Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PENDAHULUAN

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Oleh :
Nama : Mia Triana
NIM : 433131490120023

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HORIZON KARAWANG

PROGRAM STUDI PROFESI NERS REGULAR (KELOMPOK 3)

Jl. Pangkal Perjuangan Km.1 By-Pass Karawang – Jawa Barat

Telp. (0267) 412480 Fax. (0267) 410842

2020 – 2021
BAB 1

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Diare saat ini masih merupakan masalah kesehatan yang sering terjadi pada

masyarakat. Diare juga merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian pada

anak di berbagai Negara (Widoyon, 2011). Diare dapat menyerang semua

kelompok usiaterutama pada anak. Anak lebih rentan mengalami diare, karena

system pertahanan tubuh anak belum sempurna (Soedjas, 2011).

World Health Organization(WHO) (2012), menyatakan bahwa diare merupakan

10 penyakit penyebab kematian. Tahun 2012 terjadi 1,5 juta kematian akibat

diare. Sepanjang tahun 2012, terdapat sekitar 5 juta bayi meninggal pada tahun

pertama kematian. Kematian tersebut disebabkan karena pneumonia (18%),

komplikasi kelahiran praternum(14%) dan diare (12%).

Hasil RISKESDAS (2013), menyatakan bahwa insiden diare pada anak di

Indonesia adalah 6,7%. Lima propinsi dengan insiden diare tertinggi adalah Aceh

(10,2%), Papua (9,6%), DKI Jakarta (8,9%), Sulawesi Selatan (8,1%), dan Banten

(8,0%). Karakteristik diare balita tertinggi terjadi pada kelompok umur 12-23

bulan (7,6%), laki-laki (5,5%), Perempuan (4,9%).


BAB II

KONSEP ASUHAN KEPERAWARATAN KELUARGA

A. KONSEP KELUARGA

1. Pengertian

a. Duvall dan Logan ( 1986 ) :

Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran,

dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya,

dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari

tiap anggota keluarga.

b. Menurut Whall (1986) :

Mendefinisikan keluarga sebagai kelompok yang mengidentifikasikan diri

dengan anggotanya terdiri dari dua individu atau lebih, yang asosiasinya

dicirikan oleh istilah-istilah khusus, yang boleh jadi tidak diikat oleh

hubungan darah atau hukum, tapi yang berfungsi demikian macam

sehingga mereka menganggap diri mereka sebagai sebuah keluarga

c. Departemen Kesehatan RI ( 1988 ) :

Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala

keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat

di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.


2. Tipe Keluarga

a. Tipe Keluarga Tradisional

1) The nuclear family (keluarga inti), keluarga yang terdiri dari suami, istri

dan anak.

2) The dyad family, keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak)

yang hidup bersama dalam satu rumah

3) Keluarga usila, keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua

dengan anak sudah memisahkan diri

4) The childless family, keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan

untuk mendapatkan anak terlambat waktunya, yang disebabkan karena

mengejar karir/pendidikan yang terjadi pada wanita

5) The extended family (keluarga luas/besar), keluarga yang terdiri dari tiga

generasi yang hidup bersama dalam satu rumah seperti nuclear family

disertai : paman, tante, orang tua (kakak-nenek), keponakan, dll).

6) The single-parent family (keluarga duda/janda), keluarga yang terdiri dari

satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal ini terjadi biasanya melalui

proses perceraian, kematian dan ditinggalkan (menyalahi hukum

pernikahan)

7) Commuter family, kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi

salah satu kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja

diluar kota bisa berkumpul pada anggota keluarga pada saat akhir pekan

(week-end).
8) Multigenerational family, keluarga dengan beberapa generasi atau

kelompok umur yang tinggal bersama dalam satu rumah

9) Kin-network family, beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah

atau saling berdekatan dan saling menggunakan barang-barang dan

pelayanan yang sama. Misalnya : dapur, kamar mandi, televisi, telpon, dll).

