Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

“ ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Ny. Z DENGAN ASAM


URAT DI RT 02 RW 07 KELURAHAN TAMBAKHARJO, KOTA
SEMARANG”
Dosen Pembimbing : Ns. Dyah Restuning P.,M.Kep

Disusun oleh :
Nama : Adelia Dwi Cahyani
Nim : 1907001

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN BISNIS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS WIDYA HUSADA SEMARANG
A. KONSEP KELUARGA
1. Pengertian Keluarga
Keluarga berasal dari Bahasa Sangsekerta: kula dan warga “kulawarga” yang
berarti “anggota” “kelompok kerabat”. Keluarga adalah lingkungan dimana
beberapa orang yang masih memilki hubungan darah.
Keluarga adalah sekumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh
hubungan,darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu
berinteraksi satu sama lain (Harmoko, 2012)
Keluarga sebagai kelompok sosial terdiri dari sejumlah individu, memiliki
hubungan antar individu, terdapat ikatan, kewajiban,tanggung jawab diantara
individu tersebut. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas
kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat
dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan .
Dalam kamus Bahasa Indonesia disebutkan “keluarga” adalah : ibu bapak
dengan anak-anaknya, satuan kekerabatan yang sangat mendasar dimasyarakat.
Keluarga merupakan sebuah instansi terkecil di dalam masyarakat yang berfungsi
sebagai wahana untuk mewujudkan kehidupan yang tenteram,aman,damai dan
sejahtera dalam suasana cinta dan kasih sayang diantara anggotanya. Suatu ikatan
hidup yang didasarkan karena terjadinya perkawinan, juga bisa disebabkab karena
persusuan atau muncul perilaku pengasuhan.
2. Struktur Keluarga
Struktur keluarga terdiri atas:
- Patrilineal, adalah keluarga sedarah yang terdiri atas sanak saudara sedarah
dalambeberapa generasi, dimana hubungan ini disusun melalui garis keturunan
ayah.
- Matrilineal, adalah keluarga sedarah yang terdiri atas sanak saudara sedarah
dalambeberapa generasi, dimana hubungan ini disusun melalui garis keturunan
ibu.
- Matrilokal, adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah dariistri.
- Patrilokal, adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
darisuami.
- Keluarga kawinan, adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi
pembinaankeluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian dari
keluarga karenaadanya hubungan dengan suami istri.

