Disusun Oleh
Pandi
Npm 19.156.01.12.013
A. Identifikasi Pasien
• 1. Identitas klien
• Nama klien Ny. E tanggal masuk 06 Juli 2020, jenis kelamin perempuan umur 37 tahun status sudah menikah agama islam
suku bangsa Jawa dan bahasa yang digunakan bahasa indonesia klien sudah bekerja, alamat klien Jln Swasembada Timur,
sumber biaya pribadi, sumber informasi di dapat dari klien dan keluarga. Operasi di lakukan pada tanggal 07 Juli 2020.
• Resume
• Ny E (37 th), datang ke UGD RS Cibitung Medika pada tanggal 06 Juli 2020, dengan keluhan nyeri perut kanan bawah,
nyeri seperti ditusuk-tusuk. Setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter didapatkan diagnosa apendiksitis. Berdasarkan hasil
pengkajian didapatkan data, klien mengatakan nyeri perut bagian kanan bawah, klien mengatakan nyeri seperti ditusuk-tusuk,
klien mengatakan nyeri menyebar sampai ke pinggang, klien tampak meringis kesakitan , skala nyeri klien 7, kesadaran
compos metis, TD: 110/80mmHg, N: 87x/menit, RR: 25x/menit, S: 36,5ºC. Dari data yang diatas didapatkan diagnosa
keperawatan yaitu: gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan distensi jaringan usus oleh inflamasi. Untuk masalah
tersebut diatas dilakukan tindakan keperawatan adalah mengkaji tanda-tanda vital klien, tehnik relaksasi, tehnik distraksi,
kolaborasi diberikan infus RL 20 tetesx/menit. Hasil Lab: tanggal 06 Juli 2020LED 25mm/j, Hb 15,5 gr/dl, leukosit
16.500u/l, trombosit 3010.000 ribu, hematokrit 42%. Setelah dilakukan tindakan keperawatan didapatkan evaluasi yaitu,
klien mengatakan masih terasa nyeri diperut bagian kanan bawah, klien mengatakan mengerti tentang prosedur pembedahan
yang akan dilakukan, klien tampak lebih tenang. TTV klien TD: 130/80mmHg, N: 85x/menit, S: 36,5ºC, RR: 23x/menit.
• Riwayat kesehatan sekarang
• Keluhan utama: Klien mengatakan nyeri perut kanan bawah, nyeri seperti ditusuk-tusuk. Faktor pencetus yaitu makan
pedas timbulnya bertahap, lamanya keluhan 1 bulan, upaya klien untuk mengatasi berobat ke dokter.
• Klien tidak mempunyai riwayat alergi dan klien tidak pernah mengalami kecelakaan, klien tidak pernah dirawat di Rumah
Sakit sebelumnya, dan di dalam keluarga tidak ada penyakit keturunan dan klien tidak pernah memakai obat-obatan
• Orang yang terdekat dengan klien adalah suami dan anaknya, pola komunikasi baik dan terarah, pembuat keputusan dalam
keluarga adalah suami, klien mengatakan kurang aktif dalam kegiatan kemasyarakatan. Dampak penyakit terhadap
keluarga yaitu cemas dan sedih, masalah yang mempengaruhi klien saat ini adalah kondisi kesehatannya klien tidak bisa
melakukan aktivitas seperti biasanya. Mekanisme koping terhadap masalah yang digunakan adalah klien diem, persepsi
klien terhadap penyakitnya saat ini klien memikirkan kelanjutan pengobatan, harapan setelah menjalani pengobatan adalah
sembuh, dan perubahan yang di rasakan setelah sakit adalah klien merasa takut penyakitnya tidak bisa sembuh . Tidak ada
sistem nilai kepercayaan yang bertentangan dengan kesehatan, aktivitas agama atau kepercayaan yang di lakukan klien
adalah shalat dan berdoa. Kondisi lingkungan yang mempengaruhi kesehatan tidak ada.
Pengkajian Fisik
• Pemeriksaan Fisik Umum
• Berat badan klien 50 kg, berat badan sebelum sakit 50 kg,. Tinggi badan 160 cm, tekanan darah 110/70mmHg,
nadi: 90x/menit, frekuensi nafas: 27x/menit, suhu: 36,8ºC, keadaan umum klien ringan, dan tidak ada
pembesaran kelenjar getah bening.
