Anda di halaman 1dari 70

ASUHAN KEPERAWATAN

KELUARGA Tn.D PADA An.A DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAFASAN :


ASMA

Diajukan untuk memenuhi tugas stase keperawatan keluarga

Disusun Oleh :
Euis Sonia Ardianti
( J.0105.21.005 )

PROGRAM STUDY PENDIDIKAN NERS


STIKes BUDI LUHUR CIMAHI TAHUN AKADEMIK
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami uacapkan kehadirat Allah SWt, karena berkat rahmat dan karunianyalah
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “asuhan keperawatan keluarga
Tn.D pada An.A dengan gangguan sistem pernafasan : asma “ tepat pada waktunya.

Dalam penyelesaian makalh ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai

pihak, antara lain dosen selaku pembimbing dan Keluarga pasien yang tidak dapat disebutkan

satu persatu namanya, yang telah banyak memberikan sumbangan, masukan, dukungan, dalam

penyelesaian makalah ini. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimaksih yang

sebesar – besarnya.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini belum sempurna.Untuk itu, segala

saran dan kritikan yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan dari semua pihak, demi

kesempurnaan bagi penulisan berikutnya.

Semoga dengan adanya makalah ini akan dapat memberikan manfa’at yang besar bagi

penulis khususnya dan bagi pembaca semua pada umumnya.


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktik

keperawatan yang langsung diberikan kepada klien pada berbagai tatanan pelayanan

kesehatan , dalam upaya pemenuhan kebutuhan dasar manusia, dengan menggunakan

metodelogi proses keperawatan, berpedomen pada standar praktik keperawatan, dilandasi

etik dan etika keperawatan, dalam lingkup wewenang serta tanggung jawab keperawatan.

Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang diberikan

melalui praktik keperawatan dengan sasaran keluarga. Asuhan ini bertujuan untuk

menyelesaikan masalah kesehatan yang dialami keluarga dengan menggunakan

pendidikan proses keperawatan. Secara umum, tujuan keperawatan keluarga adalah

ditingkatkannya kemampuan keluarga dalam mengantasi masalah kesehatan keluarga

secara mandiri.

Asuhan keperawatan keluarga pada anak prasekolah adalah suatu rangkaian

kegiatan yang diberikan kepada keluarga dengan anak usia prasekolah. Dimana, pada

anak usia inilah yang rentan dan memiliki masalah tertentu dalam menghadapi proses

tumbuh kembangnya. Peran keluarga sangat dibutuhkan sehingga proses tumbuh dan

kembang anak dapat mencapai hasil yang sesuai dengan yang diharapkan, terutama

dalam pola hidup sehat.


Anak merupakan individu yang yang berada dalan satu rentang perubahan

perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Masa anak – anak merupakan masa

pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dar bayi ( 0-1 tahun ), usia bermain/

toddler ( 1-2, 5 tahun ), prasekolah ( 2,5 – 5 tahun ) usia sekolah ( 5-11 tahun), hingga

remaja (11- 18 tahun )

Anak merupakan bagian atau anggota keluarga, sering dikatakan sebagai potret

atau gambar dari orang tuanya saat masih kecil.Namun tidaklah demikian, karena anak

merupakan individu tersendiri yang bertumbuh dan berkembang secara unik dan tidak

dapat diulang setelah usianya bertambah.

Keluarga dengan tahap anak prasekolah atau TK memerlukan perhatian yang

khusus terhadap perkembangan fisik, social , emosional dan kognitif anak. disamping itu

keluarga mempunyai tugas yaitu memenuhi kebutuhan anak rumah rasa aman, membantu

unutk bersosialisasi mempertahankan hubungan yang sehat keluarga intern dan luar,

pembagian tanggung jawab, dan kegiatan untuk menstimulasi perkembangan anak.


BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. PENGERTIAN

Konsep Dasar Keluarga


1.         Definisi Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah
suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. (Depkes RI 1988).
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup
dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, dan di dalam perannya
masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan. (Salvicion G
bailon dan Aracelis Maglaya 1989).
Dari kedua definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa keluarga
adalah :
a)    Unit terkecil masyarakat
b)   Terdiri dari dua orang atau lebih
c)    Adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah
d)   Hidup dalam satu rumah tangga
e)    Di bawah asuhan seorang kepala rumah tangga
f)    Berinteraksi diantara sesame anggota keluarga
g)   Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing.
h)   Menciptakan, mempertahankan suatu kebudayaan.
2.         Type keluarga
Dalam (Sri Setyowati, 2007) tipe keluarga dibagi menjadi dua macam yaitu :
1. Tipe Keluarga Tradisional
a. Keluarga Inti ( Nuclear Family ), adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu
dan anak-anak
b. Keluarga Besar ( Exstended Family ), adalah keluarga inti di tambah dengan
sanak saudara, misalnya nenek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan
sebagainya.
c. Keluarga “Dyad” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami dan istri
tanpa anak.
d. Single Parent yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua
(ayah/ibu) dengan anak (kandung/angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh
perceraian atau kematian
e. Single Adult yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri seorang dewasa
(misalnya seorang yang telah dewasa kemudian tinggal kost untuk bekerja
atau kuliah)
2. Tipe Keluarga Non Tradisional
a. The Unmarriedteenege mather Keluarga yang terdiri dari orang tua
(terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah
b. The Stepparent Family Keluarga dengan orang tua tiri
c. Commune Family Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang
tidak ada hubungan saudara hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan
fasilitas yang sama, pengalaman yang sama : sosialisasi anak dengan
melelui aktivitas kelompok atau membesarkan anak bersama
d. The Non Marital Heterosexual Conhibitang Family, adalah keluarga yang
hidup bersama dan berganti – ganti pasangan tanpa melalui pernikahan
e. Gay And Lesbian Family adalah Seseorang yang mempunyai persamaan sex
hidup bersama sebagaimana suami – istri (marital partners)
f. Cohibiting Couple, adalah orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan
perkawinan karena beberapa alas an tertentu
g. Group-Marriage Family, adalah beberapa orang dewasa menggunakan alat –
alat rumah tangga bersama yang saling merasa sudah menikah, berbagi
sesuatu termasuk sexual dan membesarkan anaknya
h. Group Network Family, adalah keluarga inti yang dibatasi aturan atau nilai
– nilai, hidup bersama atau berdekatan satu sama lainnya dan saling
menggunakan barang – barang rumah tangga bersama, pelayanan dan
tanggung jawab membesarkan anaknya
i. Foster Family, adalah keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan
keluarga atau saudara didalam waktu sementara, pada saat orang tua anak
tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga
yang aslinya
j. Homeless Family, adalah keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai
perlindungan yang permanent karena krisis personal yang dihubungkan
dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental
k. Gang, adalah sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang- orang
muda yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai
perhatian tetapi berkembang dalam kekerasan dan criminal dalam
kehidupannya.

3.         Struktur Keluarga


Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam, diantaranya adalah :
a. Patrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
b. Matrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
c. Matrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri
d. Patrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami
e. Keluarga kawinan
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan
beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya
hubungan suami atau istri
4.      Peran Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal,
sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi
tertentu.Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku
dari keluarga, kelompok dan masyarakat.
Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut :
a.       Peranan ayah
Ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak, berperanan sebagai pencari
nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga,
sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkungannya.
b.      Peranan ibu
Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk
mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung
dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota
masyarakat dari lngkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai
pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
c.      Peranan anak
Anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai tingkat
perkembangannya baik fisik, mental, social dan spiritual
5.      Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga menurut Friedman (2010) sebagai berikut :
1. Fungsi afektif
Adalah fungsi keluarga yang utama adalah untuk mengajarkan segala sesuatu
untuk mempersiapkan anggota keluarganya dalam berhubungan dengan orang
lain.
2. Fungsi sosialisasi
Adalah fungsi mengembangkan dan sebagai tempat melatih anak untuk
berkehidupan social sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan
orang lain di luar rumah.
3. Fungsi reproduksi
Adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan
keluarga
4. Fungsi ekonomi.
Adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan
tempat untuk mengembangkan kemampuan individu dalam meningkatkan
penghasilan dalam rangka memenuhi kebutuhan keluarga.
5. Fungsi pemeliharaan kesehatan
Adalah fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar
tetap memiliki produktivitas yang tinggi.

