasien dapat
memutuskan setiap
tindakan

Analisis
 Keluarga mampu memutuskan
tindakan yang tepat dalam
merawat anggota keluarga
 Keluarga mampu
mengungkapkan harapan
Perencanaan
Lanjutkan TUK 3 kemampuan
keluarga merawat anggota
keluarga yang sakit
Selasa, TUK 3 Subjective
19 Keluarga mampu merawat  Keluarga mengatakan
Oktober anggota keluarga akan patuh dalam
2021 pengobatan dan juga
Dukungan kepatuhan menjaga pola makan
program pengobatan dan pola hidup
 Membuat komitmen  Keluarga mengatakan
menjalani program hal yang menghambat
dengan baik program pengobatan
 Mendiiskusikan hal yang adalah malas minum
dapat mendukung atau obat, dan hal yang
mengambat berjalannya mendukung adalah jika
program pengobatan ada kemauan untuk
 Menginformasikan minum obat.
program pengobatan dan  Keluarga memahami
rencana perawatan yang tentang informasi yang
akan dijalani dipaparkan oleh tenaga
kesehatan dalam
pengobatan dan juga
rencana perawatan
alternatf yang akan
dilakukan secara
mandiri
Objective
 Keluarga mulai kembali
tampak antusias
terhadap pengobatan
yang sedang dilakukan.

Analisis
Keluarga mampu melakukan
komitmen kepada Ny.Y
untuk mematuh pengobatan
dan program kesehatan untuk
menurunkan tekanan darah
tinggi Ny.y

Perencanaan
Lanjutkan TUK 4
kemampuan keluarga
memodifikasi lingkungan
Selasa, TUK 4 Subjective
19 Keluarga mampu  Ny. Y mengatakan akan
berupaya untuk selalu
Oktober memodifikasi lingkungan
meminum obat dan menjaga
2021 Dukungan kepatuhan pola makan dan
membiasakan mengurangi
program pengobatan
makanan yang asin
 melibatkan keluarga utuk  Keluarga mengatakan akan
berupaya memberikan
mendukung program lingkungan yang nyaman
pengobatan yang dijalani agar Ny.R dapat beristirahat
Objective
 Keluarga nampak antusias
untuk membantu agar Ibu M
dapat sehat

Analisis
Keluarga mampu melakukan
modifikasi lingkungan utuk
mendukung pengobatan yang
dijalani

Perencanaan
Lanjutkan TUK 5
kemampuan keluarga
memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan
Rabu, 20 TUK 5 Subjective:
Oktober Keluarga mampu  Keluarga menyatakan akan
melakukan pemeriksaan rutin
2021 memanfaatkan fasilitas
ke posyandu
pelayanan kesehatan  Keluarga menyatakan bila
hipertensi sangat mengganggu
Dukungan kepatuhan
maka akan
program kesehatan mengkonsultasikannya ke
dokter
 menganjurkan pasien dan
keluarga melakukan Objective
konsultasi ke pelayanan Ny. Y tampak memahami
kesehatan terdekat, jika perkataan tenaga kesehatan
perlu

Analisis
 Keluarga mampu
memanfaatkan fasilitas
kesehatan
 Pengetahuan keluarga
meningkat mengenai sumber
pelayanan kesehatan
Perencanaan
INSTRUMEN PENILAIAN PENGKAJIAN KELUARGA
Berikan tanda (√) pada kolom ya, bila kriteria penilaian dilakukan dengan benar dan beri tanda
(√) pada kolom tidak, bila kriteria penilaian tidak dilakukan dengan benar.
No KRITERIA PENILAIAN YA TIDAK
I KONTRAK
1 Memberi salam pada keluarga 
2 Memperkenalkan diri 
3 Menjelaskan tujuan kunjungan perawat 
4 Membuat kontrak waktu dengan keluarga 
5 Menanyakan keluhan keluarga mengenai masalah kesehatan yang 
dihadapi saat ini
6 Mengkaji struktur anggota keluarga 
II PENGKAJIAN PERKEMBANGAN KELUARGA
7 Mengkaji tahapan perkembangan keluarga saat ini 
8 Mengkaji pengetahuan keluarga tentang tugas perkembangan keluarga 
9 Mengkaji masalah-masalah kesehatan terkait dengan perkembangan 
keluarga
10 Mengkaji kemampuan keluarga melakukan stimulasi perkembangan 
keluarga
11 Mengkaji riwayat kesehatan keluarga 
12 Mengkaji riwayat keluarga sebelumnya 
13 Apakah genogram dibuat secara lengkap (inisial,umur,masalah yang 
dialami)
14 Genogram dibuat/dikaji minimal 3 generasi 
15 Cara penulisan genogram menggunakan simbol yang lazim 
III PENGKAJIAN LINGKUNGAN
16 Lingkungan rumah 
 Ventilasi rumah dikaji dengan menggunakan cara yang tepat
 Sumber air minum
 Cara pembuangan sampah
 Cara pembuangan limbah
17 Lingkungan di luar rumah 
 Karakteristik tetangga dan masyarakat setempat
 Norma yang berlaku dilingkungan yang terkait kesehatan
 Pola kebiasaan yang ada dilingkungan
IV PEMERIKSAAN FISIK KELUARGA
18 Apakah seluruh anggota keluarga diperiksa 
19 Kelengkapan proses pemeriksaan 
20 Keakuratan hasil pemeriksaan 
21 Klarifikasi hasil pemeriksaan dengan keluarga 
V PEMERIKSAAN FISIK KELUARGA
22 Mengkaji pola komunikasi dalam keluarga 
 Keterbukaan komunikasi keluarga
 Frekuensi dan kualitas komunikasi
23 Mengkaji masalah-masalah komunikasi dalam keluarga 
24 Mengkaji cara keluarga dalam menangani masalah komunikasi dalam 
keluarga
25 Mengkaji faktor yang berpengaruh terhadap komunikasi dalam 
keluarga
26 Mengkaji peran setiap anggota keluarga baik peran formal maupun 
informal
27 Mengkaji adanya konflik peran tiap anggota keluarga 
28 Mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan peran 
29 Mengkaji dasar kekuasaan yang dimiliki keluarga dalam mengatur 
anggota keluarga
30 Mengkaji siapa yang membuat keputusan akhir dalam keluarga 
31 Mengkaji kepuasan keluarga terhadap cara pengambilan keputusan 
yang digunakan
32 Mengkaji nilai, norma dan budaya yang dianut keluarga yang berkaitan 
dengan kesehatan
33 Mengkaji masalah-masalah kesehatan yang terkait dengan nilai/normal 
dalam keluarga
VI PENGKAJIAN FUNGSI KELUARGA
34 Mengkaji fungsi sosialisasi keluarga: 
 Proses sosialisasi nilai, norma dan budaya pada anggota keluarga
35 Mengkaji pendapatan rata-rata keluarga perbulan 
36 Mengkaji rata-rata pengeluaran keluarga perbulan 
37 Mengkaji alokasi pengeluaran pendapatan keluarga 
38 Sumber pembiayaan bila ada yang sakit di keluarga 
39 Sumber pembiayaan diluar keluarga 
40 Mengkaji kedekatan hubungan/pertalian antara anggota keluarga 
41 Mengkaji persepsi keluarga tentang pemenuhan kebutuhan-kebutuhan 
psikososial, seperti saling asuh, saling menghormati, saling
memahami, kasih sayang dll
42 Mengkaji sejauh mana kebutuhan psikososial seperti saling 
memahami, kasih sayang dan kebahagiaan dapat terpenuhi
43 Mengkaji sejauh mana perlindungan yang diberikan antara anggota 
keluarga
44 Mengkaji sejauh mana persepsi terhadap kelangsungan keturunan 
keluarga
45 Mengkaji perencanaan jumlah anak 
46 Mengkaji kesulitan/masalah yang dihadapi keluarga dalam hal 
kelangsungan keturunan *)
47 Mengkaji bagaimana keluarga menyikapi dan menyelesaikan masalah 
jika terdapat masalah dalam kelangsungan keturunan *)
48 Mengkaji kemampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan: 
 Pengertian dari masalah
 Tanda dan gejala dari masalah
 Penyebab timbulnya masalah
 Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya masalah
 Persepsi keluarga terhadap masalah
49 Mengkaji kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan 
mengenao tindakan yang tepat mengatasi masalah:
 Mengerti akibat dari masalah
 Masalah dirasakan oleh keluarga
 Reaksi/respon keluarga terhadap masalah dan keputusan terhadap
penanganan masalah
50 Mengkaji kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit: 
 Sifat dan perkembangan perawatan yang dibutuhkan
 Keberadaan fasilitas yang diperlukan
 Sumber daya yang dimiliki keluarga
 Memodifikasi lingkungan yang menunjang kesehatan
51 Mengkaji kemampuan keluarga menggunakan fasilitas pelayanan 
kesehatan:
 Keberadaan fasilitas kesehatan
 Keuntungan yang dapat diperoleh dari fasilitas kesehatan
 Tingkat kepercayaan keluarga terhadap fasilitas kesehatan
 Pengalaman keluarga terhadap fasilitas kesehatan
 Keterjangkauan fasilitas kesehatan oleh keluarga
52 Mengkaji pola makan anggota keluarga dengan menggunakan food 
record minimal 3 hari yang meliputi frekuensi dan komposisi makanan
53 Mengkaji cara pengolahan dan komposisi makanan 
54 Mengkaji pola personal hygiene anggota keluarga: 
 Pola kebiasaan mandi, gosok gigi, keramas
 Sumber air yang digunakan
 Penggunaan pakaian
55 Mengkaji pola perlindungan keluarga terhadap penyakit: 
 Pemberian imunisasi
 Pemeriksaan sacara teratur
 Penggunaan obat dalam keluarga
56 Mengkaji faktor gaya hidup keluarga 
 Aktivitas dan istirahat
 Kebiasaan rekreasi
57 Mengkaji stressor jangka pendek dan jangka panjang 
58 Mengkaji respon keluarga terhadap situasi/ stressor 
59 Mengkaji strategi koping yang digunakan (fungsional dan 
disfungsional)
VI TERMINASI
I
60 Melakukan terminasi dengan keluarga 
61 Membuat kontrak pertemuan berikutnya 
62 Pendokumentasian hasil pemeriksaan 
 Cara pencatatan

DAFTAR PUSTAKA
References
Hakim, A. R. (2020). Laporan Pendahuluan Hipertensi. Retrieved October 13, 2021, from
Academia.edu.
Indonesia, D. P. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus
Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Indonesia, D. P. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan: Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Indonesia, D. P. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan: Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
KONSEP ASKEP KELUARGA. (2015). Retrieved October 2021, 2021, from ACADEMIA.EDU.
Putra, R. N. (2010). Pathway. Retrieved OCTOBER 13, 2021, from SCRIBD.COM.
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
Pendidikan Kesehatan Terkait Hipertensi pada Keluarga Bapak A
Topik : Hipertensi
Sasaran : Keluarga Bapak S khususnya Ibu Y
Tempat : Rumah Keluarga Bapak S
Waktu : 16.00 s.d 16.30 WIB
Hari/Tanggal : Senin, 18 Oktober 2021
A. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan, Keluarga Bapak S diharapkan mampu
memahami tentang Hipertensi dan cara perawatan terkait hipertensi
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan, Keluarga Bapak S mampu :
a) Menjelaskan pengertian Hipertensi
b) Menjelaskan tanda dan gejala Hipertensi
c) Menjelaskan penyebab Hipertensi
d) Mengetahui penatalaksanaan Hipertensi
e) Mengetahui komplikasi yang mungkin terjadi dari Hipertensi
f) Melakukan perawatan pada anggota keluarga yang mengalami Hipertensi

B. METODE PENYAMPAIAN
1. Ceramah
2. Diskusi

C. MEDIA
1. Video edukasi
2. Leaflet

D. MATERI
Terlampir
E. PELAKSANAAN

NO TAHAP WAKTU KEGIATAN

PERAWAT KELUARGA BAPAK S

1 Pembukaan 3 menit a) Memberikan a) Keluarga menjawab


salam, salam
memperkenalk
an diri
b) Kontrak waktu b) Keluarga menyetujui
dengan Ibu S kontrak waktu yang
untuk sudah ditetapkan untuk
pelaksanaan pelaksanaan
pendidikan pendidikan kesehatan
kesehatan
2 Pelaksanaan 15 menit a) Memperlihatka a) Keluarga
n video edukasi memperhatikan video
terkait edukasi dengan
hipertensi seksama
b) Pembagian
Leaflet b) Keluarga menerima
c) Menjelaskan Leaflet
pengertian c) Keluarga
hipertensi, mendengarkan dengan
tanda dan seksama
gejala,
komplikasi,
penatalaksanaa
n dan
pencegahan
hipertensi
d) Melakukan sesi
tanya jawab
d) Perawat memberikan
e) Mengevaluasi pertanyaan kepada
secara verbal keluarga terkait
pada Keluarga hipertensi
Bapak S terkait e) Keluarga memahami
materi penjelasan yang
penyuluhan disampaikan oleh
perawat
3 Penutup 5 menit a) Menyimpulkan a) Peserta
materi memperhatikan
penyuluhan
b) Mengakhiri b) Peserta menjawab
kegiatan salam

F. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a) SAP sudah siap satu hari sebelum dilaksanakan kegiatan
b) Alat dan tempat sudah siap satu hari sebelum dilaksanakan kegiatan
2. Evaluasi Proses
a) Alat dan tempat dapat digunakan sesuai rencana
b) Keluarga mengikuti kegiatan yang telah direncakan dengan penuh perhatian
3. Evaluasi Hasil
a) Keluarga dapat memahami konsep dari penyakit hipertensi
b) Keluarga mampu menjelaskan tanda dan gejala hipertensi
c) Keluarga mampu menjelaskan penyebab hipertensi
d) Keluarga mampu melakukan pemeriksaan tekanan darah dengan tepat
RESUME ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. E

Nama mahasiswa :OOM KOMARIYAH


NPM : 21.156.03.11.082

1. Pengkajian
a. Tuliskan data awal interaksi berupa daftar anggota keluarga dengan insial, alamat, keluhan yang
selama ini dirasakan.
1) Nama : Ny. y
2) Usia : 56 Tahun
3) Alamat : Perumahan Regenci 1 cibitung
4) Keluhan : Tentang nyeri di bagian tengkuk akibat dari peningkatan tekanan darah dan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.
b. Setiap kali interaksi tuliskan data saat ini (here and now) berupa penjajakan tahap I dan tahap II.
Apabila data tidak ditemukan data maladaptif pada saat kunjungan, gali data fungsi keluarga
atau melanjutkan data berdasarkan keluhan selama ini yang belum diintervensi oleh mahasiswa.
 Ny. Y mengatakan kepala sering sakit dan pusing
 Ny.Y memiliki riwayat hipertensi
 Ny. Y tidak memiliki pantarangan makan
 TD 160/80 mmHg

2. Diagnosa keperawatan keluarga


1) Manajemen kesehatan tidak efektif (D.0116)
3. Tujuan khusus
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1x60 menit diharapkan keluarga mampu :
1. Mengenal masalah kesehatan
Tingkat Pengetahuan (L.12111)
 Kemampuan menjelaskan pengetahuan tentang hipertensi (3 – 5)
 Perilaku sesuai dengan pengetahuan (3 – 5)
2. Memutuskan untuk meningkatkan atau memperbaiki kesehatan
Tingkat Kepatuhan (L. 12110)
 Verbalisasi kemauan mematuhi program perawatan atau pengobatan (3 – 5)
 Verbalisasi mengikuti anjuran (3 – 5)
3. Merawat anggota keluarga yang sakit
Manajemen Kesehatan (L. 12104)
 Melakukan tindakan untuk mengurangi faktor resiko (2 – 5)
 Aktivitas hidup sehari-haru efektif memenuhi tujuan kesehatan (3 – 5)
4. Memodifikasi lingkungan
Pemeliharaan Kesehatan (L.12106)
 Kemampuan menjalankan perilaku sehat (3 – 5)
5. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
Pemeliharaan kesehatan (L.12106)
 Perilaku mencari bantuan (3 – 5)
 Memiliki sistem pendukung (3 – 5)

4. Implementasi
Tuk 1
Edukasi Proses Penyakit (I. 12444)
1. Jelaskan penyebab dan faktor resiko penyakit
2. Jelaskan tanda-gejala yang ditimbulkan
3. Jelaskan kemungkinan terjadinya komplikasi
4. Ajarkan cara meredakan atau mengatasi gejala yang dirasakan

Tuk 2
Dukungan Pengambilan Keputusan (I. 09265)
1. Diskusikan kelebihan dan kekurangan dari setiap solusi
2. Motivasi mengungkapkan tujuan perawatan yang diharapkan
3. Informasikan alternatif solusi yang jelas
Tuk 3
Edukasi perilaku upaya kesehatan (I. 12435)
1. Ajarkan program kesehatan dalam kehidupan sehari-hari
2. Ajarkan cara pemeliharaan kesehatan
Tuk 4
Edukasi Kesehatan (I.12383)
1. Jelaskan faktor resiko yang dapat mempengeuhi kesehatan
2. Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
Tuk 5
Dukungan Keluarga Merencanakan Perawatan (I.13477)
1. Informasikan fasilitas kesehatan yang ada di lingkungan keluarga
2. Anjurkan menggunakan fasilitas kesehatan yang ada
Subjektif :
1. Keluarga memahami dengan materi yang dijelaskan
2. Keluarga mengatakan ingin penyakitnya cepat sembuh dan kembali sehat
3. Kelaurga mengatakan paham cara untuk memelihara kesehatan dan menghindari faktor resiko
Objektif :
1. Keluarga tampak memahami dengan penjelasan terkait pengertian, faktor resiko, menu
makanan, dan terapi yang dapat dilakukan sehari-hari
2. Keluarga tampak termotivasi untuk meningkatkan kesehatan

Asisment : Masalah teratasi


Planning : Intervensi dihentikan

Anda mungkin juga menyukai