3. Ciri-ciri struktur keluarga:


- Terorganisasi, yaitu saling berhubungan, saling ketergantungan antara
anggota
keluarga.
- Ada keterbatasan, dimana setiap anggota keluarga memiliki kebebasan tetapi
mereka
juga mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugas masing-
masing.
- Ada perbedaan dan kekhususan, yaitu setiap anggota keluarga mempunyai
peranan dan fungsinya masing-masing.
Friedman, Bowden, & Jones (2003) dalam Harmoko (2012) membagi struktur
keluarga menjadi empat elemen, yaitu komunikasi, peran keluarga, nilai dan
norma
keluarga, dan kekuatan keluarga.
 Struktur komunikasi keluarga.
Komunikasi dalam keluarga dapat berupa komunikasi secara emosional,
komunikasi verbal dan non verbal, komunikasi sirkular. Komunikasi
emosional memungkinkan setiap individu dalam keluarga dapat
mengekspresikan perasaan seperti bahagia, sedih, atau marah diantara para
anggota keluarga. Pada komunikasi verbal anggota keluarga dapat
mengungkapkan apa yang diinginkan melalui kata-kata yang diikuti dengan
bahasa non verbal seperti gerakan tubuh. Komunikasi sirkular mencakup
sesuatu yang melingkar dua arah dalam keluarga, misalnya pada saat istri
marah pada suami, maka suami akan mengklarifikasi kepada istri apa yang
membuat istri marah.
 Struktur peran keluarga.
Peran masing – masing anggaota keluarga baik secara formal maupun
informal, model peran keluarga, konflik dalam pengaturan keluarga.
 Struktur nilai dan norma keluarga.
Nilai merupakan persepsi seseorang terhadap sesuatu hal apakah baik atau
bermanfaat bagi dirinya. Norma adalah peran-peran yang dilakukan manusia,
berasal dari nilai budaya terkait. Norma mengarah kepada nilai yang dianut
masyarakat, dimana norma-norma dipelajari sejak kecil. Nilai merupakan
prilaku motivasi diekspresikan melalui perasaan, tindakan dan pengetahuan.
Nilai memberikan makna kehidupan dan meningkatkan harga diri (Susanto,
2012)
 Struktur kekuatan keluarga
Kekuatan keluarga merupakan kemampuan baik aktual maupun potensial dari
individu untuk mengendalikan atau mempengaruhi perilaku orang lain
berubah kearah positif. Tipe struktur kekuatan dalam keluarga antara lain: hak
untuk mengontrol seperti orang tua terhadap anak (legitimate
power/outhority), seseorang yang ditiru (referent power), pendapat, ahli dan
lain-lain (resource or expert power), pengaruh kekuatan karena adanya
harapan yang akan diterima (reward power), pengaruh yang dipaksakan sesuai
keinginannya (coercive power), pengaruh yang dilalui dengan persuasi
(informational power), pengaruh yang diberikan melalui manipulasi dengan
cinta kasih misalnya hubungan seksual (affective power).
4. Macam-Macam Struktur/Tipe/Bentuk Keluarga
Tipe/Bentuk Keluarga
a. Tradisional
 The Nuclear family (keluarga inti) Keluarga yang terdiri dari suami,
istri dan anak
 The dyad family Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa
anak) yang hidup bersama dalam satu rumah.
 Keluarga usila Keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang sudah
tua dengan anak yang sudah memisahkan diri.
 The childless family Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah
dan untuk mendapatkan anak terlambat waktunya yang disebabkan
karena mengejar karier/pendidikan yang terjadi pada wanita.
 The extended family Keluarga yang terdiri dari dari tiga generasi
yang hidup bersama dalam satu rumah, seperti nuclear family disertai:
paman, tante, orang tua (kakek-nenek), keponakan
 The single parent famili Keluarga yang terdiri dari satu orang tua
(ayah atau ibu) dengan anak, hal ini terjadi biasanya melalui proses
perceraian, kematian dan ditinggalkan (menyalahi hukum pernikahan)
 Commuter family Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda,
tetapi salah satu kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua
yang bekerja di luar kota bisa berkumpul pada anggota keluarga pad
saat ”weekend”
 Multigenerational family Keluarga dengan beberapa generasi atau
kelompok umur yang tinggal bersama dalam satu rumah.
 Kin-network family Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu
rumah atau saling berdekatan dan saling menggunakan barang-barang
dan pelayanan yang sama (contoh: dapur, kamar mandi, televisi,
telepon,dll)
 Blended family Duda atau janda (karena perceraian) yang menikah
kembali dan membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya.
 The single adult living alone/single adult family Keluarga yang
terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau
perpisahan (perceraian atau ditinggal mati)
b. Non-Tradisional
 The unmarried teenage mother Keluarga yang terdiri dari orang tua
(terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah
 The stepparent family Keluarga dengan orang tua tiri
 Commune family Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya)
yang tidak ada hubungan saudara yang hidup bersama dalam satu
rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama,
sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok/membesarkan anak
bersama.
 The nonmarital heterosexsual cohabiting family Keluarga yang
hidup bersamaberganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan.
 Gay and lesbian families Seseorang yang mempunyai persamaan sex
hidup bersama sebagaimana ”marital pathners”
 Cohabitating couple Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan
pernikahan karena beberapa alasan tertentu
 Group-marriage family Beberapa orang dewasa yang menggunakan
alat-alat rumah tangga bersama, yang saling merasa telah saling
menikah satu dengan yang lainnya, berbagi sesuatu termasuk sexsual
dan membesarkan anak.
 Group network family Keluarga inti yang dibatasi oleh set
aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu sama lain dan saling
menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan, dan
bertanggung jawab membesarkan anaknya
 Foster family Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan
keluarga/saudara di dalam waktu sementara, pada saat orang tua anak
tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali
keluarga yang aslinya.
 Homeless family Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai
perlindungan yang permanen karena krisis personal yang dihubungkan
dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental.
 Gang Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang-orang muda
yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai
perhatian tetapi berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam
kehidupannya