• b. Sistem Penglihatan
• Posisi mata simetris, kelopak mata normal, pergerakan bola mata normal, konjungtiva ananemis, kornea
normal, sklera anikterik, pupil isokor, tidak ada kelainan pada otot-otot mata, fungsi pengihatan baik, tidak ada
tanda-tanda radang, klien tidak memakai kaca mata maupun lensa mata kontak, reaksi terhadap cahaya baik.
• c. Sistem Pendengaran
• Daun telinga klien normal, tidak ada serumen dalam telinganya, kondisi telinga tengah normal, tidak ada cairan
dalam telinga, tidak ada perasaan penuh di telinga, tidak ada tinitus, dan fungsi pendengaran normal, tidak ada
gangguan keseimbangan di telinga, dan klien tidak menggunakan alat bantu dengar.
• d. Sistem Wicara
• e. Sistem Pernafasan
• Jalan nafas klien bersih, klien tidak sesak nafas, klien tidak menggunakan otot bantu pernafasan, frekuensi nafas
20x/menit, irama teratur, kedalaman dangkal, klien batuk tidak produktif, pernafsan spontan, tidak ada sputum, saat
dilakukan palpasi dada simitris, pergerakan normal dan tidak ada benjolan, saat diperkusi tidak ada ronchi, suara
nafas vasikuler, klien mengtakan tidak merasakan nyeri saat bernafas, dan tidak menggunakan otot bantu nafas.
• f. Sistem Kardiovaskuler
• Sirkulasi perifer nadi 80x/menit, irama teratur, denyut nadi lemah, tekanan darah 120/80mmHg, tidak ada distensi
vena jugularis pada sisi kanan dan kiri, temperatur kulit hangat, warna kulit pucat, pengisian kapiler 4 dtk, tidak ada
edema. Pada sirkulasi jantung kecepatan denyut apcal 80x/menit, irama teratur, tidak ada kelainan bunyi jantung,
dan tidak ada sakit dada.
• g. Sistem Hematologi
• Klien terdapat gangguan hematologi, klien tampak pucat, tetapi tidak ada perdarahan
• h. Sistem Saraf Pusat
• Klien mengatakan tidak ada keluhan sakit kepala, tingkat kesadaran compos mentis, nilai GCS E: 4, M: 6, V: 5, tidak
ada tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial, klien merasakan kesemutan pada kali, pada pemeriksaan refleks
fisiologis normal, dan refleks patologis tidak ada.
• i. Sistem Pencernaan
• Keadaan mulut: gigi tidak ada caries, klien tidak menggunakan gigi palsu, tidak ada stomatitis, lidah tidak kotor, silifa
normal, klien tidak muntah, klien mengatakan nyeri pada daerah perut, skla nyeri klien 7, lokasi nyeri di perut kanan
bawah dan menyebar, karakteristik nyeri seperti ditusuk-tusuk, bising usus 0, klien tidak diare, klien konstipasi 1 hari,
hepar tidak teraba dan abdomen mengalami distensi.
• j. Sistem Endokrin
• Saat di lakukan pemeriksaan fisik tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, nafas tidak berbau keton, tidak ada luka
gangren.
• k. Sistem Urogenital
• Balance cairan: intake 1500 cc (Infus 1500cc) output 2.200 cc (Urine 1800cc, IWL 400cc), intake 1500ml/24 jam-
2.200ml/24 jam=700ml/24 jam, pola berkemih tidak ada distensi, warna kuning jernih, klien mengatakan sakit pinggang
skala nyeri 2.
• l. Sistem Integumen
• Turgor kulit baik, temperatur hangat, warna kulit pucat, keadaan kulit baik, tidak ada kelainan kulit, kondisi kulit
pemasangan infus baik tidak ada tanda-tanda infeksi, keadaan rambut tekstur baik, rambut bersih.
• m. Sistem Muskuloskeletal
• Klien mengalami kesulitan dalam pergerakan karena pemasangan infus disebelah di tangan sebelah kiri, klien
mengalami sakit pinggang, tidak ada nyeri sendi maupun nyeri kulit, klien tidak mengalami fraktur, tidak ada
kelainan bentuk tulang sendi, tidak ada kelaianan struktur tulang belakang, keadaan tonus otot hipotoni, kekuatan
otot tangan kanan 5, tangan kiri 5, kaki kanan 5, kaki kiri 5.