10) Blended family, keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang

menikah kembali dan membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya

11) The single adult living alone / single-adult family, keluarga yang terdiri

dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau perpisahan

(separasi), seperti : perceraian atau ditinggal mati

b. Tipe Keluarga Non-Tradisional

1) The unmarried teenage mother, keluarga yang terdiri dari orang tua

(terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah

2) The stepparent family, keluarga dengan orangtua tiri

3) Commune family, beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang

tidak ada hubungan saudara, yang hidup bersama dalam satu rumah,

sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama, sosialisasi anak

dengan melalui aktivitas kelompok / membesarkan anak bersama

4) The nonmarital heterosexual cohabiting family, keluarga yang hidup

bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan

5) Gay and lesbian families, seseorang yang mempunyai persamaan sex

hidup bersama sebagaimana pasangan suami-istri (marital partners)


6) Cohabitating couple, orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan

perkawinan karena beberapa alasan tertentu.

7) Group-marriage family, beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-

alat rumah tangga bersama, yang merasa telah saling menikah satu dengan

yang lainnya, berbagi sesuatu, termasuk sexual dan membesarkan anaknya

8) Group network family, keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-

nilai, hidup berdekatan satu sama lain dan saling menggunakan barang-

barang rumah tangga bersama, pelayanan dan bertanggung jawab

membesarkan anaknya

9) Foster family, keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan

keluarga/saudara dalam waktu sementara, pada saat orangtua anak tersebut

perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang

aslinya

10) Homeless family, keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai

perlindungan yang permanen karena krisis personal yang dihubungkan

dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental

11) Gang, sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang muda

yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian,

tetapi berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.


3. Struktur Keluarga

Struktur keluarga dapat menggambarkan bagaimana keluarga

melaksanakan fungsi keluarga dimasyarakat sekitarnya yang diadopsi

Friedman, mengatakan ada empat elemen struktur keluarga, yaitu:.

a. Struktur peran keluarga, menggambarkan peran masing- masing anggota

keluarga dalam keluarga sendiri dan perannya ditingkat masyarakat atau

peran formal dan informal

b. Nilai atau norma keluarga, menggambarkan nilai dan norma keluarga yang

dipelajari dan diyakini oleh keluarga, khususnya yang berhubungan

dengan kesehatan.

c. Pola komunikasi keluarga, menggambarkan bagaimana cara dan pola

komunikasi ayah dan ibu (orangtua), orang tua dengan anak-anak, anak

dengan anggota keluarga lain (pada keluarga besar) dengan keluarga inti.

d. Struktur kekuatan keluarga, merupakan kemampuan diri individu untuk

mengembalikan atau mempengaruhi untuk merubah perilaku orang lain

kearah yang positif.

4. Peran Keluarga

Peran keluarga menggambarkan seperangkat interpersonal, sifat kegiatan

yang berhubungan dengan individu dengan posisi dan situasi tertentu.

Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku

keluarga, kelompok dan masyarakat.. Berbagai peran yang terdapat dalam

keluarga adalah sebagai berikut :


a. Ayah berperan sebagai pencari nafkah, pendidik dan pemberi rasa

aman, sebagai kepala keluarga dan sebagai anggota dan kelompok

sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.

b. Ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh

dan pendidik anak-anaknya, pelindung sebagai salah satu kelompok dalam

peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dan lingkungannya,

disamping itu juga. ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan

dalam keluarganya.

c. Anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat

perkembangannya baik fisik, mental, sosial, spiritual.