5. Tahap perkembangan keluarga


Perkembangan keluarga adalah proses perubahan yang terjadi pada sistem
keluargayang meliputi perubahan pola interaksi dan hubungan antara anggotanya
disepanjangwaktu.Tahap perkembangan tersebut disertai dengan fungsi dan tugas
perawat pada setiaptahapan perkembangan.
 Tahap I pasangan baru atau keluarga baru (beginning family).
Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki (suami) dan
perempuan (istri) membentuk keluarga melalui perkawinan yang
sah dan meninggalkan keluarga masing-masing. Meninggalkan
keluarga bisa berarti psikologis karena kenyataannya banyak keluarga baru
yang masih tinggal dengan orang tuanya. Dua orang yang membentuk
keluarga baru membutuhkan penyesuaian perandan fungsi. Masing-masing
belajar hidup bersama serta beradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan
pasangannya, misalnya makan, tidur, bangun pagi dan sebagainya.
Tugas perkembangan
a. Membina hubungan intim dan memuaskan.
b. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok sosial.
c. Mendiskusikan rencana memiliki anak.Keluarga baru ini merupakan
anggota dari tiga keluarga ; keluarga suami, keluarga istri dan keluarga
sendiri.
 Tahap II keluarga dengan kelahiran anak pertama (child bearing family).
Dimulai sejak hamil sampai kelahiran anak pertama dan berlanjut
sampai anakberumur 30 bulan atau 2,5 tahun.
Tugas perkembangan keluraga yang penting pada tahap ini adalah:
a. Persiapan menjadi orang tua
b. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi,
hubungan sexual dan kegiatan.
c. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan
pasangan.Peran utama perawat adalah mengkaji peran orang tua;
bagaimana orang tua berinteraksi dan merawat bayi. Perawat perlu
memfasilitasi hubungan orang tua dan bayi yang positif dan hangat
sehingga jalinan kasih sayang antara bayi danorang tua dapat
tercapai.
 Tahap III keluarga dengan anak prasekolah (families with preschool).
Tahap ini dimulai saat anak pertama berumur 2,5 tahun dan berakhir
saat anak berusia 5 tahun.
Tugas perkembangan
a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan tempat
tinggal,privasi dan rasa aman.
b. Membantu anak untuk bersosialisasi
c. Beradaptasi dengan anak baru lahir, sementara kebutuhan anak lain
juga harus terpenuhi.
d. Mempertahankan hubungan yang sehat baik didalam keluarga
maupun dengan masyarakat.
e. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak.
f. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.
g. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh kembang.
 Tahap IV keluarga dengan anak usia sekolah (families with children).
Tahap ini dimulai saat anak berumur 6 tahun (mulai sekolah ) dan
berakhir pada saat anak berumur 12 tahun. Pada tahap ini biasanya
keluarga mencapai jumlah maksimal sehingga keluarga sangat sibuk.
Selain aktivitas di sekolah, masing-masing anak memiliki minat sendiri.
demikian pula orang tua mempunyai aktivitas yang berbeda dengan anak.
Tugas perkembangan keluarga.
a. Membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan lingkungan.
b. Mempertahankan keintiman pasangan.
c. Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat,
termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga.
Pada tahap ini anak perlu berpisah dengan orang tua, memberi kesempatan
pada anak untuk bersosialisasi dalam aktivitas baik di sekolah maupun di
luar sekolah
 Tahap V keluarga dengan anak remaja (families with teenagers).
Dimulai saat anak berumur 13 tahun dan berakhir 6 sampai 7 tahun
kemudian.Tujuannya untuk memberikan tanggung jawab serta kebebasan
yang lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi orang dewasa.
Tugas perkembangan
a. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab.
b. Mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga.
c. Mempertahankan komunikasi yang terbuka antara anak dan orang
tua. Hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.
d. Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang
keluarga.Merupakan tahap paling sulit karena orang tua melepas
otoritasnya dan membimbing anak untuk bertanggung jawab.
Seringkali muncul konflik orang tua dan remaja.
 Tahap VI keluarga dengan anak dewasa atau pelepasan (launching
centerfamily).
Dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir
pada saatanak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahapan ini tergantung
jumlah anak dan ada atau tidaknya anak yang belum berkeluarga dan tetap
tinggal bersama orangtua.
Tugas perkembangan
a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
b. Mempertahankan keintiman pasangan.
c. Membantu orang tua memasuki masa tua.
d. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat.
e. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga.
 Tahap VII keluarga usia pertengahan (middle age families).
Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah
dan berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal. Pada beberapa
pasangan fase ini dianggap sulit karena masa usia lanjut, perpisahan dengan
anak dan perasaan gagal sebagai orang tua.
Tugas perkembangan
a. Mempertahankan kesehatan.
b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya
dan anak-anak.
c. Meningkatkan keakraban pasangan.Fokus mempertahankan
kesehatan pada pola hidup sehat, diet seimbang, olahraga rutin,
menikmati hidup, pekerjaan dan lain sebagainya.
 Tahap VIII keluarga usia lanjut
Dimulai saat pensiun sampai dengan salah satu pasangan meninggal
dankeduanya meninggal.
Tugas perkembangan
a. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan.
b. Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan
fisik dan pendapatan.
c. Mempertahankan keakraban suami/istri dan saling merawat.
d. Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat.
e. Melakukan life review.
f. Mempertahankan penataan yang memuaskan merupakan tugas
utama keluarga pada tahap ini.