DATA PENUNJANG
• Data Penunjang
• Pada tanggal 06 Juli 2020di dapatkan hasil laboratorium: LED 25mm/j (p: 0-15, w:
0-20), hemoglobin: 15,5gr/dl (p:13-16, w: 12-14), leukosit 16.500u/l (5000-
10.000), trombosit 310.00/mm (150.000-400.000/mm), hematokrit 42% (p: 45-
55%, w: 40-50).
• Penatalaksanaan
1 Data Subjektif:
a. Klien mengatakan nyeri pada perut daerah kanan
bawah
b. Klien mengtakan nyeri menjalar ke pinggang
c. Klien mengatakan nyeri seperti di tusuk-tusuk
d. Klien mengatakan nyeri timbul kalu bergerak
e. Klien mengatakan BAB keluar darah
Data Objektif
a. Skala nyeri 7
b. Wajah tampak meringis menahan sakit
c. Nyeri tekan perut kanan bawah
d. Klien tampak melindungi bagian tubuh yang sakit
e. Klien tampak susah bergerak Ansietas Tindakan Pembedahan
f. TTV klien:
Tekanan Darah: 130/80 mmHg
Nadi: 85 x/menit
Suhu: 36,5ºC
Pernafasan: 23x/menit
2 Data Subjektif
a. Klien mengtakan takut karena sebelumnya
belum penah di operasi
b. Klien mengatakan tidak bisa istirahat/tidur
c. Klien mengatakan cemas karena kalau di
operasi pasti sakit
d. Klien mengatakan cemas akan di lakukan
operasi
Data Objektif
a. Klien tampak gelisah
b. Klien tampak cemas akan dilkukan operasi
c. Klien tampak lemas
d. TTV klien: Ansietas Tindakan Pembedahan
Tekanan darah: 130/80 mmHg
Nadi: 85x/menit
Suhu: 36,5ºC
Pernafasan: 23 x/menit
3 Post Operasi
Data Subjektif:
a. Klien mengatakan nyeri pada daerah luka operasi
b. Klien mengatakan nyeri seperti di sayat
c. Klien mengatakan nyeri di bagian operasinya kalau
bergerak
d. Klien mengatakan luka bekas operasi panas
Data Objektif:
a. Skala nyeri 8
b. Klien tampak meringis keskitan menahan sakit
c. Tampak ada luka bekas operasi di perut bagian kanan
bawah
d. Klien tampak sulit bergerak
e. Klien tampak memegang perutnya Terputusnya jaringan akibat
Nyeri
f. TTV klien: pembedahan
Tekanan darah: 110/80 mmHg
Nadi: 87 x/menit
Suhu: 36,5ºC
Pernafassan: 25 x/menit
Data Subjektif: Nyeri Terputusnya jaringan akibat
a. Klien mengatakan lemas dan pusing pembedahan
b. Klien mengatakan masih puasa
c. Keluarga klien mengatakan puasa sejak jam 8 malam
Data Objektif
a. Klien tampak lemas
b. Klien tampak masih puasa
c. Klien terpasang infus RL 20 tetes x/menit
4 .Balance cairan: Resiko kekurangan volume Pembatasan masuk
1) Intake: infus 1500cc/24 jam cairan cairan secara oral
2) Output: buang air kcil 1800cc/24 jam
IWL: 400 cc/ 24 jam
Balance: (output-intake) 2.200-1.500=700 cc/hari
e. TTV klien:
Tekanan darah; 110/70 mmHg
Nadi: 80 x/menit
Suhu: 36ºC
Pernafasan: 20 x/menit
Data Subjektif
a. Klien mengatakan nyeri pada perut kanan bawah area operasi Resiko tinggi infeksi Trauma jaringan
b. Klien mengatakan takut bergerak
c. Klien mengatakan luka bekas opersi terasa panas
d. Klien mengatakan bekas luka operasi memar
e. Klien mengatakan luka bekas operasi perih
f. Klien mengatakan lemas
Data Objektif
a. Klien tampak meringis kesakitan menahan sakit
b. Skala nyeri 8
c. Tampak ada luka bekas operasi di perut bagian kanan bawah
d. Bekas luka operasi klien tampak memar
e. Klien tampak memegangi luka bekas operasi
f. TTV klien:
Tekanan darah; 110/70 mmHg
Nadi: 80 x/menit
Suhu: 36ºC
Pernafasan: 20 x/menit