6.      Ciri – Ciri Keluarga


a.    Diikat dalam suatu tali perkawinan
b.    Ada hubungan darah
c.    Ada ikatan batin
d.   Ada tanggung jawab masing-masing anggotanya
e.    Ada pengambil keputusan
f.     Kerjasama diantara anggota keluarga
g.    Komunikasi interaksi antar anggota keluarga
h.    Tinggal dalam suatu rumah.
7.      Tahap – Tahap Perkembangan Keluarga
Tahap-tahap kehidupan keluarga menurut Duvall adalah sebagai berikut :
a.       Tahap pembentukan keluarga
Tahap ini dimulai dari pernikahan, yang dilanjutkan dalam membentuk
rumah tangga.
b.      Tahap menjelang kelahiran anak
Tugas keluarga yang utama untuk mendapatkan keturunan sebagai
generasi penerus, melahirkan anak merupakan kebanggaan bagi keluarga yang
merupakan saat-saat yang sangat dinantikan.
c.       Tahap menghadapi bayi
Dalam hal ini keluarga mengasuh, mendidik dan memberikan kasih
sayang kepada anak, karena pada tahap ini bayi kehidupannya sangat tergantung
kepada kedua orangtuanya.Dan kondisinya masih sangat lemah.
d.      Tahap menghadapi anak prasekolah
Pada tahap ini anak sudah mulai mengenal kehidupan sosialnya, sudah
mulai bergaul dengan teman sebaya, tetapi sangat rawan dalam masalah
kesehatan, karena tidak mengetahui mana yang kotor dan mana yang
bersih.Dalam fase ini anak sangat sensitive terhadap pengaruh lingkungan dan
tugas keluarga adalah mulai menanamkan norma-norma kehidupan, norma-norma
agama, norma-norma social budaya dan sebagainya.

e.       Tahap menghadapi anak sekolah


Dalam tahap ini tugas keluarga adalah bagaimana mendidik anak,
mengajari anak untuk mempersiapkan masa depannya, membiasakan anak belajar
secara teratur, mengontrol tugas-tugas sekolah anak, dan meningkatkan
pengetahuan umum anak.
f.       Tahap menghadapi anak remaja
Tahap ini adalah tahap yan paling rawan, karena dalam tahap ini anak
akan mencari identitas diri dalam membentuk kepribadiannya, oleh karena itu suri
tauladan dari kedua orangtua sangat diperlukan. Komunikasi dan saling pengerti
antara kedua orangtua dengan anak perlu dipelihara dan dikembangkan.
g.      Tahap melepaskan anak ke masyarakat
Setelah melalui tahap remaja dan anak telah dapat menyelesaikan
pendidikannya, maka tahap selanjutnya adalah melepaskan anak ke masyarakat
dalam memulai kehidupannya yang sesungguhnya, dalam tahap ini anak akan
memulai kehidupan berumah tangga
h.      Tahap berdua kembali
Setelah anak besar dan menempuh kehidupan keluarga sendiri-sendiri,
tinggallah suami istri berdua saja. Dalam tahap ini keluarga akan merasa sepi dan
bila tidak dapat menerima kenyataan akan dapat menimbulkan depresi dan stress.
i.        Tahap masa tua
Tahap ini masuk ke tahap lanjut usia, dan kedua orangtua mempersiapkan
diri untuk meninggalkan dunia yang fana ini.
Di indonesia keluarga dikelompokkan menjadi 5 tahap berdasarkan kemampuan
untuk pemenuhan kebutuhan dasar psikososial, ekonomi keluarga di masyarakat yaitu
:
1. Keluarga prasejahtera adalah keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan
dasar secara minimal yaitu kebutuhan pengakaran agama, pangan, sandang, papan,
dan kesehatan atau keluarga yang belum dapat memenuhi salah satu atau indikator
keluarga sejahtera tahap satu.
2. Keluarga sejahtera tahap I adalah keluarga telah dapat memenuhi kebutuhan dasar
secara minimal serta telah memenuhi kebutuhan sosial psikologisnya yaitu
kebutuhan pendidikan, KB, interaksi dalam keluarga, interaksi dengan lingkungan,
tempat tinggal atau transportasi.
3. Keluarga Sejahtera tahap II (Keluarga sejahtera II) adalah keluarga yang telah
dapat memenuhi seluruh kebutuhan sosial psikologisnya tetapi belum dapat
memenuhi kebutuhan perkembangan yaitu kebutuhan untuk menabung dan
memperoleh informasi.
4. Keluarga sejahtera tahap III (Keluarga sejahtera III) adalah keluarga yang telah
dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar, kebutuhan sosial, psikologis dan
kebutuhan pengembangan tetapi belum dapat memberikan sumbangan baik
internal ataupun keluarga serta berperan aktif dengan menjadi pengurus lembaga
masyarakat, yayasan sosial, keagamaan, kesenian, olahraga dan lain-lain.
5. Keluarga tahap IV (Plus) adalah keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh
kebutuhannya baik yang bersifat dasar, sosial, perkembangan serta telah mampu
memberikan sumbangan yang nyata bagi masyarakat.

8.      Tugas – Tugas Keluarga


 Pada dasarnya tugas keluarga ada delapan tugas pokok sebagai berikut :
a.       Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya
b.      Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga
c.       Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan
kedudukannya masing-masing
d.      Sosialisasi antar anggota keluarga
e.       Pengaturan jumlah anggota keluarga
f.       Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga
g.      Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih
luas
h.      Membangkitkan dorongan dan semangat para anggota keluarga

9.    Tugas –Tugas Keluarga dalam Bidang Kesehatan


Menurut Friedman (2010) sesuai dengan Fungsi Pemeliharaan Kesehatan,
keluarga mempunyai Tugas-tugas dalam bidang kesehatan yang perlu dipahami dan
dilakukan, yaitu :
1. Keluarga Mampu Mengenal Masalah Keluarga
2. Keluarga Mampu Mengambil Keputusan
3. Keluarga Mampu Merawat Anggota Keluarga yang Sakit
4. Keluarga Mampu Memelihara/Memodifikasi Lingkungan
5. Keluarga Mampu Menggunakan Fasilitas Pelayanan Kesehatanan
KONSEP DASAR ASMA

1. Pengertian

Asma adalah suatu keadaan dimana saluran napas mengalami penyempitan karena

hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu, yang menyebabkan peradangan;

penyempitan ini bersifat berulang namun reversible, dan diantara episode penyempitan

bronkus tersebut terdapat keadaan ventilasi yang lebih normal (sylvia A.dkk, yang

dikutip oleh Amin Huda Nurarif, 2015)

Asma adalah gangguan inflamasi kronik pada jalan napas dimana banyak sel

memainkan peranan, terutama sel mast, eosinofil, dan limfosit T. Pada individu yang

rentan, inflamasi ini menyebabkan episode rekuren dari mengi, sulit bernapas, dada terasa

sesak, dan batuk terutama pada malam/dan atau pagi hari. Gejala-gejala ini biasanya

berhubungan dengan terbatasnya aliran udara yang meluas tetapi bervariasi, yang

reversibel setidaknya sebagian baik secara spontan maupun dengan pengobatan.

Inflamasi ini juga menyebabkan peningkatan responsivitas jalan napas terhadap berbagai

rangsangan. (International Consensus Report on the Diagnosis and Management of

Asthma 1992, yang dikutip oleh Caia Francis,2011 ).

Menurut NHLBI (Expert Panel Report 3:Guidelines for the Diagnosis and

Management of Asthma 2007) asma adalah penyakit inflamasi kronik saluran napas

dimana banyak sel berperan terutama sel mast, eosinofil, limfosit T, makrofag, neutrofil,

dan sel epitel (Slamet Hariadi,dkk, 2010)

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian asma adalah

suatu penyakit yang ditandai oleh tanggap reaksi yang meningkat dari trakea dan bronkus
terhadap berbagaimacam rangsangan dengan manifestasi berupa kesukaran bernapas

yang disebabkan oleh penyempitan yang menyeluruh dari saluran pernapasan.

Klasifikasi

Asma dibedakan menjadi dua jenis, yakni:

a. Asma bronkial

Penderita asma bronkial, hipersensitif dan hiperaktif terhadap rangsangan dari

luar, seperti debu rumah, bulu binatang, asap dan bahan lain penyebab alergi. Gejala

kemunculan sangat mendadak, sehingga gangguan asma bisa datang secara tiba-tiba. Jika

tidak mendapatkan pertolongan secepatnya, resiko kematian bisa datang. Gangguan asma

juga bisa muncul lantaran adanya radang yang mengakibatkan penyempitan saluran

pernapasan bagian bawah. Penyempitan ini akibat berkerutnya otot polos saluran

pernapasan, pembengkakan selaput lendir, dan pembentukan timbunan lendir yang

berlebihan.

b. Asma kardial

Asma yang timbul akibat adanya kelainan jantung. Gejala asma kardial biasanya

terjadi pada malam hari, disertai sesak napas yang hebat. Kejadian ini disebut nocturnal

paroxymul dyspnea. Biasanya terjadi pada saat penderita sedang tidur.

Asma akut dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok sebagai berikut:

1) Ringan sampai sedang: mengi/batuk tanpa distres berat, dapat mengadakan percakapan

normal, nilai aliran puncak lebih dari 50% nilai terbaik.

2) Sedang sampai berat: mengi/batuk dengan distres, berbicara dalam kalimat atau frasa

pendek, nilai aliran puncak kurang dari 50% dan beberapa derajat desaturasi oksigen jika
diukur dengan oksimetri nadi. Didapatkan nilai saturasi antara 90-95% jika diukur

dengan oksimetri nadi perifer.

3) Berat, mengancam nyawa: distres pernapasan berat, kesulitan berbicara, sianosis, lelah

dan bingung, usaha respirasi batuk, sedikit mengi (silent chest) dan suara napas lemah,

takipnea, bradikardia, hipotensi, aliran puncak kurang dari 30% angka prediksi atau

angka terbaik, saturasi oksigen kurang dari 90% jika diukur dengan oksimetri nadi perifer

(BTS SIGN 2003,Chung 2002).

Etiologi dan Faktor Resiko

Menurut berbagai penelitian patologi dan etiologi asma belum diketahui dengan

pasti penyebabnya, akan tetapi hanya menunjukan dasar gejala asma yaitu inflamasi dan

respons saluran napas yang berlebihan ditandai dengan adanya kalor (panas karena

vasodilatasi), tumor (esudasi plasma dan edema), dolor (rasa sakit karena rangsangan

sensori), function laesa (fungsi yang terganggu). Dan rangsangan harus disertai dengan

infiltrasi sel-sel radang (Sudoyo Aru.dkk, 2007)

Sebagai pemicu timbulnya serangan-serangan dapat berupa infeksi (infeksi virus

RSV), iklim (perubahan mendadak suhu, tekanan udara), inhalan (debu, kapuk, sisa-sisa

serangga mati, bulu binatang, serbuk sari, bau asap, uap cat), makanan (putih telur, susu

sapi, kacang tanah, coklat, biji-bijian, tomat), obat (aspirin), kegiatan fisik (olahraga

berat, kecapean) dan emosi (Menurut NANDA, 2015).