5. Tingkatan Keperawatan Keluarga

Ada empat tingkatan keperawatan keluarga, yaitu:

a. Level I

Keluarga menjadi latar belakang individu/anggota keluarga dan fokus

pelayanan keperawatan di tingkat ini adalah individu yang akan dikaji dan

diintervensi.

b. Level II

Keluarga merupakan penjumlahan dari anggota-anggotanya, masalah

kesehatan/keperawatan yang sama dari masing-masing anggota akan

diintervensi bersamaan, masing-masing anggota dilihat sebagai unit yang

terpisah.

c. Level III
Fokus pengkajian dan intervensi keperawatan adalah sub-sistem dalam

keluarga, anggota-anggota keluarga dipandang sebagai unit yang

berinteraksi, fokus intervensi: hubungan ibu dengan anak; hubungan

perkawinan; dll.

d. Level IV

Seluruh keluarga dipandang sebagai klien dan menjadi fokus utama dari

pengkajian dan perawatan, keluarga menjadi fokus dan individu sebagai

latar belakang, keluarga dipandang sebagai interaksional system, fokus

intervensi: dinamika internal keluarga; struktur dan fungsi keluarga;

hubungan sub-sistem keluarga dengan lingkungan luar.

6. Tahap Perkembangan Keluarga

Meskipun setiap keluarga melalui tahapan perkembangannya secara unik,

namun secara umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama yaitu

melalui tahapan sebagai berikut :

a. Tahap I : Pasangan Baru (Keluarga Baru)

 Dimulai saat individu laki-laki atau /perempuan membentuk

keluarga melalui perkawinan

 Meninggalkan keluarga mereka masing- masing

Tugas Perkembangannya :

 Membina hubungan intim yang memuaskan

 Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok sosial

 Mendiskusikan rencana memiliki anak ( KB)


Masalah Kesehatan Yang Muncul :

 Penyesuaian seksual dan peran perkawinan, aspek luas tentang KB,

Penyakit kelamin baik sebelum/sesudah menikah.

 Konsep perkawinan tradisional : dijodohkan,hukum adat

Tugas Perawat :

 Membantu setiap kel utk saling memahami satu sama lain.

b. Tahap II : Keluarga Kelahiran Anak Pertama

 Dimulai dr kelahiran anak pertama hingga bayi berusia 30 bln ( 2,5

tahun ). Klg menanti kelahiran & mengasuh anak.

Tugas Perkembangan Keluarga:

 Persiapan menjadi orang tua

 Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi dan

hubungan seksual

 Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.

Masalah Kesehatan Keluarga :

 Pendidikan maternitas fokus keluarga, perawatan bayi, imunisasi,

konseling perkembangan anak, KB,pengenalan dan penanganan

masalah keshatan fisik secara dini.

 Inaksesibilitas dan ketidakadekuatan fasilitas perawatan ibu dan

anak.

c. Tahap III : Keluarga Anak Usia Pra-Sekolah

Dimulai dengan anak pertama berusia 2,5 - 5 tahun. Keluarga lebih

majemuk dan berbeda.


Tugas Perkembangan Keluarga:

 Memenuh kebutuhan anggota keluarga seperti : tempat tinggal,

privasi dan rasa aman, membantu anak untuk sosialisasi.

 Adaptasi dengan anak yang baru lahir dan kebutuhan anak yang lain

 Mempertahankan hubungan yang sehat in/ekternal keluarga,

pembagian tanggung jawab anggota keluarga

 Stimulasi tumbang anak ( paling repot )

Masalah Kesehatan Keluarga :

 Masalah kesehatan fisik : penyakit menular, jatuh, luka bakar,

keracunan dan kecelakaan dan lain-lain.

d. Tahap IV : Keluarga dengan Anak Sekolah

 Dimulai dengan anak pertama berusia 6-13 tahun

 Keluarga mencapai jumlah anggota yang maksimal ,keluarga sangat

sibuk

 Aktivitas sekolah,anak punya aktivitas masing-masing

 Orang tua berjuang dengan tuntutan ganda : perkembangan anak &

dirinya

 Orang tua belajar menghadapi/membiarkan anak pergi (dengan

teman sebayanya)

 Orang tua mulai merasakan tekanan dari komunitas di luar rumah

(sistem sekolah)

Tugas Perkembangan Keluarga :

 Membantu sosialisasi anak : meningkatak prestasi belajar anak.