B. KONSEP DASAR PENYAKIT (Utama)


1. Definisi
Penyakit asam urat atau biasa dikenal dengan gout merupakan suatu penyakit
yang diakibatkan karena penimbunan kristal monosodium urat di dalam tubuh.
Asam urat merupakan hasil samping dari pemecahan sel yang terdapat di dalam
darah, karena tubuh secara berkesinambungan memecah dan membentuk sel yang
baru. Kadar asam urat meningkat atau abnormal ketika ginjal tidak mampu
mengeluarkannya melalui urin, sehingga dapat menyebabkan nyeri pada sendi,
terbentuknya benjolan – benjolan pada bagian tertentu (thopi). Oleh karena
penyakit gout menyerang sendi, maka dapat disebut juga sebagai Gout Artritis.
Penyakit gout artritis merupakan penyakit metabolik, yaitu penyakit yang
disebabkan oleh gangguan metabolisme yang dalam hal ini ialah gangguan
metabolisme asam urat.
Asam urat (Gout) adalah penyakit gangguan metabolisme purin ditandai
dengan keadaan kadar asam urat serumnya melebihi 7 mg/dL pada laki-laki dan
lebih dari 6 mg/dL pada wanita. Asam urat dipicu oleh meningkatnya asupan
makanan kaya purin, dan kurangnya intake cairan (air putih), sehingga proses
pembuangannya melalui ginjal menurun. Apabila asupan dan pola makan tidak
diubah maka kadar asam urat darah yang berlebihan akan menimbulkan
penumpukkan kristal asam urat, apabila kristal berada dalam cairan sendi maka
akan menyebabkan penyakit asam urat (Misnadiarly, 2007). Asam urat termasuk
penyakit degeneratif yang menyerang persendian, dan paling sering dijumpai di
masyarakat terutama dialami oleh lanjut usia (lansia) (Damayanti, 2012).

2. Patofisiologi
Peningkatan kadar asam urat serum dapat disebabkan oleh pembentukan
berlebihan atau penurunan eksresi asam urat, ataupun keduanya. Asam urat adalah
produk akhir metabolisme purin. Secara normal, metabolisme purin menjadi asam
urat dapat diterangkan sebagai berikut :Sintesis purin melibatkan dua jalur, yaitu
jalur de novo dan jalur penghematan(salvage pathway)
1. Jalur de novo melibatkan sintesis purin dan kemudian asam urat melalui
prekursor nonpurin. Substrat awalnya adalah ribosa-5-fosfat, yang diubah
melalui serangkaian zat antara menjadi nukleotida purin (asam inosinat, asam
guanilat, asam adenilat). Jalur ini dikendalikan oleh serangkaian mekanisme
yang kompleks, dan terdapat beberapa enzim yang mempercepat reaksi yaitu:
5-fosforibosilpirofosfat (PRPP) sintetase dan
amidofosforibosiltransferase(amido-PRT). Terdapat suatu mekanisme inhibisi
umpan balik oleh nukleotida purin yang terbentuk, yang fungsinya untuk
mencegah pembentukan yang berlebihan.
2. Jalur penghematan adalah jalur pembentukan nukleotida purin melalui basa
purin bebasnya, pemecahan asam nukleat, atau asupan makanan. Jalur ini
tidak melalui zat-zat perantara seperti pada jalur de novo. Basa purin bebas
(adenin,guanin, hipoxantin) berkondensasi dengan PRPP untuk membentuk
prekursornukleotida purin dari asam urat. Reaksi ini dikatalisis oleh dua
enzim:hipoxantin guanin fosforibosiltransferase (HGPRT) dan
adeninfosforibosiltransferase (APRT).Asam urat yang terbentuk dari hasil
metabolisme purin akan difiltrasisecara bebas oleh glomerulus dan diresorpsi
di tubulus proksimal ginjal.Sebagian kecil asam urat yang diresorpsi kemudian
diekskresikan di nefrondistal dan dikeluarkan melalui urinp
3. Etiologi
Penyebab utama terjadinya gout(asam urat) adalah karena adanya
deposit/penimbunan kristal asam urat dalam sendi. Penimbunan asam urat
seringterjadi pada penyakit dengan metabolisme asam urat abnormal dan Kelainan
metabolik dalam pembentukan purin dan ekskresi asam urat yang kurang dari
ginjal.Beberapa faktor lain yang mendukung, seperti :
- Faktor genetik seperti gangguan metabolisme purin yang
menyebabkanasamurat berlebihan (hiperuricemia), retensi asam urat, atau
keduanya
- Penyebab sekunder yaitu akibat obesitas, diabetes
mellitus,hipertensi,gangguan ginjal yang akan menyebabkan :
- Pemecahan asam yang dapat menyebabkan hiperuricemia.
- Karena penggunaan obat-obatan yang menurunkan ekskresi asamurat
seperti:aspirin, diuretic, levodopa, diazoksid, asam nikotinat,aseta zolamid
danetambutol.
- Pembentukan asam urat yang berlebih
- Gout primer metabolik disebabkan sistensi langsung yang bertambah.
- Gout sekunder metabolik disebabkan pembentukan asam urat berlebih karana
penyakit lain, seperti leukimia.
- Kurang asam urat melalui ginjal
- Gout primer renal terjadi karena ekresi asam urat di tubulus distalginjal yang
sehat. Penyabab tidak diketahui. Gout sekunder renal disebabkan oleh karena
kerusakan ginjal,misalnya glumeronefritis kronik atau gagal ginjal kronik.

4. Manifestasi Klinis
Menurut (Helmi, 2016), Manifestasi klinis dibagi menjadi dua jenis yaitu arthritis
gout tipikal dan arthritis gout atipikal.
1. Arthritis gout tipikal
Gambaran klinis sangat khas dengan sifat-sifat sebagai berikut:
 Beratnya serangan arthitis mempunyai sifat tidak bisa berjalan, tidak
dapat menggunakan alas kaki seperti sepatu dan dapat mengganggu
tidur penderita. Rasa nyeri digambarkan sebagai excruciating pain dan
mencapai puncak dalam 24 jam. Tanpa pengobatan pada serangan
permulaan dapat sembuh dalam 3-4 hari. 11
 Serangan biasanya bersifat monoartikuler dengan tanda inflamasi yang
jelas seperti merah, bengkak, nyeri, terasa panas, dan sakit jika
digerakkan. Prediksi metatarsophalangeal pertama (MTP-1).
 Hiperurisemia. Biasanya berhubungan dengan serangan arthritis gout
akut, tetapi diagnosis arthritis tidak harus disertai hiperirikemia.
Fluktuasi asam urat serum dapat mempresipitasi serangan gout.
 Faktor pencetus. Faktor pencetus adalah trauma sendi, alkohol,
obatobatan, tindakan pembedahan. Biasanya faktor-faktor ini sudah
diketahui penderita
2. Arthritis gout atipikal
Gambaran klinik yang khas seperti arthritis berat, monoartikuler, dan
remisi sempurna tidak ditemukan. Tofi (suatu pengumpulan kristal dijaringan
bawah kulit yang sejak mulai terlihat pada pemeriksaan rontgen sendi, yang
kemudian berbentuk benjolan dibawah kulit, pada Ph urine, kristal asam urat
biasanya berkumpul membentuk piringan atau batu yang menyumbat saluran
urine) yang biasanya timbul beberapa tahun sesudah serangan pertamaternyata
ditemukan bersama dengan serangan akut, jenis atipikal ini jarang ditemukan.
Dalam menghadapi kasus gout yang atipikal, diagnosis harus dilakukan secara
cermat. Untuk hal ini diagnosis dapat dipastikan dengan melakukan punksi
cairan sendi dan selanjutnya secara mikroskopis dilihat kristal urat.

5. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan diagnostik pada artritis gout ada 4 yaitu:
 Laboratorium
a. Pemeriksaan cairan sinovia didapatkan adanya kristal monosodium
intraseluler
b. Analisis cairan sendi merupakan pemeriksaan cairan sendi dibawah
adanya peradangan, infeksi bakteri, dan kristal asam urat.
c. Pemeriksaan serum asam urat meningkat >7 mg/dl.
d. Pemeriksaan kadar asam urat dalam urin per 24 jam Kadar asam urat
dalam urin berlebihan jika kadarnya >800 mg pada diit biasa atau lebih
dari 600 mg/24 jam pada diit bebas urine. Urinalis untuk mendeteksi
resiko batu asam urat. Pemeriksaan kimia darah untuk mendeteksi
fungsi ginjal, hati, hipertrigliseridemia, tingginya LDL, dan adanya
diabetes mellitus.
 Leukositosis didapatkan pada fase akut
 Radiodiagnostik
a. Radiografi untuk mendeteksi adanya klasifikasi sendi
b. Radiografi didapatkan adanya erosi pada permukaan sendi
 Pemeriksaan lain
Jenis pemeriksaan lain adalah MRI (magnetic resonance imaging) dan computer tomograpy
scan (CT Scan) yang dapat menggambarkan anatomi 14 tubuh sehingga dapat mendeteksi
kelainan dan ketidak normalan organ dan jaringan tubuh secara terperinci adalah arthrograpy,
biopsi dan arthroskopi.

C. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA


1. Pengkajian
a. Data umum
Data umum keluarga meliputi nama kepala keluarga, alamat, pekerjaan dan
pendidikan kepala keluarga, komposisi dan tipe keluarga, suku bangsa, agama, status
sosial ekonomi dan aktivitas rekreasi.
b. Sumber Data Pengkajian
- Sumber data Primer
Sumber data primer adalah data-data yang dikumpulkan dari klien, yang dapat
memberikan informasi yang lengap tentang masalah kesehatan dan keperawatan yang
dihadapinya.
- Sumber data Sekunder
Sumber data sekunder adalah data-data yang diumpulkan dari orang terdekat
klien (keluarga), seperti orang tua, saudara, atau pihak lain yang mengerti dan dekat
dengan klien.
- Sumber data lainnya
Catatan klien (perawatan atau rekam medis klien) yang merupakan riwayat
penyakit dan perawatan klien di masa lalu.
c. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
- Tahap perkembangan keluarga saat ini : Tahap perkembangan keluarga ditentukan
dengan anak tertua dari keluarga ini.
- Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi : Menjelaskan mengenai tugas
yang belum terpenuhi serta kendala mengapa tugas perkembangan tersbut belum
terpenuhi.
- Riwayat keluarga inti : Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan keluarga inti.
- Riwayat keluarga sebelumnya : Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada
keluarga dari pihak suami dan istri.
d. Pengkajian lingkungan
Pengkajian lingkungan meliputi karakteristik rumah, tetangga dan komunitas
RW, mobilitas geografis keluarga, perkumpulan dan interaksi dengan masyarakat dan
sistem pendukung keluarga.
e. Struktur keluarga
Struktur keluarga meliputi pola komunikasi keluarga, struktur kekuatan
keluarga, struktur peran dan nilai atau norma keluarga.
f. Fungsi keluarga
• Fungsi efektif: Bagaimana kehangatan tercipta pada anggota keluarga dan
bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling menghargai.
• Fungsi sosialisasi : Bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga,
sejauhmana anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya dan perilaku.
• Fungsi perawatan kesehatan, menjelaskan sejauh mana keluarga
menyediakan makanan, pakaian, perlindungan serta merawat anggota
keluarga yang sakit.
• Fungsi reproduksi : Hal yang perlu dikaji adalah berapa jumlah anak, metode
apa yang digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan jumlah anak.
• Fungsi ekonomi : Sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang,
pangan dan papan, serta sejauh mana keluarga memanfaatkan sumber yang
ada untuk peningkatan status kesehatan keluarga.
g. Stress dan kopping keluarga
Stress dan kopping keluarga meliputi stressor jangka pendek dan panjang,
kemampuan keluarga berespon terhadap stressor, strategi koping yang digunakan dan
strategi adaptasi disfungsional.
h. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga.
2. Diagnosis dan Intervensi Keperawatan
Diagnosis keperawatan adalah suatu penilaian klinis mengenai respon
individu, keluarga maupun kelompok terhadap suatu proses kehidupan/masalah
tentang kesehatan secara aktual atau potensial yang kemungkinan membutuhkan
tindakan keperawatan untuk memecahkan masalah tersebut (Bararah Taqiyyah &
Mohammad Jauhar, 2013).
Masalah keperawatan yang dapat ditemukan pada pasien Gout Arthritis
menurut SDKI adalah :
• Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis.
• Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri sendi.
• Ansietas berhubungan dengan ancaman terhadap status kesehatan.
• Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan fungsi tubuh.
• Defisit Nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien.
No Diagnosa Kriteria dan hasil Intervensi
keperawatan
1. (D.0077) Nyeri Akut Tingkat nyeri Manajemen nyeri
(L.08066) (I.08238)
Dengan kriteria Observasi
hasil : - Identifikasi
- Keluhan skala nyeri
nyeri - Identifikasi
- Mringis faktor yang
- Gelisah memperberat
- Kesulitan dan
tidur memperingan
- Ketegangan nyeri
otot - Identifikasi
- Frekuensi pengaruh nyeri
nadi pada kualitas
- Tekanan hidup
darah - Monitor efek
samping
pengaruh
analgetic
Terapeutik
- Berikan Teknik
non
farmakologi
untuk
mengurangi
rasa nyeri
- Kontrol
lingkungan
yang
memperberat
nyeri
- Fasilitasi
istirahat dan
tidur
Edukasi
- Jelaskan
penyebab,
periode, dan
pemicu nyeri
- Jelaskan
strategi
meredakan
nyeri
- Anjurkan
monitor nyeri
skala mandiri
- Ajarkan teknik
nonfarmakologi
Kolaborasi
- Kolaborasi
pemberian
analgetik, jika
mampu
2. (D.0054) Gangguan Mobilitas Fisik Dukungan Mobilisasi
Mobilitas Fisik (L.05042) (I.05173)
Dengan kriteria Observasi
hasil : - Identifikasi
- Pergerakan adanya nyeri
ekstermitas atau keluhan
- Kekuatan fisik lainnya
otot - Identifikasi
- Rentang toleransi fisik
gerak melakukan
(ROM) pergerakan
- Nyeri - Monitor
berkurang kondisi umum
- Kaku sendi selama
berkurang melakukan
- Kelemahan mobilisasi
fisik Terapeutik
- Fasilitasi
aktivitas
mobilitas
dengan alat
bantu
- Libatkan
keluarga untuk
membantu
pasien dalam
meningkatkan
pergerakan
Edukasi
- Jelaskan tujuan
dan prosedur
mobilisasi
- Anjurkan
melakukan
mobilisasi dini
- Anjurkan
mobilisasi
sederhana yang
harus dilakukan
3. (D.0080) Ansietas Tingkat Terapi relaksasi
Ansietas(L.09093) (I.09326)
Dengan kriteria Observasi
hasil : - Identifikasi
- Perilaku penurunan
gelisa tingkat energi,
menurun atau gejala lain
- Perilaku yang
tegang mengganggu
menurun kemampuan
- Keluhan kognitif
pusing - Identifikasi
menurun teknik relaksasi
- Tekanan yang efektif
darah digunakan
menurun - Monitor
- Pola tidur respons
menurun terhadap terapi
relaksasi
Terapeutik
- Berikan
informasi
tertulis tentang
persiapan dan
prosedur teknik
relaksasi
- Gunakan
pakaian
longgar
- Gunakan
relaksasi
sebagai strategi
penunjang
dengan
analgetik atau
tindakan medis
lain, jika sesuai
Edukasi
- Jelaskan tujuan,
manfaat,
batasan, dan
jenis relaksasi
yang tersedia
- Jelaskan secara
rinci intervensi
relaksasi yang
dipilih
- Anjurkan
mengambil
posisi yang
nyaman
- Anjurkan
sering
mengulang atau
memilih teknik
yang dipakai

Anda mungkin juga menyukai