Menurut Daniel Maranatha yang dikutip dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru

(2010) faktor resiko asma, meliputi:

a. Genetik

Telah diterima secara umum bahwa ada kontribusi heriditer pada etiologi

asma, pola heriditer komplek dan asma tidak dapat diklasifikasikan secara

sederhana cara pewarisannya. Namun dari studi genetik telah menemukan

multiple chromosoma region yang berisi gen-gen yang memberi kontribusi asma.

b. Gender dan ras

Asma pada anak lebih sering dijumpai pada anak laki-laki tetapi menjadi

berlawanan pada pubertas dan dewasa. Prevalensi secara keseluruhan wanita lebih

banyak dari pria. Di Amerika Serikat ras kulit hitam diketahui mempunyai resiko

tinggi kematian, tidak tergantung status sosial ekonomi dan pendidikan. Insiden

asma tinggi dinegara sedang berkembang diperkirakan karena faktor-faktor

lingkungan mungkin sama pentingnya seperti faktor-faktor genetik dan ras.

c. Faktor lingkungan

Alergen dan occupational factor adalah penyebab terpenting asma. Dari

beberapa studi epidemiologi telah menunjukan korelasi antara paparan alergen

menurun. Alergen indoor yang penting adalah domestic (house dust) mites,

alergen hewan, alergen kecoak dan jamur. House dust terutama beberapa senyawa

organik dan inorganik termasuk spora jamur. Out door terutama dari pohon,

rumput dan fungi.


d. Polusi udara

Polutan dari luar dan di dalam rumah mempunyai kontribusi perburukan

gejala asma dengan mentriger bronkokonstriksi, peningkatan hiperesponsif

saluran napas dan peningkatan respons terhadap aeroalergen. Ada dua polutan out

door yang penting yaitu industrial smog (sulfur dioxide, particulatecomplex) dan

photochemical smog (ozone dan nitrogen oxides). Teknologi kontruksi modern

telah dicurigai menyebabkan polusi indoor yang tinggi. Pada gedung-gedung

hemat energi ada ±50% udara bersih pertukarannya kurang terjadi. Polusi indoor

termasuk cooking, heating fuel exhausts, cat yang mengandung formaldehid dan

isocynate.

e. Faktor lain

Dari sejumlah studi epidemiologi dapat ditemukan asosiasi antara resiko

terjadinya asma dengan atopi. Pertumbuhan di daerah pertanian menurunkan

resiko atopi dan rhinitis alergi pada dewasa mengesankan bahwa faktor

lingkungan mempunyai efek protektif pada timbulnya alergi. Di negara sedang

perkembang perpindahan ke kota dihubungkan dengan perubahan dari bahan

bakar biomassal seperti; kayu, batu bara ke gas dan listrik. Penggunaan bahan

bakar modern ada hubungannya dengan peningkatan angka sensitifitas alergik.


Manifestasi Klinis

a. Gejala asma paling umum adalah batuk (dengan atau tanpa disertai

produksi mukus), dan mengi (pertama-tama pada ekspirasi, kemudian dilanjutkan

dengan inspirasi)

b. Serangan asma paling sering terjadi pada malam hari atau pagi hari

c. Sesak dada atau dispneu

d. Gejala tambahan, seperti diaforesis dan takikardia

e. Eksema, ruam, dan edema temporer merupakan reaksi alergi yang biasanya

menyertai asma

Komplikasi

a. Pneumothoraks

b. Pneumodiastinum dan emfisema subkutis

c. Atelectasis

d. Aspergilosis bronkopulmoner alergik

e. Gagal napas

f. Bronchitis

g. Fraktur iga
Pemeriksaan Penunjang

Menurut Heru Sundaru, Sukamto (2014) pemeriksaan penunjang asma meliputi:

a. Spirometri

Cara yang paling cepat dan sederhana untuk menegakkan diagnosis asma

adalah melihat respons pengobatan dengan bronkodilator. Pemeriksaan

sprirometri dilakukan sebelum dan sesudah pemberian bronkodilator hirup

(inhaler atau nebulazer) golongan adrenergik beta. Peningkatan VEPI sebanyak

≥12% atau (≥200 mL) menunjukan diagnosis asma. Tetapi respons yang kurang

dari 12% atau 200 mL, tidak berarti bukan asma. Hal-hal tersebut dapat dijumpai

pada pasien yang sudah normal atau mendekati normal. Demikian pula respons

terhadap bronkodilator tidak dijumpai pada obstruksi saluran napas yang berat,

oleh karena obat tunggal bronkodilator tidak cukup kuat memberikan efek yang

diharapkan. Untuk melihat reversibilitas pada hal yang disebutkan di atas

mungkin diperlukan kombinasi obat golongan adrenergik beta, teofilin dan

bahkan kortikosteroid untuk jangka waktu pengobatan 2-3 minggu. Reversibilitas

dapat terjadi tanpa pengobatan yang dapat dilihat dari hasil pemeriksaan

spirometri yang dilakukan pada saat yang berbeda-beda misalnya beberapa hari

atau beberapa bulan kemudian.

Pemeriksaan spirometri selain penting untuk menegakkan diagnosis, juga

penting untuk menilai beratnya obstruksi dan efek pengobatan. Kegunaan

spirometri pada asma dapat disamakan dengan tensimeter pada penatalaksanaan

hipertensi atau glukometer pada diabetes militus. Banyak pesen asma tanpa

keluhan, tetapi pemeriksaan spirometrinya menunjukan obstruksi. Hal ini


mengakibatkan pasien mudah mendapatkan serangan asma dan bahkan bila

berlangsung lama atau kronik dapat berlanjut menjadi penyakit paru obstruksi

kronik.

b. Uji Provokasi Bronkus

Jika pemeriksaan spirometri normal, untuk menunjukan adanya

hiperaktivitas bronkus dilakukan uji provokasi bronkus. Ada beberapa cara untuk

melakukan uji provokasi bronkus seperti uji provokasi dengan histamin,

metakolin, kegiatan jasmani, udara dingin, larutan garam hipertonik, dan bahkan

dengan aqua destilata. Penurunan VEP1 sebesar 20% atau lebih dianggap

bermakna. Uji dengan kegiatan jasmani, dilakukan dengan menyeluruh pasien

berlari cepat selama 6 menit sehingga mencapai denyut jantung 80-90% dari

maksimum. Dianggap bermakna bila menunjukan penurunan APE (Arus Puncak

Ekspirasi) paling sedikit 10%. Akan halnya uji provokasi dengan alergen, hanya

dilakukan pada pasien yang alergi terhadap alergen yang diuji.


     Klasifikasi Derajat Asma
Klasifikasi Derajat Asma
Derajat Asma Gejala Gejala Malam
1.      Gejala < 1x/minggu
2.      Tanpa gejala di luar serangan
INTERMITEN
3.      Serangan singkat ≤ 2 kali sebulan
Mingguan
4.      Fungsi paru asimtomatik dan
normal luar serangan
1.      Gejala > 1x/minggu tapi <
PERSISTEN RINGAN 1x/hari
>2 kali seminggu
Mingguan 2.      Serangan dapat mengganggu
aktivitas dan tidur
1.      Gejala harian
2.      Menggunakan obat setiap hari
PERSISTEN SEDANG 3.      Serangan mengganggu
>sekali seminggu
Harian aktivitas dan tidur
4.      Serangan 2x/minggu, bisa
berhari-hari
PERSISTEN BERAT 1.      Gejala terus-menerus
Sering
Kontinu 2.      Aktivitas fisik terbatas

Pemeriksaan laboratorium
a. Pemeriksaan sputum
Pemeriksaan sputum dilakukan untuk melihat adanya:
 Kristal-kristal charcot leyden yang merupakan degranulasi dari kristal eosinopil.
 Spiral curshmann, yakni yang merupakan cast cell (sel cetakan) dari cabang bronkus.
 Creole yang merupakan fragmen dari epitel bronkus.
 Netrofil dan eosinopil yang terdapat pada sputum, umumnya bersifat mukoid dengan
viskositas yang tinggi dan kadang terdapat mucus plug.
b. Pemeriksaan darah
 Analisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat pula terjadi hipoksemia,
hiperkapnia, atau asidosis.
 Kadang pada darah terdapat peningkatan dari SGOT dan LDH.
 Hiponatremia dan kadar leukosit kadang-kadang di atas 15.000/mm3 dimana
menandakan terdapatnya suatu infeks
 Pada pemeriksaan faktor-faktor alergi terjadi peningkatan dari Ig E pada waktu
serangan dan menurun pada waktu bebas dari serangan
Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan radiologi
Gambaran radiologi pada asma pada umumnya normal. Pada waktu serangan
menunjukan gambaran hiperinflasi pada paru-paru yakni radiolusen yang bertambah dan
peleburan rongga intercostalis, serta diafragma yang menurun.Akan tetapi bila terdapat
komplikasi, maka kelainan yang didapat adalahsebagai berikut:
 Bila disertai dengan bronkitis, maka bercak-bercak di hilus akan bertambah.
 Bila terdapat komplikasi empisema (COPD), maka gambaran radiolusen akan
semakin bertambah.
 Bila terdapat komplikasi, maka terdapat gambaran infiltrate pada paru
 Dapat pula menimbulkan gambaran atelektasis lokal.
 Bila terjadi pneumonia mediastinum, pneumotoraks, dan pneumoperikardium, maka
dapat dilihat bentuk gambaran radiolusen pada paru-paru.
b. Pemeriksaan tes kulit
Dilakukan untuk mencari faktor alergi dengan berbagai alergen yang
dapatmenimbulkan reaksi yang positif pada asma.
c. Elektrokardiografi
Gambaran elektrokardiografi yang terjadi selama serangan dapat dibagi menjadi 3
bagian, dan disesuaikan dengan gambaran yang terjadi pada empisema paru yaitu :
 Perubahan aksis jantung, yakni pada umumnya terjadi right axis deviasi dan clock
wise rotation.
 Terdapatnya tanda-tanda hipertropi otot jantung, yakni terdapatnya RBB ( Right
bundle branch block).
 Tanda-tanda hipoksemia, yakni terdapatnya sinus tachycardia, SVES, dan VES atau
terjadinya depresi segmen ST negative.

d. Scanning paru
Dengan scanning paru melalui inhalasi dapat dipelajari bahwa redistribusi
udaraselama serangan asma tidak menyeluruh pada paru-paru.
e. Spirometri
Untuk menunjukkan adanya obstruksi jalan nafas reversible, cara yang
palingcepat dan sederhana diagnosis asma adalah melihat respon pengobatan
denganbronkodilator. Pemeriksaan spirometer dilakukan sebelum dan sesudahpamberian
bronkodilator aerosol (inhaler atau nebulizer) golongan adrenergik.
Peningkatan FEV1 atau FVC sebanyak lebih dari 20% menunjukkan diagnosis
asma. Tidak adanya respon aerosol bronkodilator lebih dari 20%. Pemeriksaanspirometri
tidak saja penting untuk menegakkan diagnosis tetapi juga pentinguntuk menilai berat
obstruksi dan efek pengobatan. Benyak penderita tanpakeluhan tetapi pemeriksaan
spirometrinya menunjukkan obstruksi.
Penatalaksanaan
Tujuan terapi asma adalah :
a.       Menyembuhkan dan mengendalikan gejala asma dan mencegah kekambuhan
b.      Mengupayakan fungsi paru senormal mungkin serta mempertahankannya
c.       Mengupayakan aktivitas harian pada tingkat normal termasuk melakukan exercise
d.      Menghindari efek samping obat asma
e.       Mencegah obstruksi jalan napas yang ireversibel
Strategi pengobatan pada asma bronchial terbagi 2, yaitu :
1.      Pengobatan non farmakologik :
a.       Memberikan penyuluhan
b.      Menghindari faktor pencetus
c.       Pemberian cairan
d.      Fisioterapi
e.       Beri O2 bila perlu
2.      Pengobatan farmakologik :
Pengobatan pada asma bronkhial terbagi 2, yaitu:
a. Pengobatan non farmakologik:
 Memberikan penyuluhan
 Menghindari faktor pencetus
 Pemberian cairan
 Fisiotherapy
 Beri O2 bila perlu.
b. Pengobatan farmakologik :
 Bronkodilator : obat yang melebarkan saluran nafas. Terbagi dalam 2 golongan :
a. Simpatomimetik/ andrenergik (Adrenalin dan efedrin)
Nama obat :
 Orsiprenalin (Alupent)
 Fenoterol (berotec)
 Terbutalin (bricasma)
Obat-obat golongan simpatomimetik tersedia dalam bentuk tablet, sirup,
suntikan dan semprotan. Yang berupa semprotan: MDI (Metered doseinhaler).
Ada juga yang berbentuk bubuk halus yang dihirup (VentolinDiskhaler dan
Bricasma Turbuhaler) atau cairan broncodilator (Alupent,Berotec, brivasma
serts Ventolin) yang oleh alat khusus diubah menjadiaerosol (partikel-partikel
yang sangat halus ) untuk selanjutnya dihirup.
b. Santin (teofilin)
Nama obat :
 Aminofilin (Amicam supp)
 Aminofilin (Euphilin Retard)
 Teofilin (Amilex)
Efek dari teofilin sama dengan obat golonganimpatomimetik, tetapi cara
kerjanya berbeda. Sehingga bila kedua obat ini dikombinasikan efeknya saling
memperkuat.
Cara pemakaian : Bentuk suntikan teofillin / aminofilin dipakai pada serangan
asma akut, dan disuntikan perlahan-lahan langsung ke pembuluh darah.
Karena sering merangsang lambung bentuk tablet atau sirupnya sebaiknya
diminum sesudah makan. Itulah sebabnya penderita yang mempunyai sakit
lambung sebaiknya berhati-hati bila minum obat ini. Teofilin ada juga dalam
bentuk supositoria yang cara pemakaiannya dimasukkan ke dalam anus.
Supositoria ini digunakan jika penderita karena sesuatu hal tidak dapat minum
teofilin (misalnya muntah atau lambungnya kering)
 Kromalin
Kromalin bukan bronkodilator tetapi merupakan obat pencegah serangan asma.
Manfaatnya adalah untuk penderita asma alergi terutama anak-anak. Kromalin biasanya
diberikan bersama-sama obat anti asma yang lain, dan efeknya baru terlihat setelah pemakaian
satu bulan.
 Ketolifen
Mempunyai efek pencegahan terhadap asma seperti kromalin. Biasanya diberikan dengan
dosis dua kali 1mg / hari. Keuntungnan obat ini adalah dapat diberika secara oral.
Konsep Proses Keperawatan Keluarga

A. Pengkajian Keperawatan

Pengkajian merupakan langkah awal dari proses keperawatan dimana seorang

perawat mulai mengumpulkan informasi tentang keluarga yang dibinanya. Tahap

pengkajian ini merupakan proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai

sumber untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan keluarga ( Lyer et

al.,1996, yang dikutip oleh Setiadi, 2008). Cara pengumpulan data tentang keluarga dapat

dilakukan antara lain dengan 1. Wawancara, 2. Pengamatan : pengamatan dilakukan yang

berkaitan dengan hal-hal yang tidak perlu ditanyakan, 3. Studi dokumentasi: kartu

keluarga dan catatan kesehatan lainnya misalnya informasi-informasi yang menangani

keluarga dan dari anggota tim kesehatan lainnya, 4. Pemeriksaan fisik.

Pengkajian asuhan keperawatan keluarga menurut teori/model Family Centre

Nursing Friedman, meliputi 7 komponen pengkajian yaitu:

1. Data Umum

a. Identitas kepala keluarga

1) Nama kepala keluarga (KK)

2) Umur (KK)

3) Pekerjaan Kepala Keluarga (KK)

4) Pendidikan Kepala Keluarga (KK)


c. Komposisi anggota keluarga

Status Imunisasi
Hub
U
J . Pendid Polio DPT Hepatiti Ke
Nama mu BC Cam
K Dng ikan s t
r G pak
KK
1 2 3 4 1 2 3 1 2 3

d. Genogram:

Genogram harus menyangkut minimal 3 generasi, harus tertera

nama, umur, kondisi kesehatan tiap keterangan gambar. Terdapat

keterangan gambar dengan simbol berbeda.

d. Tipe Keluarga
e. Suku Bangsa:
1) Asal Suku Bangsa Keluarga
2) Bahasa yang Dipakai Keluarga
3) Kebiasaan Keluarga yang dipengaruhi suku yang dapat mempengaruhi
kesehatan
f. Agama:
1) Agama yang dianut keluarga
2) Kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan
g. Status sosial ekonomi keluarga:
1) Rata-rata penghasilan seluruh anggota keluarga
2) Jenis pengeluaran keluarga tiap bulan
3) Tabungan khusus kesehatan
4) Barang (harta benda) yang dimiliki keluarga (perabotan, transportasi)
h. Aktifitas rekreasi keluarga
2. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini (ditentukan dengan anak tertua)
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
c. Riwayat keluarga inti:
1) Riwayat terbentuknya keluarga inti
2) Penyakit yang diderita keluarga orang tua (adanya penyakit
menular atau penyakit menular di keluarga)
d. Riwayat keluarga sebelumnya (suami istri)
1) Riwayat penyakit keturunan dan penyakit menular di keluarga
2) Riwayat kebiasaan/gaya hidup yang mempengaruhi kesehatan

3. Lingkungan
a. Karakteristik rumah:
1) Ukuran rumah (luas rumah)
2) Kondisi dalam dan luar rumah
3) Kebersihan rumah
4) Ventilasi rumah
5) Saluran pembuangan air limbah (SPAL)
6) Air bersih
7) Pengelolaan sampah
8) Kepemilikan rumah
9) Kamar mandi/wc
10) Denah rumah
b. Karakteristik tetangga dan komunitas tempat tinggal
1) Apakah ingin tinggal dengan satu suku saja
2) Aturan dan kesepakatan penduduk setempat
3) Budaya setempat yang memengaruhi kesehatan
c. Mobilitas geografis keluarga
1) Apakah keluarga sering pindah rumah
2) Dampak pindah rumah terhadap kondisi keluarga (apakah
menyebabkan stress)
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
1) Perkumpulan/organisasi sosial yang diikuti oleh anggota
keluarga
2) Digambarkan dalam ecomap
e. Sistem pendukung keluarga
Termasuk siapa saja yang terlibat bila keluarga mengalami
masalah
4. Struktur keluarga
a. Pola komunikasi keluarga:
1) Cara dan jenis komunikasi yang dilakukan keluarga
2) Cara keluarga memecahkan masalah

b. Struktur kekuatan keluarga


1) Respon keluarga bila ada anggota keluarga yang mengalami
masalah
2) Power yang digunakan keluarga
c. Struktur peran (formal dan informal)
1) Peran seluruh anggota keluarga
d. Nilai dan norma keluarga
5. Fungsi keluarga
a. Fungsi afektif
1) Bagaimana cara keluarga mengekspresikan perasaan kasih sayang
2) Perasaan saling memiliki
3) Dukungan terhadap anggota keluarga
4) Saling menghargai, kehangatan
b. Fungsi sosialisasi
1) Bagaimana memperkenalkan anggota keluarga dengan dunia luar
2) Interaksi dan hubungan dalam keluarga
c. Fungsi perawatan kesehatan
1) Kondisi perawatan kesehatan seluruh anggota keluarga (bukan hanya
kalau sakit diapakan tetapi bagaimana prevensi/promosi)
2) Bila ditemui data maladaptif, langsung lakukan penjajagan tahap II
(berdasarkan 5 tugas keluarga seperti bagaimana keluarga mengenal
masalah, mengambil keputusan, merawat anggota keluarga, memodifikasi
lingkungan dan memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan)