 Mepertahankan hubungan perkawinan yang bahagia.

 Memenuhi kebutuhan & biaya kehidupan yg semakin meningkat

termasuk biaya kesehatan.

e. Tahap V : Keluarga dengan Anak Remaja

 Dimulai ketika anak pertama melewati umur 13 tahun-19/20 tahun)

 Tujuan keluarga tahap ini adalah melonggarkan ikatan yg

memungkinkan tanggung jawab dan kebebasan yang lebih optimal

bagi remaja untuk menjadi dewasa muda.

Konflik Perkembangan :

 Otonomi yg meningkat (kebebasan anak remaja)

 Budaya anak remaja (perkembangan dengan teman sebaya)

 Kesenjangan antar generasi (beda nilai-nilai dengan orang tua)

Tugas Perkembangan :

 Menyeimbangkan kebebasan dangan tanggung jawab ketika remaja

menjadi dewasa dan semakin mandiri

 Menfokuskan hubungan perkawinan

 Berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dengan anak anak-

anak

f. Tahap VI : Keluarga Melepas Anak Usia Dewasa Muda

 Dimulai Anak pertama meninggalkan rumah

 Tahap ini bisa singkat bisa lama tergantung jumlah anak (biasa

berlangsung 6 - 7 tahun), faktor ekonomi juga menjadi kendala.

Tugas Perkembangan :
 Memperluas siklus keluarga dengan memasukan anggota keluarga

baru dari perkawianan anak-anaknya.

 Melanjutkan utk memperbarui dan menyesuaikan kembali

hubungan perkawinan

 Membantu orang tua lansia yg sakit-sakitan dari pihak suami

maupun istri.

 Membantu kemandirian keluarga

Masalah Kesehatan :

 Masalah komunikasi anak dengan orang tua (jarak),

 Perawatan usia lanjut, masalah penyakit kronis: Hipertensi,

Kolesterol, Obesitas dan Menopause.

g. Tahap VII : Keluarga Orang Tua Usia Pertengahan

 Dimulai anak terakhir keluar dan berakhir sampai pensiun atau

kematian pasangan.

 Biasanya dimulai saat orang tua berusia 45-55 tahun dan berakhir

saat masuk pensiun 16-18 tahun kemudian

Tugas Perkembangan :

 Menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan

 Mempertahankan hubungan yg memuaskan dan penuh arti dengan

para orang tua lansia, teman sebaya dan anak-anak.

 Memperkokoh hubungan perkawinan

Masalah Kesehatan :
 Kebutuhan Promosi Kesh : istirahat cukup, kegiatan waktu luang

dan tidur, nutrisi, olah raga teratur ,BB harus ideal,no smoking,

pemeriksaan berkala.

 Masalah hubungan perkawinan, komunikasi dengan anak-anak dan

teman sebaya, masalah ketergantungan perawatan diri.

h. Tahap VIII : Keluarga Masa Pensiun dan Lansia

 Dimulai salah satu atau keduanya pensiun sampai salah satu atau

keduanya meninggal.

 Kehilangan yg lazim pada usia ini : ekonomi dan pekerjaan

(pensiun), perumahan ( pindah ikut anak atau panti ) , sosial

( kematian pasangan dan teman-temannya),Kesehatan (penurunan

kemamp fisik )

Tugas Perkembangan :

 Mempertahankan pengaturan hidup yg memuaskan

 Menyesuaikan dengan pendapatan yg menurun

 Mempertahankan hubungan perkawinan

 Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan

 Mempertahankan ikatan keluarga antar generasi

 Meneruskan untuk memahami eksistensi mereka (penelaahan dan

integrasi hidup)
8. Peran Perawat Keluarga

a. Pendidik

Perawat perlu memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar :

 Keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan keluarga

secara mandiri

 Bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga

b. Koordinator

Diperlukan pada perawatan berkelanjutan agar pelayanan yang

komprehensif dapat tercapai. Koordinasi juga sangat diperlukan untuk

mengatur program kegiatan atau terapi dari berbagai disiplin ilmu agar

tidak terjadi tumpang tindih dan pengulangan

c. Pelaksana

Perawat yang bekerja dengan klien dan keluarga baik di rumah, klinik

maupun di rumah sakit bertanggung jawab dalam memberikan perawatan

langsung. Kontak pertama perawat kepada keluarga melalui anggota

keluarga yang sakit. Perawat dapat mendemonstrasikan kepada keluarga

asuhan keperawatan yang diberikan dengan harapan keluarga nanti dapat

melakukan asuhan langsung kepada anggota keluarga yang sakit

d. Pengawas kesehatan

Sebagai pengawas kesehatan, perawat harus melakukan home visite atau

kunjungan rumah yang teratur untuk mengidentifikasi atau melakukan

pengkajian tentang kesehatan keluarga

e. Konsultan
Perawat sebagai narasumber bagi keluarga di dalam mengatasi masalah

kesehatan. Agar keluarga mau meminta nasehat kepada perawat, maka

hubungan perawat-keluarga harus dibina dengan baik, perawat harus

bersikap terbuka dan dapat dipercaya

f. Kolaborasi

Perawat komunitas juga harus bekerja dama dengan pelayanan rumah sakit

atau anggota tim kesehatan yang lain untuk mencapai tahap kesehatan

keluarga yang optimal

g. Fasilitator

Membantu keluarga dalam menghadapi kendala untuk meningkatkan

derajat kesehatannya. Agar dapat melaksanakan peran fasilitator dengan

baik, maka perawat komunitas harus mengetahui sistem pelayanan

kesehatan (sistem rujukan, dana sehat, dan lain-lain)

h. Penemu kasus

Mengidentifikasi masalah kesehatan secara dini, sehingga tidak terjadi

ledakan atau wabah

B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

1. Tahap Pengkajian

Sumber informasi dari tahapan pengkajian dapat menggunakan metode :

a. Wawancara keluarga

b. Observasi fasilitas rumah


c. Pemeriksaan fisik dari anggota keluarga (dari ujung rambut ke ujung

kaki)

d. Data sekunder, seperti contoh : hasil laboratorium, hasil X-Ray, pap

semar dan lain-lain)

Hal-hal yang perlu dikaji dalam keperawatan keluarga adalah :

1. Data Umum

1) Nama kepala keluaga

2) Usia

3) Alamat dan telepon

4) Pekerjaan kepala keluarga

5) Pendidikan kepala keluarga

6) Komposisi keluarga

7) Genogram

8) Tipe Keluarga

9) Suku bangsa

10) Agama

11) Status sosial ekonomi

12) Aktivitas rekreasi keluarga

2. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

1) Tahap perkembangan keluarga saat ini

2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

3) Riwayat keluarga inti saat ini dan sebelumnya

3. Pengkajian Lingkungan
1) Karakteristik rumah

2) Karakteristik tetangga komunitas

3) Mobilitas keluarga

4) Perkumpulan keluarga dari interaksi dengan masyarakat

5) Sistem pendukung keluarga

4. Pengkajian Struktur Keluarga

1) Pola komunikasi keluarga

2) Struktur kekuatan keluarga

3) Struktur peran

4) Nilai atau norma keluarga

5. Fungsi Keluarga

1) Pengkajian Fungsi Afektif

2) Fungsi Sosialisai

3) Fungsi Perawatan Kesehatan

4) Fungsi Reproduksi

5) Fungsi Ekonomi

6. Stress dan Koping Keluarga

1) Stresor jangka pendek dan panjang

2) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stresor

3) Strategi koping konstruktif yang digunakan

4) Strategi adaptasi disfungsional

7. Pemeriksaan Fisik
8. Harapan Keluarga

A. Pemeriksan fisik diare

Konsep Asuhankeperawatan Diare pada AnakKonsep dasar keperawatan

anak meliputi:

1.Pengkajian

a.Identitas klien

b.Identitas orang tua

c.Identitas saudara kandung

2.Keluhan utama

3.Riwayat kesehatan

a.Riwayat kesehatan sekarang

b.Riwayat kesehatan masa lalu(Khusus anak usia 0-5 tahun)

1.Pre natal care

2.Natal

3.Post natal

c.Riwayat kesehatan keluarga

4.Riwayat imunisasi

5.Riwayat tumbuh kembang

a.Pertumbuhan fisik

b.Perkembangan tiap
B. .Riwayat nutrisi

a.Pemberian ASI

b.Pemberian susu formula

c.Pola perubahan nutrisi tiap tahapan usai sampai nutrisi saat ini

7.Riwayat psichososial

a.Tempat tinggal

b.Lingkungan rumah

c.Apakah rumah dekat sekolah dan ada tempat bermain

d.Hubungan antara anggota keluarga

e.Pengasuh anak

8.Riwayat spritural

a.Support system dalam keluarga

b.Kegiatan keagamaan

9.Reaksi hipotalisasi

a.Pemahaman keluarga tentang sakit dan rawat inap

b.Pemahan anak tentang sakit dan rawat inap

10.Aktivitas sehari-hari

a.Nutrisi sebelum sakit dan saat sakit

b.Cairan sebelum sakit dan saat sakit

c.Eliminasi

1.BAB, sebelum sakit dan saat sakit

2.BAK, sebelum sakit dan saat sakit

d.Istirahat / tidur, sebelum sesudah sakit dan saat sakit


e.Olahraga

f.Personal hygiene, sebelum sesudah sakit dan saat sakit

g.Aktivitas / mobilitas fisik

11.Pemeriksaan fisik

a.Keadaan umum klien

b.Tanda-tanda vital

c.Antropometri

d.Sistem pernapasan

e.Sistem kardiovaskuler

f.Sistem pencernaan

C. Sistem indra

1.Mata

2.Hidung

3.Telinga

h.Sistem saraf

1. Fungsi cerebra

2. Fungsi cranial : nervus 1 sampai nervus 12

3.Fungsi motorik

4.Fungsi sensori

5.Reflex bisep

i.Sistem muskulo skeletal

Kepala, vertebra, pelvis, lutut, kaki dan tangan

j.Sistem integument
Rambut, kulit, kuku

k.Sistem endokrin

Kelenjar thyroid dan eksreasi urine

l.Sistem perkemihan

m.Sistem reproduksi

n.Sistem imunisasi

Riwayat alergi

12.Pemeriksaan tingkat perkembangana

.0 –6

Dengan menggunakan DSST

a.Motorik dasar

b.Motorik halus

c.Bahasa

d.Personal sosial.

6 tahun keatasa.Perkembangan kongnitif

b.Perkembangan psikosexsual

c.Perkembangan psicososial
DAFTAR PUSTAKA

Suprajitno. (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakata: EGC.


Long, B. C. (1995).Perawatan medikal bedah. (Essential of medical surgical
nursing), Penerjemah R. karnaen, Syamsunir adam, maria ulfa, hotma
rumahorbo, nurlina supartini, eva berty, eri suhaeri. Bandung: Yayasan
Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Padjajaran
Friedman, M. M. (1998). Keperawatan Keluarga Teori dan Praktek.(Family
nursing teori and practice). Edisi 3. Alih bahasa Ina debora R. L. Jakarta:
EGC
Effendy. N (1998). Dasar- dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat, Edisi 2.
Jakarta; EGC
Carpenito, L. J. (2001). Buku saku diagnosa keperawatan. (Handbook of Nursing
Diagnosis). Edisi 8, Alih bahasa monica Ester. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai