1. PENDAHULUAN
Di Rumah Sakit, keperawatan merupakan bagian sentral dari pelayanan
baik untuk kasus kebidanan maupun keperawatan umum, tidak dapat bekerja
sendiri, tetapi harus bekerjasama dengan tim kesehatan lain untuk menyelesaikan
masalah kesehatan yang dihadapi pasien. Kerjasama tersebut harus ditata sehingga
menghasilkan pelayanan kesehatan yang berkualitas, penataan yang dimaksud
adalah penggorganisasian segala sumber yang bisa dimanfaatkan untuk mencapai
tujuan pelayanan keperawatan.
Pengorganisasian adalah langkah kedua dalam manajemen yang sangat
penting dilakukan oleh setiap unit kerja (Subur,1977). Pengorganisasian dalam
keperawatan dimaksudkan untuk mengelompokkan aktivitas – aktivitas dengan
sasaran untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Penugasan masing – masing
kelompok diberikan kepada pimpinan yang diberi wewenang untuk mengawasi
sekaligus melakukan koordinasi dengan unit lain baik horizontal maupun vertikal.
2. LATAR BELAKANG
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berhubungan dengan
ilmu kedokteran menuntut rumah sakit untuk mempersiapkan pelayanan yang
sempurna dan paripurna. Salah satu pelayanan di rumah sakit yang menuntut
perkembangan itu adalah pelayanan Kamar Operasi.
Pelayanan Kamar Operasi merupakan pelayanan yang membutuhkan
tenaga sumber daya manusia yang mempunyai keahlian khusus. Disamping
sumber daya manusia, juga diperlukan fasilitas sarana dan prasarana yang
memenuhi standar pelayanan Rumah Sakit agar tercapai pelayanan yang optimal.
Untuk tercapainya pelayanan kamar operasi yang optimal sesuai dengan
standar maka perlu dibuatkan program kerja Kamar Operasi.
3. TUJUAN
a. Tujuan Umum
1
Memberikan asuhan keperawatan khususnya pembedahan secara profesional
dan dalam suasana kasih sesuai dengan standar asuhan.
b. Tujuan Khusus
1) Memberikan pelayanan terpadu dan bimbingan yang berkualitas untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan perawat terhadap tindakan
operasi yang akan dilakukan sehingga tercapai mutu pelayanan sesuai
standar.
2) Memastikan bahwa pelayanan pembedahan diberikan sesuai dengan standar
pelayanan dan sesuai kebutuhan pasien.
3) Mengurangi atau memperpendek daftar tunggu pasien yang akan dioperasi.
4) Tersusunnya sistem monitoring pelayanan keperawatan di unit Kamar
Operasi melalui indikator mutu unit.
b. RINCIAN KEGIATAN
1) Pengembangan Sumberdaya Manusia (SDM)
a) Mengikutsertakan program sekolah alih jenjang
b) Mengikutsertakan dalam acara seminar / workshop bertemakan bedah.
c) Mengikutsertakan dalam program pelatihan eksternal unit khusus
keperawatan teknik kamar operasi.
2) Peningkatan sterilitas dan pengendalian infeksi kamar operasi
a) Mengganti alat sterilisator yang lama dengan yang baru (harus ada
pengukur suhu) seperti autoclave.
b) Membangun ruang CSSD untuk dekontaminasi alat-alat bedah.
c) General cleaning kamar bedah.
d) Sterilisasi kamar bedah.
3) Sarana dan prasarana
2
4) Program meningkatkan mutu pelayanan kamar operasi
3
5. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
2. Program peningkatan Mengganti alat sterilisator yang lama April – Mei Kamar Operasi
sterilitas dan dengan yang baru (harus ada
Sesuai dg
pengendalian infeksi pengukur suhu) seperti autoclave.
Kebijakan RS April – Kamar Operasi Perawat + bidan +
kamar operasi Membangun ruang CSSD untuk
4
dekontaminasi alat-alat bedah. Desember cleaning servis
General cleaning kamar bedah. Maret Kamar Operasi
@ 2 hari /
setelah tindakan
operasi
3. Sarana dan Prasarana Kalibrasi alat – alat elektro medik Januari/februari Kamar Operasi Pihak luar
5
6. SASARAN
Angka ketidakpatuhan
Jumlah pasien yang tidak dilakukan
melakukan Surgical Savety 0%
prosedur surgical savety cheklist
Cheklist
4 KESELAMATAN PASIEN
Jumlah kejadian kesalahan
1) Angka kesalahan identitas pasien 0%
identifikasi pasien
6
NO KEGIATAN INDIKATOR TARGET
2) Angka ketidaklengkapan Jumlah ketidaklengkapan
< 30%
pengisian CPPT pengisian CPPT
3) Angka kesalahan pemberian obat Jumlah kesalahan pemberian
0%
high alert obat high alert
4) Angka ketidakpatuhan site Jumlah ketidaklengkapan
< 30%
marking prosedur pra operasi
5) Angka ketidakpatuhan petugas Jumlah petugas yang tidak patuh
< 30%
dalam 5 momen cuci tangan 5 momen cuci tangan
6) Angka ketidakpatuhan Jumlah pasien yang tidak diberi
< 30%
penandaan pasien risiko jatuh tanda risiko jatuh
7
7. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
8
8. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
Setelah kegiatan dilaksanakan, dilakukan evaluasi. Evaluasi bisa dilakukan juga
sebelum selesainya program, supaya jalannya pelaksanaan program bisa dipantau,
sehingga tidak banyak menyimpang dari harapan.
Dari data evaluasi pelaksanaan program dilakukan pencatatan dan dibuat laporan
tahunan dan dilaporkan ke Direktur melalui Wadir Pelayanan Medis.
Dalam setiap kegiatan yang sudah terlaksana, dievaluasi secara keseluruhan, yang
menyangkut proses kegiatan, jalannya kegiatan, dampak dari kegiatan tersebut membawa
pengaruh apa terhadap pelayanan di Kamar operasi untuk selanjutnya perlu disusun suatu
kegiatan lagi sebagai tindak lanjut dari evaluasi yang sudah dibuat.
9. PENANGGUNGJAWAB KEGIATAN
Sebagai penanggungjawab kegiatan tersebut adalah Ka. Unit Kamar Operasi, bersinergi
dengan seluruh petugas Kamar operasi.
10. PENUTUP
Demikian program kerja tahun 2020 yang dapat disusun, semoga dapat menjadi acuan
dalam merealisasikan program tersebut demi peningkatan pelayanan di Unit Kamar
Operasi Rumah Sakit Umum Kertayasa.
Mengetahui, Negara,
Wakil Direktur Pelayanan Keperawatan Penanggung Jawab Unit Kamar Operasi