6.Stress dan koping keluarga


a. Stressor jangka panjang dang stressor jangka pendek serta kekuatan keluarga
b. Respon keluarga terhadap stress
c. Strategi koping yang digunakan

7. Pemeriksaan fisik (head to toe)


a. Tanggal pemeriksaan fisik dilakukan
b. Pemeriksaan kesehatan dilakukan pada seluruh anggota keluarga
c. Aspek pemeriksaan fisik mulai vital sign, rambut, kepala, mata mulut THT, leher,
thorax, abdomen, ekstremitas atas dan bawah, sistem genitalia
d. Kesimpulan dari hasil pemeriksaan fisik
8. Harapan keluarga
a. Terhadap masalah kesehatan keluarga
b. Terhadap petugas kesehatan yang ada
9. kemandirian keluarga

No kriteria Tingka Kemandirin


t
keluarga

I II III IV

1 Menerima petugas perawatan kesehatan


masyarakat

2 Menerima pelayanan keperwatan yang di


berikan sesuai dengan rencana keperwatan

3 Tahu dan dapat mengungkapkan masalah


kesehatan secara benar

4 Melakukan tindakan keperawatan sederhana


sesuai yang dianjurkan

5 Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan


secara aktif

6 Melakukan tindakan promotif secara aktif


10. Analisa data

Analisa data bertujuan untuk mengetahui masalah kesehatan yang dialami


oleh keluarga. Dalam menganalisis data dapat menggunakan tipologi masalah
dalam family health care.

No Data Masalah
1  Anggota keluarga menetapkan tujuan Kesiapan peningkatan
untuk meningkatkan gaya hidup sehat koping keluarga
 Anggota keluarga menetapkan
sasaran untuk meningkatkan
kesehatan
 Anggota keluarga mengidentifikasi
pengalaman yang mengoptimalkan
kesejahteraan
 Anggota keluarga berupaya
menjelaskan dampak krisis terhadap
perkembangan
 Anggota keluarga mengungkapkan
minat dalam membuat kontak dengan
orang lain yang mengalami situasi
yang sama
2  Mengungkapkan tidak memahami Management kesehatan
masalah kesehatan yang dideritab keluarga tidak efektif
 Mengungkapkan kesulitan menjalan
perawatan yang ditetapkan
 Gejala penyakit anggota keluarga
semakin memberat
 Aktivitas keluarga untuk mengatasi
masalah kesehatan tidak tepat
 Gagal melakukan tindakan untuk
mengatasi masalah kesehatan tidak
tepat
 Gagal melakukan tindakan untuk
mengurangi resiko
3  Keluarga tidak mampu beradaptasi Gangguan proses keluarga
terhadap situasi
 Tidak mampu berkomunikasi secara
terbuka diantara anggota keluarga
 Keluarga tidak mampu memenuhi
kebutuhan fisik/emosional/spiritual
anggota keluarga
 Keluarga tidak mampu mencari atau
menerima bantuan secara tepat
 Keluarga tidak mampu mengumpulkan
perasaan secara leluasa

a. Scoring Asuhan Keperawatan Keluarga

Diagnosa Keperawatan I : Kesiapan peningkatan koping keluarga


No Kriteria Nilai Bobot Skor Pembenaran

1. Sifat masalah 3 1 3/3 x 1 = Memberikan informasi lebih


1 tentang sarana kesehatan yang
Skala: ancaman
perlu diketahui keluarga.
kesehatan

2. Kemungkinan 1 2 ½ x 2 = 1 Informasi tentang asma kurang


masalah dapat banyak dan berbagai tindakan
diubah dapat dilakukan di rumah,

Skala: sebagian

3. Potensial 2 1 2/3 x 1 = Masalah dapat dicegah dan


masalah untuk 2/3 klien serta keluarga berperan
dicegah. aktif untuk mencegah
terjadinya masalah.
Skala: cukup

4. Menonjolnya 2 1 2/2 x 1 = Harus bisa diatasi karena akan


masalah. 1 mempengaruhi aktivitas

Skala: masalah
berat harus
segera
ditangani

TOTAL 3 1/3
Diagnosa Keperawatan 2 : Management kesehatan keluarga tidak efektif
No Kriteria Nilai Bobot Skor Pembenaran

1. Sifat masalah 3 1 3/3 x 1 = Masalah ini aktual dan jika


1 tidak ditangani akan
Skala: ancaman
mengganggu kesehatan dan
kesehatan
aktivitas klien jadi diperlukan
tindakan segera.

2. Kemungkinan 1 2 ½ x 2 = 1 Informasi tentang asma kurang


masalah dapat banyak dan berbagai tindakan
diubah dapat dilakukan di rumah,
masalah tidak dapat di atasi
Skala: sebagian
dengan tuntas karena factor
genetic

3. Potensial 2 1 2/3 x 1 = Masalah dapat dicegah dan


masalah untuk 2/3 klien serta keluarga berperan
dicegah. aktif untuk mencegah
kambuhnya masalah.
Skala: cukup

4. Menonjolnya 2 1 2/2 x 1 = Harus bisa diatasi karena akan


masalah. 1 mempengaruhi aktivitas

Skala: masalah
berat harus
segera
ditangani

TOTAL 3 1/3
Diagnosa keperawatan 3 : Gangguan proses keluarga

No Kriteria Skor Bobot Nilai Pembenaran

1 Sifat Masalah : 2 1 2/3 x 1 = 2/3 Memberikan pengetahuan


ancaman kesehatan mengenai penyakit yang
dialami klien adalah bukan
dari anggota keluarganya

2 Kemungkinan 2 2 2/2 x 2 =2 Memberi tahu jika masalah


masalah dapat yang dihadapinya dapat
dirubah : mudah. dirubah dengan cara berdiskusi
dan mendukung satu sama
lainnya

3 Potensi masalah 2 1 2/3 x 1 = 2/3 Dapat dicegah bila klien dan


dapat dicegah : keluarga saling mendukung
cukup. satu sama lainnya

4 Menonjolnya 2 1 2/2 x1 = 1 Harus segera ditangani kare


masalah : berat, keluarga tidak mau merawat
harus segera di klien padahal mengetahui
tangani. komplikasi yang akan terjadi
pada klien

TOTAL 4 1/3
A. Diagnosa keperawatan

No Kode Diagnosa

1 0090 Kesiapan peningkatan koping keluarga

2 0115 Management kesehatan keluarga tidak efektif

3 0120 Gangguan proses keluarga


B. Rencana Tindakan Keperawatan
Diagnosa
NOC NIC
Data Keperawatan

Kode Diagnosa Kode Hasil Kode Interensi

Data pendukung masalah keluarga dengan Asma

 Anggota 00090 Kesiapan Keluarga mampu keluarga mampu mengenal


keluarga peningkata mengenal masalah masalah dan perubahan
menetapka
n tujuan n koping tentang pengetahuan gaya hidup
untuk keluarga kesehatan dan perilaku - pendidiakan
meningkat 5510
kan gaya sehat kesehatan :
hidup sehat - Pengetahuan : - pengajaran proses
 Anggota
keluarga management penyakit yang
menetapka 1101
jalan nafas dialami
n sasaran 6502
untuk - Pengetahuan : - Pengajaran batuk
meningkat pengetahuan efektif
kan 1019
kesehatan posisi - Pengajaran posisi
5614
 Anggota semi fowler
keluarga
mengidenti - Pengajaran : terapi
fikasi inhalasi sederhana
pengalama 5616
n yang
mengoptim - Keluarga - Keluarga mampu
alkan
kesejahtera mampu untuk memutuskan untuk
an memutuskan merawatan anggota
 Anggota
untuk merawat, keluarga yang sakit,
keluarga 1606
berupaya meningkatkan membangun diri
menjelaska
atau sendiri,
n dampak
krisis memperbaiki membangun
terhadap 2202
kesehatan kekuatan,
perkemban
gan - Berpartisipasi beradaptasi dengan
 Anggota dalam perubahan fungsi,
keluarga 1700 5250
memutuskan atau mencapai
mengungka 2605 5370
perawatan fungsi yang lebih
pkan minat kesehatan tinggi :
dalam 7040
- Kesiapan - Dukungan
membuat 5310
caregiver membuat keputusan
kontak dalam - Dukungan
dengan perawatan di emosional
orang lain rumah - Dukungan
yang - Kepercayaan caregiver
mengalami Kesehatan/Hea - Pembangun
situasi lth Beliefs harapan
yang sama - Partisipasi
keluarga dalam
perawatan
profesional

- Keluarga - Keluarga mampu


mampu merawat anggota
merawat keluarga yang sakit
anggota dan memberikan
1622
keluarga untuk dukungan dalam
meingkatkan meningkatkan
1100
atau status kesehatan
1632
memperbaiki 5246 - Manajemen nutrisi
kesehatan yang tepat
1400
- Perilaku - Konseling nutrisi
1605
kepatuhan : 7040 - Manajemen nyeri
1602 menyiapkan - Dukungan pemberi
diet yang tepat
2205 - Perilaku 7130 perawatan
kepatuhan : - Proses
7140
melakukan pemeliharaan
7110
aktivitas yang keluarga
tepat - Dukungan keluarga
- Perilaku - Meningkatan
meningkatkan keterlibatan
kesehatan keluarga
- Kemampuan
keluarga
memberikan
perawatan
langsung
- Keluarga - Keluarga mampu
mampu memodifikasi
memodifikasi lingkungan dalam
6490
lingkungan : hal :
1908
kontrol resiko 6485 - Pencegahan jatuh
1828 dan keamanan - Manajemen
- Deteksi risiko lingkungan : rumah
2009
- Pengetahuan 7180 yang aman
1909 tentang - Bantuan
5440
pencegahan pemeliharaan
1910
jatuh 6480 rumah
- Dukungan - Peningkatan
keluarga support sistem
selama - Manejemen
pengobatan lingkungan
- Perilaku
pencegahan
jatuh
- Menyiapkan
lingkungan
rumah yang
aman
- Keluarga - Keluarga mampu
mampu memanfaatkan
memanfaatkan fasilitas kesehatan
1806
fasilitas - Panduan pelayanan
7400
kesehatan kesehatan
- Pengetahuan 7560 - Mengunjungi
1603
tentang sumber fasilitas kesehatan
2605 kesehatan - Bantuan sistem
- Perilaku 7400 kesehatan
mencari
pelayanan
kesehatan
- Partisipasi
keluarga dalam
perawatan
keluarga
Keluarga mampu Keluarga mampu
1606 memutuskan: memutuskan:
4700
Berpartisipasi dalam Restrukturisasi kognitif
5250
memutuskan perawatan
Dukungan membuat
kesehatan 5310
keputusan

Membangun harapan

Keluarga mampu Keluarga mampu


memodifikasi memodifikasi
1902 lingkungan: lingkungan:
1910 6610
Pengendalian faktor Identidikasi faktor
risiko 6550 risiko

Lingkungan rumah yang Pencegahan infeksi


aman manajemen lingkungan:
keamanan

Keluarga mampu Keluarga mampu


memanfaatkan fasilitas memanfaatkan fasilitas
3000 kesehatan: kesehatan:
7910
Kepuasan klien: akses ke Konsultasi
3005
sumber pelayanan 8100
Rujukan
Kepuasan klien: bantuan 7400
Paduan sistem
fungsional
kesehatan

Data Kode Diagnosa Kode Hasil Kode Intervensi


Penunjang Keperawatan

 Penuruna 00115 Ketidakefekti Keluarga Keluarga mampu


n fan mampu mengenal
1847 5510
keterampi pemeliharaan mengenal masalah:
lan dalam kesehatan masalah:
Penkes: proses
memberi
1803 Pengetahuan: penyakit
kan
manajemen
perawata
penyakit kronis
n pada
anggota Pengetahuan
keluarga tentang proses
yang penyakit
sakit
Keluarga Keluarga mampu
 Perilaku
mampu memutuskan:
kurang 1606 4700
memutuskan:
adaptif Restrukturisasi
5250
terhadap Berpartisipasi kognitif
perubaha dalam 5310
Dukungan
n memutuskan
membuat
llingkung perawatan
keputusan
an kesehatan

 Perilaku Membangun

kurang harapan

dalam
mencari
bantuan Keluarga Keluarga mampu

kesehatan mampu memodifikasi

 Kurang memodifikasi lingkungan:

menunjuk 1902 lingkungan: 6610


Identidikasi
kan minta Pengendalian
pada 1910 faktor risiko 6550 faktor risiko
perbaikan
Lingkungan Pencegahan
perilaku
rumah yang infeksi
sehat
aman manajemen
 Ketidakc
lingkungan:
ukupan
keamanan
sumber
daya Keluarga Keluarga mampu
(tenaga, mampu memanfaatkan
sarana memanfaatkan fasilitas
dan 3000 fasilitas 7910 kesehatan:
keuangan kesehatan:
8100 Konsultasi
)
Kepuasan klien:
 Kurang 3005 7400 Rujukan
akses ke sumber
kemampu
pelayanan Paduan sistem
an dalam
kesehatan
berkomu Kepuasan klien:
nikasi bantuan

 Tugas fungsional

perkemba
ngan
tidak
tercapai
Data Kode Diagnosa Kode Hasil Kode Intervensi Keperawatan
Penunja
ng

 Keluar 00120 Gangguan Keluarga mampu Keluarga mampu


ga proses menganal masalah: mengenal masalah:
tidak 2602 5520
mamp keluarga
u Fungsi keluarga Fasilitasi proses belajar
2604 5606
berada
ptasi Normalisasi keluarga Pengajaran: individu
terhad 2605 5604
ap Pertisipasi keluarga Pengajaran: kelompok
situasi
dalam perawatan membangun harapan
 Tidak
mamp profesional
u
berko Keluarga mampu Keluarga mampu
munik
asi memutuskan: mengambil keputusan:
1606
secara
terbuk Berpartisipasi dalam Dukungan membuat
a 5310
memutuskan perawatan keputusan
diantar
a kesehatan
anggot Membangun harapan
a 4410
keluar Menetapkan tujuan
ga
bersama
 Keluar
ga
tidak Keluarga mampu Keluarga mampu
mamp melakukan perawatan: melakukan perawatan:
u 2602
meme Fungsi keluarga Mediasi konflik
nuhi 2603 5020
kebutu
han Integritas keluarga Modifikasi perilaku
2604 4360
fisik/e
Peningkatan integritas
mosio 1501 Normalisasi keluarga 7100 keluarga
nal/spi
ritual Performa peran 7130 Mempertahankan
anggot
a proses keluarga
7140
keluar
ga Dukungan keluarga
 Keluar 7150
ga Terapi keluarga
tidak 5370
mamp Peningkatan peran
u
menca
ri atau Keluarga mampu Keluarga mampu
meneri memodifikasi memodifikasi
ma
bantua lingkungan: lingkungan:
n 2009 4350
secara Status kenyamanan: Manajemen perilaku
tepat 1501 lingkungan 5270
 Keluar Dukungan emosional
ga 2700 Menunjukkan perannya 4370
Pelatihan kontrol
tidak
Kemampuan komunikasi impuls
mamp
u Kemampuan Kemampuan
mengu memanfaatkan fasilitas pemanfaatan pelayanan
mpulk pelayanan kesehatan: kesehatan:
an 3000 4480
Kepuasan klien: akses Memfasilitasi tanggung
perasa
menuju sumber 8100 jawab diri
an
pelayanan
secara Rujukan
leluasa
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
1. Data Umum
a. NamaKepalaKeluarga : Tn.D
b. Alamat : Kp. Dungus Purna Rt/Rw 03/08 Desa Galanggang
Kecamatan Batujajar Kabupaten Bandung Barat Provinsi
Jawa Barat
c. Telpon :+6281806969252
d. Pekerjaan : Karyawan Swasta
e. Komposisi :
Status Imunisasi
Hub.
J Um Pendi Polio DPT Hepatiti Ke
Nama Dng BC Cam
K ur dikan s t
KK G pak
1 2 3 4 1 2 3 1 2 3

Tn.D L Ayah 32 SMA √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

N.y.R P Ibu 26 SMA √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

An.A L Anak 4thn - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

An.R L Anak 2thn - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √


2. Genogram

Keterangan :

: Laki- laki
: Perempuan
: Laki-laki sudah meninggal
: Perempuan sudah meninggal
: pasien
: ( menunjukan hubungan )
: Tinggal satu rumah

3. TipeKeluarga
Tipe keluarga Tn.D Nuclear Familyyang terdiri dari keluarga inti ayah, ibu, dan
anak – anak.
4. Suku Bangsa :
Suku bangsa keluarga Tn.D bersuku sunda.
5. Agama :
Agama yang dianut keluaga Tn.D islam
6. Status Sosial Ekonomi Keluarga :
Tn.D berkerja pada perusahaan swasta di kota Sukabumi dan Ny.R merupakan
ibu rumah tangga yang mengurus rumah dan anak – anak saja di rumah. Tn.D hanya
pulang satu kali dalam seminggu pada hari libur bekerja, penghasilan Tn.D ± 3.500.000/
bulan. Penghasilan tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga
Tn.D.
7. Aktivitas Rekreasi Keluarga :
Tn.D dan keluarga pergi rekreasi sebulan sekali mengunjungi tempat-tempat
wisata terdekat
Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga Tn.D berada dalam tahap menghadapi anak prasekolah.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tn.D memiliki 2 orang anak, anak ke 1 mempunyai riwayat penyakit asma dan
terkadang kambuh sehingga membuat berat badan menurun, setiap kali An.A sakit selalu
di bawa ke pelayanan kesehatan atau klinik terdekat untuk berobat
3. Riwayat Kesehatan keluarga inti
Ny.R mengatakan anaknya yang pertama memiki penyakit asma sejak usia 3
tahun, ketika asma anaknya kambuh Ny.R membawanya ke pelayanan kesehatan untuk di
Nebu. Ny.R mengatakan Tn.D memiliki penyakit hipertensi dan selalu mengonsumsi
obat dari dokter. Dan anak nya yang ke 2 dalam keadaan sehat.
4. Riwayat keluarga sebelumnya
Ny.R mengatakan pernah mengalami asma sewaktu kecil dan tidak pernah
kambuh lagi sampai saat ini.
5. Sumber pelayanan yang dimanfaatkan
Ny.R sering membawa anaknya ketika sakit ke klinik / puskesmas terdekat
Lingkungan
1. Karakteristik rumah :
a.Denah rumah :