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Klien mengatakan beas luka operasi memar a. Tidak ada tanda-tanda 3. Lihat insisi dan balutan, catat adanya drainase
infeksi (color, dolor, rubor, tumor, luka
Klien mengatakan luka bekas operasi perih funtiolaesa)
4. Berikan informasi yang tepat kepada pasien
Klien mengatakan lemas b. Luka kering dan cepat atau orang yang terdekat
• Data Objektif : sembuh
Tampak ada luka bekas operasi diperut bagian kanan bawah e. Klien dapat melaporkan rasa
nyaman dalam waktu 1x24 jam
Bekas luka operasi klien tampak memar
f. TTV klien dalam batas
Klien tampak memegangi luka bekas operasi normal (TD:110/80-130/90mmHg,
TTV klien: N: 60-80x/menit, Suhu: 36-
37,5ºC, RR: 16-20x/menit)
Tekanan darah; 110/70 mmHg
Nadi: 80 x/menit
Suhu: 36ºC
Pernafasan: 20 x/menit
IMPLEMENTASI EVALUASI
Tanggal 10 Juli 202 Tanggal 10 Juli 2020
Pukul 08.30 WIB S: klien mengatakan takut terjadi infeksi
Mengawasi tanda-tanda vital O: tidak ada tanda-tanda infeksi
Respon: tekanana arah 120/80 mmHg, nadi 80 A: masalah teratasi sebagian
x/menit, pernafasan 20 x/menit, suhu 37ºC P: petahankan tindakan keperawatan
Pukul 08.45 WIB
Mengobservasi insisi balutan dan adanya
drainase luka
Respon: luka tertutp verban dan tidakada
drainase
Pukul 11.00 WIB
Memberikan obat sesuai indikasi
Respon: klien mendapat terapi obat Ceftriaxone
2x1 ml/gram
KESIMPULAN DAN PENUTUP
• A. Kesimpulan
Apendisitis adalah peradangan dari apendiks vermivormis, dan merupakan penyebab abdomen akut yang paling
sering. Penyakit ini dapat mengenai semua umur baik laki-laki maupun perempuan, tetapi lebih sering menyerang
laki-laki berusia antara 10 sampai 30 tahun (Mansjoer, Arief,dkk, 2007).
• Apendisitis belum ada penyebab yang pasti atau spesifik tetapi ada factor prediposisi yaitu Factor yang tersering
adalah obstruksi lumen, Infeksi kuman dari colon yang paling sering adalah E. Coli dan Streptococcus, laki-laki
lebih banyak dari wanita. Yang terbanyak pada umur 15-30 tahun (remaja dewasa). Ini disebabkan oleh karena
peningkatan jaringan limpoid pada masa tersebut, dan tergantung pada bentuk apendiks. (Nuzulul, 2009)
• Komplikasi terjadi akibat keterlambatan penanganan Apendisitis. Faktor keterlambatan dapat berasal dari
penderita dan tenaga medis. Komplikasi yang bisa terjadi adalah abses, perforasi dan peritonitis.
• Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada Ny E dengan appendiksitis di Rumah Sakit Cibitung
Medika pada tanggal 07 Juli 2020sampai dengan tanggal 10 Juli 2020maka penulis dapat menarik kesimpulan
• Diagnosa prioritas yang ditemukan pada pre dan post operasi yaitu cemas berhubungan dengan dampak dari
tindakan pembedahan atau anesthesia sedangkan pada post operasi yaitu nyeri berhubungan dengan terputusnya
kontinuitas jaringan akibat luka pembedahan. Perencanaan prioritas yang penulis lakukan sudah sesuai antara
teori dan kasus. Pada tahap ini pelaksanaan diagnosa prioritas dapat dilakukan sesuai dengan perencanaan. Pada
tahap evaluasi penulis mengevaluasi pada pre operasi 3 diagnosa dan sudah teratasi sedangkan ada post operasi 5
diagnosa, 3 masalah sudah teratasi 1 diagnosa belum teratasi dan 1 diagnosa sebagian sudah teratasi.