R.makan
dapur toilet

Kamar
tidur
R.

keluarga
Kamar
tidur

Teras rumah

2. Karakteristik tetangga dan komunitas :


Sebagian masyarakat merupakan warga asli, dan merupakan kalangan
menengah, dimana banyak penduduk yang bekerja seharian sebagai buruh dan
berdagang.Di RW.08 tempat tinggalnya merupakan pemukiman padat penduduk
tetapi tidak terlalu berhimpitan.Warga sering mengadakan pengajian rutin di
rumah secara bergantian.
3. Mobilitas geografis keluarga :
Keluarga Tn.D dan keluarga sudah 5 tahun menempati tempat tinggal nya
setelah menikah, Lingkungan tempat tinggal tidak jauh dari jalan besar dan
merupakan tempat yang stategis dekat ke pasar tradisonal, pelayanan kesehatan
dan lainnya, keluarga Tn.D hanya perlu ± 5 menit berjalan kaki atau
menggunakan kendaraan akan lebih cepat, alat transportasi yang digunakan
adalah motor atau terkadang berjalan kaki jika pergi ke pasar.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat :
Ny.R sering mengikuti kegiatan dilingkungan tempat tinggalnya, Ny.R
sering mengikuti pengajian. Sedangkan Tn.D tidak terlau sering berinteraksi
dengan warga sekitar karena sibuk bekerja di luar kota dan An.A sering bermain
dengan anak seusianya di sekitar rumah.
5. Sistem pendukung keluarga :
Keluarga Tn.D saling mendukung satu sama lain
Struktur Keluarga
1) Pola komunikasi keluarga :
Keluarga Tn.D berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia dan
sunda.
2) Struktur kekuatan keluarga :
Dalam keluarga Tn.D yang mengambil keputusan adalah Tn.D
selaku kepala keluarga,Ny.R mengatakan jika Tn.D tidak ada yang
mengmbil keputusan adalah Ny.R dan jika ada masalah terkadang
berdebat terlebih dahulu
3) Struktur peran keluarga :
a.Peran formal :
Tn.D berperan sebagai kepala keluarga dan mencari nafkah
b.Peran informal :
Ny.R berperan sebagai ayah dan ibu saat Tn.D tidak di rumah
untuk anak-anaknya
4) Nilai dan norma budaya :
Didalam keluarga tidak ada nilai maupun norma yang bertentangan
dengan norma yang berlaku di masyarakat.
Fungsi Keluarga
1. Fungsi afektif :
Tn.D merupakan Keluarga hidup dalam keadaan ekonomi cukup, Ny.R
istrinya selalu menghormati suaminya.
2. Fungsi sosialisasi
Ny.R mengatakan sering mengikuti kegiatan yang ada di sekitar
rumahnya dapat menjalin social yang baik dengan tetangga.
3.Fungsi perawat keluarga :
Keluarga mengetahui jika anggota keluarga yang menderita Asma,
Ny.Rselalu membawa An.A saat asmanya sedang kambuh ke pelayanan kesehatan
terdekat
4.Fungsi reproduksi :
Ny.R menggunakan KB suntik tiga bulan sekali
5.Fungsi ekonomi :
Untuk memenuhi kebutuhan hidup setiap harinya keluarga Tn.D termasuk
keluarga cukup karena Tn.D seorang karyawan yang digaji Per bulanya.
TUGAS PERAWATAN KELUARGA
1. Mengenalmasalahkeluarga
Keluarga Tn.D mengatakan tidak mengetahui banyak tentang penyakit yang di
derita anaknya
2. Mengambilkeputusan
Ny.R mengatakan harus menjadi ayah sekaligus ibu saat Tn.D di luar kota dan
mengatakan terkadang jika menentukan suatu keputusan langsung oleh Ny.R .
3. Merawatanggotakeluarga yang sakit
Ny.R mengatakan pernah mengalami asma dan menurun kepada An, Adan selalu
membawa anakanya ke pelayanan kesehatan terdekat
4. Memeliharalingkungan
Ny.R sangat baik dalam memelihara lingkungan, rumah tampak bersih dan rapih
5. Menggunakanfasilitas/pelayanankesehatan
Ny.R selalu membawa anaknya jika sakit ke pelayanan kesehatan

Stres dan Koping Keluarga


Stressor
- Jangka pendek :
Ny.R mengatakan sedikit kewalahan mengurus anak-anaknya
karena hanya berbeda 2 tahun dan harus menjadi ayah sekaligus ibu saat
Tn.D di luar kota.
- Jangka panjang :
Ny.R mengatakan cemas dengan kesehatan pertamanya An.A yang
memiliki asma.
Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah :
Ny.R mengatakan apabila ada masalah selalu diselesai setelah Tn.D
pulang ke rumah
Strategi kopling yang digunakan :
Ny.R dan Tn.D menghadapi masalah selalu berdebat dan menyelesaikan
masalah setelah Tn D pulang
Strategi adaptasi disfungsional :
Ny.R sering membentak anaknya jiga nakal
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan An. A An. R Ny.R

kepala Tidak ada Tidak ada Tidak ada


benjolan, benjolan benjolanRambut
Rambut, hitam, Rambut, hitam, lebat, hitam,
lurus,kulit lurus, LK : 35 gelombang,kulit
kepala bersih, cm, kulit kepala kepala bersih ,
bersih

Tanda – N = 80 x/i N = 100 x/i TD = 110/ 80


tanda vital
R = 24 x/i R = 30 x/i N = 80 x/i

S = 360C S = 36,50C R = 23 x/i

S = 36,50C

BB, TB, PJ BB = 16 kg BB = 5,2 kg BB = 56 kg

PJ = 100 cm, PJ = 80 cm, PJ = 160 cm,


kondisi normal kondisi normal kondisi normal

Mata mata tidak mata tidak mata tidak anemis


anemis, secret anemis, secret
tidak ada tidak ada
Hidung Tidak bersekret, Bersekret Tidak bersekret,
tidak ada warna bening, tidak ada kelainan
kelainan penciuman
penciuman

Mulut Mukosa lembab, Mukosa Mukosa lembab,


tidak kesulitan lembab, tidak tidak kesulitan
menelan kesulitan menelan
menelan

Leher Tidak ada Tidak ada Tidak ada


benjolan, tidak benjolan, tidak benjolan, tidak
ada pembesaran ada pembesaran ada pembesaran
kelenjar linfe kelenjar linfe kelenjar linfe

Dada Bunyi jantung Bunyi jantung Bunyi jantung


dan paru normal dan paru normal dan paru normal

Abdomen Tidak ada Tidak ada Tidak ada


kembung kembung kembung

Tangan Tidak ada Tidak ada Tidak ada


pembengkakan, pembengkakan, pembengkakan,
turgor baik. turgor baik turgor baik.

Kaki Tidak ada Tidak ada Tidak ada


pembengkakan, pembengkakan, pembengkakan,
turgor baik turgor baik turgor baik

Keluhan Rewel
umum

Harapan keluarga
Keluarga menyatakan merasa sangat senang dengan kehadiran perawat dan
berharap sangat membantu keluarga mencegah penyakit keluarga.
ANALISA DATA

NO KELOMPOK DATA MASALAH

1 DS : Management kesehatan keluarga tidak efektif

- Ny.R mengatakan sedikit


kewalahan mengurus anak-
anaknya karena hanya berbeda 2
tahun dan harus menjadi ayah
sekaligus ibu saat Tn.D di luar
kota.

- Ny.R mengatakan tidak


mengetahui banyak tentang
penyakit yang di derita anaknya

-Ny.R mengatakan cemas


dengan kesehatan pertamanya
An.A yang memiliki asma.
-Ny.R mengatakan kewalahan
saat anaknya sedang kambuh
penyakitnya
-Ny.R hanya mengatakan
terkadang hanya membiarkan
anaknya saat asmanya kambuh
-Ny.R mengatakan khawatir
penyakitnya akan memburuk

DO:
-keluarga tampak tidak
memahami situasi yang
dihadapi
-keluaraga tampak cemas
dengan keadaan anggota
keluarga yang lain

DX KeperawatanKeluarga:

1. Management kesehatan keluarga tidak efektif

SKALA UNTUK MENENTUKAN PRIORITAS

1. Tentukanskoreuntuksetiap criteria
2. SkorAktualadalahSkordibagidenganangkatertinggidandikalikandenganbobot

Skor
SkorAktual = xBobot
AngkaTertinggi

3. Jumlahkanskoraktualuntuksemuakriteria
No Kriteria Skor Bobot Perhitungan Justifikasi

1. SifatMasalah 1 2/3x1= 0.6 Ny.R


mengatakan
Skala :
sedikit
 Tidak/kurangsehat 3 kewalahan
 Ancamankesehatan mengurus
2
 Keadaansejahtera anak-anaknya
1 karena hanya
berbeda 2
tahun dan
harus menjadi
ayah sekaligus
ibu saat Tn.D
di luar kota,

2. Kemungkinanmasalahdapatdiubah 1/2x2 = 1 Masalah dapat


diubah dilihat
Skala :
dari kesigapan
 Mudah 2 keluarga
 Sebagian
1
 Tidakdapat
0 2

3. Potensialmasalahuntukdicegah 2/2/2=0,5 Pemberian


penjelasan
Skala :
yang tepat
 Tinggi 3 2 dapat
 Cukup membantu
2
 Rendah
1

4. Menonjolnyamasalah 2/2x1=1 Keluarga


mengetahui
Skala : 1
cara
 Masalahberat, 2 pencegahan
harussegeraditangani dengan
 Ada penyakit
masalahtetapitidakperluditang 1
ani
 Masalahtidakdirasakan
0

JUMLAH 3.2

Skoring :

1. Tentukanskoreuntuksetiap criteria
2. SkorAktualadalahSkordibagidenganangkatertinggidandikalikandenganbobot

Skor
SkorAktual = xBobot
AngkaTertinggi

3. Jumlahkanskoraktualuntuksemuakriteria
INTERVENSI

Data Kode Diagnosa Kode Hasil Kode Intervensi Keperawatan


Penunja
ng

DS: 0115 Management Keluarga mampu Keluarga mampu


kesehatan mengenal masalah: mengenal masalah:
- Ny.R 2602 5520
keluarga tidak
mengata Fungsi keluarga Fasilitasi proses belajar
efektif 2604 5606
kan
Normalisasi keluarga
sedikit 2605 5604
kewalah Pertisipasi keluarga Pengajaran: mana
an dalam perawatan gement jalan nafas
menguru professional
Pengajaran: pengaturan
s anak-
- Pengetahuan : posisi
anaknya
tentang penyakit
karena Terapi : inhalasi
asma
hanya sederhana
- Pengetahuan :
berbeda
pengauran posisi
2 tahun
- Terapi yang dapat
dan
dilakukan
harus
keluarga
menjadi
Keluarga mampu Keluarga mampu
ayah
memutuskan:
sekaligu 1606 Berpartisipasi dalam mengambil keputusan:
s ibu memutuskan perawatan
5310 Dukungan membuat
saat kesehatan
keputusan
Tn.D di
luar Membangun harapan
4410
kota,
Menetapkan tujuan
- bersama
Keluarg
Keluarga mampu Keluarga mampu
a Tn.D
melakukan perawatan: melakukan perawatan:
mengata 2602
kan Fungsi keluarga Mediasi konflik
2603 5020
tidak
Integritas keluarga Modifikasi perilaku
mengeta 2604 4360
hui Normalisasi keluarga Peningkatan integritas
1501 7100
banyak keluarga
Performa peran
tentang 7130
Mempertahankan
penyakit
7140 proses keluarga
yang di
derita 7150 Dukungan keluarga
anaknya
5370 Terapi keluarga

-Ny.R Peningkatan peran


mengata
Keluarga mampu Keluarga mampu
kan
memodifikasi memodifikasi
cemas
lingkungan: lingkungan:
dengan
2009 4350
kesehata Status kenyamanan: Manajemen perilaku

n 1501 lingkungan 5270


Dukungan emosional
pertama 2700 Menunjukkan perannya 4370
nya Pelatihan kontrol
An.A Kemampuan komunikasi impuls
yang
Kemampuan Kemampuan
memilik
memanfaatkan fasilitas pemanfaatan pelayanan
i asma.
pelayanan kesehatan: kesehatan:
-Ny.R
3000 4480
mengata Kepuasan klien: akses Memfasilitasi tanggung
kan menuju sumber 8100 jawab diri
kewalah pelayanan
Rujukan
an saat
anaknya
sedang
kambuh
penyakit
nya
-Ny.R
hanya
mengata
kan
terkadan
g hanya
membiar
kan
anaknya
saat
asmanya
kambuh
-Ny.R
mengata
kan
khawatir
penyakit
nya akan
membur
uk
DO:
-
keluarga
tampak
tidak
memaha
mi
situasi
yang
dihadapi
-
keluarag
a
tampak
cemas
dengan
keadaan
anggota
keluarga
yang
lain

A. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN:

Nama Perawat : Perawat E

No. Diagnosa Tanggal/ Implementasi Evaluasi


Keperawatan Jam
manajemen Sabtu 12 1. Menganjurkan Sabtu 12 maret 2022
2
kesehatan maret 2022 keluarga untuk Jam 16.00
keluarga tidak Jam.13.00 memanfaatkan S : Keluarga mengatakan
efektif pelayanan sudah tau tentang
kesehatan terdekat penyakit dan tau cara
untuk penanganan mandiri
memeriksakan di rumah.
kesehatan secara O : keluarga tampak sudah
rutin paham apa yang
2. Memberikan sudah disampaikan
penyuluhan tentang A : Masalah teratasi
penyakit (melalui P : intervensi dihentikan
media leaflet)
3. Mengajarkan pada
keluarga untuk
melakukan terapi
modalitas yang
dapat dilakukan
secara mandiri di
rumah (terapi
inhalasi sederhana)
keluarga mengikuti
apa yang diajarkan
oleh perawat.
4. Mengkaji ulang
pemahaman kelurga
No Criteria Tingka Kemandirin
t
keluarga

I II III IV

1 Menerima petugas perawatan kesehatan √ √ √ √


masyarakat

2 Menerima pelayanan keperwatan yang di √ √ √


berikan sesuai dengan rencana
keperwatan

3 Tahu dan dapat mengungkapkan masalah √ √ √


kesehatan secara benar

4 Melakukan tindakan keperawatan √ √ √


sederhana sesuai yang dianjurkan

5 Memanfaatkan fasilitas pelayanan √ √


kesehatan secara aktif

6 Melakukan tindakan promotif secara √


aktif

Hasil : keluarga tingkat kemandirian I

Jurnal
PENDIDIKAN KESEHATAN INHALASI SEDERHANA TERHADAP
TINGKATPENGETAHUAN KELUARGA DENGAN ASMA DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS SELOGIRI

Nita Yunianti Ratnasari1,Vena Yuliana21,2Akademi Keperawatan Giri Satria Husada Wonogiri


nitayr.gshng@gmail.comABSTRACT

Asthma is a chronic inflammation of the airways. Chronic airways that have chronic
inflammation are hyperresponsive so that when stimulated by certain risk factors, the airway
becomes blocked and the air flow is obstructed due to bronchial constriction, mucous congestion,
and increased inflammation. Lack of patient and family knowledge can increase the risk of
asthma complications. To improve the prevention of complications, health education in simple
inhalation therapy is given. The purpose of this study was to determine the effect of health
education on simple inhalation therapy on the level of knowledge of families of asthmatics.The
method used in this research is descriptive case study which is one type of strategy in qualitative
research with a case study research approach (case study). The population in this study was all of
the Tandan Village, Kepatihan Village, Selogiri Subdistrict, which are included in the work area
of the Selogiri Community Health Center who suffer from asthma. Sample of 3 family
respondents with asthma.The action taken was simple inhalation health education. This health
education is carried out 1 day for 1 hour. All three family respondents experienced an increase in
knowledge as evidenced by the ability to answer the questionnaire before and after being given
health education, from the inadequate category (33% -53%) to the moderately good category
(73% -100%). From the case study it was found that the level of respondents' knowledge
increased as evidenced by the ability to answer the questionnaire before and after being given
health education, from the category of inadequate (33% -53%) to the category of fairly good
(73% -100%). The increase in the level of knowledge is influenced by the level of education,
socioeconomic, age, and experience of obtaining previous health educationKeywords: Asthma,
Knowledge, Health Education, Simple Inhalatio
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR(SOP) TERAPI KOMPLEMENTER
PENYAKIT ASMA DENGAN MENGGUNAKAN INHALASI SEDERHANA

KOMPRES AIR HANGAT


Pengertian Pemberian inhalasi uap dengan obat/tanpa obat.
Inhalasi sederhana yaitu memberikan obat dengan cara
dihirup dalam bentuk uap ke dalam saluran pernafasan
yang dilakukan dengan bahan dan cara yang sederhana
serta dapat dilakukan dalam lingkungan keluarga.

Tujuan 1. Mengencerkan sekret agar mudah keluar


2. Melonggarkan jalan nafas
Peralatan a. Air panas
b. Baskom atau wadah untuk air panas
c. Handuk 1 buah
d. Kain pengalas untuk baskom air panas
e. Obat-obatan aroma terapi seperti Minyak kayu putih

Prosedur 1. Tahap PraInteraksi


a. Mencuci tangan
b. Menyiapkan alat
2. Tahap Orientasi

a. Memberikan salam dan sapa pada pasien


b. Menjelaskan tujuan  dan prosedur pelaksanaan
c. Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien

3. Tahap Kerja
a. Menjaga privacy klien ruangan tertutup
b. Mengatur klien dalam posisi duduk
c. Menempatkan meja/troly di depan klien
d. Meletakkan baskom berisi air panas di atas meja
klien yang diberi pengalas
e. Memasukkan obat-obatan aroma terapi (Minyak
kayu putih) ke dalam baskom
f. Tempatkan klien dan campuran tersebut di ruangan
tertutup supaya uap tidak tercampur denga udara
bebasselama 10 – 15  menit
g. Merapikan pasien

4. Tahap Terminasi

a. Melakukan evaluasi tindakan


b. Berpamitan dengan pasien / keluarga
c. Membereskan alat
d. Mencuci tangan
e. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
keperawatan
Dokumentasi Dokumentasikan respon non verbal : Klien tidak terlihat
kesulitan bernafas, frekuensi nafas dalam batas normal.
Ekspresi wajah segar.
Dokumentasikan respon verbal klien setelah dilakukan
terapi
Sumber :
http://dokumen.tips/documents/sop-inhalasi-sederhana.html
http://worldhealth-bokepzz.blogspot.co.id/2012/03/standard-operasional-prosedur-inhalasi.html.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai